Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut UUD 1945 pasal 1 berbunyi tiap-tiap warga Negara berhak

mendapatkan pengajaran. Berdasarkan pasal ini jelas bahwa semua warga

negara tanpa terkecuali berhak mendapatkan pendidikan. Tujuan utamanya agar

generasi muda penerus bangsa dapat memajukan negara Indonesia ini. Berkaitan

dengan itu, visi Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo memandang

bahwa pendidikan pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya.

Untuk mewujudkan visi ini dibutuhkan dana memadai (aspek kuantitatif) dan

tenaga pendidik yang profesional (aspek kualitatif). Ditinjau dari aspek

kuantitatif, Mendiknas lebih lanjut mewacanakan guru akan makin

dimanusiawikan dengan menaikkan gaji untuk memperbaiki mutu pendidikan

nasional. Dengan kesejahteraan yang terjamin, para guru akan bangga dengan

profesinya, mampu membeli buku, dan mempunyai waktu luang untuk belajar.

Pada prinsipnya, menaikkan anggaran pendidikan selalu disebut sebagai conditio

sine qua non (syarat mutlak).

Namun, pembangunan dalam pendidikan seharusnya tidak dipahami

dari aspek kuantitatif saja, akan tetapi aspek kualitatif juga perlu diperhatikan.

Dalam konteks ini guru adalah jantungnya. Tanpa guru yang profesional

meskipun kebijakan pembaharuan secanggih apapun akan berakhir sia-sia.

Berdasarkan uraian di atas, makalah ini akan membahas bagaimana etika guru

profesional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sesuai denga visi yang
telah ditetapkan. Uraian dalam makalah ini di mulai bagaimana etika guru

profesional terhadap peraturan perundang-undangan, etika guru profesional

terhadap peserta didik, etika guru profesional terhadap pekerjaan, dan diakhiri

dengan menguraikan etika guru profesional terhadap tempat kerjanya

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Kode Etik Profesi Keguruan?

C. Tujuan

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu kata ethos yang berarti

suatu kehendak atau kebiasaan baik yang tetap. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia Etika / moral adalah ajaran tentang baik dan buruk mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.Menurut K. Bertenes, Etika

adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang

dalam mengatur tingkah lakunya. Setiap profesi harus mempunyai kode etik

profesi.Dengan demikian, jabatan dokter, notaris, arsitek, guru, dan lain-lain

yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Sama halnya

dengan kata profesi sendiri, penafsiran tentang kode etik juga belum memiliki

pengertian yang sama. Sebagai contoh, dapat dicantumkan beberapa

pengertian kode etik, antara lain sebagai berikut : Menurut Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jelas menyatakan

bahwa Pegawai Negeri/Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,

tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan. Dalam penjelasan

Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini,

pegawai negeri sispil sebagai aparatur Negara, abdi negara, dan abdi

masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam

melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.


Selanjutnya, dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan

pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

pegawai negeri.Dari urai ini dapat kita simpulkan, bahwa kode etik

merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam

melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari. Dari uraian tersebut

kelihatan, bahwa kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus

diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas

profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi

petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka

melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan

tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka,

melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya

dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

B. Tujuan dan Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi

adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu

sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah Untuk menjunjung

tinggi martabat profesi, Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para

anggotanya, Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi. Adapun

fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan.


2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang

hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah

dibutuhkan dlam berbagai bidang

C. Kode Etik Keguruan yang Menyangkut Hubungan

Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

1. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,

mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi

proses dan hasil pembelajaran.

2. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan

mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan

anggota masyarakat

3. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara

individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran

Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan

Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.

2. Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif

mengenai perkembangan peserta didik.


3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang

bukan orangtua/walinya.

4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi

dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai

kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.

Hubungan Guru dengan Masyarakat :

1. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien

dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.

2. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

3. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat

4. Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan

prestise dan martabat profesinya.

5. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat

berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta

didiknya

6. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai

agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan

masyarakat.
Hubungan Guru dengan seklolah

1. Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.

2. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam

melaksanakan proses pendidikan.

3. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.

4. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

5. Guru menghormati rekan sejawat.

6. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat

7. Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan

dengan standar dan kearifan profesional.

8. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk

tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan

tuntutan profesionalitasnya

Hubungan Guru dengan Profesi :

1. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

2. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan

bidang studi yang diajarkan.

3. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya


4. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam

menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas

konsekuensiinya.

5. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif

individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.

6. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan

merendahkan martabat profesionalnya.

7. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat

mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya

D. Kode Etik dalam Penerapan di bidang Teknik Elektronika

Dalam penerapan bagi guru Elektronika, tak ada bedanya dengan penerapan

bagi guru lainnya dalam hal kode etik. Contohnya : Guru tidak boleh

menggunakan hubungan dan tindakan profesionallnya kepada peserta didik

dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan

agama, Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa

mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada

umumnya, Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta

didiknya kepada masyarakat, Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau

bertindak yang langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik

dengan sejawat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian makalah diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,

yaitu:

1. Kode Etik Guru merupakan aturan tata-susila keguruan yang mengatur asas

dan sikap profesionalisme seorang guru.

2. Tujuan dibentuknya kode etik guru adalah sebagai pelindung dan pengwasan

terhadap kinerja guru diIndonesia.

3. Isi kode etik guru terkait dengan bagaimana seorang guru bertindak dan

berperilaku didalam kelas.

4. Aturan yang terdapat dalam Kode Etik Guru dirumuskan oleh PGRI dan para

guru di Indonesia

5. Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena dengan kode

etik perkembangan profesi keguruan akan semakin terarah dan sistematis.

Sebagaimana profesi lain yang sudah dilandasi oleh kekuatan lembaganya

masing-masing.

B. Saran

1. Dengan adanya kode etik, diharapkan perbaikan sistem pendidikan dan


perlindungan profesi lebih ditingkatkan oleh pemerintah sebagai pusat dar
segala pengesahan kebijakan.
2. Dengan berlakunya kode etik, seharusnya tidak ada lagi kasus-kasus
pelanggaran kode etik sehingga guru juga harus berusaha keras memahami
makna kode etik yang sebenarnya.

3. Kasus-kasus pelanggaran kode etik keguruan yang telah ada dijadikan sebagai
pedoman dan refleksi pada setiap pelaku pendidikan sebagai bahan
instrospeksi ke arah profesionalisme yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Makalah Profesi Kependidikan Kode Etik Guru dan Perkembangan Peranan Ke

Profesi Di Indonesia. Universitas Sriwijaya.

Makalah Kode Etik Keguruan


http://pengertian.blogspot.com/2013/06/kode-etik-guru.html, Diakses tanggal 8
Agustus2017

Anda mungkin juga menyukai