Anda di halaman 1dari 115

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN

INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET REMAJA


AKHIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:
YUNIAR RACHDIANTI
NIM: 205070000521

FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011

i
Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan
Internet Remaja Akhir

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
YUNIAR RACHDIANTI
NIM : 205070000521

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si Solicha, M.Si


NIP. 19620724198902001 NIP. 197204151999032001

FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas


Penggunaan Internet Remaja Akhir telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Psikologi Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 4 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/


Sekretaris merangkap anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si


NIP. 130 885 522 NIP. 1956 1223 198303 2001

Anggota:

Miftahuddin, M.Si
NIP. 197303172006041001

Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si Solicha, M.Si


NIP. 19620724198902001 NIP. 197204151999032001

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yuniar Rachdianti


NIM : 205070000521

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Antara Self-Control
Dengan Intensitas Penggunaan Remaja Akhir adalah benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.
Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan
sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang
jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang
lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Juni 2011

Yuniar Rachdianti
NIM : 205070000521

iv
ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi


(B) 2011
(C) Yuniar Rachdianti
(D) Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja
Akhir
(E) 78 halaman + lampiran
(F) Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang
mengikuti kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi
yang serba praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang
disebut internet. Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak
kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa
menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat
diperoleh dari internet tersebut, mulai dari informasi mengenai pendidikan dan
ilmu pengetahuan, kesehatan, olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain
sebagainya. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu
mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu sifat
kepribadian kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah
sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki
kontrol diri yang rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja
akhir.
Internet dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara
komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi
data dan informasi. Adapun tipe-tipe pengguna internet berdasarkan lama waktu
yang digunakan adalah sbb; pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang
menggunakan internet selama lebih dari 40 jam/bulan, pengguna sedang (medium
users), yaitu individu yang menggunakan internet 10-40 jam per/bulan, dan
pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak
lebih dari 10 jam/bulan. Self-control adalah kemampuan untuk membimbing
tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls
atau tingkah laku impulsif. Adapun aspek-aspek self-control yaitu behavioral
control, cognitive control, decisional control, informational control, dan
retrospective control.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah item yang
valid untuk skala self-control adalah 31 item dengan reliabilitas sebesar 0,7959,
sedangkan jumlah item untuk skala intensitas penggunaan internet adalah 6 item
dengan reliabilitas sebesar 0,6822.

v
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis statistic korelasi
product moment. Didapatkan hasil r hitung -0.465, hal ini menunjukkan bahwa
ada hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan intensitas
penggunaan internet. Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa
semakin tinggi self-control maka semakin rendah intensitas penggunaan
internetnya. Self-control memberikan sumbangan efektif sebesar 35% terhadap
intensitas penggunaan internet.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat menghubungkan faktor atau
aspek-aspek psikologis lainnya yang lebih berpengaruh terhadap intensitas
penggunaan internet seperti self-regulation, kebutuhan berafiliasi, relasi atau
hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain.

Kata kunci : self-control, intensitas penggunaan internet, remaja akhir

(G) Daftar bacaan: 34 bacaan (1973-2009)

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas
Penggunaan Internet Remaja Akhir. Salawat serta salam semoga tetap Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita
dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D,
seluruh dosen dan seluruh staf karyawan fakultas yang telah banyak membantu
dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen
pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti
dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
maksimal.

3. Ibu Solicha, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan, dan masukan yang teramat bermanfaat dalam penyelesaian penelitian
ini.

4. Kedua orangtuaku Bapak Suyadi dan Ibu Sri Yuliati serta kedua adikku Yudhi
Lestari dan Triyo Saputro, terima kasih atas semua dukungan, sumber inspirasi dan
semangat yang telah kalian berikan kepada peneliti untuk selalu meneruskan
perjuangan ini agar mencapai yang terbaik.

5. Para mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi yang telah memberikan bantuan bagi


peneliti dalam memperoleh data-data penelitian.

6. Pak Chaidir dan Pak Badawi pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi atas segala
bantuan selama penulis menuntut ilmu.

7. Teman-teman Fakultas Psikologi Non-Reguler Angkatan 2005, terima kasih atas


dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada peneliti.

vii
8. Ady Waskito, S.Psi, yang telah menyediakan waktunya untuk sharing dengan
peneliti, serta teman-temanku (Retno, Nida, Desi, Dita, Loli, mbak Dimar, Dimas,
Teguh, Isni, Fahri, Bayu, Eka, Topik) yang telah memberikan dukungan dan saran
kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari dengan segala semua kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian skripsi ini dapat
bermanfaat sebagai mana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri.

Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah
membantu penyelesaian skripsi. Wassalam.

Jakarta, Juni 2011

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
ABSTRAKSI ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Masalah.................................................................................. 8
1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................... 8
1.2.2 Perumusan Masalah ..................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................... 9
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................ 10

BAB 2 KAJIAN TEORI ............................................................................. 12


2.1 Intensitas Penggunaan Internet ............................................... 12
2.1.1 Definisi Intensitas Penggunaan Internet........................ 12
2.1.2 Sejarah Internet ........................................................... 14
2.1.3 Jenis-jenis Fasilitas Internet ......................................... 15
2.1.4 Waktu Penggunaan Internet ........................................ 16
2.1.5 Intensitas Penggunaan Internet Pada Remaja ............... 18
2.2 Self-Control............................................................................ 19
2.2.1 Pengertian Self-Control ................................................ 19
2.2.2 Aspek-aspek Self-Control............................................. 20
2.2.3 Fungsi Self-Control . .. 22
2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self-Control .......... 23
ix
2.2.5 Self-control Pada Remaja ............................................. 25
2.2.6 Tugas Perkembangan Remaja .......................................29
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................. 32
2.4 Perumusan Hipotesis .............................................................. 36

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 38


3.1 Pendekatan Penelitian .............................................................. 38
3.2 Variabel Penelitian ................................................................. 39
3.2.1 Identifikasi Variabel..................................................... 39
3.2.2 Definisi Konseptual Variabel 39
3.2.3 Definisi Operasional Variabel .....................................40
3.3 Populasi dan Sampel............................................................... 40
3.3.1 Populasi ........................................................................ 40
3.3.2 Sampel..........................................................................41
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................41
3.4 Pengumpulan Data ................................................................. 42
3.4.1 Alat Ukur Penelitian ..................................................... 42
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ................. 47
3.5.1 Uji Validitas..................................................................47
3.5.2 Uji Reliabilitas ............................................................. 47
3.5.3 Hasil Uji Coba Alat Ukur............................................. 47
3.6 Teknik Analisis Data .. 49
3.7 Prosedur Penelitian . 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................... 51


4.1 Gambaran Umum Responden penelitian .................................. 51
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 51
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ..................... 51
4.2 Deskripsi Data ........................................................................ 52
4.2.1 Kategorisasi Self-Control ............................................... 52
4.2.2 Kategorisasi Intensitas Penggunaan Internet .................. 52

x
4.3 Hasil Uji Statistik ..................................................................... 54
4.3.1 Hasil Uji t ...................................................................... 54
4.3.2 Hasil Uji Anova .............................................................. 55
4.4 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 56
4.5 Hasil Uji Regresi ...................................................................... 58

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI & SARAN . 69


5.1 Kesimpulan ............................................................................. 69
5.2 Diskusi .................................................................................... 71
5.3 Saran ....................................................................................... 74
5.3.1 Saran Teoritis ................................................................ 74
5.3.2 Saran Praktis .................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Skor Untuk Pernyataan ........................................................................ 42

Tabel 3.2 : Blue Print Skala Self-control ................................................................ 43

Tabel 3.3 : Penskoran Skala Intensitas Penggunaan Internet .................................. 45

Tabel 3.4 : Blue Print Skala Intensitas Penggunaan Internet ................................... 45

Tabel 3.5 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .......................................................... 46

Tabel 3.6 : Blue Print Setelah Try Out Skala Self-control ...................................... 47

Tabel 4.1 : Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 51

Tabel 4.2 : Gambaran Responden Berdasarkan Usia ................................................. 51

Tabel 4.3 : Descriptive Statistics ............................................................................ 52

Tabel 4.4 : Tabel Kategori Self-control ..................................................................... 52

Tabel 4.5 : Norma Skor Intensitas Penggunaan Internet ........................................... 53

Tabel 4.6 : Group Statistics ....................................................................................54

Tabel 4.7 : Independent Samples Test .................................................................... 54

Tabel 4.8 : Anova Intensitas Penggunaan Internet .................................................... 55

Tabel 4.9 : Correlations ......................................................................................... 57

Tabel 4.10 : Hasil Uji Regresi Model Summary...................................................... 58

Tabel 4.11 : Hasil Uji Regresi Anova (b)................................................................... 59

Tabel 4.12 : Hasil Uji Regresi Coefficients (a) .......................................................60

Tabel 4.13 : Proporsi Varian Pada Aspek-aspek Self-control ..................................60

Tabel 4.14 : Model Summary Behavioral control....................................................... 61

Tabel 4.15 : Model Summary Cognitive control......................................................... 62

Tabel 4.16 : Model Summary Decisional control........................................................ 63

xii
Tabel 4.17 : Model Summary Informational control................................................... 63

Tabel 4.18 : Model Summary Retrospective control................................................... 64

Tabel 4.19 : Model Summary Jenis Kelamin.............................................................. 65

Tabel 4.20 : Model Summary Usia............................................................................... 66

Tabel 4.21 : Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Self-Control........................... 66

xiii
xiv
1 1 1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti

kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba

praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet.

Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak

sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk

berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut,

mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan,

olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya.

Menurut Catur (2009), rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di

bawah 30 tahun. Artinya, sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah,

yang masih muda, yang mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi

yang ada. Di kalangan remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti:

e-mail, browsing, chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan

hampir 30 persen pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja

berusia 15-24 tahun. Memang kebanyakan penggunaan internet oleh remaja, baru

sebatas penerimaan/pengiriman e-mail dan chatting. Karena itu, internet sudah bukan

lagi barang yang asing. Dengan bermunculannya warnet (warung internet) yang

menyediakan jasa pelayaran akses internet, atau dengan perangkat bergerak semacam

PDA, Blackberry, atau Smartphone mereka dapat mengakses internet dengan mudah.

Hal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan karena mereka dapat

memperoleh informasi untuk memperluas wawasan dalam berbagai bidang.


2

Para pengguna internet khususnya remaja menggunakan internet untuk berbagai

macam hal, misalnya saja untuk keperluan proses belajar mengajar, bermain game-

online, chatting, atau yang sekarang lagi trend adalah membuka facebook. Menurut Dj

(2008), hasil survey yang dikeluarkan oleh Pew Internet dan American Life Project

yang bermarkas di Washington Pew Research Center, menemukan delapan puluh satu

persen warga Amerika yang berumur 18 dan 29 tahun bermain video games.

Kecenderungan bermain video games lebih dimiliki oleh laki-laki dibanding

perempuan, hasil survey Pew menemukan perbandingan 55% berbanding 50%.

Pengguna internet secara signifikan lebih cenderung untuk bermain games jika

dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan internet, penelitian ini juga

menemukan bahwa 64% dari pengguna internet bermain games sedangkan mereka

yang tidak hanya 20%. Pew melaporkan bahwa data yang diperoleh tentang remaja

didasari dari hasil survey dari 1.102 remaja yang dilakukan antara November 2007

dan Februari 2008.

Menurut Christin (2008), di bidang pendidikan, penggunaan internet dapat

membawa perubahan. Sebelum adanya internet, masyarakat Indonesia terutama

kalangan akademisi tidak mudah mencari sumber informasi. Walaupun berbagai buku

maupun jurnal banyak terdapat di perpustakaan namun belum tentu hal tersebut sesuai

dengan kebutuhan. Kehadiran internet telah mempermudah seseorang untuk

mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan, dimana pun orang tersebut berada

(nasional dan mancanegara).

Sedangkan menurut Chaplin (2008), dalam perkembangannya internet memiliki

peranan penting dalam dunia pendidikan. Komputer dapat digunakan sebagai media

tutorial. Alat peraga dan alat uji yang dapat sangat membantu dalam proses belajar-

mengajar. Bahkan dengan adanya media internet semua terasa lebih mudah.
3

Kemudian menurut Checep (2008), dalam proses belajar mengajar menggunakan

internet itu disebut dengan E-Learning. E-Learning secara harfiah merupakan

akronim dari E and Learning. E = electronic sedang Learning = proses belajar, jadi

E-Learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik, menggunakan media

elektronik, internet, komputer dan file multimedia (suara, gambar, animasi dan video).

Sejak internet ditemukan, kehidupan berubah. Sistem komunikasi hingga

hubungan sosial ikut bergeser. Bila dulu komunikasi tatap muka (face to face), kini

orang bergaul melalui jejaring dunia maya. Terakhir melalui Facebook (FB), yang

menawarkan pertemanan gaya baru. Dari keseluruhan situs di dunia, Facebook (FB)

menempati peringkat kelima yang paling sering diakses setelah Yahoo, Google,

Youtube, dan Windows Live. Data ComScore, Mei, 2008, menyebutkan bahwa situs

ini telah digunakan oleh 123,9 juta orang dari seluruh jagad ini. Sejak resmi

ditemukan dan diluncurkan oleh remaja bernama Mark Zuckerberg tahun 2004 lalu,

FB terus menebar virus jejaring sosial virtual di seluruh penjuru dunia, termasuk

Indonesia. Akhirnya jutaan orang merasa menemukan bentuk sosialisasi baru yang

terkesan nyata (Pocket CBN, 2009).

Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum, selain di rumah

maupun di sekolah. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan internet

termasuk perpustakaan, dan internet cafe/warnet (warung internet). Terdapat juga

toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu

membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk

mendapatkan akses internet.

Lewat internet inilah kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan untuk berbagai

kebutuhan, seperti mengirim pesan dengan mudah, cepat dan gratis lewat email,

berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh lewat chatting, bisa


4

mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa kita cari hanya lewat mesin

pencari seperti google, ataupun yahoo (Team Cyber, 2008).

Menurut Shafirashastrispasa (2008), keberadaan internet memberi dampak positif

bagi seluruh masyarakat pengguna internet termasuk remaja. Dengan menggunakan

internet, mereka bisa dengan cepat mendapatkan informasi/referensi, mencari tugas-

tugas kuliah atau tugas sekolah, mengirim email, menambah wawasan, sebagai media

komunikasi jarak jauh, memperluas pergaulan, dan juga sebagai tempat penjualan

barang dan jasa. Selain dampak positif, internet juga bisa memberi dampak negatif

bagi kalangan masyarakat khususnya remaja. Misalnya para remaja membuka situs-

situs porno di internet. Ini merupakan salah satu perilaku menyimpang yang dilakukan

oleh para remaja. Disana mereka bisa melihat gambar-gambar porno, adegan-adegan

yang bisa menggoyahkan iman manusia, dan itu semua dapat merusak moral para

remaja yang merupakan generasi penerus bangsa. Selain itu juga ada situs-situs yang

memunculkan tindakan-tindakan kekerasan, dan kecenderungan munculnya

kecanduan pada internet. Oleh sebab itu, internet bisa berdampak positif dan juga

negatif tergantung bagaimana cara kita menggunakannya.

Hasil penelitian dari Latifah (2004) tentang pengguna internet ,mengungkapkan

bahwa perilaku individu yang berinternet;

1. Log-on lebih dari lima kali sebulan, antara pukul 12-18 WIB selama 91-120

menit, menghabiskan Rp. 5000,- hingga Rp. 10.000,- untuk tiap kali on-line. Log-

on lebih sering seorang diri untuk mencari informasi atau hiburan, rela tidak

makan / minum manakala log-on.

2. Fasilitas searching (dimanfaatkan untuk mencari tugas sekolah/kuliah) dan

browsing paling sering digunakan. Menggunakan e-mail tiga sampai enam (3-6)

kali per bulan dengan kurang dari 10 buah surat masuk tiap harinya. Chatting
5

dengan lawan jenis 30-60 menit dengan topik humor atau hobi tertentu. Ungkapan

jujur dan data diri asli masih dilakukan para chatter.

3. Di kehidupan sehari-hari meluangkan waktu untuk sahabat dan lingkungan

kampusnya. Memiliki dua sampai empat orang teman akrab untuk tertawa

bersama atau mencurahkan isi hati satu sampai dua jam per harinya. Netters

(pengguna internet) datang ke pesta satu kali dalam tiap bulan dan terakhir kali

menghadiri pesta rata-rata sudah lebih dari satu bulan yang lalu.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa:

Perilaku individu yang derajat kecanduan internetnya tinggi;

1. Log-on selalu lebih dari lima kali per bulan, pukul 15-18 WIB selama lebih dari

180 menit, dapat menghabiskan uang lebih dari Rp. 25.000,- tiap on-line di warnet

yang memiliki fasilitas komputer canggih dan mengutamakan kenyamanan. Log-

on dapat dilakukan seorang diri ataupun bersama sahabat untuk mencari hiburan

(dapat berupa situs erotik) atau informasi (pendidikan, olahraga) dan sering

menggunakan waktu tidur.

2. Fasilitas browsing (situs hiburan, erotik) dan chatting paling digemari, sedangkan

fasilitas searching digunakan untuk mencari tugas sekolah/kuliah. E-mail

digunakan sekitar tiga sampai enam (3-6) kali per bulan, bahkan dapat lebih dari

15 kali per bulan dengan jumlah surat yang masuk bervariasi (terkadang kurang

dari 10, tapi dapat juga lebih dari 100 per harinya). Chatting dengan lawan jenis

selama sekitar satu sampai lima (1-5) jam atau bahkan lebih dari lima jam dengan

topik hobi tertentu, humor dan erotik. Sering memalsukan identitas diri dan

berbohong di chat-room adalah hal yang lumrah dilakukan.


6

3. Dalam kehidupan sehari-hari meluangkan waktu untuk sahabat dan lingkungan

kampus dengan jumlah waktu yang bervariasi, sering tertawa bersama dan curhat

namun kurang dapat mengungkapkan ekspresi negatif. Datang ke pesta satu atau

dua kali sebulan dan terakhir ke pesta rata-rata sudah satu bulan yang lalu.

Beberapa fenomena di lapangan menunjukkan banyaknya para remaja yang

sering menggunakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi apa pun, bermain

game-online ataupun sekedar untuk chatting. Para remaja tersebut bisa berlama-lama

untuk menghabiskan waktunya untuk bermain internet. Remaja tersebut rela

menghabiskan uang mereka demi kepuasan untuk bermain internet. Mereka tidak bisa

mengendalikan atau mengontrol dirinya dengan baik, padahal mereka sadar apa yang

mereka lakukan adalah sebuah kesalahan. Sebagian individu juga menggunakan

internet hanya untuk mencari tugas, mencari referensi untuk bahan skripsi, mengirim

email, dan lain-lain, mereka biasanya mempunyai budget khusus untuk menggunakan

internet.

Menurut Cheekychicks (2007), dalam menggunakan internet, individu seharusnya

mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan. Kepuasan yang didapat oleh

khalayak (para remaja) ketika menggunakan internet adalah pemenuhan kepuasan

pengetahuan, kegunaan, kesenangan. Intensitas penggunaan berhubungan sangat

nyata dengan pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan dan kegunaan, hubungan

bermakna tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi intensitas penggunaan

internet maka pemenuhan kepuasan akan pengetahuan, kesenangan, kegunaan pribadi

semakin terpenuhi. Semakin tinggi pula pemenuhan akan pengetahuan dan kepuasan.

Menurut Ghufron (2004), setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat

membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu
7

sifat kepribadian kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah

sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki

kontrol diri yang rendah. Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas

pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu

melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu

untuk bertindak. Semakin intens, pengendalian tingkah laku, semakin tinggi pula

kontrol diri seseorang.

Program Meditasi Indonesia (2009) mengatakan, bahwa kontrol diri merupakan

salah satu aspek psikologi yang selalu berkembang sejak kanak-kanak hingga dewasa.

Seorang anak pada umumnya masih belum mempunyai kontrol diri yang baik,

sehingga apa saja yang diinginkan, apa saja yang dipikirkan, dan apa saja yang di

dalam hati, semuanya diekspresikan keluar secara spontan. Ketika menginjak masa

remaja, kemampuan mengontrol diri ini sangat diperlukan, karena dorongan-dorongan

dan nafsu-nafsu keinginannya semakin menggejolak. Terutama dorongan seksual dan

dorongan agresif, jika seorang remaja tidak mempunyai kontrol diri yang baik, maka

dia akan dikuasai oleh dorongan-dorongan ini, sehingga akibatnya timbullah beraneka

ragam macam bentuk kenakalan remaja, misalnya perkelahian, hamil sebelum nikah

dan sebagainya. Kontrol diri ini kalau tidak berkembang dengan baik akan

menghambat proses pendewasaan seseorang, karena salah satu indikasi dari taraf

kedewasaan seseorang adalah sejauh mana kemampuannya mengontrol diri sendiri.

Semakin bertambah dewasa seseorang, maka seharusnya semakin pandai dia

menguasai dan mengendalikan dirinya sendiri.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan, bahwa kemampuan mengontrol diri

memungkinkan seseorang untuk berperilaku lebih terarah dan dapat menyalurkan

dorongan dari dalam dirinya secara benar dan tidak menyimpang dari norma dan
8

aturan yang berlaku di masyarakat. Dalam kaitan dengan remaja, kemampuan

mengontrol diri dapat membantu remaja mengendalikan diri dan mengatur

perilakunya sehingga mencegah mereka dari perbuatan menyimpang. Jadi, untuk

dapat mengatasi masalahnya, salah satu kunci pokoknya adalah remaja harus belajar

mengontrol diri terhadap perilaku yang dapat mengarah pada konsekuensi negatif

serta harus belajar mengendalikan emosi dalam dirinya.

Bila mengacu penjelasan sebelumnya, self-control dapat mempengaruhi tindakan

seseorang baik dalam tingkah laku ataupun kondisi emosi. Berdasarkan fenomena

tersebut, membuat penulis tertarik ingin meneliti apakah ada hubungan antara self-

control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu permasalahan hanya dibatasi pada:

1. Self-control yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk

membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi

impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Self-control ini meliputi behavioral

control, cognitive control, decisional control, informational control dan

retrospective control.

2. Intensitas penggunaan internet dalam penelitian ini adalah frekuensi dan durasi

penggunaan internet yang dilakukan dalam kurun waktu 1 (satu) minggu oleh

remaja. Penggunaan internet ini meliputi kegiatan fun (bersenang-senang) dan

kegiatan yang bersifat knowledge (pendidikan).

3. Remaja yang dijadikan objek penelitian adalah remaja akhir yang berumur 18

sampai 22 tahun.
9

1.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan yaitu:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir?

6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir?

7. Apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir?

8. Apakah ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan

internet remaja akhir?

1.4 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan penelitian

yang dilakukan ini. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara self-control dan aspeknya yaitu behavioral control,

cognitive control, decisional control, informational control, dan retrospective control,


10

jenis kelamin, usia dengan intensitas penggunaan internet, serta melihat seberapa

besar pengaruh self-control dan aspeknya (behavioral control, cognitive control,

decisional control, informational control, retrospective control, jenis kelamin, usia)

dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Menjadi masukan dalam pengembangan teori mengenai self-control dan intensitas

penggunaan internet sehingga khazanah psikologi menjadi lebih berkembang, dan

dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian mengenai pengguna internet.

2. Manfaat praktis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

masyarakat mengenai gambaran individu pengguna internet serta mengetahui sisi lain

dari penggunaan internet sebagai hasil kemajuan teknologi.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan

masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 Kajian Teori

Berisi uraian mengenai teori-teori intensitas penggunaan

internet, self-control dan remaja akhir, kerangka berpikir, dan


11

hipotesis. Teori intensitas penggunaan internet terdiri dari

pengertian intensitas penggunaan internet, sejarah internet,

jenis-jenis fasilitas internet, waktu penggunaan internet, dan

intensitas penggunaan internet pada remaja. Teori self-control

mencakup pengertian self-control, aspek-aspek self-control,

fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi pengendalian

diri (self-control), self-control pada remaja, dan tugas

perkembangan remaja.

BAB 3 Metode Penelitian

Berisi uraian mengenai pendekatan penelitian, variabel

penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional,

populasi dan sampel, teknik pengambilan sample, pengumpulan

data, uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian, teknik

analisa data, dan prosedur penelitian.

BAB 4 Hasil Penelitian

Berisi uraian mengenai gambaran umum responden penelitian,

deskripsi data, uji persyaratan, kategorisasi, serta pengujian

hipotesis, dan hasil uji regresi.

BAB 5 Kesimpulan, diskusi dan saran.


12 12

BAB 2
KAJIAN TEORI

Pada bab II ini dibahas pengertian internet, intensitas penggunaan internet yang

dilanjutkan dengan pembahasan tentang self-control. Bab ini juga menjelaskan

kerangka berpikir dan hipotesis.

2.1 Intensitas penggunaan internet

Dalam intensitas penggunaan internet ini dibahas tentang definisi intensitas

penggunaan internet, sejarah internet, jenis-jenis fasilitas internet, waktu penggunaan

internet, dan intensitas penggunaan internet pada remaja.

2.1.1 Definisi intensitas penggunaan internet

Intensitas penggunaan internet terdiri atas tiga kata, yaitu intensitas, penggunaan, dan

internet yang akan dijelaskan satu persatu.

Menurut Chaplin (2006), dikatakan bahwa intensitas adalah kekuatan yang

mendukung suatu pendapat atau suatu sikap. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2007), intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran

intensnya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Daryanto, 1997), penggunaan

adalah proses atau perbuatan cara mempergunakan sesuatu.

Sedangkan Internet (Interconnected Network) adalah kumpulan jaringan

komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Internet juga dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara

komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data

dan informasi (Priyatno, 2009). Menurut Team Cyber (2008), definisi internet adalah
13

kumpulan dari berbagai macam jaringan komputer dan bersama-sama membentuk

suatu jaringan besar.

Sedangkan definisi internet menurut MADCOMS (2008), adalah hubungan antara

satu komputer dengan komputer yang lain dalam jumlah banyak. Kemudian menurut

Marietta Tretter (1995), bahwa internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan

komputer besar dan kecil yang saling bersambungan menggunakan jaringan

komunikasi yang ada di seluruh dunia. Menurut Mac Bride (1995), internet adalah

jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan

komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun

swasta). Secara individual, jaringan komponennya dikelola oleh agen-agen

pemerintah, universitas, organisasi komersial, maupun sukarelawan.

Menurut Ellsworth dan Ellsworth (dalam Abrar, 2003), internet adalah jaringan

besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia melalui

saluran telepon, satelit dan sistem telekomunikasi lainnya. Kalau individu mengakses

internet, maka sesungguhnya dia mengakses sebuah jaringan besar yang dibentuk oleh

interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia. Tidak heran bila dia bisa

memperoleh banyak informasi dalam waktu yang singkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi intensitas penggunaan internet adalah

seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa lama dalam menggunakan atau

mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan

jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi.
14

2.1.2 Sejarah Internet

Internet bukanlah satu fenomena baru. Jaringan ini dikembangkan oleh beberapa

komputer mainframe yang dihubungkan bersama-sama dalam tahun 1960an sebagai

proyek Agensi Projek Penyelidikan Termaju (ARPA) oleh Departemen Pertahanan

Amerika Serikat. Tujuan awal dari pembentukan jaringan ini adalah untuk

menghasilkan satu jaringan yang membolehkan proses pemindahan, pengambilan data

yang terhubung diantara komputer satu dengan komputer lain yang terletak ditempat-

tempat yang berbeda melalui beberapa jalur komunikasi yang berlainan. Karena itu,

fungsi komputer dibuat bentuk dalam kondisi tidak terpusat supaya tidak ada satu

bagian atau kawasan khusus yang dimusnahkan ketika keadaan sedang perang,

sehingga apabila salah satu pusat pengendali komputer hancur tidak akan

menghancurkan system komputer yang lain. Dalam tahun-tahun berikutnya berbagai

macam jaringan komputer dihubungkan kepada ARPANET dan keseluruhan jaringan

tersebut membentuk internet.

Lewat internet inilah kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan untuk berbagai

kebutuhan, seperti mengirim pesan dengan mudah, cepat dan gratis lewat email,

berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh lewat chating ataupun blog,

bisa mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa dicari hanya lewat mesin

pencari seperti google, ataupun yahoo.

2.1.3 Jenis-jenis fasilitas internet

Internet mempunyai beberapa fasilitas-fasilitas yang menarik, diantaranya:

a. World Wibe Web (www)


15

World Wibe Web adalah layanan untuk menjelajah dan melihat-lihat halaman web

(browsing). Dengan adanya layanan ini memungkinkan kita untuk mencari informasi,

data, pengetahuan, mencari situs, download dan lain-lain (Priyatno, 2009).

Sedangkan menurut Team Cyber (2008), www adalah layanan yang paling sering

digunakan dan memiliki perkembangan yang sangat cepat karena dengan layanan ini

kita bisa menerima informasi dalam berbagai format (multimedia).

b. Email (electronic mail)

Email adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet. E-mail atau surat

elektronik adalah surat melalui media elektronik. Melalui surat elektronik kita dapat

mengirim surat elektronik, baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang

dikirimkan dari satu alamat surat elektronik ke alamat lain di jaringan internet

(MADCOMS, 2008).

Menurut Team Cyber (2008), email adalah surat elektronik yang memungkinkan kita

untuk mengirim dan menerima pesan secara elektronik ke segala penjuru dunia yang

memiliki jaringan internet. Dengan email maka kita dapat mengirim pesan dan orang

yang menerima email kita dapat menerima email kita dalam waktu yang hampir

bersamaan. Dengan demikian email lebih efisien daripada berkirim pesan dengan

metode konvensional seperti berkirim surat melalui pos atau kurir yang membutuhkan

waktu mulai dari beberapa jam hingga berminggu-minggu atau bahkan hingga

berbulan-bulan.

c. Chat

Chat adalah komunikasi dengan orang lain secara realtime atau tanpa waktu jeda

dengan mengetikkan kata-kata, menyisipkan simbol, atau gambar. Dengan adanya

layanan chat memungkinkan kita untuk dapat berkenalan dan berkomunikasi melalui

internet dengan orang-orang yang berada di seluruh dunia (Priyatno, 2009).


16

Chatting dapat dilakukan apabila komputer tersebut sudah terinstal software/program

untuk chatting. Singkatnya, definisi chatting menurut Team Cyber (2008) adalah

suatu fasilitas dalam internet untuk berkomunikasi sesame pemakai internet yang

sedang on-line. Komunikasi dapat berupa teks atau suara (chatting voice).

d. Search Engine (Mesin Pencari)

Search Engine adalah website yang menyediakan layanan untuk mencari situs,

gambar, foto dan sebagainya dengan cepat. Terdapat banyak website pencari di

internet antara lain Google, Yahoo, MSN Search dan sebagainya (Priyatno, 2009).

Menurut MADCOMS (2008), mesin pencari atau search engine adalah sebuah situs

yang mampu mencari data web dengan kata kunci / tag dengan query tertentu.

e. Facebook

Facebook merupakan website yang berbasis jaringan sosial yang biasa digunakan

untuk mencari teman dan berkomunikasi melalui internet. Dengan Facebook kita bisa

saling berkirim pesan, menyimpan foto, dan sebagainya (Priyatno, 2009).

2.1.4 Waktu Penggunaan Internet

Mengenai waktu penggunaan internet ini, SWA-Mark Plus & Co (dalam Abrar, 2003)

berdasarkan temuannya pada 1.100 orang pengguna internet, menggolongkan tipe-tipe

pengguna internet berdasarkan lama waktu yang digunakan, ialah sebagai berikut:

a) Pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan internet selama

lebih dari 40 jam per bulan.

b) Pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang menggunakan internet 10-

40 jam per bulan.

c) Pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak

lebih dari 10 jam perbulan.


17

Intensitas Minggu Bulan Keterangan


Penggunaan Internet
Pengguna Berat >10 jam 40 jam Tinggi

Pengguna Sedang 2,5 jam 10 jam 10 40 jam Sedang

Pengguna Ringan <2,5 jam <10 jam Rendah

Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk

mengetahui intensitas penggunaan internet seseorang, yakni frekuensi internet yang

sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan

oleh pengguna internet.

Menurut Mac Bride (1995), yang dapat dilakukan dengan menggunakan internet

adalah dapat dengan mudah untuk:

a. Mengirimkan surat kepada teman-teman

b. Ikut serta dalam diskusi kelompok komputer

c. Mencari kesenangan khusus (hobi atau obsesi)

d. Men-download file

e. Mencari informasi

f. Mencari di perpustakaan elektronik dengan kata-kata kunci

g. Menonton video klip

h. Mendapatkan berita nasional maupun internasional yang terbaru

i. Ikut main game dengan banyak pemain

2.1.5 Intensitas Penggunaan Internet Pada Remaja

Dalam koran Kompas (Jumat, 20 Maret 2009) terdapat hasil survey tentang

penggunaan internet, yaitu pengguna internet di Indonesia ternyata sebagian besar

cenderung berusia muda. Hasil penelitian Yahoo dan Taylor Nelson Sofres (TNS )
18

Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia

antara 15-19 tahun.

Menurut Subramanian (Kompas, 20 Maret 2009), menyatakan bahwa "dari 2.000

responden yang mengikuti survei tentang penggunaan internet, didapat hasil sebanyak

64 persen adalah anak muda. Sementara pada peringkat dua ditempati oleh

pengguna berusia 20-24 tahun dengan prosentase 42 persen dan urutan terakhir

ditempati usia 45-50 tahun. Tidak hanya itu, masih dari hasil penelitian yang sama, 53

persen dari anak usia 15-19 tersebut ternyata menggunakan mengakses internet dari

warnet.

Menurut Subramanian, hal itu disebabkan oleh mereka mempunyai waktu luang

yang lebih banyak dibanding para pekerja. Dan warnet menjadi pilihan karena belum

banyak masyarakat yang mempunyai internet di rumah. Yang

menarik adalah handphone ataupun PDA manjadi sumber akses internet terbesar

kedua setelah warnet bagi anak usia 15-19 tahun yakni sebesar 19 persen, sedangkan

mengakses di rumah hanya sebesar persen. Mengakses internet di sekolah sebesar 10

persen dan sisanya adalah mengakses menggunakan WiFi dari laptop.

Menurut Subramanian, sementara itu sebesar 83 persen, secara keseluruhan

masyarakat Indonesia masih mengandalkan akses internet melalui warnet.

Lalu, sebanyak 22 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui

handphone atau PDA dan baru 19 persen mengakses internet dari kantor. Sedangkan

yang mengakses internet dari rumah hanya sebesar 16 persen.


19

2.2 Self Control

Dalam self-control ini dibahas tentang pengertian self-control, aspek-aspek dari self-

control, fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi self-control, self-control pada

remaja, dan tugas perkembangan remaja.

2.2.1 Pengertian self control

Dalam Chaplin (2006), dikatakan bahwa self-control adalah kemampuan untuk

membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi

impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Dalam Kartini Kartono (2000). Self-control

atau kontrol diri adalah mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki.

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kontrol diri atau kendali diri adalah

pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang fisiknya, tingkah laku. Dan

proses-proses psikologisnya dengan kata lain sekelompok proses yang mengikat

dirinya. Dalam Goldfried dan Merbaum (1973), self-control adalah proses dimana

seorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur

perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif.

Messina & Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa

pengendalian diri adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan

mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan diri (self-destructive),

perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri (autonomy) atau bebas dari

pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan

perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada

tanggung jawab atas diri pribadi. Menurut Berk (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009),

pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk menahan keinginan atau


20

dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan

norma sosial.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-control

(pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau

keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi

impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada konsekuensi

positif.

2.2.2 Aspek-aspek Self-Control

Menurut Averill (dalam Sarafino, 1994), terdapat lima jenis tipe mengontrol diri,

yaitu :

a) Behavioral control

Berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil tindakan yang konkret untuk

mengurangi dampak stressor. Tindakan tersebut mungkin dapat mengurangi

intensitas peristiwa yang penuh dengan tekanan atau memperpendek jangka

waktu.

Dalam Averill (1973), behavioral control ini diperinci menjadi 2 komponen, yaitu

mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi

stimulus (stimulus modification).

Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk

menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau

sesuatu di luar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan

mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila

tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.


21

Kemampuan memodifikasi stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui

bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada

beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus,

menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang sedang

berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi

intensitasnya.

b) Cognitive control

Merupakan kemampuan untuk menggunakan proses dan strategi yang sudah

dipikirkan untuk mengubah pengaruh stressor. Ini untuk memodifikasi akibat dari

tekanan-tekanan. Strategi tersebut termasuk dalam hal yang berbeda atau fokus

pada kesenangan atau pemikiran yang netral atau membuat sensasi.

Dalam Averill (1973), cognitive control terdiri atas 2 komponen, yaitu

memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal).

Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak

menyenangkan individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai

pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan

menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi

positif secara subjektif.

c) Decisional control

Merupakan kesempatan untuk memilih antara prosedur alternatif atau cara

bertindak. Dalam Averill (1973), decisional control merupakan kemampuan

seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang

diyakini atau disetujuinya. Self-control dalam menentukan pilihan akan berfungsi

baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri

individu untuk memilih berbagai kemungkinan.


22

d) Informational Control

Merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui lebih banyak tentang tekanan-

tekanan, apa saja yang terjadi, mengapa, dan apa konsekuensi selanjutnya.

Informasi kontrol diri dapat mengurangi tekanan dengan meningkatkan

kemampuan individu untuk memprediksikan dan mempersiapkan atas apa yang

akan terjadi dengan mengurangi ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki

seseorang yang tidak terduga.

e) Retrospective Control

Bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan

tekanan-tekanan setelah ini terjadi.

Kelima aspek ini yang digunakan untuk menyusun instrumen self-control.

2.2.3 Fungsi Self-Control (Pengendalian Diri)

Messina dan Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa

pengendalian diri memiliki beberapa fungsi:

a) Membatasi perhatian individu kepada orang lain.

Dengan adanya pengendalian diri, individu akan memberikan perhatian pada

kebutuhan pribadinya pula, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan, kepentingan,

atau keinginan orang lain di lingkungannya. Perhatian yang terlalu banyak pada

kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain akan menyebabkan individu

mengabaikan bahkan melupakan kebutuhan pribadinya.

b) Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya.

Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi aspirasi

dirinya dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain supaya terakomodasi

secara bersama-sama.
23

c) Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif.

Individu yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari berbagai tingkah

laku negatif. Pengendalian diri memiliki arti sebagai kemampuan individu untuk

menahan dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku (negative) yang tidak

sesuai dengan norma sosial.

d) Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.

Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, akan berusaha memenuhi

kebutuhan hidupnya dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin

dipenuhinya. Dalam hal ini, pengendalian diri membantu individu untuk

menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup.

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian Diri (Self-Control)

Menurut Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), ada beberapa sub-faktor

yang mempengaruhi proses pembentukan pengendalian diri (self-control) dalam diri

individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam faktor emotion regulation

(terdiri dari active distraction, passive waiting, information gathering, comfort

seeking, focus on delay object/task, serta peak anger).

Dijelaskan oleh Gilliom bahwa semakin anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan

hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara active

distraction (terdiri dari: anak diajak bermain khayal, mengeksplorasi ruang bermain,

menyalakan-mematikan lampu, diajak bernyanyi, diajak menari, dan sebagainya) serta

dengan cara passive waiting (anak diinstruksikan untuk berdiri ataupun duduk dengan

tenang), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) tidak

mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti,

merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi orang lain (externalizing).


24

Namun, pada saat yang bersamaan, bila anak (pada usia 3 tahun) mampu

mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan

cara passive waiting (menuruti instruksi untuk berdiri atau duduk dengan tenang),

maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu

bekerja sama dengan orang lain dan mematuhi aturan yang ada.

Sementara itu, bila anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan hal-hal yang

menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara membicarakan atau

mendiskusikan sumber perasaan frustrasi, memandang sumber perasaan frustrasi, dan

menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustrasinya, maka semakin

anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu mengendalikan

tingkah laku yang bersifat menyakiti atau merugikan orang lain (externalizing).

Cara focus on delay object/task yang dilakukan oleh anak, apda sisi lain, dapat

menimbulkan efek negatif pada kemampuan pengendalian diri, khususnya pada aspek

cooperation. Artinya, semakin anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan hal-hal yang

menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara focus on delay

object/task (misalnya, dengan membicarakan sumber perasaan frustrasi, memandang

sumber perasaan frustrasi, dan menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri

sumber frustrasinya), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia

sekolah), kurang mau bekerja sama dan kurang menuruti aturan atau instruksi yang

diberikan kepadanya.

Untuk sub faktor information gathering, Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa,

2009), menyatakan bahwa semakin anak (pada usia 3 tahun) mengalihkan hal-hal

yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara information


25

gathering (mencari tahu dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan

sumber perasaan frustrasinya tanpa menyatakan bahwa ia ingin mengakhiri sumber

frustrasinya), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah)

mampu menunjukkan assertiveness-nya kepada orang lain. Dengan kata lain, anak

semakin mampu mengungkapkan keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa

menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain tersebut.

Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain yang turut

mempengaruhi pengendalian diri (self-control) individu. Oleh karena pengendalian

diri merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat

dikatakan bahwa pengendalian diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

membentuk self-regulation. Menurut Papalia et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009),

faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor

proses perhatian dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi negatif. Semakin anak

mampu menyadari emosi negatif yang muncul dalam dirinya dan semakin anak

mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional process), maka anak

semakin mampu menahan dorongan-dorongan dan mengendalikan tingkah lakunya.

2.2.5 Self-Control Pada Remaja

Menurut Rice (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), masa remaja adalah masa peralihan,

ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki

kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja

melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah:

1. Hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan.

Menurut Rice (1999), ada enam aspek yang sedang mengalami perubahan yang

memiliki pengaruh bagi kehidupan masa remaja. Adapun enam aspek tersebut
26

adalah: perubahan dalam penggunaan komputer (computer revolution), perubahan

dalam kehidupan materi (materialistic revolution), perubahan dalam aspek

pendidikan (education revolution), perubahan dalam aspek kehidupan berkeluarga

(family revolution), perubahan dalam aspek kehidupan seks (sexual revolution),

dan peunahan dalam aspek kejahatan atau tindak kriminal yang terjadi (violence

revolution). Dari enam aspek tersebut, aspek-aspek yang perlu dicermati

sehubungan dengan pengendalian diri pada remaja adalah computer revolution,

materialistic revolution, education revolution, sexual revolution, dan violence

revolution.

Perubahan dalam penggunaan komputer (computer revolution), ditandai

dengan adanya fasilitas internet yang tersedia 24 jam sehari, 365 setahun.

Dengan tersedianya fasilitas tersebut remaja sangat diuntungkan. Remaja

dapat memperoleh berbagai pengetahuan atau informasi yang

dibutuhkannya. Namun demikian, bersamaan dengan itu, remaja

mendapatkan dampak negatif dari tersedianya fasilitas internet tersebut.

Menurut McManus (dalam Rice, 1999), ada beberapa efek negatif yang

dialami para remaja akibat cepatnya perubahan dan perkembangan

teknologi internet, yaitu meningkatnya agresivitas dalam kehidupan seks

remaja dan tersitanya sebagian besar waktu remaja untuk bermain

komputer dan menjelajahi internet, sehingga mengakibatkan terisolasinya

hubungan interpersonal remaja dengan lingkungan bahkan dengan orang-

orang terdekat dirumahnya.

Perubahan dalam kehidupan materi (materialistic revolution). Menurut

Rice (1999), kemampuan remaja dalam menghadapi tuntutan kehidupan

materi ini akan mempengaruhi identitas dirinya, yaitu ketika remaja yang
27

merasa kurang mampu menghadapi tuntutan ini akan merasa ditolak oleh

lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, untuk menghadapi kondisi

perubahan kehidupan materi ini, remaja perlu mengendalikan diri dlam

bentuk menunda keinginan sesaat untuk membeli atau mengkonsumsi

berbagai macam barang yang ada disekelilingnya.

Perubahan dalam aspek pendidikan (education revolution). Kemajuan

teknologi dan kehidupan sosial yang semakin kompleks telah

menyebabkan kebutuhan akan pendidikan semakin penting dan

membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan studi

dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Lamanya masa pendidikan

yang harus dijalaninya menjadikan pengendalian diri pada masa remaja

sebagai unsur yang penting. Dengan pengendalian diri yang baik, remaja

diharapkan mampu mengendalikan godaan-godaan yang datang selama

masa studi agar mereka dapat berkonsentrasi penuh pada bidang studinya.

Perubahan dalam kehidupan seks (sexual revolution). Dalam menghadapi

sexual revolution, remaja memerlukan mekanisme pengendalian diri yang

baik. Dalam hal ini, pengendalian diri yang baik, berarti remaja mampu

mengendalikan hasrat seksual dan dorongan biologisnya yang sedang

timbul.

Perubahan dalam bidang kekerasan (violence revolution). Rice (dalam

Singgih D. Gunarsa, 2009), mengemukakan bahwa hal-hal yang termasuk

dalam bidang kekerasan yang dilakukan remaja antara lain adalah

perkosaan, perampokan, pemukulan, pembunuhan, dan perilaku kriminal

seperti penggunaan obat terlarang. Untuk mencegah agar remaja tidak

masuk ke dalam arus perubahan dalam bidang kriminal ini, remaja


28

perlu memiliki kemampuan pengendalian diri yang memadai. Dengan

kemampuan pengendalian diri yang baik, remaja diharapkan mampu

mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan

merugikan orang lain atau mampu mengendalikan serta menahan tingkah

laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial berlaku.

2. Masa Badai dan Tekanan bagi Remaja (Storm & Stress)

Menurut Arnett (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), pentingnya pengendalian diri

bagi remaja, juga didasari oleh fenomena bahwa masa remaja sering kali dikenal

sebagai masa badai dan tekanan. Ada tiga elemen kunci yang termasuk dalam

konsep masa badai dan tekanan ini adalah:

Konflik dengan orangtua, sering sekali diisi dengan permasalahan seputar

larangan-larangan yang berasal dari orangtua kepada remaja.

Gangguan suasana hati, remaja lebih sering mengalami gangguan suasana

hati dibandingkan pada saat masa anak-anak. Menuru Larson & Richards,

remaja memang mengalami suasana hati yang positif. Namun demikian,

bila ditinjau dari frekuensi suasana hati yang timbul, remaja cenderung

lebih sering mengalami suasana hati yang negatif.

Kecenderungan remaja untuk melakukan tingkah laku yang berisiko.

Tingkah laku berisiko didefinisikan sebagai tingkah laku yang secara

potensial dapat menyebabkan celaka atau kesulitan pada orang lain

maupun pada diri sendiri.


29

2.2.6 Tugas Perkembangan Remaja

Istilah adolescence, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,

emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget, bahwa secara

psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat

dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih

tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah

hak (Hurlock, 1980).

Menurut Andi Mappiare (1982), rentangan usia yang biasanya terjadi dalam masa

ini (untuk remaja Indonesia) adalah antara 17 sampai 21 tahun bagi wanita, dan 18

sampai 22 tahun bagi pria. Dalam rentangan masa itu terjadi proses penyempurnaan

pertumbuhan fisik dan perkembagan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak

masa-masa sebelumnya.

Menurut Hurlock (1980), ciri-ciri masa remaja:

1. Masa remaja sebagai periode yang penting

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

3. Masa remaja sebagai periode perubahan

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Dalam Yulia Singgih D. Gunarsa (2008), harapan masyarakat terhadap remaja

dapat dipenuhi melalui suatu proses bersinambung dalam menjalankan tugas-tugas


30

perkembangan. Sebagai hasil dari kerja timbale balik yang majemuk antara

pertumbuhan dari dalam dan perangsangan dari lingkungan akan bermunculan

serangkaian perilaku baru menuju tercapainya masa dewasa. Tergantung dari reaksi

lingkungan dan pemahaman lingkungan terhadap munculnya perubahan-perubahan

itulah, akan timbul atau tidak masalah bagi remaja.

Beberapa tugas perkembangan bagi remaja:

1. Memperoleh kebebasan emosional

Agar menjadi seorang dewasa yang dapat mengambil keputusan dengan

bijaksana, remaja harus memperoleh latihan dalam mengambil keputusan secara

bertahap. Perlu menghadapi pilihan-pilihan dari yang ringan sampai yang berat,

dengan jangkauan jauh ke masa depan.

Remaja perlu merenggangkan ikatan emosional dengan orangtua, supaya

belajar memilih sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Usaha memperoleh

kebebasan emosional ini sering disertai perilaku pemberontakan dan melawan

keinginan orangtua.

Tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan-pertentangan

dalam keluarga. Dengan bekal kebebasan emosional berlandaskan kemampuan

membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, apa yang patut dipilih, apa

yang harus dihindari, tujuan maan yang harus dikejar dan tindakan atau keputusan

mana sebaiknya diambil, remaja dapat bergaul dan menjalankan tugas

perkembangan selanjutnya.

2. Mampu bergaul

Dalam mempersiapkan diri untuk masa dewasa, remaja harus belajar beraul

dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Dalam usaha

memperluas pergaulan, remaja sering menghadapi berbagai macam keadaan,


31

mengalami pengaruh lingkungan baik yang mengarahkan maupun yang

mengombang-ambingkannya.

3. Menemukan model untuk identifikasi

Remaja pada masa ini sedang merenggangkan diri dari ikatan emosional

dengan orangtuanya. Menurut Erikson (dalam Yulia Singgih D. Gunarsa, 2008),

pada masa ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya

hidup sendiri, yang bisa dikenal dan ajek walaupun mengalami berbagai macam

perubahan.

Secara bertahap remaja memilih dan memenuhi kewajiban dan persyaratan

berhubung dengna ikatan-ikatan pribadi berkaitan dengan keyakinan hidup yang

telah dipilihnya dan pekerjaanya. Dengan demikian gaya hidup yang khas baginya

akan jelas terlihat dari terbentuknya identitas diri dalam menduduki tempatnya

di masyarakat. Ikatan pribadi pada masa ini sangat penting untuk pembentukan

identitas diri.

4. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam.

Lingkungan luar dan pengaruhnya kadang-kadang perlu dihambat dan dicegah,

supaya tidak terlalu besar perangsangannya terutama bila bersifat negatif.

Demikian pula dengan lingkungan dalam diri yang mempengaruhi munculnya

perilaku yang tidak bisa ditoleransikan oleh umum, oleh masyarakat harus

dikendalikan dan dicegah pemunculannya.

Lingkungan dalam remaja penuh gejolak perasaan, keinginan dan dorongan

yang bisa tersalur dalam perilakunya. Landasan dan petunjuk perilaku yang baru

dibentuk kembali. Perlu skala nilai baru dan sistem norma yang mengarahkan

perilaku dan mengendalikan bahkan mencegah keinginan-keinginan yang tidak


32

bisa diterima umum. Skala nilai dan norma yang baru bisa diperolehnya melalui

proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya. Tokoh masyarakat yang

dianggapnya berhasil dalam kehidupannya.

5. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan

Seorang anak masih bersifat egosentris. Segala hal dipandang dari sudut

pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhan sendiri. Reaksi dan

tingkah lakunya sangat dipengaruhi oleh emosi dan kebutuhannya, sehingga sulit

menangguhkan terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Sebaiknya seorang remaja

diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk menang sendiri.

Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut pandang

orang lain. Egosentrisme harus dikikis, supaya perhatian dan tujuan hidupnya

lebih diarahkan kepada tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.

2.3 Kerangka Berpikir

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti

kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba

praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet.

Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak

sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk

berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut,

mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan,

olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya.

Kepuasan yang didapat oleh khalayak (para remaja) ketika menggunakan internet

adalah pemenuhan kepuasan pengetahuan, kegunaan, kesenangan. Intensitas

penggunaan berhubungan sangat nyata dengan pemenuhan kebutuhan akan


33

pengetahuan dan kegunaan, hubungan bermakna tersebut bersifat positif artinya

semakin tinggi intensitas penggunaan internet maka pemenuhan kepuasan akan

pengetahuan, kesenangan, kegunaan pribadi semakin terpenuhi. Semakin tinggi pula

pemenuhan akan pengetahuan dan kepuasan. Para pengguna internet khususnya

remaja menggunakan internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk

keperluan proses belajar mengajar, bermain game-online, chatting, atau yang

sekarang lagi trend adalah membuka facebook.

Rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di bawah 30 tahun. Artinya,

sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah, yang masih muda, yang

mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi yang ada. Di kalangan

remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti: e-mail, browsing,

chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan hampir 30 persen

pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun.

Pengguna internet secara signifikan lebih cenderung untuk bermain games jika

dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan internet, penelitian ini juga

menemukan bahwa 64% dari pengguna internet bermain games sedangkan mereka

yang tidak hanya 20%.

Dalam menggunakan internet, individu seharusnya mampu mengontrol

dirinya agar tidak berlebihan. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat

membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Kontrol diri (self-

control) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan

untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Self-control

ini meliputi behavioral control, cognitive control, decisional control, informational


34

control dan retrospective control. Kontrol diri pada suatu individu dengan individu

yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu

yang memiliki kontrol diri yang rendah. Dalam menggunakan internet, individu

seharusnya mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan.

Behavioral control, berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam

mengontrol dirinya dan mengendalikan situasi atau keadaan ketika sedang

menggunakan internet. Cognitive control, berkaitan dengan kemampuan seseorang

dalam menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi

positif secara subjektif. Decisional control, berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau

disetujuinya. Informational control, berkaitan dengan kemampuan individu untuk

memprediksi dan mempersiapkan atas apa yang akan terjadi dengan mengurangi

ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki seseorang yang tidak terduga. Retrospective

control, bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan

tekanan-tekanan yang telah terjadi.


35

Kerangka pemikiran pada penelitian ini yaitu :

Self-control

Behavioral control

Cognitive control

Decisional control

Intensitas penggunaan
Informatinal control internet

Retrospective control

Jenis kelamin

Usia
36

2.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ho1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ho2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir

Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ho3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir

Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ho4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir

Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ho5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir

Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir


37

Ho6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap

intensitas penggunaan internet remaja akhir

Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ho7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir

Ha8 : Ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan

internet remaja akhir

Ho8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas

penggunaan internet remaja akhir


38

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai metode dan pendekatan penelitian, variabel

penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, sampel

dan teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data,

prosedur penelitian.

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Gay

(dalam Sevilla, 1993) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan

data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut

keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Tujuan utama

dalam menggunakan metode ini menurut Travers (dalam Sevilla, 1993) adalah untuk

menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian

korelasional. Penelitian Korelasional (dalam Sevilla,1993) adalah metode yang

dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam

suatu populasi. Melalui penelitian ini kita dapat memastikan berapa besar yang

disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan

oleh variabel lain.


39

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel

Menurut Kerlinger (2006), variabel adalah simbol atau lambang yang padanya

kita melekatkan bilangan atau nilai. Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu

variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel)

1. Variabel Bebas (Independent Variabel), yaitu self-control

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel), yaitu intensitas penggunaan internet

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel

Definisi Konseptual (dalam Kerlinger, 2006) adalah mendefinisikan suatu

konstruk atau variabel dengan menggunakan konstruk-konstruk lain.

a. Self-Control

Self-control (pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan

kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan

atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada

konsekuensi positif.

b. Intensitas Penggunaan Internet

Intensitas penggunaan internet adalah seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa

lama dalam menggunakan atau mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan

antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling

berbagi data dan informasi. Frekuensi penggunaan internet yang dilakukan dalam

kurun waktu satu minggu.


40

3.2.3 Definisi Operasional Variabel

Menurut Kerlinger (2006), definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu

konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-

tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.

a. Self-Control

Definisi operasional self -control adalah skor yang diperoleh dari skala self -

control. Aspek-aspek self- control dalam penelitian ini didasarkan pada konsep

Averill, (dalam Sarafino, 1990) yaitu: behavioral control, cognitive control,

decisional control, informational control, dan retrospective control.

b. Intensitas penggunaan internet

Definisi operasional intensitas penggunaan internet adalah skor yang diperoleh

dari skala intensitas penggunaan internet. Intensitas penggunaan internet dalam

penelitian ini adalah frekuensi dan durasi.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan

anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Sedangkan

Gay (dalam Sevilla dkk, 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana

peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia sekitar 18 sampai 22 tahun

dengan jumlah sebanyak 400 orang.


41

3.3.2 Sampel

Menurut Ferguson (dalam Sevilla dkk, 1993) sampel adalah beberapa bagian

kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Untuk jumlah sampel, peneliti

menggunakan ukuran minimum yang ditawarkan oleh Gay, bahwa untuk penelitian

korelasi diambil 30 subjek atau lebih (Sevilla, 1993). Menurut Gay (dalam Sevilla,

1993) ukuran sampel dalam penelitian deskriptif korelasional adalah 30 subjek.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 70 subjek karena untuk menganalisa data

penetapan sampel yang besar lebih mengurangi bias yang timbul dibandingkan

dengan menggunakan sampel dalam jumlah sedikit. Selain itu distribusi frekuensi dari

data dengan jumlah sampel besar dan tidak kurang dari 30 subjek akan mendekati

penyebaran sampel.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Ary, Jacob dan Razavieh (dalam Sevilla,1993) teknik pengambilan

sampel adalah suatu proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi,

melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini,

tekhnik yang digunakan adalah purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan individu yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan

peneliti (Sugiyono, 2009). Adapun yang menjadi karateristik sampel dalam penelitian

ini, sebagai berikut :

1. Remaja laki-laki atau perempuan

2. Berusia 18-22 tahun

3. Dapat menggunakan internet


42

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Alat Ukur Penelitian

Alat ukur penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa angket

yang terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Bagian pertama berisi skala Self-control yang diambil berdasarkan aspek-aspek

self-control (dalam Sarafino, 1990) yaitu: behavioral control, cognitive control,

decisional control, informational control, dan retrospective control.

Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah skala

Likert. Untuk variabel self-control, peneliti menggunakan skala Likert yang

berupa pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang memberikan

indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju. Biasanya responden memberi tanda

pada skala 1 sampai 4 sebagai alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk alternatif jawaban ragu-

ragu atau netral (R) tidak digunakan agar mengurangi pengaruh kecenderungan

sentral dan mendorong responden untuk memutuskan sendiri apakah positif atau

negatif (dalam Sevilla, 1993). Adapun skor pada alternatif jawaban yang telah

disediakan adalah:

Tabel 3.1
Skor Untuk Pernyataan
Favorable Skor Unfavorable Skor
Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 3 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4
(STS) (STS)
43

Skala Self-control digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang remaja dapat

mengontrol dirinya dalam menggunakan internet. Adapun jumlah item yang

digunakan dalam skala ini adalah sebanyak 60 item.

Berikut ini adalah tabel skoring pernyataan dan tabel blue print skala self-control.
Tabel 3.2
blue print skala self-control
No Variabel Sub Variabel Indikator Fav (F) Unfav (UF)
1. Self-Control 1.1 Behavioral a. tindakan konkrit 1, 3, 5, 2, 4, 6, 8,
Control untuk mengurangi 7,9, 11, 10,12, 14,
dampak stressor 13, 15 16
b. mengatur
pelaksanaan untuk
mengendalikan
situasi/keadaan
dirinya
sendiri/sesuatu di
luar dirinya
c. memodifikasi
stimulus dengan
cara
mencegah/menjau
hi stimulus, serta
membatasi
intensitasnya

1.2 Cognitive a. menggunakan 17, 19, 18, 20, 22,


Control strategi untuk 21, 23, 27, 29
mengubah 24, 25,
pengaruh stressor 26, 28,
b. mengalihkan 30, 31
pikiran negatif
ke hal-hal yang
positif/menyenan
gkan
c. memperoleh
informasi untuk
mengantisipasi
suatu keadaan
yang tidak
menyenangkan
d. menilai dan
menafsirkan suatu
44

keadaan/peristiwa
yang terjadi dari
segi positif
1.3 Decisional a. Mampu 32, 35, 33, 34, 37,
Control mengambil 36, 38, 40, 41
keputusan yang 39
tepat
1.4 Informational a. Dapat 42, 43, 44, 48, 49
Control memprediksi & 45, 46,
mempersiapkan 47, 50,
hal-hal yang akan 51, 52
terjadi
b. Dapat
mengurangi
ketakutan-
ketakutan yang
tidak terduga

1.5 Retrospective a. Individu 54, 55, 53, 59, 60


Control menyalahkan diri 56, 57,
sendiri & orang 58
lain untuk dapat
mengurangi
kekhawatiran
b. Mengambil
makna dari
setiap kejadian
Jumlah 36 24

2. Bagian kedua berisi skala intensitas penggunaan internet. Bentuk alat ukur

berupa skala likert yang terdiri dari 12 item yang keseluruhannya berbentuk

pernyataan favorable. Tidak ada item yang berbentuk unfavorable, sehingga

tidak ada item yang diberi penilaian secara terbalik. Subjek diminta untuk

memilih salah satu kategori dari 3 kategori jawaban yang mewakili dirinya

yaitu, dengan cara meng check list., Pengkategorian pada batas tertinggi untuk

skor jawaban tertinggi yaitu 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

3.3 sebagai berikut:


45

Tabel 3.3

Penskoran Skala Intensitas Penggunaan Internet

Jawaban A B C

Favorable 3 2 1

Untuk mengukur variabel intensitas penggunaan internet digunakan skala yang


peneliti buat sendiri berdasarkan sumber-sumber intensitas yaitu dari frekuensi
dan durasi menggunakan internet yang peneliti buat sendiri, berdasarkan aspek
frekuensi dan durasi remaja dalam menggunakan internet. Adapun skala intensitas
penggunaan internet adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4
Blue print skala intensitas penggunaan internet
No Variabel Sub Indikator
Variabel
1 Intensitas Frekuensi a. > 10 kali
Penggunaan b. 3-10 kali
Internet c. < 3 kali
Durasi a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. < 2,5 jam
46

3.4.2 Teknik Uji Instrument Penelitian

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilakukan uji instrument

(try out) pada 60 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kemudian tidak akan

diikutsertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Uji coba (try out) akan

dilaksanakan pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dengan karakteristik usia 18-

22 tahun.

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu:

Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan

oleh instrument pengukuran (dalam Sevilla, 1993). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan SPSS versi 11,5 untuk menguji reliabilitas data.

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel 0.9

Reliabel 0,7-0,9

Cukup Reliabel 0,4-0,7

Kurang Reliabel 0,2-0,4

Tidak Reliabel 0,2


47

Validitas

Menurut Sevilla (1993) validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang

pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pada penelitian ini uji validitas

menggunakan SPSS versi 11,5.

3.4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah

total keseluruhan item sebanyak 72 item dari dua skala yaitu skala self-control yang

berjumlah 60 item dan skala intensitas penggunaan internet yang berjumlah 12 item.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrument dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam

penelitian, yaitu uji validitas skala self-control dan uji validitas skala intensitas

penggunaan internet. Pada skala perilaku konsumtif, dari 60 item yang di uji

cobakan, terdapat 31 item yang valid dan sisanya 29 item yang tidak valid.

Tabel 3.6

blue print setelah try out skala self-control

No Variabel Sub Variabel Indikator Fav (F) Unfav (UF)


1. Self- 1.1 Behavioral a. tindakan konkrit 1, *3, *2, 4, *6, 8,
Control Control untuk *5, *10,*12, 14,
mengurangi *7,9, 16
dampak stressor 11,
b. mengatur *13, 15
pelaksanaan
untuk
mengendalikan
situasi/keadaan
dirinya
sendiri/sesuatu di
luar dirinya
c. memodifikasi
stimulus dengan
cara
48

mencegah/menja
uhi stimulus,
serta membatasi
intensitasnya
1.2 Cognitive a. menggunakan *17, *18, 20,
Control strategi untuk 19, 21, *22, 27, *29
mengubah *23,
pengaruh *24,
stressor 25, 26,
b. mengalihkan *28,
pikiran negatif *30, 31
ke hal-hal yang
positif/menyena
ngkan
c. memperoleh
informasi untuk
mengantisipasi
suatu keadaan
yang tidak
menyenangkan
d. menilai dan
menafsirkan
suatu
keadaan/peristiw
a yang terjadi
dari segi positif
1.3 Decisional a. Mampu *32, *33, 34, 37,
Control mengambil 35, *40, 41
keputusan yang *36,
tepat *38, 39
1.4 c. Dapat 42, *44,*48,
Informati memprediksi & *43, *49
onal Control mempersiapkan *45,
hal-hal yang akan 46,
terjadi *47,
d. Dapat 50, 51,
mengurangi *52
ketakutan-
ketakutan yang
tidak terduga

1.5 c. Individu *54, 53, *59, 60


Retrospe menyalahkan 55,
ctive diri sendiri & *56,
Control orang lain untuk 57, 58
dapat
mengurangi
kekhawatiran
49

d. Mengambil
makna dari
setiap kejadian
Jumlah 36 24
Keterangan : *item yang valid

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar

variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan hubungan

antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua variabel, maka

dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dengan

penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5. Adapun rumus korelasi

Product Moment Pearson adalah :

xy
r xy
( x 2 ) ( y 2 )
Keterangan :

rxy = Korelasi antara skor subjek pada item dan skor total subjek

xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y


y = Jumlah seluruh skor total
x = Jumlah skor item

3.6 Prosedur Penelitian

1. Tahap penelitian

Tahap persiapan dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel

penelitian, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan

landasan teoritis yang tepat, menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur
50

yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala self-control dan intensitas

penggunaan internet.

2. Tahap uji coba

Peneliti menyebarkan angket ke responden uji coba. Uji coba dilaksanakan di

Fakultas UIN Syarif Hidayatullah. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah data

yang sudah terkumpul sehingga di peroleh item-item yang reliabel dan valid untuk

digunakan pada penelitian.

3. Pengambilan data

Menentukan sampel penelitian, memberikan penjelasan mengenai tujuan

penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian serta

melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan.

4. Pengolahan data

Melakukan skoring untuk setiap hasil skala yang telah di isi oleh responden

penelitian.
51

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi

data, uji persyaratan, pengujian hipotesis, dan uji regresi.

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Non

regular dengan sampel sebanyak 50 orang.

4.1.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin


Tabel 4.1
Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 29 41.43%
Perempuan 41 58.57%
Jumlah 70 100%

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 orang, 29 orang berjenis

kelamin laki-laki (41.43%) dan 41 orang yang berjenis kelamin perempuan (58.57%).

4.1.2 Gambaran responden berdasarkan usia


Tabel 4.2
Gambaran responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
18 9 13%
19 30 43%
20 23 33%
21 5 7%
22 3 4%
Jumlah 70 100%
52

Dari 70 responden yang diteliti berdasarkan usia pada penelitian ini, diketahui

bahwa responden berasal dari usia yang berbeda, mulai dari usia 18 tahun sampai

dengan 22 tahun. Dan yang paling banyak menggunakan internet adalah responden

yang berusia 19 tahun dengan persentase sebesar 43%.

4.2 Deskripsi data

Pada skala self-control diketahui nilai mean adalah 98.5000 dan standar deviasinya

adalah sebesar 7.13585. Sedangkan pada skala intensitas penggunaan internet

diketahui nilai mean adalah 25.3429 dan standar deviasinya adalah sebesar 2.72873.

Berikut ini adalah tabel descriptive statistics:

Tabel 4.3
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
Self-control 98.5000 7.13585

Intensitas
25.3429 2.72873
penggunaan
internet

4.2.1 Kategorisasi Self-control

Untuk mengetahui tingkat self-control pada responden, peneliti menggunakan

kategorisasi rentang untuk setiap responden. Rentang dibagi menjadi tiga interval

dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun tingkat self-control pada

responden, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Tabel kategori self-control
Kategori Nilai Angka Frekuensi %

Tinggi X > M + 1 SD > 106 10 14%


53

Sedang M 1 SD > X > M + 1 SD 92-105 48 69%

Rendah X < M 1 SD < 91 12 17%

Jumlah 70 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh responden memiliki self-

control yang sedang dengan skor self-control berkisar antara 92-105, artinya perilaku

self-control pada sebagian besar responden tidak begitu tinggi namun juga tidak

begitu rendah.

4.2.2 Kategorisasi intensitas penggunaan internet

Untuk mendapatkan rentang skor pertama diari nilai terkecil dan terbesar yang paling

mungkin didapat responden. Karena jumlah item yang ada berjumlah 8 dengan pilihan

jawaban terentang antara 1-3, maka nilai terkecil yang bisa didapat responden adalah

sebesar 18 dan nilai tertinggi sebesar 29. Jarak ini kemudian dibagi 3 sesuai dengan

jumlah kategori yang peneliti kehendaki yang hasilnya sebesar 3,7.

Setelah itu peneliti membuat norma skor untuk intensitas penggunaan internet. Untuk

lebih jelasnya Tabel 4.5 dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5

Norma Skor Intensitas Penggunaan Internet

Interpretasi Interval Skor Frekuensi Persentase

Tinggi 25,4-29 37 53%

Sedang 21,7-25,3 26 37%

Rendah 18-21,5 7 10%

Jumlah 70 100%
54

Berdasarkan penggolongan kategori di atas, diketahui bahwa sebagian besar

(53%) memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang tinggi sebesar 37 orang,

tingkat intensitas penggunaan internet yang sedang berjumlah 26 orang dengan

persentase 37%. Sedangkan untuk kategori yang termasuk rendah dalam

menggunakan internet berjumlah 7 orang dengan persentase 10%.

4.3 Hasil Uji Statistik

4.3.1 Hasil Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok antara

jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji

Indenpendent Sample Test dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi

SPSS versi 11.5. Hasil uji t ini, didapatkan hasil :

Tabel 4.6
Group Statistics
Std. Std. Error
jenis kelamin N Mean Deviation Mean
intensitas Laki-laki 29 24.7241 2.83973 .52732
penggunaan Perempuan
41 25.7805 2.59338 .40502
internet

Tabel 4.7

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std.
Sig. Mean Error 95% Confidence
(2- Differen Differen Interval of the
F Sig. T Df tailed) ce ce Difference
Lower Upper
Intensitas Equal
pengguna variance
.377 .541 -1.614 68 .111 -1.0563 .65452 -2.36243 .24973
an s
internet assumed
55

Equal
variance
-1.589 56.915 .118 -1.0563 .66491 -2.38786 .27516
s not
assumed

Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

mean skor variabel intensitas penggunaan internet antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan dengan taraf signifikansi 0,118 > 0,05. Dengan demikin dapat dikatakan

tidak terdapat perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan antara

responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin

perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden

yang berjenis kelamin perempuan memiliki tingkat intensitas penggunaan internet

yang sama.

4.3.2 Hasil Uji Anova

Uji anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan

perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5. Hasil uji t ini,

didapatkan hasil :

Tabel 4.8

ANOVA

Intensitas penggunaan internet

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 32.069 4 8.017 1.082 .373
Within Groups 481.703 65 7.411
Total 513.771 69
56

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 1.082

dengan taraf signifikansi 0.373 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada mean skor variabel intensitas penggunaan internet antara usia. Dengan demikin

dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan intensitas penggunaan internet yang

signifikan antara responden yang berusia 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, dan

22 tahun. Artinya baik responden yang berusia 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21

tahun, dan 22 tahun memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang sama.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut ;

Ha: ada hubungan yang signifikann antara self-control dengan intensitas

penggunaan internet remaja akhir.

Ho: tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas

penggunaan internet remaja akhir.

Untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan

intensitas penggunaan internet remaja akhir, peneliti menggunakan rumus Correlate

bivariate dengan jenis korelasi pearson product moment. Pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan software (SPSS versi 11.5) dan berikut ini adalah hasil

pengolahan data yang dimaksud;


57

Tabel 4.9
Correlations

Intensitas
Penggunaan
Self-control Internet
Self-control Pearson Correlation 1 -.465(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 70 70
Intensitas Pearson Correlation
-.465(**) 1
Penggunaan Internet
Sig. (2-tailed) .000 .
N 70 70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien

korelasi yang di dapatkan signifikan pada taraf signifikant yang ditentukan atau tidak.

Ho diterima jika rhitung < los 0,05

Berdasarkan hasil di atas, diketahui bahwa taraf signifikansi yang didapatkan

adalah sebesar 0,000, dimana 0,000 < los 0,05. Dengan demikian, Ha (hipotesis

alternatif) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan

intensitas penggunaan internet remaja akhir diterima dan Ho (hipotesis nol) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan

intensitas penggunaan internet remaja akhir ditolak. Dengan diterimanya Ha, berarti

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan

intensitas penggunaan internet remaja akhir.

Selain itu, penelitian ini mendapatkan koefisien korelasi (r) hitung sebesar

-0,465. Hasan (2002) mengungkapkan bahwa koefisien korelasi menunjukkan

jenis/arah korelasi dan kuat atau tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih kuat

atau tidaknya hubungan variabel dapat dilihat dari nilai atau besaran koefisien korelasi
58

yang didapatkan. Besaran korelasi antara self-control dan intensitas penggunaan

internet yang diperoleh yaitu sebesar 0,465. Sedangkan r yang bernilai negatif,

menunjukkan bahwa arah variabel-variabel berkorelasi negatif, yaitu jika variabel

yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung menurun, atau sebaliknya jika

variabel yang satu turun, maka variabel lainnya cenderung meningkat (Hasan, 2002).

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi self-control remaja, maka semakin rendah

intensitas penggunaan internetnya. Sebaliknya, semakin rendah self-control pada

remaja , maka semakin tinggi intensitas penggunaan internetnya.

4.5 Hasil Uji Regresi


4.4.5.1 Hasil Uji Regresi Aspek Self-control

Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan

antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi

(R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar sumbangsih

aspek-aspek self-control terhadap intensitas penggunaan internet pada remaja akhir.

Hasil perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.10

Model Summary

Std.
Adjust Error of
R ed R the
Model R Square Square Estimate Change Statistics
R
Square F
Change Change df1 df2 Sig. F Change
1 .591(a) .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control,
cognitive control, informational control
59

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)

yang didapat adalah sebesar 0.350. Hal ini berarti bahwa kelima aspek dari self-

control memberikan sumbangsih sebesar 35% bagi perubahan variabel intensitas

penggunaan internet. Dengan demikian 65% dipengaruhi oleh aspek lain selain kelima

aspek dari variabel self-control yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat

memberikan perubahan terhadap variabel intensitas penggunaan internet.

Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih dari

aspek-aspek self-control terhadap intensitas penggunaan internet, kemudian dilakukan

penghitungan Anova untuk mengetahui aspek-aspek pada model persamaan regresi

ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :

Tabel 4.11

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressi
179.662 5 35.932 6.883 .000(a)
on
Residual 334.110 64 5.220
Total 513.771 69
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control,
cognitive control, informational control
b Dependent Variable: intensitas penggunaan internet

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah

sebesar 6.883 sementara nilai F tabel dengan df 5 dan 64 adalah sebesar 2.37, maka

nilai F hitung yang di dapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa model persamaan

regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Sementara nilai

probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah sebesar 0.000. Karena

taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi yang dipergunakan dapat diterapkan

dalam analisis data. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara self-control

dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.


60

Setelah diketahui nilai F hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian

dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek variabel

independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a) berikut:

Tabel 4.12
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11.719 4.037 2.903 .005
behavioral
.108 .100 .116 1.074 .287
control
cognitive
-.119 .122 -.103 -.973 .334
control
decisional
.245 .116 .226 2.107 .039
control
informationa
.376 .093 .436 4.033 .000
l control
retrospetive
.218 .223 .107 .980 .331
control
a Dependent Variable: intensitas penggunaan internet

Tabel 4.13

Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Self-Control

IV R2 R2 Change Fhitung df Ftabel Signifikansi


X1 0.028 0.028 2 1,68 4.00 Tidak Signifikan
X12 0.030 0.002 0.14 1,68 4.00 Tidak Signifikan
X123 0.127 0.097 7.35 1,68 4.00 Signifikan

X1234 0.340 0.213 21 1,68 4.00 Signifikan


X12345 0.350 0.01 1 1,68 4.00 Tidak Signifikan
Total 0.350
61

Keterangan:

X1 = Behavioral control

X12 = Cognitive control

X123 = Decisional control

X1234 = Informational control

X12345 = Retrospective control

Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing aspek self-

control, sebagai berikut:

1. Aspek behavioral control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 2 pada signifikansi 0.170

lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek behavioral control

dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak

signifikan. Hasil pada aspek behavioral control dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.14

Model Summary

Std.
R Adjust Error of
Squar ed R the
Model R e Square Estimate Change Statistics
R Square F Sig. F
Change Change df1 df2 Change
1 .166(a) .028 .013 2.71064 .028 1.924 1 68 .170
a Predictors: (Constant), behavioral control

Rumus F hitung :

R21 : k1 0.028 : 1
F= = = 2
(1 R21) : n - k1 -1 ( 1 - 0.028) : 70 - 1 - 1
62

2. Aspek cognitive control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 0.12 pada signifikansi

0.363 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek cognitive control

dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Tabel 4.15

Model Summary

Adjust
ed R Std. Error
R Squar of the
Model R Square e Estimate Change Statistics
R
Square F Sig. F
Change Change df1 df2 Change
1 .173(a) .030 .001 2.72754 .030 1.030 2 67 .363
a Predictors: (Constant), cognitive control, behavioral control

Rumus F hitung :

F= R212- R21 : k12 k1 0.030 - 0.028 : 1


=
(1 R212) : n - k12 - 1 (1 - 0.030) : 70 - 2 - 1 = 0.14

3. Aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 7.35 pada signifikansi

0.029 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga dapat di simpulkan antara

aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet terdapat hubungan yang signifikan.


63

Tabel 4.16
Model Summary

R Adjuste Std. Error


Squa dR of the
Model R re Square Estimate Change Statistics
R F
Square Chang
Change e df1 df2 Sig. F Change
1 .357(a) .127 .088 2.60652 .127 3.207 3 66 .029
a Predictors: (Constant), decisional control, cognitive control, behavioral control

Rumus F hitung :

R2123- R212 : k123 - k12 0.127 - 0.030 : 1


F= =
(1 R2123) : n - k123 - 1 (1 - 0.127) : 70 - 3 - 1 = 7.35

4. Aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 21 pada signifikansi

0.000 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga dapat disimpulkan antara

aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet terdapat hubungan yang signifikan.

Tabel 4.17

Model Summary

Adju
sted Std.
R R Error of
Squar Squar the
Model R e e Estimate Change Statistics
R
Square F
Change Change df1 df2 Sig. F Change
1 .583(a) .340 .299 2.28415 .340 8.368 4 65 .000
a Predictors: (Constant), informational control, cognitive control, decisional control,
behavioral control

Rumus F hitung :
2
R1234 - R2123: k1234 - k123 0.340 - 0.127 : 1
F=
(1 R 1234) : n - k1234 - 1 (1 - 0.340) : 70 - 4 - 1 =
2 = 21
64

5. Aspek retrospective control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 1 pada signifikansi 0.000

lebih kecil dengan F tabel yaitu 4.00, sehingga dapat disimpulkan antara aspek

informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan

internet terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.18

Model Summary

Std.
R Adjust Error of
Squar ed R the
Model R e Square Estimate Change Statistics
R
Square F
Chang Chan df
e ge 1 df2 Sig. F Change
1 .591(a) .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000
a Predictors: (Constant), retrospective control, behavioral control, decisional control,
cognitive control, informational control

Rumus F hitung :
2
R12345 - R21234 : k12345 - k1234 0.350 - 0.340 : 1
F= = = 1
(1 R212345 ) : n - k12345 - 1 (1 - 0.350) : 70 - 5 - 1

Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari kelima

aspek variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet dihasilkan yang

memberikan sumbangsih signifikan adalah decisional control dan informational

control. Sedangkan yang memberikan sumbangsih secara tidak signifikan yaitu

behavioral control, cognitive control dan retrospective control.


65

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing aspek

self-control adalah sebagai berikut :

1. F hitung sebesar 2 pada aspek Behavioral control

2. F hitung sebesar 0.14 pada aspek Cognitive control

3. F hitung sebesar 7.35 pada aspek Decisional control

4. F hitung sebesar 21 pada aspek Informational control

5. F hitung sebesar 1 pada aspek Retrospective control

4.4.5.2 Hasil Uji Regresi Demografi Self-control

Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain aspek-aspek dari self-control,

intensitas penggunaan internet diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat

berdasarkan jenis kelamin, dan usia. Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan jenis

kelamin yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.19
Model Summary
Berdasarkan Jenis Kelamin
Std.
Adjust Error of
R ed R the
Model R Square Square Estimate Change Statistics
R
Square F
Chang Chang
e e df1 df2 Sig. F Change
1 .192(a) .037 .023 2.69754 .037 2.605 1 68 .111
a Predictors: (Constant), jenis kelamin

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang

didapat adalah sebesar 0.037. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin dari self-control

memberikan sumbangsih sebesar 3.7% bagi perubahan variabel intensitas

penggunaan internet. Di bawah hasil uji regresi demografi berdasarkan usia, yaitu :
66

Tabel 4.20
Model Summary
Berdasarkan Usia

Std.
Adjust Error of
R ed R the
Model R Square Square Estimate Change Statistics
R
Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .020(a) .000 -.014 2.74815 .001 .028 1 68 .867

a Predictors: (Constant), usia

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang

didapat adalah sebesar 0.001. Hal ini berarti bahwa memberikan sumbangsih sebesar 1%

bagi perubahan variabel intensitas penggunaan internet.

Tabel 4.21

Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Self-control

IV R2 R2 Change Fhitung Df Ftabel Signifikansi


X1 0.0037 0.0037 2.6 1,68 4.00 Tidak Signifikan
X12 0.001 -0.0027 -2.42 1,68 4.00 Tidak Signifikan
Total 0.001

Keterangan:

X1 = Jenis kelamin

X12 = Usia

Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing demografi

self-control, sebagai berikut:

1. Demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel self-control dengan

intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 2.6 pada


67

signifikansi 0.111 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi

berdasarkan jenis kelamin dengan intensitas penggunaan internet terdapat

hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.22
Model Summary
Berdasarkan Jenis Kelamin

Std.
Adjust Error of
R ed R the
Model R Square Square Estimate Change Statistics
R
Square F
Chang Chang
e e df1 df2 Sig. F Change
1 .192(a) .037 .023 2.69754 .037 2.605 1 68 .111
a Predictors: (Constant), jenis kelamin

Rumus F hitung :

R21 : k1 0.037 : 1
F= =
(1 R21) : n - k1 - 1 (1 - 0.037) : 70 - 1 - 1 = 2.6

2. Demografi berdasarkan usia dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar -2.42 pada signifikansi

0.867 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan

usia dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Tabel 4.23
Model Summary
Berdasarkan Usia
Std.
Adjust Error of
R ed R the
Model R Square Square Estimate Change Statistics
R
Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .020(a) .000 -.014 2.74815 .001 .028 1 68 .867
a Predictors: (Constant), usia
68

Rumus F hitung :

R212- R21 : k12 k1 0.001 - 0.037 : 1


F= =
(1 R 12) : n - k12 - 1 (1 - 0.001) : 70 - 2 - 1 = -2.42
2

Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari dua

demografi yaitu jenis kelamin dan usia dari variabel self-control di dapatkan bahwa

keduanya tidak memberikan sumbangsih yang tidak signifikan terhadap intensitas

penggunaan internet.
69

BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian

serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk

penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan

tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini berdasarkan

hasil yang diperoleh adalah :

1. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada aspek behavioral control dari variabel self-

control dengan intensitas penggunaan internet menunjukan angka sebesar 2

pada signifikansi 0.170 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan

Ho1 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek

behavioral control dari variabel self-control dengan variabel intensitas

penggunaan internet.

2. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada aspek cognitive control dari variabel self-control

dengan intensitas penggunaan internet menunjukan angka sebesar 0.14 pada

signifikansi 0.363 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan Ho2

ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang sangat signifikan antara aspek

cognitive conrol dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan

internet.
70

3. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada aspek decisional control dari variabel self-

control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar

7.35 pada signifikansi 0.029 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat

disimpulkan Ho3 diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara

aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas

penggunaan internet.

4. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada aspek informational control dari variabel self-

control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 21

pada signifikansi 0.000 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan

Ho4 diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara aspek

informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunan

internet .

5. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada aspek retrospective control dari variabel self-

control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 1

pada signifikansi 0.000 sedangkan Ftabel 4.00 dan dapat disimpulkan Ho5

ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek

retrospective control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan

internet.

6. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada demografi berdasarkan jenis kelamin dari

variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan

angka sebesar 2.6 pada signifikansi 0.111 sedangkan Ftabel 4.00 dan dapat
71

disimpulkan Ho6 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel self-control dengan

intensitas penggunaan internet.

7. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi,

menunjukan nilai Fhitung pada demografi berdasarkan usia dari variabel self-

control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar

-2.42 pada signifikansi 0.867 sedangkan Ftabel 4.00 dan dapat disimpulkan Ho7

ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara demografi

berdasarkan usia dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan

internet.

5.2. Diskusi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara

self-control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir. Karena

kesimpulan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa self-control memiliki

hubungan negatif dengan intensitas penggunaan internet dan memberikan sumbangan

dalam mempengaruhi penggunaan internet, maka hal ini seharusnya dapat dijadikan

tolak ukur terhadap upaya dalam mengendalikan diri agar terhindar dari penggunaan

internet yang berlebihan.

Dari gambaran umum responden berdasarkan usia 18-22 tahun, terlihat bahwa yang

paling banyak menggunakan internet adalah responden yang berusia 19 tahun. Hal ini

sesuai dengan hasil survey tentang penggunaan internet, yaitu pengguna internet di

Indonesia ternyata sebagian besar cenderung berusia muda. Hasil penelitian Yahoo

dan Taylor Nelson Sofres Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia

adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. Menurut Subramanian (Kompas, 20
72

Maret 2009), menyatakan bahwa "dari 2.000 responden yang mengikuti survei tentang

penggunaan internet, didapat hasil sebanyak 64 persen adalah anak muda. Hal ini

sesuai dengan gambaran umum responden berdasarkan usia antara 18-22 tahun, yang

paling banyak menggunakan internet adalah usia 19 tahun dengan persentase 43%.

Dalam kategorisasi intensitas penggunaan internet, remaja dalam penelitian ini

memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang tinggi, karena masa remaja

merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Selain itu pada periode ini

rasa ingin tahu dan kebutuhan akan informasi mengenai diri sendiri, masyarakat dan

lingkungan mulai meningkat. Masa remaja juga dikenal sebagai masa peralihan dalam

mencari identitas diri dan perkembangan kehidupan sosialnya juga ditandai dengan

gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Dalam usaha

untuk memperluas pergaulannya dengan teman sebayanya, remaja menggunakan

internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk bermain game-online dengan

teman-temannya, atau yang lagi trend sekarang adalah membuka facebook serta

twitter. Tetapi ada juga remaja yang menggunakan internet untuk keperluan dalam

mencari tugas-tugas online yang diberikan oleh dosen mereka, seperti mendownload

jurnal, membuka situs tentang pendidikan dan lain sebagainya.

Menurut Suller (dalam Erdi, 2004), pengguna internet dibedakan menjadi 2, yaitu:

pengguna internet yang sehat dan pengguna internet yang tidak sehat. Pengguna

internet yang sehat yaitu orang yang menggunakan internet secara wajar untuk

berhubungan dengan teman melalui komunikasi elektronik atau menggunakan internet

sebagai sarana mencari informasi yang dibutuhkan artinya golongan ini mampu

memadukan kehidupan nyata dengan dunia cyberspace. Sedangkan pada pengguna


73

internet yang tidak sehat yaitu pada golongan ini individu-individu memisahkan

antara kehidupan nyata dengan dunia cyberspace, artinya aktivitas cyberspace

menjadi dunia tersendiri, tidak dibicarakan dengan orang lain dalam kehidupannya.

Menurut Ghufron (2004), setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat

membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Kontrol diri pada

satu individu dengan individu lain tidaklah sama, ada yang memiliki kontrol diri yang

tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah.

Dalam penelitian ini self-control hanya memberikan sumbangan sebesar 35%,

itu artinya masih ada 65% faktor-faktor psikologi lain yang lebih berpengaruh

terhadap penggunaan internet, seperti aspek kebutuhan berafiliasi, relasi atau

hubungan dengan teman sebaya, dan aspek lainya. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Widiana dkk, Fakultas Psikologi UAD dan UGM (2004) tentang Kontrol Diri

dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Dari penelitian tersebut mengemukakan

bahwa hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi (r ) sebesar 0,2030

xy(p=0,046). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan

antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Hasil analisis data yang

dilakukan menunjukkan bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah

kecenderungan kecanduan internet. Kontrol diri memberikan sumbangan efektif

sebesar 4.12% terhadap kecenderungan kecanduan internet ( skripsi psikologi

indonesia, 2010). Selain itu terdapat juga hasil penelitian ilmiah yang dilakukan

Novefri (2009) mengenai Perbedaan kebutuhan berafiliasi ditinjau dari tipe

kepribadian pada remaja pecandu internet. Hasilnya terdapat perbedaan, perbedaan

dilihat dari tipe kepribadiannya, remaja introvert lebih suka menutup diri dan juga
74

hanya berinteraksi menggunakan fasilitas di dalam internet itu sendiri seperti chatting,

games dan lain-lain. Berbeda dengan remaja ekstrovert pemakaian internetnya normal

karena mereka tipe membuka diri baik di dalam dunia nyata ataupun dunia maya tidak

sulit bagi remaja ekstrovert berkomunikasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan akan

teman sebaya ini merupakan kebutuhan yang sedang meningkat pada masa remaja.

Seperti yang diungkapkan oleh Desmita (2005) bahwa perkembangan kehidupan

sosial remaja juga di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya

dalam kehidupan mereka. Semua aspek-aspek tersebut dapat menjadi pertimbangan

untuk penelitian-penelitian selanjutnya untuk lebih dikaji kembali.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian berikutnya, antara lain

adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat menghubungkan faktor atau

aspek-aspek psikologis lainnya yang lebih berpengaruh terhadap intensitas

penggunaan internet seperti self-regulating, kebutuhan berafiliasi, relasi atau

hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya, selain menggunakan metode kuantitatif

juga dilengkapi menggunakan observasi dan wawancara dengan pengguna

internet, untuk lebih memperdalam hasil penelitian.


75

5.3.2 Saran Praktis

1. Untuk remaja disarankan agar melatih self-control sehingga menjadi lebih baik

lagi. Remaja dapat membuat jadwal kegiatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan

yang positif.

2. Untuk orang tua disarankan agar meningkatkan pengawasan, pendampingan serta

pengarahan kepada para remaja untuk selalu melakukan aktivitas/kegiatan yang

positif

3. Untuk masyarakat dapat memberikan kontrol sosial yang baik bagi para remaja,

kemudian bagi pemilik warnet untuk dapat mengawasi pengguna internet dalam

menggunakan internet
76

DAFTAR PUSTAKA

Abrar (2003). Teknologi komunikasi perspektif ilmu komunikasi. Yogyakarta: LESFI.

Averill (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress.
Psychological Bulletin. Vol. 80, No. 4, 286-303

Calhoun, J.F & Acocella, J.R (1990). Psychology of adjustment and human
relationship. Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan. R.S.
Satmoko (terjemahan). Edisi ketiga. Semarang: IKIP Semarang Press.

Chaplin, J.P (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Chaplin (2008). Peran internet dalam dunia pendidikan. Diambil tanggal 10 Agustus
2009 dari http://chaplin.blogdetik.com/2008/08/02/peran-internet-dalam-
dunia-pendidikan/

Checep (2008). Internet sebagai alternatif media pembelajaran. Diambil tanggal 11


Agustus 2009 dari http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/04/02/internet-
sebagai-alternatif-media-pembelajaran/

Cheekychicks (2007). Motif khalayak ketika menggunakan internet. Diambil tanggal


12Agustus 2009 dari http://cheekychicks.blog.friendster.com/2007/10/041007/

Christin (2008). Dampak internet terhadap bidang pendidikan. Diambil tanggal 10


Agustus 2009 dari http://dampakinternetterhadappendidikan.blogspot.com/

Dj (2008). Video games tidak hanya untuk anak-anak. Diambil tanggal 10 Agustus
2009 dari http://lifestyle.id.finroll.com/hobbies/7-hobbies/122-dj.html

Erdi (2004). Kontrol diri dengan kecanduan internet. Indonesian Psychological


Journal. Diambil tanggal 31 Agustus 2010 dari
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1900333-kontrol-diri-dengan-
kecanduan-internet/

Gunarsa, SD dan Gunarsa, YSD (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
77

Gunarsa, SD (2009). Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Ghufron (2004). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan
disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Tabula Rasa. Nomor 1,
Volume 2, April 2004.

Golfried, M.R & Merbaum, M (1973). Behavior change through self-control. New
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hurlock, EB (1980). Developmental psychology a life-span approach. Psikologi


perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Istiwidayanti
dan Soedjarwo, M.Sc (terjemahan). Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kartono, DR. Kartini (2000). Kamus psikologi. Bandung: CV. Pionir Jaya.

Kerlinger, FN (2006). Foundation of behavioral research. Asas-asas penelitian


behavioral. Landung. R. Simatupang (terjemahan). Edisi ketiga. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Kompas.com (2009). Pengguna internet Indonesia didominasi remaja. Diambil


tanggal 14 September 2009 dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/20/2028042/pengguna.in
ternet.indonesia.didominasi.remaja

Kuncono, (2004). Aplikasi Komputer Psikologi Diktat Kuliah dan Panduan


Praktikum. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.

Latifa, R (2004). Hubungan antara kecanduan berkomunikasi melalui internet dengan


hubungan interpersonal. Skripsi. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Madcoms (2008). Panduan menggunakan internet untuk pemula. Yogyakarta:


Penerbit Andi

Mappiare (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Mac Bride (1995). The Internet. Internet. Sugeng Panut (terjemahan). Cetakan ketiga.
Bekasi: Kesain Blanc Anggota IKAPI.
78

Pocket CBN (2009). Dari face to face ke facebook. Diambil tanggal 10 Agustus 2009
dari
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/pda/detail.aspx?x=Hot+Topic&y=
cybermed%7C0%7C0%7C5%7C190

Priyatno (2009). Belajar mudah internet. Yogyakarta: MediaKom.

Program Meditasi Indonesia (2009). Pemecahan masalah. Diambil tanggal 12


Agustus 2009 dari http://www.asianprogram.net/2009/07/dimensi-dimensi-
psikologis-meditasi-nsr.html

Sarafino, E.P (1994). Health psychology : Biopsychosocial interactions. Second


edition. New York: John Willey & Sons, Inc.

Sevilla, CG (1993). An introduction to research methods. Pengantar metode


penelitian. Alimuddin Tuwu (terjemahan). Universitas Indonesia: UI-Press.

Shafirashastrispasa (2008). Dampak positif dan negatif internet. Diambil tanggal 11


Agustus 2009 dari BERITA - shafirashastrispasa.blogspot.com.

S.S, Daryanto (1997). Kamus bahasa indonesia lengkap. Surabaya: Apollo.

Sugiyono (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Team Cyber (2008). 60 menit mahir berinternet. Jakarta: HP

Tretter, M (1995). How to use internet. Bagaimana menggunakan internet. Suhartono


(terjemahan). Cetakan ketiga. Jakarta: PT ELEX Media Komputindo

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2007). Kamus besar bahasa indonesia. Edisi
ketiga, cetakan keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
Cognitive Control Decisional Control
subjek 17 18 22 23 24 28 29 30 JUMLAH subjek 32 33 36 38 40 JUMLAH
1 4 4 3 3 3 2 3 4 26 1 3 3 3 3 4 16
2 3 3 3 3 3 3 3 4 25 2 3 2 3 3 3 14
3 3 3 3 3 3 4 4 4 27 3 4 4 4 3 4 19
4 4 2 2 2 3 3 3 3 22 4 3 3 4 3 4 17
5 2 2 3 3 4 4 4 3 25 5 3 3 3 3 4 16
6 4 3 4 2 4 3 4 4 28 6 2 4 4 2 3 15
7 2 3 4 2 3 2 3 3 22 7 3 3 4 3 3 16
8 4 3 3 4 4 4 4 4 30 8 4 4 4 4 4 20
9 2 3 3 3 4 3 3 3 24 9 3 4 3 1 4 15
10 2 3 3 2 3 2 4 3 22 10 3 3 4 3 4 17
11 2 3 3 2 4 4 4 3 25 11 3 3 2 3 3 14
12 4 3 4 4 4 2 4 3 28 12 3 3 3 3 3 15
13 3 3 3 3 4 2 4 1 23 13 3 2 2 1 2 10
14 2 3 3 4 4 4 4 4 28 14 4 3 3 3 4 17
15 2 3 4 2 4 3 4 3 25 15 3 3 3 3 3 15
16 3 2 2 1 4 3 3 3 21 16 3 3 4 3 3 16
17 3 3 2 3 4 4 4 3 26 17 3 2 3 2 4 14
18 4 3 2 4 4 4 4 4 29 18 3 4 3 4 3 17
19 4 2 3 3 3 3 4 3 25 19 3 3 3 2 2 13
20 4 3 4 3 3 3 4 3 27 20 4 4 3 4 4 19
21 4 4 4 2 3 3 4 4 28 21 4 3 3 3 3 16
22 3 2 3 3 4 3 4 3 25 22 4 3 4 2 4 17
23 3 4 3 3 3 3 4 3 26 23 3 3 3 2 4 15
24 3 2 2 2 4 3 3 4 23 24 4 3 3 3 4 17
25 2 3 3 3 4 3 3 4 25 25 3 3 3 3 4 16
26 3 3 3 4 4 4 4 4 29 26 3 3 3 3 4 16
27 3 3 3 2 3 2 3 4 23 27 4 4 4 4 4 20
28 3 3 3 4 4 3 4 3 27 28 4 3 4 4 4 19
29 3 3 3 4 4 3 4 3 27 29 2 3 3 2 4 14
30 3 2 3 3 4 3 4 2 24 30 1 2 3 2 4 12
31 4 3 4 3 3 3 3 4 27 31 2 3 2 2 4 13
32 3 2 3 4 4 4 4 3 27 32 3 4 3 3 4 17
33 4 3 3 4 3 3 4 4 28 33 4 4 4 4 4 20
34 4 4 3 4 4 3 4 4 30 34 3 3 4 4 4 18
35 4 2 3 3 4 3 4 3 26 35 3 2 3 2 3 13
36 4 3 4 3 3 3 4 3 27 36 2 1 3 3 2 11
37 4 2 3 3 3 3 4 3 25 37 3 3 3 2 3 14
38 3 2 3 4 3 4 3 3 25 38 3 3 3 3 4 16
39 4 3 3 4 4 4 4 3 29 39 3 4 2 4 3 16
40 3 2 3 4 4 2 4 3 25 40 3 3 3 3 4 16
41 3 3 4 4 4 3 4 3 28 41 3 3 4 4 4 18
42 3 2 3 4 4 4 4 2 26 42 1 2 3 2 4 12
43 4 2 2 4 3 3 4 4 26 43 2 3 2 2 4 13
44 4 3 4 2 4 3 4 4 28 44 3 3 3 3 4 16
45 3 2 3 3 4 3 3 4 25 45 3 2 3 3 3 14
46 3 3 3 3 4 3 3 4 26 46 4 4 4 3 4 19
47 4 3 3 3 4 3 4 3 27 47 3 3 3 3 3 15
48 3 3 3 3 3 4 4 1 24 48 3 2 2 1 2 10
49 4 3 2 4 4 4 4 4 29 49 4 3 3 3 4 17
50 3 2 2 3 4 3 3 2 22 50 1 2 3 2 4 12
51 4 4 4 3 4 4 4 4 31 51 3 3 3 4 4 17
52 4 4 4 3 3 2 3 4 27 52 4 4 2 3 3 16
53 2 2 2 2 4 3 3 4 22 53 3 3 2 2 2 12
54 2 2 4 4 4 4 4 3 27 54 3 4 2 2 2 13
55 3 3 4 4 3 2 3 3 25 55 3 3 2 4 3 15
56 4 4 3 4 3 3 3 4 28 56 2 3 3 1 3 12
57 4 4 4 3 4 4 4 4 31 57 4 3 2 3 2 14
58 3 2 3 3 2 3 3 3 22 58 4 4 4 4 3 19
59 3 4 4 3 2 4 4 4 28 59 2 2 2 2 2 10
60 3 3 3 4 4 4 3 2 26 60 4 4 2 2 2 14
61 3 4 3 3 3 2 3 3 24 61 4 4 4 3 4 19
62 2 3 3 4 3 4 3 2 24 62 4 4 4 2 3 17
63 4 4 3 3 3 4 4 4 29 63 4 4 2 4 4 18
64 4 3 4 4 4 4 3 3 29 64 2 4 4 4 3 17
65 3 4 3 3 3 3 2 3 24 65 4 4 3 4 4 19
66 4 3 4 4 4 3 3 4 29 66 3 3 3 4 4 17
67 4 3 4 4 4 1 4 3 27 67 4 4 4 4 3 19
68 2 4 3 3 3 3 4 4 26 68 3 3 3 4 2 15
69 4 3 4 4 4 4 2 4 29 69 4 3 3 4 4 18
70 2 3 3 2 3 4 4 3 24 70 3 3 3 4 3 16
Informational Control Retrospective control
subjek 43 44 45 47 48 49 52 JUMLAH SUBJEK 54 56 59 JUMLAH
1 4 3 3 3 3 3 3 22 1 3 3 2 8
2 1 3 2 2 2 1 3 14 2 2 2 1 5
3 4 3 4 4 4 4 2 25 3 3 3 3 9
4 4 3 3 4 3 4 3 24 4 3 3 3 9
5 3 3 3 4 3 2 1 19 5 3 3 2 8
6 3 3 3 4 2 3 3 21 6 4 4 4 12
7 2 3 3 4 2 4 4 22 7 2 4 4 10
8 4 3 1 4 4 4 4 24 8 4 4 3 11
9 3 3 3 4 4 3 3 23 9 3 3 4 10
10 3 3 3 4 3 3 1 20 10 4 3 3 10
11 4 3 4 3 3 4 3 24 11 3 3 3 9
12 3 3 3 3 3 3 3 21 12 3 3 3 9
13 2 2 2 3 2 2 2 15 13 3 3 3 9
14 3 3 3 3 3 3 4 22 14 3 4 2 9
15 3 3 3 3 3 3 3 21 15 3 3 3 9
16 3 3 3 4 3 3 4 23 16 4 3 3 10
17 4 4 3 3 3 3 3 23 17 3 2 3 8
18 3 3 3 4 4 4 3 24 18 3 4 3 10
19 4 3 3 4 4 3 4 25 19 4 3 1 8
20 4 3 3 3 4 3 3 23 20 3 3 2 8
21 3 3 3 3 2 3 2 19 21 3 3 3 9
22 2 3 4 3 3 4 4 23 22 2 4 1 7
23 3 3 3 3 3 3 3 21 23 3 3 2 8
24 4 3 3 3 3 3 3 22 24 3 3 2 8
25 4 4 3 4 4 4 3 26 25 4 4 3 11
26 2 3 3 3 3 4 3 21 26 3 3 2 8
27 4 4 4 4 4 4 4 28 27 4 4 2 10
28 3 3 3 3 3 3 2 20 28 4 4 3 11
29 4 4 4 4 4 1 4 25 29 4 4 1 9
30 4 3 3 4 3 4 3 24 30 4 2 3 9
31 4 4 4 4 4 4 4 28 31 4 4 1 9
32 4 3 3 3 3 4 3 23 32 3 3 3 9
33 4 4 4 4 4 4 4 28 33 4 4 4 12
34 3 4 4 4 4 2 2 23 34 4 4 2 10
35 3 3 3 4 3 3 3 22 35 3 3 2 8
36 4 4 2 2 3 4 2 21 36 2 4 3 9
37 3 3 3 3 3 3 3 21 37 3 3 2 8
38 3 3 3 3 3 3 3 21 38 3 3 3 9
39 1 3 3 3 3 2 1 16 39 2 2 4 8
40 4 3 3 4 3 3 3 23 40 4 1 2 7
41 4 4 4 1 1 4 1 19 41 4 4 4 12
42 4 3 3 4 3 4 3 24 42 4 2 3 9
43 4 4 4 4 4 4 4 28 43 4 4 1 9
44 4 3 3 3 3 3 3 22 44 3 3 2 8
45 1 3 2 2 2 1 3 14 45 2 2 1 5
46 4 3 4 4 4 4 2 25 46 3 3 3 9
47 3 3 3 3 3 3 3 21 47 3 3 3 9
48 2 2 2 3 2 2 2 15 48 3 3 3 9
49 3 3 3 3 3 3 4 22 49 3 4 2 9
50 4 3 3 4 3 4 3 24 50 4 2 3 9
51 4 4 4 3 3 3 4 25 51 3 2 4 9
52 3 3 3 3 3 3 4 22 52 3 3 3 9
53 3 3 3 3 3 2 3 20 53 2 3 3 8
54 3 4 2 2 3 3 4 21 54 3 3 3 9
55 2 2 2 3 2 1 4 16 55 2 4 4 10
56 3 4 3 4 3 4 3 24 56 1 4 3 8
57 4 2 3 4 2 2 4 21 57 3 2 4 9
58 3 4 3 3 2 3 3 21 58 1 3 3 7
59 2 2 3 3 2 4 4 20 59 2 2 4 8
60 2 2 3 3 1 3 4 18 60 3 2 4 9
61 3 2 3 3 4 3 3 21 61 1 3 3 7
62 4 4 3 4 4 3 3 25 62 2 3 3 8
63 3 3 3 3 2 3 4 21 63 2 2 4 8
64 3 2 3 3 3 3 3 20 64 2 2 3 7
65 2 2 3 4 2 1 2 16 65 2 3 2 7
66 2 3 2 2 1 4 4 18 66 1 4 4 9
67 2 3 3 2 2 3 4 19 67 2 4 2 8
68 2 4 3 2 2 3 4 20 68 3 3 4 10
69 2 4 2 3 2 4 4 21 69 1 3 4 8
70 4 4 3 4 2 3 4 24 70 3 2 2 7
Angket Try Out
Assalamualaikum Wr Wb.

Saya adalah mahasisiwi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan
penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan
judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-
jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.

Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban
tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban
yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.

Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah
selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat/tidak diisi.

Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan
sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas
kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Salam

Yuniar Rachdianti
Petunjuk Pengisian

Anda diminta untuk memberi tanda () pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan
keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Usia :

Jenis Kelamin :

Bagian I

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Saya selalu menyisihkan uang jajan untuk bermain game-online.
2. Sebelum mengerjakan tugas, yang terlebih dahulu saya lakukan adalah
membuka internet untuk on-line.
3. Sebelum saya bermain game-online, saya akan mengerjakan tugas
terlebih dahulu agar tidak dimarahi oleh orang tua.
4. Saya tidak pernah menyisihkan uang untuk bermain internet di warnet.
5. Saya menyediakan waktu khusus untuk bermain internet.
6. Tidak ada waktu khusus untuk penggunaan internet.
7. Jika ada masalah di kampus, saya tidak akan langsung
melampiaskannya dengan cara on-line.
8. Sesibuk apapun, saya pasti menyempatkan diri untuk on-line.
9. Saya tidak akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan
saya kurang sehat.
10. Ketika ada masalah di kampus, saya akan langsung melampiaskannya
dengan cara on-line.
11. Saya tidak akan meninggalkan kuliah hanya untuk bermain game-
online.
12. Saya akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya
kurang sehat.
13. Saya membatasi intensitas waktu dalam bermain internet.
14. Saya tidak bisa menahan diri apabila hasrat berinternet saya muncul.
15. Saya membatasi waktu jika pergi ke warnet ataupun ketika berada di
depan komputer.
16. Saya bisa lupa waktu, ketika sedang bermain game-online bersama
teman-teman.
17. Menurut saya, bermain game-online dapat menghilangkan stress.
18. Saya tidak dapat menahan diri ketika teman-teman saya mengajak untuk
pergi ke warnet.
19. Saya bisa menahan diri, jika teman-teman saya mengajak untuk bermain
game-online.
20. Saya sulit untuk berhenti atau mengurangi intensitas dalam
menggunakan internet.
21. Kalau saya merasa tertekan, saya mencoba memikirkan kejadian-
kejadian yang menyenangkan.
22. Jika saya merasa tertekan , saya malas untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan.
23. Apabila ada pikiran yang tidak menyenangkan mengganggu saya, saya
berusaha memikirkan sesuatu yang menyenangkan .
24. Ketika tubuh saya terasa sakit, saya berusaha mengalihkan pemikiran
saya dari rasa sakit itu .
25. Apabila tekanan dalam diri saya muncul, saya cepat-cepat untuk
mengalihkan pikiran saya kepada kegiatan yang bermanfaat.
26. Saya masih perlu banyak belajar untuk mengurangi kesalahan dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
27. Saya memikirkan game-online, ketika saya sedang tidak on-line
28. Saya suka menggunakan internet untuk menambah wawasan yang
positif yang tidak berbau pornografi.
29. Saya terus memikirkan internet, manakala sedang off-line (tidak
terhubung dengan internet.
30. Apabila saya berada pada suasana hati yang tidak cerah, saya berusaha
untuk bergembira sehingga suasana hatipun akan berubah.
31. Biasanya kegiatan saya ketika on-line adalah searching untuk mencari
jurnal-jurnal yang saya butuhkan.
32. Sebelum saya melangkah kemanapun, saya akan membuat
pertimbangan yang matang terlebih dahulu .
33. Saya sering menyesal akibat terburu-buru dalam mengambil sebuah
keputusan.
34. Saya rela mengorbankan waktu tidur demi dapat ber-internetan.
35. Lebih baik tidak on-line daripada telat masuk kuliah akibat penggunaan
internet.
36. Jika harus membuat keputusan, saya biasanya mencari alternatif
jawaban dengan cepat dan spontan.
37. Daripada mengerjakan tugas kuliah, saya lebih senang on-line.
38. Saya akan bertanggung jawab apabila saya melakukan kesalahan.
39. Lebih baik saya tidur daripada berlama-lama di depan layar komputer.
40. Saya lebih memilih menahan lapar daripada harus meninggalkan layar
komputer.
41. Saya rela membohongi orangtua untuk dapat bermain game-online.
42. Saya akan lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas apapun .
43. Saya tidak akan menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.
44. Saya tidak peduli dengan kejadian hari esok.
45. Saya harus cepat menyelesaikan satu tugas agar tugas lain tak
terbengkalai.
46. Sebelum saya bermain internet, biasanya saya terlebih dahulu
mengerjakan tugas .
47. Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat
melaksanakannya.
48. Saya tidak peduli dengan adanya hari esok.
49. Saya hanya belajar pada saat UAS berlangsung.
50. Saya selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
51. Saya suka mengatur pengeluaran saya agar tidak boros.
52. Saya selalu menyediakan pulsa untuk on-line di handphone.
53. Saya tidak pernah menyadari bahwa bermain game-online bisa
merugikan diri saya sendiri.
54. Saya pernah menyalurkan kemarahan saya kepada orangtua karena
dilarang bermain game-online.
55. Saya selalu menyalahkan diri saya jika saya tidak dapat membagi
waktu.
56. Akibat penggunaan internet yang berlebihan, saya dimarahi oleh
orangtua.
57. Jika saya mendapatkan nilai UAS jelek, saya akan menyalahkan diri
sendiri karena terlalu sering on-line.
58. Saya selalu menyalahkan diri saya sendiri apabila saya terlambat datang
ke kampus.
59. Saya merasa menyesal akibat menggunakan internet yang berlebihan.
60. Saya tidak bisa menerima apapun alasannya, jika orang tua melarang
saya bermain game-online.

Bagian II

1. Dalam 1 minggu, saya bermain facebook & twitter sebanyak.


a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

2. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bemain facebook &twitter
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam

3. Dalam 1 minggu, saya bermain game-online sebanyak..


a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

4. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bermain game-online

a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam
5. Dalam 1 minggu, saya chatting di internet sebanyak.

a. > 10 kali
b. 3-10 kali
a. < 3 kali

6. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan ketika chatting di internet.


a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam

7. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi


sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

8. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mencari berbagai informasi.
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. < 2,5 jam

9. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mendownload jurnal sebanyak..


a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali
10. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mendownload jurnal..
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. <2,5 jam jam

11. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk membaca artikel sebanyak.

a. > 10 kali
b. 3-10 kali
b. < 3 kali

12. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk membaca artikel.

a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. 2,5 jam
Angket Field Test
Assalamualaikum Wr Wb.

Saya adalah mahasisiwi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan
penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan
judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-
jujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.

Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban
tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban
yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya.

Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah
selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat/tidak diisi.

Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan
sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas
kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Salam

Yuniar Rachdianti
Petunjuk Pengisian

Anda diminta untuk memberi tanda () pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan
keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Usia :

Jenis Kelamin :

Bagian I

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Sebelum mengerjakan tugas, yang terlebih dahulu saya lakukan adalah
membuka internet untuk on-line.
2. Sebelum saya bermain game-online, saya akan mengerjakan tugas
terlebih dahulu agar tidak dimarahi oleh orang tua.
3. Saya menyediakan waktu khusus untuk bermain internet.
4. Tidak ada waktu khusus untuk penggunaan internet.
5. Ketika ada masalah di kampus, saya akan langsung melampiaskannya
dengan cara on-line.
6. Saya akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya
kurang sehat.
7. Jika ada masalah di kampus, saya tidak akan langsung
melampiaskannya dengan cara on-line.
8. Saya membatasi intensitas waktu dalam bermain internet.
9. Apabila ada pikiran yang tidak menyenangkan mengganggu saya, saya
berusaha memikirkan sesuatu yang menyenangkan .
10. Saya tidak dapat menahan diri ketika teman-teman saya mengajak untuk
pergi ke warnet.
11. Saya terus memikirkan internet, manakala sedang off-line (tidak
terhubung dengan internet.
12. Menurut saya, bermain game-online dapat menghilangkan stress.
13. Ketika tubuh saya terasa sakit, saya berusaha mengalihkan pemikiran
saya dari rasa sakit itu .
14. Saya suka menggunakan internet untuk menambah wawasan yang
positif yang tidak berbau pornografi.
15. Apabila saya berada pada suasana hati yang tidak cerah, saya berusaha
untuk bergembira sehingga suasana hatipun akan berubah.
16. Jika saya merasa tertekan , saya malas untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan.
17. Saya sering menyesal akibat terburu-buru dalam mengambil sebuah
keputusan.
18. Sebelum saya melangkah kemanapun, saya akan membuat
pertimbangan yang matang terlebih dahulu .
19. Saya lebih memilih menahan lapar daripada harus meninggalkan layar
komputer.
20. Saya akan bertanggung jawab apabila saya melakukan kesalahan.
21. Jika harus membuat keputusan, saya biasanya mencari alternatif
jawaban dengan cepat dan spontan.
22. Saya harus cepat menyelesaikan satu tugas agar tugas lain tak
terbengkalai.
23. Saya tidak peduli dengan kejadian hari esok.
24. Saya tidak akan menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.
25. Saya tidak peduli dengan adanya hari esok.
26. Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat
melaksanakannya.
27. Saya hanya belajar pada saat UAS berlangsung.
28. Saya selalu menyediakan pulsa untuk on-line di handphone.
29. Akibat penggunaan internet yang berlebihan, saya dimarahi oleh
orangtua.
30. Saya pernah menyalurkan kemarahan saya kepada orangtua karena
dilarang bermain game-online.
31. Saya merasa menyesal akibat menggunakan internet yang berlebihan.
Bagian II

1. Dalam 1 minggu, saya bermain facebook & twitter sebanyak.


a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

2. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bemain facebook &twitter
a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam

3.Dalam 1 minggu, saya bermain game-online sebanyak..


a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

4. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bermain game-online

a. > 10 jam
b. 2,5 jam- 10 jam
c. < 2,5 jam

5. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi


sebanyak.
a. > 10 kali
b. 3-10 kali
c. < 3 kali

6. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mencari berbagai informasi.
a. > 10 jam
b. 2,5 jam-10 jam
c. < 2,5 jam
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Reliabilitas Self-Control
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 3.6667 .4754 60.0


2. VAR00002 3.2000 .6840 60.0
3. VAR00003 3.0500 .5945 60.0
4. VAR00004 3.5500 .6746 60.0
5. VAR00005 3.1833 .8129 60.0
6. VAR00006 3.5333 .5031 60.0
7. VAR00007 3.0333 .6369 60.0
8. VAR00008 3.1667 .8268 60.0
9. VAR00009 3.0000 .8437 60.0
10. VAR00010 3.3333 .5420 60.0
11. VAR00011 3.3500 .6594 60.0
12. VAR00012 3.2000 .6325 60.0
13. VAR00013 3.3167 .8129 60.0
14. VAR00014 3.2333 .6979 60.0
15. VAR00015 3.3167 .7477 60.0
16. VAR00016 3.4333 .6731 60.0
17. VAR00017 3.3167 .7247 60.0
18. VAR00018 3.1000 .7962 60.0
19. VAR00019 3.4500 .7462 60.0
20. VAR00020 3.2500 .6796 60.0
21. VAR00021 3.4333 .6207 60.0
22. VAR00022 2.8500 .7089 60.0
23. VAR00023 3.2000 .7546 60.0
24. VAR00024 3.0833 .7431 60.0
25. VAR00025 3.1833 .7700 60.0
26. VAR00026 3.0167 .9112 60.0
27. VAR00027 3.4667 .7471 60.0
28. VAR00028 3.0333 .8018 60.0
29. VAR00029 3.4000 .7410 60.0
30. VAR00030 3.4000 .5584 60.0
31. VAR00031 3.2500 .7041 60.0
32. VAR00032 3.3500 .6594 60.0
33. VAR00033 3.1833 .6507 60.0
34. VAR00034 3.4000 .6938 60.0
35. VAR00035 3.5333 .5957 60.0
36. VAR00036 3.6667 .6553 60.0
37. VAR00037 3.0000 .5523 60.0
38. VAR00038 2.9833 .6763 60.0
39. VAR00039 3.1833 .7700 60.0
40. VAR00040 2.9667 .9013 60.0
41. VAR00041 2.8000 .5462 60.0
42. VAR00042 2.4833 .7700 60.0
43. VAR00043 3.4000 .5272 60.0
44. VAR00044 3.0500 .7903 60.0
45. VAR00045 3.2667 .7334 60.0
46. VAR00046 3.0167 .7917 60.0
47. VAR00047 3.4500 .6490 60.0
48. VAR00048 2.7667 .6979 60.0
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

49. VAR00049 3.1500 .6331 60.0


50. VAR00050 2.8833 .6402 60.0
51. VAR00051 2.9167 .7656 60.0
52. VAR00052 2.8500 .7324 60.0
53. VAR00053 2.9167 .6712 60.0
54. VAR00054 3.4167 .6187 60.0
55. VAR00055 2.7167 .7386 60.0
56. VAR00056 3.2500 .6796 60.0
57. VAR00057 3.1000 .5734 60.0
58. VAR00058 3.0000 .6638 60.0
59. VAR00059 3.1833 .7477 60.0
60. VAR00060 3.1000 .7524 60.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 190.9833 156.9997 12.5300 60
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 187.3167 153.8133 .2511 .8236


VAR00002 187.7833 151.4268 .3033 .8222
VAR00003 187.9333 151.6904 .3284 .8218
VAR00004 187.4333 151.7412 .2890 .8225
VAR00005 187.8000 153.9593 .3180 .8267
VAR00006 187.4500 152.2178 .3148 .8218
VAR00007 187.9500 150.6585 .3096 .8208
VAR00008 187.8167 151.2709 .2481 .8235
VAR00009 187.9833 152.9658 .1592 .8258
VAR00010 187.6500 150.7737 .3457 .8202
VAR00011 187.6333 161.3887 -.2879 .8340
VAR00012 187.7833 151.6980 .3146 .8221
VAR00013 187.6667 150.9718 .3287 .8229
VAR00014 187.7500 151.4788 .2930 .8224
VAR00015 187.6667 153.8192 .1413 .8258
VAR00016 187.5500 151.9805 .2751 .8228
VAR00017 187.6667 148.5989 .3058 .8189
VAR00018 187.8833 152.2743 .3082 .8244
VAR00019 187.5333 151.3379 .2781 .8227
VAR00020 187.7333 153.6565 .1710 .8250
VAR00021 187.5500 152.8958 .2422 .8235
VAR00022 188.1333 155.2023 .3033 .8272
VAR00023 187.7833 149.6302 .3383 .8206
VAR00024 187.9000 149.8881 .3105 .8208
VAR00025 187.8000 151.6203 .2524 .8233
VAR00026 187.9667 151.8972 .1902 .8252
VAR00027 187.5167 152.7624 .1992 .8245
VAR00028 187.9500 150.1500 .3159 .8217
VAR00029 187.5833 148.9251 .4061 .8195
VAR00030 187.5833 152.2811 .3197 .8223
VAR00031 187.7333 152.3684 .2379 .8236
VAR00032 187.6333 149.5921 .3323 .8196
VAR00033 187.8000 151.5186 .3157 .8220
VAR00034 187.5833 151.8065 .2756 .8228
VAR00035 187.4500 153.8788 .1872 .8246
VAR00036 187.3167 150.0167 .4083 .8201
VAR00037 187.9833 158.2879 -.1146 .8296
VAR00038 188.0000 152.2373 .3380 .8232
VAR00039 187.8000 150.9424 .2888 .8224
VAR00040 188.0167 154.9997 .3029 .8290
VAR00041 188.1833 155.6438 .0776 .8264
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00042 188.5000 157.7797 -.0710 .8309


VAR00043 187.5833 153.6031 .3386 .8237
VAR00044 187.9333 149.3853 .3318 .8206
VAR00045 187.7167 148.7489 .3212 .8192
VAR00046 187.9667 152.8802 .1784 .8251
VAR00047 187.5333 151.9819 .3173 .8226
VAR00048 188.2167 150.5794 .3164 .8212
VAR00049 187.8333 149.7345 .3230 .8195
VAR00050 188.1000 154.7017 .1186 .8260
VAR00051 188.0667 153.6565 .1453 .8258
VAR00052 188.1333 148.0158 .3240 .8182
VAR00053 188.0667 153.9277 .1574 .8253
VAR00054 187.5667 150.2497 .3198 .8201
VAR00055 188.2667 157.1141 -.0356 .8298
VAR00056 187.7333 150.8768 .3391 .8215
VAR00057 187.8833 156.1726 .0348 .8272
VAR00058 187.9833 152.2201 .2649 .8230
VAR00059 187.8000 148.2644 .3090 .8187
VAR00060 187.8833 151.3251 .2760 .8227

Reliability Coefficients

N of Cases = 60.0 N of Items = 60

Alpha = .7959
Reliabilitas Intensitas Penggunaan Internet
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 2.5667 .6207 60.0


2. VAR00002 2.6333 .5513 60.0
3. VAR00003 2.4500 .6490 60.0
4. VAR00004 2.4167 .7200 60.0
5. VAR00005 2.3667 .5813 60.0
6. VAR00006 2.2333 .6979 60.0
7. VAR00007 2.0667 .6342 60.0
8. VAR00008 2.0000 .6638 60.0
9. VAR00009 1.9000 .5109 60.0
10. VAR00010 1.7667 .5635 60.0
11. VAR00011 1.7500 .5712 60.0
12. VAR00012 1.7667 .6475 60.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 25.9167 8.2811 2.8777 12

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 23.3500 7.0788 .3473 .4419


VAR00002 23.2833 7.1556 .3785 .4364
VAR00003 23.4667 7.3718 .3385 .4734
VAR00004 23.5000 6.5932 .3163 .4156
VAR00005 23.5500 7.2347 .2266 .4488
VAR00006 23.6833 6.8302 .2642 .4343
VAR00007 23.8500 7.8246 .3153 .5070
VAR00008 23.9167 7.5692 .3042 .4925
VAR00009 24.0167 7.8472 .2604 .4889
VAR00010 24.1500 7.2822 .2240 .4500
VAR00011 24.1667 7.3955 .1800 .4613
VAR00012 24.1500 7.2483 .1760 .4624

Reliability Coefficients

N of Cases = 60.0 N of Items = 12

Alpha = .6822
Hasil Uji Korelasi
Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Self-control
98.5000 7.13585 70
Intensitas Penggunaan
25.3429 2.72873 70
Internet

Correlations

Intensitas
Penggunaan
Self-control Internet
Self-control Pearson Correlation 1 -.465(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 70 70
Intensitas Penggunaan Pearson Correlation -.465(**) 1
Internet Sig. (2-tailed) .000 .
N 70 70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

T-Test

Group Statistics

Std. Error
jenis kelamin N Mean Std. Deviation Mean
intensitas Laki-laki 29 24.7241 2.83973 .52732
penggunaan Perempuan
internet 41 25.7805 2.59338 .40502

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence Interval
F Sig. t df tailed) Difference Difference of the Difference

Lower Upper
inten Equal
sitas variances
peng assumed
.377 .541 -1.614 68 .111 -1.0563 .65452 -2.36243 .24973
guna
an
inter
net

Equal
56.9
variances not -1.589 .118 -1.0563 .66491 -2.38786 .27516
15
assumed

Oneway

ANOVA

intensitas penggunaan internet


Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 32.069 4 8.017 1.082 .373
Within Groups 481.703 65 7.411
Total 513.771 69

Hasil Uji Regresi

Model Summary

Adjuste Std. Error


Mode R dR of the
l R Square Square Estimate Change Statistics
F
R Square Chang
Change e df1 df2 Sig. F Change
1 .59
1(a .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000
)
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control,
informational control

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
179.662 5 35.932 6.883 .000(a)
n
Residual 334.110 64 5.220
Total 513.771 69
a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control,
informational control
b Dependent Variable: intensitas penggunaan internet
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11.719 4.037 2.903 .005
behavioral
.108 .100 .116 1.074 .287
control
cognitive
-.119 .122 -.103 -.973 .334
control
decisional
.245 .116 .226 2.107 .039
control
informational
.376 .093 .436 4.033 .000
control
retrospetive
.218 .223 .107 .980 .331
control
a Dependent Variable: intensitas penggunaan internet

Model Summary

Std.
R Adjuste Error of
Mode Squ dR the
l R are Square Estimate Change Statistics
F
R Square Chang
Change e df1 df2 Sig. F Change
1 .166(a) .028 .013 2.71064 .028 1.924 1 68 .170
a Predictors: (Constant), behavioral control

Model Summary

Std.
Error of
R Adjuste the
Squ dR Estimat
Model R are Square e Change Statistics
F
R Square Chang
Change e df1 df2 Sig. F Change
1 .173(a) .030 .001 2.72754 .030 1.030 2 67 .363
a Predictors: (Constant), cognitive control, behavioral control

Model Summary

R Std. Error
Mo Squar Adjusted of the
del R e R Square Estimate Change Statistics
R
Square F
Change Change df1 df2 Sig. F Change
1 .357(a) .127 .088 2.60652 .127 3.207 3 66 .029
a Predictors: (Constant), decisional control, cognitive control, behavioral control
Model Summary

Adjus
R ted R Std. Error
Mo Squar Squar of the
del R e e Estimate Change Statistics
R
Square
Chang F
e Change df1 df2 Sig. F Change
1 .583(a) .340 .299 2.28415 .340 8.368 4 65 .000
a Predictors: (Constant), informational control, cognitive control, decisional control, behavioral control

Model Summary

Std.
Error
M R of the
od Squar Adjusted Estima
el R e R Square te Change Statistics
R
Square F
Chang Chang
e e df1 df2 Sig. F Change
1 .591 2.2848
.350 .299 .350 6.883 5 64 .000
(a) 3
a Predictors: (Constant), retrospective control, behavioral control, decisional control, cognitive control,
informational control

Model Summary

Adjuste Std. Error


Mo R dR of the
del R Square Square Estimate Change Statistics
R Square F
Change Change df1 df2 Sig. F Change
1 .192(a
.037 .023 2.69754 .037 2.605 1 68 .111
)
a Predictors: (Constant), jenis kelamin

Model Summary

Std.
Adjuste Error of
R dR the
Model R Square Square Estimate Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .020(a
.000 -.014 2.74815 .001 .028 1 68 .867
)
a Predictors: (Constant), usia

Anda mungkin juga menyukai