Anda di halaman 1dari 11

Nama : Moch.

Yusuf Agung TS Kelas :B


NIM : 201410410311175
SISTEM ZAT PADAT

1. Mengapa pengetahuan tentang sistem zat padat penting untuk pemilihan bahan baku
obat?
Jawab:
Untuk mengetahui seberapa besar kelarutan sediaan obat sehingga dapat di peroleh sediaan
yang stabil. Umumnya sediaan obat tablet yang memiliki kelarutan dan stabilitas rendah,dipilih
modifikasi kkristal metastabil karena memiliki kelaruan mencapai dua kali stabil

2. Bagaimana pengruh sifat bahan obat terhadap mutu sediaan farmasi?


Jawab:

Sifat-sifat kimia fisika merupakan dasar untuk menjelaskan aktifitas biologis obat karena sifat
kimia fisika memegang peranan penting dalam menentukan metode yang tepat untuk formulasi
suatu obat, sehingga didapatkan suatu sediaan yang efektif, stabil, dan aman.

Sifat fisika kimia ini juga akan berkaitan erat dalam pengangkutan obat untuk mencapai
reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul-molekul obat harus melalui bermacam-macam
membran, berinteraksi dengan senyawa-senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta
biopolimer. Disini sifat kimia dan fisika berperan dalam proses penyerapan dan distribusi obat
sehingga kadar obat pada waktu tertentu mencapai reseptor dalam jumlah yang cukup besar.

Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan yang tinggi saja yang dapat
berinteraksi dengan reseptor biologis, sifat kimia fisika harus menunjang orientasi khas
molekul pada permukaan reseptor.

Ciri-ciri kimiawi dan fisika yang unik dari sutau bahan obat ditentukan bukan oleh uji analisis
dan metode yang digunakan untuk identifikasinya serta pengujiannya, tapi berhubungan
dengan formulasi, bentuk sediaan, kestabilan, efektivitas, dan keamanan. Bahan obat harus
tetap stabil untuk jangka waktu umur produk yang sesuai dengan yang ditentukan, harus sesuai
secara kimia dan fisika dengan semua komponen-komponen lainnya dalam formulasi.
Contohnya, zat pengisi yang ditambahkan dalam sebuah formulasi tablet untuk penyesuian
bobot dan ukuran tablet sesuai dengan yang ditetapkan adalah zat yang inert secara
farmakologi.

3. Bagaimana memilih bahan obat yang dapat dimanufaktur secara efisien?


4. Apa yang dimaksud dengan struktur kristal, modifikasi kristal dan polikristain?

struktur kristal

Adalah suatu susunan khas atom-atom dalam suatu kristal. Suatu struktur kristal
dibangun oleh sel unit, sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, yang secara
periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi. Spasi antar sel unit dalam segala
arah disebut parameter kisi. Sifat simetri kristalnya terwadahi dalam gugus spasinya.
Struktur dan simetri suatu emmainkan peran penting dalam menentukan sifat-sifatnya,
seperti sifat pembelahan, struktur pita listrik, dan optiknya.

Modifikasi kristal
Suatu modifikasi kristal yang dapat merubah bentuk kristal yang pada bentuk awalnya
metastabil ke bentuk stabil, baik dengan satu arah maupun dua arah yang dapat
dipengaruhi oleh suhu dan tekann tertentu

Polikrirstalin
Polikristalin yang tidak sempurna disebabkan oleh kecacatan dari defect kristal
KELARUTAN
Mengapa fenomena kelarutan penting untuk rancangan formulasi
Karena kelarutan setiap bahan obat tentunya berbeda-beda, ada yang mudah melarut
ada pula yang sukar larut. Menjadi permasalahan ketika bahan obat misal ingin
dibentuk sediaan cair, namun bahan obat tersebut tidak bisa larut. Dalam keadaan ini
diperlukan cara untuk dapat melarutkan bahan obat tersebut, karena bahan obat untuk
dapat mencapai efek terapetik harus terlarut dan terdistribusi dalam partikel kecil atau
halus yang nantinya akan memudahkan absorpsi bahan aktif obat. Untuk itu dibutuhkan
faktor pendukung untuk memudahkan bahan obat tersebut untuk dilarutkan yang
nantinya tujuan akhirnya melahirkan rancangan formulasi obat hingga terbentuk
sediaan obat.
Diantaranya yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah :
1. Interaksi solut dan solven
2. pH
3. Tekanan
4. Suhu
5. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel
6. Pengaruh konstanta dielektrik
Sehingga sangat penting untuk mengetahui fenomena kelarutan suatu bahan obat untuk
menentukan rancangan formulasi obat dalam hal ini untuk mencapai maksimum
pencapaian efek farmakologisnya.
Apa yang menjadi hambatan pada pembuatan sediaan larutan farmasetika
Beberapa hambatan dalam pembuatan sediaan larutan farmasetika adalah salah satunya
adanya interaksi antar molekul bahan obat yang memiliki perbedaan sifat secara fisika
dan kimia.
Sifat fisika misalnya kadar kelarutan yang berbeda pada suhu tertentu. Sedangkan sifat
kimia misalnya sifat kelarutan antara bahan obat dengan bahan obat yang lainnya atau
bahan obat dengan pelarut dimana bahan obat yang bersifat polar akan mudah larut
dalam bahan obat dan pelarut yang bersifat polar. Sedangkan bahan obat non polar juga
akan mudah berinteraksi dengan bahan obat lain atau pelarut yang memiliki sifat non
polar. Selain itu adanya kombinasi bahan obat yang memiliki kinerja sinergis dan
antagonis sehingga dibutuhkan ilmu pengetahuan untuk memilih bahan-bahan obat
untuk sediaan farmasetika dengan melihat sifat daripada bahan-bahan obat tersebut.
Bagaimana dengan istilah kelarutan like dissolve like ?
Like dissolve like merupakan sebuah prinsip kelarutan di mana suatu zat hanya akan
larut pada pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada
pelarut polar dan zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar.
Bagaimana cara meningkatkan kelarutan obat dalam air ?
1. Penyesuaian pH
2. Pembentukan senyawa garam atau ester yang larut
3. Pembentukan senyawa kompleks
Kompleksisasi: Dekompleksasi adalah cara yang sangat majemuk untuk
mendapatkan senyawa menjadi larutan.
4. Pelarut campur (kosolvensi)
- Merubah polaritas
- Meningkatkan interaksi solut solven
- Menurunkan tegangan antar muka air solut hidrofob
- Kelarutan senyawa obat tergantung polaritas solut dan solven
5. Hidrotropi
Fenomena Penambahan Senyawa Organik Terjadi Peningkatan Kelarutan
Senyawa Obat Sukar Larut Karena Perusakan Struktur Air Membentuk Rongga
Penempatan Solut Lebih Luas. Hal tersebut analog dengan salting in : garam
anorganik.
Salting in adalah keadaan dimana kelarutan protein akan meningkat. Hal ini
disebabkan oleh ion anorganik yang terhidrasi sempurna akan mengikat
permukaan protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul protein
karena adanya penambahan garam.
6. Solubilisasi misel
Peningkatan kelarutan solut, setelah dicapai konsentrasi misel kritis (CMC)
Kapasitas kelarutan tergantung pada Jenis surfaktan, ukuran misel dan HLB
surfaktan dan polaritas dan geometri molekul solut.
7. Penambahan suraktan
Surfaktan atau zat aktif permukaan adalah molekul yang struktur kimianya terdiri
dari dua bagian dan mempunyai perbedaan afinitas terhadap berbagai pelarut yaitu
bagian hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofobik terdiri dari rantai panjang
hidrokarbon terhalogenasi atau teroksigenasi, bagian ini mempunyai afinitas
terhadap minyak atau pelarut non polar, sedangkan bagian hidrofilik dapat berupa
ion, gugus polar, atau gugus-gugus yang larut dalam air. Surfaktan sendiri dibagi
atas:
a. surfaktan Anionik
Surfaktan yang larut dalam air dan berionisasi menjadi ion negatif dan ion
positif. Ion negatif bertindak sebagai surfaktan misalnya Natrium lauril sulfat.
b. Surfaktan Kationik
Surfaktan yang larut dalam air, berionisasi menjadi ion negatif dan ion
positif. Ion postif bertindak sebagai surfaktan, misalnya N-setil n-etil morfolium
etosulfat.
c. Surfaktan Amfoter
Surfaktan yang molekulnya bersifat amfoter, misalnya : Asil aminopropiona,
Imidazolinum betaine.
d. Surfaktan Nonionik
Surfaktan non ionik adalah surfaktan yang larut dalam air tetapi tidak
berionisasi, misalnya : tween dan span.
Bagaimana pengaruh pH terhadap distribusi (partisi) molekul obat (preserfatif)
dalam sistem emulsi atau solubilisasi misel ?
Zat organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat dipengaruhi oleh
pH pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti barbiturat dan sulfonamida
dalam air akan bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk garam yang mudah larut
dalam air. Sedangkan basa-basa organik lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal
pada umumnya sukar larut dalam air.
Bila pH larutan diturunkan dengan penambahan asam kuat maka akan terbentuk garam
yang mudah larut dalam air. Jadi pada pH asam, distribusi obat akan merata apabila
molekul obat juga bersifat asam, sedangkan apabila molekul obat bersifat basa, molekul
akan mengendap dan tidak terdistribusi merata. Pada pH basa, distribusi obat akan
merata apabila molekul obat bersifat basa, sedangkan molekut yang bersifat asam akan
mengendap dan tidak terdistribusi secara merata.
DISOLUSI

1. Apakah semua sediaan obat dilakukan uji disolusi?


Tidak, disolusi hanya dilakukan pada sediaan obat padat (tablet, kapsul) yang
memiliki kelarutan rendah

2. Mengapa disolusi penting untuk pengembangan formulasi dan evaluasi produk?


Unuk mengetahui besar kelarutan zat aktif dan kecepatan kelarutan sediaan obat
didalam tubuh sehingga dapat diperoleh efek terapetik yang diinginkan

3. Bagaimana cara mengetahui uji disolusi sediaan obat?

Dengan menggunakan rumus

Terdapat dalam farmakope indonesia edisi 4


4. Bagaimana cara penentuan persyaratan laju disolusi dan perhitungan evisiensi
disolusi?
PENENTUAN HASIL DISOLUSI
S1 : 6 UNIT SEDIAAN
TIAP UNIT Q + 5 %
S2 : 6 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 12 UNIT (S1 + S2) Q
DAN TIDAK SATU UNITPUN < Q 15 %
S3 : 12 UNIT SEDIAAN
RATA-RATA 24 UNIT (S1 + S2 + S3) Q ; DAN 2 UNIT
< Q 15 % DAN TIDAK SATU UNITPUN < Q 25 %
Q : Jumlah zat aktif terlarut.

Untuk pengembangan sediaan oral padat


1. Kadar zat aktif yang larut dalam waktu tertentu
c30 : kadar zat aktif terlarut selama 30 manit
2. Waktu yang diperlukan untuk melarutkan sejumlah
tertentu zat aktif
t 80 % : waktu yang diperlukan untuk
mencapai 80 % zat aktif terlarut

100 I
80 II
TERLARUT

60

40 III

20

10 20 30 40 50
Efisiensi disolusi (ed)
khan & rhodes (jps. 1965)
ed : perbandingan luas dibawah kurva disolusi dengan
luas segi empat 100 % zat aktif yang larut pada
waktu tertentu

Tablet E D
t
y 100
EDt ydt
C y 100
=
t

A B t (MENIT) LUAS
EDt ABC X 100
: LUAS %
Kapsul ABDE
G
y F E
100
D

LUAS
EDta BCD X 100
A C t : LUAS ACEG %
B (MENIT)

5. Apa yang dimaksud kondisi :sink: dan disolusi ntrinsik?


Kodisi sink adalah dimana voleme media lebih besar yaitu 3x saturasi
Disolusi instrinsik adalah disolusi dilakukan pada bahan obat yang dicetak dalam
bentuk tablet dengan permukaan tetap (a)

6. Mengapa uji disolusi dilakukan dam kondisi sink?


Karena kondisi sik menggambarkan pelepasan obat di dalam tubuh melalui invivo.
Yaitu jumlah obat disaluran cerna akan cepat terabsorpsi ke sistemik dengan cara
difusi pasif
7. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju disolusi?
Faktor yang mempengaruhi Disolusi
1. Suhu
Suhu akan mempengaruhi kecepatan melarut zat. Perbedaan sejauh lima persen dapat
disebabkan oleh adanya perbedaan suhu satu derajat.
2. Medium
Media yang paling umum adalah air, buffer dan 0,1 N HCl. Dalam beberapa hal zat tidak
larut dalam larutan air, maka zat organik yang dapat merubah sifat ini atau surfaktan
digunakan untuk menambah kelarutan. Gunanya adalah untuk membantu kondisi sink
sehinggan kelarutan obat di dalam medium bukan merupakan faktor penentu dalam
proses disolusi. Untuk mencapai keadaan sink maka perbandingan zat aktif dengan
volume medium harus dijaga tetap pada kadar 3-10 kali lebih besar daripada jumlah
yang diperlukan bagi suatu larutan jenuh.
Masalah yang mungkin mengganggu adalah adanya gas dari medium sebelum
digunakan. Gelembung udara yang terjadi dalam medium karena suhu naik dapat
mengangkat tablet, sehingga dapat menaikkan kecepatan melarut.
3. Kecepatan Perputaran
Kenaikan dalam pengadukan akan mempercepat kelarutan. Umumnya kecepatan
pengadukan adalah 50 atau 100 rpm. Pengadukan di atas 100 rpm tidak menghasilkan
data yang dapat dipakai untuk membeda-bedakan hasil kecepatan melarut. Bilamana
ternyata bahwa kecepatan pengadukan perlu lebih dari 100 rpm maka lebih baik untuk
mengubah medium daripada menaikkan rpm. Walaupun 4% penyimpangan masih
diperbolehkan, sebaiknya dihindarkan.
4. Ketepatan Letak Vertikal Poros
Disini termasuk tegak lurusnya poros putaran dayung atau keranjang, tinggi dan
ketepatan posisi dayung/ keranjang yang harus sentris. Letak yang kurang sentral dapat
menimbulkan hasil yang tinggi, karena hal ini akan mengakibatkan pengadukan yang
lebih hebat di dalam bejana.
5. Goyangnya poros
Goyangnya poros dapat mengakibatkan hasil yang lebih tinggi karena dapat
menimbulkan pengadukan yang lebih besar di dalam medium. Sebaiknya digunakan
poros dan bejana yang sama dalam posisi sama bagi setiap percobaan karena masalah
yang timbul karena adanya poros yang goyang akan dapat lebih mudah dideteksi.
6. Vibrasi
Bilamana vibrasi timbul, hasil yang diperoleh akan lebih tinggi. Hampir semua masalah
vibrasi berasal dari poros motor, pemanas penangas air atau adanya penyebab dari luar.
Alas dari busa mungkin dapat membantu, tetapi kita harus hati-hati akibatnya yaitu letak
dan kelurusan harus dicek.
7. Gangguan pola aliran
Setiap hal yang mempengaruhi pola aliran di dalam bejana disolusi dapat mengakibatkan
hasil disolusi yang tinggi. Alat pengambil cuplikan serta adanya filter pada ujung pipet
selama percobaan berlangsung dapat merupakan penyebabnya.
8. Posisi pengambil cuplikan
Posisi yang dianjurkan untuk pengambilan cuplikan adalah di antara bagian puncak
dayung (atau keranjang) dengan permukaan medium (code of GMP). Cuplikan harus
diambil 10-25 mm dari dinding bejana disolusi, karena bagian ini diperkirakan merupakan
bagian yang paling baik pengadukannya.
9. Formulasi bentuk sediaan
Penting untuk diketahui bahwa hasil kecepatan melarut yang aneh tidaklah selalu
disebabkan oleh masalah peralatan saja, tetapi beberapa mungkin juga disebabkan oleh
kualitas atau formulasi produknya sendiri. Beberapa faktor yang misalnya berperan
adalah ukuran partikel dari zat berkhasiat, Mg stearat yang berlebih sebagai lubrikan,
penyalutan terutama dengan shellak dan tidak memadainya zat penghancur. Ada juga
yang menambahkan faktor kekerasan tablet.
10. Kalibrasi alat disolusi
Kalibrasi alat disolusi selama ini banyak diabaikan orang, ternyata hal ini merupakan
salah satu faktor yang paling penting. Tanpa melakukannya tidak dapat kita melihat
adanya kelainan pada alat. Untuk mencek alat disolusi digunakan tablet khusus untuk
kalibrasi yaitu tablet prednisolon 50 mg dari USP yang beredar di pasaran. Tes dilakukan
pada kecepatan dayung atau keranjang 50 dan 100 rpm. Kalibrasi harus dilakukan
secara teratur minimal setiap enam bulan sekali (Martin, et. al., 2008).

8. Apa yang dimaksud sistem klasifikasi biofarmasetika pada penetapan spesifikasi


disolusi?
MIKROMIRETIK
Mengapa pengetahuan tentang partikel kecil sangat penting dalam Farmsetika
Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari
bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik , dan
respon farmakologis , juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk
itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat
penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang
benar dari granul dan serbuk. Sehingga dengan ukuran partikel yang kecil dapat
mempermudah pelepasan dari bentuk sediaan tersebut.

Apa yang dimaksud dengan diameter bola Ekivalen, diameter permukaan (ds),
diameter proyeksi (dp), diameter volume (dv) dan diameter stokes (dst)
1. Diameter Bola Ekivalen:
2. Diameter permukaan: diameter bentuk luas permukaan partikel
3. Diameter proyeksi: diameter hasil proyeksi-bidang datar mikroskopik
4. Diameter volume: diameter bentuk volume partikel
5. Diameter stokes: diameter partikel sedimentasi pd kecepatan sama sebagai
partikel asimetri
Bagaimana cara menetukan ukuran partikel, volume partikel dan luas permukaan
partikel.
1. Ukuran partikel: dengan pengayak standar
2. Volume partikel:
3. Luas permukaan partikel
Dengan cara:
1. metode adsorpsi
2. permeabilitas udara
PRINSIP : Menghitung luas permukaan partikel tiap gram bdskan besarnya
tahanan utama terhadap udara yang dialirkan melalui serbuk.
ASUMSI : Sekumpulan serbuk dianggap sbg kapiler yang diameternya
berhubungan dengan ukuran partikel rata-rata serbuk.

Anda mungkin juga menyukai