Anda di halaman 1dari 86

Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi

Probabilitas Kebangkrutan Bank Eko Widodo Lo 1

Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk


Mendeteksi Earnings Management Yavida Norim dan Indra Wijaya 13

Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern


Dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Terhadap Keefektifan Pengendalian Anggaran:
Suatu Studi Empiris Hiras Pasaribu 27

Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan


Akan Standar Laporan Keuangan
Dan Jasa Jaminan Lingkungan Inge Gunawan 41

Mengenal Pasar Modal


Dan Analisis Teknikal Agus Subardi dan Lita Kusumasari 51

Hubungan Variabel Pembentuk Minal


Berperilaku Menggunakan Forecast Reporting
Untuk Keputusan Investasi Pada Sekuritas:
Studi Pada Wakil Penjamin Emisi Efek Parwoto Wignjohartojo 59

Kinerja Pemasaran Usaha Kecil


Di Daerah Istimewa Yogyakarta Iswardono dan Sunaryadi 73
01
AG

US
TUS 20 ISSN 0853-1269 - Akreditasi No. 118/DIKTI/Kep/2001 Rp4.000,-
SUSUNAN REDAKSI
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
STIE YKPN YOGYAKARTA

Pelindung
Ketua STIE YKPN

Pemimpin Umum/Redaksi
Dr. Djoko Susanto, M.S.A., Akt.

Redaktur Pelaksana
Dra. Sinta Sudarini, M.S., Akt.

Redaktur Ahli
Drs. Al. Haryono Jusup, M.B.A., Akt.
Prof. Dr. Arief Suadi, M.B.A.
Dr. Djoko Susanto, M.S.A., Akt.
Dr. Harsono, M.Sc.
Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt.
Dr. Arief Ramelan Karseno, M.A.
Dr. Soeratno, M.Ec.
Dr. Suad Husnan, M.B.A.
Dr. Basu Swatha Dharmmesta, M.B.A.
Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A.
Dr. Marwan Asri, M.B.A.
Dr. Mardiasmo, M.B.A., Akt.
Dr. Suwardjono, M.Sc., Akt.
Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A., Akt.
Dr. Jogiyanto H.M., M.B.A., Akt.
Dr. Gudono, M.B.A., Akt.
Dra. Enny Pudjiastuti, M.B.A., Akt.

Sekretaris Redaksi
Drs. Rudy Badrudin, M.Si.

l
Jurnal Akuntansi dan Manajemen diterbitkan oleh
Pusat Penelitian STIE YKPN Yogyakarta dengan ISSN: 0853-1269,
Akreditasi No. 118/DIKTI/Kep/2001
l
Pendapat yang dinyatakan dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi,
tidak mencerminkan pendapat redaksi atau penerbit.
l
Surat menyurat mengenai permohonan ijin untuk menerbitkan kembali atau
menterjemahkan artikel dan sebagainya dapat dialamatkan kepada redaksi.
l
Harga Jurnal Akuntansi dan Manajemen (JAM)
Rp5.000,- (lima ribu rupiah) per eksemplar.
l
Alamat Redaksi:
Pusat Penelitian STIE YKPN Yogyakarta
Jl. Seturan, Yogyakarta 55281
Telp. 62-274-486160, 486321 Fax. 62-274-486081
DARI REDAKSI

Pembaca yang terhormat Management, Pengaruh Profesionalisme Satuan


Pengawasan Intern Dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Mulai edisi Agustus 2001, Jurnal Akuntansi & Terhadap Keefektifan Pengendalian Pelaksanaan
Manajemen STIE YKPN Yogyakarta telah Terakredi- Anggaran: Suatu Studi Empiris, Akuntansi
tasi berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan Akan Standar
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Laporan Keuangan Dan Jasa Jaminan Lingkungan,
Republik Indonesia Nomor 118/DIKTI/Kep/2001 Mengenal Pasar Modal Dan Analisis Teknikal,
tanggal 8 April 2001. Dengan telah Terakreditasinya Hubungan Variabel Pembentuk Minat Berperilaku
jurnal ini, maka Jurnal Akuntansi & Manajemen STIE Menggunakan Forecast Reporting Untuk Keputusan
YKPN Yogyakarta telah memenuhi persyaratan mutu Investasi Pada Sekuritas: Studi Pada Wakil Penjamin
yang ditetapkan berdasarkan hasil penilaian yang Emisi Efek, dan Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di
dilaksanakan oleh Komisi Khusus Publikasi Ilmiah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Majelis Penelitian Perguruan Tinggi (MPPT)
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Hasil Akreditasi Harapan kami mudah-mudahan artikel-arikel
jurnal ini bukanlah semata-mata upaya dari kami saja, tersebut dapat memberikan tambahan informasi
melainkan hasil sinergi bersama: para Penulis naskah khususnya bidang Akuntansi dan Manajemen bagi para
(artikel), Pembaca, dan Pengelola. pembaca. Selamat menikmati sajian kami pada edisi
Dalam edisi bulan Agustus 2001 ini, Jurnal ini dan sampai jumpa pada edisi berikutnya dengan
Akuntansi & Manajemen menyajikan topik-topik artikel-artikel yang lebih menarik.
sebagai berikut: Penggunaan Rasio Keuangan Untuk
Prediksi Probabilitas Kebangkrutan Bank, Penggunaan
Variabel Akuntansi Untuk mendeteksi Earnings Redaksi.
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK PREDIKSI


PROBABILITAS KEBANGKRUTAN BANK

Eko Widodo Lo 1)

PENDAHULUAN
kebangkrutan. Analisis diskriminan merupakan teknik
Penelitian mengenai prediksi kebangkrutan bank dapat analisis yang populer digunakan untukmelakukan
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berhubungan prediksi kebangkrutan. Penelitian-penelitian yang telah
dengan bank. Pihak-pihak yang dapat memanfaatkan menggunakan analisis diskriminan untuk melakukan
suatu model prediksi kebangkrutan bank adalah para prediksi kebangkrutan perusahaan adalah Altman
nasabah bank, investor bank, dan pemerintah terutama (1968), Deakin (1972), Edmister (1972), Altman,
Bank Indonesia. Nasabah bank dapat memanfaatkan Haldeman, dan Narayanan (1977), Dambolena dan
model prediksi kebangkrutan bank untuk membuat Khoury (1980), serta Lincoln (1984). Analisis logit
keputusan apakah akan menyimpan atau menarik digunakan dalam penelitian prediksi kebangkrutan
uangnya di bank. Apabila bank diprediksi akan oleh Ohlson (1980) dan untuk prediksi perusahaan
bangkrut, nasabah bank tersebut dapat segera target akuisisi oleh Palepu (1986).
mengamankan uangnya dengan menarik uangnya dari Beberapa penelitian mengenai kebangkrutan
bank tersebut atau memindahkan uangnya ke bank lain bank telah dilakukan di Indonesia. Surifah (1999) telah
yang lebih aman. melakukan analisis kegagalan bank dengan
Model prediksi kebangkrutan bank dapat menggunakan analisis logit. Surifah menguji kegunaan
digunakan investor bank dalam membuat keputusan rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan bank
investasi pada bank tertentu. Bank go public yang dengan menggunakan model CAMEL sesuai dengan
diprediksi akan mengalami kebangkrutan atau dalam Surat Edaran BI No. 30/11/KEP/DIR tertanggal 30
kesulitan keuangan dapat diduga harga sahamnya akan April 1997. Wilopo (2000) menyampaikan bahwa
turun. Apabila investor memiliki saham bank yang Surifah tidak membagi sampel menjadi sampel
diduga akan bangkrut dapat segera menjual saham estimasi dan sampel validasi dan menggunakan ukuran
perusahaan tersebut. Bank Indonesia sebagai pengatur sampel yang sama untuk bank yang bangkrut dan bank
dan pengendali lembaga perbankan dapat yang tidak bangkrut. Wilopo juga menggunakan
memanfaatkan model prediksi kebangkrutan bank analisis logit untuk melakukan prediksi kebangkrutan
untuk melakukan pembinaan terhadap bank-bank yang bank. Wilopo membagi sampel menjadi sampel
diprediksi akan bangkrut atau mengalami kesulitan. estimasi dan sampel validasi dan menggunakan ukuran
Dengan menggunakan hasil prediksi, Bank Indonesia sampel yang berbeda antara perusahaan yang tidak
dapat secepatnya menempuh langkah-langkah yang bangkrut. Kedua penelitian tersebut menggunakan
diperlukan untuk menyelematkan yang bersangkutan. analisis logit tapi tidak menjelaskan titik probabilitas
Teknik analisis diskriminan dan analisis logit cutoff prediksi kebangkrutan yang digunakan.
dapat digunakan untuk membuat model prediksi Penentuan titik probabilitas cutoff prediksi tersebut

1)
Drs. Eko Widodo Lo, M.Si., Akt., Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta

1
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

sangat penting karena menentukan tingkat ketepatan berbeda ukurannya.


prediksi. Penelitian ini juga menggunakan analisis logit 2. Untuk mengendalikan faktor industy-wide.
untuk pembuatan model prediksi kebangkrutan bank Rasio membantu membandingkan antara
karena tidak mensyaratkan asumsi distribui normal perusahaan dengan industrinya. Dalam analisis
untuk variabel-variabel independen sehingga keuangan mungkin diperlukan perbandingan
memungkinkan penggunaan variabel independen antara perusahaan dengan industrinya, dalam
berskala nonmetriks dalam analisis. Perbedaan hal ini dapat digunakan perbandingan rasio
penelitian ini dengan kedua penelitian tersebut adalah keuangan perusahaan dengan mean atau me-
penelitian ini akan menentukan titik probabilitas cut- dian rasio keuangan industri.
off untuk melakukan prediksi kebangkrutan dengan
menggunakan distribusi frekuensi probabalitas bank METODOLOGI PENELITIAN
bangkrut dan distribusi frekuensi probabilitas bank
yang tidak bangkrut (Palepu, 1986). Sampel penelitian Sampel Penelitian
akan dibagi menjadi sampel estimasi dan sampel
validasi dengan ukuran sampel yang berbeda sesuai Metode pengambilan sampel yang digunakan
dengan jumlah observasi yang berhasil diperoleh. adalah metode purposive sampling. Sampel penelitian
diperoleh dari majalah Swa Sembada 10/XII/11-31 Juli
TUJUAN PENELITIAN 1996 yang berisi data keuangan 229 bank untuk per
31 Desember 1995 dan Swa Sembada 13/XIII/17-30
Penelitian ini bertujuan melakukan analisis rasio Juli 1997 yang berisi data keuangan 217 bank per 31
keuangan bank untuk membuat model prediksi Desember 1996. Data keuangan yang digunakan untuk
probabilitas kebangkrutan bank dengan teknik analisis penelitian adalah tujuh rasio keuangan bank yang
logit. dicantumkan pada kedua tanggal penerbitan tersebut.
Data bank yang dilikuidasi dan bank beku operasi
POKOK MASALAH diperoleh dari daftar pemilik, komisaris, dan direksi
dari bank yang dilikuidasi dan bank beku operasi pada
Penelitian ini meneliti manfaat informasi akuntansi tahun 1997, yang dimuat oleh majalah Infobank edisi
keuangan bank untuk pembuatan keputusan oleh September No. 229/1998, yang berisi data 23 bank
pemakai misalnya nasabah, investor, dan Bank Indo- yang dilikuidasi dan 3 bank beku operasi.
nesia yaitu dengan mempelajari kemampuan rasio Penelitian ini membuat dua model estimasi
keuangan yang dibuat berdasarkan laporan keuangan dengan menggunakan sampel estimasi dari tahun 1995
bank untuk melakukan prediksi kebangkrutan bank. -dua tahun sebelum kebangkrutan- dan tahun 1996 -
Model prediksi yang dihasilkan oleh penelitian satu tahun sebelum kebangkrutan. Sampel estimasi
diharapkan dapat digunakan oleh para stakeholders yang pertama menggunakan data keuangan bank per
bank untuk membuat keputusan ekonomi. 31 Desember 1995 terdiri atas 20 bank yang bangkrut
karena dilikuidasi atau beku operasi dan 209 bank yang
PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN tidak bangkrut. Sampel estimasi yang kedua
menggunakan data keuangan bank per 31 Desember
Penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan bank 1996 yang terdiri atas 18 bank yang bangkrut karena
sebagai variabel independen untuk memprediksi dilikuidasi atau beku operasi dan 199 bank yang tidak
kebangkrutan bank. Barnes (1987) mengemukakan bangkrut.
terdapat dua alasan utama pengunaan rasio keuangan, Setiap sampel estimasi akan dibagi menjadi dua
yaitu: untuk membuat dua sampel validasi untuk pengujian
1. Untuk mengendalikan pengaruh ukuran pada model prediksi yang dihasilkan oleh sampel estimasi
variabel keuangan yang diteliti. Penggunaan yang merupakan keseluruhan sampel. Cara pembagian
rasio keuangan memungkinkan perbandingan sampel estimasi menjadi dua sampel validasi dilakukan
kondisi keuangan di antara perusahaan yang berdasarkan urutan nilai aktiva bank -terdiri atas 3

2
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

kelompok- dan urutan skor rating yang diberikan oleh 4. Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio
majalah Swa Sembada untuk setiap bank dalam setiap modal terhadap aktiva tertimbang menurut
kelompok tersebut. Sampel estimasi dan kedua sampel risiko (ATMR). Perhitungan ATMR dalam
validasi akan dianalisis dengan menggunakan analisis penelitian ini mengikuti cara perhitungan yang
logit. Model prediksi yang dihasilkan oleh sampel dilakukan oleh Swa yang sedikit berbeda
estimasi akan dibandingkan dengan model prediksi dengan rumusan BI, yaitu penjumlahan aktiva
yang dihasilkan oleh kedua sampel validasi. dengan 20% nilai kegiatan off-balanced sheet.
5. Loan to core deposit ratio (LCDR) adalah rasio
Variabel Penelitian jumlah kredit terhadap jumlah dana dari
masyarakat -giro, tabungan, dan deposito.
Pembentukan model prediksi dalam penelitian LDCR yang rendah berarti banyak dana
ini menggunakan satu variabel dependen berskala masyarakat yang tidak dimanfaatkan dalam
nonmetriks dan delapan variabel independen dengan penyaluran kredit. LDCR yang tinggi
tujuh variabel berskala metriks dan 1 variabel menunjukkan ketergantungan bank pada dana
nonmetriks. Variabel dependen adalah kondisi bank berisiko tinggi -misalnya, call money- yang
yang dinyatakan dalam dua kategori yaitu bank yang apabila berkelanjutan dapat menimbulkan mis-
bangkrut -dinyatakan dengan angka 1- dan bank yang match dalam pendanaan.
tidak bangkrut -dinyatakan dengan angka 0. Bank yang 6. Hasil Kredit (HS) adalah rasio pendapatan
dinyatakan bangkrut adalah bank yang dilikuidasi atau bunga terhadap jumlah kredit ditambah
bank beku operasi. Ketujuh variabel independen penempatan di BI, bank lain, dan surat
berskala metriks terdiri atas tujuh rasio keuangan bank berharga. Pendapatan kredit yang terlalu rendah
(Swa Sembada, 10/XII/11-31 Juli 1996) sebagai mungkin berarti banyak kredit bermasalah atau
berikut: banyak dana yang ditanamkan di luar kredit
1. Return on risked assets (RORA) yaitu rasio laba yang memberikan bunga rendah. Pendapatan
sebelum pajak terhadap aktiva berisiko. Aktiva kredit terlalu tinggi mungkin menunjukkan
berisiko adalah penjumlahan kredit yang bank terlalu berani menempuh risiko dalam
diberikan dan penempatan pada surat-surat penyaluran kredit yaitu meminta bunga kredit
berharga. Rasio ini menunjukkan kemampuan tinggi dengan persyaratan pemberian kredit
bank dalam memanfaatkan aktiva untuk yang lunak.
menghasilkan laba sebelum pajak. 7. Produktivitas tenaga kerja (PTK) adalah rasio
2. Net revenue from fund (NRFF) adalah selisih laba sebelum pajak terhadap biaya tenaga kerja.
antara rasio pendapatan bunga terhadap jumlah PTK yang tinggi berarti produktivitas tenaga
kredit, penempatan di BI, bank lain, dan surat kerja bank adalah tinggi, dan sebaliknya.
berharga, dengan rasio biaya bunga dari seluruh
dana pihak ketiga termasuk surat berharga yang Satu variabel independen berskala nonmetriks
diterbitkan dan pinjaman yang diterima. NRFF adalah variabel ukuran bank berdasarkan nilai aktiva
menunjukkan marjin yang sebenarnya diterima yang dimiliki yang terdiri atas 3 kelompok yaitu
oleh bank. Apabila NRFF lebih kecil daripada kelompok bank dengan nilai aktiva lebih dari 10 triliun
selisih antara tingkat bunga kredit dengan rupiah -dinyatakan dengan angka 1-, kelompok bank
tingkat bunga deposito, dapat menjadi indikator dengan nilai aktiva dari 1 triliun s.d. 10 triliun rupiah
bahwa bank mempunyai hambatan atau -dinyatakan dengan angka 2-, dan kelompok bank
kemacetan kredit. dengan nilai aktiva kurang dari 1 triliun rupiah -
3. Fee based income (FBI) adalah rasio pen- dinyatakan dengan angka 3.
dapatan nonbunga (fee based income) terhadap
seluruh pendapatan bank. FBI menunjukkan
kemampuan bank dalam memperoleh
pendapatan selain dari penyaluran kredit.

3
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

Teknik Analisis dan Model Penelitian HASIL ANALISIS DATA

Model prediksi yang dibuat menggunakan PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MODEL


teknik analisis logit karena model yang dibentuk terdiri PREDIKSI: DATA DUA TAHUN SEBELUM
atas satu variabel dependen berskala nonmetriks KEBANGKRUTAN
dengan delapan variabel independen yang terdiri atas
tujuh variabel berskala metriks dan satu variabel Model Prediksi Dengan Data Dua Tahun Sebelum
berskala nonmetriks. Analisis logit digunakan untuk Kebangkrutan
pembentukan model dan bukannya analisis Model prediksi pertama dibuat dengan meng-
diskriminan untuk menghindari beberapa masalah gunakan rasio keuangan bank tahun 1995 untuk
dalam analisis diskriminan (Ohlson, 1980). Model keseluruhan sampel yang merupakan sampel estimasi.
prediksi kebangkrutan dengan analisis logit disajikan Hasil analisis data untukpembentukan model prediksi
sebagai berikut:
tahun 1995 disajikan sebagai berikut:
1
P( B) = Model: Logistic regression (logit) N of 0's:209 1's:20
1 + e ( 0 + 1Ukuran+ 2 RORA+ 3 NRFF+ 4 FBI + 5CAR+ 6 LCDR+ 7 HS + 8 PTK ) Dep. var: BANGKRUT Loss: Max likelihood
Final loss: 49.792789529 Chi(8)=36.134 p=.00002
Keterangan: Estimation terminated at iteration number 7 because
P(B) = Probabilitas bangkrut Log Likelihood decreased by less than .01 percent.
-2 Log Likelihood 99.586
e = Bilangan eksponensial Goodness of Fit 141.291
0 = Konstanta Cox & Snell - R^2 .146
n = Koefisien logit Nagelkerke - R^2 .326

Ukuran = Ukuran aktiva Chi-Square df Significance


RORA = Return on risked assets Model 36.134 8 .0000
Block 36.134 8 .0000
NRFF = Net revenue from fund Step 36.134 8 .0000
FBI = Fee based income
CAR = Capital adequacy ratio ---------- Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit Test-----------
LCDR = Loan to core deposit ratio BANGKRUT = .00 BANGKRUT = 1.00
HS = Hasil kredit Group Observed Expected Observed Expected Total
1 23.000 22.999 .000 .001 23.000
PTK = Produktivitas tenaga kerja 2 23.000 22.976 .000 .024 23.000
3 23.000 22.915 .000 .085 23.000
Titik probabilitas cutoff untuk prediksi kebang- 4 23.000 22.749 .000 .251 23.000
5 22.000 22.402 1.000 .598 23.000
krutan menggunakan distribusi frekuensi probabilitas 6 21.000 21.817 2.000 1.183 23.000
bank bangkrut dan distribusi frekuensi probabilitas 7 22.000 21.171 1.000 1.829 23.000
bank yang tidak bangkrut (Palepu, 1986). Titik 8 21.000 20.138 2.000 2.862 23.000
9 20.000 18.453 3.000 4.547 23.000
probabilitas cutoff adalah pada titik perpotongan antara 10 11.000 13.381 11.000 8.619 22.000
distribusi frekuensi probabilitas kelompok bank yang Chi-Square df Significance1
bangkrut dengan kelompok bank yang tidak bangkrut. Goodness-of-fit test 3.6788 8 .8849

Model prediksi dibuat dengan analisis sampel


estimasi yang merupakan keseluruhan sampel. Model --------------------- Variables in the Equation ---------------------
Variable B S.E. Wald df Sig R Exp(B)
prediksi dari sampel estimasi akan diuji dengan UKURAN .2078 .4882 .1812 1 .6703 .0000 1.2310
membandingkannya dengan model logit yang dihasil- RORA -64.2951 40.6786 2.4982 1 .1140 -.0606 .0000
NRFF -38.3638 18.0733 4.5058 1 .0338 -.1359 .0000
kan oleh kedua sampel validasi. Pengujian model FBI -11.3279 8.1587 1.9278 1 .1650 .0000 .0000
prediksi dilakukan dengan membandingkan tanda CAR -24.5936 9.2739 7.0327 1 .0080 -.1926 .0000
LCDR -1.7850 .9622 3.4415 1 .0636 -.1031 .1678
koefisien regresi logit, pengaruh variabel independen HS 10.4282 5.6252 3.4367 1 .0638 .1029 33799.459
terhadap variabel dependen, tingkat persentase akurasi PTK .9627 .5240 3.3751 1 .0662 .1007 2.6188
Constant 1.8467 1.8263 1.0225 1 .3119
prediksi, dan tingkat signifikansi model.

4
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

Penentuan Titik Cutoff Model Prediksi Dua Tahun Classification Table for BANGKRUT
The Cut Value is .18
Sebelum Kebangkrutan Predicted
Probabilitas kebangkrutan tertinggi dalam .00 1.00 Percent Correct
sampel estimasi adalah 0,69. Distribusi frekuensi 0 1
Observed
probabilitas kebangkrutan dibuat dalam rentang antara .00 0 188 21 89.95%
0,00 s.d. 0,42 karena banyaknya observasi dengan
1.00 1 6 14 70.00%
probabilitas di atas 0,42 hanya 6 observasi. Distribusi
frekuensi probabilitas kebangkrutan untuk model Overall 88.21%
prediksi dengan sampel estimasi tahun 1995 disajikan
sebagai berikut: Pengujian Model Prediksi Dengan Data Dua Tahun
Sebelum Kebangkrutan
Analisis Sampel Validasi Pertama: Data Tahun
Estimasi Prob. Bangkrut Bank Bangkrut Bank tdk Bangkrut 1995. Hasil analisis logit terhadap sampel validasi yang
Range Nilai- Jum. % f1(p) Jum. % f2 (p) f1(p)/f2(p)
pertama-115 observasi terdiri atas 106 bank tidak
Mid
0,000-0,070 0.035 3 15.00% 141 67.46% 0.222
bangkrut dan 9 bank bangkrut- untuk pengujian model
0,071-0,140 0.105 3 15.00% 33 15.79% 0.950
estimasi tahun 1995, disajikan sebagai berikut:
0,141-0,210 0.175 1 5.00% 16 7.66% 0.653
Model: Logistic regression (logit) N of 0's:106 1's:9
0,211-0,280 0.245 4 20.00% 9 4.31% 4.644 Dep. var: BANGKRUT Loss: Max likelihood
0,281-0,350 0.315 5 25.00% 4 1.91% 13.063 Final loss: 14.792699661 Chi(8)=33.550 p=.00005
0,351-0,420 0.385 3 15.00% 1 0.48% 31.350
Estimation terminated at iteration number 9 because
>0,420 1 5.00% 5 2.39% 2.090
Log Likelihood decreased by less than .01 percent.
20 100.00% 209 100.00% -2 Log Likelihood 29.585
Goodness of Fit 150.298
Cox & Snell - R^2 .253
Nagelkerke - R^2 .599
Grafik fungsi densitas probabilitas empiris dari
probabilitas kebangkrutan dengan sampel estimasi Chi-Square df Significance
tahun 1995: Model 33.550 8 .0000
Block 33.550 8 .0000
Step 33.550 8 .0000

Classification Table for BANGKRUT


The Cut Value is .18
Predicted
.00 1.00 Percent Correct
0 1
Observed
.00 0 98 8 92.45%

1.00 1 1 8 88.89%

Overall 92.17%

------------------ Variables in the Equation -------------------

Variable B S.E. Wald df Sig R Exp(B)


Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui perpotongan UKURAN -.5683 .8806 .4164 1 .5187 .0000 .5665
RORA -245.616 135.1192 3.3043 1 .0691 -.1437 .0000
kedua distribusi probabilitas pada nilai probabilitas NRFF -127.024 57.1735 4.9360 1 .0263 -.2156 .0000
18% yang merupakan titik cutoff penentuan prediksi FBI -3.9788 13.6318 .0852 1 .7704 .0000 .0187
CAR -13.4059 14.0964 .9044 1 .3416 .0000 .0000
kebangkrutan bank. LCDR -1.5935 3.5371 .2029 1 .6524 .0000 .2032
HS 93.8407 43.4736 4.6594 1 .0309 .2052 5.682E+40
PTK 2.0658 1.4640 1.9911 1 .1582 .0000 7.8914
Constant -6.1451 6.5387 .8832 1 .3473

5
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

Analisis Sampel Validasi Kedua: Data Tahun 1995. Chi-Square df Significance


Goodness-of-fit test 1.3656 8 .9947
Hasil analisis logit terhadap sampel validasi --------------------------------------------------------
yang kedua -114 observasi terdiri atas 103 bank tidak
Classification Table for BANGKRUT
bangkrut dan 11 bank bangkrut- untuk pengujian The Cut Value is .18
model estimasi tahun 1995, disajikan sebagai berikut: Predicted
.00 1.00 Percent Correct
0 1
Model: Logistic regression (logit) N of 0's:103 1's:11
Observed
Dep. var: BANGKRUT Loss: Max likelihood
.00 0 90 13 87.38%
Final loss: 25.358714007 Chi(8)=21.628 p=.00566

1.00 1 2 9 81.82%
Estimation terminated at iteration number 7 because

Log Likelihood decreased by less than .01 percent.
Overall 86.84%
-2 Log Likelihood 50.717
Goodness of Fit 58.772 --------------------- Variables in the Equation ---------------------
Cox & Snell - R^2 .173 Variable B S.E. Wald df Sig R Exp(B)
Nagelkerke - R^2 .368 UKURAN .8458 .8577 .9725 1 .3241 .0000 2.3298
RORA -103.317 64.4258 2.5717 1 .1088 -.0889 .0000
Chi-Square df Significance NRFF -24.5402 22.3535 1.2052 1 .2723 .0000 .0000
Model 21.628 8 .0057 FBI -15.0301 11.1751 1.8089 1 .1786 .0000 .0000
Block 21.628 8 .0057 CAR -40.9770 15.7713 6.7506 1 .0094 -.2563 .0000
Step 21.628 8 .0057 LCDR -1.9520 1.3136 2.2080 1 .1373 -.0536 .1420
HS 5.8132 6.7854 .7340 1 .3916 .0000 334.6804
------ Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit Test--------- PTK .8085 .8791 .8458 1 .3577 .0000 2.2445
BANGKRUT = .00 BANGKRUT = 1.00 Constant 2.1426 3.0107 .5065 1 .4767
Group Observed Expected Observed Expected Total
1 11.000 11.000 .000 .000 11.000
2 11.000 10.993 .000 .007 11.000
3 11.000 10.951 .000 .049 11.000 Perbandingan model probabilitas logit yang dihasilkan
4 11.000 10.852 .000 .148 11.000 oleh sampel estimasi dengan dua sampel validasi
5 11.000 10.730 .000 .270 11.000
6 11.000 10.532 .000 .468 11.000 dengan menggunakan data (tahun 1995) dua tahun
7 10.000 10.227 1.000 .773 11.000 sebelum kebangkrutan disajikan sebagai berikut:
8 10.000 9.832 1.000 1.168 11.000
9 9.000 8.869 2.000 2.131 11.000
Perbandingan ketiga model yang dibuat berdasarkan
10 8.000 9.013 7.000 5.987 15.000

Sampel Estimasi Sampel Validasi I Sampel Validasi II


Koef. Sig. R Koef. Sig. R Koef. Sig. R
Variabel:
Ukuran 0,2078 0,6703 0,00 -0,5683 0,5187 0,000 0,8456 0,3241 0,000
RORA -64,2951 0,1140 -0,060 -245,616 0,0691 -0,144 -103,317 0,1088 -0,089
NRFF -38,3638 0,0338 -0.136 -127,024 0,0263 -0,216 -24,5402 0,2723 0,000
FBI -11,3279 0,1650 0,000 -3,9788 0,7704 0,000 -15,0301 0,1786 0,000
CAR -24,5936 0,080 -0,193 -13,4059 0,3416 0,000 -40,9770 0,094 -2,563
LCDR -1,7850 0,0636 -0,103 -1,5935 0,6524 0,000 -1,9520 0,1373 -0,536
HS 10,4282 0,0638 0,103 93,8407 0,0309 0,2052 5,8132 0,3916 0,000
PTK 0,9625 0,0662 0,101 2,0658 0,1582 0,000 0,8085 0,3577 0,000
Konstanta 1,8467 0,3119 - -6,1451 0,3473 - 2,1426 0,4767 -

Chi kuadrtat 36,134 33,550 21,628


Siginifikansi model 0,00002 0,00005 0,00566
% Akurasi prediksi - 88,21% 92,17% 86,84%
(cutoff 18%)

6
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

data rasio keuangan bank dua tahun sebelum ----- Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit Test-----
BANGKRUT = .00 BANGKRUT = 1.00
kebangkrutan (1995) memberikan temuan sebagai Group Observed Expected Observed Expected Total
berikut: 1 22.000 21.999 .000 .001 22.000
2 22.000 21.980 .000 .020 22.000
1. Terdapat konsistensi tanda koefisien regresi 3 22.000 21.859 .000 .141 22.000
logit untuk ketiga model tersebut yaitu: 4 22.000 21.621 .000 .379 22.000
5 22.000 21.206 .000 .794 22.000
a. Tanda koefisien negatif untuk variabel 6 21.000 20.865 1.000 1.135 22.000
RORA, NRFF, FBI, CAR, LCDR. 7 20.000 20.508 2.000 1.492 22.000
b. Tanda koefisien positif untuk variabel HS 8 20.000 19.718 2.000 2.282 22.000
9 16.000 17.992 6.000 4.008 22.000
dan PTK. 10 12.000 11.249 7.000 7.751 19.000
2. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
Chi-Square df Significance
besarnya probabilitas prediksi kebangkrutan, Goodness-of-fit test 2.9461 8 .9377
yang ditunjukkan oleh R tidak sama dengan 0,
adalah RORA untuk ketiga model dan NRFF, ------------------ Variables in the Equation -------------------
CAR, LDCR, serta HS untuk dua model.
3. Ketiga model adalah signifikan dan model Variable B S.E. Wald df Sig R Exp(B)
UKURAN -.3779 .5836 .4194 1 .5172 .0000 .6853
estimasi adalah yang paling signifikan. Ketiga RORA -27.9175 56.1104 .2476 1 .6188 .0000 .0000
model mempunyai persentase akurasi yang NRFF -89.4136 26.8936 11.0537 1 .0009 -.2701 .0000
FBI 2.6546 6.4029 .1719 1 .6784 .0000 14.2188
cukup tinggi di atas 50%. Berdasarkan hasil CAR -11.3869 9.0506 1.5829 1 .2083 .0000 .0000
tersebut model estimasi tahun 1995 dapat LCDR -.7021 .9283 .5720 1 .4495 .0000 .4956
HS 36.0916 12.7207 8.0499 1 .0046 .2208 4.725E+15
dipertimbangkan sebagai model prediksi. PTK .2841 .4168 .4646 1 .4955 .0000 1.3286
Constant -2.8573 2.3578 1.4686 1 .2256

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MODEL


PREDIKSI: DATA SATU TAHUN SEBELUM Penentuan Titik Cutoff Model Prediksi Satu Tahun
KEBANGKRUTAN Sebelum Kebangkrutan
Probabilitas kebangkrutan tertinggi dalam
Model Prediksi Dengan Data Satu Tahun Sebelum sampel estimasi tahun 1996 adalah 0,6468. Distribusi
Kebangkrutan frekuensi probabilitas kebangkrutan dibuat dalam
Pembuatan model prediksi kebangkrutan kedua rentang antara 0,00 s.d. 0,56 karena banyaknya
dengan menggunakan rasio keuangan bank tahun 1996 observasi dengan probabilitas di atas 0,56 hanya
untuk keseluruhan sampel yang merupakan sampel sebanyak 5 observasi. Distribusi frekuensi probabilitas
estimasi. Hasil analisis data untuk pembentukan model kebangkrutan untuk model prediksi dengan sampel
prediksi tahun 1996 disajikan sebagai berikut: estimasi tahun 1996 disajikan sebagai berikut:

Model: Logistic regression (logit) N of 0's:199 1's:18 Estimasi Prob. Bangkrut Bank Bangkrut Bank tdk Bangkrut
Dep. var: BANGKRUT Loss: Max likelihood
Range Nilai- Jum. % f1(p) Jum. % f2 (p) f1(p)/f2(p)
Final loss: 45.931188009 Chi(8)=32.224 p=.00009
Mid
Estimation terminated at iteration number 9 because 0,000-0,070 0.035 3 16.67% 143 71.86% 0.232
Log Likelihood decreased by less than .01 percent.
0,071-0,140 0.105 2 11.11% 32 16.08% 0.691
-2 Log Likelihood 91.862 0,141-0,210 0.175 5 27.78% 10 5.03% 5.528
Goodness of Fit 123.111 0,211-0,280 0.245 3 16.67% 6 3.02% 5.528
Cox & Snell - R^2 .138
Nagelkerke - R^2 .317 0,281-0,350 0.315 1 5.56% 1 0.50% 11.056
0,351-0,420 0.385 1 5.56% 1 0.50% 11.056
Chi-Square df Significance
Model 32.224 8 .0001
0,421-0,490 0.455 1 5.56% 2 1.01% 5.528
Block 32.224 8 .0001 0,491-0,560 0.525 1 5.56% 0 0.00% Tak terhingga
Step 32.224 8 .0001
>0,560 1 5.56% 4 2.01% 2.764
18 100.00% 199 100.00%

7
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

Grafik fungsi densitas probabilitas empiris dari ------ Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit Test---------
BANGKRUT = .00 BANGKRUT = 1.00
probabilitas kebangkrutan dengan sampel estimasi Group Observed Expected Observed Expected Total
tahun 1996: 1 11.000 11.000 .000 .000 11.000
2 11.000 11.000 .000 .000 11.000
3 11.000 11.000 .000 .000 11.000
4 11.000 11.000 .000 .000 11.000
0.8 5 11.000 11.000 .000 .000 11.000
Frekuensi

0.6 6 11.000 10.991 .000 .009 11.000


7 11.000 10.920 .000 .080 11.000
0.4 8 10.000 10.699 1.000 .301 11.000
9 10.000 9.028 1.000 1.972 11.000
0.2
10 3.000 3.362 7.000 6.638 10.000
0
Chi-Square df Significance
0.035 0.105 0.175 0.245 0.315 0.385 0.455 0.525
Goodness-of-fit test 2.4041 8 .9661
Bank Bangkrut --------------------------------------------------------
Prob. Kebangkrutan
Bank Tidak Bangkrut
Classification Table for BANGKRUT
The Cut Value is .12
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui perpotongan Predicted
kedua distribusi probabilitas pada nilai probabilitas .00 1.00 Percent Correct
0 1
12% yang merupakan titik cutoff penentuan prediksi Observed
kebangkrutan bank apabila menggunakan sampel .00 0 89 11 89.00%
estimasi tahun 1996.
1.00 1 1 8 88.89%

Classification Table for BANGKRUT
Overall 88.99%
The Cut Value is .12
Predicted
--------------------- Variables in the Equation ---------------------
.00 1.00 Percent Correct
Variable B S.E. Wald df Sig R Exp(B)
0 1
UKURAN .2907 1.0507 .0765 1 .7820 .0000 1.3373
Observed RORA 56.0228 162.4173 .1190 1 .7301 .0000 2.140E+24
.00 0 168 31 84.42% NRFF -460.944 188.0144 6.0105 1 .0142 -.2541 .0000
FBI 2.5621 13.0065 .0388 1 .8438 .0000 12.9635
1.00 1 4 14 77.78% CAR -72.3533 37.8728 3.6497 1 .0561 -.1630 .0000
LCDR 1.7831 3.9891 .1998 1 .6549 .0000 5.9481
Overall 83.87% HS 190.7266 82.9535 5.2863 1 .0215 .2300 6.784E+82
PTK -.1257 1.4519 .0075 1 .9310 .0000 .8819
Constant -14.9012 8.8631 2.8266 1 .0927
Pengujian Model Prediksi Dengan Data Satu Tahun
Sebelum Kebangkrutan. Analisis Sampel Validasi Kedua: Data Tahun 1996.
Analisis Sampel Validasi Pertama: Data Tahun Hasil analisis logit terhadap sampel validasi yang
1996. Hasil analisis logit terhadap sampel validasi yang kedua -108 observasi terdiri atas 99 bank tidak bang-
pertama -109 observasi terdiri atas 100 bank tidak krut dan 9 bank bangkrut- untuk pengujian model
bangkrut dan 9 bank bangkrut- untuk pengujian model estimasi tahun 1996, disajikan sebagai berikut:
estimasi tahun 1996, disajikan sebagai berikut:
Model: Logistic regression (logit) N of 0's:99 1's:9
Dep. var: BANGKRUT Loss: Max likelihood
Model: Logistic regression (logit) N of 0's:100 1's:9
Final loss: 23.568249761 Chi(8)=14.820 p=.06278
Dep. var: BANGKRUT Loss: Max likelihood
Estimation terminated at iteration number 10 because
Final loss: 11.349161229 Chi(8)=39.431 p=.00000
Log Likelihood decreased by less than .01 percent.
Estimation terminated at iteration number 9 because
Log Likelihood decreased by less than .01 percent.
-2 Log Likelihood 47.136
-2 Log Likelihood 22.698 Goodness of Fit 75.103
Goodness of Fit 37.506 Cox & Snell - R^2 .128
Cox & Snell - R^2 .304 Nagelkerke - R^2 .294
Nagelkerke - R^2 .699
Chi-Square df Significance
Chi-Square df Significance
Model 14.820 8 .0627
Model 39.431 8 .0000
Block 14.820 8 .0627
Block 39.431 8 .0000
Step 14.820 8 .0627
Step 39.431 8 .0000

8
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

------ Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit Test--------- Perbandingan model probabilitas logit yang dihasilkan
BANGKRUT = .00 BANGKRUT = 1.00
Group Observed Expected Observed Expected Total oleh sampel estimasi dengan dua sampel validasi
1 11.000 11.000 .000 .000 11.000 dengan menggunakan data (tahun 1996) satu tahun
2 11.000 10.977 .000 .023 11.000
3 11.000 10.834 .000 .166 11.000
sebelum kebangkrutan disajikan sebagai berikut (lihat
4 11.000 10.716 .000 .284 11.000 pada tabel di bawah):
5 10.000 10.596 1.000 .404 11.000
6 10.000 10.482 1.000 .518 11.000
7 11.000 10.292 .000 .708 11.000 Perbandingan ketiga model yang dibuat berdasarkan
8 10.000 9.786 1.000 1.214 11.000 data rasio keuangan bank satu tahun sebelum kebang-
9 9.000 8.952 2.000 2.048 11.000
10 5.000 5.364 4.000 3.636 9.000 krutan (1996) memberikan temuan sebagai berikut:
1. Terdapat konsistensi tanda koefisien regresi
Chi-Square df Significance
Goodness-of-fit test 2.7289 8 .9502
logit untuk ketiga model tersebut yaitu:
-------------------------------------------------------- a. Tanda koefisien negatif untuk variabel
Classification Table for BANGKRUT NRFF dan CAR.
The Cut Value is .12 b. Tanda koefisien positif untuk variabel
Predicted
.00 1.00 Percent Correct
FBIdan HS.
0 1 2. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
Observed besarnya probabilitas prediksi kebangkrutan,
.00 0 82 17 82.83%
yang ditunjukkan oleh R tidak sama dengan 0,
1.00 1 2 7 77.78% adalah NRFF dan HS untuk ketiga model.

Overall 82.41% 3. Model estimasi tahun 1996 dan model validasi
--------------------- Variables in the Equation ---------------------
I adalah signifikan di bawah 0,05 sedangkan
Variable B S.E. Wald df Sig R Exp(B) model validasi kedua adalah signifikan di
UKURAN -.6537 1.0945 .3567 1 .5503 .0000 .5201 bawah 0,10. Ketiga model mempunyai
RORA -70.5396 74.8401 .8884 1 .3459 .0000 .0000
NRFF -85.6217 37.6549 5.1704 1 .0230 -.2262 .0000 persentase akurasi yang cukup tinggi di atas
FBI .1130 1.3939 .0066 1 .9354 .0000 1.1196
CAR -13.9076 12.7862 1.1831 1 .2767 .0000 .0000
50%. Berdasarkan hasil tersebut model estimasi
LCDR -1.3067 1.4067 .8629 1 .3529 .0000 .2707 tahun 1996 dapat dipertimbangkan sebagai
HS 33.8499 15.2572 4.9223 1 .0265 .2172 5.021E+14
PTK .0485 .7682 .0040 1 .9497 .0000 1.0497
model prediksi.
Constant -.9180 3.3553 .0749 1 .7844

Sampel Estimasi Sampel Validasi I Sampel Validasi II


Koef. Sig. R Koef. Sig. R Koef. Sig. R
Variabel:
Ukuran -0,3779 0,5172 0,000 0,2907 0,7820 0,000 -0,6537 0,9503 0,000
RORA -27,9175 0,6188 0,000 56,0228 0,7301 0,000 -70,5396 0,3459 0,000
NRFF -89,4136 0,0009 -0,270 -460,944 0,0142 -0,254 -85,6217 0,0230 -0,226
FBI 2,6546 0,6784 0,000 2,5621 0,8438 0,000 0,1130 0,9354 0,000
CAR -11,3869 0,2083 0,000 -72,3533 0,5610 -0,163 -13,9076 0,2767 0,000
LCDR -0,7021 0,4495 0,000 1,7831 0,6549 0,000 -1,3067 0,3529 0,000
HS 36,0916 0,0046 0,221 190,7266 0,0215 0,230 33,8499 0,0265 0,217
PTK 0,2841 0,4955 0,000 -0,1257 0,9310 0,000 0,0485 0,9497 0,000
Konstanta -2,8573 0,2256 - -14,9012 0,0927 - -0,9180 0,7844 -

Chi kuadrtat 32,224 39,431 14,820


Siginifikansi model 0,00009 0,00000 0,06278
% Akurasi prediksi 83,87% 88,99% 82,41%
(cutoff 12%)

9
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

KESIMPULAN mempunyai persentase akurasi yang cukup


tinggi namun model estimasi tahun 1995 lebih
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, disarankan untuk digunakan karena mempu-
beberapa kesimpulan dapat dibuat sebagai berikut: nyai tingkat akurasi yang lebih tinggi dan lebih
1. Tanda koefisien regresi logit yang konsisten di konsisten. Model estimasi dengan
antara kedua data sampel tahun 1995 (tiga menggunakan data tahun 1995 (lebih lama)
model) dan tahun 1996 (tiga model) adalah: menghasilkan akurasi prediksi yang lebih tinggi
a. Tanda negatif untuk variabel NRFF dan daripada data tahun 1996 diduga karena bank-
CAR. bank yang merasa kondisi keuangannya buruk
b. Tanda positif untuk variabel HS. pada tahun 1995 menjadi panik dan melakukan
2. Variabel yang secara konsisten berpengaruh manipulasi angka-angka keuangannya agar
terhadap probabilitas kebangkrutan di antara tampak lebih baik pada tahun berikutnya.
kedua data sampel tahun 1995 (tiga model) dan Manipulasi angka-angka keuangan tersebut
tahun 1996 (tiga model) adalah variabel NRFF dapat menimbulkan distorsi dalam analisis yang
untuk keenam model dan HS untuk lima model. menyebabkan perubahan akurasi prediksi
3. Model estimasi tahun 1995 maupun 1996 dapat terhadap bank yang bangkrut maupun tidak
dipertimbangkan sebagai model prediksi karena bangkrut.
keduanya signifikan secara statistika dan

10
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

DAFTAR PUSTAKA 1972): hal. 167-179.

Altman, Edward I. "Financial Ratios, Discrimi- Edmister, Robert O. "An Empirical Test of Fi-
nant Analysis, and the Prediction of Cor- nancial Ratios Analysis for Small Busi-
porate Bankruptcy". The Journal of Fi- ness Failure Prediction". The Journal
nance (23:4, 1968): hal. 589-609. of Financial and Quantitative Analysis
(7:2, 1972): hal. 1477-1493.
Altman, Edward I., Robert G. Haldeman, dan
P. Narayan. "Zeta Analysis: A New Lincoln, Mervyn. "An Empirical Study of the
Model to Identify Bankruptcy Risk of Usefulness of Accounting Ratios to
Corporation". The Journal of Banking Describe Levels of Insolvency Risk".
and Finance (1:1, 1977): hal. 29-54. The Journal of Banking and Finance (8:
2, 1984): hal. 321-340.
Barnes, Paul. "The Analysis and Use of Finan-
cial Ratios: A Review Article". Journal Ohlson, James A. "Financial Rastios and the
of Business Finance and Accounting Probabilistic Prediction of Bankruptcy".
(14: 4, 1987): hal. 449-461. Journal of Accounting Research: Vol.
18, 1980.
Dambolena, Ismael G, dan Sarkis J. Khoury.
"Ratio Stability and Corporate Failure". Palepu, Krishna G. "Predicting Takeover Tar-
The Journal og Finance (35: 4, 1980): get: A Methodological and Empirical
hal. 1017-1026. Analysis". Journal of Accounting and
Economics: 8, 1986: hal. 3 - 35.
Deakin, Edward B. "A Discriminant Analysis
of Predictors of Business Failure". The Wilopo. "Prediksi Kebangkrutan Bank". SNA,
Journal of Accounting Reasearch (10:1, 2000.

11
Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penggunaan Rasio Keuangan Untuk Prediksi ......

12
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

PENGGUNAAN VARIABEL AKUNTANSI UNTUK


MENDETEKSI EARNINGS MANAGEMENT
Yavida Nurim *)
Indra Wijaya Kusuma **)

ABSTRACT LATAR BELAKANG

Earnings, published by management, is used Earnings sebagai alat untuk mengukur kinerja
to measure management performance. Earnings is cal- perusahaan, memberikan informasi berkaitan dengan
culated based on accruals accounting. The problem is tanggung jawab manajemen dalam pengelolaan
how to the detect earnings manipulation towards ac- sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
cruals or earnings management. Implikasinya, earnings diterbitkan oleh manajemen
In previous research, earnings detection used discre- yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan
tionary accruals calculation (abnormal accruals). This (sesuai SFAC). Kondisi tersebut diprediksi oleh
method has its weakness, therefore the use of other Dechow (1994) akan menimbulkan masalah karena
methods is expected to be powerful in detecting earn- manajemen sebagai pihak yang memberikan informasi
ings management. tentang kinerja perusahaan sekaligus dievaluasi dan
This researchs objective is to give an alterna- dihargai berdasarkan laporan tersebut.
tive, other than discretionary accruals, as a method in Manajemen menetapkan earnings berdasarkan accru-
detecting earnings management. This method uses als, berarti manajemen memiliki kesempatan untuk
accounting variables that can give signals on the fu- menetapkan beberapa kebijakan melalui accruals.
ture prospect. Kebijakan tersebut digunakan sebagai usaha memaksi-
Tha result suggest that this method is not pow- malkan utilitas manajemen yang berkaitan dengan
erful in detecting earnings management. The result also rencana kompensasi (Holthausen et al., 1995 dan Gaver
indicates the various types of earnings management et al., 1995), penurunan kinerja (Pourciau, 1993,
(minimizing earnings, maximizing earnings, income Murphy dan Zimmerman, 1993, dan Perry dan
smoothings, or taking a bath), so it is hard to predict Grinaker, 1994), perjanjian utang (DeAngelo et al.,
earnings management behavior. 1994, DeFond dan Jiambalvo, 1994, dan Bowen et al.,
1995).
Key Words: Earnings management, discretionary ac- Masalah yang kemudian muncul adalah
cruals, accounting variables, earnings manipulation, bagaimana mendeteksi adanya manipulasi dalam ear-
non discretionary accruals nings yang disebut earnings management. Earnings

*)
Yavida Nurim, SE., M.Si., Akt., Alumnus Program Magister Sains Akuntansi UGM
**)
Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A., Dosen Fakultas Ekonomi UGM

13
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Management adalah suatu usaha untuk mempengaruhi terjadi adalah peneliti telah diarahkan untuk melakukan
laba yang dilaporkan dalam jangka pendek, dengan penyusunan kembali total accruals menjadi elemen
harapan manajer dapat mempengaruhi investor dan discretionary dan non discretionary. Padahal model
sebagai alat untuk mencapai beberapa keuntungan tersebut tidak efisien dalam mengisolasi elemen-
pribadi manajemen (Schroeder dan Clark, 1995). elemen discretionary dari total accruals, meskipun di
Perilaku tersebut telah diprediksi oleh teori keagenan satu sisi, sangatlah penting mendeteksi Earnings man-
melalui hipotesisnya yaitu manajemen berusaha agement didasarkan pada accruals. Akibatnya, peneliti
memaksi-malkan kesejahteraannya. Tujuannya adalah dipaksa menggunakan prosedur yang menghasilkan
untuk menyempurnakan kinerja melalui peningkatan pengukuran discretionary accruals yang berisiko
laba dengan segera, tetapi bukan dengan usaha dalam mengalami kesalahan prediksi pengukuran pada
rentang waktu yang lebih lama (sesuai proses yang tingkat yang signifikan. Hal tersebut terjadi karena
wajar), sedangkan hal ini tidak selalu sesuai dengan adanya pengakuan accruals yang tidak sepenuhnya
kepentingan pemegang saham (Wolk dan Tearney, menggambarkan terjadinya earnings management.
1997). Menurut Healy (1985), perilaku tersebut terjadi Dengan demikian terjadi kesalahan penggunaan
karena manajer memiliki informasi tentang earnings variabel-variabel untuk memprediksi accruals, sebagai
sebelum melakukan manipulasi dan pihak luar tidak obyek yang dikelola oleh manajemen. Padahal,
memiliki kesempatan mempelajari earnings. variabel-variabel tersebut tidak berkaitan dengan ac-
Perilaku di atas mengakibatkan terjadinya cruals. Selanjutnya, variabel-variabel yang seharusnya
informasi yang asimetris antara manajemen dengan digunakan sebagai obyek untuk dideteksi, menjadi
pihak luar yang selanjutnya mendorong kebutuhan variabel yang terlepas dari deteksi terjadinya earnings
untuk mendeteksi guna mengidentifikasi adanya management (Kang dan Shivaramakrishnan, 1995).
manipulasi. Deteksi manipulasi merupakan sesuatu Kesalahan lain yang dapat terjadi adalah kesalahan
yang penting, karena berkaitan dengan faktor-faktor model dalam mengklasifikasikan nondiscretionary
yang mendorong manajer untuk mengelola laba bersih accruals, sehingga nondiscretionary accruals
(net income) yang dilaporkan. Dengan demikian dapat diklasifikasikan sebagai discretionary accruals.
diketahui kebijakan yang digunakan manajemen Apabila hal tersebut digunakan untuk menilai kinerja
adalah sinyal atas informasi tertentu (khusus) yang manajemen, akan menghasilkan koefisien positif atas
cenderung mengambil kesempatan untuk discretionary accruals. Discretionary accruals positif
memanipulasi earnings jika terjadi penurunan kinerja berarti memberikan informasi adanya jumlah yang
(Dechow, 1994). sangat besar atas earnings (Bernard dan Skinner,
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk 1996).
mendeteksi adanya earnings management yang Meskipun model accruals menghasilkan
memfokuskan pada penggunaan discretionary accru- kesalahan spesifikasi dan memiliki kelemahan dalam
als (abnormal accruals). Model yang dapat digunakan deteksi earnings management, secara keseluruhan
untuk mengukur discretionary accruals antara lain: model Jones menghasilkan kesalahan pengukuran
model Healy, model DeAngelo, model Jones, dan lain- terkecil (Dechow et al., 1995: Young, 1999). Menurut
lain. Model tersebut mengukur discretionary accru- Jeter dan Shivakumar (1999) kesalahan pengukuran
als melalui penetapan total accruals atau memisahkan dapat diturunkan dengan mengukur abnormal accru-
total accruals menjadi discretionary accruals dan als secara cross sectional sesuai sektor industri, guna
nondiscretionary accruals. mendapatkan parameter yang sama dalam mengukur
Akan tetapi, menurut Dechow (1994), penggu- abnormal accruals. Kesamaan parameter tersebut
naan teknik tersebut tidak mendapatkan bukti dapat digunakan untuk menetapkan mean abnormal
sistimatik yang mengindikasikan adanya Earnings accruals, sebagai dasar deteksi earnings management.
management. Dengan kata lain, model tersebut tidak Beneish (1999) menyarankan penggunaan
dapat diharapkan menghasilkan pengujian yang po- variabel-variabel akuntansi yang dipertimbangkan
werful terhadap besaran earnings management. memiliki sinyal akan prospek masa mendatang sebagai
Menurut Young (1999), hal lain yang mungkin teknik untuk deteksi adanya manipulasi atas earnings

14
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

serta untuk melengkapi teknik deteksi yang telah ada. mal) diwujudkan dalam perusahaan (Watts dan
Teknik tersebut didasarkan pada pemikiran akan Zimmerman: 1986). Perjanjian terjadi karena
pentingnya informasi suatu perusahaan yang dapat keterbatasan setiap individu terhadap kecukupan
menangkap hakekat operasi atau aktivitas perusahaan modal serta kemampuan. Lebih dari itu, jika setiap
secara ekonomis (Schroeder dan Clark, 1995) atau individu menginvestasikan seluruh kesejahteraannya
memiliki kemampuan deteksi yang masuk akal secara dalam perusahaan akan mendapatkan keuntungan
ekonomis (Dechow, 1994). dalam skala ekonomi, serta menerima biaya keagenan
Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan atas risiko yang dapat menurunkan utilitasnya.
variabel akuntansi untuk mendeteksi Earnings man- Akibatnya setiap individu akan menjual sebagian dari
agement. Tujuannya memberikan alternatif lain deteksi perusahaan, sehingga dapat menurunkan risiko secara
Earnings management selain metoda accruals yaitu portofolio. Dengan demikian, menurut Watts dan
dengan menggunakan variabel akuntansi. Penelitian Zimmerman, perusahaan dipandang sebagai sebuah
ini diharapkan dapat digunakan pihak luar perusahaan, tim yang terdiri dari individu dengan berbagai
seperti investor dan pemegang saham, dasar kepentingan. Mereka mengakui bahwa kesejahtera-
pengambilan keputusan berkaitan dengan investment annya tergantung pada kesuksesan perusahaan dalam
dan stewardship focus. bersaing dengan perusahaan lain.
Proses selanjutnya adalah setiap individu
berusaha membandingkan kontribusi yang diberikan
TINJAUAN LITERATUR pada perusahaan dalam proses produksinya. Setiap
individu juga mengakui bahwa individu lain akan
PENELITIAN DETEKSI EARNINGS berperilaku untuk memaksimalkan utilitasnya sendiri
MANAGEMENT bukan utilitas individu lain. Akibatnya, timbullah
kebutuhan untuk melakukan perjanjian diantara pihak
Deteksi earnings management adalah suatu yang berkepenti-ngan tersebut. Perjanjian tersebut
cara untuk memprediksi kualitas suatu earnings tidak menjamin pelaksanaan perjanjian yang optimal,
berkaitan dengan kemampuannya menghasilkan cash meski ada usaha yang optimal, karena terdapat pihak
flow di masa mendatang. Kualitas earnings didefinisi- luar (pemegang saham, kreditur, pemerintah) yang
kan sebagai tingkat hubungan antara laba akuntansi tidak dapat mengobservasi perilaku pihak dalam
perusahaan dengan laba ekonomi. Hal ini berkaitan perusahaan.
dengan tujuan utama pelaporan laba yaitu untuk Fakta menyatakan perusahaan publik dimiliki
mengetahui kemampuan perusahaan dalam oleh pemegang saham, tetapi dikelola oleh individu
menghasilkan cash flow masa mendatang (Schroeder yang memiliki sebagian kecil dari saham yang beredar.
dan Clark, 1995). Diasumsikan masing-masing akan memaksimalkan
Munculnya perilaku earnings management utilitasnya yang mendorong terjadi konflik karena
didorong oleh perubahan penguasaan perusahaan. perilaku manajer memaksimalkan utilitasnya tanpa
Perusahaan terdiri manajemen (agen) yang ditunjuk memaksimalkan utilitas yang diharapkan pemegang
atau diberi delegasi oleh pemegang saham (prinsipal) saham (Watts dan Zimmerman, 1986).
untuk membuat keputusan. Keduanya berusaha Perilaku manajemen tersebut diteliti oleh
memak-simalkan utilitasnya tetapi manajemen Warfield, Wild, dan Wild (1995), yang menguji
memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk pengaruh pemisahan kepemilikan dan pengendalian
memaksimalkan utilitasnya. perusahaan terhadap keakuratan earnings melalui
pemilihan metode akuntansi oleh manajer. Penelitian
Earnings Management dalam Contracting View didasarkan pada teori bahwa jika penguasaan atas
ekuitas perusahaan semakin kecil prosentasenya, maka
Pada teori property rights yang menekankan manajer terdorong memaksimalkan perilaku yang tidak
pada hak dengan adanya perjanjian, bahwa akuntansi memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Hasil me-
adalah bagian integral dari perjanjian (formal/infor- nyatakan biaya keagenan semakin meningkat dengan

15
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

adanya penurunan kesejahteraan (rendahnya konsisten dengan bentuk semi kuat dari hipotesis pasar
kepemilikan) owner managers melalui peningkatan efisien. Hipotesis pasar efisiensi berkaitan dengan
penyesuaian accrual yang dilakukan manajemen. kecepatan sekuritas dalam pasar modal merespon
Pengauditan dan sistem kontrol yang informasi baru yang dipublikasikan. Salah satu bentuk
mempunyai peran dalam perjanjian ini ternyata tidak hipotesis tersebut adalah bentuk semi kuat yaitu harga
dapat mengeliminasi perilaku manajemen. Penelitian sekuritas merefleksikan seluruh informasi yang
Evans dan Sridar (1996) dapat membuktikan hal tersedia di masa lalu dan masa sekarang yang telah
tersebut dengan menguji hubungan antara sistem dipublikasikan. Implikasinya terdapat hubungan positif
pelaporan keuangan dan sistem perjanjian pada model antara perubahan earnings yang dilaporkan dengan
prinsipal-agen. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pergerakan harga sekuritas.
sistem pelaporan keuangan yang tidak fleksibel (tidak Secara empiris Bloomfield (1996) telah mem-
mengijinkan manajer melakukan kebijakan dalam buktikan dengan pengujian secara eksperimen penga-
pelaporan earnings) akan menghasilkan pelaporan ruh tingkat keefisienan pasar modal terhadap penggu-
yang overstates sebagai respon terhadap perjanjian. naan kebijakan dalam pelaporan manajer. Hasil me-
Akibatnya manajer dapat memanipulasi pelaporan nyatakan bahwa manajer berusaha membuat dan
Earnings dengan tujuan peningkatan kompensasinya, menyajikan informasi yang menguntungkan kepada
karena kompensasi tergantung pada pelaporan ear- investor pada pasar yang kurang efisien, tetapi tidak
nings. Perilaku earnings management yang bertujuan pada pasar yang lebih efisien.
memaksimalkan utilitas manajemen berkaitan dengan Meskipun perilaku perataan laba sebagai respon
contracting view dibagi menjadi tiga yaitu ber- terhadap atau untuk mempengaruhi persepsi pasar
hubungan dengan peningkatan kompensasi, perjanjian modal, tetapi terdapat faktor-faktor yang mendorong
utang, dan biaya politis. terjadinya perilaku perataan laba. Dorongan tersebut
menciptakan suatu kondisi yang merugikan
Perataan laba sebagai Earnings management manajemen berkaitan dengan persepsi pasar modal,
sehingga sesuai teori keagenan, manajemen akan
Perataan laba (income smoothing) didefinisikan berusaha memaksimalkan utilitasnya. Faktor- faktor
sebagai suatu alat yang digunakan oleh manajemen tersebut adalah: (1) ukuran perusahaan karena perusa-
untuk menurunkan variabilitas aliran sejumlah angka haan besar menjadi subyek perhatian masyarakat
dalam laba yang dilaporkan, relatif terhadap target ketimbang perusahaan yang lebih kecil, (2) tingkat
aliran yang dipersepsikan, melalui manipulasi atas kemampuan dalam menghasilkan laba yang rendah
variabel-variabel akuntansi atau transaksi (Koch, karena fluktuasi dalam aliran laba sangat berpengaruh
1981). Hal-hal yang dikategorikan sebagai perilaku terhadap perusahaan yang hanya mampu menghasilkan
perataan laba adalah pertama, perencanaan waktu laba rendah, (3) perbedaan industri karena meng-
keterjadian dan atau pengakuan suatu peristiwa dengan indikasikan adanya perbedaan ketidak-pastian
memanfaatkan aturan akuntansi yang mengatur lingkungan serta adanya struktur yang membatasi
pengakuan kejadian secara akuntansi. Kedua, kesempatan, (4) negara sebagai tempat beroperasinya
kebijakan yang mengendalikan penentuan periode perusahaan karena setiap negara memiliki karateristik
yang dapat dipengaruhi oleh peristiwa tertentu dan struktur ekonomi serta politik yang berbeda yang
berkaitan dengan keterjadian dan pengakuan suatu mempengaruhi penerapan prinsip-prinsip akuntansi-
peristiwa. Ketiga, klasifikasi di antara items dalam nya (Ashari et al., 1994).
laporan laba untuk menurunkan variabilitas pada Selain keempat faktor diatas, menurut Koch
periode tertentu (Barnea et al., 1976). (1981), faktor skema kompensasi perusahaan dan
Perataan laba, menurut Wolk dan Tearney tingkat kepemilikan perusahaan menjadi pendorong
(1997), selain untuk menurunkan varians earnings dari perilaku perataan laba. Skema kompensasi perusahaan
tahun ke tahun, juga bertujuan mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kemampuan pertumbuhan atas laba
pasar modal yang nave karena tidak dapat perusahaan, yang mengindikasikan adanya keefisienan
mengintepretasi data akuntansi secara tepat. Hal ini dan keefektifan berkaitan dengan hubungan keagenan.

16
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Tingkat kepemilikan perusahaan mempengaruhi angka akuntansi yang tidak dimanipulasi


tingkat pengendalian manajer, sehingga perilaku (nondiscretionary) dan dimanipulasi. Peneliti
perataan laba lebih besar terjadi pada perusahaan yang menawarkan sebuah model berdasarkan model instru-
komposisi kepemilikan lebih tersebar dibandingkan mental variable yang dapat memprediksi accruals
perusahaan yang dikuasai oleh sedikit pemegang yang tidak dimanipulasi. Model tersebut dibentuk
saham. secara simulasi dengan berbagai cara, tetapi tetap
Pemahaman metode atau tehnik yang diguna- menggunakan model Jones sebagai perbandingan.
kan untuk perataan laba sangat penting, disamping Berkaitan dengan pengujian Dechow et al.
faktor-faktor tersebut, yaitu (1) menggu-nakan (1995) yang menyimpulkan seluruh model yang
fleksibilitas yang diberikan oleh Prinsip-prinsip menggunakan prosedur discretionary accruals
Akuntansi Berterima Umum (PABU) untuk mengubah menghasilkan kekuatan pengujian yang rendah, maka
earnings yang dilaporkan tanpa mengubah cash flows, Young (1999) mengevaluasi discretionary accruals
misal penyesuaian cadangan persediaan dan kerugian yang diestimasikan melalui lima metoda alternatif.
piutang, (2) perubahan operasi yang mendasari cash Pengujian diharapkan dapat menyediakan informasi
flow, misal skedul pengiriman, mempercepat atau berkaitan dengan tingkat dan sumber kesalahan
memperlambat perbaikan aktiva perusahaan. pengukuran secara sistimatik, pengendalian atas
varians yang potensial terjadi pada perilaku earnings
Pengukuran Earnings Management management.
Berbagai penelitian diatas menitikberatkan
Penelitian yang berkaitan dengan deteksi pada pengujian metoda atau model melalui perban-
perilaku Earnings management selain bertujuan untuk dingan model tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh
memahami dorongan yang mendasari perilaku Beneish (1999) difokuskan pada pembentukan model
tersebut, juga memahami tehnik yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya manipulasi earnings.
untuk mendeteksi perilaku tersebut. Pada kenyataan
perusahaan yang terdaftar (diperdagangkan) di pasar
modal tidak seluruhnya bebas dari earnings manage- METODA PENELITIAN
ment, meskipun perusahaan tersebut telah diaudit oleh
auditor independen. Apalagi dengan adanya kebebasan Hipotesis
yang diberikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU), maka perusahaan dapat berdalih Earnings merefleksikan kemampuan perusa-
menggunakan suatu fasilitas atas manipulasi yang haan yang ditetapkan dengan dasar accruals. SFAC 6
dilakukan. menyatakan bahwa akuntansi accrual adalah sebagai
Penelitian yang berkaitan dengan metoda berikut:
deteksi earnings management antara lain dilakukan
oleh Dechow et al, (1995), yang mengevaluasi Attempts to record the financial effects on an
berbagai alternatif model untuk deteksi earnings ma- entity of transactions and other events that have
nagement berdasarkan accruals. Perbandingan cash consequences for the entity in the periods
dilakukan terhadap lima model yaitu: model Healy, in which those transaction, events, and
model DeAngelo, model Jones, model Modified Jones, circumstantes occur rather than only in peri-
model industri. Pengujian dilakukan untuk mengetahui ods in which cash received or paid by the en-
kemampuan model dengan menerapkan pengujian tity.
statistik.
Jika Dechow et al, (1995) membandingkan Attempts to recognize noncash events and cir-
model, selanjutnya Kang dan Sivaramakrishnan (1995) cumstances as they occur and involves not only
mengkhususkan pada estimasi komponen discretion- accruals but also deferrals, includings alloca-
ary accruals yang dimanipulasi, karena pihak luar tions and amortizations.
organisasi hanya mampu melakukan penjumlahan atas

17
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Pengujian adanya earnings management tertentu, oleh karena itu earnings harus dapat
dengan model Jones (1991) seperti halnya Gaver et memenuhi dua hal yaitu memiliki nilai bagi
al. (1995), sebagai model yang paling bagus yang pemakainya sebagai dasar pengambilan keputusan dan
tersedia untuk mendeteksi adanya manipulasi melalui memiliki informasi tentang perilaku manajemen
accruals (Holthausen et al., 1995) dan strategi yang berkaitan dengan tugas yang dilimpahkan dengan
memiliki potensi pengungkapkan dengan cermat tujuan pengendalian atas perilaku manajemen tersebut
berkaitan dengan pengakuan penghasilan dan biaya (Gjesdal, 1981). Dengan demikian penting untuk
(DeAngelo, 1986). Model ini menurunkan varians mengetahui faktor-faktor yang dapat memprediksi
kesalahan pengukuran dalam nondiscretionary accru- kemampuan atau kinerja earnings di masa mendatang.
als yang akan menghasilkan pengujian earnings man- Apabila faktor tersebut dapat memberikan sinyal atas
agement yang lebih powerful (Young, 1999). prospek masa mendatang maka tidak tertutup kemung-
Deteksi adanya earnings management kinan manajemen menggunakannya sebagai obyek
dilakukan dengan mengukur abnormal accruals (dis- manipulasi. Dengan demikian, metoda atau teknik
cretionary accruals) masing-masing perusahaan yang memiliki kemampuan menangkap sinyal atas
dibandingkan dengan mean abnormal accruals dalam prospek mendatang, yang seharusnya diterapkan untuk
sektor industri yang sama. Penetapan mean abnormal mendeteksi adanya manipulasi pada earnings.
accruals, menurut Jeter dan Shivakumar (1999), Sehubungan dengan pentingnya suatu metoda
memiliki asumsi bahwa tidak terdapat Earnings man- yang dapat merefleksikan kemampuan atau kinerja
agement yang sistimatik karena tidak terdapat kejadian perusahaan, maka penelitian ini menggunakan variabel
spesifik yang mendorong dilakukan Earnings manage- yang telah diteliti oleh Beneish (1999). Penelitian
ment. Dengan demikian mean abnormal accruals dari Beneish (1999) bertujuan menetapkan model untuk
model tersebut dapat diintepretasikan sebagai abnor- mendeteksi manipulasi. Selanjutnya Beneish (1999)
mal accruals relatif. menyimpulkan variabel Days sales in receivable in-
Asumsi lain adalah industri pada sektor yang dex (DSRI), Gross margin index (GMI), Assets qual-
sama sebagai subyek atas faktor ekonomi dan kompe- ity index (AQI), dan Sales growth index (SGI),
tisi yang sama, sehingga dapat diperbandingkan atas memiliki rata-rata lebih besar secara signifikan pada
kesempatan operasi, investasi, dan pendanaan (Perry perusahaan yang melakukan manipulasi daripada tidak
dan Williams, 1994). Selanjutnya apabila suatu melakukan manipulasi.
perusahaan memiliki abnormal accruals yang berbeda Pertimbangan Beneish (1999) menggunakan
dari mean abnormal accruals di antara perusahaan variabel tersebut, karena memiliki sinyal tentang
sejenis (relatif terhadap industri), maka terjadi ear- prospek masa mendatang (seperti yang dikemukakan
nings management. Perbedaan dapat berarti lebih kecil dalam literatur akademik dan praktisi) dan tidak adanya
dari mean atau lebih besar dari mean. Jika lebih kecil teori ekonomi atas manipulasi. Berikut ini uraian atas
dikatakan perusahaan melakukan understated dan variabel yang dikemukakan oleh Beneish (1999):
apabila lebih besar perusahaan melakukan overstated 1. Days sales in receivable index (DSRI) yaitu
(Jeter dan Shivakumar, 1999). Hal itu dilakukan karena rasio jumlah hari penjualan dalam piutang pada
pada kenyataannya, sangatlah sulit memahami perilaku tahun pertama terjadinya manipulasi dalam
manajer dengan mengklasifikasikan perilaku manajer Earnings (tahun t) terhadap pengukuran tahun
pada tingkat di atas atau di bawah batas rencana t 1. Variabel tersebut mengukur piutang dan
kompensasi seperti yang dilakukan Healy (1985) dan laba apakah pada posisi seimbang atau tidak
Scott (1997). Masalah yang dihadapi adalah bagaimana pada dua tahun berturut turut. Dengan demiki-
mengetahui posisi manajer pada saat sekarang dan an peningkatan jumlah hari penjualan dalam
apakah mereka meningkatkan atau menurunkan piutang dapat diartikan terdapat peru-bahan
kinerja keuangan untuk mencapai bonus maksimum kebijakan kredit untuk meningkatkan penjualan
(Holthausen, et al., 1995). dengan adanya peningkatan kompeti-si. Akan
Earnings merefleksikan kemampuan perusa- tetapi peningkatan piutang dengan cara tidak
haan dalam meraih keuntungan selama periode tepat dapat menurunkan penghasilan.

18
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Selanjutnya peningkatan DSRI berkaitan accruals.


dengan tingginya penghasilan dan tingginya H1c: Rata-rata AQI under abnormal accruals < mean
earnings karena terjadi overstated. Penelitian abnormal accruals < over abnormal accruals.
DeAngelo et al. (1994) menggunakan kinerja H1d: Rata-rata SGI under abnormal accruals < mean
penjualan untuk menghitung abnormal accru- abnormal accruals < over abnormal accruals.
als pada perusahaan yang mengalami masalah,
karena penjualan digunakan untuk merespon Pengukuran Abnormal Accruals
adanya penurunan permintaan produk. Selain
itu penjualan kredit dan pengumpulan kas Pengukuran earnings management dengan ab-
mempengaruhi laba dan neraca (Kang dan normal accruals (discretionary accruals) memiliki
Sivaramakrishnan, 1995). formula total accruals dikurangi expected accruals
2. Gross margin index (GMI) yaitu rasio gross (nondiscretionary accruals). Sesuai model Jones,
margin dalam tahun t 1 terhadap gross mar- regresi dilakukan atas expected accruals untuk
gin tahun t. Jika GMI lebih besar dari 1 maka memperoleh parameter yang sama dalam sektor
terjadi penurunan pada gross margin dan bukti industri yang sama, sekaligus berfungsi sebagai
adanya sinyal buruk atas perusahaan. Dengan variabel pengendali terjadinya perubahan dalam
demikian terdapat hubungan positif antara GMI nondiscretionary accruals berkaitan dengan kondisi
dan probabilitas terjadinya manipulasi dalam ekonomi periode tersebut. Bentuk spesifik dari model
Earnings jika kinerja perusahaan menurun expected accruals adalah:
(lihat Hall dan Stammerjohan, 1997).
3. Assets quality index (AQI) yaitu rasio noncur- TAit/Ait-1 = xi [1/Ait-1]+1i [REVit/Ait-1]+2i [PPEit-1/Ait-1]+i t
rent assets (tidak termasuk property, plant, dan
(persamaan 1)
equipment) terhadap total assets, yang
mengukur proporsi total assets terhadap ke- TAit = total accruals in year t for firm i,
untungan di masa mendatang yang kurang REVit = revenue t minus revenue t-1 for firm i,
memiliki kepastian. Dengan demikian AQI PPEit-1 = gross property, plant, and equipment at end of
mengukur risiko dari assets pada tahun t year t-1 for firm i,
terhadap tahun t 1, jika AQI lebih besar dari Ait-1 = total assets at end of year t-1 for firm i,
1 maka potensial terjadi peningkatan cost de- it = error term in year t for firm i,
= 1,, N firms,
ferral. Akibatnya AQI memiliki hubungan i
= 1,, T years
positif dengan kemungkinan terjadinya t

manipulasi dalam earnings (lihat Sweeney, Regresi dilakukan untuk mengestimasikan ai,
1994: Hall dan Stammerjohan, 1997). b1i, b2i, yang berguna untuk menetapkan parameter yang
4. Sales growth index (SGI) yaitu rasio penjualan sama dalam model. Seluruh variabel dalam regresi
tahun t terhadap penjualan t 1. Pertumbuhan diskala dengan assets pada awal tahun untuk menghin-
tidak mengindikasikan adanya manipulasi, dari heteroscedasticity. Berdasarkan expected accru-
akan tetapi pertumbuhan yang diikuti dengan als dari persamaan diatas, maka abnormal accruals
penurunan harga saham akan mendorong didefinisikan sebagai berikut:
perusahaan melakukan manipulasi terhadap
earnings. AAip = TAip/Aip-1-(ai [1/Aip-1]+b1i [REVip/Aip-1]+b2i [PPEip-1/Aip-1])
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis (persamaan 2)
penelitiannya adalah:
H1a: Rata-rata DSRI under abnormal accruals < AAip = abnormal accruals for firm i in hypothesized
mean abnormal accruals < over abnormal ac- manipulation year p,
cruals. ai , bji = estimated coefficients (j=1,2) for expected
H1b: Rata-rata GMI under abnormal accruals < accruals for firm i,
mean abnormal accruals < over abnormal p = 1,,P predicted manipulation years

19
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Pengujian Variabel Akuntansi di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1994 sampai
dengan 1999.
Formula yang ditawarkan oleh Beneish (1999) yang 2. Pengujian dalam penelitian ini membutuhkan
dapat memberikan sinyal atas prospek masa mendatang perusahaan yang memiliki data laporan
ditetapkan sebagai berikut: keuangan berurutan selama 6 tahun maka data
yang diambil dari tahun 1994 sampai 1999.
Receivables t / Sales t Menurut Koch (1981) yang menggunakan
DSRI = (persamaan 3) rentang waktu 4 sampai 6 tahun untuk
Receivables t-1 / Sales t-1 menurunkan kesalahan klasifikasi perusahaan
sebagai smoother dan nonsmoother. Perry dan
(Sales t-1 - Cost of Goods Sold t-1) / Sales t-1 Williams (1994) menekankan pada periode
GMI = yang berurutan karena terdapat bukti
(Sales t Cost of Goods Sold t) / Sales t manipulasi discretionary accruals diprediksi
berkaitan dengan tahun-tahun sebelum sesuatu
(1 - Current Assets t + PP&E t) / Total Assets t terjadi dalam perusahaan.
AQI = 3. Pengujian diterapkan pada kategori sektor
(1 - Current Assets t-1 + PP&E t-1) / Total Assets t-1 industri yang sama. Perusahaan yang memiliki
kesamaan industri menghadapi faktor-faktor
Sales t ekonomi dan kompetisi yang sama, sehingga
SGI = dapat diperbandingkan berkaitan dengan
Sales t-1 serangkaian kesempatan operasi, investasi, dan
pendanaan. Selain itu industri yang sama
Pengujian model dilakukan secara time series, diharapkan memiliki kebijakan yang sama pada
alasannya adalah manajer akan memilih untuk periode tertentu sebagai respon terhadap peru-
membagi earnings yang dilaporkan dalam periode bahan ekonomi secara makro (lihat Sweeney,
mendatang terhadap periode sekarang (lihat DeFond 1994 dan Schroeder dan Clark, 1995). Sampel
dan Jiambalvo, 1994: Bartov, 1993: Maydew, 1997), penelitian diambil dari tiga jenis industri yaitu
dan earnings management dalam satu periode selalu (1) consumer goods industry sebanyak 36
membentuk pelaporan earnings yang overreporting perusahaan, (2) miscellaneous industry
(Evan III dan Sridar, 1996). sebanyak 39 perusahaan, dan (3) basic indus-
try and chemicals sebanyak 37 perusahaan.
Pengujian Statistik

Penelitian ini menggunakan pengujian HASIL EMPIRIS


ANOVA yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada
beda rata-rata atas variabel DSRI, GMI, AQI, dan SGI Hasil Pengukuran Abnormal Accruals
pada kategori under, mean, dan over dari uabnormal
accruals sesuai sektor industrinya. Pengujian beda Secara keseluruhan hasil regresi signifikan pada
rata-rata dilakukan terhadap rata-rata DSRI, GMI, a = 0.05 dan a = 0.1. Dengan demikian regresi dapat
AQI, dan SGI pada kategorikan under, mean, dan over digunakan sebagai parameter spesifik dari tiap sektor
dari abnormal accruals sesuai sektor industrinya. industri (lihat tabel 1). Selanjutnya berdasarkan ac-
tual accruals setiap sektor industri dalam tiap-tiap
Pengumpulan Data dan Sampel periode dari 1994/1995 sampai 1998/1999 maka dapat
ditentukan abnormal accruals masing masing
Proses pengumpulan data dan sampel dalam penelitian perusahaan (persamaan 2).
ini adalah sebagai berikut: Langkah selanjutnya adalah melakukan rata-
1. Data adalah seluruh perusahaan yang terdaftar rata tiap-tiap sektor industri dalam tiap-tiap periode

20
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

untuk menentukan mean abnormal accruals yang TABEL 2


merupakan abnormal accruals relative tiap sektor (hasil pengelompokkan dalam kriteria
industri. Dengan demikian dapat ditentukan under dan abnormal accruals)
over abnormal accruals (lihat tabel 2). Berdasarkan
pengukuran abnormal accruals dari tiap-tiap sektor (a) Sektor industri Consumer Goods
industri dari tahun periode 1994/1995 sampai 1998/
1999 maka didapat sampel perusahaan menurut Periode Under Ab. Mean Ab. Over Ab. Rata-rata Ab.
kategori sektor sebagai berikut (lihat tabel 3). 1994/1995 -0.78 s.d. -0.1 -0.06 s.d. -0.01 0.01 s.d. 0.54 -0.01
1995/1996 -0.34 s.d. -0.03 0.01 s.d. 0.05 0.1 s.d. 0.27 0.02
1996/1997 -0.9 s.d. -0.11 -0.05 s.d. -0.01 0.0 s.d. 0.43 -0.03
TABEL 1
1997/1998 -1.72 s.d. -0.2 -0.15 s.d. -0.12 -0.07 s.d. 0.57 -0.013
(hasil regresi)
1998/1999 -0.39 s.d. -0.1 0.0 s.d. 0.09 0.1 s.d. 0.67 0.03
(a) Sektor industri Consumer Goods
(b) Sektor industri Miscellaneous
Periode R.Square F test F table Sig. n
1994/1995 0.284 4.361 2.92 0.011 36 Tahun Under Ab. Mean Ab. Over Ab. Rata-rata

1995/1996 0.461 9.403 2.92 0.000 36 1994/1995 -0.35 s.d.0.00 0.01 s.d. 0.09 0.15 s.d. 0.37 0.01

1996/1997 0.391 7.048 2.92 0.001 36 1995/1996 -0.25 s.d. -0.01 0.02 s.d. 0.09 0.12 s.d. 0.41 0.04

1997/1998 0.160 2.096 2.92 0.120 36 1996/1997 -0.68 s.d. -0.12 -0.05 s.d. 0.02 0.00 s.d. 0.77 -0.02

1998/1999 0.115 1.433 2.92 0.251 36 1997/1998 -0.57 s.d. 2.8 3.07 s.d. 3.17 3.21 s.d. 17.25 3.15
1998/1999 -0.39 s.d. 0.00 0.01 s.d. 0.09 0.1 s.d. 0.35 0.01
(b) Sektor industri Miscellaneous
(c) Sektor industri Basic Industry and Chemicals
Tahun R. Square F test F table Sig. n
1994/1995 0.321 5.677 2.92 0.003 39 Tahun Under Ab. Mean Ab. Over Ab. Rata-rata
1995/1996 0.949 223.235 2.92 0.000 39 1994/1995 -0.39 s.d. -0.01 0.01 s.d. 0.09 0.11 s.d. 0.73 0.04
1996/1997 0.303 5.215 2.92 0.004 39 1995/1996 -0.73 s.d. -0.01 0.01 s.d. 0.08 0.14 s.d. 2.63 0.01
1997/1998 0.527 13.752 2.92 0.000 39 1996/1997 -4.54 s.d. -0.10 -0.09 s.d. -0.02 0.00 s.d. 0.93 -0.01
1998/1999 0.326 5.803 2.92 0.002 39 1997/1998 -1.29 s.d. -0.22 -0.12 s.d. -0.10 0.00 s.d. 2.09 -0.10
1998/1999 -0.74 s.d. 0.01 0.01 s.d. 0.08 0.1 s.d.0.67 0.03
(c) Sektor industri Basic Industry and Chemicals
TABEL 3
(jumlah sampel berdasarkan kriteria
Tahun R. Square F test F hitung Sig. n
abnormal accruals)
1994/1995 0.165 2.023 2.92 0.129 37
1995/1996 0.134 1.755 2.92 0.179 37 Consumer Basic
1996/1997 0.304 4.956 2.92 0.006 37 goods Miscellaneous industry and
1997/1998 0.181 2.503 2.92 0.076 37 Kategori industry industry chemicals
Under 60 91 68
1998/1999 0.293 4.702 2.92 0.007 37
Mean 39 38 32
Above 81 66 85

21
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Pengujian Variabel Akuntansi secara keseluruhan hasil tidak dapat menolak H0a,
H0b, H0c, dan H0d, kecuali pada sektor basic indus-
Berdasarkan pengukuran abnormal accruals try and chemicals atas variabel DSRI yang dapat
dapat diketahui perusahaan yang melakukan earnings menolak H0a.
management. Melalui persamaan 3 yaitu DSRI, GMI,
AQI, serta SGI pada tiap-tiap kategori abnormal ac- Analisis
cruals dalam tiap-tiap sektor industri, sehingga
diperoleh rasio DSRI, GMI, AQI, SGI serta rata-rata Berkaitan dengan hasil pengujian diatas,
DSRI, GMI, AQI, dan SGI sesuai kategori abnormal berikut beberapa penjelasan atas hasil tersebut:
accruals dalam setiap sektor industri (lihat tabel 4). (1) Hasil pengujian yang menyatakan rata-rata
Pengujian homogenitas data atas sampel tiap DSRI, GMI, AQI, dan SGI tidak berbeda secara
sektor industri diterapkan untuk mengetahui apakah signifikan dan pola abnormal accruals yang tidak
dapat dilakukan uji beda rata-rata atas ketiga kriteria sesuai dengan hipotesis nol yang ditetapkan,
abnormal accruals. Berdasarkan uji Levine yang dimungkinkan model tersebut tidak powerful untuk
menunjuk-kan bahwa data homogen, maka uji beda mengestimasikan sinyal prospek masa mendatang.
rata-rata dapat diterapkan pada data tersebut. Pengujian (2) Rata-rata DSRI, GMI, AQI, dan SGI yang
normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov berbeda pada tiap kategori abnormal accruals tetapi
menunjukkan, sample secara keseluruhan memiliki polanya tidak sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan,
nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka dikatakan maka terdapat beberapa kemungkinkan yang dapat
data tidak normal. Dengan demikian penelitian ini terjadi:
menggunakan pengujian non-parametrik untuk Pertama, menurut penelitian Holthausen et al. (1995)
menguji beda rata-rata dari kategori abnormal accru- bahwa pihak luar perusahaan tidak dapat melakukan
als. observasi terhadap kepentingan manajemen apakah
Uji Kruskal-Wallis ANOVA diterapkan untuk melakukan peningkatan atau penurunan accruals.
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara Dengan demikian tidak diketahui apakah manajemen
kategori under, mean, dan over abnormal accruals dari pada saat ini berada pada posisi meningkatkan atau
tiap kategori industri (lihat tabel 5). Kesimpulan yang menurunkan kinerja untuk mencapai bonus maksi-
dapat diambil dari pengujian tersebut adalah bahwa mum. Menurutnya, tidak terdapat bukti jika earnings

TABEL 4
(Rata-rata DSRI, GMI, AQI, dan SGI)

Consumer Goods Miscellaneous Basic Industry and Chemicals


DSRI GMI AQI SGI DSRI GMI AQI SGI DSRI GMI AQI SGI
Under 0.99 1.12 0.62 1.25 1.02 1.38 0.33 1.23 0.89 6.98 0.78 1.42
Mean 1.07 1.12 0.51 1.27 1.14 1.18 1.22 1.19 1.07 1.31 1.30 1.44
Above 0.99 1.16 5.83 1.29 1.01 0.90 1.04 1.62 1.11 1.09 1.01 1.36

TABEL 5
(Hasil Pengujian Kruskal Wallis atas rata-rata DSRI,GMI,AQI, dan SGI)

Consumer Goods Miscellaneous Basic Industry and Chemicals


DSRI GMI AQI SGI DSRI GMI AQI SGI DSRI GMI AQI SGI
CSq 0.2 1.1 3.2 0.6 5.4 15.9 2.5 11.4 7.00 3.00 0.02 6.5
Sig 0.907 0.588 0.205 0.630 0.069 0.000 0.285 0.003 0.030 0.229 0.991 0.039

22
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

di bawah batas terendah untuk memperoleh bonus akuntansi yang dipertimbangkan memiliki sinyal akan
(low) maka CEO lebih terdorong menurunkan discre- prospek masa mendatang yaitu Days sales in receiv-
tionary accruals, daripada di antara batas terendah dan able index (DSRI), Gross margin index (GMI), Assets
teratas untuk memperoleh bonus yang direncana-kan quality index (AQI), dan Sales growth index (SGI).
(mid). Bahkan terdapat kecenderungan untuk Berdasarkan rata-rata tiap variabel pada tiap kategori
menaikkan sebagai cara menghindari kehilangan abnormal accruals dalam tiap sektor industri serta
jabatan dengan adanya kinerja yang buruk atau normalitas data, dilakukan uji Kruskal Wallis ANOVA
memaksimalkan bonus yang akan diterima. sebagai usaha menerima/menolak hipotesis nol yang
Kedua, pola di atas juga dapat terjadi berkaitan dengan ditetapkan.
perataan laba. Menurut Gaver et al. (1995) earnings Secara umum kesimpulan penelitian adalah
management seharusnya tidak hanya dikaitkan dengan tidak dapat menolak H0, karena model tidak powerful
rencana bonus tetapi juga dengan perataan laba (in- dalam mengestimasikan sinyal prospek masa
come smoothing), karena target manajer melakukan mendatang dan juga terdapat berbagai kemungkinan
perataan laba untuk mendapatkan bonus. terjadinya perilaku manipulasi seperti yang telah
Ketiga, pola tersebut dapat terjadi berkaitan dengan disimpulkan penelitian sebelumnya. Dengan demikian
rencana bonus yang ditetapkan bagi manajemen. dapat disimpulkan bahwa diperlukan model yang tidak
Keterkaitan tersebut diteliti oleh Healy (1985) dengan hanya dapat membuktikan adanya manipulasi, tetapi
hipotesis yang menyatakan bahwa manajer perusahaan juga powerful dalam mengestimasikan properti dalam
akan memaksimalkan earnings yang dilaporkan sesuai model (Young, 1999).
ketetapan rencana bonus. Keterbatasan yang terjadi dalam penelitian
adalah bahwa kemungkinan manajer dalam melakukan
mani-pulasi tidak menerapkan teknik yang sama
KESIMPULAN terhadap keempat variabel akuntansi. Manajer dapat
menerap-kan teknik memaksimalkan, meminimalkan,
Penelitian ini bertujuan melakukan deteksi atas perataan, atau taking a bath, pada saat yang bersamaan.
manipulasi yang dilakukan oleh manajemen atau Diharapkan pada penelitian masa mendatang dilakukan
disebut earnings management. Manajemen menggu- pengujian yang memfokuskan pada usaha mem-
nakan akuntansi accruals sebagai alat manipulasi. bandingkan berbagai metoda pengukuran manipulasi
Selama ini, usaha untuk mendeteksi manipulasi beserta prediksi kesalahan pengukuran berbagai
dilakukan dengan menerapkan pengujian model Jones metode tersebut, dengan menyertakan asumsi atas
(1991) seperti halnya Gaver et al, (1995) dan Young posisi yang telah dicapai manajer untuk memaksimal-
(1999). kan kompensasinya. Ketepatan prediksi posisi manajer
Usaha mendeteksi manipulasi terhadap Earn- sangat penting sebagai dasar untuk memprediksi
ings dapat pula menggunakan variabel-variabel ketepatan pengukuran besaran manipulasi.

23
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

DAFTAR PUSTAKA De Angelo, H. L. Angelo dan D.J. Skinner


(1994). Accounting Choice in
Ashari, N. et. al. (1994).Factors Affecting In- Troubled Company. Journal of Ac-
come Smoothing among Listed Compa- counting & Economics. 17. 113-143.
nies in Singapore. Accounting and
Bussiness Research. Vol. 24 No. 96. De Fond, M.L. dan J. Jiambalvo (1994). Debt
291-301. Covenent Violation and Manipulation
of Accruals. Journal of Accounting and
Barnea, A,. J. Ronen, dan S. Sadan (1976). Economics. 8. 3-42.
Classificatory Smoothing of Income
with Extraordinary Items. The Ac- Dechow. P.M. (1994). Accounting Earnings
counting Reviw. January. 110-122. and Cash Flow as Measures of Firm Per-
formance The Role of Accounting Ac-
Bartov, E. (1993) The Timing of Asset Sales cruals. Journal of Accounting & Eco-
and Earnings Manipulation The Ac- nomics. 17. 113-143.
counting Review. Vol. 68 No. 4.
Oktober. 840-855. Dechow, P.M., R.G. Sloan, dan A.P. Sweeny
(1995). Detecting Earning Manage-
Beneish, M.D. (1999). The Detection of Earn- ment. The Accounting Review. Vol. 70
ings Manipulation. Financial Analysts No. 2 April. 193-225.
Journal. Septemeber/October. 24-36.
Denis, D. J. dan D.K. Denis (1995). Perfor-
Bernard, V.L. dan D.J. Skinner (1996). What mance Changes Following Top Man-
Motivates Managers choice of Discre- agements Dismissals. The Journal of
tionary Accruals?. Journal of Account- Finance. Vol. L. No. 4. September.
ing and Economics. 22. 313-325. 1029-1057.

Bloomfield (1996). The Interdependence of Evans, J.H. dan S.S.S. Sridar (1996). Multiple
Reporting Discretion and Informational Control Systems, Accual Accounting,
Efficiency in Laboratory Markets. The and Earnings Management. Journal of
Accounting Review. Vo. 71. No. 4 Oc- Accounting Research. Vol. 34 No.1. 43-
tober. 493-511. 65.

Bowen, R.M., L. Ducharme, dan D. Shores FASB (1991/1992). Statement of Financial


(1995). Stakeholders Implicit Claim Accounting Concepts: Accounting Stan-
and Accounting Method Choice. Jour- dards. 1991/1992 Edition. IRWIN.
nal of Accounting and Economics. 20. Homewood. Illinois 60430.
255-295.
Gaver J.J., K.M. Gaver, dan J.R. Austin (1995).
Cahan, S.F. (1992). The Effect of Antitrust In- Additional Evidence on Bonus Plans
vestigations on Discretionary accruals: and Income Management. Journal of
A Refined Test of the Political Cost Accounting and econamicsI. 19. 3-28.
Hypothesis. The Accounting Review.
Vol. 67 No. 1. January. 77-95. Gjesdal, F (1981). Accounting for Steward-

24
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

ship. Journal of Accounting Reserch. LVI No. 3 July. 574-586.


Vol. 19 No. 1 Spring. 208-231.
Liberty, S.E. dan J.L. Zimmerman (1986). La-
Hall, S.C. dan W.W. Stammerjohan (1997). bor Union Contract Negotiation and Ac-
Damage Award and Earnings Manage- counting Choices. The Accounting Re-
ment in the Oil Industry. The Account- view. Vol. LXI No. 4 Oct. 692-712.
ing Review. Vol. 72 No. 1. January. 47-
65. Maydew, E.L. (1997). Tax-Induced Earnings
management By Firm With Net Oper-
Healy, P (1985). The effect of Bonus Schemes ating Losses. Journal of Accounting
of Accounting Decisions dalam Scot, Research. Vol. 35 No.1. 83-96.
W.R. (1997). Financial Accounting
Theory. Prentice Hall International Inc. Murphy, K. J. dan J. L. Zimmerman (1993).
Financial Performance Surrounding
Holthausen, R.W., D.F. Larcker, dan R.G. CEO Turnover. Journal of Accounting
Sloan (1995). Annual Bonus Schemes and Economics. 16. 273-315.
and The Manipulation of Earning.
Journal of Accounting and Economics. Paton, W. A. dan A. C. Littleton (1967). An
19. 29-74. Introduction to Corporate Accounting
Standards. Thirteenth Printing. Ameri-
Jeter, D.C. dan L. Shivakumar (1999). Cross can Accounting Association.
Sectional Estimation of Abnormal
Accuals Using Quarterly and Annual Perry, S. dan R. Grinaker (1994). Earning Ex-
Data: Effectiveness in Detecting Event- pectations and Discretionary Research
specific Earnings management. Ac- and Development Spending. Account-
counting and Bussiness Research. Vol. ing Horizons. Vol. 8 No. 4. December.
29 No. 4. 299-319. 43-51.

Jones, J.J. (1991). Earnings Management dur- Perry, S.E. dan T.H. Williams (1994). Earn-
ing Import Relief Investigation. dalam ings Management Preceeding Manage-
Dechow. P.M. (1994). Accounting ment Buyout Offers. Journal of Ac-
Earngs and Cash Flow as Measures of counting and Economics. 18. 157-179.
Firm Performance The Role of Account-
ing Accruals. Journal of Accounting & Pourciau, S (1993). Earning Management and
Economics. 17. 113-143. Non-routine Executive Changes. Jour-
nal of Accounting and Economics. 16.
Kang, S.H. dan K. Sivaramakrishnan (1995). 317-336.
Issue in Testing Earnings Management
and an Instrumental Variable Ap- Schroeder, R. G. dan M. Clark (1995). Account-
proach. Journal of Accounting Re- ing Theory. Fifth Edition. Johm Wiley
search. Vol. 33 No. 2. Autumn. 353- & Sons, Inc.
367.
Scott, W.R. (1997). Financial Accounting
Koch, B (1981). Income Smoothing: An Ex- Theory. Prentice Hall International Inc.
periment. The Accounting Review. Vol.

25
Jam STIE YKPN - Yavida Nurim & Indra Wijaya Penggunaan Variabel Akuntansi Untuk ....

Sweeney, A. P. (1994). Debt Covenant Vio- Wolk, H. I. dan M. G. Tearney (1997). Ac-
lations and Managers Accounting Re- counting Theory: A Conceptual and In-
sponse. Journal of Accounting and stitutional Approach. Fourth Editions.
Economics. 17. 281-308. South Western College Publishing.

Warfield, TD, J.J. Wild dan K.L. Wild (1995). Young, S. (1999). Systemetic Measurement
Managerial Ownership, Accounting Error in The Estimation of Discretion-
Choices, and Informativeness of Earn- ary Accruals: An Evaluation of Alter-
ings. Journal of Accounting and Eco- native Modelling Procedures Journal
nomics. 20. 61-91. of Bussiness Finance and Accounting.
26 (7) & (8). Sept./Oct. 833-862.
Watts, R.L. dan J.L. Zimmerman (1986). Posi-
tive Accounting Theory. Prentice Hall
Inc.

26
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

PENGARUH PROFESIONALISME
SATUAN PENGAWASAN INTERN DAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP KEEFEKTIFAN
PENGENDALIAN PELAKSANAAN ANGGARAN:
Suatu Penelitian Empiris
Hiras Pasaribu 8)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh profesionalisme Satuan Pengawasan In-
tern (SPI) dan pelaporan hasil pemeriksaan terhadap keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran operasi pada
Perum Pegadaian di Indonesia. Untuk memperoleh data penelitian digunakan metode survei pada 14 Kantor
Daerah (Kanda) Perum Pegadaian di Indonesia.
Seluruh anggota populasi dijadikan sebagai objek penelitian. Jumlah responden terdiri dari 43 orang, terdiri
dari 1 Kepala SPI, 28 Staf SPI, 14 Kantor Daerah (Kanda). Data yang dikumpulkan dianalisis secara serempak
dengan teknik statistik analisis jalur (Path Analysis), dan secara parsial menggunakan teknik Kendalls Correlation
Coefficient (tau).
Hasil penelitian menunjukkan, secara bersama-sama, profesionalisme SPI berpengaruh positif terhadap
pelaporan hasil pemeriksaan sebesar 23,23%. Pengaruh langsung searah antara profesionalisme SPI terhadap
keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran adalah 66,75%, baik dilihat dari pengaruh langsung dan tidak
langsung atau melalui variabel antara menunjukkan sebesar 69,90%. Pelaporan hasil pemeriksaan berpengaruh
positif tetapi relatif kecil terhadap keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran sebesar 0,22%. Bila dilihat dari
pengaruh bersama-sama antara profesionalisme SPI dan pelaporan hasil pemeriksaan menunjukkan 70,60%. Secara
parsial, terdapat korelasi positif antara pembentuk profesionalisme, dan pelaporan hasil pemeriksaan intern dengan
keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran

PENDAHULUAN tahun 1997 peningkatan sebesar 149% dari tahun 1995,


dan tahun 1998 terjadi peningkatan yang semakin
Perkembangan Perum Pegadaian empat tahun besar, yaitu 224% dari tahun 1995. Seiring dengan
terakhir ini menunjukkan peningkatan yang positif. itu laba yang dicapai tahun 1998 adalah 309%dari
Dilihat dari perkembangan nasabah, jumlah pinjaman tahun 1995. Walaupun aktivitas Perum Pegadaian
yang diberikan, pendapatan usaha dan laba bersih yang semakin meningkat, pelayanan kepada masyarakat
diperoleh dari tahun 1995 sampai tahun 1998 terus tetap terpelihara dan ditingkatkan seperti adanya
meningkat setiap tahunnya seperti terlihat pada persyaratan mudah dalam pemberian kredit. Namun
tabel 1. kemudahan ini bisa saja disalah gunakan oleh nasabah
Kredit yang disalurkan Perum Pegadaian pada ataupun kalangan pegawai pegadaian, sehingga akan
tahun 1996 meningkat sebesar 123% dari tahun 1995, merugikan pegadaian. Nasabah bisa saja memanfaat-

*)
Drs. Hiras Pasaribu, M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta.

27
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

Tabel 1:
Perkembangan Perum Pegadaian di Indonesia

Nasabah Pinjaman yang Pendapatan Laba bersih


Tahun (Orang) diberikan Usaha (dalam juta Rp)
(dalam juta Rp)
1995 4.457.964 1.401.166 127.456 17.204
1996 5.030.276 1.723.580 160.937 33.964
1997 5.305.095 2.088.250 194.424 34.817
1998 9.757.187 3.131.320 334.731 53.117

Sumber: Kantor Pusat Perum Pegadaian, Agustus 1999

kan kelemahan yang dimiliki oleh pihak pegadaian itu


sendiri, misalnya lolosnya barang palsu. Kelemahan PROFESIONALISME
tersebut disebabkan ketidakcermatan atau kecerobohan SPI LAPORAN HASIL

W
dalam menguji, dan barang tersebut lolos karena sulit (Faktor pembentuk PEMERIKSAAN
dideteksi tanpa menggunakan alat yang layak yang profesionalisme
tidak tersedia di perusahaan. Kelemahan lain sangat
berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang W W
semakin canggih. KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN
Dikhawatirkan pegawai menyalahgunakan PELAKSANAAN ANGGARAN
tugas yang digariskan oleh manajemen, misalnya
antara petugas pegadaian dan nasabah melakukan
transaksi diluar aktivitas Perum Pegadaian atau
memperkecil harga barang yang dilelang setelah ada Gambar 1: Hubungan Pembentuk Profesionalisme
kesepakatan antara petugas Pegadaian dengan yang dengan Keefektifan Pengendalian
membayar lelang. Selain itu pelanggaran terhadap Pelaksanaan Anggaran
sistem pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan.
Hal demikian tentu mempengaruhi terhadap Pembentukan SPI pada perusahaan bertujuan
keefektifan pelaksanaan anggaran. untuk membantu manajemen dalam fungsi
Untuk menghindari praktik-praktik demikian, pengendalian. SPI tidak akan berfungsi apabila tidak
Satuan Pengawasan Intern (SPI) perlu meningkatkan ada peningkatan kemampuan profesionalisme dan
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran baik tidak mampu menjalankan profesinya sesuai standar
secara harian maupun secara periodik. Pengawasan yang ditetapkan dalam pemeriksaan. Pada hal untuk
akan berhasil apabila SPI memiliki profesionalisme mendapatkan kepercayaan manajemen terhadap SPI
melaksanakan tugas pemeriksaan, yaitu dapat menilai tergantung apakah SPI mematuhi Kode Etik auditor
semua kegiatan perusahaan guna membantu internal yang ditetapkan dalam praktik pemeriksaan.
manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Kode etik merupakan standar profesi yang disepakati
Profesionalisme akan tercermin dalam laporan hasil bersama oleh para anggota Perhimpunan Auditor In-
pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan intern harus ternal Indonesia (PAII) dalam melaksanakan tugas
memenuhi kriteria yang ditetapkan manajemen, pemeriksaan pada suatu perusahaan. Dengan demikian
sehingga dapat memberikan manfaat bagi manajemen pengaruh profesionalisme SPI terhadap keefektifan
untuk melakukan koreksi perbaikan terhadap pengendalian pelaksanaan anggaran operasi pada
keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran. Perum Pegadaian perlu diteliti untuk mendapatkan
Hubungan tersebut terlihat pada gambar 1 berikut: pengujian secara empiris.

28
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang akan mendorong kinerja perusahaan yang
menjadi masalah adalah: semakin baik pula.
1. Seberapa besar pembentuk profesionalisme SPI 2. Memberikan pemikiran bagi peneliti yang ingin
mempengaruhi laporan hasil pemeriksaan ? mengembangkan ilmu akuntansi khususnya
2. Seberapa besar pembentuk profesionalisme SPI audit internal dan anggaran perusahaan, melalui
mempengaruhi keefektifan pengendalian pengujian empirik tentang pengaruh
pelaksanaan anggaran operasi perusahaan ? profesionalisme SPI terhadap keefektifan
3. Seberapa besar laporan hasil pemeriksaan pelaksanaan anggaran.
mempengaruhi keefektifan pengendalian
pelaksanaan anggaran operasi perusahaan ?
4. Apakah terdapat korelasi secara parsial antara KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
faktor pembentuk profesionalisme SPI dan
pelaporan hasil pemeriksaan dengan keefek- Christiawan (1994:44-47) mengartikan
tifan pengendalian pelaksanaan anggaran profesionalisme sebagai sikap dan perilaku seseorang
operasi perusahaan ? dalam melakukan profesi tertentu. Ia menyebutkan
bahwa seorang yang profesional, disamping mempu-
Tujuan Penelitian nyai keahlian dan kecakapan teknis, harus mempunyai
kesungguhan dan ketelitian bekerja, mengejar
Sesuai masalah yang telah dikemukakan, pene- kepuasan orang lain, keberanian menang-gung resiko
litian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: ketekunan dan ketabahan hati, integritas tinggi,
1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh konsistensi dan kesatuan pikiran, kata dan perbuatan.
pembentuk profesionalisme SPI terhadap lapo- Robbin dalam alih bahasa Pujaatmaka (1996:168)
ran hasil pemeriksaan pada Perum Pegadaian mendefinisikan kemampuan atau profesionalisme,
di Indonesia. sebagai keahlian yang dimiliki pada kapasitas seorang
2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh individu untuk mengerjakan tugas dalam suatu
pembentuk profesionalisme SPI terhadap ke- pekerjaan. Dengan demikian profe-sionalisme me-
efektifan pengendalian pelaksanaan anggaran rupakan keahlian yang dimiliki pada kapasitas seorang
operasi pada Perum Pegadaian di Indonesia. individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh suatu pekerjaan sesuai sikap dan perilaku yang sesuai
laporan hasil pemeriksaan terhadap keefektifan dengan profesinya.
pengendalian pelaksanaan anggaran operasi Menurut Ratliff et. al. (1988:59) terdapat lima
pada Perum Pegadaian di Indonesia. persyaratan atau kriteria yang harus dipenuhi oleh
4. Untuk mendapatkan bukti empiris secara auditor internal atau SPI:
parsial korelasi antara faktor pembentuk 1) Compliance with standard of conduct, 2) Knowl-
profesionalisme SPI dan pelaporan hasil edge, skills and disciplines, 3) Human relation and
pemeriksaan dengan keefektifan pengendalian communication, 4) Continuance education, dan 5)
pelaksanaan anggaran Perum Pegadaian di In- Due professional care. Kelima persyaratan tersebut
donesia. merupakan dimensi untuk mengukur profesionalisme
SPI. Semakin baik kelima syarat tersebut, maka
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian kemampuan atau profesionalisme SPI akan semakin
ini adalah: baik pula. Masing-masing syarat tersebut dijelaskan
1. Dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh di bawah ini.
Perum Pegadaian untuk meningkatkan Compliance with standard of conduct
profesionalisme auditor internal, sehingga (kesesuaian sikap dengan standar profesi). Kode etik
kualitas SPI semakin baik terutama untuk merupakan standar profesi dan menetapkan dasar bagi
mengendalikan pelaksanaan anggaran. Apabila SPI untuk melaksanakan pemeriksaan pada suatu
pelaksanaan anggaran semakin efektif, maka organisasi. Kode etik menghendaki standar yang tinggi

29
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

bagi loyalitas, sikap obyektif, kejujuran, yang harus sehat.


dipenuhi oleh anggota SPI. Apabila kelima syarat tersebut terpenuhi maka
Knowledge, skills and disciplines. Pengetahuan, kemampuan atau profesionalisme SPI akan semakin
kecakapan dan disiplin ilmu yang sesuai merupakan tinggi. Hal ini akan memberikan kontribusi yang besar
dasar yang harus dimiliki oleh SPI dalam pelaksanaan guna membantu manajemen dalam pengendalian in-
pemeriksaan. tern (internal control). Dalam hal ini profesionalisme
Human relation and communication. merupakan kriteria untuk mengukur keberhasilan SPI
Kemampuan untuk menghadapi orang lain dan ber- untuk melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan.
komunikasi secara efektif. Pelaporan hasil pemerik- Bilamana kriteria atau faktor yang membentuk
saan SPI dengan temuan-temuannya, harus disampai- profesionalisme SPI tersebut terpenuhi, maka seorang
kan kepada atasan mereka beserta rekomendasi untuk SPI akan memiliki perilaku dan pandangan profesi-
perbaikan. Dalam laporan mungkin banyak terdapat onalisme, sehingga dalam melaksanakan fungsi
objek tidak efektif, tidak efisien, dan hal ini tidaklah pemeriksaan dilakukan secara frofesional, yang pada
mudah untuk dimengerti dan bahkan mungkin sebagai akhirnya akan menghasilkan hasil pemeriksaan atau
suatu yang potensial akan terjadinya konflik antar laporan hasil pemeriksaan yang baik
pribadi. Tinggi rendahnya profesionalisme SPI
Continuance education (pendidikan ber- ditentukan lima faktor pembentuk profesionalisme
kelanjutan). Anggota SPI berkewajiban menerus-kan tersebut, semakin tinggi profesionalisme SPI, maka
pendidikannya dengan tujuan meningkatkan akan semakin baik hasil pemeriksaan atau laporan hasil
keahliannya. Mereka harus berusaha memperoleh pemeriksaan. Hal ini ada hubungan antara profesio-
informasi tentang kemajuan dan perkembangan baru nalisme dengan laporan hasil pemeriksaan. Hubungan
dalam standar, prosedur, dan teknik-teknik audit. Hiro tersebut perlu dijelaskan, bahwa semakin tinggi
Tugiman dalam bukunya Standar Profesional Audit kesungguhan anggota SPI untuk menyesuaikan sikap
Internal (1997:31), menyebutkan pendidikan dengan standar profesi, maka akan menghasilkan
berkelanjutan dapat diperoleh: pemeriksaan yang lebih baik. Demikian pula penge-
Melalui keanggotaan dan partisipasi dalam tahuan, kecakapan dan disiplin yang semakin
perkumpulan profesi, keahlian dalam berbagai ditingkatkan secara berkesinambungan maka kemam-
konferensi, seminar, kursus-kursus yang diadakan oleh puan untuk melakukan pemeriksaan akan semakin baik
suatu Universitas, program latihan yang dilaksanakan dan akan menghasilkan pemeriksaan yang lebih baik
oleh organisasi (in-house training program) dan dari sebelumnya. Kemampuan mengkomunikasikan
partisipasi dalam proyek penelitian. hasil pemeriksaan sangat penting kepada atasan mere-
Selain itu pada pasal 8 Kode Etik PAII ka, sehingga sasaran hasil pemeriksaan yang dilapor-
disebutkan, para anggota harus secara terus-menerus kan dalam laporan hasil pemeriksaan mendapat tang-
berusaha meningkatkan keahlian dan keefektifan gapan yang sesuai dari manajemen dan terhindar dari
dalam melakukan pekerjaanya. konflik antara pihak yang diperiksa dengan anggota
Due professional care (ketelitian melaksanakan SPI. Pendidikan berkelanjutan sangat penting untuk
tugas secara profesional). Anggota SPI hendaklah meningkatkan keahlian dan keefektifan pemeriksaan
melaksanakan tugas secara profesional yang yang ideal, sehingga dapat meningkatkan mutu hasil
sepantasnya dalam melaksanakan pemeriksaan. Hiro pemeriksaan yang disajikan dalam laporan hasil
Tugiman (1979:32), menyebutkan: SPI harus pemeriksaan. Ketelitian anggota SPI melaksanakan
mewaspadai berbagai kemungkinan terjadinya tugas secara profesional sangat membantu kinerja
pelanggaran ataupun kecurangan yang dilakukan anggota SPI melaksanakan tugas pemeriksaan secara
dengan sengaja, kesalahan, kelalaian, ketidak efisienan efisien dan efektif, sehingga data hasil pemeriksaan
dan konflik kepentingan. SPI dituntut menghindarkan yang dilaporkan dalam laporan hasil pemeriksaan lebih
diri dari pengendalian yang lemah dan dipercaya.
merekomendasikan perbaikan untuk menciptakan Baik tidaknya laporan hasil pemeriksaan akan
kesesuaian dengan berbagai prosedur dan praktek yang ditentukan oleh kemampuan profesionalisme anggota

30
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

SPI, semakin tinggi atau semakin baik kemampuan indikasi penyimpangan pelaksanaan anggaran operasi.
profesionalisme SPI, maka kemampuan untuk Hal ini akan memberikan keefektifan terhadap
melaksanakan fungsi pemeriksaan akan semakin baik pengendalian pelaksanaan anggaran operasi.
pula dan akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan Beberapa penelitian empiris menunjukkan
semakin baik. Hasil pemeriksaan yang semakin baik bahwa profesionalisme akan berpengaruh positif
akan dicerminkan dalam laporan hasil pemeriksaan terhadap kinerja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
yang semakin baik pula. Berdasarkan uraian di atas yang dilakukan Kalbers dan Forgaty (1995), yang
dapat disimpulkan, bahwa masing-masing faktor dikutip oleh Tugiman (1997:53). Jumlah sampel yang
pembentuk profesionalisme SPI tersebut ada hubungan diambil cukup besar yaitu 498 responden dari 13
dengan laporan hasil pemeriksaan. organisasi yang terdiri atas 5 perusahaan manufaktur,
Courtemanche, Gil. (1986:191) memberikan 4 3 bank, 2 perusahaan jasa publik, 1 perusahaan minyak,
kriteria mendasar, yang menyangkut laporan hasil 1 perusahaan asuransi dan 1 organisasi pemerintah.
pemeriksaan yang baik, yaitu objektivitas, kewibawa- Untuk memperoleh data dikumpulkan melalui kuesio-
an, keseimbangan, dan penulisan yang profesional. ner yang disebar ke 13 organisasi tersebut. Kalbers
Objektivitas, isi laporan pemeriksaan tidak dan Forgaty menggunakan lima variabel profesionalis-
boleh dikaitkan dengan pihak yang diperiksa selaku me, yaitu: (1) Afiliasi masyarakat profesional, (2)
pribadi, akan tetapi anggota SPI harus mengetahui Kewajiban sosial, (3) Keyakinan pada regulasi audi-
tugasnya sebagai pemeriksa untuk melakukan tor internal sendiri (4) Dedikasi pada profesi, dan (5)
penilaian dan bersedia tetap patuh pada prinsipnya, Permintaan terhadap otonomi. Kalbers dan Forgaty
serta dapat mengatasi keadaan yang dapat menyeretnya menghubungkan setiap dimensi profesionalisme
keluar dari objektivitasnya. Anggota SPI tidak boleh dengan konsekuensi kerja. Konsekuensi kerja terdiri
menonjolkan diri sebagai pengawas internal, atas kepuasan kerja, dorongan untuk beralih kerja,
menggerakkan ataupun menyinggung perasaan pihak kinerja tugas, dan komitmen organisasional baik
yang diperiksa. Kewibawaan (authoritativeness) komitmen efektif maupun komitmen berkesinambu-
berawal dari pernyataan yang jelas tentang tujuan dan ngan. Hasil penelitiannya menunjukkan: (1) pengala-
lingkup pemeriksaan, fakta dan hasil observasi yang man auditor internal berpengaruh positif terhadap
kuat, kriteria pengevaluasian yang pantas, relevansi afiliasi kominitas profesional, dan komitmen organisasi
dan waktu pemeriksaan serta rekomendasi yang layak. berkelanjutan, (2) pengalaman auditor internal
Keseimbangan merupakan keadilan memberikan berkorelasi negatif dengan dorongan berpindah
gambaran tentang organisasi atau aktivitas yang pekerjaan. Hal ini berarti semakin berpengalaman,
ditinjau secara wajar dan realistik, serta adanya maka semakin rendah dorongan berpindah pekerjaan,
keadilan dalam penyusunan laporan hasil pemeriksaan. (3). afiliasi komunikasi profesional berpengaruh positif
Keseimbangan memperlakukan pihak yang diperiksa terhadap kinerja auditor internal berdasarkan penilaian
(auditee) sebagaimana SPI yang ingin diperlakukan sendiri dan kepuasan kerja serta berkorelasi negatif
seandainya mereka bertukar peran. Cara penulisan dengan dorongan beralih posisi didalam perusahaan,
yang profesional, laporan yang didistribusikan kepada (4) permintaan terhadap keotonomian berpengaruh
sejumlah pembaca yang heterogen harus dibuat positif terhadap kinerja auditor internal berdasarkan
sedemikian rupa, sehingga jelas dan dipahami oleh penilaian sendiri. (5) keyakinan terhadap pengaturan
pembuat keputusan yang paling berpengaruh dalam sendiri profesi berpengaruh positif terhadap kinerja
menanggapi temuan audit. Walaupun pembuat auditor internal berdasarkan penilaian atasan auditor.
keputusan tersebut mungkin bukan merupakan orang (6) dedikasi terhadap profesi berpengaruh positif
yang secara langsung menerima laporan hasil terhadap komitmen organisasi. Berdasarkan uraian di
pemeriksaan, ia harus dianggap sebagai pembaca atas dapat dikemukakan kembali, bahwa profesionalis-
laporan yang sesungguhnya. Semakin baik laporan me auditor internal atau SPI bepengaruh terhadap
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh SPI, maka akan kinerja auditor internal. Variabel profesionalisme yang
membantu organisasi untuk mengambil langkah- dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian
langkah perbaikan maupun koreksi apabila ada Kalbers dan Forgaty di atas.

31
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

Semakin baik kemampuan profesionalisme sebanyak 4 butir, sehingga skor yang dapat diperoleh
SPI, maka secara langsung akan semakin baik laporan minimal 112, dan maksimal 560. Keefektifan
hasil pemeriksaan dan secara tidak langsung akan pelaksanaan anggaran (Y), digunakan klasifikasi lima
meningkatkan keefektifan pelaksanaan anggaran kategori dengan interval masing-masing dihitung dari
operasi, dengan demikian hipotesis penelitian ini rasio pendapatan operasi tertinggi dikurangi rasio
adalah: terendah, dibagi 5 kategori. Klasifikasi rasio
1. Pembentuk Profesionalisme SPI berpengaruh pendapatan operasi terendah dimulai dengan sangat
positif terhadap hasil pemeriksaan atau laporan tidak efektif, tidak efektif, cukup efektif, efektif dan
hasil pemeriksaan pada Perum Pegadaian. sangat efektif, dan klasifikasi rasio biaya operasi
2. Pembentuk profesionalisme auditor internal terendah dimulai dengan sangat efektif, efektif, cukup
berpengaruh positif terhadap keefektifan efektif, tidak efektif, dan sangat tidak efektif. Jumlah
pelaksanaan anggaran operasi pada Perum pertanyaan yang berkaitan dengan keefektifan
Pegadaian. pengendalian pelaksanaan anggaran operasi terdiri dari
3. Laporan hasil pemeriksaan berpengaruh positif 2 butir, yaitu yang berkaitan dengan anggaran dan
terhadap keefektifan pengendalian pelaksanaan realisasi pendapatan operasi, serta anggaran dan
anggaran operasi pada Perum Pegadaian. realisasi biaya operasi, sehingga sekor yang diperoleh
4. Terdapat korelasi secara parsial antara faktor minimal 28 dan maksimal 140 dari seluruh responden.
pembentuk profesionalisme SPI dan pelaporan
hasil pemeriksaan dengan keefektifan Pengukuran Variabel
pengendalian pelaksanaan anggaran.
Secara operasional indikator dari masing-
masing sub variabel X1, X2 dan Y dijabarkan sebagai
METODE RISET berikut:

Pengumpulan Data - Profesionalisme SPI (X1):


a. Kesesuaian sikap dengan standar profesi:
Penelitian dilakukan pada Perum Pegadaian In- diukur dari loyalitas, sikap objektif, kejujuran,
donesia. Untuk memperoleh data, penelitian ini kesesuaian dengan peraturan dan ketekunan.
menggunakan metode survei. Populasi dalam b. Pengetahuan serta kecakapan dan disiplin
penelitian ini terdiri 14 Kantor Daerah terdiri dari ilumu: diukur dari pendidikan formal dan
645 cabang Perum Pegadaian di Indonesia. Staf SPI keahlian dalam teknik akuntansi/prinsip-prinsip
yang bertugas untuk seluruh kantor daerah tahun 1999 akuntansi dan pemeriksaan, kecakapan, dan
terdapat 14 orang terdiri pemeriksa madya dan utama. pemahaman dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data c. Hubungan dan komunikasi antar pribadi:
sekunder. Data primer diperoleh dari responden terdiri diukur dari hubungan pada tingkat mana-
dari 1 Kepala SPI, 14 Staf SPI yang sedang bertugas jemen, tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan,
tahun 1999 pada Kantor Daerah Pegadaian di Indone- waktu penyampaian informasi, dukungan
sia. Data sekunder diperoleh dari Kantor Pusat Perum pimpinan, dan kecermatan dan kebenaran
Pegadaian Jakarta yang terkait laporan keuangan setiap informasi.
kantor daerah. d. Pendidikan berkelanjutan: diukur dari mem-
Survei dilakukan dengan kuesioner yang peroleh informasi baru, keikut sertaan dalam
disusun dalam bentuk summated rating model Likert organisasi profesi, aktif mengikuti berbagai
dengan skala 1 sampai 5. Jumlah pertanyaan yang pelatihan atau seminar, partisipasi dalam
berkaitan langsung dengan profesionalisme SPI (X1) penelitian ataupun penulisan artikel atau ilmiah.
sebanyak 74 butir, sehingga skor yang dapat diperoleh e. Ketelitian melaksanakan tugas secara
minimal 2072 (skor terendah), dan maksimal 10360 profesional: diukur dari ketelitian yang tidak
(skor tertinggi). Laporan hasil pemeriksaan (X 2) memihak, dapat meningkatkan keefektifan dan

32
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

efisiensi, terhindar dari konflik, dapat menganalisis data.


melaksanakan tugas yang berkualitas dan pada Data dianalisis dengan teknik statistik namun
waktu yang tepat. di dalamnya terdapat analisis deskrifrif kualitatif.
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji
- Laporan hasil pemeriksaan (X 2 ), diukur dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
objektivitas, berwibawa, keseimbangan, Analisis Jalur (Path Analisis) dan uji asosiasi non
penulisan yang profesional. parametrik Kendalls. Path Analisis akan digunakan
untuk menghitung pengaruh secara serempak antara
- Keefektifan Pengendalian Pelaksanaan Anggaran X1 terhadap X2 dan Pengaruh antara X2 terhadap Y
Operasi (Y) serta pengaruh X 1 terhadap Y. Non parametrik
Kendalls akan digunakan untuk menghitung korelasi
Keefektifan adalah suatu ukuran seberapa baik antara faktor-faktor pembentuk profesionalisme
atau seberapa jauh sasaran (kuantitas, kualitas, dan dengan pelaporan hasil pemeriksaan dan keefektifan
waktu) telah tercapai. Keefektifan pelaksanaan pengendalian pelaksanaan anggaran.
anggaran adalah suatu ukuran seberapa baik atau Analisis jalur memerlukan skala pengukuran
seberapa jauh sasaran pelaksanaan anggaran telah interval, maka pengukuran data ordinal perlu
tercapai. Ravianto,(1988:1.30) menyebutkan nilai ditingkatkan menjadi interval, melalui method of Suc-
keefektifan dicerminkan oleh perbandingan nilai cessive Interval. Berdasarkan hipotesis yang diajukan
keluaran aktual (Output) dengan keluaran yang maka paradigma kerangka konseptual penelitian
ditargetkan (Input). Indikator yang digunakan adalah:
mengukur keefektifan pengendalian pelaksanaan
anggaran adalah: O Struktur 1

a. Perbandingan antara pendapatan operasi aktual X1 X2

W
dengan pendapatan yang dianggarkan PX2X1
(dinyatakan dalam rasio)
b. Perbandingan antara rasio biaya operasi aktual Gambar 2: Substruktur 1
dengan rasio biaya operasi yang dianggarkan.
Rasio Biaya operasi aktual dihitung dari Variabel bebas = X1; Variabel tak bebas =X2.
perbandingan biaya operasional aktual dengan
pendapatan operasi aktual. Rasio Biaya Keterangan:
operasi dianggarkan dihitung dari biaya rX2X1: Parameter struktural yang menggambarkan
operasi dianggarkan dengan pendapatan operasi besarnya pengaruh antara X1 terhadap X2
dianggarkan.

Metode Analisis O Struktur 2


X2
W

Pengumpulan data dalam penelitian ini X2X1


dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga
kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan- X1 Y2Y1
pertanyaan merupakan hal yang sangat penting. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam YX1 Ye
W

pengujian yaitu test of validity (uji validitas) dan test


W

Y
of reliability (uji keandalan), guna menguji kesung-
guhan jawaban responden. Setelah data yang diperoleh Gambar 3: Struktur 2
dapat dianggap cukup memadai dari segi validitas dan (Paradigma hubungan struktural
reliabilitasnya, maka langkah selanjutnya adalah antar variabel X1, X2 dan Y)

33
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

Variabel bebas = X1 dan X2, tidak bebas = Y N N N


Keterangan: N XiY - ( Xi) ( Y)
X1 : Kemampuan profesionalisme auditor internal i=1 i=1 i=1
X2 : Laporan hasil pemeriksaan
Y : Keefektifan pelaksanaan anggaran operasi YXi =
YX2 : Parameter struktural yang menggambarkan N N N N
2 2 2 2
besarnya pengaruh antara X2 terhadap Y [N Xi ( Xi) ] [N Y ( Y) ]
YX1 : Parameter struktural yang menggambarkan i=1 i=1 i=1 i=1
besarnya pengaruh antara X1 terhadap Y
: Variabel lain yang berpengaruh terhadap
keefektifan pelaksanaan anggaran. Keterangan:
YXi merupakan koefisien korelasi antara Xi dengan Y
Hipotesis konseptual pertama diubah dalam PYXi merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap
hipotesis operasional yang bentuknya: variabel Y yang dihitung berdasarkan rumus:
H0 : X2X1 0 PYXi = rYXi
H1 : X2X1 > 0 Dengan alasan bahwa substruktur ini hanya ada sebuah
variabel bebas dan terikat. Dipandang dari sudut regresi
Hipotesis di atas diuji melalui Modifikasi Al Rasyid substruktur ini tidak lain dari struktur linier sederhana.
(Sitepu,1994) yaitu: Sedangkan untuk mencari koefisien jalur variabel
lainnya dapat ditentukan melalui:
PYe = 1- R2YXi
Sedangkan R YX1X2 = SPYXi . YXi; i=1, 2, ., k
2
N N N
N Xi1Xi2 - ( Xi1) ( Xi2) Pengaruh R2YX1X2 = SPYX1. YX1 + PYX2 . YX2.
i=1 i=1 i=1

X2X1 = ANALISIS DATA
N N N N
2 2 2 2
[N Xi1 ( Xi1) ] [N Xi2 ( Xi2) ] Pengembalian Kuesioner dan Demografi
i=1 i=1 i=1 i=1 Responden

Kuesioner diserahkan kepada responden tahap


Keterangan: pertama pada bulan september 1999 dan kedua bulan
X1X2 merupakan koefisien korelasi antara X1 dengan X2 Oktober 1999, seluruhnya telah dilengkapi dan diteri-
s PX2X1 merupakan koefisien jalur variabel X1 terhadap ma kembali oleh peneliti. Apabila kuesioner tahap
X2 yang dihitung berdasarkan rumus: PX2X1 = X1X2 pertama ada sebagian jawaban tidak dilengkapi, maka
Dengan alasan substruktur ini hanya sebuah variabel tahap kedua akan diserahkan kembali untuk dilengkapi
bebas dan hanya sebuah variabel terikat. Dipandang sehingga kuesioner dapat diterima sepenuhnya. Total
dari sudut regresi substruktur ini tidak lain dari struktur kuesioner yang telah dikirimkan kepada responden
linier sederhana. adalah 42 buah, dengan rincian 14 kuesioner ditujukan
Hipotesis konseptual yang kedua dan ketiga diubah kepada Kepada SPI yang berkaitan dengan penilaian
dalam hipotesis operasional yang bentuknya: terhadap masing-masing Staf SPI yang bertugas di
Ho : PYXi 0 untuk i = 1 dan 2 Kantor Daerah (Kanda) Perum Pegadaian di Indone-
H1 : PYXi > 0 sia, 14 kuesioner kepada Staf SPI yang bertugas di
Kanda Perum pegadaian pada tahun 1998, dan 14
Hipotesis di atas diuji melalui modifikasi Al Rasyid kuesioner untuk Kepala Kanda yang berkaitan dengan
(Stepu,1994) yaitu: keefektifan pelaksanaan anggaran operasi. Berhubunga
laporan keuangan tahun 1999 sudah tersedia di Kantor

34
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

Pusat, maka data tersebut langsung diperoleh dari r.tot = Angka reliabilitas keseluruhan
kantor pusat. Dengan demikian unit responden setiap r.tt = Angka korelasi belah pertama dan kedua
Kantor Daerah adalah 3 orang dan responden
keseluruhan adalah 29 orang. Setelah diketahui angka reliabilitas keseluruhan
pertanyaan/pernyataan (r.tot), selanjutnya r.tot
Pengujian Kualitas Data dibandingkan dengan angka korelasi belah pertama
dan kedua (r.tt). Jika angka korelasi reliabilitas
Uji Kesahihan (Validity Test) keseluruhan pertanyaan/pernyataan (r.tot) lebih besar
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui daripada angka korelasi belah pertama dan kedua (r.tt),
apakah alat ukur yang disusun benar-benar mengukur maka seluruh rangkaian pertanyaan/pernyataan pada
apa yang perlu diukur. Dalam uji validitas ini, instrumen dinyatakan andal (reliabel).
dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing Hasil uji reliabilitas dari kelima variabel
skor jawaban butir pertanyaan/ pernyataan dari kemampuan profesional dan keefektifan pelaksanaan
keseluruhan responden dengan total skor jawaban butir anggaran operasi diuraikan pada tabel 2 berikut:
pertanyaan/pernyataan dengan menggunakan teknik
korelasi Rank Spearman. Apabila r hitung > 0 berarti Tabel 2:
pertanyaan/pernyataan tersebut valid dan layak masuk Uji Reliabilitas metode belah dua- Spearman brown
dalam pengolahan data. Apabila r hitung < 0 berarti
pertanyaan/pernyataan tersebut tidak valid dan tidak Variabel
layak masuk dalam pengolahan data. Dari 80 butir (butir) r.tt r.tot Keputusan
pertanyaan yang disusun dalam suatu instrumen, X1 (01-20) 0,71837 0,83610 Andal
pertanyaan butir 61 terdapat nilai korelasinya rs < 0,
X1 (21-38) 0,76854 0,86912 Andal
yaitu 0,14381, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pertanyaan/pernyataan nomor 61 adalah gugur X1 (39-51) 0,53318 0,69552 Andal
dan tidak layak masuk dalam pengolahan data X1 (52-64) 0,77717 0,87461 Andal
selanjutnya. Pertanyaan lainnya berkorelasi positif X1 (65-74) 0,77717 0,66909 Andal
terhadap skor total dengan signifikasi pada level 0,01 X2 (75-78) 0,720 0.837 Andal
Y (79-80) 0,38378 0,55469 Andal
Uji kehandalan (Reliability test)
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat Dengan demikian tabel 2 menunjukkan, bahwa semua
diandalkan. Mengingat jumlah pertanyaan/pernyataan variabel X1, variabel X2 dan variabel Y adalah andal,
dalam instrumen ini cukup banyak lebih dari 50 karena r.tot (angka reliabilitas keseluruhan) lebih besar
pertanyaan/pernyataan maka digunakan teknik belah dari r.tt (angka korelasi belah pertama dan kedua).
dua. Pada teknik belah dua ini dari seluruh rangkaian
pertanyaan/pernyataan yang valid, dibelah menjadi dua Pembahasan
belahan, yaitu butir pertanyaan/pernyataan ganjil
masuk pada belahan pertama dan butir pertanyaan/ Analisis Terhadap Total Skor Pertanyaan
pernyataan genap masuk pada belahan kedua. Skor Di dalam penelitian ini ada 3 buah variabel,
belahan pertama dikorelasikan dengan skor belahan yaitu:
kedua dengan menggunakan korelasi Rank a. Profesionalisme SPI (X1)
Spearman(rs). Menghitung angka reliabilitas untuk b. Laporan hasil pemeriksaan (X2)
keseluruhan pertanyaan/ pernyataan tanpa dibelah c. Keefektifan pengendalian pelaksanaan
ialah dengan mengkoreksi angka korelasi yang anggaran (Y3)
diperoleh dengan memasukkan ke dalam rumus: r.tot
= 2(r.tt) dibagi dengan 1 + r.tt., dimana: Setiap variabel memiliki indikator yang men-
dukungnya. Dilihat dari skor keseluruhan responden

35
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

atas pembentuk profesionalisme SPI yang diperoleh 0,482

W
menunjukkan 8399 atau 82,18% dari skor maksimal X1 X2
sebesar 10.220. Jika dibandingkan dengan rata-rata
skor untuk setiap unit responden SPI Perum Pegadaian Gambar 3: Koefisien Jalur Substruktur 1
adalah 299,57 ini menunjukkan bahwa tingkat
kemampuan atas profesionalisme SPI adalah cukup Koefisien jalur antara pelaporan hasil peme-
tinggi (dari skor terendah 240 dan skor maksimal 334) riksaan (X2) atas profesionalisme SPI (X1) berdasarkan
Skor Pelaporan hasil pemeriksaan menunjuk- hasil perhitungan adalah 0,482 ( X2X1)= 0,482. Hasil
kan 453 atau 80,89% dari skor maksimal sebesar 560. perhitungan tersebut menunjukkan, bahwa terdapat
Jika dibandingkan dengan rata-rata skor untuk setiap pengaruh positif antara profesionalisme SPI terhadap
responden Kanda Perum Pegadaian adalah 16,18. Ini laporan hasil pemeriksaan, pengaruh tersebut
menunjukkan, bahwa kualitas pelaporan hasil merupakan pengaruh tidak langsung terhadap
pemeriksaan yang dilakukan oleh SPI Perum keefektifan pelaksanaan anggaran.
Pegadaian adalah cukup tinggi (dari skor terendah 12
dan skor tertinggi 20). Pengaruh Profesionalisme SPI dan Pelaporan hasil
Skor Keefektifan pengendalian pelaksanaan pemeriksaan terhadap keefektifan pengendalian
anggaran operasi diperoleh 113 atau 80,71% dari skor pelaksanaan anggaran operasi
maksimal 140. Jika dibandingkan dengan skor rata- pada Perum Pegadaian.
rata keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran Uji hipotesis kedua, tentang pengaruh
operasi setiap Kanda Perum Pegadaian adalah 8,07 profesionalisme SPI (X 1) terhadap keefektifan
berarti tingkat keefektifan pelaksanaan anggaran pengendalian pelaksanaan anggaran (Y), tampak pada
operasi adalah tinggi atau berada pada tahap yang gambar 4 koefisien jalur substruktur 2 sebagai berikut:
sangat efektif (dari skor terendah 4 dan tertinggi 10).
Dengan demikian berdasarkan skor rata-rata,
maka tingkat kemampuan profesionalisme SPI terdapat X2
W
17 responden staf SPI mencapai sama dan di atas rata-
rata dan 11 responden staf SPI di bawah rata-rata.
Tingkat keefektifan pelaksanaan anggaran operasi 0,482
yang dicapai masing-masing Kanda Perum Pegadaian
menunjukkan 5 Kanda mencapai skor di atas rata-rata, X1 0,047
dan 9 Kanda mencapai skor di bawah rata-rata. 0,817 WY 0,542
W

Analisis Hipotesis Penelitian Gambar 4: Koefisien Jalur Substruktur 2


Berhubung koefisien jalur dalam substruktur-
substruktur untuk pengujian hipotesis diperoleh Pengaruh profesionalisme SPI terhadap
melalui sensus (complete enumeration), maka tidak keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran
dilakukan test of signifikan. Untuk memperoleh operasi, dinyatakan oleh nilai koefisien jalur antara
gambaran tujuan penelitian ini, di bawah ini akan keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran
dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. operasi atas profesionalisme SPI (YX1) sebesar 0,817.
Uji hipotesis ketiga, tentang pengaruh pelaporan hasil
Pengaruh profesionalisme SPI terhadap laporan pemeriksaan (X2) terhadap keefektifan pengendalian
hasil pemeriksaan pada Perum Pegadaian. pelaksanaan anggaran operasi (Y), tampak pada
Uji hipotesis pertama, tentang pengaruh gambar 4 Koefisien jalur substruktur 2. Hasil
variabel profesionalisme SPI (X1) terhadap variabel perhitungan menunjukkan bahwa pengaruh pelaporan
pelaporan hasil pemeriksaan (X2) dinyatakan dalam hasil pemeriksaan terhadap keefektifan pengendalian
gambar 3 koefisien jalur substruktur 1 sebagai berikut: pelaksanaan anggaran opersi dinyatakan oleh nilai

36
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

koefisien jalur (YX2) sebesar 0,047. Hasil perhitungan Tabel 3


koefisien determinasi multiplenya adalah R2YX1X2 = Parameter Struktural
0,706. Pengaruh variabel-variabel lain yang tidak
diukur dalam penelitian ini adalah 0,542, yang didapat Antar Variabel Koefisien Koefisien Tingkat
Korelasi Jalur Pengaruh
dari Y = 1- 0,706.
Dari gambar struktur hubungan kausal antara X1 terhadap X2 0,482 0,482 23,23%
variabel-variabel dengan nilai struktur di atas, maka X1 terhadap Y - 0,817 66,75%
dapat ditentukan pengaruh dari suatu variabel ke X1 melalui X2 terhadap Y - - 3,15%
variabel lainnya, baik langsung atau tak langsung. Total X1 terhadap Y - - 69,90%
X2 terhadap Y - 0,047 0,22%
Untuk variabel Profesionalisme SPI (X1) adalah:
X2 melalui X1 terhadap Y - - 3,15%

1). Pengaruh langsung Total X2 terhadap Y - - 3,37%


X1, X2 bersama-sama terhadap Y - 0,706 70,60%
W

Y X1 Y = rYX1. rYX1 e (faktor lain) terhadap Y - 0,542 29,40%


= 0,817 x 0,817
= 0,66749
Analisis korelasi secara parsial antara profesio-
2). Pengaruh tidak langsung nalisme SPI dan laporan hasil pemeriksaan dengan
keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran.
W

Y X1 X2 Y = PYX1. PX2X1. PYX2 Uji Hipotesis keempat, tentang korelasi secara


= 0,817 x 0,482 x 0,047 parsial antara pembentuk profesionalisme auditor in-
= 0,03149 ternal dan pelaporan hasil pemeriksaan dengan
keefektifan pengendalian pelaksanaan anggaran dapat
3). Jumlah pengaruh secara langsung dan tidak dilihat dari hasil pengujian hipotesis yang ditunjukkan
langsung dari X1 terhadap Y sebesar 0,69898 dalam tabel 3.

Untuk variabel Pelaporan hasil pemeriksaan (X2) Tabel 3:


adalah: Nilai rs , Taksiran Koefisien Korelasi oleh Guillford
dan taksiran hubungan
1). Pengaruh langsung
Korelasi X Dengan Nilai tau Taksiran hubungan
(Y) dengan Y
W

Y X2 Y = rYX2. rYX2
= 0,047 x 0,047
X1-1 0,7946 Cukup tinggi
= 0,002209 X1-2 0,8104 Tinggi
X1-3 0,7908 Cukup tinggi
2). Pengaruh tidak langsung sama dengan variabel X1, X1-4 0,4500 Sedang
yaitu sebesar 0,03149 X1-5 0,7283 Cukup tinggi
3). Jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari X2 0,3999 Rendah
X2 terhadap Y adalah 0,03370.
Sumber: Data Primer,1999
Secara keseluruhan hasil pengujian hipotesis
dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa nilai korelasi
(tau) dari masing-masing variabel X1-1 X1-5 dan X2
dengan Y lebih besar dari 0. Hal ini menunjukkan
bahwa secara parsial terdapat korelasi positif antara
kesesuaian sikap SPI dengan Kode Etik, pengetahuan

37
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

serta kecakapan dan disiplin ilmu, hubungan antara Asumsi hasil penelitian ini berhasil
pribadi dan keahlian berkomunikasi, ketelitian dikonfirmasi karena pengaruh profesionalisme
melaksanakan tugas dan pelaporan hasil pemeriksaan terhadap pelaporan hasil pemeriksaan agak
dengan keefektifan pengendalian pelaksanaan rendah.. Pelaporan hasil pemeriksaan intern
anggaran Perum Pegadaian. akan berguna bagi manajemen apabila disusun
dengan baik oleh SPI yang memiliki profesi-
onalime yang tinggi. Dilain pihak faktor lain
KESIMPULAN perlu diperhatikan seperti penempatan pegawai
yang sesuai dengan keahlian.
Sesuai analisis yang dilakukan guna menjawab
hipotesis penelitian ini, maka disimpulkan sebagai
berikut: KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
a. Profesionalisme SPI berpengaruh positif secara PENELITIAN
serempak terhadap pelaporan hasil pemeriksaan
sebesar 23,23% Hasil penelitian ini perlu mempertimbangkan
b. Profesionalisme SPI berpengaruh positif secara aspek lain yang mungkin mempengaruhi penilaian
serempak terhadap keefektifan pengendalian profesionalisme auditor internal. Dalam penelitian ini,
pelaksanaan anggaran cukup besar yaitu profesionalisme SPI hanya dinilai oleh atasan
66,75%. Baik dilihat dari pengaruh langsung, langsung, yaitu Kepala SPI. Untuk menghindari
pengaruh tidak langsung menunjukkan sebesar penilaian sepihak, maka selain penilai Kepala SPI perlu
69,90%. Jika dibandingkan pengaruh variabel juga dinilai oleh objek yang diperiksa (auditee) dalam
lain yang tidak diukur dalam penelitian ini hal ini oleh Kepala Kanda Pegadaian, karena kepala
relatif lebih kecil, yaitu 29,40%. Kanda Perum Pegadaian dapat melihat secara langsung
c. Pelaporan hasil pemeriksaan berpengaruh bagaimana pemeriksaan dilakukan oleh Staf SPI kantor
relatif lebih kecil terhadap keefektifan pusat yang bertugas pada Kanda Perum Pegadaian.
pengendalian pelaksanaan anggaran sebesar Dengan demikian Kepala Kanda Perum Pegadaian
0,22%, baik dilihat dari pengaruh tidak layak untuk menilai kemampuan profesional Staf SPI
langsung hanya sebesar 3,15%, maupun dari yang sedang bertugas di Kanda Perum Pegadaian.
total pengaruhnya hanya 3,37%. Faktor lain secara tidak langsung berhubungan
d. Secara parsial menggunakan uji asosiasi non dengan keefektifan pelaksanaan anggaran operasi
parametrik Kendalls Tau menunjukkan, bahwa antara lain, ditinjau dari fungsi SPI Perum Pegadaian,
kesesuaian sikap SPI dengan Kode Etik, diantaranya tindak lanjut dari temuan hasil audit in-
pengetahuan serta kecakapan dan disiplin ilmu, tern, seperti adanya perbaikan yang lebih dini serta
hubungan antar pribadi dan keahlian berkomu- ganti rugi bagi yang menyalahgunakan anggaran dan
nikasi, dan ketelitian melaksanakan tugas dan tindakan hukuman disiplin bagi yang tidak mentaati
pelaporan hasil pemeriksaan berkorelasi positif aturan yang ditetapkan dalam anggaran. Faktor
dengan keefektifan pengendalian pelaksanaan dukungan pimpinan puncak terhadap independensi
anggaran. Pendidikan berkelanjutan dan SPI sangat diperlukan untuk memberikan kewenangan
pelaporan hasil pemeriksaan terdapat korelasi memeriksa hal apapun dan pada saat apapun serta dapat
yang sangat rendah dengan keefektifan menyatakan sesuatu seperti apa adanya, sehingga
pengendalian pelaksanaan anggaran. pengawas internal dapat memberikan penilaian yang
e. Hasil penelitian ini dilakukan berdasarkan tidak memihak dan tanpa prasangka dari berbagai
asumsi bahwa profesionalisme SPI perlu diting- pihak. Faktor pengawasan melekat sangat berperan
katkan secara bertahap melalui pendidikan dan untuk memberikan pengawasan setiap saat terhadap
pelatihan yang berkelanjutan sesuai kebutuhan, bawahannya, sehingga terhindar dari penyimpangan
sehingga dapat menigkatkan pembentuk pelaksanaan anggaran yang sudah ditetapkan.
profesionalisme SPI sesuai standar profesi. Faktor lain yang secara langsung berhubungan

38
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

dengan keefektifan pelaksanaan anggaran adalah keberadaan laporan). Faktor ini merupakan faktor
faktor motivasi para pelaksana anggaran (antara lain, penentu untuk menentukan keefektifan pelaksanaan
tingkat kesulitan pencapaian anggaran, partisipasi anggaran. Oleh karena itu penelitian ini membuka
manajemen puncak, kewajaran/keadilan, dan peluang bagi peneliti selanjutnya.

39
Jam STIE YKPN - Hiras Pasaribu Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawasan .......

DAFTAR REFERENSI Wesley Publishing Company.


Harahap, Sofyan Syafri. 1996. Budgeting
Anthony, Robert and Vijay Govindarajan , (Penganggaran, Perencanaan
1998. Management Control System. Lengkap). Edisi Pertama, Jakarta: PT
Ninth Edition, Homewood Illionis: Raja Grafindo Persada.
Richard D. Irwin,Inc.
Horngren, Charles T., Garry L. Sundem and
Ancok, Djamaluddin. 1995. Metode Penelitian William O. Strattion. 1996. Introduc-
Survey. Editor Masri Singarimbundan tion To Management Accounting.
Sofyan. Jakarta:LP3S. Tenth Edition, New Jersey: Prentice
Hall International, Inc.
Arens, Alvin A., and James K. Loebbecke.
1997. Auditing. Seventh Edition, New Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar
Jersey: Prentice Hall International, Inc. Profesional Akuntan Publik.
Yogyakarta: STIE-YKPN.
Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyono Djokosantoso (1997). Peranan In-
ternal Auditor adalah Penting, dan
________1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Kerjasama yang Harmonis antara
Rineka Cipta Direksi dan Audit Kommitee dalam
Pengawasan Perusahaan. Media In-
Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Rob- ternal Audit, Media Komunikasi dan
ert S. Kaplan, and S. Mark Young. Informasi Internal Auditor. No. 3:13-15.
1997. Management Accounting. Sec-
ond Edition, London: Prentice Hall In- Ratliff, L. Richard, Wanda A. Wallance, James
ternational, Inc. K. Loebbecke and W.G. McFarland.
1988. Internal Auditing, Principles and
Azwar, Saiffuddin. 1997. Reliabilitas dan Techniques. First Edition, Florida: The
Validitas. Edisi ketiga, Yogyakarta: Institute Of Internal Auditors.
Penerbit Pustaka Pelajar.
Ravianto Putra, J. 1988. Dasar-Dasar
Brink Victor Z. and Herbert Witt. 1982. Mod- Produktivitas. Jakarta: Karunia Jakarta.
ern Internal Auditing, Appraising Op-
erational and Controls. Fourth Edition, Robbin, Stephen P.1996. Perilaku Organisasi.,
New York: John Wiley and Sons. (Alih bahasa Pujaatmaka, Hadyana),
Jakarta: Prenhallindo.
Christiawan (1994). Profesionalisme Dalam
Era Industrialisasi, Majalah Sawyer, Lawrence B. 1996. Pemeriksaan In-
Manajemen & Usahawan Indonesia. tern (Disadur oleh PPA-STAN).
No. 03TH. XXIII : 44. Jakarta: STAN.

Courtemanche, Gil.1997. The New Internal Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik
Auditing, (Saduran Hiro Tugiman), Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Terjemahan
Yogyakarta: Kanisius Zanzawi Suyuti dan Landung
Simatupang). Jakarta: Gramedia.
Cushing, Barry E. and Marchal B. Romney.
1994. Accounting Information System. Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional
Sixth Edition, New York: Addison & Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.

40
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL:


KEBUTUHAN AKAN STANDAR LAPORAN KEUANGAN
DAN JASA JAMINAN LINGKUNGAN

Inge Gunawan 1)

ABSTRACT limbah yang dikeluarkannya. Yang menjadi masalah


adalah sampai saat ini belum ada standar laporan
Many companies are becoming more responsive to keuangan berkaitan dengan lingkungan. Akibatnya,
investors concerns about the environment by volun- perusahaan tidak tahu bagaimana cara melaporkannya
tarily compiling and issuing periodic environmental atau bagaimana perlakuan akuntansi biaya lingkungan
reports that are essentially independent of the annual tersebut. Selain itu, laporan keuangan yang ada
financial reports. Until now, the environmental reports menjadi berbeda-beda sehingga tidak dapat diperban-
are still a disclosure, without verification that assures dingkan satu sama lain.
its credibitily. The need for external verification of Tujuan tulisan ini untuk melihat praktik dan
environmental reports may create the primary chal- aturan akuntansi berkaitan dengan lingkungan yang
lenges: the absence of environmental reporting stan- telah ada, sekaligus melihat adanya kebutuhan akan
dards, the absence of standards for verification of en- standar laporan keuangan berkaitan dengan lingkungan
vironmental reports, and the very scant of public ac- dan suatu jasa jaminan (asuransi) lingkungan yang
countants that are empowered to have kualification to melakukan verifikasi terhadap laporan keuangan ling-
offer a needed assurance service and verification. kungan tersebut. Di samping itu, tujuan tulisan ini
adalah untuk melihat cost and benefit bagi perusahaan
atau industri yang membuat laporan keuangan
berkaitan dengan lingkungan.
PENDAHULUAN Beberapa perusahaan menjadi lebih respon
terhadap pihak luar (eksternal) khususnya investor
Sejak pertengahan tahun 1970-an banyak mengenai lingkungan. Di samping itu berbagai pihak,
perusahaan industri yang berjuang dengan konsep baik intern maupun ekstern membuat keputusan
pelaporan keuangan berkaitan dengan lingkungan. berdasarkan laporan keuangan. Tetapi sampai saat ini
Beberapa perusahaan berusaha untuk peduli terhadap standar laporan keuangan berkaitan dengan lingkungan
laporan keuangan berkaitan dengan biaya lingkungan, belum ada, sehingga kredibilitas laporan keuangan
sementara beberapa lainnya bersikap pasif, bahkan tersebut dipertanyakan. Sementara laporan-laporan
dapat dikatakan cenderung untuk menghindari biaya yang dibuat berkaitan dengan lingkungan masih berupa
lingkungan tersebut. disclosure tanpa penilaian yang menjamin kredibi-
Dewasa ini, tuntutan akan tanggung jawab litasnya.
lingkungan semakin berkembang. Hampir semua Laporan keuangan berkaitan dengan ling-
perusahaan industri wajib membayar biaya lingkungan kungan tidak memiliki kredibilitas jika tidak diverifi-
tersebut jika tidak mau dikenai klaim berkaitan dengan kasi secara independen oleh pihak ketiga.

1)
Inge Gunawan, SE., Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta

41
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

Meningkatnya tuntutan terhadap laporan keuangan lingkungan yang diperkirakan (diadopsi dari Schmidt
berkaitan dengan lingkungan, telah memberikan Richard J, Dr., 1997). Ketertarikan secara nasional
tempat bagi kantor akuntan publik untuk dalam hal pembersihan limbah telah meningkatkan
mengembangkan keahlian dalam hal memberikan tekanan untuk adanya pemecahan/solusi secara hukum.
penilaian dan verifikasi terhadap laporan keuangan Sebagai respon Pemerintah, dikeluarkan Resource
lingkungan. Conservation and Recovery Act of 1976. Tetapi masih
banyak perusahaan yang tidak mencantumkan disclo-
Praktik dan Aturan Akuntansi Berkaitan dengan sure untuk akuntansi pertanggungjawaban sosial. Oleh
Lingkungan yang Telah Ada karena itu, dikeluarkanlah hukum federal yang kedua
yaitu Comprehensive Environmental Response, Com-
Banyaknya pertanyaan dan ketidakpastian pensation, and Liability Act of 1980 (CERCLA), yang
mengenai biaya lingkungan telah menantang para menyediakan $1,6 milyar dana untuk menutup biaya-
akuntan dan badan-badan pembentuk standar. Namun biaya berkaitan dengan limbah, yang kemudian dikenal
demikian, sampai saat ini, masih sedikit sekali literatur dengan istilah superfund (diadopsi dari Wood Dor-
petunjuk yang diotorisasi untuk mengatur akuntansi othy, 1998).
berkaitan dengan biaya lingkungan tersebut. Langkah berikutnya adalah membentuk agen
Pada tahun 1975, FASB menerbitkan Statement evaluasi federal yang bertanggung jawab yaitu Envi-
on Financial Accounting Standards (SFAS) No.5 ronmental Protection Agency (EPA) yang membuat
mengenai accounting for contingencies, yang prosedur berbadan hukum untuk pelaporan praktik-
mencoba membantu para akuntan mengetahui biaya- praktik pembuangan limbah perusahaan yang
biaya masa mendatang yang berpotensi, seperti kemudian dijadikan analisis lingkungan. Pada awal
perbaikan lingkungan (Schmidt Richard J, Dr., 1997). tahun 1981, EPA telah mengidentifikasi lebih dari
Rugi kontijensi harus dilaporkan dalam laporan 30.000 tempat untuk diinvestigasi (Schmidt Richard
keuangan jika di dalamnya mengandung peristiwa J, Dr., 1997). Proses yang dilakukan EPA termasuk
masa datang yang mengakibatkan utang dan jumlah penilaian risiko dari kuantitas dan identitas substansi
rugi tersebut dapat diperkirakan. Walaupun SFAS No.5 limbah di setiap tempat. Perusahaan-perusahaan yang
merupakan statement yang berhubungan dengan memiliki nilai tinggi akan dimasukkan ke dalam Na-
risiko-risiko lingkungan, tetapi statement ini tidak tional Priorities List (NPL) untuk tindakan perbaikan
khusus berbicara mengenai laporan keuangan terhadap lingkungan. NPL membuat perusahaan sulit
lingkungan. untuk lari dari kewajibannya terhadap biaya
Ada dua alasan yang membuat SFAS No.5 tidak lingkungan, tetapi sayangnya tidak ada pinalti/
memadai untuk dijadikan standar akuntansi berkaitan hukuman untuk perusahaan-perusahaan yang tidak
dengan lingkungan (diadopsi dari Johnson L. Todd, mencantumkan disclosure informasi lingkungan dalam
1993). Alasan pertama, statement ini tidak jelas/samar- laporan keuangannya. Tetap belum terbentuk standar,
samar dalam memberikan petunjuk mengenai bahkan terjadi kebebasan dalam pelaporan disclosure.
akuntansi lingkungan dan juga sangat terbuka untuk Pada tahun 1993, Financial Accounting Stan-
interpretasi yang subyektif. Alasan kedua adalah utang dard Board (FASB) melalui Emerging Issues Task
akibat biaya lingkungan tidak terjadi setelah adanya Force (EITF) menerbitkan Accounting for Environ-
suatu kecelakaan/musibah, yang mengakibatkan mental Liabilities. EITF mencapai konsensus bahwa
terjadinya pendekatan reaktif lebih daripada biaya-biaya utang perbaikan lingkungan seharusnya
pendekatan proaktif. berdasar pada suatu rencana khusus yang sudah
Pada tahun 1976, sebuah interpretasi FASB dipersiapkan untuk perbaikan akibat kontaminasi
Reasonable Estimation of the Amount of a Loss, (diadopsi dari Johnson L. Todd, 1993). Hampir
menunjukkan bahwa salah satu kalimat dalam SFAS bersamaan dengan EITF, pada tahun 1994, The Ameri-
No.5 yang berbunyi jumlah rugi harus memiliki can Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
alasan untuk diperkirakan tidak menyediakan dasar melalui Statement of Position, mengeluarkan Disclo-
kebenaran untuk menunda pencatatan biaya perbaikan sure of Certain Significant Risk and Uncertainty, yang

42
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

berisi (1) perkiraan/estimasi akan berubah pada masa memutuskan untuk mengurangi bahkan berusaha
yang akan datang, dan (2) pengaruh perubahan akan menghilangkan pinalti bagi tanggung jawab
sangat material untuk laporan keuangan (Schmidt Ri- perusahaan untuk membentuk audit internal secara
chard J, Dr., 1997). Tetapi secara keseluruhan, periodik, mengkoreksi masalah yang ditemukan, dan
pelaporan keuangan hasil aturan atau discosure ini melaporkan secara sukarela informasi mengenai biaya
tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan dan lingkungan.
arah yang jelas bagi akuntan untuk membuat laporan Di Indonesia, laporan keuangan berkaitan
keuangan berkaitan dengan lingkungan. dengan lingkungan belum diatur dengan jelas dan
Bagaimanapun usaha-usaha untuk membuat standar tegas. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
pelaporan keuangan berkaitan dengan lingkungan yang mengatur laporan keuangan di Indonesia melalui
akan memaksa perusahaan bertanggung jawab atas PSAK No.8 berusaha mengatur laporan keuangan
lingkungannya, harus terus dilakukan akibat makin berkaitan dengan lingkungan tersebut. PSAK No.8
banyaknya limbah dan pencemaran lingkungan. berbicara mengenai Kontinjensi dan Peristiwa Setelah
Pada bulan Juni 1993, the Securities and Ex- Tanggal Neraca. Dalam PSAK No.8 dikatakan bahwa
change Commission (SEC) menerbitkan Staff Account- Kontinjensi merupakan suatu kondisi atau situasi,
ing Bulletin 92 (SAB 92) yang menegaskan kebutuhan dengan hasil akhir berupa keuntungan atau kerugian,
adanya disclosure yang lebih matang dan berkembang yang baru dapat dikonfirmasikan setelah terjadinya
untuk laporan keuangan berkaitan dengan lingkungan atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa yang
(diadopsi dari Chadick Bill, Rouse Robert W., dan tidak pasti terjadi di masa depan. Walaupun utang
Surma John, 1993). Tetapi satu tahun kemudian biaya lingkungan dapat dikategorikan dalam
ditemukan bahwa lebih dari sepertiga perusahaan kontinjensi, tetapi PSAK No.8 tidak mengatur laporan
publik di US tidak melaporkan utang berkaitan dengan keuangan berkaitan dengan lingkungan tersebut secara
lingkungan pada laporan tahunan mereka. Akibat spesifik.
kepedulian SEC tersebut, AICPA menerbitkan State-
ment of Position 96-1 pada bulan Oktober 1996. State- Kebutuhan akan Suatu Standar dan Verifikasi
ment ini berusaha menyediakan klarifikasi bagi
akuntan publik dan klien mereka suatu disclosure Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
mengenai utang perbaikan lingkungan yang memadai. Kreuze pada tahun 1996, dikatakan bahwa jumlah
Pada bulan Februari 1997, AICPA kembali investasi lebih didasarkan pada kriteria etika,
mengklarifikasi situasi dengan menerbitkan Statement lingkungan, dan politik. Banyak investor dan
of Position on Environmental Remediation Liabilities. pemegang saham membuat keputusan berdasarkan
Statement ini tidak menyediakan petunjuk untuk informasi laporan keuangan berkaitan dengan
kontrol polusi yang sedang terjadi atau restorasi limbah lingkungan yang diterbitkan oleh perusahaan.
di masa mendatang, tetapi fokusnya pada perbaikan Konsekuensinya, publikasi laporan keuangan harus
sebelum terlambat (diadopsi dari Beets S. Douglas dan komprehensif, akurat, dan reliabel. Untuk itu, laporan
Souther Christopher C., 1999). Statement ini hanya tersebut harus dijamin oleh verifikasi profesional
beredar di US. eksternal. Sektor industri yang berkembang, percaya
Tekanan untuk membuat disclosure yang lebih bahwa fungsi jaminan verifikasi laporan keuangan
baik, datang dari EPA pada tahun 1998. Pada awal berkaitan dengan lingkungan didukung dan
tahun 1998, EPA mulai memberikan syarat tambahan diselesaikan oleh profesi akuntan publik.
berkaitan dengan biaya lingkungan, berupa disclosure Kebutuhan akan verifikasi secara eksternal
melalui internet bagi lima industri besar yaitu industri didukung oleh beberapa tuntutan utama. Pertama,
minyak, baja, besi, otomobil, dan kertas (Beets S. ketika standar pelaporan berkaitan dengan lingkungan
Douglas dan Souther Christopher C., 1999). dirasakan penting, verifikasi eksternal akan memaksa
Sebenarnya mulai tahun 1990-an, EPA mulai memberi perubahan pelaporan berkaitan dengan lingkungan
pinalti bagi perusahaan yang berusaha menghindari tersebut sesuai kriteria yang ditetapkan. Kedua,
biaya lingkungan. Tetapi pada tahun 1996, EPA verifikasi eksternal laporan-laporan berkaitan dengan

43
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

lingkungan secara periodik akan menjadi jaminan dan kecil karena tidak adanya petunjuk dan standar
kredibilitas tambahan bagi laporan keuangan tahunan berkaitan dengan laporan dan verifikasinya.
perusahaan, dengan pertimbangan, masalah ling- Selanjutnya hasil wawancara tersebut menyarankan
kungan tersebut cukup significant (berarti). Ketiga, bahwa standar yang dibutuhkan seharusnya meliputi
ancaman kesalahpahaman pengambilan keputusan lingkup, keterbatasan, dan isi dari verifikasi dan
oleh pemegang saham dan pemerintah yang dapat laporan pihak ketiga menuju pola pengesahan
mengakibatkan proses pengadilan, dapat dikurangi akuntansi yang berterima umum.
bahkan dihilangkan dengan adanya verifikasi dari Profesi akuntansi di US harus belajar mengenai
pihak ketiga yang independen. Masalah serius dapat tantangan-tantangan utama yang dihadapi dari praktik
disebabkan oleh isu-isu lingkungan, dari masalah verifikasi lingkungan di Eropa. Pada tahun 1993, the
perusahaan terkena pinalti sampai perusahaan tersebut European Council dari Uni Eropa mengadopsi the Eco-
bangkrut. Verifikasi eksternal dapat menjaga Management and Audit Scheme (EMAS), suatu rencara
perusahaan dari pembuatan disclosure yang tidak aturan yang ditujukan untuk promosi perubahan dalam
memadai atau tidak akurat dan sekaligus menjamin perfomance lingkungan industri (diadopsi dari Beets
terbentuknya disclosure yang reliabel. Keempat, tanpa S. Douglas dan Souther Christopher C., 1999). Dengan
kredibilitas yang direkomendasi melalui verifikasi adanya standar khusus dan verifikasi eksternal,
eksternal yang kompeten, banyak investor hanya laporan-laporan berkaitan dengan lingkungan yang
mempertimbangkan publikasi laporan berkaitan dipersiapkan di bawah EMAS lebih berguna dan lebih
dengan lingkungan yang dikatakan bersih. Beberapa reliabel dari pada yang terjadi di US. Walaupun EMAS
ahli lingkungan mengatakan bahwa publikasi laporan hanya memiliki pengaruh dalam waktu relatif singkat,
secara cerdik telah mengemas kembali data lingkungan tetapi terbukti bahwa EMAS tersebut sukses dan
yang telah tersedia dan mengambil kemungkinan diterima oleh komunitas bisnis di Eropa.
terbaik untuk dimasukkan dalam publikasi laporan Ketika verifikasi eksternal dari program dan
berkaitan dengan lingkungan tersebut. Beberapa studi laporan lingkungan tidak dilakukan di US, beberapa
mengenai preferensi dan tingkah laku investor, perusahaan secara sukarela menjalani pengujian
mengatakan bahwa makin banyak investor yang peduli berkaitan dengan lingkungan yang dilakukan oleh
dengan masalah lingkungan dan memutuskan pihak eksternal. Tetapi sedikit sekali perusahaan yang
investasinya dengan melihat catatan mengenai melampirkan hasil laporan berkaitan dengan
lingkungan yang baik. lingkungan tersebut. Salah satu alasan utama tidak
Ketika kebutuhan akan verifikasi eksternal dibuatnya disclosure oleh perusahaan-perusahaan
laporan-laporan berkaitan dengan lingkungan muncul, tersebut adalah tidak adanya standar pelaporan
tantangan-tantangan utama juga muncul yaitu belum berkaitan dengan lingkungan. Tetapi beberapa
adanya standar berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan, bagaimanapun, percaya bahwa dengan
lingkungan, belum adanya standar berkaitan dengan menerbitkan laporan berkaitan dengan lingkungan
verifikasi laporan-laporan lingkungan, dan sangat yang diverifikasi akan membangun kepercayaan
jarangnya akuntan publik yang memiliki kualifikasi publik.
untuk melakukan jasa penilaian dan verifikasi tersebut. Untuk menghadapi tantangan dalam mengem-
Pada tahun 1996, the Global Environmental Manage- bangkan standar pelaporan dan verifikasi berkaitan
ment Initiative (GEMI), suatu organisasi bisnis yang dengan lingkungan, beberapa langkah telah diambil
proaktif terhadap lingkungan, menerbitkan hasil studi oleh organisasi-organisasi yang beragam jenisnya.
mengenai laporan-laporan lingkungan (diadopsi dari Selain GEMI yang telah disebutkan di atas, beberapa
Beets S. Douglas dan Souther Christopher C., 1999). organisasi lain seperti, International Standards Orga-
Studi tersebut termasuk wawancara dengan ahli nization (ISO), the Coalition for Environmentally Re-
lingkungan, investor, media, pembuat aturan, dan sponsible Economics, dan the Council on Economics
perusahaan-perusahaan. Hasil wawancara menunjuk- Priorities telah mengembangkan standar dan prinsip
kan bahwa pihak ketiga dalam laporan lingkungan, yang berguna, walaupun partisipasi dalam hal ini masih
dalam hal ini akuntan publik, masih memiliki nilai yang bersifat sukarela, dan sebagai konsekuen-sinya, belum

44
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

ada dampak dalam bentuk peraturan.


Salah satu dari standar berkaitan dengan Akibat belum terbentuknya standar laporan
lingkungan secara sukarela yang lebih ekstensif adalah keuangan berkaitan dengan lingkungan, perusahaan
ISO 14000, yang diperkenalkan pertama kali pada dan industri membuat dan menyajikan disclosure, yang
tahun 1996 oleh ISO. Standar ini memampukan sampai saat ini masih bebas baik isi maupun formatnya.
perusahaan untuk membuat design, mengimplemen- Oleh karena itu, diperlukan verifikasi terhadap disclo-
tasikan, dan memonitor sistem manajemen lingkungan. sure berkaitan dengan lingkungan tersebut dari pihak
Standar ISO 14000 juga menyediakan cara yang ketiga yang independen. Profesi akuntansi harus
obyektif untuk memverifikasi laporan performance mempelajari dan mempertimbangkan isu-isu yang
lingkungan perusahaan. berhubungan dengan lingkungan untuk
mengembangkan guidelines (petunjuk) verifikasi
Pentingnya Standar Pelaporan Lingkungan lingkungan ekternal. Utang biaya lingkungan harus
dicantumkan baik dalam laporan keuangan perusahaan
Standar pelaporan lingkungan yang diakui dan maupun dalam laporan khusus lingkungan. Pihak
diterapkan secara luas akan memampukan perusahaan ketiga yang melakukan verifikasi harus memberikan
untuk mendefinisikan tanggung jawab mereka penilaian terhadap disclosure yang dibuat oleh
sekaligus memampukan mereka untuk menyampaikan kliennya mengenai utang kontinjensi lingkungan dan
laporan yang bermanfaat yang dibutuhkan, di lain risiko-risiko yang terkait di dalamnya.
pihak juga membantu manajemen perusahaan Tantangan utama lain untuk melakukan
mempertimbangkan masalah lingkungan dalam verifikasi terhadap laporan lingkungan adalah sangat
operasi mereka. Beberapa kriteria berdasarkan laporan jarangnya ahli verifikasi lingkungan dalam profesi
juga memampukan manajemen perusahaan untuk akuntan publik. Para akuntan publik mungkin tertarik
membandingkan usaha-usaha mereka dalam meng- dalam mengembangkan jasa penjaminan atau
hadapi masalah lingkungan dengan usaha-usaha yang pengesahan berkaitan dengan laporan-laporan
dilakukan oleh pesaing mereka. Tetapi sampai saat ini, lingkungan perusahaan, tetapi kualifikasi untuk
perusahaan yang proaktif terhadap lingkungan masih penyediaan jasa tersebut harus dipertanyakan. Pada
memiliki perbedaan yang kecil (tidak menonjol) tahun 1997, dua organisasi yang berusaha menanggapi
dibanding perusahaan lain yang tidak proaktif terhadap tantangan ini yaitu Environmental Auditing Roundtable
lingkungan karena tidak adanya standar pelaporan dan the Institute of Internal Auditor (IIA) membentuk
lingkungan. the Board of Environmental Auditor Certifications
Standar pelaporan lingkungan juga mengun- (BEAC), sebuah organisasi independen, non laba, yang
tungkan investor dan pemegang saham lain dengan menyediakan sertifikasi auditor lingkungan. Akuntan
cara membuat laporan tersebut lebih konsisten dan publik yang ingin mendapat BEAC 14000 plus
dapat diperbandingkan. Karena adanya perbedaan sertifikasi harus berhasil menyelesaikan ujian dan
yang ekstrim dan laporan lingkungan periodik yang memiliki pendidikan yang memadai, serta memiliki
telah ada tidak dapat diperbandingkan, investor pengalaman melakukan audit lingkungan.
mengalami kesulitan dalam menggunakan laporan
tersebut untuk menentukan perusahaan mana yang Area Baru Bagi Akuntan Publik
lebih berorientasi pada lingkungan. Akibat tidak
adanya standar, laporan perusahaan berkaitan dengan Peran akuntan publik dalam masyarakat dewasa
lingkungan dapat berupa disclosure, tetapi sampai saat ini berkembang dengan cepat dengan munculnya jasa
ini perusahaan masih bebas memilih informasi dan jaminan yang semakin memperluas profesi akuntan
format laporan tersebut. ke dalam dimensi jasa klien yang belum pernah
ditawarkan sebelumnya. Kredibilitas informasi
lingkungan perusahaan sangat penting, karena mampu
Pentingnya Standar Verifikasi Lingkungan dan mempengaruhi keputusan investasi, di samping itu
Keahlian Akuntan Publik orang-orang yang berkecimpung dalam bidang

45
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

akuntansi, bisnis, dan komunitas lingkungan percaya standar manapun. Tekanan pembuatan laporan
bahwa akuntan publik seharusnya memiliki peran lingkungan bagi perusahaan atau industri harus diikuti
dalam mengesahkan disclosure berkaitan dengan dengan pembentukan standar yang berterima umum
lingkungan. Dengan menyediakan jasa jaminan dan kualifikasi akuntan publik yang melakukan
terhadap laporan lingkungan, akuntan publik telah verifikasi terhadap laporan lingkungan tersebut.
membantu investor dalam mengambil keputusan dan
sekaligus mengembangkan jasa baru yang berpotensi Cost and Benefit Pembuatan Laporan Lingkungan
bagi klien.
Akibat pengalaman menggunakan jasa akuntan Cost and benefit pembuatan laporan lingkungan
publik di masa lalu, maka banyak perusahaan yang melahirkan apa yang dinamakan hak dan kewajiban.
bersikap skeptis terhadap kompetensi akuntan publik Perusahaan, misalnya, berhak memakai sumber daya
dalam menyediakan jasa jaminan yang memenuhi masyarakat, dan sebaliknya, memiliki kewajiban untuk
pengetahuan dan keahlian dalam menilai disclosure mempertanggungjawabkan semua akibat yang timbul.
perusahaan berkaitan dengan lingkungan. Pertanyaan Pembicaraan mengenai adanya hubungan di atas
serupa juga muncul berkaitan dengan kompetensi Cer- diwarnai adanya perdebatan antara Ramanathan dan
tified Public Accountants (CPA). Oleh karena itu, Tipgos. Ramanathan menggunakan istilah perjanjian
dalam rangka menyusun kembali jasa jaminan yang sosial, sedangkan Tipgos menyebutnya proses sosial.
ditawarkan oleh akuntan publik dan usaha-usaha untuk Perjanjian sosial, menurut Ramanathan terjadi
mencapai kompetensi dalam penyediaan jasa tersebut, antara masyarakat dan perusahaan. Perjanjian ini
AICPA mengembangkan program serupa dengan secara tidak langsung mengakui bahwa kedudukan
BEAC 14000 (diadopsi dari Johnson L. Todd, 1993). antara masyarakat dan perusahaan sama tingginya.
Perusahaan akuntansi (akuntan publik) yang tertarik Masyarakat memiliki kewajiban memberikan
memasuki pasar verifikasi lingkungan harus dukungan kepada perusahaan untuk berdiri dan
mengembangkan hubungan kerjasama dengan beroperasi. Sebaliknya perusahaan mempunyai
perusahaan konsultan lingkungan. kewajiban untuk menghasilkan sesuatu yang
Tergantung pada tersedianya keahlian dan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan politik bagi
pengalaman verifikasi mengenai lingkungan, masyarakat.
perusahaan akuntansi yang menyediakan jasa jaminan Di lain pihak, Tipgos beranggapan bahwa
lingkungan perusahaan bisa sama atau bisa juga tidak kedudukan perusahaan dan masyarakat tidak sama
sama dengan perusahaan yang melakukan audit tinggi. Masyarakat memiliki kedudukan yang lebih
terhadap laporan keuangan klien. Tetapi bagaimana- tinggi dari perusahaan. Tipgos berpendapat,
pun, perusahaan yang mengontrak satu perusahaan perusahaan tidak diciptakan melalui perjanjian sosial,
akuntansi yang menyediakan jasa jaminan baik untuk melainkan melalui proses sosial. Masyarakat dapat
laporan lingkungan maupun untuk laporan keuangan menuntut perusahaan untuk berperan aktif membantu
perusahaan akan mengurangi biaya jasa, sekaligus memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat,
memperluas hubungan antara perusahaan akuntansi meskipun peran itu bukan tujuan yang ingin dicapai
tersebut dengan kliennya. perusahaan tersebut. Walaupun pandangan
Telah dikatakan sebelumnya, isu-isu yang terus Ramanathan dan Tipgos ini berbeda, namun dapat
berkembang mengenai verifikasi laporan lingkungan disimpulkan bahwa pada dasarnya perusahaan tetap
adalah definisi kriteria atau standar yang dapat harus mempertanggungjawabkan semua sumber daya
diterapkan. Walaupun kemudian beberapa kriteria yang diperolehnya atau yang dipercayakan kepadanya,
telah dikembangkan, nilai pengesahan laporan (dis- baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik
closure) masih terus dipertanyakan. Akibat lemahnya (Usmansyah, 1989).
kriteria berterima umum dari laporan lingkungan Ada beberapa faktor yang menekan perusahaan
perusahaan, telah menempatkan akuntan publik pada atau industri untuk membuat laporan berkaitan dengan
kondisi yang tidak menguntungkan di antara lingkungan. Pertama, faktor sosial, perusahaan ada
perusahaan konsultan yang tidak mau diikat dengan karena diakui keberadaannya oleh masyarakat.

46
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

Pengakuan itu bisa berupa kepercayaan masyarakat dan pengakuan diri yang lebih tinggi.
untuk membeli produk perusahaan atau untuk Faktor terakhir, tetapi tidak berarti tidak
menanamkan modal dalam operasi perusahaan. penting, adalah kesadaran perusahaan. Para manajer
Kesemuanya itu tidak dapat diperoleh secara gratis dari merasa bahwa tanggung jawab terhadap lingkungan
masyarakat. Sebagai imbalannya, perusahaan memiliki akan meringankan kepentingan mereka sendiri.
tanggung jawab untuk melaporkan apa saja yang telah Mereka beranggapan bahwa memperhatikan
diperbuatnya atas kepercayaan tersebut. Masyarakat lingkungan yang berarti memperhatikan kepentingan
mengharapkan sesuatu yang lebih dari perusahaan. masyarakat, akan memberikan iklim usaha yang lebih
Memang tidak ada kesepakatan mengenai apa yang kuat dan lebih menghasilkan laba daripada melakukan
dituntut masyarakat secara tepat, namun tuntutan sebaliknya. Berdasarkan perspektif ekonomi-politik
tersebut makin hari makin meningkat. Walaupun perusahaan akan bersikap proaktif untuk merumuskan
perusahaan bukan satu-satunya penyebab pencemaran pandangannya mengenai konstituen sosial dan
lingkungan, tetapi perusahaan dianggap penyebab politiknya. Dengan demikian, perusahaan mengharap-
utama pencemaran lingkungan tersebut. Ada harga kan akan memperoleh image positif dari masyarakat.
yang harus dibayar oleh perusahaan berkaitan dengan Dari berbagai faktor yang membuat perusahaan
lingkungan. membuat laporan berkaitan dengan lingkungan,
Kedua, adanya peraturan pemerintah, kontrak perusahaan memperoleh hak dan banyak keuntungan.
antara perusahaan dengan negara. Peraturan Perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan
pemerintah, entah proses legalisasinya melalui masyarakat, sekaligus meningkatkan image
parlemen atau dalam bentuk peraturan yang ditetapkan perusahaan di mata masyarakat yang akan membeli
pemerintah, merupakan satu hal yang sifatnya produk perusahaan atau menanamkan modal dalam
memaksa. Oleh karena itu, perusahaan mau tidak mau operasi perusahaan. Perusahaan juga dapat
harus mengikutinya. Salah satu kemungkinan yang menghindari pinalti atau hukuman dari pemerintah
akan dilakukan oleh pemerintah jika perusahaan tidak dengan membuat laporan lingkungan tersebut.
melaporkan tanggung jawab lingkungannya adalah Demikian juga perusahaan dapat menghindari pinalti
meningkatkan pembatasan-pembatasan melalui dari interest group yang dipakai untuk memaksa
hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. perusahaan membuat laporan lingkungan. Dengan
Ketiga, adanya tekanan dari interest group. Ada menerima tanggung jawab lingkungan, perusahaan
banyak organisasi yang dipakai untuk menekan telah mencoba memenuhi kebutuhan sosial dan
perusahaan membuat laporan lingkungan. Sebagian pengakuan diri yang lebih tinggi. Di samping itu,
besar tekanan dari interest group dilakukan melalui tanggung jawab lingkungan mengakibatkan
badan yang mengelola pasar modal. Di pasar modal- meningkatnya kesadaran diri perusahaan, yang berarti
lah, perusahaan-perusahaan melakukan go public, perusahaan akan memperoleh image positif dari
sehingga pembuatan dan verifikasi disclosure masyarakat.
dirasakan sangat penting. Perusahaan dapat mening-
katkan performance melalui disclosure yang telah
diverifikasi oleh pihak ketiga. Badan yang mengelola KESIMPULAN
pasar modal contohnya SEC, sedangkan di Indonesia,
tekanan membuat laporan lingkungan dilakukan oleh Tuntutan akan tanggung jawab lingkungan
Bapepam. semakin berkembang. Hampir semua perusahaan
Keempat, faktor yang terkait dengan hirarki industri dipaksa untuk membayar biaya lingkungan
kebutuhan Maslow, bahwa kebutuhan merupakan dan mempertanggungjawabkan biaya tersebut melalui
fungsi dari pencapaian tingkat ekonomi. Sebab, laporan lingkungan. Yang menjadi masalah adalah
organisasi menyerupai individu dalam hal sampai saat ini belum ada standar pelaporan keuangan
perkembangan dan pertumbuhannya. Ketika berkaitan dengan lingkungan. Akibatnya, laporan
kebutuhan mendasar telah terpenuhi, individu atau keuangan yang ada menjadi berbeda-beda sehingga
organisasi akan mencoba memenuhi kebutuhan sosial tidak dapat diperbandingkan satu sama lain. Di

47
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

samping itu, kredibilitas laporan keuangan lingkungan sangat penting, karena mampu mempengaruhi
dipertanyakan. Sementara laporan-laporan lingkungan keputusan investasi, di samping itu orang-orang yang
yang dibuat masih berupa disclosure tanpa penilaian berkecimpung dalam bidang akuntansi, bisnis, dan
yang menjamin kredibilitasnya. Laporan keuangan komunitas lingkungan percaya bahwa akuntan publik
berkaitan dengan lingkungan tidak memiliki seharusnya memiliki peran dalam mengesahkan dis-
kredibilitas jika tidak diverifikasi secara independen closure berkaitan dengan lingkungan.
oleh pihak ketiga. Cost and benefit pembuatan laporan lingkungan
Publikasi laporan keuangan harus melahirkan apa yang dinamakan hak dan kewajiban.
komprehensif, akurat, dan reliabel. Untuk itu, laporan Perusahaan, misalnya, berhak memakai sumber daya
tersebut harus dijamin oleh verifikasi profesional masyarakat, dan sebaliknya, memiliki kewajiban untuk
eksternal. Sektor industri yang berkembang, percaya mempertanggungjawabkan semua akibat yang timbul.
bahwa fungsi jaminan verifikasi laporan keuangan Ada berbagai faktor yang menekan perusahaan untuk
berkaitan dengan lingkungan didukung dan melakukan kewajibannya, membayar harga dalam
diselesaikan oleh profesi akuntan publik. Peran memenuhi tanggung jawab lingkungan, tetapi
akuntan publik dalam masyarakat dewasa ini sebaliknya, ada berbagai faktor keuntungan bagi
berkembang dengan cepat dengan munculnya jasa perusahaan yang telah melakukan tanggung jawab
jaminan yang semakin memperluas profesi akuntan lingkungan.
publik. Kredibilitas informasi lingkungan perusahaan

48
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

DAFTAR ACUAN Plishner Emily S., Environmental Financial


Disclosure, Chemicalweek, 1993.
Beets S. Douglas dan Souther Christopher C.,
Corporate Environmental Reports: The Reinstein Alan, CPA., DBA., Ellis Jeffrey,
Need for Standards and an Environmen- CPA., dan Wierda Jon, CPA., Report-
tal Assurance Service, American Ac- ing Environmental Remediation Liabili-
counting Association, Accounting Ho- ties, the Ohio CPA Journal, January-
rizons, 1999. March, 1998.

Chadick Bill, Rouse Robert W., dan Surma Schmidt Richard J., Dr., Disclosing Past Sins:
John, Perspectives on Environmental Financial Reporting of Environmental
Accounting, the CPA Journal, January, Remediation, NPA, 1997.
1993.
Stanko Brian B. dan Zeller Thomas L., Envi-
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi ronmental Liability in Financial Report-
Keuangan Per 1 Juni 1999, Buku Satu, ing, Business & Economic Review
Penerbit Salemba Empat, 1999. (BER), 1995.

Johnson L. Todd, Research on Environmen- Usmansyah, Telaah Alternatif Penerapan


tal Reporting, American Accounting Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial di
Association, Accounting Horizons, Indonesia, Media Akuntansi, 1989.
1993.
Williams Georgina, CPA., dan Phillips Thomas
Kreuze Jerry G., CPA., Newell Gale E.,CMA., J, CPA., Cleaning Up Our Act: Ac-
dan Newell Stephen J., Environmen- counting for Environmental Liabilities,
tal Disclosure: What Companies Are Management Accounting (NAA), 1994.
Reporting, Management Accounting
(NAA), 1996. Wood Dorothy, Environmental Liabilities Is
a Standar Needed?, Australian CPA
(AAA), 1998.

49
Jam STIE YKPN - Inge Gunawan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan ....

50
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

MENGENAL PASAR MODAL


DAN ANALISIS TEKNIKAL
Agus Sabardi *)
Lita Kusumasari **)

The investors turn to stock market due to the low re- ke pasar modal. Investasi di pasar modal lainnya
turn on interest deposits and still have to pay tax. The berusaha mendapatkan return terbaik dari investasinya
stock market promises a high return for the investors dengan membuka diri dari setiap metoda untuk
who know how to play. To deal with the stock market digunakan mengurangi risiko kehilangan uang dan
will need knowledge of it. The paper discusses meningkatnya kesempatan meraih keuntungan yang
Indonesians stock market that has a primary market besar.
and secondary market (non-regular market, cash mar- Para investor besar, dalam bertransaksi saham
ket, and regular market). To place an order in kebanyakan menggunakan fund manager untuk
Indonesians stock market will need to know the trad- mengelola modal mereka, sedangkan investor kecil
ing regulation and the structure of Indonesians stock mengelola sendiri modalnya karena tidak sanggup
market. The players in stock market use many meth- membayar fund manager. Sebagian investor cukup
ods to analyze the price in stock market. They can use memahami seluk beluk pasar modal dan beberapa
the fundamental method or the technical method. In metoda serta teknik yang harus digunakan dalam
practice, many players use the technical method due strategi bertransaksi, namun sebagian lainnya belum
to the easiness. The history of technical method began cukup memahami bahkan ada yang tidak mengenal
with Candlestick method, Dow Jones Index, and Dow alat-alat analisis yang harus digunakan. Oleh karena
Theory, and Elliot Wave Theory. Today, the using of itu, dalam artikel ini akan dibahas tentang pasar modal
technical method expands because of the growing up Indonesia dan sejarah singkat analisis teknikal yang
in personal computer and especially in Indonesia from semakin populer digunakan oleh para pelaku di BEJ.
using the Jakarta Automated Trading System, Infor-
mation Market Quote, and Real Time Information. PASAR MODAL

Pasar modal adalah pasar bagi instrumen finansial


PENDAHULUAN (misal obligasi dan saham) jangka panjang (lebih dari
satu tahun jatuh temponya). Terdapat dua macam pasar
Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta modal yaitu, pasar modal perdana (primary market)
(BEJ) sekarang ini semakin marak dengan semakin dan pasar sekunder (secondary market). Surat berharga
banyaknya investor dalam negeri yang menginves- baru, harus dijual melalui penawaran perdana ke publik
tasikan modalnya ke BEJ. Apalagi dengan semakin (initial public offering atau IPO), bagi perusahaan yang
kecilnya bunga deposito dan semakin besarnya pajak pertama kali menerbitkan surat berharga setelah diberi
bunga deposito, banyak deposan mengalihkan uangnya ijin emisi oleh Bapepam sampai dengan saat pencatatan

*)
Drs. Agus Sabardi, M.M., Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta
**)
Lita Kusumasari, M.S.A., Akt., Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta

51
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

di bursa. Perusahaan juga dapat menjual tambahan warkat.


surat berharga baru ke publik (right issues), bila
perusahaan tersebut sudah pernah mengeluarkan surat PASAR REGULAR
berharga yang dijual ke publik. Surat berharga tersebut,
pertama kali harus dijual melalui pasar perdana. Di dalam pasar reguler, tawar menawar dan peng-
Selanjutnya, surat berharga yang telah dimiliki oleh alokasian transaksi memperhatikan price priority dan
para pemodal (publik) dapat dijual-belikan melalui time priority. Price priority artinya order pada harga
pasar sekunder. terbaik yang akan memiliki prioritas untuk
Jadi, pasar perdana adalah tempat penjualan dialokasikan lebih dahulu, sedangkan time priority
surat berharga baru dari perusahaan (emiten) kepada artinya pada harga yang sama, order yang lebih dahulu
masyarakat melalui sindikasi penjaminan, sebelum memiliki prioritas untuk didahulukan.
surat berharga tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Ukuran satuan perdagangan saham dan waran
Sedangkan pasar sekunder adalah tempat perdagangan dilakukan dalam bentuk satuan lot, untuk industri non
surat berharga yang sudah beredar. Pasar sekunder perbankan 1 lot = 500 lembar dan perbankan 1 lot =
dilaksanakan di Bursa Efek, harga ditentukan secara 5000 lembar. Di dalam pasar modal untuk perdagangan
lelang kontinyu (continous auction system), transaksi saham ada tiga fraksi harga yang digunakan yaitu Rp
dilaksanakan oleh wakil perantara pedagang efek 5, Rp 25, dan Rp 50. Saham dengan harga Rp 500 ke
(WPPE) yang disebut Securities Dealer-Broker bawah fraksinya Rp 5, dengan setiap kali perubahan
Representative.Perdagangan di BEJ menggunakan maksimum Rp 50. Untuk saham dengan harga di atas
sistem otomatisasi atau Jakarta Automated Trading Rp 500 sampai dengan Rp 5.000, fraksinya Rp 25.
System (JATS). Pasar sekunder terdiri dari pasar non- Golongan saham ini setiap kali perubahan maksimum
regular, pasar tunai dan pasar regular. Rp 250. Terakhir untuk saham dengan harga di atas
Rp 5.000, fraksinya Rp 50 dengan setiap kali
PASAR NON REGULAR perubahan maksimum Rp 500.
Waran memiliki fraksi harga empat golongan
Transaksi pasar non regular menggunakan yaitu Rp1, Rp5, Rp10, dan Rp25. Fraksi tersebut
sistem negosiasi, terdiri dari pasar odd lot, pasar tutup digunakan dengan ketentuan sebagai berikut: waran
sendiri, pasar block sale dan pasar porsi asing. Pasar dengan harga kurang dari Rp 100 ditetapkan fraksinya
odd lot adalah transaksi perdagangan saham yang Rp 1, dengan setiap kali perubahan maksimum Rp 10.
kurang dari satu lot. Diketahui untuk industri non Harga waran di atas Rp 100 sampai dengan Rp 1.000
perbankan 1 lot = 500 lembar dan industri perbankan fraksinya Rp 5, dengan setiap kali perubahan
1 lot = 5000 lembar. Pasar tutup sendiri adalah transaksi maksimum Rp 50. Waran dengan rentang harga Rp
saham yang baik penjual dan pembeli menggunakan 1.000 sampai dengan Rp 5.000 ditetapkan fraksinya
broker yang sama untuk melaksanakan transaksinya. Rp 10, dengan setiap kali perubahan maksimum Rp
Pasar block sale adalah transaksi perdagangan saham 100. Untuk waran harga Rp 5.000 ke atas, fraksinya
dengan minimum 400 lot atau 200.000 lembar. Pasar Rp 25 dengan setiap kali perubahan maksimum Rp
porsi asing adalah transaksi perdagangan saham khusus 250.
bagi pemodal asing.
PROSES PERDAGANGAN
PASAR TUNAI
Untuk dapat melakukan transaksi perdagangan saham,
Transaksi perdagangan saham menggunakan sistem pemodal harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
negosiasi dengan pembayaran tunai dan penyerahan pemodal membuka rekening di perusahaan pialang
phisik saham dilakukan saat itu juga. Hal ini dilakukan atau anggota bursa (AB), kemudian mengisi formulir
untuk mengatasi kegagalan penyelesaian transaksi. pembukaan rekening, menandatangani perjanjian
Sejak tahun 2001, tidak perlu penyerahan phisik saham rekening, fotokopi KTP atau paspor dan deposit
karena semua sudah melakukan perdagangan tanpa sebagai jaminan transaksi. Setelah tahap pertama maka

52
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

kemudian pemodal akan diminta untuk memberikan PROSES PENYELESAIAN TRANSAKSI


amanat atau order beli/jual secara jelas, kode saham,
harga, jumlah, tanggal. Nama pemodal dan paraf. Penyelesaian transaksi dilakukan sesuai dengan
Pada saat dilakukannya transaksi, AB konfirmasi dari AB, kemudian pemodal menyerahkan
menerima order kemudian diteruskan ke bursa dan uang kepada AB maksimal T+4. Setelah menerima
diproses ke JATS, kemudian trader di bursa memberi- uang dari pemodal, AB menyerahkan uang ke Kliring
kan hasil transaksi. Selanjutnya AB memberikan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) maksimal T+4 atau
konfirmasi perdagangan saham kepada pemodal menerima uang dari KPEI maksimal T+5. Setelah itu
maksimal T+1. AB menyerahkan uang ke pemodal maksimal T+6.
Penyerahan atau penerimaan phisik saham dari
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) setelah
perdagangan tanpa warkat tidak diperlukan lagi.

Penawaran Umum (Public Offering)

Sebelum Emisi Emisi Sesudah Emisi

Intern Pasar Pasar


W

W
W
BAPEPAM Pelaporan
Perusahaan Primer Sekunder

1. Rencana Go Public 1. Penawaran oleh sindikasi penjamin


2. RUPS emisi dan agen penjual
3. Penunjukan: 2. Penjatahan kepada pemodal oleh
- Underwriter Sindikasi Penjamin Emisi dan Emisten
- Profesi Penunjang 3. Penyerahan efek kepada Pemodal
- Lembaga Penunjang
4. Mempersiapkan dokumen-dokumen
5. Konfirmasi sebagai agen penjual
oleh penjamin emisi
6. Kontrak Pendahuluan dengan bursa efek
7. Penandatanganan perjanjian-perjanjian 1. Emiten mencatatkan Efeknya di Bursa
8. Public expose 2. Perdagangan efek di bursa

1. Emiten menyampaikan pernyataan


pendaftaran
2. Ekspose terbatas di BAPEPAM 1. Laporan Berkala, misalnya Laporan
3. Tanggapan atas: Tahunan dan Laporan Tengah Tahunan
- Kelengkapan dokumen 2. Laporan Kejadian Penting dan Relevan,
- Kecakupan dan Kejelasan Informasi misalnya Akusisi, Pergantian Direksi
- Keterbukaan (dari aspek hukum,
akuntansi, keuangan dan
manajemen)
4. Komentar tertulis dalam waktu 45 hari
5. Pernyataaan pendaftaran dinyatakan
efektif

53
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

Struktur Pasar Modal di Indonesia

Sebelum Emisi

BAPEPAM

W W W W
Badan Perusahaan Efek Bursa Efek Perusahaan Efek

W
W

W
Usaha Lembaga Jakarta Lembaga
Penunjang Penunjang
Bursa Efek Pasar Modal
Pasar Modal
Surabaya
Profesi
Penunjang KDEI
W Profesi Profesi
Penunjang PEFINDO Penunjang
W
Profesi
Penunjang
W
Efek

W
Profesi Profesi

W
Penunjang Penunjang
Modal

Pasar Perdana Pasar Sekunder

Struktur Pasar Modal di Indonesia

Profesi 1. Profesi dan Lembaga Penunjang Pasar Modal


4 membantu Emiten dalam menyiapkan
W

Penunjang
BAPEPAM kelengkapan dokumen.
W

1 5 2. Emiten mengajukan permohonan Kontrak


pendahuluan
E M I T E N

Lembaga 2 3. Kontrak pendahuluan antara Emiten dengan


Penunjang
Bursa Efek ditandatangani
W W

4. Emiten mengajukan pernyataan pendaftaran


3 efektif
8 7
5. BAPEPAM mengeluarkan pernyataan
pendaftaran efektif
6. Emiten dan Lembaga Penunjang Pasar Modal
WW W melakukan Penawaran Umum
7. Emiten mengajukan permohonan pencatatan
6 Bursa Efek di bursa efek
Jakarta 8. Persetujuan Pencatatan dan Pengumuman di
W
Bursa
Penawaran Umum Pasar 9. Perdagangan Efek di Pasar Sekunder (Bursa
W

(Penawaran Perdana) 9 Sekunder Efek Jakarta)

54
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

Perdagangan Efek di Indonesia The Wall Street Journal, dia sangat peduli terhadap
pasar modal sampai akhir hayatnya pada tahun 1902.
Saham, bukti right, waran, obligasi dan obligasi Sekitar tahun 1950 W.D. Gann seorang pemain saham
konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan dari Amerika Serikat mampu meraih keuntungan $50
di BEJ. Kegiatan perdagangan atau transaksi efek juta dengan menggunakan analisis teknikal dengan
dilakukan di lantai Gedung Bursa Efek Jakarta, Jl. teori putarannya. Ralph Nelson Elliot (1940-1955)
Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. Kantor memperkenalkan dengan sukses Elliot Wave Theory
manajemen PT BEJ terdapat di lantai 4 gedung yang (Sabardi, 2000, JAM Edisi Februari, hal. 29).
sama. Bagi para pengunjung yang ingin mengamati Awal tahun 1960 merupakan periode sulit bagi
langsung kegiatan transaksi di lantai bursa dapat para analis teknikal karena adanya teori efisiensi pasar.
mengunjungi Galeri di lantai 1. Pemodal dapat Teori tersebut menjadi pegangan kaum fundamentalis
mengikuti langsung transaksi yang menampilkan data (pemakai analisis fundamental), menurut mereka
seketika BEJ (Real Time Information) di kantor-kantor pergerakan harga di pasar terjadi secara random dan
perusahaan pialang atau melalui Pusat Informasi Pasar tidak dapat diramalkan. Pasar valuta asing yang
Modal (PIPM) yang ada. Waktu pelaksanaan transaksi sebelumnya cukup tenang, pada akhir tahun 1971
efek di BEJ dilakukan pada hari-hari yang disebut situasinya berubah secara drastis. Secara temporer
dengan hari Bursa, yaitu: ukuran pengendalian nilai tukar mata uang asing dan
pengendalian hambatan perdagangan internasional
gagal, dan pada musim semi tahun 1971 Amerika
Senin Kamis Sesi I Jam 09.30 - 12.00 WIB
Sesi II Jam 13.30 - 16.00 WIB
Serikat melakukan suspend terhadap standar emas.
Kemudian disetujui tingkat pertukaran mata uang asing
Jumat Sesi I Jam 09.30 - 11.30 WIB yang mengambang, merupakan era baru bagi
Sesi II Jam 14.00 - 16.00 WIB perdagangan valuta asing. Hasilnya, nilai tukar mata
uang asing sangat tidak stabil, sehingga perusahaan-
perusahaan menyadari perlunya melindungi investasi
SEJARAH SINGKAT ANALISIS TEKNIKAL (hedge).
International Monetary Market (IMM)
Analisis teknikal lahir di Jepang dalam abad dibentuk sebgai cabang the Chicago Mercantile Ex-
18. Untuk pertama kalinya harga-harga dicatat untuk change (CME), berhubungan dengan finansial di masa
meramalkan harga di waktu mendatang. Pada waktu mendatang dan mulai kontrak sertifikat deposito.
itu komoditas kunci adalah beras, dan pertama kali Akhirnya mereka menggunakan prinsip-prinsip
pertukaran untuk masa mendatang terjadi sekitar tahun analisis teknikal untuk kegiatan transaksi mereka,
1700, memperdagangkan beras di waktu mendatang sehingga sekarang merkea sangat ahli dalam analisis
dikenal sebagai keranjang kosong. Seorang pedagang teknikal.
dan rentenir sukses dari keluarga Honma bernama Pada tahun 1976, pertama kali diperkenalkan
Munehisma bersama keponakannya bernama personal computer di UK-the Commodore Pet sampai
Mitsuoka sangat populer karena meramalkan harga IBM memperkenalkan PC-nya pada tahun 1981 dan
dengan metoda Candlestick. Caranya adalah dengan dijadikan standar bagi semua orang. Komputer dapat
mengeplot harga-harga menjadi grafik pergerakan menyimpan data yang besar dan memporses dengan
harga dan meramalkan harga di waktu mendatang. cepar serta memanfaatkan data tersebut ke berbagai
Metoda tersebut dikenal di luar Jepang sekitar perhitungan matematika yang kompleks. Hal inilah
tahun 1889/1890, pada saat Steve Nison seorang analis yang mengorbitkan analisis teknikal secara cepat ke
Amerika Serikat secara sukses memperkenalkan teknik seluruh dunia. Kebutuhan memahami pergerakan
tersebut di pasar saham Amerika (Reuter, 1999, hal. harga di pasar adalah cukup sulit karena meningkatnya
9). Kemudian Charles Dow memperkenalkan Dow volatility. Oleh karena itu, para teknisian meyakini
Jones Index dan Dow Theory sebagai grafik modern bahwa alat analisis mereka sanat ideal dengan personal
dan analisis teknikal. Charles Dow juga sebagai pendiri computer. Tidaklah berlebihan bila dengan adanya

55
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

personal computer tersebut telah terjadi revolusi PENUTUP


analisis teknikal. Sejak tahun 1980 para analis tenikal
mulai menggunakan analisis teknikal lanjutan untuk Setelah cukup mengenal pasar modal dan
strategi transaksi mereka. analisis teknikal yang penggunaannya relatif cukup
Sejak tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta mudah karena tersedianya personal computer, JATS,
menggunakan sistem otomatisasi dalam transaksi IMQ, dan RTI, diharapkan semua partisipan di pasar
saham, dikenal dengan nama Jakarta Automated Trad- modal lebih mampu mendalami berbagai teknik dan
ing System (JATS). JATS sebagai suatu sistem mampu metoda analisis teknikal. Analisis teknikal lanjutan
mengolah data besar dan mengirimkan ke komputer yang sering digunakan untuk pedoman transaksi saham
broker secara cepat (broker harus menggunakan In- adalah indikator momentum atau oskilator. Indikator
formation Market Quote (IMQ) atau Real Time Infor- ini terdiri dari tiga jenis yaitu Relative Strength Index
mation (RTI). Oleh karena itu, para pemain di BEJ (RSI), Stochastic, dan Moving Average Convergence
sangat mudah untuk menggunakan analisis teknikal Divergence (MCAD). Diharapkan para akademisi juga
dalam strategi transaksi mereka. mau mengembangkan analisis teknikal tersebut dan
menyebarluaskan kepada masyarakat.

56
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, A.W. (1984) How to Lise the Three- Murphy, John J. (1986). The Technical Analy-
Point Reversal Method of Point and Fig- sis of the Futures Markets. New York:
ure Stock Market Trading, Larchmont, New York Intstitute of Finance.
NY: Chartcraft.
Prechter, Robert (1998). Track of the Bear: The
Colby, Robert M. and Thomas A.. Meyers Post-Crash Rally, Says a Technician: is
(1988). The Encyclopedia of Technical Ending. Barrons vol. 68. 31 October,
Market Indicators. Homewood, IL: p:16-18.
Dow Jones Irwin.
Pring, Martin J. (1985). Technical Analysis Ex-
Edwards, Robert D. and John Magee (1981). plained. New York: McGraw-Hill.
Technical Analysis of Stock Trends.
Boston, MA: John Magee, Inc. .. (1999). Introduction to Tech-
nical Analysis, International Edition,
Fosbeck, Norman G. (1976). Stock Market Singapore: McGraw-Hill.
Logic. Fort Lauderdale: The Institute for
Economic Research. Reksohadiprodjo, Sukanto (1996). Peranan
Pasar Modal Dalam PJPT II, Edisi
Frost, AJ. And Prechter, Robert (1990). Elliot Revisi. Yogya: Program Magister
Wave Principle. USA: Probus Publising Manajemen, UGM.
Co.
Reuter Limited, (1999). An Introduction to
Jakarta Stock Exchange, Fact Book 1995, spe- Techical Analysis, Singapore: John
cial edition 1995. Wiley & Sons Pte. Ltd.

Laing, Jonathan R. (1998). Ride that Wave. Sabardi, Agus dan Primidya K. Miranda (2000).
Barrons vol. 78, 26 October. Analisis Teknikal di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi dan Manajemen STIE
Meyers, Thomas A. (1992) The Technical YKPN, Februari.
Analysis Course. Tokyo: Toppan Co.
Ltd.

57
Jam STIE YKPN - Agus Sabardi dan Lita Kusumasari Mengenal Pasar Modal dan Analisis Teknikal

58
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

HUBUNGAN VARIABEL PEMBENTUK MINAT


BERPERILAKU MENGGUNAKAN FORECAST REPORTING
UNTUK KEPUTUSAN INVESTASI PADA SEKURITAS
Studi Pada Wakil Penjamin Emisi Efek

Parwoto Wignjohartojo1

ABSTRACT cial Accounting Standard Board, 1978:viii; Komite


PAI, 1994: paras 12-21). Analisis historis atas laporan
This study was conducted to measure the causal rela- keuangan dilaksanakan untuk mempelajari kekuatan
tionship among components building the intention of dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi arah dan
financial analyst working as an underwriter in using perkembangan, mengevaluasi efisiensi operasional,
forecast reporting as additional information on finan- dan memahami sifat serta operasi perusahaan.
cial statements to make investment decision on secu- Beberapa peneliti juga menyatakan bahwa investor
rities. menggunakan informasi akuntansi untuk keputusan
Survey research was applied. Questionnaires investasi pada sekuritas (Chang, Most, and Brain,
were used to measure and collect data. The classical 1983; Susanto, 1992:106; Yunus, 1992 : 1065). Tetapi
path analysis was employed. The result of the study laporan keuangan yang diterbitkan setiap perusahaan
shows that attitude has a positive and significant ef- mengandung keterbatasan (APB, 1970: paras. 22-35;
fect toward intention of financial analyst working as FASB, 1978: paras. 17-23). Di antara keterbatasan
an underwriter using forecast reporting in investment tersebut ialah bahwa laporan keuangan mengandung
decision making on securities. However, the study also informasi historis, sedangkan keputusan investasi
shows insignificant causal relationships between be- mempertimbangkan keadaan masa yang akan datang.
lief and attitude, between normative belief and sub- Di samping adanya keterbatasan laporan keuangan
jective norm, between subjective norm and intention. tersebut, pada sisi yang lain telah terjadi
pengembangan pelaporan keuangan (development in
Keywords : Belief, Attitude, and Intention, Forecast financial reporting) yang dapat mengkompensasi
Reporting. berkurangnya manfaat informasi keuangan akibat
keterbatasan laporan keuangan (Lee, 1986:vii-viii).
Pengembangan pelaporan keuangan tersebut antara
PENDAHULUAN lain ialah forecast reporting.
Pada aspek lain, terdapat pendekatan perilaku
Laporan keuangan suatu perusahaan dipandang dalam akuntansi yang mempelajari perilaku pemakai
sebagai sumber informasi penting dan relevan untuk laporan keuangan dalam hubungan dengan
membuat keputusan investasi (Paton and Littleton, penggunaan informasi akuntansi. Dari segi
1940 : 1; American Accounting Association, 1966 : 1; pengembangan akuntansi pendekatan perilaku ini akan
Accounting Principles Board, 1970: para. 9; Finan- mengarahkan penilaian dan pemilihan teknik-teknik

1
Dr. Parwoto Wignjohartojo, Akt., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.

59
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

akuntansi yang mengacu pada tujuan dan perilaku pada pengembangan pendekatan perilaku dalam
pemakai informasi akuntansi. Pendekatan perilaku akuntansi dan untuk mengetahui apakah model yang
dalam akuntansi ini memandang penggunaan informasi digunakan cocok, untuk mencari bukti empiris bahwa
akuntansi dan manfaatnya sebagai obyek minat forecast reporting bermanfaat bagi pemakainya.
berperilaku, sedangkan minat berperilaku terbentuk
oleh beberapa varaibel pembentuk minat berperilaku.
Fishbein dan Ajzein (1975, 1980) melalui teori TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL,
tindakan yang beralasan (theory of reasoned action) DAN HIPOTESIS
menjelaskan adanya empat konsep pembentuk minat
berperilaku dan hubungan ke empat konsep tersebut Studi ini termasuk dalam bidang behavioral
dalam suatu kerangka konseptual yang dapat accounting research. Studi semacam ini memberikan
digunakan sebagai model pengukuran konsep tersebut, tekanan pada relevansi aspek perilaku pemakai
Secara garis besar hubungan tersebut dapat informasi akuntansi dengan informasi akuntansi yang
diklasifikasi, (1) hubungan antara keyakinan dan sikap, dikomunikasikan kepadanya. Aspek perilaku yang
(2) hubungan keyakinan normatif dan norma subyektif, menjadi variabel studi ialah komponen-komponen
(3) hubungan antara sikap dan norma subyektif dengan pembentuk minat berperilaku penggunaan forecast
minat berperilaku dan (4) hubungan antara minat reporting. Menurut Marat (1984 : 13) dan Azwar
berperilaku dan perilaku. (1988 : 17), dilihat dari segi strukturnya, komponen
Rangkaian beberapa variabel pembentuk minat pembentuk minat berperilaku terdiri dari : pertama,
berperilaku menggunakan pengembangan laporan komponen kognitif (cognitive) yang berhubungan
keuangan di satu pihak dan pengembangan laporan dengan beliefs, ide, dan konsep. Kedua, komponen
keuangan yang dapat mengkompensasi berkurangnya afektif (affective) yang berhubungan dengan kehidupan
manfaat informasi akuntansi akibat keterbatasan emosional seseorang. Ketiga, komponen konatif (con-
laporan keuangan, mengandung permasalahan yang ative) merupakan kecenderungan atau niat untuk
cukup penting untuk dikaji, yang akan dapat bertindak. Studi yang akan dilakukan meminjam model
memberikan sumbangan pada keputusan investasi psikologi itu yang dapat mengkaji variabel-variabel
pada sekuritas yang lebih baik. pembentuk minat berperilaku penggunaan forecast
Rumusan Masalah reporting. Ancok (1993 : 1) menjelaskan hubungan
Pada penelitian ini masalah yang akan diteliti antara pengetahuan, sikap, intensi dan tindakan. Dia
ialah: (1) Bagaimana hubungan antara keyakinan dan menyatakan bahwa dalam bidang pengetahuan
sikap Wakil Penjamin Emisi Efek terhadap psikologi telah banyak dikaji oleh ahli-ahli yang
penggunaan Forecast Reporting, (2) Bagaimana bersangkutan tentang hubungan antara empat konsep
hubungan antara Keyakinan Normatif dan Norma yaitu pengetahuan, sikap, intensi dan tindakan.
Subyektif Wakil Penjamin Emisi Efek terhadap Masalah yang menyangkut hubungan empat konsep
penggunaan Forecast Reporting, (3) Bagaimana tersebut banyak dibahas dalam konteks keikutsertaan
hubungan antara sikap dan minat berperilaku Wakil seseorang dalam suatu aktivitas tertentu. Para ahli
Penjamin Emisi Efek terhadap penggunaan Forecast beranggapan bahwa pengetahuan seseorang atas
Reporting, (4) Bagaimana hubungan antara Norma manfaat suatu aktivitas akan menimbulkan keyakinan
Subyektif dan Minat Berperilaku Wakil Penjamin orang tersebut pada manfaat aktivitas yang
Emisi Efek terhadap penggunaan Forecast Reporting. bersangkutan dan pada giliran berikutnya keyakinan
Tujuan dan Manfaat itu akan menimbulkan sikap seseorang atas manfaat
Tujuan penelitian ini ialah mengkaji hubungan aktivitas tersebut. Selanjutnya sikap tersebut akan
kausal antara Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif, mempengaruhi intensi yaitu niat untuk ikut dalam
Norma Subyektif, dan Intensi atau Minat berperilaku aktivitas tersebut. Intensi untuk ikut serta dalam
Wakil Penjamin Emisi Efek terhadap penggunaan fore- kegiatan sangat tergantung pada arah sikap terhadap
cast reporting. Adapun manfaat penelitian ini kegiatan tersebut. Bila sikap yang timbul positif dan
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terdapat konsistensi antara sikap dan intensi, maka

60
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

intensi akan positif terhadap kegiatan tersebut. Intensi terbentuk dari pengetahuan tentang x. Sikap ini dapat
ini merupakan kecenderungan untuk bertindak. Intensi positif atau negatif tergantung pada segi positif atau
ini akan mempengaruhi aktivitas dimaksud yang segi negatif dari komponen pengetahuan yang
merupakan tindakan yang ditampakkan seseorang membentuk keyakinan. Bila komponen pengatahuan
dalam aktivitas tersebut. makin positif, maka sikap yang terbentuk juga positif
Model psikologi yang menjelaskan hubungan terhadap tindakan x. Begitu sebaliknya, bila komponen
antara empat konsep seperti telah diuraikan di atas pengetahuan negatif, maka sikap yang terbentuk juga
relevan dan sesuai untuk dijadikan model pengkajian negatif.
untuk studi yang dilaksanakan ini, sesuai pula dalam Keyakinan normatif pada tindakan x juga
melakukan behavioral accounting research, teori yang merupakan komponen pengetahuan. Berbeda dengan
digunakan masih banyak meminjam dari disiplin lain, keyakinan yang diuraikan terdahulu, maka keyakinan
di antaranya banyak menggunakan model-model normatif ini merupakan komponen pengetahuan
psikologi. Bila model psikologi di atas dipinjam untuk tentang tindakan x yang merupakan pandangan
menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang orang-orang lain yang berpengaruh terhadap
dikaji dalam studi ini, maka model tersebut akan juga kehidupan seseorang. Pandangan orang lain ini tentang
menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang keharusan atau tidak keharusan seseorang ikut serta
dikaji tersebut. dalam tindakan x. Dalam pelaksanaan studi, pandangan
Fishbein dan Ajzen (1980 : 8) mengemukakan ini hanya sekedar persepsi responden tentang
teori tindakan yang beralasan (theory of the reasoned bagaimana pandangan orang lain terhadap keikut
action) yang menjelaskan hubungan antara empat sertaan seseorang dalam tindakan x. Norma subyektif
konsep seperti diuraikan di atas (keyakinan yang terhadap tindakan x merupakan keputusan seseorang
timbul dari pengetahuan, sikap, intensi dan tindakan) setelah mempertimbangkan pandangan orang-orang
seperti pada Gambar 1. yang mempengaruhi norma subyektif terhadap
Hubungan antara empat konsep dalam model ini tindakan x. Seseorang dapat terpengaruh oleh
dijelaskan berikut ini. Keyakinan pada akibat tindakan pandangan orang lain, dan dapat pula tidak
W
W
Keyakinan Sikap terhadap
W

Akibat Tindakan Tindakan X


X
W
Intensi terhadap Tindakan X
W

Tindakan X
W
Keyakinan Norma Subyektif
Normatif terhadap
W

terhadap
Tindakan X Tindakan X
W
W

Gambar1
Model Hubungan Keyakinan, Sikap, Intensi, dan Tindakan dalam
Teori Tindakan yang Beralasan (theory of the reasoned action)

x adalah komponen yang berisikan pengetahuan terpengaruh. Sejauh mana seseorang akan terpengaruh
tentang x, termasuk pengetahuan tentang akibat positif atau tidak terngaruh, sangat tergantung pada kekuatan
maupun akibat negatif yang terjadi karena keikut kepribadian seseorang yang bersangkutan dalam
sertaan dalam tindakan x. Sikap terhadap tindakan x menghadapi kehendak orang lain.

61
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

Intensi untuk melakukan tindakan x merupakan Arah menunjukkan sikap yang positif atau negatif.
niat untuk melakukan tindakan x. Secara teoretis Intensitas menunjukkan sikap yang lebih positif atau
terbentuknya intensi ditentukan oleh interaksi antara lebih negatif. Keluasan sikap menunjukkan luasnya
kedua komponen yang mendahuluinya yaitu sikap cakupan obyek sikap yang dimintakan respon.
terhadap tindakan x dan norma subyektif terhadap Konsistensi menunjukkan tidak adanya kebimbangan
tindakan x. Ketidak serasian antara kedua komponen dalam bersikap. Karakteristik sikap ini menjadi bagian
itu dapat terjadi, misalnya sikap positif sedang norma penting dalam menyusun instrumen untuk
subyektif negatif. Dalam keadaan demikian, apakah pengumpulan data tentang sikap, di samping variabel
seseorang akan mempunyai niat untuk melakukan yang terkait, yang dalam studi ini ialah variabel aspek
tindakan x, sangat tergantung kepribadian orang perilaku dan variabel akuntansi. Pengukuran sikap
tersebut. Bila dia berani menentang kehendak seharusnya mencakup semua karakteristik sikap yang
orang-orang di lingkungannya, maka ia akan tetap diuraikan di atas.
mempunyai niat untuk ikut melakukan tindakan x. Aspek informasi akuntansi dalam studi ini
Tindakan x merupakan tindakan yang nyata- merupakan obyek sikap. Berbagai aspek tentang
nyata dilakukan. Jadi tindakan x merupakan niat yang manfaat informasi akuntansi untuk investor
sudah direalisasikan dalam bentuk tingkah laku yang memberikan indikasi bahwa para investor atau calon
tampak. Tindakan ini timbulnya dipengaruhi oleh investor dan para analis keuangan yang membantu
intensi, tetapi bukan hanya intensi saja yang mereka akan menggunakan informasi akuntansi untuk
menentukan terjadinya tindakan, melainkan masih kepentingan membuat keputusan investasi pada saham
banyak faktor-faktor lain baik yang berada di dalam dengan berbagai variasinya. Hal ini relevan dengan
maupun di luar individu yang bersangkutan. studi ini yang ingin mengetahui minat berperilaku
Studi ini juga akan meminjam model pengu- penggunaan forecast reporting.
kuran sikap seperti telah diuraikan di atas, tetapi dengan Akuntansi keuangan berorientasi ke masa lalu.
modifikasi sedikit yaitu tidak menggunakan seluruh Tekanannya pada kinerja keuangan dan posisi
komponen dalam model tersebut. Komponen yang keuangan masa lalu. Laporan keuangan mencerminkan
tidak digunakan ialah hubungan antara intensi dengan catatan historis aktivitas perusahaan yang telah lalu.
tindakan, mengingat adanya banyak faktor di luar Karakteristik ini merupakan keterbatasan laporan
intensi baik yang berada di dalam maupun di luar keuangan bila dikaitkan dengan kebutuhan informasi
seseorang yang berpengaruh untuk terjadinya akuntansi para pemakai untuk membuat keputusan
tinadakan. Faktor-faktor lain tersebut berada di luar investasi pada saham, karena keputusan investor
lingkup studi ini. berorientasi ke masa yang akan datang. Sampai
Penyimpulan atau inferensi sikap subyek tidak seberapa jauh forecast reporting dapat melengkapi
dapat langsung dilakukan dengan hanya melihat informasi akuntansi akibat keterbatasan laporan
langsung perilaku subyek, karena hubungan antara keuangan, berbagai bukti teoretis maupun empiris
sikap dan perilaku bukanlah hubungan langsung yang dapat memberikan argumentasi untuk maksud ini.
sistematis. Karena itu, perilaku tidak selalu dapat Argumentasi baik teoritis (AICPA dalam
dijadikan indikator sikap sesungguhnya. Menanyakan Trueblood Report, 1973: 15-46; FASB dalam SFAC,
langsung pada sikap individu ternyata juga bukan 1978; ASC, 1975: 56; IAI. 1994; Bapepam, 1992:
metode pengungkapan sikap yang dapat selalu 198-211) maupun empiris (Foster. 1973, Dev dan
dipercaya. Suatu metode pengungkapan sikap yang Webb, 1972; Dev, 1973; Ferris, 1975; Ferris, 1976}
hingga kini dapat dianggap terandalkan adalah dengan menyatakan bahwa laporan ramalan mempunyai
menggunakan skala sikap (Azwar, 1988 : 12). manfaat bagi pemakai informasi akuntansi untuk
Skala sikap merupakan kumpulan per- membuat keputusan investasi pada saham. Pengambil
nyataan-pernyataan sikap terhadap obyek sikap. keputusan memperhatikan data baik yang terjadi di
Jawaban subyek terhadap skala sikap tersebut dapat masa lalu maupun yang akan terjadi di masa yang akan
disimpulkan mengenai karakteristik sikap yang berupa datang. Ramalan harus disediakan bila dikehendaki
arah, intensitas, luasnya dan konsistensi sikap subyek. bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang

62
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

akan meningkatkan prediksi para pemakainya. Bukti menunjukkan kerangka berpikir yang logis untuk
empiris juga menunjukkan bahwa terdapat kenaikan menggambarkan proses penalaran ilmiah dalam
volume transaksi perdagangan saham dan terjadi melaksanakan studi.
perubahan harga saham yang abnormal selama minggu Modifikasi yang dimaksud ialah bahwa dalam
pengumuman laporan ramalan, dan cenderung mene- model untuk studi ini tidak memasukkan hubungan
gaskan hipotesis bahwa para investor meman-dang antara intensi dan tindakan, dengan pertimbangan
ramalan manajerial mempunyai kandungan informasi. karena terjadinya tindakan tidak hanya ditentukan oleh
Bila laporan ramalan perusahaan yang intensi melainkan juga oleh banyak faktor-faktor lain
dipublikasikan bermanfaat untuk membuat keputusan, baik yang berada di dalam maupun di luar diri individu.
maka informasi tersebut harus menstimulasi beberapa Faktor-faktor di luar intensi tersebut tidak berada
jenis tindakan yang dapat diobservasi. Sesuai dengan dalam lingkup studi ini dan studi ini juga tidak bertuju-
tujuan studi yang ingin mengetahui respon subyek an untuk mengukur faktor-faktor tersebut, melainkan
yang diteliti terhadap laporan ramalan untuk hanya akan meminjam model yang telah biasa
memperluas kandungan informasi akuntansi laporan digunakan untuk mengukur sikap. Berdasar kristalisasi
keuangan akibat sifat historis laporan keuangan untuk teori yang relevan dan penting serta alur pikir seperti
kepentingan membuat keputusan investasi pada saham, diuraikan di atas, maka kerangka konseptual untuk
maka penjelasan di atas tepat untuk dimintakan respon studi ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.
para responden dalam studi ini. Di samping itu,
gambaran tentang isi laporan ramalan seperti diatur di
UK, dapat menjadi bahan untuk pengumpulan data HIPOTESIS
tentang penggunaan laporan ramalan dalam studi ini.
Pengaturan ini menyatakan bahwa pelaporan ramalan Hipotesis untuk penelitian ini dirumuskan
dapat disajikan dengan berbagai cara, namun minimal sebagai berikut: (1) Keyakinan berpengaruh positif
perlu menyajikan informasi tentang tingkat laba yang pada sikap Wakil Penjamin Emisi Efek terhadap
akan datang, tingkat dan prospek ketenaga kerjaan penggunaan Forecast Reporting, (2) Keyakinan
yang akan datang, tingkat investasi yang akan datang, Normatif berpengaruh positif pada Norma Subyektif
asumsi-asumsi pokok yang mendasari laporan tentang Wakil Penjamin Emisi Efek terhadap penggunaan
prospek perusahaan yang bersangkutan. Forecast Reporting, (3) Sikap berpengaruh positif pada
Studi ini akan meminjam model pengukuran minat berperilaku Wakil Penjamin Emisi Efek terhadap
minat berperilaku seperti pada bidang psikologi dengan penggunaan Forecast Reporting, (4) Norma subyektif
modifikasi yang disesuaikan dengan lingkup dan berpengaruh positif pada minat berperilaku Wakil
tujuan studi. Model yang telah dimodifikasi ini Penjamin Emisi Efek terhadap penggunaan Forecast
dimaksudkan sebagai kerangka konseptual yang Reporting.

Keyakinan terhadap Sikap terhadap


W

Penggunaan Penggunaan
Forcast Reporting Forcast Reporting W
Intensi terhadap
Penggunaan
Forcast Reporting
Keyakinan Normatif Norma terhadap W
terhadap Penggunaan terhadapPenggunaan
W

Forcast Reporting Forcast Reporting

Gambar 2
Model Hubungan Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif, Norma Subyektif,
dan Intensi Penggunaan Forecast Reporting

63
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

METODE PENELITIAN tural equation modeling sampel minimalnya sebaiknya


di atas 50. Kemudian karena data akan diambil dengan
Desain Penelitian menggunakan kuesioner yang dikirimkan dengan
menggunakan pos pada umumnya memiliki tingkat
Dari permasalahannya, penelitian ini bersifat kembalian 50 persen (Kerlinger, 1986 : 13) maka
causal relationship yang berusaha menguji hubungan kuesioner yang dikirimkan harus 2 kali 30. Untuk
kausal antara variabel keyakinan, sikap untuk menjaga risiko tidak kembalinya kuesioner seperti
berperilaku, keyakinan normative, norma subyektif, yang diperkirakan Kerlinger penelitian ini akan
serta intensi atau minat untuk berperilaku yang menggunakan kuesioner sebanyak 80 buah yang
berpijak pada theory of reasoned action atau teori dikirimkan lewat pos. Pengambilan data dilakukan
tindakan yang beralasan seperti yang dikemukakan pada tahun 1995 yang dipandang masih relevan, karena
Fishbein dan Ajzen (1975, 1980) para Wakil Penjamin penelitian ini pada dasarnya merupakan pengem-
Emisi Efek dalam menggunakan forecast reporting. bangan dari penelitian yang dilakukan Wignjohartojo
Dari data yang dianalisis, penelitian ini merupakan (1995). Penelitian sebelumnya tersebut hanya
penelitian observasional, dengan rancangan data cross- mengukur arah, intensitas, dan keluasan dari minat
sectional. Dari analisis datanya penelitian ini serta variabel-variabel pembentuknya dalam kerangka
merupakan penelitian analitis, yang menggunakan teori tindakan yang beralasan tanpa menguji kejelasan
statistik induktif untuk menganalisis data sampel yang hubungan antar variabelnya.
digeneralisasikan menuju populasi.
Variabel dan Pengukuran
Populasi dan Sampel
Variabel dalam penelitian ini merupakan
Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan variabel-variabel yang akan diuji hubungan kausalnya,
wakil penjamin emisi efek yang merupakan para analis baik independent variable atau exogenous dalam
keuangan yang bekerja untuk kepentingan penjamin kerangka analisis jalur, variabel intervening (antara),
emisi efek dengan karakteristik telah lulus serta maupun dependend variable atau endogenous dalan
mendapat sertifikat analis keuangan, telah mendapat kerangka analisis jalur. Keseluruhan variabel tersebut
izin praktik dan terdaftar di Bapepam, bukan merupa- adalah keyakinan terhadap penggunaan forecast re-
kan warga negara asing yang belum lancar berbahasa porting, keyakinan normative terhadap penggunaan
Indonesia, dan tidak merangkap sebagai penasihat forecast reporting sebagai variabel independen,
Investasi. Jumlah keseluruhan wakil pen-jamin emisi kemudian variabel sikap terhadap penggunaan fore-
efek yang mejadi elemen populasi 200 orang. cast reporting dan norma subyektif terhadap
Karena sifat elemen populasi relatif homogen serta penggunaan forecast reporting sebagai variabel inter-
untuk menjaga agar sampel yang dipilih representa- vening, dan intensi untuk menggunakan forecast re-
tive sehingga dapat digeneralisir metode pengambilan porting sebagai variabel independen.
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Definisi dari masing-masing variabel yang diteliti
simple random sample. Jumlah sampel yang akan adalah sebagai berikut :
diambil dengan mempertimbangkan model analisis Keyakinan terhadap penggunaan forecast report-
yang akan digunakan yakni classical path analysis, ing: merupakan keyakinan para Wakil Penjamin Emisi
sebagaimana yang disarankan Bentler (1993) ukuran Efek bahwa penggunaan forecast reporting akan
sampel minimalnya adalah 5 kali parameter yang menimbulkan akibat tertentu baik positif maupun
diestimasi. Parameter yang diestimasi dalam penelitian negatif.
ini pada dasarnya seperti yang terdapat dalam hipotesis Sikap terhadap penggunaan forecast reporting:
yakni 4 (empat) sehingga sampel minimal 20. Untuk merupakan hasil evaluasi perasaan para Wakil
menjaga normalitas sebaran, data harus di atas 30 Penjamin Emisi Efek (afeksi) yang ditunjukkan dengan
(Hadi, 1987, Siegel, 1986). Dengan mempertimbang- setuju atau tidak setuju terhadap penggunaan forecast
kan pula saran dari Hair (1992) bahwa dalam struc- reporting.

64
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

Keyakinan normative: merupakan keyakinan para dan 6,5,4,3,2,1 untuk pernyataan negatif. Skala Likert,
Wakil Penjamin Emisi Efek bahwa individu atau yang digunakan pengukuran variabel memang dapat
kelompok tertentu yang menjadi referensinya berpikir dikatakan ordinal, namun demikian seperti yang
apakah seyogyanya mereka menggunakan forecast dijelaskan Kerlinger (1986 : 401) bahwa skala ordinal
reporting atau tidak, dan motivasinya untuk mengikuti dalam penelitian behavioral dan psikologi cukup
anjuran tersebut. mendekati skala pengukuran interval. Dengan
Norma subyektif: merupakan keputusan para Wakil demikian statistik parametrik termasuk regresi dapat
Penjamin Emisi Efek tentang apa yang diinginkan digunakan untuk analisis.
individu atau kelompok lain yang menjadi referensinya
tentang apakah harus menggunakan forecast report- Metode Pengumpulan Data
ing atau tidak.
Intensi dalam penggunaan forecast reporting: Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
merupakan intensi atau minat para Wakil Penjamin dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikirimkan
Emisi Efek terhadap penggunaan forecast reporting. lewat pos. Untuk menjaga reliabilitas kuesioner dan
Forecast Reporting: merupakan salah satu validitas data yang diperoleh sebelum digunakan diuji
pengembangan laporan keuangan yang memberikan cobakan terlebih dahulu kepada calon responden dan
informasi tentang estimasi kinerja dan posisi keuangan pihak-pihak yang dianggap memahami indikator yang
masa yang akan datang, estimasi peningkatan kapasitas digunakan. Pengujian terhadap validitas data
perusahaan masa yang akan dating, estimasi volume menggunakan teknik Hoyt, dan uji reliabilitas dengan
aktivitas perusahaan yang dicerminkan dalam menggunakan teknik Cronbach alpha.
penjualan masa yang akan datang, estimasi laba dan
laba per lembar saham masa yang akan dating, dan Model dan Teknik Analisis Data
asumsi-asumsi yang realistis sebagai dasar yang
rasional membuat forecast reporting Model yang akan digunakan untuk menjawab masalah
Pengukuran seluruh variabel yang diteliti serta menguji hipotesis yang diajukan sesuai dengan
meng-gunakan skala Likert dengan pernyataan positif kerangka konseptualnya adalah classical path analy-
dan negatif . Kategori respon terhadap pernyataan yang sis. Prosesdur analisisnya adalah : mengembangkan
diajukan terdiri dari enam tingkatan, yakni (sangat diagram jalur (path diagram) yang menujukkan
tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, agak setuju, hubungan kausal sesuai dengan kerangka konsep-
setuju, dan sangat setuju). Tingkatan skala atas respon tualnya sebagai berikut :
tersebut adalah 1,2,3,4,5,6 untuk pernyataan positif

Er3
W
Er1 KYPFR SKPFR
W
W

W W

ITPFR Er5
W

Er2 KNPFR NSPFR


W

Er4

Gambar 3
Diagram Jalur Hubungan antara Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif, Norma Subyektif,
dan Intensi Wakil Penjamin Emisi Efek Terhadap Penggunaan Forecast Reporting

65
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

Spesifikasi dari diagram jalur di atas adalah : lah dan hipotesis yang diajukan. Besarnya hubungan
kausal pengaruh antar variabel akan dilihat dari
KYPFR : Keyakinan terhadap penggunaan forecast koefisien jalur (regresi terstandar), kemudian jalur
reporting dianggap signifikan apabila nilai t hitung lebih besar
SKPFR : Sikap terhadap penggunaan forecast re daripada t table. Intepretasi berikutnya berdasarkan
porting hubungan kausal, yakni efek langsung, efek tidak
KNPFR : Keyakinan normatif terhadap pengguna- langsung, serta efek total antar variabel.
an forecast reporting Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
NSPFR : Norma Subyektif terhadap penggunaan bantuan beberapa paket program komputer statistik,
forecast reporting yakni SPS-2000, SPSS Release 10,1, dan AMOS
ITPFR : Intensi penggunaan forecast reporting (Analysis of Moment Structure) Version 4 for Windows.
Er 1,2,3,4,5 : Residual
: Arah pengaruh (hubungan kausal) yang
W

ditunjukkan oleh koefisien jalur yang HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


ditaksir dengan koefisien regresi
terstandar (Beta) Hasil Analisis Jalur

Untuk menguji model diagram jalur tahap Dari 80 kuesioner yang dkirimkam lewat pos
berikutnya dilakukan uji asumsi normalitas data, ternyata hanya kembali sebanyak 59 buah. Jumlah ini
multikolinieritas, dan uji asumsi klasik lainnya. Bila memenuhi syarat untuk dianalisis karena telah lebih
terjadi pelanggaran dilakukan tindakan perbaikan dari 5 kali parameter yang diestimesi seperti yang
seperlunya. Tahap berikutnya adalah menguji hipotesis dianjurkan Bentler (1993), lebih dari 50 seperti yang
model antara lain dengan Chi-Square, RMSEA, GFI, dianjurkan oleh Hair (1992). Setelah asumsi norma-
CFI, dan TLI. Apabila hipotesis model yang diajukan litas data, multikolinieritas, dan asumsi penting lainnya
tidak diterima atau tidak sesuai dengan data, tahap terpenuhi berikutnya dari hasil analisis dengan pro-
berikutnya adalah melakukan modifikasi berdasarkan gram AMOS 4, dihasilkan koefisien jalur antar varia-
modification index dan dukungan teori. bel yang ditunjukkan oleh regresi terstandar dan hasil
Setelah model memiliki kesesuaian dengan data uji hipotesis model seperti tampak pada gambar 4.
berikutnya dilakukan intepretasi sesuai dengan masa-

Uji Hipotesis Model


Chi-Square=7.398
Probability=.286
RMSEA=.063
Er3 GFI=.951
AGFI=.878
.19 W TLI=.903
Er1 KYPFR SKPFR .58 CFI=.942
W
W

W W

ITPFR Er5
W

.07
Er2 KNPFR NSPFR .02
W

Er4

Gambar 4
Hasil Jalur Hubungan antara Keyakinan, Sikap, Keyakinan Normatif, Norma Subyektif,
dan Intensi Wakil Penjamin Emisi Efek Terhadap Penggunaan Forecast Reporting

66
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

Untuk menguji apakah model gambar 4 memi- terstandar), nili t hitung serta t tabelnya. Kriteria
liki kesesuaian dengan data, digunakan beberapa signifikan apabila nilai t hitung lebih besar daripada
kriteria Goodness of Fit Indices yang sesuai dengan t tabel.

Tabel 1
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indicate

Kriteria Hasil Nilai Kritis *) Evaluasi Model


Chi-Square 7,39 Relatif Kecil Baik
Probability 0,285 0,05 Baik
RMSEA 0,063 0,08 Baik
GFI 0,951 0,90 Baik
TLI 0,903 0,95 Marginal
CFI 0,942 0,95 Marginal
Sumber : *) Hair (1992), Arbukle (1997), Muller (1996)

Tabel 2
Koefisien Jalur (Regresi terstandar) Hubungan Antarvariabel
Koefisien T hitung T table Probability
Jalur Jalur ( =5%) (p) Keterangan
KYPFR>SKPFR 0,186 1,443 1,94 0,14 Tidak Signifikan
KNPFR>NSPFR 0,067 0,513 1,94 0,60 Tidak Signifikan
SKPFR>ITPFR 0,582 5,457 1,94 0,00 Signifikan
NSPFR>ITPFR 0,016 0,188 1,94 0,85 Tidak Signifikan

jumlah sampel maupun tujuan analisis yang diingin- Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat dikemukakan
kan. Beberapa kriteria, nilai kritis, serta kesimpulan bahwa hipotesis alternatif 1 (satu) yang diajukan
yang bisa diambil disajikan pada Tabel 1. bahwa keyakinan berpengaruh terhadap sikap wakil
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa penjamin emisi efek terhadap penggunaan
model yang diajukan menunjukkan adanya kesesuaian pengembangan laporan keuangan forecasting tidak
dengan antara model yang dikembangkan dengan data signifikan atau ditolak, karena nilai t hitung lebih kecil
terbukti dari adanya nilai Chi-Square yang relatif kecil daripada t table pada tingkat kesalahan (a) 5 persen
dan tidak signifikan (nilai p 0,05) dan RMSEA lebih dan DF 6. Namun hanya bisa diterima pada peluang
kecil dari 0,08. Kondisi tersebut menunjukkan tidak kesalahan 14 persen (nilai probability). Untuk
adanya perbedaan antara besaran dalam sampel (co- hipotesis 2 (dua) yang menyatakan bahwa keyakinan
variance sample) dan parameter populasi yang normative berpengaruh terhadap norma subyektif
diestimasi (covariance poulasi) . GFI (Goodness of wakil penjamin emisi efek terhadap penggunaan
Fit) juga di atas 0,90 meskipun TLI dan CFI dengan pengembangan laporan keuangan forecasting juga
penerimaan marginal, maka model ini relatif dapat tidak signifikan karena t hitung lebih kecil dari t table,
diterima dan sesuai dengan data. dan hanya dapat diterima pada peluang kesalahan yang
Untuk menguji hipotesis yang diajukan disajikan Tabel tinggi yakni 60 persen. Berdasarkan hipotesis 3 (tiga)
2 yang menunjukkan besarnya koefisien jalur (regresi yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap

67
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

intensi wakil penjamin efek dalam menggunakan hubungan lainnya antara keyakinan dengan sikap,
pengembangan laporan keuangan forecasting diterima, keyakinan normatif dan norma subyektif, dan antara
terlihat dari nilai t hitung lebih besar daripada t table norma subyektif dengan intensi menunjukkan
dan nilai p = 0. Berdasarkan Tabel 1 juga dapat pengaruh yang tidak signifikan.
disimpulkan bahwa hipotesis 4 (empat) yang Hasil pembuktian empiris tersebut dapat dikait-
menyatakan bahwa norma subyektif berpengaruh kan dengan kenyataan bahwa memang ada berbagai
terhadap intensi wakil penjamin emisi efek tidak pendekatan tentang teori sikap dan perilaku. Bukti
diterima, karena t hitung lebih kecil daripada t tabel. empiris dalam penelitian ini , bisa terjadi wakil
Hubungan kausal antar variabel yang diteliti penjamin emisi efek sebagai praktisi analis keuangan
berikutnya dapat diamati dari efek langsung, efek tidak yang bekerja pada underwriter, sikapnya terhadap
langsung, dan efek total yang distandarisir dari masing- penggunaan forecast reporting lebih didominasi oleh
masing variabel seperti yang terlihat pada Tabel 3. pengalaman praktiknya dan bukan ditentukan oleh
Keyakinan wakil penjamin emisi efek hanya pengetahuan yang mendasari keyakinannya. Sehingga
memiliki pengaruh langsung pada sikap terhadap dalam hal ini sikap lebih mantap daripada pengetahuan
penggunaan forecast reporting dengan nilai 0,19, dan serta keyakinannya. Minat mereka terhadap penggu-
pengaruh tidak langsung terhadap intensi naan forecast reporting juga lebih banyak ditentukan
menggunakan pengembangan laporan keuangan oleh sikapnya, bukan oleh pengaruh orang maupun
melalui sikap sebesar 0,11. Kemudian keyakinan nor- kelompok lain.
mative hanya memiliki pengaruh langsung kepada Apabila dilihat dari pengujian terdahulu
norma subyektif sebesar 0,07 dan efek tidak langsung (Wignjohartojo, 1995) tampak bahwa para wakil pen-
terhadap intensi menggunakan pengembangan laporan jamin emisi efek memiliki sikap positif serta memiliki
keuangan forecasting melalui norma subyektif sebesar minat untuk menggunakan forecast reporting untuk
0,001.
Tabel 3
Rekap Efek Langsung, Efek Tidak Langsung, dan Efek Total Antarvariabel

Variabel KNPFR NSPFR KYPFR SKPFR


Terikat EL ETL ET EL ETL ET EL ETL ET EL ETL ET
NSPFR 0,07 0,00 0,07 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SKPFR 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,19 0,00 0,19 0,00 0,00 0,00
ITPFR 0,00 0,001 0,001 0,02 0,00 0,02 0,00 0,11 0,11 0,58 0,00 0,58

Sumber : Lampiran

Keterangan : EL = Efek Langsung


ETL = Efek Tidak Langsung
ET = Efek Total

Pembahasan
menganalisis dalam mengambil keputusan investasi.
Berdasarkan Gambar 4 dan Tabel 2 beserta inte- Dengan demikian dua hasil pengujian ini konsisten,
pretasinya, ternyata hubungan kausal antara sikap dan serta memiliki implikasi bahwa me-ningkatnya minat
intensi wakil penjamin emisi efek terhadap penggunaan forecast reporting pada wakil penjamin
penggunaan forecast reporting yang signifikan, yaitu emisi efek akan banyak ditentukan oleh sikap positif
sikap berpengaruh positif terhadap intensi, sedangkan mereka.

68
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

KESIMPULAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil analisis dapat diberikan Dari argumentasi teoritis, penelitian empiris
beberapa kesimpulan sebagai berikut : terdahulu serta bukti empiris dari hasil penelitian ini,
1. Argumentasi teoritis dan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai
empiris sebelumnya menyatakan bahwa fore- berikut:
cast reporting memiliki kandungan informasi 1. Badan Pengawas Standar Akuntansi untuk
yang bermanfaat untuk mengambil keputusan menyusun aturan yang memasukkan forecast
investasi pada sekuritas. Pernyataan di atas reporting sebagai produk dari akuntansi
didukung oleh penelitian Wignjohartojo (1995) keuangan.
dan hasil pengujian ini bahwa pada hakekatnya 2. Lembaga pendidikan akuntansi untuk
memberikan bukti empiris bahwa wakil memasukkan forecast reporting dalam materi
penjamin emisi efek sebagai analis keuangan pendidikan.
yang bekerja pada underwriter mempunyai 3. Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut
sikap positif yang ternyata juga konsisten tentang variabel pembentuk minat, dapat
dengan minat mereka untuk menggunakan dilakukan pengembangan penelitian dengan
forecast reporting dalam mengambil keputusan memasukkan variabel pengalaman seperti yang
investasi pada sekuritas. diduga dari hasil penelitian ini. Sebagai
2. Adanya hubungan kausal yang tidak signifikan alternatif model dapat digunakan pengem-
antara keyakinan dan sikap, keyakinan normatif bangan dari model theory of resoned action,
dan norma subyektif, serta norma subyektif dan yakni theory of planned behavior yang
intensi, karena para wakil penjamin emisi efek dikembangkan oleh Ajzen (1985) yang
sebagai praktisi analis keuangan yang bekerja memang memasukkan pengalaman.
pada underwriter kemantapan sikapnya Pengembangan penelitian juga diharapkan
barangkali lebih banyak ditentukan oleh dapat lebih memperbaruhi data.
pengalaman praktiknya.

69
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

DAFTAR PUSTAKA 1992, Penerbit Yayasan Mitradana,


Jakarta, April.
Accounting Principles Board, 1970. Basic Con-
cepts and Accounting Principles Under- Chang, Lucia S., Kenneth S. Most, Carlos W.
lying Financial Statements of Business Brain, (1983). The Untility of Annual
Enterprices. APB Statement No. 4. Reports: An International Study. Jour-
American Institute of Certified Public nal of International Business Studies,
Accountants, USA. Spring/summer, 63-84.

Accounting Standards Committee. The Corpo- Dev, S., 1973. Problem in Interpreting Profit
rate Report, ASC, 1975. Forecasts. Accounting and Business
Research, Spring, 110-116.
Ajzen I, 1985. From Intention to Action : A __________ and M. Webb, 1972. The Accu-
Theory of Planned Behavior, dala J. racy of Company Profit Forecasts. Jour-
Kuhl and Beckmann (Eds), Action-con- nal of Business finance, Autum, 26-39.
trol : From Cognition to behavior.
Springer. Heidelberg Ferris, K.R., 1975. Profit forecasts Disclosure:
The Effect on Managerial Behaviour.
American Accounting Associstion, 1966. A Accounting and Business Research,
Statement of Basic Accounting Theory. Spring, 133-139.
American Accounting Association,
USA. __________, 1976. The Apparent Effect of
Profit Forecast Disclosure on Manage-
American Institute Of Certified Public Accoun- rial Behavior: An Empirical Examina-
tants, 1973. Objective of Financial tion. Journal of Business Finance and
Statement. American Institute of Certi- Accounting, Vol.3 No.3, 53-56.
fied Public Accountnts, Inc.
Financial Accounting Standard Board, 1978.
Ancok, Djamaludin. 1993. Teknik Penyusunan Objectives of Financial Reporting by
Skala Pengukur. Pusat Penelitian Business Enterprises. Statement of Fi-
Kependudukan Gajah Mada, nancial Accounting Concept No. 1.
Yogyakarta. FASB, Stamford, Connecticut, Novem-
ber.
Arbuckle JL, 1999. Amos 4 User Guide.
Smallwaters Corporation. Chicago Fishbein M, dan Ajzen I, 1975. Belief, Attitude,
Intention and Behavior. Reading,
Azwar, Saifuddin, 1998. Sikap Manusia - Teori Addison-Wesley. Massachusett
dan Pengukurannya. Liberty,
Yogyakarta. __________, 1980. Understanding Attitudes
and Predicting Social Behavior. New
Bentler P, 1993. EQS : Structural Equation York. Prentice-Hall
Program Manual. Los Angeles : Scien-
tific Software International Foster, G, 1973. Stock Market Reaction to Es-
timates of Earnings per Share by Com-
Bapepam, 1992. Peraturan Pasar Modal. Edisi pany Officials. Journal of Accounting

70
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

Research, Spring, 25-37. tion to Lisrel and EQS. New York :


Springer
_________, 1977. Quaterly Accounting data:
Time-Series Properties and Predictive- Nazir M, 1988. Metode Penelitian. Jakarta :
Ability Results. The Accounting Review, Ghalia Indonesia.
Jaunuary, 1-21.
Paton, W.A. and A.C. Littleton, 1940. An In-
Gray, Sidney J., 1981. Segmental or Disaggre- troduction To Corporate Accounting
gated Financial Statements, in Thomas Standards. American Accounting Asso-
Lee (Ed.) Development in Financial re- ciation, (Twenth-First Printing, 1992).
porting, Philip Allan Publishers Limited,
(Reprinted 1984, 1986). Sekaran U, 2000. Research Methods for Busi-
ness : A Skill-Building Approach. John
Hadi, Sutrisno, 1987. Metodologi Research. Wiley & Sons. New York
Jilid 3. Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada, Siegel, S, 1986. Terjemahan, Zanzawi Suyuti
Yogyakarta. dan Landung Simatupang. Statistik
Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Hair Joseoh H, Ralph E. Anderson, Tathan R, PT. Gramedia, Jakarta.
dan William C. Black, 1992. Multivari-
ate Data Analysis. New York : Susanto, Djoko, 1992. An Empirical Investi-
Macmillan Publishing Company. gation of The Extent of Corporate Dis-
closure in Annual Reports of Compa-
Kerlinger Fred N, 1986. Multiple Regression nies Listed on The Jakarta Stock Ex-
in Behavioral Research. Holt, Richart change. Unpublished Doctoral Disser-
& Winston, Inc. New York tation, University of Arkansas.

Komite PAI, 1994. Standar Akuntansi Indone- Wignjohartojo, Parwoto, 1995. Sikap Akuntan
sia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Pendidik dan Pemakai Laporan
Keuangan terhadap Penggunaan
Lee, Thomas A., 1986. Developments in Finan- Pengembangan Laporan Keuangan
cial Reporting. Philip Allan Publishers, untuk Membuat Keputusan Investasi
Southampton, Great Britain. pada Saham. Disertasi Doktor. Univer-
sitas Airlangga. Surabaya.
Marat, 1984. Sikap Manusia - Perubahan serta
Pengukurannya. Ghalia Indonesia, Yunus, Hadori, 1992. External Financial Re-
Jakarta. porting In Indonesia And Its Inplications
For Accounting Development. Unpub-
Muller Ralp O, 1996. Basic Principles of Struc- lished Doctoral Dissertation, The Uni-
tural Equation Modelling. An Introduc- versity of Hull, U.K.

71
Jam STIE YKPN - Parwoto Wignjohartojo Hubungan Variabel Pembentuk Minat ....

72
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

KINERJA PEMASARAN USAHA KECIL


DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Iswardono S.P 1 )
Sunaryadi 2 )

ABSTRAKSI dikaitkan dengan kondisi krisis sekarang ini, realitas


menunjukkan bahwa usaha kecil mampu membuktikan
Pengembangan usaha kecil menjadi tema sentral dalam sebagai sektor yang kuat. Posisi tersebut akan lebih
rangka memberdayakan ekonomi rakyat, tak terkecuali solid jika ditopang oleh kebijakan yang kondusif.
di Yogyakarta. Dalam pengembangan tersebut masih Wujud dari kebijakan ini adalah keberpihakan yang
banyak mengalami hambatan. Perspektif masyarakat memberikan keleluasaan perkembangan usaha kecil.
masih beranggapan bahwa pengembangan usaha kecil Selama ini, kebijakan perekonomian Orde Baru
yang terpenting adalah modal. Apabila diamati lebih lebih banyak dinikmati oleh konglomerat. Hal ini
jauh, modal hanyalah salah satu bagian pengembangan menyebabkan usaha kecil berkembang hanya sesuai
usaha kecil. Justru hal terpenting dan krusial adalah dengan kekuatan yang dimiliki. Hikmah yang bisa
pemasaran tetapi hal tersebut masih mendapatkan suara dipetik adalah usaha kecil tidak tergantung pada
minor dari pengusaha kecil. Padahal, pasar merupakan fasilitas pemerintah dan tahan banting pada gejolak
ujung tombak dalam usaha. Untuk itulah artikel ini perekonomian. Selama ini memang sudah banyak
mencoba mengedepankan aspek pemasaran dalam kebijakan yang menguntungkan pengusaha kecil,
pengembangan usaha kecil yang ada di Yogyakarta. tetapi tidak sebesar apa yang diberikan pada
Maksudnya, agar pengembangan usaha kecil tersebut konglomerat. Dengan demikian, reorientasi terhadap
dapat diketahui kinerja pemasarannya, yang nantinya kebijakan usaha kecil sekarang ini merupakan hal yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mutlak diperlukan. Dasar orientasi tersebut adalah
menentukan pola pembinaan terhadap usaha kecil yang kinerja perekonomian agar tidak mengulangi kesalahan
ada di Yogyakarta. dalam pembuatan kebijakan baru.
Berbagai macam tanggapan terhadap usaha
kecil merupakan awal keberpihakan terhadap kebija-
PENDAHULUAN kan yang ada. Tanggapan tersebut dimaksudkan untuk
memberi masukan terhadap pengambil kebijakan.
Pertumbuhan usaha kecil yang ada di Dalam hal ini respon pemerintah sangat dibutuhkan
Yogyakarta sejak tahun 1986 sampai tahun 1996 dalam rangka mengembangkan usaha kecil.
mencapai 3,43%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha Salah satu kunci pengembangan usaha kecil
kecil merupakan sektor yang masih banyak diminati adalah pemasaran. Tetapi, berkaitang dengan riset
oleh masyarakat. Pemerintah sebagai penyelenggara pemasaran ini usaha kecil banyak mengalami ham-
publik perlu merespon kondisi tersebut. Apalagi jika batan untuk melakukan sendiri. Hal ini disebabkan oleh

1
Drs. Iswardono S.P., MA., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
2
Sunaryadi, SE., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta

73
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

kemampuan, waktu yang tidak ada, atau bahkan atau work shop pun tidak banyak mendapatkan respon.
kurangnya kepedulian. Dengan demikian peranan Hal inilah yang sering menjadi tantangan dalam
pemerintah maupun swasta diperlukan yang pengembangan pemasaran usaha kecil.
kapasitasnya sebagai konsultan. Selama ini keputusan Kondisi-kondisi di atas menyebabkan kebera-
pengusaha kecil dalam membuka usaha dan daan pemasaran usaha kecil menjadi sesuatu yang
berproduksi acuan pasarnya stereotip (baca: melihat serba sulit dan membingungkan, jika hal tersebut tidak
pengalaman milik pihak lain). Jika usaha pihak lain diamati secara menyeluruh. Pengamatan ini menjadi
tersebut bagus maka mereka akan membuat keputusan penting agar kebijakan yang sudah dilakukan perlu
berusaha seperti milik pihak lain tersebut. Hal inilah diganti atau diteruskan, agar kebijakan terhadap usaha
yang menyebabkan pengusaha kecil kurang responsif kecil menjadi lebih handal. Pada akhirnya, suara-suara
terhadap terhadap pasar. Responsifitas tersebut dapat yang sumbang terhadap pengembangan usaha kecil
dikembangkan jika arahan dan kebijakan terhadap menjadi lebih merdu yang didasarkan permasalahan
usaha kecil kondusif. riil yang dihadapi. Maksud dari tulisan ini adalah
Secara umum ada dua hal yang menjadi kendala mengamati dari dekat tentang permasalahan pemasaran
dalam pengembangan pemasaran usaha kecil, yakni usaha kecil untuk periode akhir tahun 1998 sampai
kesadaran usaha kecil terhadap pengetahuan dan dengan 1999. Harapan dari tulisan ini adalah referensi
kebijakan yang tidak kondusif. Kelemahan tersebut kebijakan bagi instansi terkait ataupun sumber
harus diselesaikan secara simultan, baik yang berasal informasi bagi pelaku bisnis.
dari dalam maupun luar pengusaha kecil. Apabila
kedua hal tersebut bisa berjalan serentak maka
keputusan terhadap pengembangan usaha kecil METODOLOGI
menjadi aplikatif dan sustainable. Hal yang dimaksud
adalah sesuai dengan kondisi usaha kecil dan akhirnya Metodologi yang dipakai dalam mengamati
mereka mampu menindaklanjuti sendiri. kinerja pemasaran usaha kecil yang ada di Yogyakarta
Pemasaran usaha kecil sendiri masih banyak adalah metode pengambilan sampel dan alat analisis.
menyimpan persoalan. Hal ini membutuhkan perhatian Penjelasan metodologi ini dimaksudkan sebagai
yang khusus agar kinerja pemasaran tersebut bentuk batasan permasalahan sekaligus pendekatan
mendapatkan arahan kebijakan yang aplikatif dari pemecahan permasalahan. Sumber data yang
pemerintah. Tetapi perlu disadari, pemikiran tersebut dikumpulkan adalah merupakan data primer melalui
perlu mendapatkan bantuan dari pihak-pihak terkait wawancara dengan responden. Data tersebut diambil
agar usaha kecil yang selama ini menjadi obyek dari lima Dati II yang tersebar di Yogyakarta. Jumlah
mampu menjadi subyek yang mandiri. sampel sampel tiap Dati II tidak sama tergantung sektor
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sikap basis (keunggulan komparatif) daerah tersebut.
dari pengusaha kecil yang selama ini bersikap apriori Adapun data tersebut merupakan hasil
terhadap pengetahuan pemasaran. Kondisi ini penelitian bersama antara PAU-SE (Pusat Antar Uni-
menyebabkan kebijakan terhadap kinerja pemasaran versitas dan Studi Ekonomi UGM) dengan Bank In-
tidak bisa tertransfer secara baik. Kebanyakan mereka donesia Yogyakarta, yakni sebanyak 585 (lima ratus
mengatakan modal menjadi kesulitan utama. delapan puluh lima) responden yang tersebar di seluruh
Kreatifitas terhadap segmentasi dan orientasi pasar wilayah Yogyakarta. Responden yang dimaksud
kurang diperhatikan oleh mereka, yang diakibatkan adalah pengusaha kecil yang ada di Yogyakarta dengan
oleh kesadaran pengetahuan. kriteria omset Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
Belajar dari pengalaman, biasanya Depkop dan per tahun.
PPK maupun lembaga lain sering mengadakan train- Metode pengambilan sampel tersebut meng-
ing dan diklat pemasaran terhadap usaha kecil, tetapi gunakan konsep LQ (location Quentient). Analisis ini
kebanyakan tidak mendapatkan tanggapan yang baik, digunakan untuk mengetahui sektor basis di dati II.
adapun biasanya alasannya adalah hanya menghabis- Secara matematis alat anlisis tersebut adalah sebagai
kan waktu alias tidak berguna. Bahkan, ada pameran berikut:

74
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Q(x) Kabupaten : PDRB Kabupaten 1 (kurang baik), 2 (cukup baik), 3 (baik). Skor tersebut
LQ (x) Kabupaten = memperlihatkan baik/tidaknya kinerja pemasaran
Q(x) Propinsi : PDRB Propinsi usaha kecil. Dalam hal penggunaan alat analisis,
metode modus lebih baik dibandingkan dengan metode
Di mana: rata-rata, karena tidak ada angka yang pecahan. Karena
LQ (x) Kabupaten = angka LQ sektor x di kabupaten pendekatan rata-rata didapatkan angka yang pecahan
Q(x) Kabupaten = nilai tambah bruto sektor x sehingga sulit pendekatan ke atas dan ke bawah.
di kabupaten Kesulitan lain pendekatan rata-rata adalah
PDRB Kabupaten = PDRB kabupaten adanya deviasi standar. Hal ini ahkan menyebakan
Q(x) Propinsi = nilai tambah bruto sektor x ketidakakurasian dalam analisis. Permasalahan deviasi
di kabupaten standar ini akibat bilangan yang pecahan sehingga
PDRB Propinsi = PDRB propinsi mempersulit pendekatan ke atas maupun kebawah.
Apabila hal tersebut dipaksakan maka pada analisis
Bila angka LQ suatu sektor lebih dari satu maka data menyebabkan kesalahan dalam estimasi.
sektor ini merupakan sektor basis di dati II yang Variabel pengamatan pemasaran usaha kecil
bersangkutan. Sebaliknya jika angkanya kurang dari yang ada di Yogyakarta secara garis besar ada 3 hal,
satu maka sektor tersebut bukan merupakan sektor yakni: (a) sistem distribusi usaha kecil, (b) cara
unggulan di daerah tersebut. Dengan demikian, promosi usaha kecil, (c) keterpaduan usaha kecil.
semakin angka LQ tersebut semakin tinggi keunggulan Ketiga variabel utama tersebut bukan merupakan
komparatif dari daerah yang bersangkutan pada sektor variabel yang berdiri sendiri, akan tetapi ada variabel
tersebut. penentu yang mempengaruhi variabel tersebut.
Penjumlahan sampel ditetapkan bukan berdasar Adapun kerangka kinerja pemasaran usaha kecil dapat
random sampling akan tetapi didasarkan pada sampel dilihat dari tabel berikut ini:
yang bersifat purposive sampling methode. Metode ini Kerangka pikir skor diatas merupakan konsep
mengacu pada keunggulan dari sektor basis yang telah yang dijadikan acuan dalam memahami pemasaran
ditentukan dalam LQ. Dengan demikian jumlah sampel usaha kecil di Yogyakarta. Acuan di atas sangat ketat,
menyesuaikan dengan banyaknya sektor unggulan. apabila dijadikan pengamatan terhadap kinerja usaha
Adapun metode analisis yang dipakai adalah kecil, yang sebagian besar masih jago kandang bahkan
sistim modus yang ditabulasikan dari hasil wawancara lokal dan masih subsisten. Adanya pengamatan
dengan responden. Modus tersebut didapatkan dari terhadap usaha kecil secara ketat diharapkan
skor yang didapatkan dari kriteria pemasaran usaha menjadikan usaha kecil siap mengahadapi pasar
kecil. Adapun hasil skor tersebut sebagai berikut: nasional bahkan global.

75
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Tabel 1.
Variabel kinerja pemasaran usaha kecil di Yogyakarta

Variabel Skor
Utama Variabel Penjelas Variabel Pengamatan Skor
Kurang Baik Cukup baik Baik
tidak memanfaatkan 1
pemanfaatan
saluran distribusi kadang memanfaatkan 2
selalu memanfaatkan 3
Lokal 1
lingkup pemasaran Nasional 2
Ekspor 3
Sistem Distribusi

tidak tahu 1
pengetahuan ekspor tidak tahu prosedur 2
tahu sedikit 3
(0%-5%) harga jual 1
kemampuan trade margin (5%-10%) harga jual 2
(10%-25%) harga jual 3
kurang 1
persediaan produk cukup 2
lebih dari permintaan 3
pendapatan rendah 1
konsumen akhir pendapatan sedang 2
pendapatan tinggi 3
pimpinan 1
pelaksana penjualan staf pimpinan 2
tenaga penjualan 3
Cara Promosi

ikut pameran 1
cara promosi kerjasama 2
sendiri 3
tidak tercapai 1
efektifitas promosi agak tercapai 2
tercapai 3
bagian pemasaran 1
keterlibatan bagian pemasaran dan bagian yang lain 2
semua 3
terlambat 1
Keterpaduan Penjualan

respon konsumen agak lambat 2


cepat 3
tidak tepat 1
ketepatan penjualan kadang-kadang tepat 2
selalu tepat 3
kontan 1
sistem penjualan kredit 2
kontan dan kredit 3
rendah 1
pertumbuhan penjualan sedang 2
tinggi 3

Sumber: Kuesioner Bank Indonesia Yogyakarta kerjasama dengan PAU-SE UGM

76
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

PEMBAHASAN indikator yang dimaksud pertama adalah pemanfaatan


distribusi. Berdasarkan indikator pemanfaatan
Pengamatan terhadap usaha kecil di Yogyakarta distribusi ini, sebagian besar usaha kecil yang ada di
lebih banyak didasarkan pada kinerja dari dalam usaha Yogyakarta tidak memanfaatkan saluran distribusi
kecil sendiri. Artinya, selama ini sudah seberapa jauh yang formal. Bahkan mempunyai kecenderungan
usaha kecil memperjuangkan kinerja pemasarannya mengandalkan penjualan yang seadanya dengan
dan memanfaatkan peluang yang ada dalam usaha kecil tingkat fluktuatif usaha besar. Adapun kondisi usaha
tersebut. Hal ini membutuhkan pengamatan yang jeli kecil yang termasuk dalam kategori seperti ini terletak
dalam memahami kinerja tersebut. di Dati II Gunung Kidul dan Sleman dengan jumlah
Harus disadari bahwa pengamatan terhadap persentase terhadap total usaha kecil masing-masing
usaha kecil yang didasarkan pada metodologi tersebut 72,13% dan 57,61%. Sedangkan Dati II yang sudah
tidak mampu menganalisis secara keseluruhan memanfaatkan saluran distribusi formal adalah Kodya,
terhadap permasalahan pemasaran usaha kecil yang Bantul, dan Kulon Progo. Adapun persentase usaha
dihadapi. Akan tetapi, paling tidak metodologi tersebut kecilnya masing-masing 40% (Kodya), Bantul
bisa dijadikan acuan dalam kinerja usaha kecil. (44,33%), dan 47,22% (Kulon Progo).
Berdasarkan pengamatan terhadap usaha kecil Permasalahan lain dalam sistem Distribusi
dilihat gambaran usaha kecil adalah sebagai berikut: adalah wilayah pemasaran. Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar usaha kecil yang
Saluran Distribusi ada di Yogyakarta pemasaran produknya masih lokal
(satu kabupaten). Hal ini dapat dilihat dari skor usaha
Secara umum saluran distribusi usaha kecil yang menunjukkan angka 1 (kurang baik). Adapun
yang ada di Yogyakarta memperlihatkan skor yang Dati II yang masih menunjukkan lingkup
kurang baik (1). Adapun gambaran tersebut dapat pemasarannya paling sempit adalah Gunung Kidul. Hal
dilihat dari tabel 2 di bawah ini : ini menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan

Tabel 2.
Saluran distribusi usaha kecil di Yogyakarta

Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman Kodya


No Kinerja Saluran Distribusi
M % M % M % M % M %
Sistem Distribusi 1 1 1 2 2
1 Pemanfaatan distribusi 1 44,33 1 72,13 1 47,22 1 57,61 1 40,00
2 Lingkup pemasaran 1 53,61 1 83,61 1 58,33 1 64,13 1 64,21
3 Pengetahuan ekspor 1 35,05 1 44,26 1 40,28 1 25,00 1 30,51
4 Cara ekspor 1 22,68 2 11,48 2 18,08 3 8,70 2 8,42
5 Kemampuan trade margin 1 36,08 3 47,54 3 52,78 2 22,83 2 30,53
6 Jaminan tersedia prod. 2 48,45 3 49,18 2 47,22 2 58,70 2 66,32
7 Gol. Konsumen akhir 2 63,92 2 57,58 3 54,17 2 44,55 2 66,26

Sumber: Baseline Economic Survey, PAU-SE UGM dan Bank Indonesia Yogyakarta, 1999, diolah.

Berdasarkan tabel tersebut memperlihatkan daerah yang paling terisolir. Berdasarkan total jumlah
bahwa saluran distribusi usaha kecil di Yogyakarta usaha kecil yang ada di daerah tersebut sebanyak
belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar 83,61% hanya mengandalkan pemasaran tingkat
modus indikator sistem distribusi tersebut, yang kabupaten sendiri. Keberadaan ini berkebalikan
memperlihatkan skor kurang baik (1). Adapun dengan yang terjadi di Kabupaten Bantul. Wilayah ini

77
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

berkaitan dengan wilayah pemasaran, jumlah jumlah usaha kecil di kedua daerah tersebut yang
pengusaha kecilnya paling banyak, yakni mencapai mampu menghasilkan trade margin itu adalah Kulon
45,39%. Adapun Dati II yang lain besarnya pemasaran Progo 52,78% dan Gunung Kidul 47,54%. Kemampu-
lokal secara relatif masing-masing adalah Kulon Progo an trade margin yang cukup baik ada di dua Dati II,
(58,33%), Sleman (64,13%), Kodya (64,21%). Hal yakni Sleman dan Kodya. Kedua daerah ini mampu
yang unik adalah Kodya, wilayah pemasarannya mengahsilkan trade margin berkisar antara 5% - 10%.
merupakan rangking kedua terburuk setelah Gunung Tingkat rentabilitas terkecil terletak di Kabupaten
Kidul. Bantul, ini merupakan rentabilitas yang tergolong
Kategori sistem distribusi yang lain adalah kurang baik (skor 1). Adapun persentase jumlah usaha
peluang ekspor. Beradasarkan tabel di atas berkaitan kecil yang menghasilkan trade margin sebesar itu
dengan peluang ekspor usaha kecil yang ada di adalah 36,08%.
Yogyakarta sebagian besar belum mengetahui dan Ketersediaan produk bagi usaha kecil menun-
tidak tahu prosedur. Hal ini terlihat jelas dari skor jukkan kesesuaian antara produksi dengan konsumen.
kurang baik (1). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian Secara umum ketersediaan produksi usaha kecil dapat
besar usaha kecil yang ada di Yogyakarta tidak kreatif terpenuhi. Dengan demikian pelayanan terhadap
dalam memperluas pangsa pasarnya. Tetapi ada Dati konsumen cukup baik. hal ini dapat dilihat dari skor
II yang sebagian besar mengetahui pleuang ekspor, ketersediaan produk cukup baik (2). Dati II yang
yakni Sleman. Daerah ini jumlah pengusaha kecil yang mampu menyediakan produk yang sesuai dengan
tidak mengetahui peluang ekspor sama sekali hanya permintaan (skor 3), hanyalah di Gunung Kidul.
25%, Tetapi yang patut di sayangkan walaupun mereka Wilayah ini konsumen hampir tidak pernah mengalami
mengetahui peluang ekspor tetapi tidak tahu kekurangan barang, bahkan dapat dikatakan melimpah.
prosedurnya. Dati II yang lain yang tidak mengetahui Adapun jumlah usaha kecil yang termasuk kategori
peluang ekspor masing-masing adalah: Kodya ini mencapai 49,18%. Sedangkan Dati II yang lain
(30,51%), Bantul (35,05%), Kuon Progo (40,28%), ketersediaan produksinya hanya termasuk kategori
dan Gunung Kidul (44,26%). cukup. Dati II yang dimaksud adalah Bantul, Kulon
Berikutnya adalah tata cara ekspor yang Progo, Sleman, dan Kodya. Adapun jumlah pengusaha
dilakukan oleh pengusaha kecil di Yogyakarta. kecil persentasenya masing-masing adalah: 48,45%;
Berdasarkan kategori ini ekspor yang dilakukan oleh 47,22%; 22,83%; 66,23%.
pengusaha kecil yang paling rendah skornya adalah Konsumen akhir pengusaha kecil yang ada di
Kabupaten Bantul. umumnya ekspor yang dilakukan Yogyakarta umumnya hanya terdiri dari dua kategori,
masih menggunakan tenaga pengumpul lokal, yakni yakni berpendapatan sedang dan tinggi. Hal ini
sebanyak 22,68%. Adapun Dati II lain yang paling baik menunjukkan bahwa pengusaha kecil di daerah
tata cara ekspornya adalah Sleman. kabupaten ini telah tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik dan
mampu mengadakan ekspor secara langsung sebanyak baik. Hal ini cukup masuk akal jika produknya mampu
8,7%. Adapun Dati II yang lain kebanyakan ekspornya memberikan trade margin yang tidak mengecewakan.
masih menggunakan jasa eksportir dan pedagang Konsumen masyarakat berpenghasilan menengah dan
besar. Adapun besaran relatif masing-masing adalah: tinggi merupakan masyarakat yang mementingkan
Kulon Progo (18,08%), Gunung Kidul (11,48%), dan mutu. Dengan demikian mutu dari usaha kecil yang
Kodya (8,42%). ada di Yogyakarta dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Kategori lain sistem distribusi adalah Dati II yang konsumen akhirnya adalah masyarakat
rentabilitas usaha kecil. Semakin besar rentabilitas berpenghasilan tinggi adalah Kulon Progo. Hal ini
maka kategorinya semakin baik. Rentabilitas usaha terlihat dari skor baik (3). Adapun jumlah usaha
kecil Dati II berdasarkan tabel di atas yang tergolong kecilnya mencapai 54,17%. Sedangkan Dati II yang
baik (skor 3) adalah Kabupaten Kulon Progo dan lain konsumennya sebagian besar adalah golongan
Gunung Kidul. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua menengah. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan tabel
kabupaten tersebut mempunyai trade margin sebesar di atas dengan skor 2 (cukup baik). Adapun jumlah
antara 10% 25% terhadap nilai penjualan. Adapun pengusaha kecilnya adalah Kodya (66,26%), Bantul

78
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

(63,92%), Gunung Kidul (57,38%), Sleman (44,55%). di atas menunjukkan bahwa tiga wilayah Dati II sudah
termasuk dalam kategori baik (skor 3). Adapun ketiga
Cara Promosi Usaha Kecil Dati II tersebut adalah Kodya, Sleman, dan Gunung
Kidul. Kategori tersebut menunjukkan bahwa ketiga
Promosi merupakan salah satu komponen yang daerah tersebut sudah melakukan promosi secara
sangat penting bagi pengusaha kecil dalam mandiri (menyelengarakan sendiri). Adapun
memasarkan produknya. Secara umum, kondisi cara persentase jumlah usaha kecil yang sudah
promosi usaha kecil baik paling tidak di tiga wilayah menyelenggarakan pameran sendiri Kodya (43,16%),
Dati II, yakni Gunung Kidul, Sleman, dan Kodya. Hal Sleman (34,78%), dan Gunung Kidul ((37,7%).
ini dapat dilihat dari skor yang nialainya adalah 3. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo cara promosi
Adapun Dati II yang termasuk kategori kurang baik masih menggunakan cara kerjasama dengan
(1) adalah Bantul. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo perusahaan lain. Cara promosi yang paling konservatif
termasuk dalam kategori cukup baik (2). Penilaian ini dilakukan oleh usaha kecil adalah pameran. Hal ini
didasarkan pada pada kategori: penjualan produksi, menunjukkan promosi yang dilakukan oleh usaha kecil
cara pelaksanaan promosi, dan efektifitas promosi. tidak pro aktif. Kategori cara promosi usaha kecil
Adapun hasil kategori cara promosi usaha kecil yang seperti ini banyak terdapat di Kabupaten Bantul.
ada di Yogyakarta dapat dilihat dari tabel berikut ini: Kategori cara promosi yang ketiga adalah
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa efektifitas pelaksanaan promosi. Usaha kecil di
cara pelaksnaan penjualan usaha kecil di Yogyakarta Yogyakarta secara umum promosi yang dilakukan
menunjukkan kategori baik (skor 3), hanya terdapat sudahtermasuk kategori efektif. Hal ini dapat dilihat
di dua wilayah Dati II, yakni Sleman dan Kodya. dengn dari tabel 3. di atas yang sebagian besar Dati II sudah
demikian kedua Dati II tersebut sudah menggunakan menunjukkan skor baik (3), hanya satu yang
tenaga penjualan khusus. Adapun persentase jumlah menunjukkan skor cukup baik (2), yakni Kodya
usaha kecil yang sudah menggunakan tenaga penjualan Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa keempat
khusus tersebut mencakup 18,84% (Sleman) dan Kabupaten, yakni Kulon Progo, Sleman, Bantul, dan
34,74% (Kodya). Sedangkan Dati II yang lain yang Gunung Kidul promosi yang dilakukan oleh usaha
meliputi Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo kecil sudah mencapai target. Adapun untuk wilayah
pelaksan penjualan sebagian besar adalah pemilik/ Kodya Yogyakarta hanya termasuk agak tercapai
pemimpin. Hal ini dapat dilihat dari skor pelaksana sasaran (skor 2).
penjualan yang masih menunjukkan kurang baik (2).
Adapun jumlah persentase usaha kecil yang termasuk Keterpaduan Penjualan
dalam kategori ini adalah Bantul (63,92%), Gunung
Kidul (81,97%), dan Kulon Progo (56,94%). Keterpaduan penjualan usaha kecil secara
Kategori berikutnya adalah cara yang dilakukan umum di Yogyakarta baik (skor 3). Kategori ini palin
oleh usaha kecil dalam promosi. Berdasarkan tabel 3. tidak terdapat di empat Dati II, yakni Bantul, Gunung

Tabel 3.
Cara promosi usaha kecil di Yogyakarta

Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman Kodya


No Katagori Cara Promosi
M % M % M % M % M %
Cara Promosi 1 3 2 3 3
1 Pelaksana penjualan 1 63,92 1 81,97 1 56,94 3 18,84 3 34,74
2 Cara Promosi 1 32,99 3 37,70 2 29,17 3 34,78 3 43,16
3 Efektifitas promosi 3 32,99 3 34,43 3 38,89 3 36,96 2 42,11

Sumber: Baseline Economic Survey, PAU-SE UGM dan Bank Indonesia Yogyakarta, 1999, diolah.

79
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kidul, Sleman, dan Kodya. Hanya terdapat satu Dati respon terhadap konsumen yang tidak stabil kadang
II yang termasuk dalam kategori cukup bail (skor 2), cepat tetapi kadang tidak.
yakni Kulon Progo. Keterpaduan ini dapat dilihat dari Sistem pejualan produk usaha kecil kebanyakan
keterlibatan karyawan dan pimpinan dalam pemasaran, menggunakan sistem kontan. Hal ini dipandang
respon terhadap konsumen, sistem penjualan, sebagai kelemahan karena kurang memperhitungkan
ketepatan memenuhi pesanan, dan volume penjualan. kepuasan konsumen, yang berbeda-beda. Hal lain
Kelemahan yang ada pada pengusaha kecil berkaitan seringkali usaha kecil kurang berhubungan dengan
dengan keterpaduan ini adalah sistem penjualan dan bank, sehingga jarang sekali yang pembayarannya
pertumbuhan volume usaha yang diakibatkan oleh melalui bank yang relatif aman terhadap resiko
krisis ekonomi. Adapun keterpaduan penjualan lebih kehilangan uang terutama transaksi yang berjumlah
terperinci dapat dilihat dari tabel berikut ini: besar. Besarnya jumlah persentase usaha kecil yang
Berdasarkan tabel 4. di atas menunjukkan pembayarannya menggunakan sistem kontan di Dati
bahwa keterlibatan penjualan pengusaha kecil yang II Yogyakarta adalah Bantul (53,61%), Gunung Kidul
ada di Yogyakarta sudah menunjukkan skor yang baik (67,21%), Kulon Progo (54,17%), Sleman (50,00%),
(3). Hal ini mengindikasikan semua tenaga kerja usaha dan Kodya (54,74%).
kecil tersebut terlibat dalam pemasaran. Adapun Berkaitan dengan ketepatan memenuhi
jumlah persentase usaha kecil yang termasuk dalam pesanan, sebagian usaha kecil di Yogyakarta sudah
kategori ini di masing-masing Dati II adalah Bantul menunjukkan skor yang baik (3). Hal ini ditunjukkan
(45,36%), Gunung Kidul (37,70%), Kulon Progo oleh empat Dati II dengan besaran persentase usaha
(47,22%), Sleman (46,74%), dan Kodya Yogyakarta kecil yang cukup meyakinkan, yakni Bantul (70,10%),
(52,63%). Dengan demikian ada pengusaha kecil yang Gunung Kidul (81,89%), Sleman (59,78%), dan Kodya
penjualannya hanya melibatkan bagian pemasaran (48,21%). Kategori semacam ini berarti empat wilayah
saja. Dati II tersebut sudah menunjukkan ketepatan dalam
Berkaitan dengan respon usaha kecil terhadap pesanan. Adapun Kabupaten Kulon Progo belum
konsumen sebagian besar belum menunjukkan cepat menunjukkan ketepatan secara penuh dalam
tanggap. Respon yang paling cepat terdapat di memenuhi pesanan, dengan jumlah usaha kecil secara
Kabupaten Gunung Kidul. Hal ini ditunjukkan oleh persentase yang termasuk kategri ini (skor 2/cukup
tabel 4. diatas yang skornya adalah baik (3). Sedangkan baik) adalah 56,94%.
Dati II yang lain respon tersebut hanya ditunjukkan Pertumbuhan penjualan produksi usaha kecil
dengan cukup baik (2). Kategori ini menunjukkan di Yogyakarta fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh

Tabel 4.
Keterpaduan penjualan usaha kecil di Yogyakarta

Katagori Keterpaduan Penjualan Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman Kodya
No. Keterpaduan M % M % M % M % M %
1 3 2 3 3
1 Keterlibatan pemasaran 3 45,36 3 37,70 3 47,22 3 46,74 3 52,63
2 Respon terhadap konsumen 2 54,64 3 62,30 2 47,22 2 45,65 2 54,74
3 Sistem penjualan 1 53,61 1 67,21 1 54,17 1 50,00 1 54,74
4 Ketepatan penjualan 3 70,10 3 81,89 2 56,94 3 59,78 3 48,42
5 Pertumbuhan penjualan 2 52,56 2 42,62 1 44,44 2 40,22 1 44,21

Sumber: Baseline Economic Survey, PAU-SE UGM dan Bank Indonesia Yogyakarta, 1999, diolah.

80
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

kondisi ekonomi yang kurang stabil. Bahkan di dua Kendala eksternal disamping faktor krisis
dati II, yakni Kulon Progo dan Kodya mengalami vol- adalah lemahnya pola kebijakan yang berkaitan dengan
ume penjualan yang menurun. Sedangkan di tiga dati pemasaran usaha kecil. Pola kebihjakan tersebut
II yang lain pertumbuhannya relatif tetap, yakni Bantul, kurang acceptable, accountable yang diakibatkan oleh
Sleman, dan Gunung Kidul. Dengan demikian pada kurang informasi fakta lapangan. Hal ini mengaki-
masa krisis jarang ditemukan usaha kecil yang batkan usaha kecil apriori terhadap kebijakan
penjualannya mengalami kenaikan. pemerintah.

KESIMPULAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Secara umum, kondisi pemasaran usaha kecil Permasalahan pemasaran usaha kecil memer-
yang ada di Yogyakarta belum menunjukkan kondisi lukan kebijakan yang menyeluruh dan membumi.
yang baik. Hal ini disebabkan oleh faktor internal Dasar kebijakan tersebut mengacu pada realitas dan
maupun faktor eksternal. Adapun kondisi pemasaran kebijakan yang sudah ada dan mengamati kembali
usaha kecil yang ada di Yogyakarta secara terperinci permasalahan yang ada pada pengusaha kecil sehingga
dapat disimpulkan sebagai berikut: dapat direkomendasikan sebagai berikut:
1. Saluran distribusi memperlihatkan kondisi yang 1. Perubahan struktur pemasaran usaha dari top
kurang baik. Hal ini disebabkan oleh kurang down menuju bottom up, dengan kolaborasi
memanfaatkan saluran distribusi, sempitnya antara policy maker, konsultan, dan pengusaha
lingkup pemasaran dan kurangnya pengetahuan kecil.
ekspor. 2. Reorientasi pola kebijakan pemasaran dan
2. Cara promosi memperlihatkan kondisi yang modal dengan bobot 80% dan 20%. Sifat kedua
cukup baik, tetapi kurang optimal. Hal ini kebijakan tersebut merupakan gabungan yang
ditunjukkan oleh pelaksanaan promosi yang harus dilakukan bersamaan. Adapun dasar
sudah melibatkan semua tenaga kerja, promosi kebijakan ini adalah daya tarik dan pemahaman
sudah dilakukan, tetapi yang masih belum op- terhadap pola kebijakan.
timal hasil dari promosi (terkadang kurang 3. Diversifikasi yang mengacu pada permasalahan
efektif). pemasaran yang ada pada masing-masing Dati
3. Keterpaduan penjualan usaha kecil sudah baik. II.
Hal ini didukung oleh keterlibatan semua unsur 4. Khusus berhubungan dengan ekspor, pola
tenaga kerja dalam penjualan, respon terhadap kebijakan pemerintah harus pro aktif dalam
konsumen yang baik, sistem pembayaran, dan mengembangkan kerjasama antara usaha kecil
ketepatan penjualan. dan usaha besar, pameran dagang, serta
Kelemahan internal mendasar yang dialami pembukaan kran ekspor sebagai peluang usaha
oleh pengusaha kecil adalah tampil apa adanya kecil.
sehingga kurang kerja keras untuk mencapai kemajuan. 5. Pembentukan tim asistensi teknis untuk usaha
Selain itu mereka kurang responsif dan kreatifitasnya kecil.
dalam mengembangkan pemasaran. Penyebab lain Implementasi kebijakan di atas membutuhkan
adalah kurang mengharagai ilmu pengetahuan dan kesabaran mengingat kondisi sosial, budaya, dan
lebih mengedepankan faktor modal. Akibatnya usaha pendidikan usaha kecil.
kecil tampil subsisten.

81
Jam STIE YKPN - Iswardono - Sunaryadi Kinerja Pemasaran Usaha Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA Kadin, Peta Potensi Ekonomi Yogyakarta, 1998

BI dan PAU-SE UGM, Prioritas Pengemba- Loekman Soetrisno, Memberdayakan Ekonomi


ngan Usaha Kecil di Yogyakarta, 1999 Rakyat dan Ekonomi Indonesia, PAU-
SE UGM, 1996
BI, Sejarah Peranan BI dalam pengembangan
Usaha Kecil, 1997 Sutojo, Heru dkk, Profil Usaha Kecil dan
Kebijakan Kredit Perbankan di Indone-
BPS Kantor Statistik Yogyakarta, Sensus sia, Lemabaga manajemen, Jakarta,
Ekonomi 1996, 1997 1994

82
KEBIJAKAN EDITORIAL
Jurnal Akuntansi & Manajemen

Format Penulisan

1. Naskah adalah hasil karya penulis yang belum pernah dipublikasikan di media lain.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar.
3. Naskah diketik di atas kertas ukuran kwarto (8.5 x 11 inch.) dengan jarak 2 spasi pada satu permukaan dan
diberi nomor untuk setiap halaman.
4. Naskah ditulis dengan menggunakan batas margin minimal 1 inch untuk margin atas, bawah, dan kedua sisi.
5. Halaman pertama harus memuat judul, nama penulis (lengkap dengan gelar kesarjanaan yang disandang),
dan beberapa keterangan mengenai naskah dan penulis yang perlu disampaikan (dianjurkan dalam bentuk
footnote).
6. Naskah sebaiknya diawali dengan penulisan abstraksi berbahasa Indonesia untuk naskah berbahasa Inggris,
dan abstraksi berbahasa Inggris untuk naskah berbahasa Indonesia. Abstraksi berisi keyword mengenai
topik bahasan, metode, dan penemuan.
7. Penulisan yang mengacu pada suatu referensi tertentu diharuskan mencantumkan bodynote dalam tanda
kurung dengan urutan penulis (nama belakang), tahun, dan nomor halaman. Contoh penulisan:
a Satu referensi:
(Kotler 1997, 125)
b. Dua referensi atau lebih:
(Kotler & Armstrong 1994, 120; Stanton 1993, 321)
c. Lebih dari satu referensi untuk penulis yang sama pada tahun terbitan yang sama:
(Jones 1995a, 225) atau (Jones 1995b, 336; Freeman 1992a, 235)
d. Nama pengarang telah disebutkan dalam naskah:
(Kotler (1997, 125) menyatakan bahwa .......
e. Referensi institusi:
(AICPA Cohen Commission Report, 1995) atau (BPS Statistik Indonesia, 1995)
8. Daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis tanpa nomor urut. Contoh penulisan daftar pustaka:

Kotler, Philip and Gary Armstrong, Principles of Marketing, Seventh Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.,
1996

Indriantoro, Nur. Sistem Informasi Strategik; Dampak Teknologi Informasi terhadap Organisasi dan Keunggulan
Kompetitif.KOMPAK No. 9, Februari 1996; 12-27.

Yetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig.Computer-Aided Architects: A Case Study of IT and
Strategic Change.Sloan Management Review (Summer 1994): 57-67.

Paliwoda, Stan. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince., 1994.

Prosedur Penerbitan JAM

1. Naskah dikirim dalam bentuk print-out untuk direview oleh Redaktur Ahli JAM.
2. Editing terhadap naskah hanya akan dilakukan apabila penulis mengikuti kebijakan editorial di atas.
3. Naskah yang sudah diterima/disetujui akan dimintakan file naskah dalam bentuk disket kepada penulis untuk
dimasukkan dalam penerbitan JAM.
4. Koresponden mengenai proses editing dilakukan dengan Redaktur Pelaksana.

Anda mungkin juga menyukai