Anda di halaman 1dari 18

0

REFERAT

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Pembimbing:

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M

Oleh :
Risma Fujiarti
2016.1040.1011.035

SMF LAB ILMU PENYAKIT MATA

RSUD JOMBANG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2017
1

BAB 1

PENDAHULUAN

Mata adalah organ indera yang kompleks yang peka cahaya. Dalam wadah

pelindungnya, masing-masing mata mempunyai suatu lapisan sel-sel reseptor,

suatu sistem optic (kornea, lensa, aquos humor, dan korpus vitreum) untuk

memusatkan cahaya pada reseptor dan sistem saraf untuk menghantarkan impuls

dari reseptor ke otak.

Persepsi visual sangat dipengaruhi oleh struktur anatomi mata. Kornea dan

lensa bekerja bersama seperti lensa kamera untuk memfokuskan bayangan

sehingga dapat ditangkap oleh retina yang terletak di belakang mata, yang

bertindak seperti film pada kamera. Struktur-struktur inilah yang berpengaruh ada

persepsi warna.

Bayangan yang masuk ke bola mata akan diproyeksikan ke retina. Retina

merupakan lapisan setipis lembaran jaringan yang terletak di bagian belakang bola

mata berisi sel-sel fotoreseptor seperti sel batang dan kerucut yang akan

mengubah bayangan yang masuk menjadi impuls-impuls saraf yang akan

diteruskan ke otak. Di bagian inilah, proses penglihatan warna berlangsung.

Bagian fovea terdiri dari sel kerucut namun bentuknya menyerupai batang.

Perbedaan penting antara sel batang dan kerucut adalah fungsinya. Fungsi sel

batang adalah untuk melihat dalam kondisi kurang cahaya sedangkan sel kerucut

bertugas untuk penglihatan dengan cahaya yang cukup.


2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Mata

Bola mata beserta otot-otot ekstrinsik mata, kelenjar air mata dan sarafnya

terletak di dalam cavum orbita. Cavum orbita terbentuk oleh pars orbitalis dari os

frontalis, os zygomaticus, os maxilla, os lacrimalis, dan lamina papyracea ossis

ethmoidalis.

2.1.1 Bulbus Oculi


3

Bulbus oculi berbentuk bulat dengan diameter antero-posterior sedikit

lebih kecil dari diameter lateralnya. Bagian luar bulbus oculi dibentuk oleh sclera

berwarna putih dengan bagian yang bening transparan di bagian anterior.

Mulai dari limbus cornea, sclera bagian depan mata yang terlindung

kelopak mata dilapisi oleh tunica conjunctiva bulbi. Pada perbatasan kelopak mata

dan bola mata bagian sclera tunica conjunctiva bulbi ini meneruskan diri ke

palpebra menjadi tunica conjunctiva palpebarum.

2.1.2 Otot Ekstrinsik dan Intrisik Mata

Otot penggerak bola mata atau otot ekstrinsik mata yang terdiri dari

musculus rectus superior, musculus rectus lateralis, musculus rectus medialis,

musculus obliquus superior, dan musculus obliquus inferior. Otot-otot tersebut

berinsertio pada sclera.


4

Musculus rectus lateralis mata kanan bersama musculus rectus medialis

mata kiri memutar bola mata kearah kanan. Musculus obliquus superior dan

musculus obliquus inferior mempunyai semacam katrol sebelum berinsertio.

Dengan demikian, kontraksi musculus obliqus superior akan memutar bola mata

kearah inferior dan lateral.

Musculus rectus lateralis dipersarafi oleh nervus abducens, musculus

obliquus superior oleh nervus trochlearis dan otot-otot lain oleh komponen

motoris nervus oculomotorius. Saraf-saraf tersebut mencapai cavitas orbitalis

melalui fissura orbitalis superior. Otot intrinsik mata terdiri dari (1) musculus

ciliriaris, (2) musculus sphincter papillae dan (3) musculus dilator papillae. Kedua

otot pertama dipersarafi komponen parasimpatis nervus oculomotorius, yang

ketiga terutama oleh saraf simpatis.


5

2.1.3 Pembuluh Darah Mata

Pembuluh darah untuk bagian dalam bola mata, cabang arteria ophtalmica,

juga menembus sclera bersama nervus opticus. Pembuluh darah yang berada di

lapisan sebelah dalam bernama choroidea. Pada lapisan choroidea terdapat arteria

centralis retinae, dan cabang-cabang pembuluh darah lain. Darah vena keluar dari

tempat yang sama dan selanjutnya bermuara pada sinus cavernosus. Di tempat

masuk bola mata, pembuluh darah dan saraf dapat ditemukan di bagian dalam

bola mata yang dinamakan discus nervi optic.

2.1.4 Lapisan Vaskuler Bola Mata

Lapisan choroidea pada tempat peralihan sekitar ora serrata melanjutkan

diri menjadi corpus ciliare. Corpus ciliare di depan berhubungan dengan iris.

Corpus ciliare dibentuk oleh musculus ciliriaris dan processus ciliares. Musculus

ciliaris terdiri dari dua kumpulan otot polos yang masing-masing mempunyai

serabut longitudinal dan serabut yang oblique. Kontraksi otot-otot ini mengatur

ketegangan zonula ciliaris, penggantung lensa, sehingga berperan pada proses

akomodasi lensa.
6

Iris adalah bangunan berbentuk sirkuler yang berfungsi sebagai diaphragm

terletak di anterior lensa mata. Pinggiran bebas iris membentuk papilla berupa

lingkaran di tengah.Iris dilapisi pigmen yang menyebabkan gambaran mata

bervariasi. Didalamnya terdapat musculus spinchter papil dan musculus dilator

papil.

2.1.5 Kornea

Kornea adalah jaringan transparan yang avasculer, dengan diameter lebih

kecil dari sclera sehingga lebih cembung. Ia menerima oksigendari humor

aquosus dan dari udara luar. Kornea terdiri dari lima lapisan, yang terluar lapisan

epithelium, lapisan membran bowmans, lapisan stroma, lapisan membran

descement, dan lapisan endothelium.


7

2.1.6 Lensa

Lensa mata merupakan jaringan transparan berbentuk biconvex dengan

diameter sekitar sepuluh millimeter. Permukaan lensa sebelah dalam lebih

cembung daripada bagian depan. Kedua bidang dipisahkan pada equator. Bagian

luar lensa mata dibungkus capsula lentis yang disekelilingi lensa berhubungan

dengan zonula ciliaris. Lensa mata dibentuk oleh sel berbentuk kuboid, di

tengahnya terdapat nucleus yang lunak sehingga memungkinkan proses

akomodasi lensa.
8

2.1.7 Corpus Vitreum

Corpus vitreum merupakan massa berbentuk gel yang transparan terletak

antara lensa dan dinding dalam bola mata. Humor aquosus adalah cairan yang

mengisi camera anterior dan camera posterior. Cairan ini dibentuk di processus

ciliares, mengisi camera posterior, mengalir melalui papilla mengisi camera

anterior. Cairan ini selanjutnya dialirkan melalui angulus iridocornealis mencapai

canalis schlemm. Gangguan aliran pada sistem tersebut diatas meninggikan

tekanan cairan di dalam camera anterior dan camera posterior pada penyakit yang

dinamakan glaucoma.

Pupil (papilla) adalah lubang yang terbentuk oleh pinggir bebas iris.

Diameternya disesuaikan dengan intensitas cahaya yang masuk bola mata dan

akomodasi. Pada saat melihat dekat, pupil akan mengecil demikian pula bila

menghadapi cahaya sangat terang.

2.1.8 Kelopak Mata


9

Palpebrae terbagi atas palpebrae superior dan palpebrae inferior, keduanya

bertemu pada canthus medialis dan canthus lateralis.Pinggir bebas palpebra

dinamakan rima palpebrarum. Pada pangkal cilia terdapat glandula siliaris yang

menghasilkan keringat dan sebum.

2.1.9 Apparatus Lacrimalis

Di sudut media palpebra superior dan palpebra inferior dapat dijumpai

pangkal ductus nasolacrimalis, yaitu punctum lacrimale atas-bawah. Setelah

membasahi permukaan depan bola mata beserta conjunctiva nya air mata dialirkan

ke puncta ini. Selanjutnya, air mata dialirkan melalui canaliculus lacrimalis ke

saccus lacrimalis, lalu ke ductus nasolacrimalis dikeluarkan ke rongga hidung

pada meatus nasi inferior.


10

2.2 Fisiologi Mata

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata secara berurutan

melewati kornea, aquesous humor, pupil dengan pengaturan iris, ketika dilatasi

maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak

dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal.

Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu

papillary constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang
11

terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut

dikenal juga sebagai myoepithelial cells.

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan

melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi

dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan

ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yag dekat atau

jauh. Setelah itu cahaya melewati lensa mata, vitreus humor, fotoreseptor, dan

fovea. Pada retina dan menghasilkan sebuah bayangan nyata yang kecil dan

terbalik.

Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan

bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata.Beberapa media

refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour (n=1.33), dan lensa

(n=1.40).

Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya

berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada

benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil

dan mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi

cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses

perubahan ini terjadi pada retina.


12

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory

retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin

yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid membentuk suatu matriks hitam

yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi penyebaran cahaya dan

mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada.


13

Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor,

bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform

layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu.

Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic

sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan

ganglionic. Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang

terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, kiasma optikus, traktus optikus,

geniculate lateral dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri

Jalannya saraf penglihatan dimulai dari ujung saraf neural epithel pada sel

batang dan sel kerucut yang ada di retina, kemudian ke sel bipolar di lapisan

reticular dalam retina yang melepaskan bahan transmitter sehingga menyebabkan


14

eksitasi dari sel ganglion. Keluar dari bola mata, axon sel ganglion membentuk

nervus optikus.

Nervus optikus dari kedua bola mata berkumpul di khiasma optikus,

dimana serabut yang berasal dari bagian nasal setiap retina saling menyilang, dan

bagian temporal tetap berada pada sisi yang sama. Sesudah menyilang di kiasma

optikus terbentuklah traktus optikus. Serabut-serabut dari traktus optikus

bersinaps di korpus genikulatum laterale, dan dari sisi serabut-serabut

genikulokalkarina berjalan melalui radiasi optika atau traktus genikulokalkarina,

menuju korteks primer di otak yang terletak di area kalkarina lobus oksipitalis.

Kemudian interpretasi bayangan yang terbentuk menjadi nyata, tegak, dan sesuai

aslinya.
15

BAB 3

KESIMPULAN

Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada

mata serta bagian putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai pembungkus

dan pelindung isi bola mata. Kekakuan tertentu pada sklera mempengaruhi

tekanan bola mata.

Kornea merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera

yang bersifat transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

Kornea berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata.

Pembiasan terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri


16

pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. Kornea terdiri dari

beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan yaitu epitel,

membran bowman, stroma, membran descement dan endotel. Saraf sensoris yang

mempersarafi kornea yaitu saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf

siliar longus berjalan suprakoroid yang masuk ke dalam stroma kornea menembus

membran Bowman dan melepaskan selubung Schwannya.

Bola mata mempunyai 2 bilik yaitu, bilik mata depan yang merupakan

ruangan dibatasi oleh kornea, iris, lensa dan pupil serta berisi humor aquos yang

membawa makanan untuk jaringan mata sebelah depan. Kemudian bilik mata

belakang yang paling sempit pada mata.

Humor aquos atau cairan mata merupakan bagian dari mata yang

dihasilkan oleh badan siliar masuk ke bilik mata melalui pupil serta berfungsi

memberikan makanan dan oksigen untuk mempertahankan kornea dan lensa.

Uvea merupakan lapis vaskuler di dalam bola mata yang banyak

mengandung pembuluh darah yaitu ; iris, badan siliar, koroid. Iris atau selaput

pelangi mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke

dalam bola mata. Badan siliar mengandung otot untuk melakukan akomodasi

sehingga lensa dapat mencembung dan merupakan susunan otot melingkar dan

mempunyai sistem ekskresi di belakang limbus. Koroid itu sendiri lapis tengah

pembungkus bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah dan

memberikan makan lapis luar retina.

Pupil pada anak-anak pupil berukuran kecil karena belum berkembangnya

saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil sedang, dan orang tua pupil mengecil

akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pada waktu tidur
17

pupil mengalami pengecilan akibat dari berkurangnya rangsangan simpatis dan

kurang rangsangan hambatan miosis. Mengecilnya pupil berfungsi untuk

mencegah aberasi kromatis pada akomodasi.

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor dan akan meneruskan rangsangan cahaya yang diterimanya berupa

bayangan. Dalam retina terdapat makula lutea atau bintik kuning yang merupakan

bagian kecil dari retina dan area sensitif paling rentan pada siang hari.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas Shidarta,Yuliani Sri Rahayu 2015. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia : Jakarta.

Wibowo, et.al., 2009. Anatomi tubuh manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Paul et.al., 2010. Anatomi dan embriologi mata. Edisi 17. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai