Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Universitas Tadulako

Universitas Tadulako merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang
berkedudukan di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Universitas ini berdiri
sendiri sebagai perguruan tinggi negeri pada tahun 1981 sejak diterbitkan Surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 36 tertanggal 14 Agustus 1981.
Upaya mendirikan Universitas Tadulako sebagai perguruan tinggi negeri yang berdiri
sendiri, ditempuh melalui perjuangan panjang dan ikhtiar bersama oleh para tokoh dan
segenap komponen masyarakat Sulawesi Tengah. Dengan dilandasi oleh semangat
kebersamaan, kekeluargaan, dan pengorbanan yang tinggi serta tekad yang kuat memajukan
masyarakat dan daerah Provinsi Sulawesi Tengah, akhirnya perjuangan panjang itu berhasil
diraih. Perjuangan panjang tersebut kemudian diabadikan sebagai bagian dari rangkaian
perjalanan sejarah Universitas Tadulako.
Episode perjalanan sejarah menuju Universitas Tadulako sebagai perguruan tinggi
negeri yang berdiri sendiri, terbagi menjadi 3 (tiga) episode: (1) episode Universtitas
Tadulako berstatus swasta (1963-1966); (2) episode Universitas Tadulako berstatus cabang
(1966-1981); dan (3) episode Universitas Tadulako berstatus universitas negeri yang berdiri
sendiri (1981 sampai sekarang).

A. Universitas Tadulako Berstatus Swasta (1963-1966)


Pada umumnya, Universitas Tadulako berstatus sebagai perguruan tinggi
swasta yang dalam jajaran perguruan tinggi swasta nasional berada pada deretan
papan bawah. Universitas ini berdiri sebelum daerah Sulawesi Tengah berstatus
sebagai Daerah tingkat 1, kemudian tumbuh dan berkembang atas inisiatif dan
swadaya murni dari masyarakat Sulawesi Tengah.
Oleh para pendirinya, pemberian nama Tadulako bagi Universitas ini
dimaksudkan agar Universitas Tadulako kedepannya menjadi lembaga pendidikan
tinggi yang menghasilkan pemimpin-pemimpin yang memiliki sifat-sifat keutamaan.
Dalam pandangan Masyarakat Sulawesi Tengah kata Tadulako berarti
pemimpin dan berdasarkan sifatnya kata Tadulako berarti keutamaan. Dengan
demikian Tadulako adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat keutamaan (cerdas,
berakhlak mulia, jujur dan terpercaya, adil dan bijaksana, berani dan bersemangat,
pengayom dan pembela kebenaran).
Dengan semangat ke-Tadulako-an itu pula, para tokoh dan komponen
masyarakat di daerah ini memulai kerja kerasnya membangun strategi dan
menjabarkannya kedalam langkah-langkah kongkrit demi terciptanya lembaga dan
masyarakat ilmiah.
Sukses yang dicapai dari episode ini adalah berdirinya Universitas Tadulako
dengan status swasta tepatnya pada tanggal 8 Mei 1963. Ketika itu, Universitas
Tadulako dipimpin oleh drh. Nasri Gayur yang selanjutnya selanjutnya dinyatakan
sebagai rector pertama Universitas Tadulako.
Setelah melewati perjuangan dan kerja keras yang tanpa pamrih dari para
pimpinan Universitas Tadulako bersama-sama dengan para tokoh dan segenap
komponen masyarakat Sulawesi Tengah dalam upayanya meningkatkan status dan
peran Universitas Tadulako, maka pada tanggal 12 September 1964 Universitas
Tadulako ditingkatkan statusnya menjadi TERDAFTAR sesuai dengan S.K.
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor: 94/B-SWT/P/64, dengan
empat fakultas, masing-masing: 1) Fakultas Sosial Politik; 2) Fakultas Ekonomi; 3)
Fakiltas Peternakan; dan 4) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Ilmu
Hayat dan Ilmu Pendidikan.
Dalam perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu Fakultas
Hukum, sehingga pada saat itu secara keseluruhan Universitas Tadulako terdiri atas
lima fakultas.

B. Universitas Tadulako Berstatus Cabang (1966-1981)


Pejalanan panjang yang dilakukan oleh para pimpinan Universitas Tadulako
bersama-sama dengan Pemerintah Daerah, para tokoh dan komponen masyarakat
Sulawesi Tengah pada episode ini, melahirkan Perguruan Tinggi dengan status
cabang, masing-masing Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP)
Nomor 1 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966 dan Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang Cabang Palu berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 2 Tahun 1966 tanggal 1
Januari 1966.
Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin terdiri atas empat
fakultas yaitu 1) Fakultas Sosial Politik; 2) Fakultas Ekonomi; 3)Fakultas Peternakan;
dan 4) Fakultas Hukum. Sedangkan IKIP Ujung Pandang Cabang Palu terdiri atas tiga
fakultas, yakni 1) Fakultas Ilmu Pendidikan; 2) Fakultas Keguruan Sastra dan Seni;
dan 3) Fakultas Keguruan Ilmu Eksata. Sejak saat itulah kedua perguruan tinggi
cabang tersebut menjalani kehidupan barunya dengan cara yang amat ditentukan oleh
universitas induk masing-masing, terutama dalam hal penyelenggaraan pendidikan,
pengadaan tenaga akademik dan administrasi.
Disamping peran perguruan tinggi induk yakni UNHAS dan IKIP Ujung
Pandang, peran Pemerintah Daerah serta permuka masyarakat Sulawesi Tengah juga
sangat menentukan arah pembangunan kedua pergutuan tinggi cabang tersebut.

C. Universitas Tadulako Berdiri Sendiri Tahun 1981


Setelah melalui perjalanan dan perjuangan yang panjang selama 15 tahun
mengelola Universitas dengan status cabang, para pimpinan universitas ini semakin
menyadari betapa kemandirian itu sangat penting bagi kemajuan sebuag organisasi.
Dengan kemandirian, universitas ini akan bisa bekerja lebih efektif efisien dalam
menciptakan perubahan dan kemajuan, sekalipun untuk menciptakan kemandirian itu
harus dibayar mahal.
Kesadaran itulah yang mendorong semangat para pimpinan universitas ini
untuk secepatnya membangun komitmen dan menyatukan langkah bersama
membentuk satu wadah universitas negeri yang berdiri sendiri.
Dengan dukungan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan ), Universitas Tadulako Cabang UNHAS dan IKIP
Ujung Pandang Cabang Palu secara sendiri-sendiri telah melakukan berbagai upaya
penataan akademik, administrasi dan penyediaan prasarana dan sarana yang
dibutuhkan.
Untuk mengefektifkan upaya mewujudkan satu universitas negeri yang berdiri
sendiri, pada Tahun 1981 atas fasilitasi Direktorat Jenderal Pemerintah Tinggi dan
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, dibentuk Koordinatorium PTST dalam
menyatukan kembali kedua perguruan tinggi cabang di Sulawesi Tengah menjadi
dasar yang lebih kokoh untuk berdirinya universitas negeri yang berdiri sendiri. Atas
dukungan dan upaya masyarakat Sulawesi Tengah, Pemerintah Daerah, Rektor
UNHAS, Rektor IKIP Ujung Pandang serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
akhirnya status cabang kedua lembaga pendidikan tinggi tersebut ditingkatkan
menjadi Universitas Negeri yang berdiri sendiri, dengan nama UNIVERSITAS
TADULAKO disingkat (UNTAD) sesuai dengan keputusan Presiden RI Nomor 36
Tahun 1981 Tanggal 14 Agustus 1981.
Berdasarkan keputusan Presiden tersebut UNTAD terdiri atas 5 (lima)
fakultas: 1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; 2) Fakultas Ekonomi; 3) Fakultas
Pertanian; 4) Fakultas Hukum; dan 5) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

D. Universitas Tadulako periode 1981 s/d Sekarang


Dalam perkembangan selanjutnya bertambah lagi dua fakultas dan Program
Pascasarjana, masing-masing Fakultas Teknik berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0378/0/1993 tanggal 21 Oktober 1993
tentang pembukaan Fakultas Teknik Universitas Tadulako; Program Pascasarjana
dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Tadulako Nomor: 3494.A/J28/KL 2005
tertanggal 8 September 2005 tentang pembukaan Program Pascasarjana UNTAD dan
Fakultas MIPA dengan SK Rektor Universitas Tadulako Nomor: 2958/H28/KP/2007
tentang Pembukaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
Universitas Tadulako.
Hingga tahun 2007/2008, UNTAD telah mengelolah tujuh Fakultas, 20 (dua
puluh) Jurusan dan 53 (lima puluh tiga) Program Studi yang terdiri atas 36 (tiga puluh
enam) program studi Pendidikan Akademik S1, enam Program Studi Pendidikan
Pascasarjana (S2) dan 11 (sebelas) Program Studi Pendidikan Vokasi dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 15.585 orang.
Untuk meningkatkan kualitas proses penyelenggaraan dan pelayanan kegiatan
Tri Dharma Perguruan Tinggi, UNTAD hingga tahun 2007/2008 memiliki sebanyak
1.133 orang dosen, dengan kualifikasi pendidikan S3 sebanyak 112 orang (9,89%)
termasuk didalamnya sebanyak 31 orang Guru Besar, 699 orang (61,69%) pendidikan
S2, 322 orang (28,4%) berpendidikan S1, serta didukung oleh sebanyak 579 orang
tenaga kependidikan (staff administrasi).
Sejak berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi negeri, UNTAD secara
konsisten dan berkelanjutan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah serta mendapat kepercayaan yang
semakin kuat dari masyarakat Indonesia, khususnya dari segenap lapisan masyarakat
Sulawesi Tengah, sehingga dalam perkembangannya di jajaran perguruan tinggi
negeri se Indonesia, posisi UNTAD semakin kokoh menjadi sebuah perguruan tinggi
negeri yang selalu diperhitungkan karena mutunya.
Posisi UNTAD tersebut semakin kokoh terutama setelah UNTAD menjadi
salah satu dari The Fifty Promising Universities in Indonesia versi Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia 2007 diantara 2.680 Perguruan Tinggi Negeri
dan Swasta, dan merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di Sulawesi dan
termausuk tiga diantara Perguruan Tinggi di kawasan timur Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai