Abstrak
Salah satu aspek penting pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi yang harus
diatur secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah. Salah satu alat
untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah Kabupaten Bantul dalam mengelola
keuangan daerah adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap
anggaran pendapatan belanja daerah Kabupaten Bantul.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemandirian
keuangan daerah, efisien, efektivitas, rasio pertumbuhan, rasio pengelolaan belanja
daerah. Penelitian ini digunakan alat analisis deskriptif dengan tolok ukur analisis
kemandirian, efektivitas, efisien, pertumbuhan, dan pengelolaan belanja daerah.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa rasio kemandirian
Pemerintah Kabupaten Bantul dinilai masih rendah. Dari rasio efisiensi menunjukkan
hasil yang sangat efisien selama 5 tahun dalam mengelola keuangan daerah.
Berdasarkan analisis rasio pertumbuhan menunjukkan hasil yang fluktuatif yang
disebabkan peningkatan dan penurunan PAD. Dari hasil rasio efektivitas
menunjukkan hasil Pemerintah Kabupaten Bantul dinilai sangat efektif dalam
mengelola kekayaan daerah. Hasil dari analisis rasio pengelolaan belanja, terjadi
peningkatan dan penurunan dari rasio pengelolaan belanja.
Kinerja Keuangan
Daerah
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bantul dari Analisis data yang digunakan adalah
tahun 2008 2012. analisis deskriptif yang bersumber dari data
laporan keuangan APBD Kabupaten Bantul
Teknik Analisis Data periode 2008 -2012. Analisis keuangan yang
Penelitian ini menggunakan analisis digunakan adalah alat analisis rasio yang
rasio untuk mengukur kinerja pengelolaan diterapkan pada organisasi sektor publik.
keuangan daerah Kabupaten Bantul. Bebe-
rapa macam rasio keuangan yang bersumber Hasil Penelitian
dari APBD antara lain rasio kemandirian da-
erah, rasio efektivitas, rasio efisiensi PAD, Data Keuangan
rasio pertumbuhan dan rasio pengelolaan Berikut data keuangan pemerintah
belanja (Halim, 2004). Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2008-
2012:
Tahun
No. Keterangan
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pendapatan 1.023.590.207.758,85 882.149.788.429,75 986.866.902.363,07 1.180.547.112.432,41 981.000.615.751,11
Perimbangan
4 Lain-lain 274.539.356.083,00 124.969.436.200,00 216.553.236.368,00 334.527.406.400,00 179.172.018.250,00
Pendapatan
yang Sah
5 Belanja 1.045.423.303.527,78 903.767.000.429,01 1.012.356.847.235,49 1.151.885.952.327,97 736.080.631.432,48
Modal
7 Pembiayaan 106.609.461.054,02 82.661.134.608,83 60.597.961.933,31 30.992.516.384,63 51.527.482.321,81
Daerah
9 Pengeluaran 13.104.308.840,57 2.115.230.676,26 446.230.676,26 4.115.230.676,26 9.584.230.676,26
Daerah
Pada tabel 6 dapat diketahui rasio Dari hasil uji kemandirian keuangan
kemandirian Kabupaten Bantul sebagai daerah atas laporan keuangan Kabupaten
berikut: Bantul, maka dapat disimpulkan selama 5
a. Pada tahun anggaran 2008 rasio keman- tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan
dirian mencapai 6,81%, angka tersebut tahun 2012, rasio kemandirian keuangan
berada pada rentang kurang dari 25% Kabupaten Bantul masih cukup rendah ka-
sehingga Pemerintah Kabupaten Bantul rena berada pada rentang kurang dari 25 %.
dikatakan masih rendah sekali untuk Hasil ini menunjukkan bahwa Pemerintah
kemandirian keuangan daerah. Kabupaten Bantul masih bergantung pada
b. Pada tahun anggaran 2009 rasio keman- bantuan pihak eksternal baik berupa bantuan
dirian mencapai 10,05%, cenderung me- dari pusat atau pinjaman.
ningkat 3,24% dari tahun anggaran Semakin tinggi rasio kemandirian me-
2008. Hasil ini di dalam rentang kurang ngandung arti bahwa tingkat ketergantungan
dari 25% sehingga Pemerintah Kabu- daerah terhadap bantuan pihak eksternal
paten Bantul dikatakan masih rendah yaitu pemerintah pusat semakin rendah.
untuk rasio kemandirian keuangan Akan tetapi dari hasil data yang diolah dan
daerah. dianalisis menunjukkan bahwa Pemerintah
c. Pada tahun anggaran 2010 rasio keman- Kabupaten Bantul masih rendah rasio ke-
dirian mencapai 8,27% atau menurun mandirian keuangan daerah, sehingga masih
1,78% dari tahun anggaran 2009. Angka mengandalkan bantuan dana dari pihak
rasio ini masih di dalam rentang kurang eksternal.
dari 25% sehingga dapat dikatakan rasio
kemandirian keuangan daerah Pemerin- 2. Uji Efektivitas
tah Kabupaten Bantul masih rendah. Rasio efektivitas merupakan besarnya
d. Pada tahun anggaran 2011 rasio keman- realisasi PAD dengan target yang telah dite-
dirian mencapai 10,91% atau naik sebe- tapkan. Efektivitas menggambarkan kemam-
sar 2,64%. Angka rasio ini masih cukup puan pemerintah daerah dalam merealisasi-
rendah karena berada pada rentang kan PAD yang direncanakan dibandingkan
kurang dari 25%. dengan target yang telah ditetapkan berda-
e. Pada tahun anggaran 2012 rasio keman- sarkan potensi riil daerah (Halim, 2004).
dirian mencapai 11,24% atau naik sebe- Kemampuan daerah dalam menjalankan
sar 0,33%. Pada tahun anggaran 2012 ini tugas dikategorikan efektif jika rasio yang
angka rasio kemandirian juga berada dicapai minimal sebesar satu atau seratus
pada rentang kurang dari 25% sehingga persen.
dapat dikatakan rasio kemandirian
Pemerintah Kabupaten Bantul masih
rendah.
Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 341
Dari hasil data yang diolah, maka tahun anggaran 2008 sampai dengan tahun
perbandingan rasio efektivitas dapat dilihat 2012 penurunan dan kenaikan. Penurunan
bahwa efektivitas pengelolaan keuangan terjadi pada tahun 2008 2009 sebesar
Kabupaten Bantul cukup baik karena reali- 3,41% (118,16% - 114,75%). Tahun 2009
sasi PAD rata-rata diatas seratus persen 2010 juga mengalami penurunan yaitu
yaitu sebesar 102,85%. sebesar 23,04% (114,75% - 91,71%). Kemu-
Dimana pada tahun 2008 rasio dian pada tahun 2010 2011 mengalami
efektivitas mengalami perkembangan yang peningkatan yaitu sebesar 20,06% (111,77%
sangat efektif dengan rasio sebesar - 91,71%). Sedangkan pada tahun 2011
118,16%. Pada tahun 2009 rasio efektivitas 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar
juga sangat efektif dengan hasil sebesar 33,92% (111,77% - 77,85%).
114,75%. Akan tetapi pada tahun 2010 rasio
efektivitas memperlihatkan rasio yang efek-
tif dengan hasil sebesar 91,71%, mengalami
penurunan dibanding tahun 2009. Pada ta- 3. Uji Efisiensi PAD
hun 2011 meningkat yaitu dengan rasio Rasio ini menggambarkan perbandi-
sebesar 111,77%, sehingga rasio efektivitas ngan antara pendapatan dengan realisasi
dapat dikatakan sangat efektif. Tetapi pada pendapatan yang diterima. Semakin kecil
tahun 2012 mengalami penurunan dengan rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah
rasio sebesar 77,85%, sehingga rasio efek- daerah semakin baik. Sebaliknya semakin
tivitas dikatakan kurang efektif. tinggi rasio efisiensi berarti kinerja peme-
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa ra- rintah daerah semakin rendah (Halim, 2004).
sio efektivitas Pemerintah Kabupaten Bantul
Dari hasil tabel 8 dapat dilihat besar- 2,17%, hasil ini mengalami penurunan
nya rasio efisiensi PAD pada tahun 2008 dibandingkan tahun 2009. Hal ini disebab-
sampai dengan tahun 2012 menunjukkan ha- kan penurunan penerimaan PAD dari tahun
sil yang Sangat Efisien, karena berada pada 2009 sebesar Rp. 88.691.362.690,38 men-
rentang kurang dari 60%, dengan hasil rata- jadi hanya sebesar Rp. 81.637.099.293,07
rata rasio efisisensi sebesar 2.33%. Ini ber- pada tahun 2010. Tahun 2011 terjadi
arti Pemerintah Kabupaten Bantul sangat penurun rasio efisiensi yaitu sebesar 1,48%.
efisien dalam mengeluarkan biaya untuk Walaupun penerimaan PAD meningkat yaitu
mengelola sumber-sumber PAD. sebesar Rp. 128.896.456.173,41 tetapi biaya
Pada tahun 2008 rasio efisiensi pemungutan PAD juga meningkat yaitu
menunjukkan hasil sebesar 2,61% berarti sebesar Rp. 1.906.274.600,00, sehingga
sangat efisien dalam mengeluarkan biaya mengakibatkan rasio efisiensi menurun. Dari
untuk mengelola sumber-sumber PAD. Hal tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 juga
ini disebabkan karena biaya pemungutan mengalami penurunan rasio efisiensi yaitu
PAD yang kecil yaitu sebesar Rp. rasio menunjukkan angka 0,93%. Hal ini
1.822.216.600,00 dibandingkan dengan disebabkan karena pada tahun 2012 penu-
realisasi penerimaan PAD yang sebesar runan biaya pemungutan PAD akan tetapi
Rp. 69.800.761.508,58. diikuti juga dengan penurunan penerimaan
Tahun 2009 rasio efisiensi menun- PAD. Sehingga mengakibatkan penurunan
jukkan hasil sebesar 4,47% berarti Peme- rasio efisiensi, tetapi hasil tersebut masih di
rintah Kabupatan Bantul sangat efisien da- dalam rentang yang sangat efektif.
lam mengelurkan biaya dalam mengelola
sumber-sumber PAD. Dimana biaya pemu- 4. Uji Rasio Pertumbuhan
ngutan PAD lebih kecil yaitu sebesar Rp. Rasio pertumbuhan (growth ratio)
3.962.829.300,00 dibandingkan dengan mengukur seberapa besar kemampuan
realisasi penerimaan PAD sebesar Rp. pemerintah daerah mempertahankan dan
88.691.362.690,38. Kenaikan angka rasio meningkatkan keberhasilan yang telah
dari tahun 2008 sebesar 2,61% menjadi dicapai dari periode ke periode berikutnya.
4,47% pada tahun 2009 disebabkan karena Dengan mengetahui pertumbuhan masing-
peningkatan PAD. masing komponen sumber pendapatan dan
Mulai tahun 2010 sampai dengan pengeluaran, maka dapat digunakan untuk
tahun 2012 terjadi penurunan rasio efisiensi, mengevaluasi potensi-potensi mana yang
akan tetapi masih dapat dikatakan rasio perlu mendapatkan perhatian (Halim, 2004).
efisiensi Pemerintah Kabupaten Bantul sa- Berikut hasil perhitungan analisis rasio
ngat efisien dalam mengelola sumber- pertumbuhan Kabupaten Bantul:
sumber PAD karena hasil rasio yang kecil.
Pada tahun 2010 rasio efisiensi sebesar
Dari tabel 10, dapat dilihat Rasio rasio efektivitas yang baik selama 5 tahun
Kemandirian pada tahun anggaran 2008 yaitu sebesar 102,85%. Hasil ini dinilai
sampai dengan 2012 Pemerintah Kabupaten sangat efektif karena selama 5 tahun rasio
Bantul dinilai masih rendah. Hal ini terlihat efektivitas menunjukkan hasil diatas 100%,
dari rata-rata persentase rasio kemandirian dengan kata lain Pemerintah Kabupatan
dari tahun anggaran 2008 sampai dengan Bantul berhasil dengan efektif dalam
2012 masih sangat rendah, yaitu sebesar mengelola kekayaan daerah. Walaupun pada
9,45% dimana rata-rata tersebut masih beberapa tahun sempat mengalami penuru-
dibawah angka 25%. Hal ini menunjukkan nan akan tetapi hasilnya masih diatas rata-
bahwa selama 5 tahun tingkat kemandirian rata 100%. Misalnya pada tahun 2008 rasio
Pemerintah Kabupaten Bantul masih sangat efektivitas menunjukkan hasil sebesar
rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi 118,16% kemudian menurun pada tahun
hasil rasio kemandirian disebabkan Peme- 2009 menjadi 114,75%. Akan tetapi hasil
rintah Kabupaten Bantul masih sangat ber- tersebut dapat dikatakan masih dalam
gantung pada bantuan pihak eksternal jika rentang yang sangat efektif karena masih
dibandingkan dengan PAD yang diperoleh. diatas 100%. Kemudian pada tahun 2010
Untuk penilaian kinerja efektivitas mengalami penurunan menjadi 91,71%,
pada tahun anggaran 2008 sampai dengan tetapi hasil ini menunjukkan nilai yang
2012, menunjukkan bahwa Pemerintah Ka- masih efektif. Pada tahun 2011 mengalami
bupaten Bantul mempunyai kinerja yang peningkatan menjadi sebesar 111,77%, yang
efektif. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata dinilai sangat efektif karena berada pada
Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 345
rentang diatas 100%. Tahun 2012 menga- meningkatnya realisasi atas pendapatan dari
lami penurunan menjadi sebesar 77,85%, hal Pemerintah Kabupaten Bantul pada tahun
ini menunjukkan Pemerintah Kabupaten 2011 dan 2012. Peningkatan pendapatan
Bantul kurang efektif dalam mengelola tersebut disertai dengan kemampuan Peme-
kekayaan daerah, karena realisasi peneri- rintah Kabupaten Bantul dalam menekan
maan PAD lebih kecil daripada target pene- realisasi belanja. Sedangkan pada rentang
rimaan PAD. tahun 2008, 2009, dan 2010 kinerja penge-
Hasil dari rasio efisiensi dari tahun lolaan belanja mengalami defisit, yaitu
2008 sampai dengan 2012 rata-rata menun- sebesar Rp. 21.833.095.768,93 pada tahun
jukkan hasil yang sangat efisien karena 2008, Rp. 21.617.211.999,26 pada tahun
berada pada rentang kurang dari 60%, yaitu 2009, dan defisit Rp. 25.489.944.872,42
rata-rata sebesar 2,33%. Hasil ini menunjuk- pada tahun 2010. Hal ini disebabkan Peme-
kan Pemerintah Kabupaten Bantul sangat rintah Kabupaten Bantul gagal menekan
efisien dalam pengelolaan keuangan daerah, realisasi belanja, sehingga menyebabkan
karena biaya yang digunakan untuk memu- kinerja pengelolaan belanja menjadi defisit.
ngut PAD lebih kecil daripada realisasi
penerimaan PAD. Kesimpulan
Untuk hasil rasio pertumbuhan sela-
ma tahun 2008 sampai 2012 dengan hasil Berdasarkan hasil analisis dan pem-
rata-rata sebesar 12,50%. Dari tahun 2009 bahasan, rata-rata kinerja pengelolaan
sampai dengan 2010 menunjukkan kinerja keuangan Kabupaten Bantul menggunakan
pendapatan yang menurun yaitu dari 27,06% analisis rasio keuangan menunjukkan hasil
menjadi 7,95%. Hal ini karena terjadi pe- yang baik. Berdasarkan rasio kemandirian,
nurunan PAD pada tahun 2010 yaitu sebesar selama 5 tahun menunjukkan hasil yang ku-
Rp. 81.637.099.293,07 menjadi Rp. rang mandiri karena rata-rata hanya 9,45%.
88.691.362.690,38 pada tahun 2009. Pada Hasil ini membuktikan bahwa Pemerintah
tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 Kabupaten Bantul belum mampu mandiri
mengalami peningkatan yaitu dari 7,95% dan masih sangat bergantung pada bantuan
menjadi 57,88%, hal ini karena kenaikan pihak eksternal jika dibandingkan dengan
PAD dari tahun 2010 sebesar Rp. PAD yang diperoleh.
81.637.099.293,07 menjadi sebesar Rp. Berdasarkan rasio efektivitas selama
128.896.456.173,41 pada tahun 2011. 5 tahun menunjukkan hasil rata-rata
Kemudian pada tahun 2011 sampai dengan 102,85% yaitu diatas 100% yang berarti
2012 terjadi penurunan dari 57,88% menjadi Pemerintah Kabupaten Bantul dinilai sangat
14,46%. Kondisi ini terjadi karena PAD efektif dalam mengelola kekayaan daerah.
tahun 2012 mengalami penurunan Rp. Walaupun pada tahun 2009, 2010, dan 2012
110.251.417.704,11 dari tahun 2011 yang mengalami penurunan akan tetapi hasil
sebesar Rp. 128.896.456.173,41. analisis menunjukkan secara keseluruhan
Dari analisis rasio pengelolaan selama 5 tahun sangat efektif.
belanja, menunjukkan rata-rata sebesar Dari rasio efisiensi menunjukkan
69,29%. Perhitungan rasio pengelolaan hasil yang sangat efisien selama 5 tahun,
belanja dapat dilihat bahwa kinerja karena rata-rata sebesar 2,33% lebih kecil
pengelolaan belanja yang paling baik adalah dari 60%. Hasil ini menunjukkan Peme-
pada tahun 2011 dan 2012 yaitu diatas 100% rintah Kabupaten Bantul sangat efisien
sebesar 102,48% pada tahun 2011 dan dalam pengelolaan keuangan daerah, karena
sebesar 133,27% pada tahun 2012. Pada biaya yang digunakan untuk memungut
tahun 2011 menunjukkan adanya surplus PAD lebih kecil daripada realisasi pene-
sebesar Rp. 28.661.160.104,44 dan surplus rimaan PAD.
sebesar Rp. 244.919.984.318,63 tahun 2012. Hasil rasio pertumbuhan selama 5
Peningkatan/surplus ini disebabkan karena tahun rata-rata sebesar 12,50%. Dari tahun
Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 346
2009 sampai dengan 2010 menunjukkan 1 Pemerintah Kabupaten Bantul harus me-
kinerja pendapatan yang menurun yaitu dari ngurangi ketergantungan pada bantuan
27,06% menjadi 7,95%. Hal ini karena pemerintah pusat dan bantuan dari pihak
terjadi penurunan PAD pada tahun 2010 eksternal dengan cara mengoptimalkan
yaitu sebesar Rp. 81.637.099.293,07 men- potensi sumber-sumber PAD yang sudah
jadi Rp. 88.691.362.690,38 pada tahun ada maupun yang belum diolah secara
2009. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun maksimal, sehingga dapat meningkatkan
2011 mengalami peningkatan yaitu dari PAD.
7,95% menjadi 57,88%, hal ini karena 2 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kenaikan PAD dari tahun 2010 sebesar Rp. Kabupaten Bantul dengan meningkatkan
81.637.099.293,07 menjadi sebesar Rp. kualitas sumber daya manusia baik ap-
128.896.456.173,41 pada tahun 2011. Ke- aratur daerah maupun masyarakat
mudian pada tahun 2011 sampai dengan dengan memperluas lapangan pekerjaan
2012 terjadi penurunan dari 57,88% menjadi di daerah Kabupaten Bantul agar penda-
14,46%. Kondisi ini terjadi karena PAD patan masyarakat Kabupaten Bantul
tahun 2012 mengalami penurunan Rp. meningkat sehingga dapat meningkatkan
110.251.417.704,11 dari tahun 2011 yang retribusi dan pajak yang dibayarkan oleh
sebesar Rp. 128.896.456.173,41. Sehingga masyarakat.
dapat disimpulkan berdasarkan analisis rasio 3 Meningkatkan pembangunan serta
pertumbuhan menunjukkan hasil yang penyediaan sarana prasarana umum
fluktuatif yang disebabkan peningkatan dan untuk meningkatkan kegiatan perekono-
penurunan PAD. mian masyarakat Kabupaten Bantul
Berdasarkan rasio pengelolaan be- sehingga dapat menarik investor agar
lanja menunjukkan hasil rata-rata selama 5 menanamkan modalnya di daerah Kabu-
tahun yaitu sebesar 69,29%. Terjadi pening- paten Bantul.
katan dan penurunan dari rasio pengelolaan 4 Informasi dari analisis rasio keuangan
belanja. Peningkatan/surplus ini disebabkan dapat digunakan untuk melakukan
karena meningkatnya realisasi atas pen- penilaian dan evaluasi kinerja sebagai
dapatan dari Pemerintah Kabupaten Bantul kepentingan manajemen birokrasi peme-
pada tahun 2011 dan 2012. Peningkatan rintahan serta untuk menambah kualitas
pendapatan tersebut disertai dengan ke- sistem informasi keuangan daerah.
mampuan Pemerintah Kabupaten Bantul
dalam menekan realisasi belanja. Sedangkan Daftar Pustaka
pada rentang tahun 2008, 2009, dan 2010
kinerja pengelolaan belanja mengalami Azhar, MHD Karya Satya. 2008. Analisis
defisit. Hal ini disebabkan Pemerintah Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantul gagal menekan realisasi Kabupaten/Kota Sebelum dan Setelah
belanja, sehingga menyebabkan kinerja Otonomi Daerah. Tesis, 46-47. Medan:
pengelolaan belanja menjadi defisit. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Su-
matera Utara Medan.
Saran
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor
Berdasarkan permasalahan, hasil Publik. Yogyakarta.
analisis rasio, dan uji hipotesis kinerja
keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul Chandra, D.A. (2009). Analisa Kinerja
serta kesimpulan diatas, maka penulis dapat Keuangan Pemerintah Daerah Kabu-
memberikan saran-saran yang mungkin ber- paten Sragen Tahun Anggaran 2004-
guna bagi peningkatan kinerja pengelolaan 2007. Forum Penelitian, 1 (1): 1-6.
keuangan Kabupaten Bantul, antara lain
adalah:
Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 347
Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keua- Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik.
ngan pada Satuan Kerja Perangkat Yogyakarta: Andi Offset.
Daerah (SKPD). Jakarta: Penerbit PT.
Indeks. Mardiasmo. 2002. Otonomi Daerah
Sebagai Upaya Memperkokoh Basis
Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai: Mana- Perekonomian Daerah.
jemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, Nanik, Wahyuni. 2007. Skripsi, Analisa
Rasio untuk Mengukur Kinerja Penge-
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor lolaan Keuangan Daerah Kota Malang.
Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, 2-4. Malang: UIN Maliki Malang.
Jakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor
Landiyanto. 2005. Kinerja Keuangan dan 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Strategi Pembangunan Kota di Era Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Otonomi Daerah. Di download dari Pemerintah Daerah.
http://www.google.com, diakses 3 Maret
2013. Sulastinah, Tati. 2013. Analisis Kinerja Ke-
uangan Pemerintah Kabupaten Bantul.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas PGRI.