PENDAHULUAN
penyakit atau kerusakan dari sistem saraf perifer atau sentral, dan berasal
perifer, dan nyeri sentral pada lesi di sistem saraf pusat yang berhubungan
maupun sentral.1,2,3
1
Insiden bervariasi berdasarkan umur dan status imunologis, dari
range 0,4 hingga 1,6 kasus per 1.000 populasi normal pada usia dibawah
20 tahun, dan 4,5 hingga 11 kasus per 1.000 populasi normal pada usia 80
umur tertentu. Dari sampel penelitian didapatkan bahwa tidak ada sampel
pasien yang berumur lebih dari 60 tahun dilaporkan mengalami nyeri yang
onset.6
pada serangan yang pertama. Angka kejadiannya beberapa kali lebih tinggi
pada orang dewasa penderita infeksi HIV atau pada pasien penderita
keganasan dan 50 hingga 100 kali lebih tinggi pada anak-anak dengan
Zoster dan kemungkinan lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada pria.7
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : IDAS
Umur : 74 Tahun
Bangsa :Indonesia
Suku :Bali
Agama :Hindu
Pekerjaan : Petani
Status : Kawin
Ruangan : MAWAR
No RM : 250608
2.2. ANAMNESIA
Keluhan utama:
3
keadaan sadar mengeluh nyeri di dada kanan bagian belakang terasa panas
mual, lemah tubuh dan terasa demam, penyakit ini pertama kali dirasakan
oleh pasien, sebelumnya pasien belum pernah mengalami seperti ini, dan
Pasien sudah dirawat 1 bulan 4 hari dengan diagnosis Herpez Zoster tetapi
Pasien tidak pernah seperti ini, hanya darah tinggi tersebut yang
sudah diketahui sudah sudah lama dan darah tinggi tersebut jarang
dikontrol ke dokter.
hari sebelum masuk IGD, pasien merasa nyeri kepala seperti rasa tertekan
4
beban berat pada seluruh kepala dan membaik bila dibawa istirahat,
dirawat. Ketika sadar pasien tidak pasien tidak langsung pulih seperti
Pernah sempat ada anak ke 3 pasien yang mengalami penyakit yang serupa
Riwayat sosial
GCS : E4 V5 M6
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36, 3
5
2.4. PEMERIKSAAN UMUM
- Mata : anemis -/-, icterus -/-, reflek pupil +/+, ukuran 3/3 mm
isokor
- Thorax :
nafas
+ + - - - -
+ + - - - -
+ + - - - -
6
AbdomenInspeksi : bentuk perut datar, distensi (-), massa (-)
Perkusi : Timpani
- Ekstremitas :
Distribusi : Regioner
medial Thorak
Rangsang Meningen
Brudzinski I : (-)
7
Brudzinski II : (-)
Nervus Kranialis
- Pupil
Ukuran : 3 mm 3 mm
- Refleks pupil
8
Nervus V Kanan Kiri
- Refleks Kornea
Senyum : Normal
Meringis : Normal
- Bersiul/mencucu : Normal
9
Nervus VIII Kanan Kiri
- Tes garputala
- Menelan : Normal
- Lidah
Simetris : Simetris
Tenaga
M. deltoid :5 5
10
M. bisep :5 5
M. trispe :5 5
Membuka jari :5 5
Menutup jari :5 5
Refleks Fisiologis
Sensibilitas
Simetris : Simetris
Tenaga
M ilia psoas :5 5
M. gluteus maxsimus :5 5
M. hamstring :5 5
M. tibialis :5 5
M. gastroknemius :5 5
11
Tonus : Normal Normal
Refleks Fisiologis
Refleks patologis
Klonus
Sensibilitas
12
2.9. FUNGSI LUHUR : Sesuai Tingkat Pendidikan
- GCS E4V5M6
- Alodinia
- Hiperalgesia.
T6)
Laboratorium
rentang nilai
Puasa
13
BUN, Creatini Tanggal 29 Desember 2016
rentang nilai
Jam PP
Sewaktu
NO PEMERIKSAAN HASIL
URINE
2 BD 1,010
3 pH 6,5
5 Nitrit Neg
6 Protein Neg
7 Reduksi Negatif
8 Keton Negatif
9 Urobilinogen Negatif
14
10 Bilirubin Negatif
12 Sedimen
-Eritrosit 10-15/lpb
-Leucosit 2-3/lpb
-kristal Negatif
-Silinder Negatif
-Ragi Negatif
NO PEMERIKSAAN HASIL
URINE
1 Warna K.jernih
2 BD 1,015
3 pH 5
4 Leucosit Neg
5 Nitrit Neg
6 Protein Neg
7 Reduksi Negatif
8 Keton Negatif
15
9 Urobilinogen Negatif
10 Bilirubin Negatif
12 Sedimen
-Eritrosit 5-10/lpb
-Leucosit 2-3/lpb
-kristal Negatif
-Silinder Negatif
-Ragi Negatif
Foto Thorax Ap
16
Hasil Pemeriksaan Foto Thorax Ap
Kesan:
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. DEFINISI
setelah ruam Herpes Zoster telah sembuh (biasanya dalam 1 bulan). Nyeri
ini terjadi disepanjang serabut saraf yang mengikuti pola ruam segmental
sebagai nyeri yang menetap setelah fase akut infeksi. Rogers, 1981,
mendefinisikan sebagai nyeri yang menetap satu bulan setelah onset ruam
herpetika sebagai nyeri neuropatik yang menetap setelah onset ruam (atau
daerah herpes zoster lebih atau sama dengan tiga bulan setelah onset ruam
18
neuralgia post herpetika sebagai nyeri kronik yaitu nyeri yang timbul
setelah penyembuhan usai atau nyeri yang berlangsung lebih dari tiga
timbul lebih dari 3 bulan setelah onset (gejala awal) erupsi zoster terjadi.
terhadap sentuhan ringan, nyeri atau temperature pada area kulit yang
nyeri. Selain itu, pasien dengan nyeri post herpetikum lebih cenderung
3.2. ETIOLOGI
Virus varisella zoster merupakan salah satu dari delapan virus herpes yang
19
Struktur virus terdiri dari sebuah icosahedral nucleocapsid yang dikelilingi
pada anak-anak. Tipe Virus yang bersifat patogen pada manusia adalah
herpes virus-3 (HHV-3), biasa juga disebut dengan varisella zoster virus
(VZV).7 Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan
gasseri cabang oftalmik dan vervus kranialis VII (facialis) pada ganglion
genikulatum.7
3.3. PATOFISIOLOGI
cacar air. Pajanan pertama biasanya terjadi pada usia kanak-kanak. Virus
20
varisella zoster bereplikasi dan menyebar melalui aliran darah sehingga
tubuh. Periode inkubasi sekitar 14-16 hari setelah paparan awal. Setelah
infeksi primer dilalui, virus ini bersarang di ganglia akar dorsal, hidup
dari virus varisella zoster yang hidup secara dorman di ganglion. Imunitas
vakuolisasi dan lisis sel sehingga hasil dari proses ini terbentuk vesikel
21
Patologi Herpes Zoster
akibat virus pada serat aferen primer saraf sensorik. Setelah resolusi
infeksi primer varicella, virus tetap aktif di ganglia sensorik. Virus ini
serta kehilangan akson dan mielin (pada saraf perifer yang terlibat), atrofi
22
itu, ada pengurangan saraf inhibitor berdiameter besar dan peningkatan
perdarahan, nekrosis dan kematian sel neuron. Proses perjalanan virus ini
spinalis (mengenai area sensorik dan motorik) serta batang otak. Hal ini
sentral.11
23
Sensitisasi saraf perifer terutama terjadi pada nosiseptor serabut saraf
nyeri seperti terbakar. Selain itu juga terjadi letupan ektopik dari
nosiseptor C yang rusak sehingga timbul alodinia, yakni rasa nyeri akibat
24
sehingga mencegah masuknya ion natrium dan kalsium yang akan terjadi
baik yang berdiameter besar maupun kecil. Lesi pada serabut saraf
sel akan membentuk tunas-tunas baru. Tunas-tunas baru ini ada yang
mencapai organ target, sedangkan yang tidak mencapai organ target akan
25
Mekanisme Sensitisasi Sentral dan Perifer
Tanda khas dari herpes zooster pada fase prodromal adalah nyeri
1. Fase akut: fase nyeri timbul bersamaan/ menyertai lesi kulit. Biasanya
2. Fase subakut: fase nyeri menetap > 30 hari setelah onset lesi kulit
26
3. Neuralgia post herpetik: dimana nyeri menetap > 4 bulan setelah onset
mual, lemah tubuh. 48-72 jam kemudian, setelah gejala prodromal timbul
dengan cepat berubah bentuk menjadi lesi vesikular. Nyeri yang timbul
penderitanya. Setelah 3-5 hari dari awal lesi kulit, biasanya lesi akan mulai
mengering. Durasi penyakit biasanya 7-10 hari, tetapi biasanya untuk lesi
jangka panjang pasien. Nyeri dapat dirasakan beberapa hari atau beberapa
dilaporkan adalah nyeri seperti rasa terbakar, parestesi yang dapat disertai
27
Nyeri sendiri dapat diprovokasi antara lain dengan stimulus ringan/ normal
(allodinia), rasa gata-gatal yang tidak tertahankan dan nyeri yang terus
sakit mulai menderita karena nyeri hebat yang yang dirasakan pada daerah
kulit yang terkena. Nyeri hebat itu bersifat neuralgik. Di mana nyeri ini
sangat panas dan tajam, sifat nyeri neuralgik ini menyerupai nyeri
muncul secara tiba tiba dan tiap serangan terdiri dari sekelompok
serangan serangan kecil dan besar. Orang sakit dengan keluhan sakit
kepala di belakang atau di atas telinga dan tidak enak badan. Tetapi bila
meramalkan bahwa nanti akan muncul herpes adalah sulit sekali. Bedanya
Dan fenomena paradoksal inilah yang menjadi ciri khas dari neuralgia post
herpatik, yaitu anestesia pada tempat tempat bekas herpes tetapi pada
anestetik itu yang dirasakan sebagai tempat yang paling nyeri. Neuralgia
post herpatik sering terjadi di wajah dan kepala. Jika terdapat di dahi
28
sedang pada kulit sesuai dengan dermatom yang terkena. Biasanya
keluhan penderita disertai dengan rasa demam, sakit kepala, mual, lemah
dengan cepat berubah bentuk menjadi lesi vesikular. Nyeri yang timbul
penderitanya. Setelah 3-5 hari dari awal lesi kulit, biasanya lesi akan
minggu. Intensitas dan durasi dari erupsi kulit oleh karena infeksi herpes
Keluhan yang paling sering dilaporkan adalah nyeri seperti rasa terbakar,
29
seperti terkena/ tersetrum listrik. Nyeri sendiri dapat diprovokasi antara
3.6. DIAGNOSIS
a. Anamnesis
tipikal herpes zoster. Seiring dengan terjadinya resolusi pada erupsi kulit,
nyeri yang timbul berlanjut hingga 3 bulan atau lebih, atau yang dikenal
sebagai nyeri post herpetik. Nyeri ini sering digambarkan sebagai rasa
b. Pemeriksaan Fisik8,13
kutaneus
pleuritik, maupun iskemia jantung, serta rasa gatal dan baal yang
5. Muncul blister yang berisi pus, yang akan menjadi krusta (2-3 minggu
kemudian)
30
6. Krusta yang sembuh dan menghilangnya rasa gatal, namun nyeri yang
muncul tidak hilang dan menetap sesuai distribusi saraf (3-4 minggu
setelahnya).
ringan
c. Pemeriksaan Penujang
neurologis lainnya.
31
3.7. PENATALAKSANAAN
penderita dengan neuralgia paska herpetika dibagi menjadi dua jenis, yaitu
a. Terapi farmakologis:1,10,11
1. Antivirus
Intensitas dan durasi erupsi kutaneus serta nyeri akut pada herpes zoster
yang timbul akibat dari replikasi virus dapat dikurangi dengan pemberian
obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala, diare, pusing, lemah, anoreksia,
anjuran 1 mg/hari selama 7 hari secara oral. Efek samping yang dapat
ditemukan da;lam penggunaan obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala,
dan nyeri perut. Famsiklovir diberikan dengan dosis anjuran 500 mg/hari
selama 7 hari selama 7 hari. Efek samping dalam penggunaan opbat ini
2. Analgesik
32
Sedangkan penggunaan analgesik opioid memberikan efektifitas lebih
dititrasi hingga maksimum 400 mg/hari dibagi dalam 4 dosis. Namun, efek
pada sistem saraf pusat dapat menimbulkan terjadinya amnesia pada orang
tua. Hal yang harus diperhatikan bahwa pemberian opiat kuat lebih baik
dikhususkan pada kasus nyeri yang berat atau refrakter oleh karena efek
3. Anti epilepsi
33
gabapentin, pregabalin bukan merupakan agonis GABA namun berikatan
dengan nyeri CNS oleh karena trauma medulla spinalis. Didapatkan pula
4. Anti depressan
mengurangi nyeri melalui jalur inhibisi saraf spinal yang terlibat dalam
oral. Obat ini akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan phenitiazine.
34
sedangkan SSRI hanya menghambat reuptake serotonin. Efek samping
blok konduksi, takikardi, dan aritmia ventrikel. Obat ini juga dapat
5. Terapi topikal
terhadap terjadinya impuls ektopik spontan. Obat ini bekerja lebih baik
jika kerusakan pada neuron hanya terjadi sebagian, fungsi nosiseptor tetap
ada, dan adanya jumlah kanal sodium yang berlebih. Mekanisme lainnya
NPH. Obat ini ditempatkan pada daerah simtomatik selama 12 jam dan
dilaporkan. Krim capsaicin sampai saat ini adalah satu-satunya obat yang
35
neuron sensorik serat C (C-fiber). Telah diketahui bahwa neuron ini
yang sering tidak bisa ditoleransi pemakainya (1/3 pasien pada uji klinik
ini).
1. Akupunktur
3. Vaksin
dengan dosis 1 ml diberikan secara sub kutan ternyata efektif. Dari 107
36
orang yang menderita neuralgia post herpetika kemudian diberikan
3.8. PENCEGAHAN
usaha agresif mengurangi nyeri akut pada pasien herpes zoster. Kombinasi
ini diharapkan akan mengurangi kerusakan saraf dan nyeri akut. Terapi
antiviral harus dimulai segera setelah diagnosis ditegakkan, dan lebih baik
jika dimulai pada tiga atau empat hari pertama. Terapi antiviral diharapkan
(CDC) bagi mereka yang berusia 60 tahun atau lebih. Dalam penelitian
klinis yang melibatkan ribuan lansia berusia 60 tahun atau lebih, vaksin ini
mencapai 6 tahun atau bahkan lebih.9,11 Selain itu, The United States
37
merekomendasikan lansia diatasumur 60 tahun untuk memperoleh vaksin
herpes zoster ini sebagai bagian dari perawatan kesehatan rutin.18 Vaksin
Oka-strain hidup baru-baru ini telah disetujui oleh Food and Drug
3.9. PROGNOSIS
perawatan sejak dini. pada umumnya pasien dengan neuralgia post herpetika
pasien dengan nyeri yang menetap dan lama dan tidak respon terhadap
yang sesuai.12
bonam karena setelah terapi didapatkan perbaikan nyata, dan pasien dapat
38
Prognosis ad sanactionam bonam karena walaupun risiko
39
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
sebelah kanan yang menjalar, sensasi seperti rasa terbakar, sebelumnya pasien
merasa pusing mual, lemah tubuh dan terasa demam, penyakit ini pertama
darah 130/80 mmHg, Nadi 84x / menit, Respirasi 20 x / menit dan Suhu 36,
Herpez Zoster tetapi masih terdapat sedikit gelembung dan terdapat bekas
pecahan gelembungnya, pasien masih merasa nyeri seperti terbakar pada dada
kanan bagian belakang pasien merasa gatal pada daerah hepresnya tersebut,,
pada pemeriksaan reflek fisiologis semua dalam batas normal. Dan tidak
alodinia.
40
DAFTAR PUSTAKA
3. Sudoyo, AW. 2010. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pusat Departemen Ilmu
41
11. Alfi. 2012. Herpes Zoster. https://herpes.org.uk/wp-
content/uploads/2015/10/Guidelines-for-PHN-by-Dr-Serpell.pdf. Diakses
pada tanggal 15 Januari 2017
12. Robert. 2013. Neuralgia Post Hepatik.
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp1403062. Diakses pada
tanggal 16 Januari 2017
13. Jessika. 2013. Neuralgia Post Hepatik. https://cks.nice.org.uk/post-
herpetic-neuralgia. Diakses Pada tanggal 15 Januari 2017
14. Robert. 2012. Herpez zoster. http://cdn.intechopen.com/pdfs/31268.pdf.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2017
42