TINJAUAN UMUM
II-1
embyment pada Sumatra utara yang memiliki lebar 20 km. dimana bagian timur
pada pulau ini di tutupi formasi tersier dan dataran rendah alluvial (Darman dan
Sidi, 2000)
II-2
2.5 Geomorfologi Sumatra utara
Shcurman menggambarkan bagian paleogene kedalam pnggunungan Batak
Lands, membentuk rangkaian penggunungan pre-tersier sampai timur laut.
Pilo-pliocene
Sesudah penggangkatan Intra Miosen pada zone umum nya tidak terbentuk
eendapan marine. Selama akhir Neogen, rangkaian penggunungan barisan
membentuk rangkaian gunung api antara basin indiogosinklinal Sumatra
Timur dan Sumatra Hindia.
Pilo-pleistosen Diatropisme
Pada akhir Neogen rangkaian penggunungan barisan mengalami gerakan
disertai dwengan blok faulting dan erupsi poxymal magma asam (gantik).
Pada waktu yang sama lembah Sumatra Timur diisi dengan akumulasi
sedimen yang sangat besar, kemudian ditekan dan dilipat.
Barisan Zone Semangko
Satu dari banyak kenampakan yang menarik dari Bukit Barisan adalah rift
zone longitudinal yang memanjang dari teluk Semangko Selatan sampai
lembah Aceh Selatan. Zone graben pada puncak geantiklinal barisan
dihasilkan dari tekanan,berhubungan dengan lengkungan atas.
Penggunungan sebelah barat graben tengah terdiri dari batuan massif yang
berumur kuarter dan sejumlah formasi vulkanik muda paelozoik dan cristalin
schist. Batak culmination di Bukit Barisan Sumatra Utara dekat dengan Sungai
Wampu dan Sungai Barumuadi Bukit Barisan terdapat kulminasi berbentuk khas
disebut Batak Timor.
Danau Toba dari geolgi nya termasuk vulkano tektonik. Kenampakan morfologi
Toba lebih mudah dari lembah Asahan. Lembah Asahan merupakan aliran tuff
dan memotong dekat porsea oleh kawah Toba. Pusat patahan blok Toba, setelah
runtuh Kawah Toba mengalami patahan. Kemeringan terus menerus sepanjang
waktu juga dikelilingi blok. Ketinggian maksimum Danau Toba lebar 500 m dan
tinggi 1400 m(air danau toba). Volume kawah sekitar 1000-2000 cb/km dan terisi
oleh piroklastik. Depresi Toba telah ada sebelum ledakan. Daerah sekeliling Toba
merupakan lereng curam. Aliran ignimbetrstes pada Pre-Tersier dan Batuan
Neogen menurun kesalatan dengan lereng danau yang terjal antara 1600 m.
II-3
tatanan tektonik setting dari cekungan Sumatra Utara. Cekungan Sumatra Utara
merupakan backarc basin yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara, mengikuti
sistem cekungan Neogen. Cekungan ini terbentuk akibat Tumbukan Lempeng
India-Australia dengan Lempeng Eurasia. Cekungan Sumatra Utara terdiri dari
bebarapa subcekungan, yaitu :
Subcekungan Aceh di bagian utara.
Subcekungan Aru di bagian tengah.
Subcekungan Langkat di bagian tenggara.
Pembentukan statigarafi pada Cekugan Sumatra Utara dimulai sejak proses
sedimentasi pada kala tersier. Cekungan Sumatra Utara secara litostatigrafi
tersusun atas 8 unit litostatigrafi yaitu :
Batuan Dasar
Formasi Tampur (Eosen Akhir)
Formasi Parapat (Oligosen Awal)
Formasi Bampo (Oligosen Awal-Oligosen Akhir)
Formasi Bruksah (Oligosen Awal- Oligosen Akhir)
Formasi Belumai (Miosen Awal)
Formasi Bahong (Miosen Tengah)
Formasi Keutapang (Miosen Akhir)
Formasi Seurela (Pliosen Awal)
Formasi Julurayeu (Pliosen Akhir)
II-4