Anda di halaman 1dari 2

Korupsi Perpajakan Rugikan Potensi Penerimaan Negara

Senin, 28 November 2016 11:45:38 | Berita | (420 view)

Forum Pajak Berkeadilan mengapresiasi langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Kepala Subdirektorat Bukti Permulaan
Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Handang Soekarno, dalam kasus suap permintaan
penghapusan Surat Tagihan Pajak (STP) PT EK Prima pada Senin, 22 November 2016.

Salah satu perwakilan Forum Pajak Berkeadilan yang merupakan Direktur Eksekutif
Perkumpulan Prakarsa, Ah Maftuchan menilai langkah KPK sudah tepat untuk membongkar
korupsi di sektor perpajakan. Menurut dia, memang sudah semestinya KPK menjadikan
korupsi perpajakan sebagai prioritas.

"Korupsi di sektor perpajakan sangat merugikan potensi penerimaan negara, sekaligus


menurunkan kemampuan negara dalam membiayai program-program kesejahteraan. Selain
itu, ini juga menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap Ditjen Pajak. Langkah KPK
sudah baik dan tepat," ujar Ah Maftuchan di Jakarta, Sabtu (26/11).

Menurut Ah Maftuchan, kepercayaan terhadap institusi perpajakan adalah hal yang krusial di
tengah gencarnya upaya pemerintah menggenjot penerimaan negara melalui program
pengampunan pajak. Berbagai kasus yang menyebabkan hilangnya potensi penerimaan
negara akibat penyelewengan wewenang membuktikan perlunya evaluasi dan pengawasan
menyeluruh terhadap Ditjen Pajak. "Reformasi di lingkungan Ditjen Pajak adalah hal yang
tak bisa ditawar. Ditjen Pajak perlu memperkuat integritas lembaga serta sistem pengendalian
dan pengawasan internal," imbuh Ah Maftuchan.

Sementara Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Dadang Trisasongko


menilai OTT Pegawai Ditjen Pajak adalah momentum Kementerian Keuangan membenahi
tata kelola perpajakan. Prinsip-prinsip transparansi, independensi, dan akuntabilitas, kata
Dadang harus selalu dipegang oleh seluruh jajaran Ditjen Pajak. "Di sisi lain, KPK juga harus
menunjukkan tajinya dalam menegakkan hukum terhadap para pemberi suap, baik
konglomerat maupun korporasi," tandas dia.

Dadang juga mengingatkan KPK agar tidak hanya garang terhadap pegawai dan pejabat di
lingkungan Ditjen Pajak yang menerima suap. KPK perlu mendorong aspek penegakan
hukum pidana korupsi bagi para pemberi suap. "Dalam konteks ini, KPK harus bertindak
adil, tidak hanya pegawai Ditjen Pajak dijerat, tetapi juga pemberi suapnya," tutur dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP)
Indonesia Maryati Abdullah. Dia berharap KPK perlu melakukan koordinasi dan supervisi di
sektor pajak dan keuangan negara sebagai upaya pencegahan dan penguatan sistem dan tata
kelola. "Kasus korupsi di instansi yang menangani pidana perpajakan adalah sebuah ironi
karena pajak adalah urat nadi pembangunan ekonomi," tambah Maryati.

Sebagaimana diketahui, Forum Pajak Berkeadilan terdiri dari sejumlah organisasi, antara lain
Perkumpulan Prakarsa, ASPPUK, ICW (Indonesia Corruption Watch), IGJ (Indonesia for
Global Justice), IHCS (Indonesian Human Rights Committee for Social Justice), ILR
(Indonesian Legal Roundtable), PWYP Indonesia, YLKI (Yayasan Layanan Konsumen
Indonesia), INFID (International NGO Forum on Indonesian Development), TII
(Transparency International Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai