PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Disusun oleh:
Kelompok 4
Indri Nuraeni 230110130004
Asep Sutrisna 230110130009
Desinta Anisa 230110130017
Eka Harditama 230110130023
Ade Reza Triandika 230110130030
Tengku Alwie Petra Syabani 230110130035
Rifki Syarif Hidayat Ramadhan 230110130044
Alan Alamsyah 230110130053
Susetyo Ilman Rosyadi 230110130064
Ilham Patriot Indrawan 230110130073
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Makalah Pembangunan Perikanan mengenai Kebijakan
Pembangunan Kelembagaan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Pembangunan Perikanan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penyusunan menyampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah
ini. Semoga bantuan, kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada
penyusun selama penyelesaian tugas ini mendapat balasan yang tiada terkira dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna. Akhir kata, kami penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.2 Tujuan .......................................................................................
II. SEJARAH DAN KEBIJAKAN EKSISTING KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN DAN PERMBERDA-
YAAN MASYARAKAT
2.1 Sejarah Perkembangan Kelembagaan ......................................
2.2 Sejarah Pemberdayaan .............................................................
III. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG
KELEMBAGAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
3.1 Perundang-undangan Bidang Kelembagaan ............................
3.2 Perundang-undangan Bidang Pemberdayaan ...........................
IV. KONSEP TEORITIS KEBIJAKAN BIDANG KELEMBAGAAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
4.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat .....................................
4.2 Konsep Pemberdayaan .............................................................
4.3 Definisi Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan ......................
4.4 Fungsi dan Peran Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan .......
4.5 Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Kelembagaan Pelaku
Utama Perikanan ............................................................................
V. ANALISIS KEBIJAKAN KELEMBAGAAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
5.1 Gambaran Permasalahan ..........................................................
5.2 Alternatif Kebijakan .................................................................
5.2.1 Pengembangan Sumberedaya Manusia .................................
5.2.2 Pengembangan Sumberedaya Permodalan ............................
5.2.3 Peran Serta Dukungan Pemerintah ........................................
5.3 Nilai Alternatif .........................................................................
5.3.1 Alternatif Kebijakan Pengembangan Sumber Daya
Manusia ..........................................................................................
5.3.2 Alternatif Kebijakan Pengembangan Sumber Daya
Permodalan .....................................................................................
5.3.3 Alternatif Kebijakan Peran Serta Dukungan Pemerintah ......
5.4 Pilihan Prioritas ........................................................................
VI. FORMULASI KEBIJAKAN KELEMBAGAAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6.1 Sub Bidang Kelembagaan Sarana Prasarana dan Teknologi
Tepat Guna .....................................................................................
6.2 Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat ..................................
ii
6.3 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ......................................
6.4 Sub Bagian Perencanaan Data dan Informasi ..........................
6.5 Sub Bagian Keuangan ..............................................................
6.6 Tugas Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan ...................
6.7 Sub Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan .......................
6.8 Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa dan
Kelurahan .......................................................................................
6.9 Sub Bidang Kelembagaan Pemerintahan Desa dan
Kelurahan .......................................................................................
6.10 Bidang Pemberdayaan Keluarga dan Keswadayaan
Masyarakat .....................................................................................
VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ...................................................................................
7.2 Saran .........................................................................................
DAFTAR ACUAN ....................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Research Program. Laporan dari komite ini menjadi cikal bakal didirikan
Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research Division.
f. Periode Modern (1956 Sampai Sekarang )
Dengan dibentuknya APB dan Accounting Research Division pada tahun
1959, mulailah pengembangan standar akutansi dilakukan melalui lebih
dahulu. Divisi riset adalah lembaga otonom memiliki seorang direktur yang
mempunyai otoritas untuk mempublikasikan hasil temuan staf riset yang
berkiatan dengan pengembangan prinsip akuntansi. Bentuk dari lembaga APB
mirip dengan CAP, memiliki anggota 18 sampai 21 orang yang semuanya
adalah anggota AICPA. Awal dari keberadaan APB dipenuhi dengan rasa
keraguan dan kegagalan. Hasil studi riset tidak diterima oleh profesi
khususnya kontraversi keterkaitan dengan masalah investment tax credit. Oleh
karena kritik terhadap APB bermunculan terus, maka bulan April 1971
AICPA membentuk dua grup studi yaitu The Study Group on Establishment
of Accounting Principles. Financial Accounting Standard Board (FASB).
2.2 Sejarah Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment, sedang
memberdayakan adalah terjemahan dari empower. Menurut merriam Webster dan
Oxford EnglishDictionary, kata empower mengandung dua pengertian, yaitu: (1)
to give power atau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan
atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2) to give ability to atau enable atau
usaha untuk memberi kemampuan atau keperdayaan.
Beberapa literatur menyebutkan, bahwa konsep pemberdayaan sudah lahir
sejak revolusi industri atau ada juga yang menyebut sejak lahirnya Eropa modern
pada abad 18 atau zaman renaissance, yaitu ketika orang mulai mempertanyakan
diterminisme keagamaan. Kalau pemberdayaan dipahami sebagai upaya untuk
keluar atau melawan diterminisme gereja serta monarki, maka pendapat bahwa
gerakan pembedayaan mulai muncul pada abad pertengahan barangkali benar.
Konsep pemberdayaan mulai menjadi diskursus pembangunan, ketika
orang mulai mempertanyakan makna pembangunan. Di Eropa, wacana
pemberdayaan muncul ketika industrialisasi menciptakan masyarakat penguasa
6
7
8
9
10
16
17
Adapun kendala dan keterbatasan tersebut yang umumnya sering dijumpai pada
masyarakat terutama untuk sektor perikanan ialah :
Keterampilan dan kemampuan serta pengetahuan yang minim terhadap
manajemen produksi maupun jaringan pemasaran.
Belum terlibatnya secara utuh baik nelayan maupun pembudidaya dalam
kegiatan agrobisnis perikanan dimana aktivitas keduanya masih terfokus
pada kegiatan produksi.
Peran dan fungsi kelembagaan yang seharusnya sebagai wadah
organisasi belum dapat berjalan secara optimal.
Kurangnya sentuhan teknologi dan investor.
Dengan berbagai permasalahan diatas, telah menyebabkan masyarakat di
sektor perikanan mengalami ketertinggalan jauh dalam hal pengelolaan
sumberdaya alam, padahal secara khusus sumberdaya perikanan merupakan
potensi lokal bagi masyarakat sehingga diperlukan upaya pembangunan
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Terkait upaya tersebut, terdapat 3
jenis pendekatan yang harus dilakukan diantaranya pertama self help yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dari komunitas melalui konsolidasi
struktur dan kesadaran-kesadaran-kesadaran kritis atas setiap perubahan, kedua
technical assistance yang mampu menyediakan sarana untuk memecahkan
permasalahan dimana komunitas memiliki kapasitas untuk memecahkan
permasalahan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, ketiga conflict yang
diasumsikan sebagai hal paling mendasar dari semua sumberdaya. Upaya tiap
orang adalah merebut kekuasaan. Oleh karena itu, perubahan dimaksudkan untuk
mengubah struktur agar kekuasaan tidak berada dalam satu pihak saja.
5.2 Alternatif Kebijakan
5.2.1 Pengembangan Sumberedaya Manusia
a. Internal Kelembagaan
Untuk mencapai masyarakat yang berkualitas, maka menjadi suatu
keharusan bahwa kelompok nelayan/pembudidaya yang ada harus memiliki
gerak atau kekuatan yang dapat menentukan dan mempengaruhi perilaku
kelompok dan anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan secara
18
efektif. Dengan kata lain kelompok tersebut harus berfungsi efektif untuk
kepentingan para anggotanya. Salah satu faktor penting untuk terwujudnya
kelompok nelayan/pembudidaya yang efektif adalah berjalannya
kepemimpinan dari ketua kelompok tersebut. Ketua kelompok dapat
dipandang sebagai agen primer untuk efektifnya kelompok, karena peran
strategisnya dalam mempengaruhi atau menggerakkan anggota-anggota di
kelompoknya untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok maupun dari
anggota-anggotanya. Ketua kelompok dengan kepemimpinannya yang
tergolong baik atau sangat tinggi tersebut akan memberikan peluang yang
sangat besar untuk tercapainya keefektifan di kelompok yang dipimpinnya
tersebut. Hal ini dimungkinkan karena ketua kelompok yang kepemimpinan
baik atau sangat tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik atau lebih
tinggi di dalam mempengaruhi anggota lainnya. Hal ini termasuk di dalam
menyusun struktur atau pengubahan stuktur yang diselaraskan dengan
persepsi dan harapan para anggota untuk mencapai keberhasilan usaha
kelompok. Pada kelompok yang kepemimpinannya tergolong baik atau
sangat tinggi, keberhasilan kelompok di dalam mencapai tujuannya, keadaan
moral anggota kelompok dan tingkat kepuasan dari para anggota terbukti
lebih baik atau lebih tinggi dibanding dengan kelompok yang
kepemimpinannya belum berjalan dengan baik.
b. Eksternal Kelembagaan
Pembinaan dari berbagai instansi hendaknya bersifat terintegrasi, lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat, dalam arti masyarakatbukan
dijadikan obyek untuk kepentingan institusional yang sekedar administrasi
keproyekan. Adanya koordinasi yang efektif antar kelembagaan pemerintah
dalam pembinaan masyarakat nelayan dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas perikanan melalui kemitraan usaha. Peran pemerintah lebih
ditonjolkan pada aspek mediasi, konsultasi, dan fasilitasi dalam membangun
kemitraan agrobisnis perikanan yang berdayasaing.
19
a. Internal Kelembagaan
b. Eksternal Kelembagaan
23
24
7.1 Simpulan
Setiap pendekatan dan strategi pemberdayaan masyarakat memiliki
keterkaitan kuat dengan dimana masyarakat menjadi saubjek penggerak.
Pencapaian suatu program pemberdayaan merupakan hasil interaksi elemen-
elemen pemberdayaan sebagai strategi pemberdayaan yang diterapkan. Jadi untik
mencapai masyarakat yang berkualitas, maka menjadi suatu keharusan bahwa
kelompok nelayan/pembudidaya yang ada harus memiliki gerak atau kekuatan
yang dapat menentukan dan mempengaruhi perilaku kelompok dan angota-
anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan secara efektif.
Implikasi kebijakan pembahasan fungsi dan peran pemerintah dalam
penyusunan kebijakan pemberdayaan masyarakat adalah bahwa kebijakan
pemberdayaan masyarakat hendaknya mencakup seluruh elemen yang terdapat
dalam setiap kelompok masyarakat. Konsekuensinya penerapan kebijakan
pemberdayaan memerlukan strategi pendekatan yang mampu memfasilitasi
aspirasi sosial budaya dan aspirasi teknis masyarakat setempat. Penerapan
pendekatan dan strategi pemberdayaan masyarakt hendaknya disesuaikan dengan
kondisi dan situasi.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah di ambil maka dapat
direkomendasikan yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan langkah selanjutnya.
35
36
37