Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN


TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY
TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

Koes Indrakoesoema, Yayan Andryanto, M Taufiq


Pusat Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Puspiptek, Serpong, Tangerang
Email : prsg@batan.go.id

ABSTRAK
PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02
RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI.
Ketidakseimbangan beban pada suatu system distribusi tenaga listrik kerap sering
terjadi, hal ini dapat dilihat pada beban-beban fasanya. Transformator BHT02 sebagai
salah satu dari 3 buah trafo penurun tegangan yang digunakan melayani beban-
beban di PRSG melayani beban dengan tegangan 3 fasa dan 1 fasa. Akibat
ketidakseimbangan beban tersebut muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir
di netral trafo menyebabkan terjadinya rugi-rugi (losses), yaitu rugi akibat arus netral
yang mengalir ke tanah. Arus netral yang timbul pada transformator BHT02 adalah
21,52 A atau terjadi ketidakseimbangan beban sebesar 3,67% dan losses akibat arus
netral yang mengalir ke tanah adalah 0,778 Watt.
Kata kunci : Ketidakseimbangan beban, arus netral, rugi-rugi

ABSTRAC
THE EFFECT OF UNBALANCED LOAD IN TRANSFORMER BHT02 IN NEUTRAL
CURRENT AND LOSSES. The Unbalanced load in electric power distribution system
always happen and this fact can be seen in their phases. Transformer BHT02 is one
of three step down Transformers in RSG GAS which used for serve of loads in PRSG
of 3-phase voltage and 1-phase voltage. The effect of the unbalanced load is appear
as a neutral current. These neutral current cause losses, those are losses caused by
neutral current flows to ground. Neutral currents that arise in BHT02 transformer is
21.52 A, or unbalanced load of 3.67% and losses due to neutral currents flowing to
ground is 0.778 Watts.
Keywords: Unbalanced load, neutral current, losses

PENDAHULUAN dan sistem jarring distribusi sekunder dan biasa


disebut Jaring Tegangan Rendah (JTR). Fungsi
S aat ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang
utama, baik untuk kehidupan sehari-hari
maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini
pokok dari sistem distribusi adalah menyalurkan
dan mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk
ke pusat-pusat atau kelompok beban (gardu
disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk
distribusi) dan pelanggan, dengan mutu yang
ditransportasikan dan dikonversikan ke dalam
memadai.
bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik
Kelangsungan pelayanan tergantung dari
yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak
macam sarana penyalur dan peralatan
yang harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan
pengamannya. Sarana penyalur (jaring distribusi)
tenaga listrik.
tingkatan kelangsungannya tergantung pada macam
Pada sistem tenaga listrik arus bolak-balik,
struktur jaring yang dipakai dan juga cara
frekwensi standard untuk Indonesia adalah 50 Hz,
pengoperasiannya, yang pada hakekatnya
dan sistem distribusi di kelompokkan kedalam dua
direncanakan dan dipilih untuk memenuhi
bagian yaitu ; sistem jarring distribusi primer dan
kebutuhan dan sifat beban.
biasa disebut Jaring Tegangan Menengah (JTM),

Buku II hal. 542 ISSN 1410 8178 Koes Indrakoesoma, dkk


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik, IFL = (2)


terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya

merata tetapi karena ketidakserempakan waktu dimana:


penyalaan beban-beban tersebut maka IFL = arus beban penuh (A)
menimbulkan ketidakseimbangan beban yang S = daya transformator (kVA)
berdampak pada penyediaan tenaga listrik. V = tegangan sisi sekunder transformator (kV)
Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa Sebagai akibat dari ketidakseimbangan
R, fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo
mengalirnya arus di netral trafo. (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral
Pada makalah ini akan dilakukan trafo. Arus yang mengalir pada penghantar netral
pengukuran pada fasa-fasa R, S dant T serta pada trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi). Losses
kawat netral transformator pada salah satu pada penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan
transformator kering BHT02, untuk mengetahui sebagai berikut:
adanya ketidakseimbangan beban pada fasa- PN = IN2 RN (3)
fasanya, baik pada keadaan reaktor operasi (beban dimana:
penuh) dan reaktor tidak beroperasi (beban tidak PN = losses pada penghantar netral trafo (watt)
penuh). IN = arus yang mengalir pada netral trafo (A)
RN = tahanan penghantar netral trafo ()
TEORI Sedangkan losses yang diakibatkan karena
Transformator
[2] arus netral yang mengalir ke tanah (ground) dapat
dihitung dengan perumusan sebagai berikut :
Transformator merupakan suatu alat listrik
yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu PG = I2G RG (4)
tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu dimana:
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip PG = losses akibat arus netral yang mengalir ke
induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas tanah (watt)
sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua IG = arus netral yang mengalir ke tanah (A)
buah kumparan, yaitu kumparan primer dan RG = tahanan pembumian netral trafo ()
kumparan sekunder. 3)
Ketidakseimbangan Beban
Penggunaan transformator yang sederhana
dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan Yang dimaksud dengan keadaan seimbang
yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan adalah suatu keadaan di mana :
serta merupakan salah satu sebab penting bahwa Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.
arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk Ketiga vektor saling membentuk sudut 120 satu
pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. sama lain.
Prinsip kerja transformator adalah Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak
berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, seimbang adalah keadaan di mana salah satu atau
yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi.
magnet dan sebaliknya medan magnet dapat Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu:
menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk
kumparan pada transformator diberi arus bolak- sudut 120 satu sama lain.
balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah, Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk
sehingga pada sisi primer terjadi induksi dan sisi sudut 120 satu sama lain.
sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak
primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di membentuk sudut 120 satu sama lain.
sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara Gambar 1(a) menunjukkan vektor diagram
dua ujung terdapat beda tegangan. arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat
Daya transformator bila ditinjau dari sisi bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS,
tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul
berikut:[1] arus netral (IN). Sedangkan pada Gambar 1(b)
menunjukkan vektor diagram arus yang tidak
S = 3 . V . I (1)
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan
dimana: ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) tidak sama dengan
S = daya transformator (kVA) nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus
V = tegangan sisi primer transformator (kV) netral (IN) yang besarnya bergantung dari seberapa
I = arus jala-jala (A) besar faktor ketidakseimbangannya.
Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full
load) dapat menggunakan rumus

Koes Indrakoesoma, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 543


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN


Spesifikasi trafo kering yang digunakan
pada PRSG adalah sebagai berikut :
Merk : May and Christie
Tipe : Indoor
Trafo : 3 x 1 fasa
Daya : 1600 kVA
Frekuensi : 50 Hz
Primer Sekunder
Hubungan
Delta Bintang (Yn5)
Tegangan (Volt) 1. 21.000 400
2. 20.500
Gambar 1. Vektor diagram arus 3. 20.000
Penyaluran dan Susut Daya 4. 19.500
5. 19.000
Bila daya sebesar P disalurkan melalui
Arus Nominal 46,2 2309,5
suatu saluran dengan penghantar netral dan arus-
(Ampere)
arus fasanya dalam keadaan seimbang, maka
Tegangan hubung 6%
besarnya daya : 1)
singkat
P = 3 V I cos (5)
dengan : Gambar 2 memperlihatkan bentuk
P = daya pada ujung kirim transformator BHT02 3 x 1 fasa. Diagram segaris
V = tegangan pada ujung kirim trafo distribusi di PRSG dapat dilihat pada Gambar
Cos = factor daya 3, dimana salah satu trafo, yaitu BHT02
Jika I adalah arus rata-rata tiap fasa dalam digambarkan pada posisi tengah.
penyaluran daya sebesar P pada keadaan seimbang,
maka pada penyaluran daya yang sama tetapi
dengan keadaan tak seimbang besarnya arus-arus
fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b, c
sebagai berikut :
IR = a I
IS = b I (6)
IT = c I
dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus fasa
R, S dan T.
Bila factor daya di ketiga fasa dianggap
sama, besarnya daya yang disalurkan dapat
dinyatakan :
P = (a + b + c) V I cos (7)

TATA KERJA
Pengukuran dilakukan saat reaktor
beroperasi, dimana pengambilan data parameter
listrik pada transformator BHT02 dilakukan pada
tiap fasanya, yaitu daya aktif (P), daya reaktif (Q),
daya semu (S), factor daya (cos tegangan (V),
arus (I) dan arus netral (IN).
Alat ukur yang digunakan adalah HIOKI 3169-20
Clamp On Power HiTester.
Gambar 2. Transformator BHT02, 3 x 1 fasa

Buku II hal. 544 ISSN 1410 8178 Koes Indrakoesoma, dkk


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

Gambar 3. Diagram segaris trafo distribusi di PRSG


Tabel 1. Arus beban dan arus netral Trafo BHT02

Koes Indrakoesoma, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 545


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

Gambar 4. Grafik arus fasa dan arus netral Trafo BHT02


Tabel 2. Daya pada Trafo BHT02

Gambar 5. Grafik daya pada transformator BHT02

Saat reaktor dioperasikan, pompa primer netralnya saat reaktor beroperasi dapat dilihat pada
dan sekunder yang mempunyai daya besar, akan Tabel 1 dan Gambar 4.
menarik arus cukup besar. Arus tiap fasa dan arus

Buku II hal. 546 ISSN 1410 8178 Koes Indrakoesoma, dkk


PROSIDING SEMINAR
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Yogyakarta, 26 September 2012

Tabel 2 dan Gambar 5 memperlihatkan


daya yang diserap oleh trafo BHT02 (P, Q dan S) Dari Tabel 1, arus netral (I4) adalah 21,52 A
dan factor daya (cos ) saat reaktor dioperasikan. PN = IN2 x RN = (21,52)2 x 0,00168 = 0,778 Watt
Analisa Pembebanan Transformator
Daya aktif transformator :
S = 1600 kVA P= = = 1488 kW
V = 400 Volt sehingga persen losses karena arus netral =
Arus beban penuh = IFL = 5,22 E-5%

Pembebanan transformator BHT02 masih sangat
Irata-rata = rendah, yaitu 43,29% dan arus netralnya rendah,
yaitu 21,52 Ampere sehingga losses di trafo kecil
sekali dan dapat diabaikan.
Presentasi pembebanan =
KESIMPULAN
Ketidakseimbangan beban transformator Ketidakseimbangan beban pada
Dari persamaan (6) diperoleh : transformator BHT02 relatif tidak terlalu tinggi
pada tiap-tiap fasanya, sehingga arus netral juga
a= tidak terlalu tinggi, yaitu hanya 21,52 A.
Pembebanan juga masih rendah, yaitu 43,29%,
b= ; sehingga beban trafo pada BHT02 masih dapat
ditingkatkan.
c=
PUSTAKA
Rata-rata ketidakseimbangan beban trafo : 1. ZUHAL, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
| | | | | | Elektronika Daya, PT Gramedia Pustaka,
= Jakarta 1995.
2. ABDUL KADIR, Transformator, Jakarta: PT.
Hasil perhitungan ini menunjukkan masih Elex Media Komputindo, 1989
adanya penggunaan beban yang tidak merata pada 3. WILLIAM D STEVENSON, Jr, Analisis Sistem
tiap-tiap fasa, tetapi ketidakseimbangan beban ini Tenaga Listrik, Edisi ke 4, diterjemahkan oleh
masih sangat kecil, yaitu < 20% 5) Ir. Kamal Idris, Penerbit Erlangga, 1984
4. JULIUS SENTOSA SETIADJI, Pengaruh
Analisis losses arus netral Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus
Titik netral transformator BHT02 Netral dan Losses pada Trafo Distribusi, Jurnal
menggunakan kawat tembaga dengan resistivitas () Teknik Elektro, Vol.6, No.1, Maret 2006: 68-73,
= 1,68 x 10-8 .m yang langsung diketanahkan Unkris Petra.
dengan panjang 7 meter dengan luas penampang 5. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
lintang 70 mm2 seperti terlihat pada Gambar 3. 2000), Jakarta: Badan Standarisasi Nasional,
2000
Tahanan kawat netral (RN) =

Koes Indrakoesoma, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 547

Anda mungkin juga menyukai