PENDAHULUAN
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan
iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri
handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai
berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat
(falsafat, falsafah).
Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti
mencintai, dan sophos atausophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.
Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang
menghasilkan konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-
konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya
bersumber dari dua faktor, yaitu:
a) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
b) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada dianatara
keduanya: Kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu
pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena
mengandalkan akal manusia (Mudyahardjo, et.al., 1992: 126-134.)
1. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh
setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu
pengetahuannya itu.
2. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk),
estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang ada,
termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology,
etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap
pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut
pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam
bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
4
2. Masyarakat dan kebudayaannya.
3. Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi
tantangan; dan
4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya
filsafat pendidikan (Ardhana, 1986: Modul1/9).
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia
dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran
filsafat yaitu sebagai berikut:
1. Naturalisme
2. Idealisme
3. Pragmatisme
5
2. Diagnosi, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor
penyebabnya.
3. Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkiarakan dapat mengatasi
masalah.
4. Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan
membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika
dipraktekkan.
5. Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik
dilaksanakan.
Oleh karena itu, bagi paragtisme, pendidikan adalah suatu proses
eksperimental dan metode mengajar yang penting adalah metode pemecahan
masalah. Pengaruh aliran paragtisme tersebut bahkan terwujud dalam gerakan
pendidikan progresif atau progresivisme sebagai bagian dari suatu gerakan
reformasi sosiopolitik pada akhir abad XIX dan awal abad XX di Amerika
Serikat. Progresivisme menentang pendidikan tradisionalis serta mengembangkan
teori pendidikan dengan prinsip-prinsip antara lain:
a) Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan
prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut
tersebut maka esensialisme tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme
6
atau realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme
memberikan dasara tinjauan yang realistic. Matematika yang sangat diutmakan
idealisme, juga penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika adalah
alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata
1) Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah
berubah.
2) Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk manusia
yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
3) Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal.
4) Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
5) Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic
subjects)
7
c) Pragmatisme dan Progresivisme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari
nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
a. Landasan Sosiologis
Manusia yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain
sama halnya hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada
hewan.pada wayan Ardhan hidup berkelompok pada hewan memiliki ciri:
8
4. Komunikasi antar anggota
5. Dan adanya diskrimunasi antara individu satu denan yang lain dalam
kelompok
1. A. Pengertian Tentang Landasan Sosiologi
Dimana suatu proses interaksi antar dua individu,bahakan dua generasi
dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri.sehingga
melahirkan cabang cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang
lingkup yang di pelajari antara lain:
9
1. Pelukisan komunitas sekolah sepertti tampaknya dalam prganisasi
sekolah.
2. Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak pada kaum
sosial tak terpelajar.
3. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi
pendidikannya
4. Faktor faktor demografi dan ekologi dalam organisasi sekolah
10
2. B. Kebudayaan Nasional Sebagai Landasan Sisitem Pendidikan Nasional
Seperti yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa indonesia, dimana kehidupan masyarakat indonesia
yang majemuk dan akan kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu
semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam
latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.
C. Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.
Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada
pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
11
2. B. Perkembangan Peserta Didik Sebagai Landasan Psikologis
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan
sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun
kadang-kadang kemunduran (regresif).
Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi
pengajaran; dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam
pewarisan dan pengembangan iptek.
12
2. Perkembangan Iptek Sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan
manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang
tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil
menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan survey.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
13
Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan
dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hanifah. 1950. Rintisan Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa
Timur, Jilid I.
Jakarta : Balai Pustaaka.
16