Refer at
Refer at
PENDAHULUAN
Tulang pada anak-anak dan dewasa tidaklah sama. Perbedaan paling utama adalah
plasticity dan elasticity dari tulang-tulang mereka. Tulang pada anak-anak dapat
mengalami deformitas yang lebih signifikan sampai akhirnya patah atau fraktur.
Terkadang tulang hanya mengalami deformitas tapi tidak patah, dimana dinamakan
plastic deformation atau dapat juga hanya terjadi torus fracture. Kejadian ini tidak
terjadi pada orang dewasa dimana resistensi dan elastisitas pada tulang mereka lebih
kecil.1
Rickets atau rakitis adalah gagguan pada tulang dimana tulang gagal dalam
proses mineralisasi. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai kelainan pada
tulang, diantaranya ketika anak mulai berjalan, tulang ekstremitas bawahnya dapat
mengalami bowing, atau rentannya terjadi fraktur, hingga failure to thrive. Penyakit
ini terjadi karena gangguan dari vitamin D dalam tubuh, dapat terjadi karena asupan
yang kurang, ataupun karena gangguan dari metabolisme vitamin D itu tersendiri.2
TINJAUAN PUSTAKA
Osteocyte dapat juga disebut sebagai osteoblast yang sudah terpakai, namun
bukan berarti mereka tidak aktif. Fungsi dari osteocyte masih belum terlalu jelas.
Beberapa teori mengungkapkan, dibawah pengaruh hormon parathyroid, mereka
berpartisipasi dalam proses resorpsi tulang dan transport ion kalsium.
Pertumbuhan endochondral terjadi pada model kartilago yang sudah terbentuk sejak
embryo, model ini sudah menggambarkan bentuk tulang yang akan dibentuk.
Pada mulanya, chondrocyte pada pusat kartilago menjadi lebih besar dan
matrix sekitarnya mengalami proses kalsifikasi. Chondrocyte ini kemudian
mengalami apoptosis sehingga membentuk cavitas didalam matrix kartilago
tersebut. Perichondrium pada model kartilago selanjutnya berubah menjadi
periosteum, dan periosteum membentuk bone collar.
Pada tahap selanjutnya, terjadi invasi oleh pembuluh darah pada cavitas
yang terbentuk. Pembuluh darah ini membawa sel osteoprogenitor. Kemudian
osteoblast tertanam didalam kavitas ini dan membentuk spongy bone, dan tempat
ini menjadi pusat osifikasi primer. Proses osteogenesis berlanjut dan membentuk
kavitas yang disebut marrow cavity.
Pertumbuhan tulang dengan cara ini terjadi pada flat bones, yaitu tulang tengkorak
dan clavicula. Pertumbuhan ini terjadi secara osifikasi langsung pada lapisan
terdalam periosteum, dimana sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblast. Lalu
osteoblast memproduksi matrix tulang yaitu osteoid, yang kemudian mengalami
proses kalsifikasi, dan membentuk suatu spicule. Pembuluh darah juga tumbuh
pada daerah sekitar spicule untuk membantu pertumbuhan tulang. Pertumbuhan ini
terjadi pada banyak titik pusat osifikasi, sehingga spicule yang terbentuk akan
menjadi satu dan membentuk suatu trabecular network atau spongy bone.
Pertumbuhan ini juga terjadi sebagai respon terhadap penipisan oleh karena trauma,
infeksi, ataupun pertumbuhan tumor.
Resorpsi tulang disebabkan oleh sel-sel osteoclast dibawah pengaruh sel stromal,
termasuk osteoblast. Hormon parathyroid juga mempengaruhi proses resorpsi
tulang, berperan melalui efek dari metabolit vitamin D, 1,25-
dihydroxycholecalciferol [1,25(OH)2D3] dan osteoblast. 122
Kalsium dan fosfor memiliki peran yang penting terhadap berbagai proses fisiologis
tulang. Lebih dari 98% dari kalsium tubuh dan 85% dari fosfor tubuh tersimpan
dalam bentuk kristal hydroxyapatite di tulang dan kadarnya hanya dapat mengalami
perubahan sangat sedikit. Ada sejumlah kecil yang dapat mengalami perubahan
secara cepat, baik dalam bentuk kristal ataupun yang berada pada cairan ekstrasel
yang konsentrasinya pun dikontrol dengan ketat melalui absorpsi pada usus,
ekskresi pada ginjal, ataupun pertukaran mineral pada tulang.
2.3.1. Calcium
Kalsium penting untuk sel-sel agar dapat berfungsi dengan normal serta berbagai
proses fisiologis seperti pembekuan darah, konduksi saraf, dan kontraksi otot.
Penurunan konsentrasi ekstrasel kalsium (hipokalsemi) dapat menyebabkan tetany
Sumber utama untuk kalsium adalah produk susu, sayuran hijau, dan soya.
Jumlah yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari untuk dewasa adalah 800-1000mg
(20-25mmol), hingga 1200mg pada ibu hamil dan menyusui. Pada anak kecil
jumlah yang dibutuhkan lebih sedikit, yaitu 200-400mg per hari.
2.3.2. Phosphorus
2.3.3. Magnesium
Magnesium juga memiliki peran yang penting dalam homeostasis dari mineral.
Yaitu pada proses sekresi dan fungsi dari paratiroid hormon. Sehingga pada pasien
dengan hipokalsemi yang juga memiliki hypomagnesemia, hipokalsemi tidak dapat
sepenuhnya di koreksi hingga kadar magnesium kembali ke normal.
2.3.4. Vitamin D
Bentuk aktif dari vitamin D, atau calcitriol, fungsinya pada usus kecil adalah
untuk meningkatkan penyerapan dari kalsium dan fosfor. Sedangkan fungsinya
pada tulang adalah untuk meningkatkan transport kalsium ke seluruh sel dan secara
tidak langsung membantu proses mineralisasi osteoid.
Hormon paratiroid (PTH) adalah pusat regulasi dari pertukaran kalsium melalui
ginjal, usus, ataupun tulang. Produksinya dan sekresinya dirangsang oleh
penurunan kadar plasma kalsium, dan dihambat oleh peningkatan kadar plasma
kalsium.
2.3.6. Calcitonin
Disekresi oleh sel C pada kelenjar tiroid, memiliki efek antagonis terhadap PTH.
Calcitonin berikatan dengan reseptor pada osteoclast, menghambat fungsi resorpsi
tulang dan meningkatkan ekskresi kalsium pada ginjal. Sekresi hormon calcitonin
dirangsang oleh peningkatan kadar kalsium plasma hingga 9mg/dL.
2.3.7. Glucocorticoid
Hormon gonad memiliki peran penting dalam menjaga kepadatan tulang. Estrogen
bekerja pada osteoblast dan osteoclast, mengganggu diferensiasi dari osteoclast dan
resorpsi tulang. Estrogen juga dianggap meningkatkan absorpsi kalsium di usus.
Rickets adalah kegagalan proses mineralisasi pada tulang yang masih dalam tahap
pertumbuhan. Kegagalan ini terjadi akibat kurangnya vitamin D, dapat karena
kurangnya asupan, kurangnya paparan sinar matahari, gangguan absorpsi dari usus,
gangguan hidroksilasi pada hati dan ginjal. Dapat juga terjadi karena defisiensi
kalsium atau hipofosfatemia.
Rickets biasanya mulai tampak pada usia 4 18 bulan dengan defisiensi vitamin D
dan X-linked hypophosphataemic rickets (XLH), sedangkan defisiensi vitamin D
pada usia remaja dapat menyebabkan osteomalacia.
Anak dengan rickets biasanya memiliki gejala awal seperti tetany atau
kejang. Anak juga mungkin mengalami gagal tumbuh atau failure to thrive.
Gangguan awal pada tulang biasanya terjadi pada tengkorak, yaitu melunaknya
tulang tengkorak yang disebut craniotabes. Bagian costochondral junction juga
dapat menebal setelah usia melewati 1 tahun, yang juga disebut rickety rosary.
Indentasi pada perbatasan antara thorax-diafragma yang disebut Harrisons groove.
Dan saat anak mulai berjalan, ekstremitas bawah mulai tampak melengkung atau
bowing. Pada rickets yang berat, dapat tampak juga gangguan pada tulang spinal
2.4.3. Klasifikasi
A. Nutritional
B. Vitamin D Dependent
C. Vitamin D Resistant
D. Other Causes
Rickets dapat juga disebabkan akibat adanya keganasan, bentuk yang paling
sering adalah adanya tumor yang menyebabkan peningkatan ekskresi dari fosfor
dan atau mengganggu produksi dari calcitriol. Pada orang dengan gangguan
ginjal dapat ditemukan gangguan dari regulasi kalsium serta produksi calcitriol.
Sindroma malabsorpsi, seperti pada celiac disease dan cystic fibrosis juga dapat
menyebabkan defisiensi dari vitamin D. Bayi lahir premature juga dapat
mengalami rickets akibat defisiensi dari kalsium dan fosfor secara langsung,
atuapun karena obat-obatan yang digunakan, contohnya loop diuretic,
glucocorticosteroid. Obat-obatan lain yang diduga memiliki hubungan dengan
terjadinya rickets adalah antacid dan anticonvulsant. Phenytoin dapat
menyebabkan resistensi terhadap calcitriol pada target organ. Pada antacid yang
mengandung aluminium, dapat menyebabkan hipofosfatemia karena sifat
aluminium yang dapat mengikat fosfor.2
2.4.4. Diagnosis
Dari pemeriksaan fisik, seluruh sistem skeletal harus diperiksa apakah ada
nyeri atau kelainan tulang lainnya. Melengkungnya tulang femur dapat menjadi
tanda-tanda rickets, namun hal ini dapat terjadi normal pada anak dengan usia
dibawah 2 tahun, sehingga gejala-gejala lain pun harus dicari.
2.4.5. Tatalaksana
Kekurangan vitamin D dari diet merupakan keluhan yang umum pada orang dengan
diet vegetarian, orangtua yang sudah mengurangi asupan makanannya, bahkan pada
populasi yang makanan tradisionalnya hanya sedikit mengandung vitamin D.
Terjadinya resistensi terhadap vitamin D pada rickets dapat disebabkan pada tahap
yang berbeda-beda dari metabolisme vitamin D itu sendiri.
KESIMPULAN
Tulang memiliki fungsi sebagai support, protection, leverage dan juga sebagai
mineral reservoir serta membantu dalam regulasi komposisi cairan ekstrasel,
terutama kalsium.
Komposisi tulang manusia terdiri dari matrix kolagen yang terutama dari
garam mineral dan sel-sel tulang, yaitu osteoblast, osteocyte dan osteoclast. Mineral
tulang, terutama kalsium dan fosfat, disimpan dalam bentuk hydroxyapatite crystal,
yang memperkokoh kekuatan tulang. Sehingga kekurangan kalsium dan fosfat
dapat mengganggu kekuatan tulang dan terjadinya berbagai kelainan pada tulang.
1. http://emedicine.medscape.com/article/1899256-overview#a2
2. Nield LS, Mahajan P, Joshi A, et al. Rickets: not a disease of the past. Am
Fam Physician. 2006;74:619-626
3. Holick MF. Resurrection of vitamin D deficiency and rickets. J Clin Invest.
2006;116:2062-2072
4. Solomon, L (2010). Metabolic and endocrine disorders In Apleys System of
Orthopaedics and Fractures 9th edition (pp. 117 140). London: Hodder
Arnold.
5. Dimitri P, Bishop N. Rickets. Paediatrics and Child Health 17-7. Elsevier
2007
6. Specker BL, Valanis B, Hertzberg V, Edwards N, Tsang RC. Sunshine
exposure and serum 25-hydroxyvitamin D concentrations in exclusively
breast-fed infants. J Pediatr 1985;107:372-6.
7. Greer FR. Vitamin D deficiencyits more than rickets. J Pediatr
2003;143:422-3
8. RI, Zackai E. A pragmatic approach to the radiologic diagnosis of pediatric
syndromes and skeletal dysplasias. Radiol Clin North Am 2001;39:791-802