Anda di halaman 1dari 23

Nama : Rahmat Handy Saputra Tanda Tangan

NIM : 1102012223
Dr. Penguji : Tanda Tangan
dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ
dr. Prianto Djatmiko, Sp.KJ

NOMOR REKAM MEDIS : 031xxx

Nama Pasien (inisial) : Tn. S

Masuk RS pada tanggal : 03 Mei 2017

Rujukan/datang sendiri/keluarga : Keluarga

Riwayat perawatan : RS Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 15 Februari 1990

Jenis kelamin : Laki - laki

Suku Bangsa : Betawi

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat (inisial) : Tangerang

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis :

1
13 Mei 2017 11:20 WIB di Bangsal Elang 2 RSJSH

14 Mei 2017 10:45 WIB di Bangsal Elang 2 RSJSH

15 Mei 2017 17:30 WIB di Bangsal Elang 2 RSJSH

16 Mei 2017 11.15 WIB di Bangsal Elang 2 RSJSH

Alloanamnesis :

Alloanamnesis dilakukan dengan adik dan bapak pasien via telefon pada :

13 Mei 2017 18:20 WIB via telephone

14 Mei 2017 21:00 WIB via telephone

15 Mei 2017 19:45 WIB via telephone

A. KELUHAN UTAMA

Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa oleh keluarga karena gaduh

gelisah, mengamuk, marah-marah, perilaku dan bicara kacau dan tidak

nyambung sejak 3 hari SMRS.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSJSH diantar oleh keluarganya karena

gaduh gelisah, mengamuk, marah-marah, perilaku dan bicara kacau

dan tidak nyambung sejak 3 hari SMRS. Menurut keluarga pasien

sering gaduh gelisah sejak beberapa hari belakangan, pasien sering

mengamuk, marah-marah, mengganggu tetangga dan sering masuk

rumah orang lain pada malam hari dan mengambil barang dirumah

orang dan bahkan melempar setiap orang yang lewat dengan batu.

2
Diakui keluarga pasien sering ketawa sendiri dan bahkan ngomong

sendiri hampir setiap hari, dan ketika ditanya adiknya, pasien cuma

diam, bingung, tatapan kosong dan langsung pergi dan tidak pernah

menjawab dengan siapa pasien bicara. Pasien pernah mengatakan ke

adiknya melihat bayangan hitam dirumahnya yang keluarganya tidak

lihat.

Menurut adiknya pasien sudah hampir 3 minggu sulit tidur pada

malam hari, pasien sering keluar tengah malam dan pernah masuk ke

rumah tetangga, pernah lari dan tidur di kuburan. Pasien diakui sulit

tidur karena pusing dan merasa kepalanya kosong tidak ada isinya.

Pasien pernah berniat melukai orang lain dengan senjata tajam, bahkan

pernah melukai dirinya sendiri dengan menusuk-nusuk jarum pentul ke

tenggorokan dan dadanya.

Menurut keluarganya keluhan gaduh gelisah, bicara kacau, tatapan

kosong dan tidak nyambung serta mengacaukan isi rumah, lebih sering

dialami sejak 1 tahun belakangan dan semakin meningkat setelah

pasien tidak control lagi dan berhenti mengkonsumsi obat dari dokter

psikiatri. pasien tidak punya pekerjaan dan setiap hari lebih sering

makan dan tidur siang. Pasien menyangkal kalau dirinya sakit sehingga

tidak mau berobat lagi.

Menurut adiknya pasien akhir akhir ini sering mengkonsumsi

rokok berlebihan, sering minum air yang kotor namun tidak pernah

mengkonsumsi alcohol maupun zat berbahaya.

3
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Riwayat gangguan psikiatrik

Tahun 2010, pasien mengalami keluhan pertama kali.

Diakui keluarga pasien sering bertingkah aneh dan tidak wajar

seperti ketawa, menyeringai dan bicara sendiri seolah sedang

mengobrol dengan sesuatu yang ada dipikirannya, keluhan pasien

pernah ngamuk dan marah-marah ke orang lain tanpa ada alasan

yang jelas. Keluhan tersebut pertama dialami pasien selama bekerja

di pabrik 1 tahun. Keluhan tersebut dialami beberapa bulan setelah

berhenti bekerja. Pasien jadi sering mencoret-coret tembok rumah,

memukul orang lain, merusak perabotan rumah, keluar rumah pada

malam hari tanpa sebab yang jelas. Meminta uang ke orang lain,

Karena tingkah lakunya yang aneh, Keluarga pasien mencoba

membawa pasien ke alternatif untuk mengobati keluhan yang

dialami pasien tersebut. Pengobatan di alternatif dijalani selama

hampir 6 tahun, pengobatan alternatif dilakukan dengan berbagai

cara pengobatan, namun tanpa pengobatan dengan pemberian obat

medis. Pasien hanya disuruh makan makanan dan air yang dikasih

alternatif. menurut adiknya pasien tidak ada perubahan yang berarti

selama berobat ke alternatif. Keluhannya hilang timbul dan sering

berulang hingga tahun 2016.

Tahun 2016 bulan februari, pasien dibawa keluarganya ke

rumah sakit jiwa grogol dengan keluhan yang sama sering

4
berprilaku aneh, kacau sering ketawa dan ngomong sendiri, tidak

nyambung ketika diajak bicara oleh orang lain, bicara ngelantur,

ngomong tidak jelas ketika ditanya, sering melamun, tatapan

kosong, kadang hanya diam di kursi seharian, perilaku aneh seperti

minum air comberan, air got, makan nasi sisa di pinggir jalan,

sering gaduh gelisah dan mengamuk ke orang lain seperti yang

dialami pasien pada tahun 2010, pasien pernah berencana melukai

orang lain, pernah melihat bayangan namun tidak dijelaskan kalau

ditanya bayangan apa. Menurut orang tuanya keluhannya tidak

benar-benar hilang dan bahkan semakin sering sehingga

keluarganya mencoba pengobatan medis. Pasien dirawat di RSJSH

selama 4-5 bulan. Setelah pulang dari RSJSH pasien sempat

control 2 kali dan rutin mengkonsumsi obat psikiatri. lalu pasien

putus obat setelah 2-3 bulan dirawat hingga bulan april 2017

karena merasa dirinya tidak sakit dan tidak perlu minum obat.

Menurut keluarga selama putus obat keluhan yang dialami pasien

semakin sering muncul, namun tidak pernah berobat lagi.

Riwayat gangguan medik

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan bawaan dari lahir, riwayat

kejang (-), operasi (-), atau riwayat trauma pada kepala yang

menyebabkan pingsan atau penurunan kesadaran.

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

5
Pasien pernah mengkonsumsi rokok 1 bungkus tiap 3-4 hari.

Selama keluhan tahun 2017 pasien lebih sering mengkonsumsi

rokok dari biasanya, bahkan sering mengambil rokok orang lain.

Pasien tidak pernah mengkonsumsi alcohol maupun zat psikoaktif

lainnya.

3. Riwayat perjalanan penyakit

2010 2016 2017

D
C
A B

A. 2010-2016 : pasien mulai mengalami keluhan perilaku aneh seperti ketawa

dan bicara sendiri, pasien sering diam dan menyendiri, bingung dan tidak

nyambung ketika diajak bicara. Pasien pernah melihat bayangan hitam

yang orang lain tidak lihat. Pasien berobat ke alternatif selama 6 tahun.

6
B. 2016 (Maret) : pasien berobat dan dirawat ke RSJSH selama 4-5 bulan

dengan keluhan gaduh gelisah, menggangu orang lain dan berniat melukai

diri sendiri dan orang lain.

C. 2016 (Agustus hingga November) : Pasien rutin control selama 3 bulan

setelah dirawat di RSJSH dan teratur minum obat.

D. 2017, (November hingga April) : pasien putus obat dan mulai mengalami

perilaku aneh bicara kacau dan tidak nyambung, suka menyendiri, suka

keluar pada malam hari.

E. 2017 (Mei) : Pasien gaduh gelisah, suka marah, merusak rumah tetangga.

Mengganggu orang lain.

C. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat perkembangan fisik

Selama kehamilan ibu pasien sehat. Pasien dilahirkan secara

normal, cukup bulan 9 bulan, dibantu bidan berat badan lahir

cukup, langsung menangis. Pasien merupakan anak pertama dan

diharapkan keluarga.

2. Riwayat perkembangan kepribadian

a. Masa kanak (0 3 tahun)

Pasien menghabiskan waktu dengan diberi perhatian oleh orang

tuanya, pasien sangat disayangi orang tuanya karena merupakan

anak pertama.

Masa remaja (12 18 tahun)

Hubungan sosial

7
Hubungan pasien dengan teman-temannya sewaktu SD

SMA maupun di lingkungan sekitar rumah baik. Pasien

memiliki banyak teman dekat ketika sekolah. Pasien

dikenal sebagai seseorang yang pendiam. Pasien sering

membawa temannya main kerumah, tidak pelit dengan

teman. Hubungan dan komunikasi dengan keluarga cukup

baik.

Perkembangan motorik dan kognitif

Perkembangan fisik pasien sesuai dengan usianya.

Perkembangan kognitif pasien selalu bisa mengikuti

pelajaran di sekolah. Tidak pernah ketinggalan pelajaran di

sekolah

Gangguan emosi dan fisik

Pasien tidak pernah menjahati orang lain. Pasien jarang

bertengkar dengan teman maupun membuat kesal gurunya.

Riwayat pendidikan

Pasien pertama kali bersekolah pada tingkat SD (SD 03

tamiang, Tangerang) dapat mengikuti pendidikan dengan

baik dan selesai selama 6 tahun ,

Pasien melanjutkan pendidikan ke SMP (SMP Nurul amin,

Tangerang), selama pendidikan 3 tahun pasien berhasil

menyelesaikan pendidikan.

Kemudian melanjutkan SMA (SMA AL-falah, Tagerang),

pasien dapat mengikuti pelajaran di sekolah dan selesai

8
tepat waktu. Prestasi pasien selama SD SMA dapat

dikatakan baik dan tidak pernah tinggal kelas menurut adik

pasien.

Riwayat psikoseksual

Pasien mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis pada

tahun 2009, pernah diajak kerumah bertemu keluarga. Lalu

semenjak 2010 setelah sakit tidak pernah memiliki

hubungan yang serius dengan lawan jenis, namun ia masih

memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.

b. Masa dewasa

Riwayat pekerjaan

Pasien pernah bekerja di pabrik shimizu dan PT di

Tangerang tahun 2010. Setelah mengalami keluhan

sekarang pasien sudah tidak bekerja lagi hingga saat ini.

Riwayat pernikahan

Pasien belum pernah menikah.

3. Kehidupan beragama

9
Pasien mengaku beragama Islam. Pasien tumbuh dalam lingkungan

beragama Islam, sejak kecil pasien sudah diajarkan agama oleh

keluarganya.

D. RIWAYAT KELUARGA

Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Pasien hidup di

keluarga yang cukup harmonis, hubungan dengan orangtua dan

saudara baik. Pasien tinggal dengan orang tua dan adik-adiknya.

Menurut bapaknya, dalam keluarga tidak terdapat riwayat anggota

keluarga yang mengalami gangguan seperti pasien.

Genogram

Keterangan :

10
III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan : pasien laki-laki terlihat sesuai dengan usianya, postur

tubuh terlihat normal. Warna kulit sawo matang, rambut tampak

rapi, pakaian rapi menggunakan kaos hijau dari RSJSH, celana

sepanjang , dan tidak memakai sandal.

2. Kesadaran

a. Kesadaran sensorium/neurologik : Composmentis, pasien

tampak sadar penuh saat dilakukan wawancara.

b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

a. Sebelum wawancara : normoaktif. Pasien sedang duduk

menyendiri dan menjabat tangan pemeriksa dengan cukup kuat.

b. Selama wawancara : pasien duduk di depan pemeriksa, kontak

mata dengan pemeriksa sangat jarang. Perilaku autistic, Dalam

menjawab pertanyaan pemeriksa, pasien menjawab dengan

kelihatan bingung dan terkadang tidak nyambung menjawab

pertanyaan dari pemeriksa, sering bicara sendiri. Terkadang

bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

11
4. Sesudah wawancara : pasien menjabat tangan pemeriksa dan pergi.

5. Sikap terhadap pemeriksa : Tidak kooperatif

6. Pembicaraan

a. Cara berbicara : kadang spontan, artikulasi dan intonasi kurang

jelas, volume cukup, kontak mata tidak adekuat

b. Gangguan berbicara : tidak terdapat hendaya atau gangguan

berbicara

B. ALAM PERASAAN (MOOD)

1. Suasana perasaan (mood) : Hipotym

2. Afek : Datar

3. Keserasian : Tidak serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI

a. Halusinasi

Auditorik : Tidak dapat dinilai, karena selama saya observasi

pasien sulit untuk ditanya dan digali riwayat halusinasinya.

Namun menurut saya perilaku autistic nya mungkin salah satu

tanda pasien sedang komunikasi dengan sesuatu yang

mengganggu pikirannya.

Visual : tidak ada

Taktil : tidak ada

Olfatorik : tidak ada

Gustatorik : tidak ada

b. Ilusi : tidak ada

c. Depersonalisasi : tidak ada

12
d. Derealisasi : tidak ada

D. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : Miskin ide

b. Kontinuitas : inkoheren

c. Hendaya bahasa : tidak ada

2. Isi pikir

a. Preokupasi : tidak ada

b. Waham : Sulit dinilai, karena pasien inkoheren dan

sulit untuk menggali informasi.

c. Obsesi : tidak ada

d. Fobia : tidak ada

e. Gagasan rujukan : tidak ada

f. Gagasan pengaruh: tidak ada

E. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)

1. Taraf pendidikan : SMA

2. Pengetahuan umum : tidak baik ( pasien tidak mengetahui presiden

RI saat ini dan gubernur Jakarta)

3. Kecerdasan : rata-rata

4. Konsentrasi : kurang baik

5. Orientasi

13
a. Waktu : buruk (pasien tidak dapat membedakan pagi, siang,

dan malam)

b. Tempat : buruk (pasien tidak mengetahui dimana lokasi

wawancara dan dimana ia tinggal)

c. Orang : buruk (pasien tidak mengetahui sedang di wawancara

oleh dokter muda)

6. Daya ingat

a. Jangka panjang : tidak dapat dinilai (pasien inkoheren sulit

untuk ditanya kembali masa-masa sekolah saat SD SMA )

b. Jangka pendek : kurang baik (pasien mampu mengingat jam

sarapannya, namun tidak mampu mengingat menu sarapan)

c. Segera : cukup baik (pasien mampu mengingat 3 nama benda

yang disebutkan)

7. Pikiran abstraktif : buruk (pasien tidak dapat mendeskripsikan

mengenai persamaan antara tomat dan jeruk)

8. Visuospatial : baik (pasien dapat menggambar jam yang waktunya

ditentukan oleh pemeriksa)

9. Bakat kreatif : buruk (pasien tidak pernah mengikuti kegiatan di

RS)

10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien dapat makan,

mandi, dan berpakaian sendiri)

F. PENGENDALIAN IMPULS

14
Kurang baik ( pasien tidak tenang, lebih banyak bicara sendiri dan

tidak nyambung, dan sering pergi meninggalkan pemeriksa )

G. DAYA NILAI

a. Daya nilai sosial : kurang baik (pasien sering menggangu

pasien lain dengan mengambil makanan orang, namun bersikap

baik terhadap perawat dan dokter)

b. Uji daya nilai : buruk (pasien akan mengambil uang yang

ia temui untuk beli rokok kalau tidak ada orang disekitarnya)

c. Daya nilai realitas : terganggu ( autistic behaviour )

H. TILIKAN

Derajat 1

I. RELIABILITAS

Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS

1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Tensi : 120/80 mmHg

4. Nadi : 86 kali per menit, reguler

5. Suhu badan : 36,4 oC

6. Frekuensi pernafasan : 20 kali per menit

15
7. Bentuk tubuh : normal

8. Sistem kardiovaskular : dalam batas normal

9. Sistem respiratorius : dalam batas normal

10. Sistem gastrointestinal : dalam batas normal

11. Sistem muskuloskeletal : dalam batas normal

12. Sistem urogenital : dalam batas normal

B. STATUS NEUROLOGIK

1. Saraf kranial : baik

2. Gejala rangsang meningeal : tidak ada

3. Mata : coklat, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik

4. Pupil : pupil bulat isokor

5. Ophthalmoscopy : tidak dilakukan

6. Motorik : baik

7. Sensibilitas : baik

8. Sistem saraf vegetatif : baik

9. Fungsi luhur : baik

10. Gangguan khusus : tidak ada

11. Gejala EPS : Tremor (-), dystonia (-), rigiditas

(-), bradykinesia (-)

V. RESUME

16
Seorang laki-laki berusia 19 tahun, terlihat sesuai usia, penampilan cukup

rapi. Pasien datang dengan keluhan gaduh gelisah dan mengamuk sejak 3

hari SMRS, pasien sering ketawa dan berbicara sendiri, sering marah-

marah dan keluar rumah pada tengah malam. Pasien pernah melihat

bayangan hitam. Pasien sulit tidur sejak 6 bulan yang lalu. Pasien

mengalami keluhan tersebut sejak tahun 2010, saat mengalami keluhan,

pasien hanya dibawa ke dukun hingga tahun 2016. Selama tahun 2010-

2016 keluhan tersebut hilang timbul. Tahun 2016 awal pasien dibawa ke

RSJSH dengan keluhan yang sama gaduh gelisah, sering berbicara dan

ketawa sendiri. Pasien dirawat 4-5 bulan di RSJSH. Setelah pulang rawat

dari RSJSH pasien masih control 2 kali dan rutin konsumsi obat dari

dokter. 3 bulan setelah dirawat pasien sudah tidak pernah control dan

mengkonsumsi obat dari dokter psikiatri lagi.

Pasien sering mengkonumsi rokok 1 bungkus per 3-4 hari. Tapi tidak

pernah mengkonsumsi akohol maupun zat psikoaktif lainnya.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Susunan formulasis diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan

bermakna dengan urutan untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut:

Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi

Fokus Perhatian Khusus

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat

digolongkan ke dalam :

1. Gangguan kejiwaan karena adanya :

17
a. Gangguan/hendaya dan disabilitas : hendaya dalam fungsi sosial

dan hendaya fungsi sehari-hari.

b. Distress/penderitaan : sulit tidur dan gelisah

2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena :

a. Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.

b. Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum. Kejang (-) trauma

(-), dan operasi otak (-)

c. Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif. Karena

tidak pernah mengkonsumsi alcohol maupun NAPZA.

3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang

dibuktikan dengan adanya riwayat :

a. Autistic behaviour

4. Skizofrenia karena memenuhi kriteria :

a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, seperti adanya

halusinasi dan gejala menetap paling sedikit selama 6 bulan

menurut DSM-IV

b. Gejala terlihat jelas seperti arus pikir yang inkoheren, afek yang

tumpul, dan pembicaraan tidak relevan, gejala negative berupa

penarikan diri dari pergaulan dan menurunnya kinerja social serta

perilaku yang aneh dan kacau serta autistic behavior

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak ada gangguan kepribadian, karena onset pasien terjadi saat usia 20

tahun, selama usia 18-20 tahun tidak tampak gangguan kepribadian,

18
namun dengan ciri kepribadian skizotifal, karena sebelum sakit pasien

tampak pendiam, menyendiri dan afek datar.

Aksis III : Kondisi Medis Umum

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan

kelainan atau gangguan organik.

Aksis IV : Problem Psikososisal dan Lingkungan

Masalah dengan pekerjaan. Pasien kehilangan pekerjaan setelah

mengalami sakit

Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

GAF HLPY 50 41 ( beberapa disabilitas dalam

hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas

berat dalam beberapa fungsi).

Yaitu pasien mengalami gangguan dalam hubungan dengan

realita, kurang berkomunikasi dengan orang lain,

menyendiri, tidak mampu menjawab pertanyaan orang lain.

Dan berperilaku aneh serta sering bicara sendiri.

GAF Current 40 31 ( gejala berat, disabilitas berat )

Yaitu pasien mengalami gangguan dalam hubungan dan

realita, seringkali bicara dan tertawa sendiri, berperilaku

19
aneh dan kacau, tidak nyambung ketika diajak bicara dan

inkoheren. Terdapat hendaya berat dalam fungsi kehidupan

sehari-hari seperti tidak mampu bekerja, tidak menjalin

hubungan social dan melakukan kegiatan rutin).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20. Skizofrenia Herbefrenik

Aksis II : Ciri kepribadian skizoid

Aksis III : Tidak ada

Aksis IV : Masalah dengan pekerjaan

Aksis V : GAF Current 40 - 31

: GAF HPLY 50 - 41

VIII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL

1. Skizofrenia Tak terinci

IX. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik : tidak ditemukan kelainan atau gangguan medis

organik pada pasien dan ditemukan faktor herediter pada pasien.


2. Psikologi/psikiatrik : terdapat halusinasi .
3. Sosial/keluarga : pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar.

X. TERAPI
1. Rawat inap, atas indikasi :
Mengurangi gelisah
Observasi lebih lanjut
Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
Mengevaluasi pasien dalam merawat diri dan keteraturan minum

obat

20
2. Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2 mg PO

3. Psikoedukasi (kepada pasien dan keluarga)


Dilakukan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang

dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana pengobatan yang

diberikan dan pilihan obat, efek samping pengobatan dan prognosis

penyakit. Serta dukungan moril kepada pasien.

4. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien :
Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk bercerita dengan

tenang.
Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala

gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.


Reassurance : memberitahukan kepada pasien bahwa kontrol

teratur, konsumsi obat secara teratur sangat penting untuk

perbaikan dirinya, serta membuat pasien memahami bahwa

halusinasi itu tidak ada.


Edukasi pada keluarga pasien :
Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan

pengarahan kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk

perbaikan pasien
Edukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta

dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang

diberi dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk

memperbaiki kualitas hidup pasien.

5. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psiokososial berupa

latihan keterampilan pekerjaan di RSJSH (daycare)

21
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain

dan berolahraga bersama.

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik

ataupun kondisi medis lain yang menyertai)

Quo ad functionam : dubia ad malam (pasien tidak meminum obat dengan

rutin, dan tidak mau bekerja)

Quo ad sanationam : dubia ad malam (riwayat pasien sulit minum obat

teratur, dan dari onset pasien mengalami gejala psikotik di usia remaja)

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

Faktor yang memperingan

o Masih adanya dukungan dari keluarga untuk mendukung dan

merawat pasien

o Tidak ada kelainan genetic

Faktor yang memperberat

o Kepribadian pasien yang tertutup dan tidak bisa nyambung diajak

bicara

o Pasien kurang kegiatan terutama setelah berhenti bekerja

o Onset usia muda

o Riwayat relaps yang cepat dan tidak teratur minum obat.

22
Menyangkal dirinya sakit

23

Anda mungkin juga menyukai