Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

PREVALENSI,PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT

JANTUNG KORONER ARTEROSKLEROSIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit Jantung (termasuk Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi dan Stroke)


menjadi penyebab kematian nomor satu di AS. Menurut statistic dari American Heart
Association, penyakit jantung koroner menyebabkan 1 dari 7 kematian dan angka
kejadian kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 360.000 orang per tahun.
Selain itu menurut statistic dari American Heart Association prevalensi orang yang
mengalami serangan jantung di Amerika Serikat sekitar 790.000 orang tiap tahunnya dan
dari jumlah itu, sekitar 114.000 orang meninggal. Angka kejadian serangan jantung di
Amerika Serikat diperkirakan tiap tahunnya sebesar 580.000 untuk serangan baru dan
210.000 untuk serangan berulang. Rata-rata usia pertama orang yang mengalami serangan
jantung adalah 65,3 tahun untuk laki-laki dan 71,8 tahun untuk perempuan. (AHA,2017)

Menurut statistic dari American Heart Association dari tahun 2004 sampai tahun
2015, kematian akibat penyakit jantung koroner menurun sebesar 35,5% namun faktor
resiko terjadinya penyakit jantung koroner tetap tinggi. Biaya penyakit jantung langsung
dan tidak langsung pada tahun 2012 sampai tahun 2013 diperkirakan sekitar 119,6 miliar.
Sedangkan, penyakit jantung koroner merupakan 2 dari 10 diagnosis di rumah sakit yang
biayanya paling mahal yaitu sekitar 10,4 milliar.Diantara tahun 2013 sampai tahun 2030,
biaya pengobatan penyakit jantung koroner diproyeksikan meningkat sekitar 100%
(AHA,2017).

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan


penyebab kematian nomor 1 secara global karena lebih banyak kematian disebabkan oleh
penyakit kardiovaskular daripada penyebab penyakit lainnya. Pada tahun 2016, kematian
akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan sebesar 17,7 juta orang mewakili 31% dari
kematian global. Dari jumlah kematian tersebut, 7,4 juta disebabkan oleh penyakit
jantung koroner dan 6,7 juta disebabkan oleh stroke. Kebanyakan kejadian penyakit
kardiovaskuler terjadi di negara yang berpeghasilan rendah dan menengah. Pada tahun
2016 dari 17 juta kematian dini (dibawah usia 70 tahun) , 82% berada pada negara yang
berpenghasilan rendah dan menengah dan 37% disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Sebagian besar penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan mengatasi faktor
resikonya. (WHO,2017)

Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan pernah didiagnosis


oleh dokter sebesar 0,5% dan berdasarkan gejala sebesar 1,5%. Prevalensi jantung
koroner berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi di Sulawesi Tengah (0,8%) kemudian
diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Aceh dengan presentase masing-masing sebesar
0,7 persen. Sementara prevalensi jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi
di Nusa Tenggara Timur (4,4%), kemudian diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi
Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%).Prevalensi penyakit jantung koroner
berdasarkan diagonosis dokter maupun gejala lebih banyak perempuan, masyarakat tidak
bersekolah dan tidak bekerja serta pada masyarakat yang tinggal diperkotaan
(Riskesdas,2013).

Menurut National Health, Lung, Blood Institute yang menjadi penyebab penyakit
jantung koroner (PJK) meliputi merokok, kadar lemak dan kolestrol tinggi dalam
darah,tekanan darah tinggi, kadar gula tinggi dalam darah akibat resistensi insulin atau
diabetes (NHLBI,2016).

Etiologi penyakit jantung koroner disebabkan adanya penyempitan,


penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering
ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah
dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan
berakhir dengan kematian. (Hermawati & Haris, 2014).

Kondisi PJK, yang dikenal sebagai aterosklerosis, disebabkan oleh terbentuknya


bahan lemak yang disebut ateroma di dalam dinding arteri. Jika sepotong atheroma
terputus maka bisa menyebabkan bekuan darah (penyumbatan). Jika menghalangi arteri
koroner dan memotong suplai darah kaya oksigen ke otot jantung,maka jantung akan
rusak permanen. (British Heart Foundation, 2017).

Menurut Zahrawardani (2013),faktor resiko penyakit jantung koroner meliputi


umur, kadar kolestrol,kadar trigliserida,hipertensi dan diabetes mellitus.Selain itu ada
juga faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.Faktor yang tidak
dapat dimodifikasi meliputi: Umur,riwayat keluarga,jenis kelamin dan ras.
Umur termasuk dalam salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung koroner. Sebagian besar kasus kematian akibat penyakit jantung koroner
ditemukan pada laki-laki berumur 35-44 tahun, hal ini dikaitkan dengan mulai
meningkatnya kadar kolestrol pada laki-laki dan perempuan saat berumur 20 tahun, dan
terus meningkat hingga usia 50 tahun pada laki-laki (Kasron, 2013).Selain itu, angka
kesakitan akibat penyakit jantung koroner pada laki-laki dua kali lebih besar
dibandingngkan pada perempuan (Gray dkk, 2002)

Adanya riwayat keluarga yang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah juga
menjadi faktor resiko meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dua kali
lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga (Saptawati, 2009).

Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi


obesitas,dislipedimia,hipertesi,diabetes mellitus,aktivitas fisik,kebiasaan merokok dan
stress. Orang yang obesitas memiliki risiko lebih besar untuk terkena serangan jantung
karena terlalu banyak makan dengan pola makan yang tidak sehat sehingga memicu
meningkatnya kolesterol dan kadar gula dalam darah. (Redaksi Agromedia, 2009).
Dislipidemia atau kelainan kolesterol merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung
koroner akibat dari pola makan yang buruk, seperti hidangan praktis, cepat saji dan
makanan yang diawetkan, dapat meningkatkan kadar kolesteol dalam darah. (Kabo P,
2008).Hipertensi juga bisa menjadi faktor resiko penyakit jantung karena hipertensi akan
meningkatkan beban jantung, sehingga dinding jantung akan menebal, akibatnya jantung
semakin lama semakin membesar, kondisi ini membuat kerja jantung melemah (Tapan,
2005)

Kurangnya aktivitas fisik juga memicu peningkatkan risiko penyakit jantung


koroner melalui berbagai mekanisme. Kebugaran yang rendah dapat menyebabkan kadar
HDL menurun, tingkat tekanan darah yang lebih tinggi, resistensi insulin dan obesitas.
(Aoronson, 2010).Selain itu faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah merokok, peran
perokok dalam pathogenesis penyakit jantung koroner adalah dapat menimbulkan
aterosklerosis, peningkatan trombogenesis dan vasokonstriksi, peningkatan tekanan darah
dan denyut jantung, provokasi aritmia jantung, peningkatan kebutuhan oksigen miokard
dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan uraian diatas karena tingginya angka mortalitas akibat penyakit
kardiovaskuler khususnya penyakit jantung koroner (PJK) kemungkinan disebabkan
oleh kurangnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat mengenai penyakit jantung
koroner. Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas tentang insiden
prevalensi,penyebab dan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner atau
arterosklerosis.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau arterosklerosis
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui Prevalensi insidensi Penyakit Jantung Koroner (PJK)
atau arterosklerosis
b. Mengetahui Penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau
arterosklerosis
c. Mengetahui Faktor resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau
arterosklerosis
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
Memberikan informasi mengenai prevalensi insiden,penyebab dan factor
resiko dari Penyakit Jantung Koroner sehingga diharapkan bisa meminimalkan
mortalitas akibat penyakit Jantung Koroner (PJK).
1.3.2 Bagi Pasien

Memberikan informasi mengenai insiden,prevalensi,penyebab dan factor


resiko dari Penyakit Jantung Koroner sehingga diharapkan masyarakat bisa
melakukan tindakan pencegahan dini terhadap kejadian Penyakit Jantung
Koroner (PJK) akibat dari arterosklerosis

Anda mungkin juga menyukai