Anda di halaman 1dari 2

Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus.

Penyakit ini akan


memunculkan ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat
mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala campak
mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.
Gejala campak yang biasanya muncul adalah:

Mata merah.
Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
Gejala menyerupai pilek seperti radang tenggorokan, hidung beringus atau tersumbat.
Mengalami demam.
Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.

Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit setelah beberapa hari
kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke
leher. Pada akhirnya ruam akan menyebar ke seluruh tubuh.

Sebaiknya Anda segera menghubungi dokter, klinik, atau rumah sakit terdekat jika
mencurigai anak Anda menderita campak. Diagnosis campak bisa dilakukan dengan melihat
gejala-gejala yang muncul. Tapi untuk memastikan diagnosis campak, sampel air liur diambil
untuk tes.

Penyakit ini disebut juga rubeola atau campak merah. Telah tersedia vaksin untuk mencegah
penyakit ini. Vaksin untuk campak termasuk dalam bagian dari vaksin MMR (campak,
gondongan, campak Jerman).

Penderita Campak di Indonesia

Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982. Menurut Riskesdas tahun 2010,
anak-anak Indonesia berusia 1-2 tahun yang mendapat imunisasi campak mencapai rata-rata
74,4 persen. Sedangkan, capaian imunisasi campak di Indonesia hingga bulan Desember
tahun 2013 adalah sebesar 90,82%. Meski capaian imunisasi campak di Indonesia telah
mencakupi 90%, WHO melaporkan terdapat sekitar 6,300 kasus campak di Indonesia pada
tahun 2013.

Penyebaran Virus Campak


Bagi penderita campak, virus campak ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan saat
mereka bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun yang menghirup percikan
cairan ini.

Virus campak bisa bertahan di permukaan selama beberapa jam, akibatnya, virus ini bisa
bertahan menempel pada benda-benda. Saat kita menyentuh benda yang sudah terkena
percikan virus campak, lalu menempelkan tangan ke hidung atau mulut, kita bisa ikut
terinfeksi.

Campak lebih sering menimpa anak-anak berusia di bawah lima tahun. Tapi pada dasarnya
semua orang bisa terinfeksi virus ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang
belum mendapat vaksinasi campak.

Pengobatan Penyakit Campak

Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus ini, tapi jika
komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi sangat parah, mungkin diperlukan perawatan
dan pengobatan campak di rumah sakit. Untuk mempercepat proses pemulihan, terdapat
beberapa hal yang bisa membantu:

Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.


Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masi sensitif terhadap
cahaya.
Minum obat penurun demam, dan obat pereda sakit serta nyeri. Tapi jauhkan aspirin
jika anak Anda di bawah usia 16 tahun.

Komplikasi yang Muncul Akibat Campak

Komplikasi dari campak bisa sangat berbahaya. Meski jumlah penderita komplikasi campak
cukup sedikit, penyakit ini harus tetap diwaspadai. Contoh komplikasi akibat campak adalah
radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru (pneumonia) dan infeksi otak (ensefalitis).
Kelompok orang yang berisiko mengalami komplikasi adalah:

Bayi di bawah usia satu tahun.


Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
Orang dengan penyakit kronis.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pencegahan Terhadap Campak

Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan campak Jerman.
Vaksinasi MMR diberikan dua kali. Pertama diberikan ketika anak berusia 15 bulan dan dosis
vaksin MMR berikutnya diberikan saat mereka berusia 5-6 tahun atau sebelum memasuki
masa sekolah dasar. Vaksin memiliki fungsi yang cukup penting dalam mencegah campak.

Anda mungkin juga menyukai