PERANCANGAN PORTABLE
MESIN CRIMPPING HOSE CONNECTION
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
Disusing oleh:
Riko Meidiya Putra
NIM: 41306110033
LEMBAR PENGESAHAN
PERANCANGAN PORTABLE
MESIN CRIMPPING HOSE CONNECTION
- ii -
Lembar Pengasahan
LEMBAR PENGESAHAN
PERANCANGAN PORTABLE
MESIN CRIMPPING HOSE CONNECTION
- iii -
Lembar Pernyataan
LEMBAR PERNYATAAN
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tuigas akhir ini adalah hasil karya
saya sendiri dan bukan salinan atau duplikat dari orang lain, kecuali pada bagian yang
telah disebutkan pada bagian yang telah disebutkan sumberbya dalam daftar referensi.
i
Abstrak
ABSTRAK
- iv -
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan
hidayah serta bimbinganNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir ini
dengan sebaik-baiknya.
Tugas akhir ini merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh dalam rangka
menyelesaikan pendidikan kesarjanaan strata satu ( S-1 ) di Fakultas Teknologi Industri
Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan waktu yang tersedia. Dengan keterbatasan ini penulis
berusaha semampunya untuk menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah, juga
mengumpulkan informasi dan pengetahuan dari berbagai referensi dan sumber-sumber
lain yang berhubungan dengan tugas akhir ini.
Penyelesaian tugas akhir ini tak lepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Istriku Hema, anak-anakku Hayfa dan Radif atas segala doa, dukungan dan
tentu kebahagiaan yang selalu papa rasakan. Semoga keberhasilan ini
menambah kebanggaan kalian kepada papa.
2. Orangtuaku atas doa-doanya untuk keberhasilanku.
3. Bapak Ir. Rully Nutranta, M.Eng selaku pembimbing tugas akhir yang selalu
membantu dengan berbagai cara dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
4. Bapak Nanang Rukhyat SE.MT selaku koordinator tugas akhir.
5. Seluruh staf dan dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana yang
telah memberi bimbingan dan pengajaran selama masa perkuliahan
berlangsung.
6. Teman-teman Jurusan Teknik Mesin atas kebersamaan dan bantuannya
selama ini.
7. Dan kepada semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
-v-
Kata Pengantar
Didalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu diharapkan kritik
serta saran yang membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi pembaca
khususnya, serta Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana dan ilmu pengetahuan
pada umumnya.
Penulis
- vi -
Daftar Isi
DAFTAR ISI
- vii -
Daftar Isi
- viii -
Daftar Simbol dan Satuan
- xi -
Daftar Simbol dan Satuan
- xii -
BAB I Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB I Pendahuluan
I.2. Permasalahan
Pada proses perancangan Mesin Crimpping hose connection ini yang menjadi
pokok permasalahan adalah bagaimana mengatur sedemikian rupa sehingga mesin ini
sesuai dengan situasi kondisi lapangan antara lain kekuatan dan kemampuan sesuai
dengan ukuran hose yang dipakai sesuai dengan yang dioperasikan, Mudah di bawa dan
di tempatkan pada tempat yang terbatas dengan tujuan mesim bisa di bawa ketempat hose
yang harus di perbaiki tanpa melepaskan sebagian instalasi yang terkait sehingga cepat
dalam pemasangannya kembali dan mengahasilkan ikatan sambungan yang berkwalitas
baik.
2
BAB I Pendahuluan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
Bab. II Landasan Teori
BAB II
LANDASAN TEORI
acts equally in all directions (Tekanan pada fluida besarnya akan sama ke segala
metode yang praktis untuk power transmission dengan jarak yang cukup panjang,
Di sini prinsip yang sama digunakan- untuk suatu tenaga putaran yang kecil dapat
bagian motor, atau dengan penggunaan pompa hidrolik atau motor dengan
volume besar dapat disetel, perbandingan transmisi dapat diubah dengan mudah.
motor dan pompa adjustable digunakan, efisiensi yang dihasilkan akan sangat
-4-
Bab. II Landasan Teori
Gambar 2.1
F = Gaya ( Kg)
Hydraulic Piston (Piston Rod) dan Cylinder Barrel di mana permukaan Piston dan
-5-
Bab. II Landasan Teori
Gambar 2.2
Sedangkan gaya yang hilang akibat gesekan tersebut disebut Coulomb Friction
yang diformulasikan:
Ff = k . Fn ..(Wikipedia,Friction).
adalah :
-6-
Bab. II Landasan Teori
Untuk suatu pompa hidrolik,hal yang perlu diketahui adalah tekanan dan
ukuran dibutuhkan. Pompa roda gigi yang paling kecil ( kecuali ukuran miniatur)
mempunyai suatu volume sapuan 1 cm dan pompa pengisap di sekitar axis yang
paling besar yang ada tersedia dari stock akan mempunyai suatu volume
mencapai sekitar 200 bar. Pompa mungkin dapat digunakan hingga 450 Bar,tatapi
pada tekanan ini komponen khusus diperlukan dan umur pompa terbatas.Beberapa
Gambar :2.3
-7-
Bab. II Landasan Teori
Gambar :2.4
Gambar:2.5
-8-
Bab. II Landasan Teori
diformulasikan:
n = rpm motor
Jacket. Dongkrak hidrolik bekerja atas dasar Prinsip Pascal, pada dasarnya prinsip
dibagi oleh Area. Oleh karena itu jika dua silinder menghubungkan bersama-
sama, yang kecil dan yang besar,maka kekuatan kecil pada silinder yang kecil,
Dengan Prinsip Pascal, tekanan akan sama besarnya dengan silinder yang
lebih besar, tetapi silinder yang lebih besar mempunyai area yang lebih besar,
kekuatan yang dipancarkan oleh silinder yang kedua akan bersifat lebih besar.
-9-
Bab. II Landasan Teori
Untuk system kerja Mesin Crimping analogi dengan system kerja Hydraulic
jacket di mana pada bahasan ini menggunakan engkol (tuas) penggerak yang
digambarkan:
atau
atau
atas, atau
experiment)
Biasanya lebih sulit untuk menentukan FOLA tetapi lebih mudah mengukur l2
- 10 -
Bab. II Landasan Teori
Pada titik A dimana gaya yang bekerja pada system adalah FILA dan pada titik B
di mana gaya yang dihasilkan adalah FOHS (gaya keluaran hydraulic system)
untuk mengangkat beban.Pada kasus dongkrak (hydraulic jack) gaya yang keluar
dari lengan tuas sama dengan gaya hydraulic yang bekerja pada pompa (FIHS).
Definisi tekanan fluida adalah gaya per satuan luas yang dirumuskan:
P = FOHS / AD = FIHS / Ad
- 11 -
Bab. II Landasan Teori
Sesuai topik yang ada, total keuntungan mekanis dongkrak hidrolik akan
=( FOHS ) x 100 %
(FILA . MAtotal)
dengan cara pemberian tekanan (Press) pada dies sesuai ukuran yang
- Adjustable piston
- Compress Cylinder
- 12 -
Bab. II Landasan Teori
Gambar 2.6
Keterangan gambar:
11.Pusher
- 13 -
Bab. II Landasan Teori
Gambar :2.7
Gambar :2.8
- 14 -
Bab. II Landasan Teori
Gambar:2.9
Jika ujung bawah batang di tahan dan ujung atasnya ditekan oleh gaya
- 15 -
Bab. II Landasan Teori
harus lebih kecil dari gaya kritis ( P kr ) atau gaya yang dapat menyebabkan
a. Rumus Euler
P kr = C . 2 . E . l (Kg)
l2
Industri.hal:15).
P k = F lu ( 1- lu )
4 . c . 2 .E . i 2
Industri.hal:15).
di mana :
l = panjang batang ( cm )
- 16 -
Bab. II Landasan Teori
Jika diameter dalam silinder adalah = D cm, maka pada bidang tutup
P = (p . . D2) / 4 ( Kg )
Jika tutup silinder dipasang dengan n buah baut,pada tiap baut bekerja gaya:
Po = P / n
untuk mencegah agar sambungan tidak bocor jika tekanan dalam p bekerja
,baut harus dikencangkan sedemikian rupa hingga tekanan tutup pada flange
Akibat pengencangan ini, baut mendapat gaya tekan mula arah aksial,misalnya
Po = Po + V (Kg)
- 17 -
Bab. II Landasan Teori
Jika tekanan dalam p bekerja,pada tiap baut bekerja gaya jumlah.Setelah tekanan
dalam p bekerja,gaya tarik yang bekerja pada tiap baut bertambah sebesar
Po = p. P. /4 . D2 (Kg)
n
Dan gaya tekan oleh tutup silinder menjadi berkurang.Jika gaya tekan tutup
V = V V ( Kg)
V = Po
Dengan demikian gaya yang bekerja pada tiap baut setelah tekanan p bekerja:
P o = Po + V
= Po + Po
= Po ( 1 + )
Untuk factor keamanan dalam perhitungan gaya Po sebagai gaya tarik pada baut
diambil 1,3 Po. Jadi berdasarkan kemungkinan putus tarik baut diameter kaki dk
dk 4 . 1,3. Po
. t
- 18 -
Bab. II Landasan Teori
di mana :
Tegangan yang terjadi karena pengencangan baut ,harus dalam batas berlakunya
P . d. h. g
Atau g P .
. d. h.
h P . ..
. d.. g
persamaan:
P Fo . o
Maka
o P .
Fo
- 19 -
Bab. II Landasan Teori
= 2 (ad + d) d 3 _ . d2 1,76 d
2 4
jadi : o P . ..
1,76 d2
Industri.hal:144).
Untuk baut dengan kepala bulat dan berbentuk silinder,tekanan bidang pada
kepala baut :
o P . ..
2
/4 (D2 - d )
Industri.hal:144).
Pada Compress Cone ring dan Die Cone terjadi gaya gesek akibat tekanan
yang diberikan oleh Pusher. Jika gaya tekan yang diberikan Pusher adalah F,maka
Fx=0
= N cos fk sin
N cos = fk sin
N = fk sin
Cos
N = fk tg
- 20 -
Bab. II Landasan Teori
Fy=0
= fk cos ( F + W )
fk cos = F + W
Sedangkan fk = k . N
sehingga : k = cotg
Bahan s k
- 21 -
Bab. II Landasan Teori
gigi.
tanah.
meja/pisau dapur.
- 22 -
Bab. II Landasan Teori
Unsur Kimia ( % )
Lambang
C Si Mn P S
S 30 C 0,27 0,33
S 35 C 0,32 0,38
S 40 C 0,37 0,43 0,15-0,35 0,6-0,9 0,03 0,035
S 45 C 0,42 0,48
S 50 C 0,47 0,53
S 55 C 0,52 0,58
S 15 CK 0,13 0,18 0,15-0,35 0,30-0,60 0,025 0,025
- 23 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data
perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu,praktis dalam
penggunaan ,mudah di bawa, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi lapangan dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan
dengan perencanaan alat.
2. Perhitungan data-data perencanaan alat sesuai design gambar yang
direncanakan.
3. Studi kepustakaan untuk memperoleh data-data pendukung dan dasar teori
penunjang yang berhubungan dengan perencanaan tersebut.
- 24 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- Material Dies
4. Beban Konstruksi
- Tegangan tekan pada Compress ring
- Kekuatan baut cylinder dan baut support frame
- Gaya gesek yang terjadi pada cone ring dan Dies
5. Beban benda kerja
- Analisa gaya tekan maksimum yang diijinkan
6. Ukuran dies
- 25 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- 26 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- 27 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- 28 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- 29 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- 30 -
Bab. III Metodologi Perencanaan
- 31 -
BAB IV Analisa Perhitungan
BAB IV
- 32 -
BAB IV Analisa Perhitungan
d2
FIHS = . FOHS
D2
(25) 2
= . 500
(60) 2
625
= . 500
3600
= 86 Kg/cm2
3600
MA hydraulic system =
625
= 5,76
- 33 -
BAB IV Analisa Perhitungan
- 34 -
BAB IV Analisa Perhitungan
2.C. 2 .E
=
l u
2.0,25(3,14) 2 .2,1.10 6
=
6000
= 549,5
= 23,44
- 35 -
BAB IV Analisa Perhitungan
l
= ,untuk baja S 45 C ~ 35
i
sehingga digunakan rumus Euler dari persamaan ( 2-10 )
C. 2 .E.
Pkr =
l2
0,25 x(3,14) 2 x 2,1.10 6.
= Kg
(12,7) 2
= 32.093,06 Kg
jika gaya tekan yang dibebankan pada Pusher lebih dari 32.093,06 Kg maka
akan terjadi lendutan atau bengkok.
1 FO HS .( / 4).D 2
Po = Kg
n
500(3,14 / 4).6 2
=
4
= 3.532,5 Kg
Jumlah gaya yang bekerja pada tiap baut dan dengan factor tambahan
gaya pengencangan ( ) = 1,5 dari persamaan ( 2 13 ) :
Po = Po1. ( 1 + )
= 3.532,5 ( 1 + 1,5 )
= 3.532,5. 2,5
= 8.831,25 Kg
untuk penggunaan sebanyak 4 pcs baut dengan factor keamanan gaya
pengencangan diperoleh:
Po = 8.831,25Kg
- 36 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Akibat adanya gaya tarik diambil sebagai factor keamanan sebesar 1,3
Po dan berdasarkan kemungkinan putus tarik penampang kaki ulir baut yang
dimensinya ditentukan dari persamaan ( 2 14 ):
4.1.3.Po
dk
. t
Dari tabel bahan untuk Flange dan baut :
Kekuatan
Elemen
Perlakuan
Type Standart Lambang Tarik Keterangan
Panas
(Kg/mm2)
Besi Cor Kelabu FC 20 Pelunakan 20
FC 25 25
( JIS G 5501 ) temperatur -
FC 30 30
FC 35 rendah 35
Baja karbon Cor SC 37 Pelunakan 37 Penormalan,di
Flange
SC 42 42 lanjut dengan
( JIS G 5101 )
SC 46 46 ditemper
SC 49 49
Baja karbon SF 50 Pelunakan Perlakuan
50 - 60 panas yang
Tempa SF 55 55 - 65 lain juga
( JIS G 3201 )
SF 60 60 - 70 dilakukan
Baja karbon S 20 C 40
untuk Konstruksi S 35 C - 50 -
Mesin S 40 C 60
( JIS G 3102 ) S 45 C 70
Baut dan mur
Baja karbon SS 41 B 40
untuk Konstruksi SS 50 B - 50 -
biasa
( JIS G 3101 )
Baja batang di S 20 C-D 50
S 35 C-D 60
finish dingin - -
( JIS G 3123 )
Sumber: Zainun.achmad,Elemen Mesin I, hal:145
Dari tabel di atas untuk bahan baut dan mur dipilih S 45 C, t = 70Kg/mm2
4.1.3.8831,25
dk
3,14.70
dk 8,85 mm
- 37 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Tinggi mur yang digunakan agar tidak terjadi putus geser pada bidang kepala
baut dapat ditentukan dari persamaan ( 2-15 ):
h = 0,9 . dk
= 0,9 . 8,85 mm
= 7,965 mm
Sedangkan diameter min kepala baut tersebut agar mampu menahan
beban geser terhadap bidang silinder ditentukan dengan menggunakan
persamaan (2-17 ):
Po
o =
.( D 2 d 2 )
4
Po
D= .+d2
. o
4
Nilai o untuk baja 1,5 ~ 2,
8831,31
D= + (6,87) 2
3,14
.650
4
= 195,646 + 101,8
= 17,24 mm
FO HS .( D d ) 3
Ff =
2. 2 . k .D 2 .L
- 38 -
BAB IV Analisa Perhitungan
- 39 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Gambar 4.4: Resultan gaya gesek pada Dies dan Compress ring
- 40 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Gambar 4.5: Resultan gaya gesk pada Dies dan Compress ring dengan sudut
kemiringan Pusher 45
Resultan gaya-gaya yang terjadi:
Fx = 0
F Cos 45 = fk Cos 60
- 41 -
BAB IV Analisa Perhitungan
F cos 45
fk =
Cos 60
39921,2.0,707
=
0,5
= 56.448,57 Newton
sedangkan besarnya gaya normal
fk
N=
k
56448,57
=
0,57
= 99.032,59 Newton
gaya maksimal yang dipergunakan untuk press Crimping:
fk Sin 60 = 99.032,59. 0,866
= 85.762,22 Newton
- 42 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Dari diagram body bebas untuk bagian atas silinder (pusher) yang
ditunjukkan oleh gambar di atas resultan gaya yang terjadi:
s. As + c. Ac = P
untuk penggunaan material yang sama antara compress ring dan
pusher maka penyusutan yang akan terjadi juga akan sama,regangan kompresi
yang terjadipun akan sama,sehingga:
s c
=
Es Ec
Dari tabel untuk baja S 45 C, Es = 2,1.106 Kg/cm2 dan Ec = 6000 Kg/cm2
maka ratio modulusitasnya:
ES
= 350
EC
sehingga
P 350 P
s = 350 c , c = dan s =
350. As + Ac 350. As + Ac
- 43 -
BAB IV Analisa Perhitungan
350.500
s =
350.117,79 + 58,06
175.000
=
41.284,56
= 4,24 Kg/cm2
- 44 -
BAB IV Analisa Perhitungan
- 45 -
BAB IV Analisa Perhitungan
350.500
s =
350.159,44 + 77,81
175.000
=
55.881,81
= 3,13 Kg/cm2
- 46 -
BAB IV Analisa Perhitungan
ID
-4 (1/4*)
-5 (5/16*)
-6 (3/8*)
-8 (1/2*)
-10 (5/8*)
-12 (3/4*)
-16 (1*)
-20 (1 1/4*)
-24 (1 1/2*)
-32 ( 2*)
Namun dalam contoh perhitungan ini digunakan dimensi dari gambar yang
didesign, diketahui:
- = 57,5 mm
- DS = 99,56 mm
- Dc = 50 mm
luasan yang dihitung:
As = 0,25 . 3,14 . 9912,1936
= 778,10 cm2
- 47 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Ac = 0,25 . 3,14 .
= 196,25 cm2
sehingga
500
c =
350.778,10 + 196,25
500
=
272531,25
= 0,00183 Kg/cm2
350.500
s =
350.778,10 + 196,25
175.000
=
272531,25
= 0,642 Kg/cm2
- 48 -
BAB IV Analisa Perhitungan
- 49 -
BAB IV Analisa Perhitungan
Baut yang mendapat beban terbesar akibat momen M, yaitu baut ke-3 (P3)
yang besarnya:
P3 = k . 180
= 0,58925 . 180 Kg
= 106 Kg
Besar minimum diameter baut menurut garis kerja P,dengan g = 70 Kg/mm2:
.d 2 . g
Po
4
4.166,6
d
3,14.700
d 11,7 mm
- 50 -
BAB IV Analisa Perhitungan
4.5. Pembahasan
1. Dari panjang lengan tuas Hand pump yang direncanakan dengan panjang
lengan 400 mm dan jarak penumpu tuas 60 mm diperoleh keuntungan
mekanis MA lever arm sebesar 6,7 yang menunjukkan setiap gaya input yang
diberikan kepada tuas akan menghasilkan gaya output sebesar 6,7 kali gaya
input.
2. Untuk daya output Hydraulic sebesar 500 Kg/cm2 dengan perbandingan
diameter Ram 60 mm dan diameter Pump 25 mm diperoleh MA hydraulic system
sebesar 5,76 yang menunjukkan bahwa setiap satu satuan daya input yang
diberikan kepada pompa akan dihasilkan 5,76 kali gaya input.
3. Jika gaya tekan yang dibebankan pada Pusher lebih dari 32.093,06 Kg maka
akan terjadi lendutan atau bengkok karena profil penampang Pusher yang
berbentuk Hollow shaft.
4. Dimensi minimal baut yang diperguakan agar mampu menahan gaya tekan
yang bekerja pada tutup hidrolis yaitu diameter kaki 6,87 mm, diamter
minimal kepala baut dan mur 17,24 mm,dan tinggi mur 6,2 mm.
5. Kerugian gaya yang terjadi dalam silinder akibat gesekan piston seal dan
dinding silinder sebesar 5,27 Kg/cm2 sehingga gaya aktual keluaran hidrolis
yang dipergunakan adalah 494,73 Kg/cm2.
6. Akibat gaya dan tekanan kerja pada benda kerja akan terjadi penyusutan
material ( ) yaitu Pusher 0,0000254 cm, Compress ring 0,000055875 cm,
dan Dies 0,00001753 cm.
7. Dari perhitungan untuk design Crimper Hydraulic dengan sudut posisi
kemiringan sebesar 45 didapat gaya maksimal untuk press Crimping lebih
besar dari pada posisi verikal sehingga dengan gaya yang sama akan
dihasilkan crimping press yang lebih besar.
- 51 -
BAB V Kesimpulan Dan Saran
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Akibat gaya dan tekanan kerja pada benda kerja akan terjadi
penyusutan/Shortening material ( ) yaitu Pusher 0,0000254 cm,
Compress ring 0,000055875 cm, dan Dies 0,00001753 cm.Penyusutan
(shortening) ini berkaitan dengan lifetime dan keausan material.
2. Dari perhitungan untuk design Crimper Hydraulic dengan sudut posisi
kemiringan sebesar 45 didapat gaya maksimal untuk press Crimping
lebih besar dari pada posisi verikal sehingga dengan gaya yang sama
akan dihasilkan crimping press yang lebih besar.
3. Keuntungan yang lain dari design yang direncanakan ini selain lebih
mudah dalam pengoperasian yaitu pada saat pemasangan Connection
Hose posisi Hydraulic Hose tetap lurus dan tidak tertekuk,selain itu
dari dimensi yang direncanakan dengan tujuan lebih mudah dalam
penempatan.
5.2. Saran
Untuk lebih memudahkan dalam pengerjaan Crimping Connection Hose di
lapangan perlu juga dibuat system penggerak dengan motor hydraulic atau
tenaga pneumatic.
- 52 -
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
- 53 -