A. Bidang Ilmu

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 23

A.

Bidang Ilmu

Batasan bidang ilmu pada proposal ini berkenaan dengan psikologi


pendidikan dan metode pengajaran.

B. Latar Belakang Masalah

Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehiupan manusia


sebab agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan alat
pengembangan dan pengendalian diri,oleh karena itu agama perlu diketahui,
dipahami dan diamalkan oleh manusia Indonesia agar dapat menjadi dasar
kepribadian sehingga dapat menjadi manusia yang utuh.1

Pendidikan agama yang dilaksanakan secara formal di sekolah, pada


prinsipnya bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang memiliki keimanan dan
ketaqwaan yang tinggi , atas dasar keimanan yang dimiliki itu anak didik bersikap
dan berperilaku yang mencerminkan pelaksanaan pendidikan agama.Perlu disadari
bersama berkaitan dengan heteroginitasna hasil belajar pendidikan agama Islam
pada anak, adalah pengalaman keagamaan yang dilakukan sejak kecil. Prof. Dr.
Zakiah Darajat berpendapat :

Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak
kecil. Dalam keluarga, sekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak
pengalaman yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama) akan semakin
banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan cara menghadapi hidup
akan sesuai dengan ajaran agama.2

Berkaitan dengan perlunya pembiasaan keagamaan pada anak, Prof. Dr.


Zakiah Darajat mengatakan latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah
seperti sembahyang, doa, membaca Al-Quran (menghafalkan ayat-ayat atau surat-
surat pendek ) , sembahyang berjamaah di sekolah, di masjid atau langgar, harus
dibiasakan sejak kecil, sehingga lama-kelamaan aka tumbuh rasa senang
melakukan ibadah tersebut.Anak-anak dibiasakan sedemikian rupa, sehingga
dengan sendirinya ia akan terdorong untuk melakukannya tanpa suruhan dari luar
tapi dorongan dari dalam.3 Pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa
pembiasaan perlu dilakukan sejak kecil, hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
kecintaan anak terhadap perilaku keagamaan, sehingga mereka melakukan itu

1
Prof. Dr. Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta,1996),hal.86
2
Prof. Dr Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta,1993), Hal. 55
3
Ibid . Hal.63
semua secara ikhlas tanpa dorongan dan paksaan dari luar. Masa kecil bukanlah
masa pembebanan atau pemberian kewajiban,tapi merupakan masa persiapan,
latihan dan pembiasaan, sehingga ketika mereka sudah memasuki masa dewasa,
yaitu pada saat mereka mendapatkan kewajiban dalam beribadah, segala jenis
ibadah yang Allah SWT wajibkan dapat mereka lakukan dengan penuh kesadaran
dan keikhlasan, karena sebelumnya mereka sudah terbiasa melakukan ibadah
tersebut.
MTsN Lawang yang memberikan pendidikan Aqidah Akhlak baik dalam
bentuk kurikulum maupun berupa tindakan dalam keseharian. Anak didik dibekali
pendidikan Aqidah Akhlak dengan memberikan materi, sedangkan para pendidik
sebagai suri tauladan di sekolah. Pendidikan Aqidah Akhlak yang di luar
kurikulum diberikan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler seperti pesantren
kilat di bulan Ramadhan, disiplin sholat dhuha, disiplin dalam mentaati peraturan
sekolah dan lain sebagainya. Apabila pembiasaan pembiasaan tersebut
dilaksanakan , maka akan tercipta perilaku yan baik oleh para siswa. Melihat
fenamena tersebut peneliti akan meneliti bagaimana pengaruh pendidikan Aqidah
Akhlak terhadap perilaku siswa.Adanya penelitian ini dapat membantu para
pendidik di sekolah tersebut untuk melihat seberapa jauh pengaruh pendidikan
Aqidah akhlak terhadap aktivitas keseharian siswa, dengan itu peneliti memberi
judul pada skripsi ini KORELASI PRESTASI HASIL BELAJAR
(NILAI)AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI LAWANG

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan


beberapa masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Pembelajaran Aqidah Akhlak di


MTsN Lawang ?
2. Bagaimana prestasi atau nilai dalam pendidikan Aqidah Akhlak di Mts n
Lawang ?
3. Apakah Pendidikan Aqidah Akhlak di MTsN Lawang berpengaruh
terhadap perilaku siswa ?
D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jawaban tewrhadap masalah-


masalah diatas, sebagai berikut :
1. Guna mengetahui Pelaksanaan Pendidikan Pembelajaran Aqidah Akhlak di
MTsN Lawang
2. Guna mengetahui prestasi atau nilai dalam pendidikan Aqidah Akhlak di MTs
N Lawang
3. Guna mengetahui pengaruh pendidikan Aqidah Akhlak terhadap perilaku
siswa

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Semoga dengan penelitian ini akan menambah wawasan yang lebih
mendalam mengenai pengajaran dan pembelajaran tentang pendidikan
Aqidah akhlak di sekolah.
2. Bagi akademik
Semoga dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam kemajuan
pendidikan khususnya pendidikan Islam dalam pendidikan Aqidah Akhlak.

3. Bagi Pihak Sekolah


Dapat memberikan solusi agar dapat melihat keberhasilan sebuah pengajaran
akhlak serta dapat melakukan inovasi dalam pengajaran.

F. Penegasan Istilah

1. Pengertian Pengaruh

Pengaruh adalah dampak yang timbul dari perbuatan yang dilakukan oleh
manusia
2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilaksanakan oleh seseorang (guru,orang


tua, pemimpin, masyarakat, orang-orang yang telah dewasa)

3. Pengertian Prestasi hasil Belajar

4. Pengertian Aqidah

Aqidah adalah dasar-dasar keyakinan yang bersumber dari ajaran Islam yang
wajib di pegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat

5. Pengertian akhlak
Sikap dan perilaku seseorang yang terwujud dalam kebaikan dan
keburukan yang dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang yang
berkaitan dengan norma-norma agama dan adat istiadat yang
berlaku.
6. Pengertian Perilaku
a. Perilaku adalah perbuatan, kelakuan yang dijalankan anak kecil dan pada
perilaku ini merupakan aktivitas yang Nampak(overt behavior) dan aktivitas
yang tidak tampak(inert behavior

7.Pengertian Siswa

Peserta didik yang mengalami proses pembelajaran

G. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Aqidah
Secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata aqada- yaqidu-
aqdan- aqidatan.Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.Setelah
terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan (Al- Munawir,1984, hal.1023).
Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul
dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Secara
terminologis (ishtilahan), terdapat beberapa definisi (tarif) antara lain:
1. Menurut Hasan al- Banna:
Aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara
yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan
ktentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikit pun dengan keragu-raguan.(Al- Banna, t.t. hal.465).
2. Menurut Abu Bakar Jabir al- Jazairy:
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
(axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.(Kebenaran)
itu dipatrikan (oleh manusia) didalam hati(serta) diyakini kesahihan
dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu.(Al-Jazairy,1978,hal.21).
Jadi keyakinan itu tidak boleh bercampur sedikit pun dengan
keraguan.Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa dan apabila
seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Meminjam sistematika Hasan Al- Banna maka ruang lingkup
pembahasan aqidah adalah:

1.Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang


berhubungan dengan Ilah (Tuhan, Allah) seperti wujud Allah,
nama-nama dan sifat-sifat Allah, Afal Allah dan lain-lain.

2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang


berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang
Kitab-kitab Allah, mujizat, karomah dan lain-lain.

3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang


berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis, roh
dan lain sebagainya.

4. Samiyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya


bisa diketahui lewat sami (dalil naqli berupa Al-Quran dan
Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga, neraka dan lain sebagainya.

Disamping sistematika diatas, pembahasan aqidah bisa juga


mengikuti sistematika arkanul iman yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT.


2. Iman kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang
makhluk rohani lainnya seperti jin, iblis dan syaitan).
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul.
5. Iman kepada Hari Akhir.
6. Iman kepada Taqdir Allah.4

Definisi aqidah berasal dari kata -


artinya : ikatan. Adapun pengertian aqidah menurut
Islam adalah dasar-dasar keyakinan yang bersumber dari ajaran
Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber
keyakinan yang mengikat.Pengertian lain dikatakan bahwa
pengertian keimanan atau aqidah tersusun dari enam perkara,
diantaranya:
a. Marifat kepada Allah, marifat dengan nama-namaNya yang mulia dan
sifat-sifatNya yang tinggi, juga marifat dengan bukti-bukti wujud atau adaNya.
b. Marifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini, yakni alam
yang tidak dapat dilihat.
c. Marifat dengan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada
rasulNya.Marifat dengan Nabi serta rasulNya Allah yang dipilih olehnya untuk
menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk sehingga
menuju kepada yang baik.
d. Marifat dengan hari akhir dan peristiwa yang terjadi saat itu.

4
Yunahar Ilyas, Op .cit. hal.6
e. Marifat kepada takdir atau qodho dan qodar yang diatas landasannya
itulah berjalannya peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam
penciptaan atau cara mengaturnya.56Maka kesimpulan pengertian aqidah yakni
keimanan yang untuk menyiarkannya itulah Allah menurunkan kita sucinya,
mengutus para rasulNya. Jadi aqidah adalah segala hal yang berhubungan dengan
rukun iman dalam Islam dengan dalil-dalil dan bukti yang meyakinkan.
Mengenai batasan tanggung jawab dan kewajiban ini, Abdullah Nasikh
Ulwan menjelaskan ke dalam tiga tahap bimbingan yang harus diberikan kepada
anak, antara lain:
a. Membina anak agar beriman kepada Allah, kekuasaanNya dan
ciptaanNya dengan catra tafakur akan kebesaranNya. Bimbingan ini diberikan
ketika anak sudah dapat mengenal dan membedakan sesuatu. Nasikh Ulwan
menjelaskan bahwa dalam pembinaan ini sebaiknya para pendidik menggunakan
sosialisasi berjenjang, yaitu dari hal yang dapat dicerna dengan menggunakan
indera kemudian meningkatkan kepada hal yang bersifat umum dan tersusun
secara teratur hingga pada akhirnya para pendidik dapat mengantar anak kepada
iman dengan cara yang logis dan argumentatif.
b. Menanamkan jiwa yang khusuk; taqwa dan ubudiyah atau pengabdian
kepada Allah SWT, didalam jiwa anak dengan jalan membuka mata mereka agar
dapat melihat kekuasaan yang penuh mukjizat, kerajaan besar yang sangat
mengagumkan, pepohonan yang hidup dan tumbuh, bunga-bunga indah yang
beraneka warna dan berjuta-juta ciptaan Allah lainna yang mengagumkan, ketika
menghadapi semua itu jiwa akan merasa khusyu dan tergugah akan keagungan
Allah.
c. Menanamkan perasaan selalu ingat kepada Allah SWT, pada diri anak
dalam setiap tindakan dan perilaku mereka setiap waktu mereka
hendaklah ditanamkan pengertian bahwa Allah SWT selalu
memperhatikan , melihat, mengetahui rahasia dan keinginannya serta apapun yang
disembunyikan hati.Menciptakan anak yang selalu ingat kepada Allah ini

5
Yunahar Ilyas,Kuliah Aidah Islam,(Yogyakarta;2011)LPPI ,Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta,hal 1-3
6
Ibnu Arabi, Akhlak Mulia,(Yogyakarta;2004)Cahaya Hikmah,hal.12
hendaknya menjadi tujuan utama bagi para pendidik dan pendidikan ini
ditanamkan dalam perbuatan , pemikiran dan perasaannya.7
Pendidikan aqidah sangat penting bagi anak, karena pendidikan tersebut
merupakan dasar perbaikan dan pendidikan bagi anak secara moral maupun psikis,
seperti pendapat jaudah Muhammad awwad yang menagtakan bahwa :
Tanggung jawab pendidikan iman itu merupakan tangguang jawab terpenting
bagi para pendidik, ayah ataupun ibu, sebab hal itu merupakan sumber segala keutamaan
dan kesempurnaan bahkan pusat segala sumber karena anak telah memasuki pintu gerbang
iman dan meniti jembatan Islam.8
Mengenai pendidikan aqidah yang merupakan dasar perbaikan bagi anak
didik, menurut Nasikh Ulwan ada dua cara yang bisa dilakukan oleh pendidik
yaitu:
1. Pengajaran
Adalah upaya teoritis dalam perbaikan dan pendidikan.
2. Pembiasaan
Adalah upaya praktis dalam pembentukan dan pembinaan dan persiapan.
seperti contoh rasulullah memerintahkan kepada pendidik untuk mengajarkan kata
Laa ilaha illa Allah kepada anak didiknya. Ini merupakan segi teoritisnya sedang
segi praktisnya dari upaya pengajaran ini adalah pengajaran dalam menyediakan
dan membiasakan anak agar beriman dengan sepenuh jiwa dan hatinya bahwa
tidak ada pencipta, tidak ada tuhan kecuali Allah Yang Maha Suci.Ini tidak
mungkin terlaksana kecuali dengan jalan mengemukakan benda-benda yang
mencerminkan kekuasaanNya yang dapat dilihat oleh anak seperti : bunga, langit,
bumi, laut, manusia dan ciptaan lainna, untuk diambil kesmpulan bahwa dibalik
ciptaan itu semua terdapat pencipta yang tidak lain adalah Allah semata.9

2. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak,
yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan); dan pendekatan terminologik(

7
Ulwan Nasikh, Pedoman Pendidikan Dalam Islam, (Bandung:1981) Asy-Syifa, hal.35
8
Op.cit, Ibnu Arabi, hal.48
9
Op. Cit, Ulwan Nasikh, hal.50
peristilahan).10 Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari kata akhlaqa, yukhliqu,
ikhlaqan , sesuai dengan pertimbangan (wazan) tsulasi majid afala, yufilu, ifalan
yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabiah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-
adat (kebiasaan, kelaziman),al- maruah (peradaban yang baik) dan al-
din(agama).11Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang
artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata
akhlaq atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam al-Quran,
maupun hadits, sebagai berikut:

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(Q.S.al-Qalam,


68:4)

Bahwasannya aku diuts (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi
pekerti.(HR.Ahmad).
Dengan demikian kata akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti,
adat kebiasaan, perangai, muruah atau segala sesuatu yang sudah menjadi
tabiat.Pengertian akhlaq dari segi istilah, dapat merujuk kepada berbagai pendapat
para pakar dibidang ini. Ibn Miskawaih (w.421 H/1030 M )yang selanjutnya
dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara
singkat mengatakan, bahwa akhlak adalah :

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.12
Sementara itu Imam al-Ghazali(1059-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai
Hujjatul Islam (Pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari
10
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,2006,Jakarta,PT Raja Grafindo Persada, Hal.1
1111
Jamil Shaliba, al-Mujam al-falsafi, juz 1, (Mesir: Da ral- kitab al- Mishri, 1978) Hal.539 Lihat
pula Luis Maluf , kamus al-Munjid, Beirut: al-Maktabah al- katulikiyah, t.t.)hlm.194; Kamus Besar
Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1991)hlm.19
12
Ibn Miskawaih, Tahzib al-akhlaq wa Tathhir al-Araq,(Mesir: al-Mathbaah al-Mishriyah,1934),
Cet.I,hlm.40
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn
Miskawaih, mengatakan, akhlak adalah:

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.13
Keseluruhan definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling
melengkapi dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan
akhlak, yaitu :
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran.Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan,
yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, oleh karena itu perbuatan akhlak
adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang sehat akal pikirannya.
Ketiga,bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri
orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan
yang bersangkutan.
Keempat,bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
Kelima,Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak
yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu
pujian.14Selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri, yaitu
ilmu yang memiliki ruang lingkup pokok bahasan, tujuan, rujukan , aliran dan para
tokoh yang mengembangkannya.Kesemua aspek yang terkandung dalam akhlak ini
kemudian membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan dan membentuk
suatu ilmu. Dalam Mujam al-Wasith disebutkan bahwa ilmu akhlak adalah:

13
Imam al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, jilid III,(Beirut : Dar al-Fikr,t.t.), hlm.56
14
Abuddin nata, Op.Cit, hal.4-6
Ilmu yang obyek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan
dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk.15
Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Akhlak
Jika definisi tentang ilmu akhlak tersebut kita perhatikan dengan seksama,
akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan Ilmu akhlak adalah membahas
tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan
tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk.Ilmu akhlak
dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal
tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan
tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk.Dengan
demikian obyek pembahasan Ilmu Akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.Jika kita katakan baik atau
buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normatif. Selanjutnya
jika kita katakan sesuatu itu benar atau salah, maka yang demikian itu termasuk
masalah hitungan atau akal pikiran.
Akhlak adalah keadaan jiwa (nafs), dimana dengan (nafs) tersebut, manusia
melakukan perbuatannya tanpa pertimbangan dan usaha terlebih dahulu.Pada buku
Kuliah Akhlak terdapat juga beberapa pengertia atau definisi akhlak diantaranya:
Menurut Imam Al-Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan yang gambang an mudah tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan, sedangkan menurut Ibrahim Anis akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan,
baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.Pendapat Abdul
Karim Zaidan tentang akhlak adalah nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkan.

Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak

Berkenaan dengan manfaat mempelajari Ilmu Akhlak ini, Ahmad Amin


mengatakan sebagai berikut:

15
Ibrahim Anis, al-Mujam al-Wasith,(Mesir : Dar al-Maarif,1972), hal.
Tujuan mempelajari Ilmu Akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya
sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk
perbuatan buruk, membayar utang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari utang termasuk perbuatan buruk. 16
Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah ;
1. untuk membersihkan kalbudari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah
sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima
nur cahaya Tuhan.17
2. Memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan
menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa
prbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk.
3. Akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan yang baik dan
buruk itu dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik
dan perbuatan yang buruk.
4. Dengan mengetahui yang baik ia akan terdorong untuk melakukannya dan
mendapatkan manfaat dan keuntungan darinya, sedangkan dengan
mengetahui yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalkannya dan ia
akan terhindar dari bahaya yang menyesatkan.
5. Berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari
perbuatan dosa dan maksiat
6. Manusia akan memliki kebersihan batin yang pada gilirannya melahirkan
perbuatan yang terpuji.
7. Berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktifitas kehidupan
manusia di segala bidang.
8. Akan terhindar dari perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.
9. Untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam
mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pokok dalam aqidah
yakni keimanan, oleh karena itu Allah menurunkan kitab sucinya, mengutus para

16
Ahmad Amin, op cit, hal.1
17
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya : Bina Ilmu,1995), hal.67
rasulnya. Jadi aqidah adalah segala hal yang berhubungan dengan rukun iman
dalam Islam dengan dalil-dalil dan bukti yang meyakinkan.18
3. Fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak
Fungsi pendidikan Aqidah Akhlak antara lain:
1. Meningkatkan dan mempertahankan ketaqwaan iman kepada Allah
SWT.
2. Sebagai pembeda yang jelas antara manusia dan hewan. Bahwasannya
dengan pengertian tanpa adanya modal aqidah akhlak, manusia akan
kehilangan derajat kemanusiannya sebagai makhluk yang mulia.
3. Sebagai penuntun bagi manusia secara universal menuju perilaku yang
baik dalam segala aspek kehidupan.
4. Melestarikan kelangsungan hidup suatu masyarakat atau bangsa.
5. Sebagai usaha untuk membentuk pribadi muslim.19
B. Pengertian Perilaku
Kata perilaku menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti tanggapan atau
reaksi seseorang (individu) terhadap rangsangan atau lingkungan.20
Perilaku adalah kemampuan untuk membuat pilihan tentang
bagaimana bersikap,alih-alih merespons berdasarkan impuls atau
dorongan hati.
Perilaku merupakan ekspresi sikap seseorang.Sikap itu sudah terbentuk
dalam dirinya karena berbagai tekanan atau hambatan dari luar atau dalam
dirinya.Artinya, potensi reaksi yang sudah terbentuk dalam dirinya akan
muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya.21
Menurut Freud , perilaku merupakan hasil dari tiga interaksi yang
terdapat dalam sub sistem dalam kepribadian manusia, yaitu: id, ego
dan superego.Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan
biologis manusia (pusat insting).Ego adalah mediator antara hasrat
hewani dengan tuntutan rasional atau realita. Superego adalah hati

18
Ibid, hal.79
19
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan , (Jakarta;2006)Raja Grafindo Persada.hal.75
20
Depdikbud, hal.755
21
Azwar, Sikap Manusia (Yogyakarta,1995),hal.18
nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma
sosial dan kultural masyarakat.22

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, artinya penelitian yang
menghasilkan data yang nilai-nilai ukurannya dapat dinyatakan dengan
angka,23selanjutnya peneliti akan mengolah data dengan metode statistic,
maka datanya berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.
Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kuantitatif yang
dilaksanakan dengan metode deskriptif, yaitu mengadakan kegiatan
pegumpulan data, analisis data daninterpretasi data, yang bertujuan untuk
membuat deskripsi mengenai kejadian yang terjadi pada saat penelitian.24

2. Sasaran Penelitian
Penelitian ini obyek yang akan diteliti adalah siswa kelas 8 di Sekolah
MTs. Negeri Lawang.

3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs. Negeri Lawang Jl. Mandiri no 8 Lawang.

4. Variabel penelitian

Pada penelitian ini, adalah tentang pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak


terhadap perilaku siswa di MTsN Lawang ,maka p[eneliti menggunakan
dua buah variable bebas dan variable terikat

Adapun variable bebasnya adalah; pendiodikan Aqidah Akhlak; dan


variable terikatnya adalah; perilaku siswa

22
Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung,1994),Hal.19
23
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta;1997), Hal. 70
24
Suryabrata, Metodologi Penelitian, CV. Rajawali,1988, Hal.19
1. Penentuan Populasi dan sampel
a. Populasi

Pengertian populasi sebagaimana yang ada dalam buku prosedur


Penelitian Akuntoro bahwa; Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian25, sedangkan dalam buku metode penelitian Nazir bahwa
populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri
yang telah ditetapkan 26

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
8 A s/d 8 D di MTsN Lawang yang jumlahnya ada 160 siswa dengan
perincian sebagai berikut:

a. Siswa kelas 8 A ; Putra=14 ; Putri=26;jumlah=40


b. Siswa kelas 8B ; Putra= 24 ; Putri=16; jumlah=40
c. Siswa kelas 8C ; Putra=20 ; Putri= 20;jumlah =40
d. Siswa kelas 8D ; Putra=25 ; Putri=15; jumlah =40
Jumlah keseluruhan; Putra=83 ;Putri=77=160 siswa
Populasi diatas dapat dikategorikan bersifat homogen,sebab
siswa-siswi tersebut mempunyai ciri-ciri atau sifat yang sama,
antara lain :
a. Mereka terdaftar sebagai murid dalam satu sekolah yang
sama
b. Mereka mendapat bimbingan pendidikan agama Islam dari
guru yang sama dan dalam kurun waktu yang sama pula
c. Mereka hidup dalam satu lingkungan (kota)yang
mempunyai tata tertib atau aturan-aturan yang sama
b. Sampel
c. Pengertian sampel menurut M. Nazir adalah bagian dari populasi
27
, selanjutnya dalam menentukan populasi atau sampel Arikunto

25
Suharsimi Akuntoro, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta;1993)Hal.115
26
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Bandung;1988),Hal.325
27
Ibid, Hal.325
memberi pedoman bentuk sekedar ancer-ancer, maka apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik dimbil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih.28
Jumlahsubyek yang akan penulis teliti tergolong besar yakni
sejumlah 160, maka penulis memilih melakukan penelitian
sampel.Penulis menggunakan teknik proporsional random sampling
secara undian, pengambilannya secara acak/ setiap individu diberi
hak yang sama. Adapun sampelnya mengambil data sebagai berikut,
yaitu mengambil 15 % dari jumlah tiap-tiap kelas :
a.kelas 8 A= 40 Siswa; 15 % X 40 siswa = 6 siswa
b. kelas 8 B= 40 Siswa; 15 % X 40 siswa = 6 siswa
c. kelas 8 C = 40 Siswa; 15 % X 40 siswa = 6 siswa
d. kelas 8 D = 40 Siswa; 15 % X 40 siswa = 6 siswa
Jumlah sampel =24 siswa
Peneliti menggunakan teknik random sampling berdasarkan
pertimbangan dalam menentukan anggota sampel ini adalah:
a. Teknik random sampling adalah salah satu cara yang sangat
terkenal dalam statistik untuk memperoleh sampel yang
representative.
b. Teknik random sampling ini tiap-tipa individu dalam populasi
diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota
sampel, sehingga generalisasi kesimpulannya
dapatdipertanggung jawabkan secara ilmiah.29
2. Teknik Pengumpulan data
Guna memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Teknik Observasi

28
Op. Cit, Arikunto, hal.120
29
Sutrisno hadi, Statistik, (Yogyakarta;1981), Hal.222-223
Teknik observasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data
dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek
yang diteliti dalam waktu tertentu sesuai dengan data yang di
butuhkan . Pada pengertian psikologi, observasi atau disebut pula
dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perkataan
terhadap obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.30
Berdasarkan penelitian ini , penulis mengamati secara langsung
untuk mengetahui keberadaan MTsN Lawang secara umum dan
pengaruh pendidikan Aqidah Akhlak terhadap perilaku siswa.
b. Teknik Angket
Pengertian teknik angket seperti yang dikemukakan M. Nazir
menjelaskan bahwa kuesioner atau schedul tidak lain dari sebuah set
pertanyaan yang secaralogis berhubungan dengan masalah
penelitian.31Tiap pertanyaan memiliki jawaban-jawaban yang
mempunyai makna.Secara umum isi angket yang berkenaan dengan
masalah korelasi/ pengaruh berupa :
a. Pertanyaan tentang fakta atau penerapan pendidikan Aqidah
Akhlak dengna angket di sekolah
b. Pertanyaan tentang pendapat atau perilaku siswa
c. Pertanyaan tentang korelasi pendidikan Aqidah Akhlak dengan
angket
C. Teknik Wawancara
Menurut Koentjaraningfrat metode ini mencakup cara yang
dipergunakan atau mencoba mendapatkan keterangan secara
lisan dari seorang responden dengan bercakap-=cakap
berhadapan muka dengan orang itu.32
Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
kepala sekolah MTs N Lawang , guru BP, kepala TU, maupun para
pendidik, baik guru pendidikanb Aqidah Akhlak nmaupun guru

30
Op. Cit, Arikunto, Hal.128
31
Op. Cit, M. Nazir, Hal.246
32
Op.Cit.Koentjaraningrat, Hal.129
yang lain, mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengumpulan perolehan data.
d. Teknik Dokumentasi
Pengertian dokumentasi menurut Arikunto bahwa metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku,surat kabar, majalah,
prasasti, notulen,rapat, leger,agenda dan sebagainya.33Teknik ini
penulis gunakan untuk meneliti bahan-bahan dokumentasi untuk
mendapatkan data-data tentang situasi umum, MTsN Lawang
yang merliputi; sejarah berdirinya,letak geografisnya, keadaan
siswa , sarana dan prasarananya, keadaan guru dan karyawannya
serta segala sesuatu nyang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar di sekolah tersebut.
Sehubungan dengan npenelitian ini , maka metode dokumentasi
ini digunakan untuk mengumpulkan darta yang berkaitan
dengan obyek studi, khususnya keadaan populasi dan daftar
nilai (prestasi belajar)pendidikan aqidah akhlak dalam buku
raport atau dalam DKN (Daftar Kumpulan Nilai)
3. Analisis Data
Data yang terkumpul akan penulis teliti menggunakan analisis statistik.
Hal ini dilakukan karena data yang akan dihimpun berupa data
kuantitatif, adapun teknik analisis yang di gunakan adalah:
a. Analisis Pendahuluan
Yaitu, digunakan untuk menganalisis data yang di himpun melalui
metode angket adalah memberikan skor atau nilai pada tiap-tiap
alternative jawaban, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
distribusi.
b. Analisis Uji hipotesa
Pada analisis uji hipotesa ini penulis mengadakan perhitungan lanjut
melalui table distribusi frekwensi yang ada pada analisis

33
Ibid, Hal.202
pendahuluan, selanjutnya dimasukkan rumus korelasi product
moment. Adapun rumus korelasio product moment yang dimaksud
adalah sebagaimana yang ada pada buku statistic Sutrisno Hadi
sebagai berikut :
XY
rxy =
(X2 )(Y2 )

Keterangan :
X= Variabel Bebas, yang penulis maksudkan adalah variable nilai
prestasi p[endidikan Aqidah Akhlak
Y= Variabel Terikat, yang penulis maksudkan adalah variable nilai
angket (perilaku)
N= Jumlah Responden yang penulis maksudkan adalah seluruh
sampel yang berjumlah 24 siswa
XY= Perkalian variable X dan variable Y
R XY= KOefisien korelasi variable X dan Variabel Y34

c. Analisis Lanjut

Analisis ini digunakan pengolahan lebih lanjut dari analisis hipotesis.


Apabila r @ yang diperoleh itu lebih besar atau berada dalam nilai r t
baik dalam taraf signifikasi 1 % maka hasil penelitian yang diperoleh
berarti signifikan, tetapi apabila r @ yang diperoleh itu lebih kecil atau
berada di bawah r t baik dalam taraf signifikasi 1` % maka hasil
penelitian yang diperoleh non signifikasi dan berarti hipotesis kerjanya
gagal/ ditolak.

I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati. Jumlah instrument penelitian
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.

34
Sutrisno hadi, (Yogyakarta;2000), Hal.125
Maka dalam penelitian ini diperlukan dua instrument yaitu instrument yang
mengukur prestasi hasil belajar (nilai) Aqidah Akhlak terhadap perilaku siswa
di MTsN Lawang .Penelitian ini peneliti menggunakan instrument angket,
observasi dan pedoman wawancara. Kisi-kisi instrument yang diperlukan untuk
mengukur prestasi hasil belajar (nilai) Aqidah Akhlak kepada siswa
diantaranya sebagai berikut :
1. Data Guru (Wali kelas)

DATA PEGAWAI

2. Data Siswa kelas 8A-8D

KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

DATA FASILITAS YANG DIMILIKI


3. Tabel Prestasi Nilai Pendidikan Aqidah Akhlak Kelas 8A- 8D Tahun
Ajaran 2012-2013

4. Tabel Hasil Angket (dengan keterangan 1 ; Akhlak kepada Allah.2;


Akhlak kepada kedua orang tua, 3; Akhlak kepada sesama )

5. Tabel Nilai pengaruh perilaku siswa dengan angket kelas 8

6. Tabel korelasi antara prestasi pendidikan akhlak dengan perilaku siswa

7. Tabel kerja korelasi product moment

TABEL NILAI NILAI PRODUCT MOMENT


J. Daftar Pustaka
Koentjaraningrat,1997,Metode-metode Penelitian Masyarakat,Jakarta
Suryabrata,1988,Metodologi Penelitian,CV Rajawali

Suharsimi Akuntoro,1993, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan


Praktek,Rineka cipta

Muhammad Nazir,1988,Metode Penelitian,Bandung

ANGKET

Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian :

Berikut ini terdapat 31 buah pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk memberikan tanda (X) pada kolom yang
tersedia bagi setiap pernyataan yang sesuai dengan diri anda yaitu :

SS = Sangat Sesuai dengan diri anda

S = Sesuai dengan diri anda

TS = Tidak Sesuai dengan diri anda

STS = Sangat Tidak Sesuai dengan diri anda

Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban
yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan
diri anda. Kami sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan anda. Semua
jawaban kami jamin kerahasiannya dan tidak berpengaruh pada nilai
pelajaran. Atas kesedian dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.

NO PERTANYAAN SS S TS STS
1. Saya selalu ( taqwa ) mengikuti segala perintah
Allah dan menjauhi semua larangan Allah
2. Saya (ikhlas) melakukan sesuatu perbuatan hanya
semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT
3. Saya selalu (tawakal) membebaskan hati dari segala
ketergantungan kepada selain Allah dan
menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-
Nya
4. Saya sangat (bersyukur) jika mendapatkan
kenikmatan dan kebahagiaan
5. Saya sering (meninggalkan sholat) lima waktu
6. Saya selalu (putus asa) atas segala cobaan yang
diberikan Allah
7. Saya selalu (ingat kepada Allah) disaat suka
maupun duka
8. Saya selalu (berdoa) kepada Allah setiap
melakukan sesuatu
9. Saya selalu meluangkan waktu untuk (mendekatkan
diri) kepada Allah
10. Saya selalu (bertaubat) apabila sudah membuat
kesalahamn tanpa disengaja

Anda mungkin juga menyukai