Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN STRATEGI DAN KEPEMIMPINAN

7 ELEVEN DI TAIWAN : ADAPTASI CONVENIENCE


STORE PADA LINGKUNGAN PASAR BARU

DOSEN
Dr. Suwardi Bambang H, SE., MM., Ak., CA.

Oleh:

Sandy Novianto NPM : 16.20.0239


Duhita Hayu AP. NPM : 16.4.1.01.21.0250
Syaukan Baiquni NPM : 16.4.1.01.21.0256

Pendidikan Program Profesi Akuntansi


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Surabaya
2017
7 ELEVEN DI TAIWAN : ADAPTASI CONVENIENCE STORE PADA LINGKUNGAN
PASAR BARU

7-Eleven adalah pengecer terbesar dunia dengan jaringan toko barang kebutuhan sehari
hari di Amerika Serikat 7200 toko dan 43.606 toko di dunia. Perusahaan ini berdiri tahun 1927 di
Dallas, Texas dengan nama Totem. Perusahaan bermula dengan menjual es balok. Ketika kulkas
mulai menggantikan es, manager setiap toko menanyakan pelanggan satu persatu barang apa
yang diinginkan. Perusahaan ini berganti nama menjadi 7-Eleven pada tahun 1946 karena buka
pada pukul 7 tutup pukul 11 malam. Tahun 1950 7-Eleven membuka cabang pertama kalinya di
kota Florida dan Washington. Misi perusahaan ini adalah Memenuhi apa yang dibutuhkan
konsumen dan menyediakan yang terpilih, segar, kualitas bagus, dan memberikan pelayanan
dengan harga pantas, transaksi cepat dan bersih, lingkungan belanja yang bersahabat. Pada
tahun 1969 7 Eleven membuka toko pertama kali di luar negeri yaitu di Canada. Dengan
menyimpan barang yang paling diinginkan pelanggan saja, perusahaan tumbuh menjadi makmur.

Pilihan Strategi untuk Meningkatkan Pasar.

7 Eleven memilih Strategi ofensif bertujuan untuk mencari pelanggan baru. Dengan
strategi ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dan jumlah
pelanggannya. Masyarakat Taiwan memiliki pola hidup unik yang sangat membantu lingkup
pertumbuhan convenience store. Konsumen Taiwan cenderung senang dengan sesuatu yang
instan dan tidak suka menunggu. Situasi ini sangat ideal dan memberikan peluang bagi
convenience store. Terutama yang focus menyediakan makanan berharga murah, lezat, dan
sehat. Dalam proses adaptasinya di Taiwan, strategi ofensif yang dilakukan 7 Eleven adalah
menyamakan atau melebihi kekuatan pesaing dengan berfokus pada pemilihan produk yang lebih
diferensiasi dan pemilihan lokasi yang strategis.

Strategi Produk

Dengan misi yang dimiliki 7 Eleven dan menyikapi ciri masyarakat Taiwan yang lebih menyukai
makanan instan, selain menyediakan berbagai makanan instan dan cepat saji, 7-eleven juga
menawarkan produk makanan lokal seperti baozi (sarapan yang dimasak dalam bumbu besar)
yang biasa dihangatkan pada stand penjualan, Luwei (sayuran rebus), yang dapat dipotong dan
ditimbang untuk saat pemesanan d toko, dan Fatuan (beras ketan, biasanya dalam bentuk
segitiga, dikemas bersama daging, ikan, atau sayuran, dan kemudian dibungkus daun rumput laut
dan dikemas dalam plastic). Selain itu 7 Eleven juga menjual Biandang (makanan yang
dipanaskan dengan microwave dimana pelanggan bisa mengambil setiap saat sepanjang hari.
Strategi produk 7 Eleven ini, selain dapat mempercepat proses adaptasi dengan pola hidup
masyarakat Taiwan, juga sekaligus menambil hati konsumen Taiwan.

Strategi Lokasi

Pada awalnya 7 Eleven membuka toko di kawasan perumahan, dengan menargetkan


konsumen pada ibu rumah tangga yang umumnya sensitive dengan harga. Namun image 7
Eleven terlanjur menjadi toko yang menawarkan kenyamanan dengan harga mahal sehingga
pilihan lokasi ini tidak terlalu baik. Franchise barunya akhirnya membuka toko di sudut kota
Taipei. Pemindahan lokasi ini juga berarti, toko tidak perlu lagi menargetkan ibu rumah tangga
yang sensitive harga, namun menargetkan pada demografi yang berbeda, yakni kaum profesi dan
generasi muda.

Melindungi Posisi pasar dan keunggulan Kompetitif (Strategi Defensif)

Strategi defensive yaitu strategi pengurangan kemungkinan beralihnya pelanggan ke


pihak lain dengan langkah memperbaiki produk dan melindungi pangsa pasar dari pesaing.

a. Memblokir Jalan terbuka bagi pesaing.


Dalam melingdungi posisi pasar. 7- Eleven melakukan ekspansi usaha ke seluruh pelosok
area yang dianggap strategis. 7-Eleven memiliki jumlah terbesar dari toko-toko di Taiwan
sebanyak 4.750.
Chain Store 2010 2009 2008 2007
7 Eleven 4.750 4.750 4.800 4.750
Family Mart 2.576 2.401 2.326 2.228
Hi-Life 1.247 1.245 1.239 1.296
OK 837 837 830 818
Total 9.410 9.233 9.195 9.047
Hingga tahun 2011, 7-Eleven telah memiliki gerai sebanyak 43.606 di seluruh dunia.
Dengan memperluas ekspansi usaha ini merupakan strategi defensive bagi 7-Eleven
untuk melindungi posisi pasar dan memperkecil ruang gerak pesaing lain dalam merebut
konsumen.
b. Memaksimalkan Keunggulan Kompetitif
7-eleven memiliki keunggulan kompetitif dimana memiliki platform IT (Informasi
Telekomunikasi) yang sangat kuat. IT meltakkan dasar untuk i-Bon, kios ecommerce,
yang terhubung ke server awam. Platform IT ini memungkinkan setiap took 7-Eleven
untuk menjadi saluran distribusi layanan digital sendiri. Sifat dan jumlah transaksi yang
pelanggan dapat lakukan di Platform I-bon tidak ad habisnya. Sebagai contoh. Pelanggan
bias berjalan ke took 7-Eleven di Taiwan untuk memesan tiket perjalanan domestic
melalui urara dan kereta kecepatan tinggi, memesan tiket untuk film dan opera,
membayar tagihan kartu kredit, dan men-download dokumen dari e-mail dan
mencetaknya (dalam warna, jika diperlukan). I-bon kios juga memungkinkan
pembayaran pajak pribadi, biaya lisensi kendaraan, biaya SIM, tiket parkir dan denda
tilang. Konsumen juga bisa membayar gas, listrik, air dan tagihan telepon di I-Bon,
menyediakan teller otomatis mesin (ATM) untuk menarik uang. Keuntungan terbesar dari
i-Bon adalah bahwa hal itu meningkatkan kunjungan ( yang kemudian bias menghasilkan
agunan pembelian). Pembaharuan lisensi adalah contoh dari kategori yang meningkatkan
kunjungan. Taiwan memiliki skitar 20 juta skuter dan 10 juta mobil. Lisensi mengemudi
yang diperpanjang setiap enam tahun, dengan rata-rata 5 juta permintaan izin
perpanjangan setiap tahunnya. Dari jumlah itu 30% atau 1,5 juta, di proses di 7-Eleven.
Dengan demikian, lisensi perpanjangan saja menarik sekitar 4.500 pengunjung setiap
hari. Layanan yang juga menjadi kekuatan 7-Eleven dibanding pesaing yaitu:
Layanan Pengiriman dan Pick Up untuk jasa pesanan buku d Amazon melalui i-
Bon, dengan ini buku data diambil d took 7-Eleven serta pengiriman jasa laundry.
I-cash, dapat digunakan untuk pembelian tanpa uang tunai, dengan ini bias
dipakai orang tua untuk anak-anak sekolah dalam melakukan pembelian.
Kopi dan tempat duduk, dapat digunakan untuk berbaur, mengisi waktu luang
oleh beberapa komunitas masyarakat.
Keunggulan dalam layanan ini menjadikan keunggulan kompetitif bagi 7-Eleven
dalam mempertahankan konsumennya.

Waktu Penentuan Strategi Ofensif dan Defensif

Awalnya 7-Eleven melebarkan sayapnya secara perlahan. Pada tahun-tahun awal, 7-


Eleven tumbuh di pinggiran kota d Amerika Serikat dan daerah yang terlalu kecil untuk
supermarket. Tapi lambat laun mulai tumbuh pada kecepatan yang berbahaya setelah
mengadopsi model waralaba pada tahun berikutnya. Pada tahun 1969, 7-Eleven mulai
berkembang di Canada. Pada tahun 1970an dia awal 1980an, lalu terus melakukan strategi
ofensif dengan memperluas pasar ke Mexico, Jepang dan pasar asia seperti Taiwan, Singapura
dan Filipina. Dengan semalin pentingnya pasar Negara berkembang Asia seperti Thailand,
Filipina dan Malaysia, 7-Eleven memindahkan kantor pusat perusahaan ke Jepang pada tahun
2001.

Memperkuat Posisi Pasar Melalui Lingkup Operasi.

Terlepas dari pertimbangan untuk selalu kompetitif, keputusan managerial yang dapat
mempengaruhi kekuatan pada posisi pasar perusahaan. Keputusan ini menyangkut ruang lingkup
perusahaan, luasnya kegiatan operasi perusaaan dan luasnya jangkauan pasar. Dalam pasar
internasional, 7-Eleven selalu berusaha memperkuat posisi pasar dengan memperluas operasi
peusahaan. Dalam selang waktu dari tahun 1969-1978, 7-Eleven bahkan melakukan ekspansi
pasar ke 3 benua di luar amerika yakni: Australia, Eropa dan Asia. Tidak hanya di pasar
internasional, ekspansi pasar 7-Eleven juga terlihat di Taiwan, sejak berdiri pertama kali sampai
tahun 2010, total 7-Elevenmemiliki 4.750 toko dan merupakan convenience store dengan jumlah
terbesar di Taiwan. Hal ini menunjukkan bahwa 7-Eleven selalu konsisten dalam memperluas
pasar dan lingkup operasinya. Dengan total 43.606 toko di seluruh dunia, menjadikan 7-Eleven
sebagai salah satu convenience store dengan operasi terbesar di dunia.
Strategi Integrasi Vertikal

Strategi Integrasi vertical merupakan strategi yang menghendaki perusahaan melakukan


penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok, dan atau para pesaing, baik melalui merger,
akuisisi, maupun membuat perusahaan sendiri.

Salah satu keunggulan kompetitif utama dari 7-Eleven Taiwan adalah menjadi bagian
atas konglomerasi di Taiwan. Dalam memaksimalkan bisnis utama meliputi berbagai macam
produk, pada gilirannya, memerlukan jaringan pengumpulan dan distribusi baik pengadaan dan
penjualan. Dalam memanfaatkanjaringan internal untuk memenuhi kebutuhan dari took, 7-
Eleven di Taiwan mampu focus dalam menangkap nilai dari dalam toko (selama lokalisasi fase
pertumbuhan) dengan lingkunagn eksternal (selama fase inovatif pertumbuhannya).

Langkah pertama dalam hal ini adalah keputusan PcSC untuk menggunakan kelompok
usaha logistic sendiri, daripada menggunakan vendor swasta, untuk memberikan persediaan
untuk 7-Eleven. PcSC telah mengandalkan vendor swasta karena kebutuhan transportasi sendiri
dibatasi oleh ukuran pasar Taiwan.

7-Eleven Inc. mencari franchise di seluruh dunia, konsistensi dalampemisahan warna,


logo perusahaan dan susunan interior toko, namun pilihan lokasi diserahkan franchise.

Ekspansi global 7-Eleven berkembang sangat cepat sehingga jumlah toko di luar Inggris
dan Amerika hampir empat kali jumlah toko di Amerika Serikat. Ekspansi ke kawasan Asia
dengan memasuki Jepang pada tahun 1974. Pada tahun 1980, membuka toko pertama d Taiwan,
melalui kesepakatan waralaba dengan Presiden Chain Store Corp (PcSC), dengan jaringan
distribusi, Uni-President Enterprises Corporation (UPEC). Jaringan distribusi dan konglomerasi
yang kuat ini merupakan bentuk strategi integrasi vertical yang dilakukan 7-Eleven d Taiwan.

Strategi Alih Daya (Out sourching) : Mempersempit Lingkup Operasi.

Outsourching ( alih daya) adalah salah satu pilihan strategis dalam mendukung proses
bisnis di perusahaan. dalam rangka efisiensi. perusahaan pengguna dimanjakan dengan beberapa
keuntungan/manfaat dari kegiatan outshourching. Satu yang terpenting diantaranya adalah
perusahaan pengguna dapat lebih focus pada strategi perusahaan, sehingga proses pencapaian
tujuan perusahaan dapat terkontrol, terukur dan akhirnya tercapai. Outsourching pada 7-Eleven
terlihat pada system transportasi mereka, dimana dengan jumlah armada yang besar, yakni 3000
kendaraan dan 5000 pengemudi, pengemudi memiliki rute yang tetap dan jaminan kerja tiap
bulannya. Ini merupakan strategi yang sangat inovatif dalam kegiatan transportasi.

Strategi Aliansi Kemitraan

Aliansi strategis memiliki tujuan utama untuk meningkatkan competitive advantage yang
dimiliki suatu perusahaan dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan lainnya. Aliansi
strategis sebagai salah satu bentuk strategi merupakan kemitraan antara perusahaan-perusahaan
yang mengkombinasikan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi inti mereka untuk memenuhi
kepentingan bersama dalam perancangan, produksi, atau distribusi barang atau jasa. Pada kasus
7-Eleven, aliansi strategis dan kemitraan yang dibangun oleh 7-Eleven bergabung ke dalam grup
bisnis UPEC. Aliansi ini menjadi satu rantai nilai penting bagi 7-Eleven dalam memberikan nilai
tambah dalam berbagai sector yang dapat mendukung bisnis intinya. Perusahaan perusahaan
yang bergabung dalam aliansi ini sangat relevan dengan bisnis 7-Eleven. Dalam UPEC sendiri
terdapat perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, e-commerce, riset pasar, jasa audit,
publikasi, makanan segar, dan penyedia layanan digital. Kemitraan ini dapat meningkatkan
competitive advantage dari 7-Eleven dalam memperkuat posisinya di pasar Taiwan.

Analisis Lima kekuatan Poter

Analisis Lima kekuatan Poter adalah suatu kerangka kerja untuk analisis industri dan
pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter dari Sekolah Bisnis
Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan
intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu :

1.Ancaman pendatang baru

2.Ancaman produk pengganti atau jasa

3.Daya tawar pemasok

4.Daya tawar pembeli

5.Ancaman pesaing
1. Ancaman pesaing

Strategi sebuah perusahaan dapat berjalan jika perusahaan memiliki keunggulan atas pesain
mereka intensitas persaingan akan cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya pesaing
dalam bisnis

7 Eleven sampai saat ini terus-menerus membangun cabang dari toko di berbagai tempat,hal ini
bertujuan untuk menahan laju gempuran para pesaing yang juga terus berkembang,sevel juga
berani melakukan penempatan toko mereka di tempat yang sempit atau jalan kecil hanya untuk
meyakinkan dan menanamkan dalam benak konsumen bahwa hanya toko merekalah satu-
satunya yang dibutuhkan para pelanggan

2. Ancaman pendatang baru

Para pendatang baru akan membawa kapasitas atau kemampuan yang lebih dalam menjalankan
usahanya untuk merebut pangsa pasar para pesaingnya,jika hambatan untuk pendatang baru
besar maka pendatang baru tersebut tidak akan terlalu memberikan ancaman yang besar terhadap
pesaingnya. Saat ini sevel sendiri sudah memiliki pesaing pendatang baru yang ingin mengambil
pangsa pasar sevel,dimana para pendatang baru mulai menerapkan sistem kerja yang hampir
sama dengan sevel untuk merebut pelanggan mereka juga menyediakan fasilitas yang lebih
seperti tempat untuk bersantai para pelanggan,TV plasma untuk hiburan,dan menyediakan musik
di dalam ruangan agar pelanggan merasa nyaman ketika berada di tempat tersebut.

3.Ancaman produk pengganti atau jasa

Produk-produk substitusi yang perlu diperhatikan secara strategis adalah produk-produk


substitusi yang memiliki tren membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industry
tersebut, diproduksi oleh industru yang memperoleh laba tinggi.Salah satu ancaman produk
pegganti yang di hadapi oleh sevel adalah froster(dari indomaret) atau minuman dingin yang
serupa dengan yang disediakan oleh sevel,yang mana produk pengganti(froster) tersebut telah
mengalami pengembangan dalam banyaknya pilihan rasa yang disediakan atau bahan yang
digunakan dibanding dengan produk keluaran sevel yang belum mengalami pengembangan.
4. Daya tawar pemasok

Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industry khususnya ketika
terdapat sejumlah besar pemasok. Sevel sendiri memiliki banyak pemasok dalam bisnisnya
sehingga hal ini menguntungkan pihak sevel untuk tawar menawar dengan para pemasok guna
mendapatkan harga pasok yang dianggap sesuai oleh pihak pemasok ataupun sevel,pihak sevel
sendiri juga tidak akan takut jika harus kehilangan satu pemasok,toh sevel juga masih memiliki
pemasok yang lainnya yang dapat memenuhi permintaan sevel.

5. Daya tawar pembeli

Daya tawar pembeli dapat merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah
standar atau tidak terdifferensiasi.sevel memiliki cara sendiri dalam menghadapi daya tawar
pembeli dengan memberikan pengalaman berbelanja yang baik untuk pelanggan sehingga para
pelanggan merasa bahwa harga yang di berikan oleh sevel sudah harga sepantasnya karena
pelayanan,dan juga sevel memberikan harga tetap pada tiap produk yang dijual sehingga pembeli
tidak dapat menawar harga suatu produk karena harga tersebut sudah tidak bisa ditawar.

ANALISIS SWOT

KEKUATAN ( STRENGTH ) :

1. tempat strategis

2. banyak produk yang ditawarkan

3. layanan antar

4. pelayanan yang ramah

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. produk yang dijual cukup mahal

2. lahan parkir yang kecil

3. sirkulasi udara yang kurang baik


PELUANG (OPPORTUNITY)

1. Memiliki peralatan/mesin produksi yang canggih (i-Bon) dapat menarik lebih banyak
konsumen.
2. Sangat dibutuhkan di daerah perkantoran.

ANCAMAN (THREAT)

1. Terdapat usaha yang sama di lokasi yang sama.


2. Harga yang tinggi dari produk yang dapat menurunkan potensi keuntungan
3. Banyaknya jenis usaha yang sama

Anda mungkin juga menyukai