Anda di halaman 1dari 4

PENEGAMBILAN DAN PENYERAHAN JENAZAH KLINIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan,


STANDAR Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Suriviana, M.Sc, Sp.A
PENGERTIAN Suatu prosedur/tata cara pengambilan (penjemputan) dan penyerahan
jenazah klinis yang berasal dari instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan,
maupun instalasi rawat darurat untuk diserahkan pada pihak keluarga atau
yang mewakili sebagai penanggungjawabnya
TUJUAN 1. Bagi Rumah sakit agar prosedur pelayanan pengambilan dan peyerahan
jenazah klinis dari instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, maupun
dari instalasi rawat darurat berjalan dengan baik, teratur sesuai dengan
tat cara yang telah ditentukan
2. Bagi Perawat di instalasi lain agar mengetahuai dan melaksanakan
prosedur pengambilan dan penyerahan jenazah sesuai dengan tata cara
yang telah ditentukan
3. Bagi keluarga jenazah agar keluarga jenazah mendapatkan pelayanan
yang baik, cepat, dan terarah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang
ada
KEBIJAKAN 1. UU No. 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan
2. UU tentang Perlindungan Konsumen
3. SK Direktur
PROSEDUR 1. Petugas piket jaga instalasi kedokteran forensik menerima
pemberitahuan per telepon dari petugas/Perawat jaga instalasi rawat
inap, instalasi rawat jalan, maupun instalasi rawat darurat bahwa ada
pasien yang meinggal dunia dan dapat diambil setelah 2 (dua) jam
pasien meninggal (2 jam post mortem)
2. Petugas instalasi kedokteran forensik menyiapkan
perlengkapan/peralatan yang akan digunakan angara lain brankard
(kereta dorong), selimut/linen penutup jenazah, dan APD (Alat
Perlindungan Diri) secukupnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
3. Setelah dua jam sesuai yang ditentukan, maka petugas piket jaga
instalasi kedokteran forensik berangkat mengambil jenazah ke
instalasi dimana ada pasien meninggal dunia tersebut
4. Sesampai di instalasi yang dimaksud kemudian, petugas instalasi
kedokteran forensik:
o Menerima dan menandatangani surat pengiriman jenazah ke
instalasi kedokteran forensik rangkap tiga lembar:
- Lembar 1, warna putih/asli untuk instalasi kedokteran forensik,
- Lembar 2, warna biru untuk instalasi catatan medis
- Lembar 3, warna merah jambu untuk disertakan di status rekam
medis pasien
o Menerima dan menandatangani surat keterangan diagnosis/sebab
kematian klinis rangkap tiga lembar:
- Lembar 1, warna putih/asli untuk instalasi kedokteran forensik,
- Lembar 2, warna biru untuk instalasi catatan medis
- Lembar 3, warna merah jambu untuk ruang perawatan
o Menerima surat keterangan kematian atas nama pasien tersebut
yang sudah ditandatangani oleh dokter yang merawat (atas nama
tim medis Rumah sakit), dan data social pasien tersebut sudah terisi
semua sesuai dengan identitas yang sah dan rekam medisnya. Surat
kegerangan kematian tersebut dibuat rangkap empat yaitu:
- Lembar 1, warna putih/asli untuk diserahkan pada keluarga atau
yang mewakili sebagai penanggung jawab pasien tersebut
(penyerahannya dilakukan di instalasi kedokteran forensik)
- Lebar 2, warna merah untuk instalasi catatan medis
- Lembar 3, warna biru untuk instalasi kedokteran forensik
- Lembar , warna kuning untuk disertakan pada status rekam
medis pasien
5. Kemudian jenazah dipindahkan ke brankard untuk dibawa ke instalasi
kedokteran forensik melalui jalur/jalan yang telah ditentukan
6. Setelah sampai di instalasi kedokteran forensik kemudian petugas
memberitahukan/memberi informasi pada keluarga pasien/jenazah
apakah jenazah tersebut akan dilakukan perawatan/pengruktian di
Rumah sakit atau langsung dibawa pulang ke Rumah duka apabila
jenazah tersebut tidak termasuk dalam UU Karantina yang mana
jenazah tersebut harus dirukti di Rumah sakit sebelum diserahkan
kepada pihak keluarganya
7. Petugas piket jaga instalasi kedokteran forensik memberitahukan pada
keluarga/penanggungjawabnya untuk mengurus administrasi tagihan
selama dirawat di bagian kassa Rumah sakit
8. Setelah ada bukti pengurusan administrasi dari bagian kassa Rumah
sakit (baik bukti lunas maupun bukti piutang/uang muka biaya
perawatan), kemudian petugas piket jaga instalasi kedokteran forensik
mencatat di buku register penyerahan jenazah klinis dan jenazah
tersebut diserahkan pada keluarga atau pihak penanggungjawabnya
serta diminta untuk tanda tangan sebagai bukti penyerahannya
9. Petugas piket jaga instalasi kedokteran forensic juga membuat surat
penyerahan jenazah klinis rangkap empat, yaitu:
10. Kemudian jenazah tersebut beserta surat keterangan kematian, surat
keterangan pengurusan administrasi dari kassa serta surat penyerahan
jenazah dari instalasi kedokteran forensik diserahkan pada pihak
keluarga atau penanggungjawabnya untuk dibawa pulang
11. Untuk transportasi jenazah dibawa pulang ke Rumah duka bisa
mempergunakan jasa ambulance jenazah, baik ambulance dinas dari
Rumah sakit maupun ambulance swasta yang ikut memberikan
layanan angkutan jenazah di instalasi kedokteran forensik
12. Mekanisme penggunaan ambulance jenazah diatur dalam protap
tersendiri
UNIT TERKAIT 1. Instalasi yang bersangkutan
2. SMF yang bersangkutan
3. Komite Medis RSMM
4. Keluarga pasien/jenazah atau penanggungjawabnya
5. Bagian Keuangan RSMM

Anda mungkin juga menyukai