BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(sumber : http://plasadana.com/content.php?id=6960)
Gambar TINJAUAN PUSTAKA.1 Jembatan Selat Sunda
6
(sumber : http://hendriyono.files.wordpress.com/2012/09/jembatan-selat-sunda.jpg)
Gambar TINJAUAN PUSTAKA.2 Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda
Pada jembatan ini akan dibuat 2x3 lajur lalu lintas jalan raya, 2x1 lajur darurat
dan rel kereta api lintasan ganda. Rel kereta api akan dibangun di tengah jembatan
yang akan memisahkan 2 jalur lalu lintas jalan raya yang masing-masing terdiri dari
3 lajur. Lajur darurat di bangun di tiap sisi dari jalur lalu lintas jalan raya. Dan tinggi
jembatan sekitar 75 m di atas permukaan laut.
Dengan :
NPV : nilai sekarang bersih;
bi : manfaat pada tahun i;
ci : biaya pada tahun i;
r : suku bunga diskonto (discount rate);
n : umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap perencanaan sampai akhir
umur rencana jalan.
Dengan :
IRR : Internal rate of return;
i1 : Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkceil;
i2 : Tingkat bunga yang meghasilkan NPV positif terbesar;
NPV1 : Nilai sekarang dengan menggunakan i1;
NPV2 : Nilai sekarang dengan menggunakan i2.
10
2.5.7 Kontingensi
Kontingensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan terjadi,
tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Biaya ini bisa disebut juga biaya tak terduga,
maka dari itu komponen kontingensi ini diperlukan.
lebih kecil dari BKBOK yaitu sekitar 70% dari nilai penghematan BKBOK. Dan
pendekatan dengan tarif penyeberangan didapatkan dari dasar tarif angkutan
penyeberangan yang berlaku pada tahun 2012 (Peraturan Menteri Perhubungan No.
PM. 71 Tahun 2010 Tgl 15 November 2010) dengan penyesuaian jenis kendaraan
sesuai dengan golongan kendaraan. Dan menurut Peraturan Pemerintah No. 15 tahun
2005 tentang jalan tol, penyesuaian tarif tol dilakukan tiap 2 tahun sekali
berdasarakan tarif lama yang disesuaikan dengan besarnya inflasi.
Pada perhitungan BKBOK jembatan tidak dapat digunakan perhitungan
BKBOK untuk jalan raya/tol, karena adanya perbedaan parameter dalam
perhitungan. Dalam perhitungan BKBOK jalan raya/tol parameter yang digunakan
adalah nilai waktu dan BOK jalan raya/tol, sedangkan pada perhitungan BKBOK
jembatan parameter yang digunakan adalah nilai waktu, BOK jalan tol dan tarif
penyebrangan dengan kapal feri.
T1 + Tarif Kapal
Dengan Kapal
A B
Dengan Jembatan
T2 + BOK
Maka dari itu, untuk penelitian ini penghematan BKBOK dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
BKBOK = (Tarif kapal + T1) (BOK + T2)
Dimana :
BKBOK : Besar Keuntungan Biaya Opersional Kendaraan ;
Tarif kapal : Tarif kapal yang sedang berlaku;
T1 : Nilai waktu kendaraan dengan menggunakan kapal;
BOK : Biaya operasional kendaraan;
T2 : Nilai waktu kendaraan dengan menggunakan jembatan.
2.6.2.1 Penghematan nilai waktu
Nilai waktu atau penghematan waktu didefinisikan sebagai jumlah uang
yang rela dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat satu satuan waktu
perjalanan (HENSHER et al, 1988a). Kerugian nilai waktu pada suatu
pengoperasian jalan merupakan kerugian yang didapat jika tidak ada penanganan
terhadap kondisi kemacetan yang ada. Kerugian nilai waktu perjalanan ini dihitung
16
dari selisih waktu perjalanan pada eksisting dengan jalan akses yang direncanakan
akan ditingkatkan. Nilai waktu setiap orang berbeda tergantung asal, tujuan,
maksud perjalanan dan lainnya.
Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata lalu lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
A R 0,0128 (V/C) ................................(2.7)
Dengan pengertian,
AR = Percepatan rata-rata
17
Dengan pengertian,
SA = Simpangan baku percepatan (m/s2)
Sa max =Simpangan baku percepatan maksimum (m/s2)
(tipikal/default = 0,75)
a0, a1 = Koefisien parameter (tipikal/default a0 = 5,140; a1 =8,264)
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
C= Kapasitas jalan (smp/jam)
Tanjakan dan turunan
Tanjakan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data alinyemen
vertikal dengan rumus berikut :
n
R 1
RR i 1
[m/km]
L1 .............................(2.9)
F 1
RR i 1
[m/km]
L1 ...........................(2.10)
Dengan pengertian,
BiBBMj = Biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaraan
i, dalam rupiah/km
HBBMi = Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaaan i, dalam
liter/km
HBBMj = Harga bahan bakar untuk jenis BBMj, dalam rupiah/liter
i = Jenis kendaraan sedan (SD), utilit (UT), bus kecil (BL), bus
besar (BR), truk ringan (TR), truk sedang (TS) atau truk berat
(TB)
j = Jenis bahan bakar minyak solar (SLR) atau premium
(PRM)
Konsumsi bahan bakar minyak
Konsumsi bahan bakar minyak untuk masing-masing kendaraan dapat
dihitung dengan rumus persamaan berikut, yaitu :
2 2
KBBMi ( 1 /VR 2 VR 3 R R 4 FR
2
5 FR 6 DTR 7 A R 8 SA ..........(2.12)
9 BK 10 BK A R 11 BK SA)/1000
Dengan pengertian,
= Konstanta (lihat tabel 2.2)
1...12 = Koefisien-koefisien parameter (lihat tabel 2.2)
VR = Kecepatan rata-rata
RR = Tanjakan rata-rata
FR = Turunan rata-rata
DTR = Derajat tikungan rata-rata
AR = Percepatan rata-rata
SA = Simpangan baku percepatan
BK = Berat kendaraan
19
Tabel TINJAUAN PUSTAKA.2 Nilai Konstanta Dan Koefisien-Koefisien Parameter Modal Konsumsi BBM
BK x BK x
Jenis 1/VR VR2 RR FR FR 2 DTR AR SA BK
AR SAR
Kendaraan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sedan 23,78 1181,2 0,0037 1,265 0,634 - - -0,638 36,21 - - -
Utiliti 29,61 1256,8 0,0059 1,765 1,197 - - 132,2 42,84 - - -
Bus Kecil 94,35 1058,9 0,0094 1,607 1,488 - - 166,1 49,58 - - -
Bus Besar 129,60 1912,2 0,0092 7,231 2,790 - - 266,4 13,86 - - -
Truk Ringan 70,00 524,6 0,0020 1,732 0,945 - - 124,4 - - - 50,20
Truk Sedang 97,70 - 0,0135 0,7365 5,706 0,03678 -0,0858 - - 6,661 36,46 17,28
Truk Berat 190,30 3829,7 0,0196 14,536 7,225 - - - - - 11,41 10,92
Sumber : Pd T-15-2005-B Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan
20
Dengan pengertian,
BOi = Biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam rupiah/km
KOi = Konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam liter/km
HOj= Harga oli untuk jenis oli j, dalam rupiah/liter
i = Jenis kendaraan
j = Jenis oli
Konsumsi oli (KO)
Konsumsi oli untuk masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung
dengan persamaan berikut, yaitu :
KOi OHKi OHOi KBBMj ................(2.14)
Dengan perngertian,
OHKi = Oli hilang akibat kontaminasi (liter/km)
OHOi = Oli hilang akibat operasi (liter/km)
KBBMi= Konsumsi bahan bakar (liter/km)
Kehilangan oli akibat konstaminasi dihitung sebagai berikut :
OHKi KPOi/JPOi .........................(2.15)
Dengan pengertian,
KPOi = Kapasitas oli (liter)
JPOi = Jarak penggantian oli (liter)
Nilai tipikal (default) untuk persamaan tersebutdapat dilihat pada tabel
berikut :
21
i = Jenis kendaraan
Nilai relatif biaya suku cadang terhadap harga kendaraan baru (P)
Nilai relatif biaya suku cadang terhadap harga kendaraan baru atau
konsumsi suku cadang untuk suatu jenis kendaraan i dapat dihitung
dengan rumus persamaan berikut, yaitu :
Pi ( 1 IRI)(KJTi/100000) 2 ....................(2.17)
Dengan pengertian,
Pi = Konsumsi suku cadang kendaraan jenis i per juta kilometer
= Konstanta
1 , 2 = Koefisien-koefisien parameter
IRI = Kekasaran jalan, dalam m/km
KJTi = Kumulatif jarak tempuh kendaraaan jenis i, dalam km
i = Jenis kendaraan
Tabel TINJAUAN PUSTAKA.4 Nilai Tipikal , 1 Dan 2
Koefisien Parameter
Jenis Kendaaan
1 2
Sedan -0,69 0,42 0,10
Utiliti -0,69 0,42 0,10
Bus Kecil -0,73 0,43 0,10
Bus Besar -0,15 0,13 0,10
Truk Ringan -0,64 0,27 0,20
Truk Sedang -1,26 0,46 0,10
Truk Berat -0,86 0,32 0,40
Sumber : Pd T-15-2005-B Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan
d. Biaya upah tenaga pemeliharaan (BUi)
Biaya upah perbaikan kendaraan untuk masing-masing jenis kendaraan
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
BUi JPi UTP/1000 ..............................(2.18)
Dengan pengertian,
BUi = Biaya upah perbaikan kendaraan (Rp/km)
JPi = Jumlah jam pemeliharaan (jam/1000km)
UTP = Upah tenaga pemeliharaan (Rp/jam)
Harga satuan upah tenaga pemeliharaan (UTP)
Data upah tenaga dapat diperoleh melalui survei penghasilan tenaga
perbaikan kendaraan. Survei upah dapat dilakukan melalui survei
23
Dengan pengertian,
BBi = Biaya konsumsi ban untuk jenis kendaraan i, dalam rupiah/km
KBi = Konsumsi ban untuk jenis kendaraan i, dalam EBB/1000km
HBj = Harga ban baru jenis j, dalam rupiah/ban baru
i = Jenis kendaraan
j = Jenis ban
Konsumsi ban
Konsumsi ban untuk masing-masing kendaraan dapat dihitung dengan
rumus persamaan berikut, yaitu :
KBi 1 IRI 2 TTR 3 DTR .............(2.22)
Dengan pengertian,
= Konstanta
1, 2, 3= Koefisien-koefisien parameter
TTR = Tanjakan + turunan rata-rata
DTR = Derajat tikungan rata-rata
25
Dengan pengertian,
BTT = Besaran biaya tidak tetap, dalam rupiah/ km
BiBBMj = Biaya konsumsi bahan bakar minyak, dalam rupiah/km
BOi = Biaya konsumsi oli, dalam rupiah/km
BPi = Biaya konsumsi suku cadang, dalam rupiah/km
BUi = Biaya upah tenaga pemeliharaan, dalam rupiah/km
BBi = Biaya konsumsi ban, dalam rupiah/km
2.6.2.2.2Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya total yang ada pada saat kendaraan beroperasi
ataupun tidak. Menurut tesis Kajian Ekonomi Relokasi Jalan dan Jembatan Pada
Ruas Jalan Tabanan- Antosari, (2010), biaya tetap terdiri dari biaya depresiasi
kendaraan, biaya bunga, biaya asuransi dan biaya overhead.
a. Biaya penyusutan (depresiasi)
Biaya depresiasi yang berlaku untuk perhitungan BOK model PCI pada jalan
tol maupun jalan arteri, besarnya berbanding terbalik dengan kecepatan
kendaraan. Biaya tersebut dihitung berdasarkan persamaan :
Kendaraan ringan : Y = 1/(2,5 S + 100)..............................(2.24)
Bus : Y = 1/(9 S + 315).................................(2.25)
Truk : Y = 1/(6 S + 210).................................(2.26)
Keterangan :
26
Pendapatan lain-lain diperoleh dari biaya iklan, jasa bank dan lainnya yang
ada di sepanjang ruas jalan tol.