Tugas Anestesi
Tugas Anestesi
Midazolam pertama kali dibuat pada tahun 1976 oleh Fryer dan Walser.
Midazolam merupakan water soluble benzodiazepine yang terikat dalam albumin
plasma. Akumulasi terjadi pada hepar yang sakit oleh karena metabolismenya
terjadi di hepar.
FARMAKOLOGI
Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut air dengan struktur cincin
imidazole yang stabil dalam larutan dan metabolisme yang cepat. Obat ini telah
menggantikan diazepam selama operasi dan memiliki potensi 2-3 kali lebih kuat.
Selain itu affinitas terhadap reseptor GABA 2 kali lebih kuat dibanding diazepam.
Efek amnesia pada obat ini lebih kuat diabanding efek sedasi sehingga pasien dapat
terbangun namun tidak akan ingat kejadian dan pembicaraan yang terjadi selama
beberapa jam.
Larutan midazolam dibuat asam dengan pH < 4 agar cincin tidak terbuka
dan tetap larut dalam air. Ketika masuk ke dalam tubuh, akan terjadi perubahan pH
sehingga cincin akan menutup dan obat akan menjadi larut dalam lemak. Larutan
midazolam dapat dicampur dengan ringer laktat atau garam asam dari obat lain.
FARMAKOKINETIK
Midazolam diserap cepat dari saluran cerna dan dengan cepat melalui sawar
darah otak. Namun waktu equilibriumnya lebih lambat dibanding propofol dan
thiopental. Hanya 50% dari obat yang diserap yang akan masuk ke sirkulasi
sistemik karena metabolisme porta hepatik yang tinggi. Sebagian besar midazolam
yang masuk plasma akan berikatan dengan protein. Waktu durasi yang pendek
dikarenakan kelarutan lemak yang tinggi mempercepat distribusi dari otak ke
jaringan yang tidak aktif begitu juga dengan klirens hepar yang cepat.
Waktu paruh midazolam adalah antara 1-4 jam, lebih pendek daripada
waktu paruh diazepam. Waktu paruh ini dapat meningkat pada pasien tua dan
gangguan fungsi hati. Pada pasien dengan obesitas, klirens midazolam akan lebih
lambat karena obat banyak berikatan dengan sel lemak. Akibat eliminasi yang cepat
dari midazolam, maka efek pada CNS akan lebih pendek dibanding diazepam.
1
Awitan aksi : IV 30 detik-1 menit; IM 15 menit; PO/rektal menit; intranasal < 10
menit; intranasal < 5 menit
Metabolisme
Midazolam dimetabolisme dengan cepat oleh hepar dan enzim cytochrome
P-450 usus halus menjadi metabolit yang aktif dan tidak aktif. Metabolit utama
yaitu 1-hidroksimidazolam yang memiliki separuh efek obat induk. Metabolit ini
dengan cepat dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi 1-hidroksimidazolam
glukoronat yang dieskresikan melalui ginjal. Metabolit lainnya yaitu 4-
hidroksimidazolam tidak terdapat dalam plasma pada pemberian IV.
Metabolisme midazolam akan diperlambat oleh obat-obatan penghambat
enzim sitokrom P-450 seperti simetidin, eritromisin, calsium channel blocker, obat
anti jamur.Kecepatan klirens hepatic midazolam lima kali lebih besar daripada
lorazepam dan sepuluh kali lebih besar daripada diazepam.
INDIKASI
* Intramuskular atau intravena untuk sedasi pra operasi / anxiolysis / amnesia;
* Intravena sebagai agen untuk sedasi / anxiolysis / amnesia sebelum atau selama
prosedur diagnostik, terapeutik atau endoskopi, seperti bronkoskopi, gastroskopi,
cystoscopy, angiografi koroner dan kateterisasi jantung, onkologi prosedur,
prosedur radiologis, jahitan dari luka dan prosedur lainnya baik sendiri atau
dikombinasikan dengan depresan SSP lain;
* Intravena untuk induksi anestesi umum, sebelum pemberian agen anestesi lain.
Dengan penggunaan narkotik premedikasi, induksi anestesi dapat dicapai dalam
rentang dosis yang relatif sempit dan dalam waktu singkat. Midazolam intravena
juga dapat digunakan sebagai komponen suplementasi intravena nitrous oxide dan
oksigen (anestesi seimbang);
* Infus intravena terus menerus untuk sedasi pasien intubasi dan ventilasi
mekanik sebagai komponen anestesi atau selama perawatan dalam pengaturan
perawatan kritis.
2
KONTRAINDIKASI
1. Midazolam merupakan kontraindikasi pada pasien dengan
hipersensitivitas dikenal untuk obat. Benzodiazepines kontraindikasi
pada pasien dengan glaukoma sudut sempit akut. Benzodiazepine dapat
digunakan pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka-hanya jika
mereka menerima terapi yang sesuai. Pengukuran tekanan intraokular
pada pasien tanpa penyakit mata menunjukkan induksi berikut moderat
menurunkan dengan midazolam.
2. Kehamilan
3. Hipersensitif
4. Syok
5. Hipotensi
6. Pemakai narkoba
PENGGUNAAN KLINIK
Midazolam sering digunakan sebagai premedikasi pada pasien pediatrik
sebagai sedasi dan induksi anestesia. Midazolam juga memiliki efek antikonvulsan
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kejang grand mal.
a) Premedikasi
b) Sedasi intravena
Midazolam dosis 1-2,5 mg IV (onset 30-60 detik, waktu puncak 3-5 menit,
durasi 15-80 menit) efektif sebagai sedasi selama regional anestesi. Dibanding
dengan diazepam, midazolam memiliki onset yang lebih cepat, amnesia yang lebih
baik dan sedasi post operasi yang lebih rendah namun waktu pulih sempurna tetap
sama. Efek samping yang ditakutkan dari midazolam adalah adanya depresi napas
apalagi bila diberikan bersama obat penekan CNS lainnya.
c) Induksi anestesi
3
sebelumnya diberikan obat penekan CNS lain seperti golongan opioid. Pasien tua
juga membutuhkan lebih sedikit dosis dibanding pasien muda.
d) Rumatan anestesi
EFEK SAMPING
Midazolam tidak harus digunakan tanpa individualisasi dosis terutama bila
digunakan dengan obat lain yang mampu menghasilkan depresi sistem saraf pusat.
Sebelum midazolam intravena dalam dosis apapun, segera ketersediaan oksigen,
obat pernafasan, usia dan ukuran peralatan yang sesuai untuk tas / katup / mask
ventilasi dan intubasi, dan personel yang terampil untuk pemeliharaan jalan napas
paten dan dukungan ventilasi harus dijamin. Pasien harus terus dipantau dengan
beberapa alat deteksi untuk tanda-tanda awal hipoventilasi, obstruksi jalan napas,
atau apnea, yaitu, oksimetri pulsa. Hipoventilasi, obstruksi jalan napas, dan apnea
dapat menyebabkan hipoksia dan / atau serangan jantung kecuali tindakan
pencegahan yang efektif segera diambil. Ketersediaan segera agen pembalikan
tertentu (flumazenil) sangat dianjurkan.
Tanda-tanda vital harus terus dipantau selama periode pemulihan. Karena
midazolam intravena menekan respirasi dan karena agonis opioid dan obat
penenang lainnya dapat menambah depresi ini, midazolam harus diberikan sebagai
4
agen induksi hanya oleh orang yang terlatih dalam anestesi umum dan harus
digunakan untuk sedasi / anxiolysis / amnesia hanya di hadapan tenaga terampil
dalam deteksi dini hipoventilasi, mempertahankan jalan napas paten dan
mendukung ventilasi. Ketika digunakan untuk sedasi / anxiolysis / amnesia,
midazolam harus selalu dititrasi perlahan-lahan pada pasien dewasa atau anak.
peristiwa hemodinamik samping telah dilaporkan pada pasien pediatrik dengan
ketidakstabilan kardiovaskular; pemberian intravena cepat juga harus dihindari
pada populasi .Pasien Pediatri untuk informasi lengkap
Pada anak-anak memerlukan dosis yang lebih rendah, maupun tidak obat
penenang seiring telah diberikan. Dewasa atau pasien anak dengan PPOK yang luar
biasa sensitif terhadap efek depresan pernafasan midazolam. Pediatrik dan dewasa
pasien yang menjalani prosedur yang melibatkan saluran udara bagian atas seperti
endoskopi atas atau perawatan gigi, sangat rentan terhadap episode desaturation dan
hipoventilasi karena obstruksi jalan napas parsial. Dewasa dan pasien pediatrik
dengan gagal ginjal kronis dan pasien dengan gagal jantung kongestif
menghilangkan midazolam lebih lambat. Karena pasien lanjut usia sering memiliki
fungsi efisien dari satu atau lebih sistem organ dan karena kebutuhan dosis telah
terbukti menurunkan dengan usia, mengurangi dosis awal dianjurkan midazolam,
dan kemungkinan efek mendalam dan / atau berkepanjangan harus
dipertimbangkan.
Keputusan untuk ketika pasien yang telah menerima midazolam suntik,
terutama secara rawat jalan, sekali lagi mungkin terlibat dalam kegiatan yang
memerlukan kewaspadaan mental selesai, mengoperasikan mesin berbahaya atau
5
mengendarai kendaraan bermotor harus individual. tes Bruto pemulihan dari efek
dari midazolam tidak dapat diandalkan untuk memprediksi waktu reaksi di bawah
tekanan. Disarankan bahwa tidak ada pasien yang berbahaya mengoperasikan
mesin atau kendaraan bermotor sampai efek obat, seperti mengantuk, telah surut
atau sampai satu hari penuh setelah anestesi dan operasi, mana yang lebih lama. .
Cepat injeksi harus dihindari pada populasi neonatal. Midazolam cepat
diberikan sebagai injeksi intravena (kurang dari 2 menit) telah dikaitkan dengan
hipotensi berat pada neonatus, terutama jika pasien juga telah menerima fentanil.
Demikian juga, hipotensi parah telah diamati pada neonatus menerima infus
kontinu midazolam yang kemudian menerima suntikan intravena cepat fentanil.
Kejang telah dilaporkan di beberapa neonatus setelah pemberian intravena cepat.
a) Pernapasan
b) Sistem kardiovaskuler
Interaksi obat
Pengaruh obat penenang midazolam intravena dititikberatkan oleh setiap
obat diberikan bersamaan, yang menekan sistem saraf pusat, terutama narkotika
6
(misalnya, morfin, meperidin dan fentanil) serta secobarbital dan droperidol.
Akibatnya, midazolam dosis harus disesuaikan sesuai dengan jenis dan jumlah obat
yang diberikan bersamaan dan respon klinis yang diinginkan.
Pengaruh dosis tunggal oral simetidin 800 mg dan 300 mg ranitidine pada
konsentrasi kondisi mapan midazolam diuji dalam sebuah studi crossover acak (n
= 8). Cimetidine meningkatkan konsentrasi midazolam berarti kondisi mapan 57-
71 ng / mL. Ranitidine meningkatkan konsentrasi steady-state berarti 62 ng / mL.
Tidak ada perubahan dalam waktu reaksi pilihan atau indeks sedasi terdeteksi
setelah dosis dengan antagonis reseptor H2.
Dalam studi terkontrol plasebo, eritromisin diberikan sebagai dosis 500 mg, tid,
untuk 1 minggu (n = 6), mengurangi clearance midazolam setelah tunggal 0,5 mg
/ kg dosis IV. Waktu paruh sekitar dua kali lipat.
7
tidak ada penelitian serupa telah dilakukan pada pasien anak-anak tetapi tidak ada
alasan ilmiah untuk mengharapkan bahwa pasien anak-anak akan merespon secara
berbeda daripada orang dewasa.
OVERDOSIS
Somnolen
Mental confusion
Hipotensi
Koma
8
Deskripsi Fentanil
Farmakodinamik
Efek analgesia Fentanil serupa dengan efek analgesik Morfin. Efek analgesik
Fentanil mulai timbul 15 menit setelah pemberian per oral dan mencapai puncak
dalam 2 jam. Efek analgesik timbul lebih cepat setelah pemberian subkutan atau
intramuskulus yaitu dalam 10 menit, mencapai puncak dalam waktu 1 jam dan masa
kerjanya 3-5 jam. Efektivitas Fentanil 75-100 g parenteral kurang lebih sama
dengan Morfin 10 mg. Karena bioavaibilitas oral 40-60 % maka efektifitas sebagai
analgesik bila diberikan peroral setengahnya dari bila diberikan parenteral. Sedasi,
9
euphoria dan eksitasi Pada dosis ekuianalgesik, sedasi yang terlihat sama dengan
sedasi pada Morfin. Pemberian Fentanil kepada pasien yang menderita nyeri atau
cemas, akan menimbulkan euphoria.
Fentanil terhadap lambung dan usus kecil lebih lemah daripada Morfin.
Kontraksi propulsif dan non-propulsif saluran cerna berkurang, tetapi dapat timbul
spasme secara tiba-tiba serta peninggian tonus usus. Seperti Morfin, Kodein dan
Metadon, Fentanil lebih aman daripada Morfin, tetapi lebih kuat daripada Kodein
dalam menimbulkan spasme saluran empedu. Fentanil tidak menimbulkan
konstipasi sekuat Morfin, sehingga Fentanil tidak berguna untuk pengobatan
simtomatik diare.
10
Otot Bronkus
Setelah pemberian Fentanil dosis terapi, peristaltik ureter berkurang. Hal ini
disebabkan berkurangnya produksi urine akibat dilepaskannya ADH dan
berkurangnya laju filtrasi glomerulus.
Uterus
Fentanil sedikit sekali merangsang uterus dewasa yang tidak hamil. Aktivitas
uterus hamil tua tidak banyak dipengaruhi oleh Fentanil, dan pada uterus yang
hiperaktif akibat Oksitosin, Fentanil meningkatkan tonus, menambah frekuensi dan
intensitas kontraksi uterus. Jika Fentanil diberikan sebelum pemberian oksitoksin,
obat ini tidak mengantagonis efek oksotosin. Dosis terapi Fentanil yang diberikan
sewaktu partus tidak memperlambat kelangsungan partus dan tidak mengubah
kontraksi uterus. Fentanil tidak mengganggu kontraksi atau involusi uterus pasca
persalinan dan tidak menambah frekuensi perdarahan pasca persalinan.
Farmakokinetik
Fentanil larut dalam lemak dan menembus sawar jaringan dengan mudah.
Setelah suntikan intravena ambilan dan distribusinya secara kualitatif hampir sama
dengan Morfin, tetapi fraksi terbesar dirusak oleh paru ketika pertama kali
melewatinya. Dimetabolisir oleh hati dengan N-dealkilasi dan hidroksilasi serta sisa
metabolismenya dikeluarkan lewat urine.
Indikasi
Beberapa indikasi penggunaan Fentanil, yakni :
1. Sebagai suplemen narkotik-analgesik dalam anestesi umum atau anestesi
regional.
2. Pemberian bersama obat neuroleptik seperti droperidol untuk premedikasi
anestesi sebelum induksi anestesi dan sebagai tambahan dalam maintenance
anestesi umum atau anestesi regional.
3. Untuk neuroleptik analgesia bersama oxygen dalam kasus khusus pasien
resiko tinggi yang menjalani bedah mayor.
11
Kontra Indikasi
Interaksi Obat
12
Intoksikasi
Gambaran Klinis
Manifestasi dari intoksikasi Fentanil adalah perluasan dari efek farmakologi
dari Fentanil sendiri yakni dengan efek hipoventilasi yang signifikan.
Penatalaksanaan
Manajemen intoksikasi dapat diberikan obat antagonis narkotik seperti
Nalokson dan bisa diulang dalam waktu 30 menit sampai 80 menit (waktu paruh
Nalokson 30-80 menit).Selalu diyakinkan jalan nafas bebas dan tetap memelihara
bebasnya jalan nafas, pemberian oksigenasi dan respirasi dikontrol serta
menggunakan oropharing atau endotracheal tube jika dibutuhkan.
Pengawasan temperature tubuh dan terapi cairan. Jika terjadi hipotensi berat
atau menetap, harus dipikirkan bisa terjadinya syok hipovolemik dan harus diterapi
dengan terapi cairan parenteral.
Dosis
Anak-anak
Anestesi atau sedasi Dosis: 1-3 g/kg/dose (maksimal : 50 g) IV or IM Bisa
diulang (dengan dosis yang sama). Kebanyakan pasien memerlukan 3-5 dosis
Fentanil (3-5 g/kg)
Dewasa
Untuk dosis sedasi dan anestesi sama seperti anak yakni 1-3 g/kg/dose.
Fentanil Transdermal
Tindakan Pencegahan
13
Pasien yang telah menjalani anestesi dengan pemberian fentanyl tidak
diperkenankan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin, sampai
beberapa hari pasca bedah. Fentanyl jangan dicampurkan dengan obat lain dalam 1
spuit, tapi fentanyl dapat diencerkan dalam cairan infuse NaCl 0,9 % atau dextrose
5 % atau 10 % dan larutan ini harus dibuat segar dan digunakan dalam waktu 24
jam. Fentanyl dapat dilarutkan dalam cairan infuse dalam tabung plastic dan tidak
terserap oleh plastik.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Prakis Anestesiologi. Edisi
Kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2002.
2. Muhiman M, Thaib MR, Sunatrio S, Dahlan R. Anestesiologi. Jakarta: Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 1989.
3. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 4th Ed. Lange
Medical Books-Mc Graw-Hill. 2006
4. Omorgui, S. Buku Saku Obat-obatan Anestesi. Edisi II, EGC, Jakarta, 1997.
5. Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Ed. 5. Jakarta : Erlangga.
6. Setiawati, Arini dkk. 2001. Farmakologi dan Terapi ed. 4. Jakarta : FKUI.
15