Oleh :
Dokter Pembimbing :
dr. Martuani Hutabarat, Sp. OG
dr. Sahat Siburian, Sp. OG, M.Kes
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul PERHITUNGAN IBU GIZI HAMIL TRIMESTER III
ini. Dimana makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu
Penyakit Obstetri dan ginekologi di RS HKBP Balige.
Makalah ini dapat dibuat dan diselesaikan tidak lepas dari bantuan dari banyak pihak.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dr. Martuani Hutabarat, Sp.OG dan dr. Sahat
Siburian, Sp. OG, M.Kes sebagai pembimbing pada Poliklinik yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dalam proses penyusunan makalah ini. Selain itu terima kasih juga
penulis sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan saran dan bantuan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN
dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal serta terkena penyakit infeksi. Ibu
yang mengalami KEK akan lebih berisiko melahirkan BBLR.5
Masalah lain yang sering terjadi selama kehamilan adalah penurunan kadar
hemoglobin akibat peningkatan volume plasma yang lebih banyak daripada volume sel
darah merah. Penurunan ini terjadi pada usia kehamilan 8 sampai 32 minggu. Anemia
dapat menyebabkan pengangkutan oksigen menjadi terganggu sehingga nutrisi ke janin
berkurang.6
Anemia pada ibu hamil dapat terjadi karena kekurangan beberapa zat gizi mikro,
salah satunya adalah besi (Fe). Terbukti bahwa penduduk Indonesia pada umumnya
mengkonsumsi Fe yang berasal dari sumber nabati, yang mempunyai daya serap rendah
dibanding sumber hewani. Kebutuhan janin akan Fe terakumulasi pada trimester terakhir
sehingga diperlukan penambahan suplemen Fe. Keadaan kurang Fe dapat menimbulkan
gangguan pada pertumbuhan janin, baik sel tubuh maupun sel otak.7
Zat gizi mikro yang juga berperan dalam kehamilan adalah folat. Folat digunakan
untuk pertumbuhan sel dan replikasi pada janin atau plasenta. Kekurangan folat terjadi
karena konsumsi kurang atau kebutuhan metabolik yang meningkat. Kekurangan folat
dalam waktu yang lama dapat memicu terjadinya anemia defisiensi folat, belum
matangnya sel darah merah. Kekurangan folat selama kehamilan berhubungan dengan
peningkatan risiko kelahiran prematur, berat lahir rendah dan terganggunya pertumbuhan
janin.8
Berat lahir juga berhubungan dengan pemenuhan nutrisi selama kehamilan, salah
satunya adalah kebutuhan zat gizi makro. Kebutuhan gizi meningkat seiring
bertambahnya usia kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin bersama dengan
perubahan jaringan serta metabolisme tubuh ibu. Pertumbuhan dan perkembangan janin
semakin cepat pada kehamilan trimester ketiga sehingga diperlukan asupan energi dan
protein yang cukup. Tingkat kecukupan gizi selama hamil berpengaruh terhadap berat
badan lahir.9.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi
berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui
plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu.
Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan kebutuhan gizi pada ibu hamil
adalah (Aritonang, 2010):
1. Buruknya status gizi ibu
2. Usia ibu yang masih sangat muda
3. Kehamilan kembar
4. Jarak kehamilan yang rapat
5. Tingkat aktivitas fisik yang tinggi
6. Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan malabsorbsi
7. Konsumsi rokok dan alkohol
8. Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal (narkoba).
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil
sangat kurus makan akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) dan bayi
prematur. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan pada ibu hamil yaitu
edema, hipertensi kehamilan, dan makan yang banyak/berlebihan (Salmah dkk, 2006).
Menurut Kusmiyati (2009), proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut :
a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir seluruhnya
merupaka kenaikan berat badan ibu.
b. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat badan
ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.
c. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat
badan ini karena pertumbuhan jaringan janin.
2.1.1. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini
digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang
baru (Almatsier, 2009). Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta
untuk proses metabolisme jaringan baru (Mitayani, 2010). Ibu hamil memerlukan sekitar 80.000
8
tambahan kalori pada kehamilan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebesar 300 kkal/hari untuk ibu hamil trimester ketiga.
Dengan demikian dalam satu hari asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai
2300 kkal/hari. Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan
sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula
murni (Almatsier, 2009)
2.1.2.Protein
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh peningkatan
volume darah dan pertumbuhan jaringan baru (Aritonang, 2010). Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu,
plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII 2004 menganjurkan penambahan
sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau sekitar 1,3 g/kg/hr. Dengan
demikian, dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 67-100 gr. Menurut Aritonang (2010),
perkiraan faktorial protein terhadap komponen-komponen pertambahan pada kehamilan normal
cukup bulan dapat dilihat dalam tabel 2.1
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam hal jumlah maupun
mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, dan kerang. Selain sumber hewani, ada juga yang
berasal dari nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan (Almatsier, 2009)
singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya. Namun, zat besi dalam makanan
tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber nabati untuk mencukupi
kebutuhan besi sehari (Almatsier, 2009).
Menurut Aritonang (2010), makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi
selama hamil diantaranya sebagai berikut :
1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging,sayur, dan buah
yang kaya vitamin C.
2. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi. Kebutuhan akan zat
besi yang besar terutama pada kehamilan yang menginjak usia trimester ketiga tidak akan
mungkin tercukupi hanya melalui diet. Oleh karena itu, suplementasi zat besi sangat penting
sekali, bahkan kepada ibu hamil status gizinya sudah baik.
2.1.3.3. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan tulang dan
gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah
berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang
dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos
atau osteoporosis (Sophia, 2009).
Widya Karya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 150 mg kalsium
untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi oleh
ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan teri,
udang, sayuran hijau, dan berbagai produk olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan
kalsium selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu menjadi meningkat.
bahan makanan pokok adalah beras dan di beberapa daerah menggunakan jagung, sagu, dan ubi
jalar (Almatsier, 2009).
Pola makan di suatu daerah berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor ataupun
kondisi setempat yang dapat dibagi dalam dua bagian :
1. Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan pangan. Dalam
kelompok ini termasuk geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi jenis
tanaman dan jumlah produksinya di suatu daerah.
2. Faktor adat istiadat yang berhubungan dengan konsumen. Taraf sosio-kultural setempat
memegang peranan penting dalam konsumsi pangan penduduk. Menurut Den Hartog dan
Hautvast (1980) dalam Almatsier (2009), fungsi makanan menurut aspek sosio-kultural
adalah sebagai fungsi kenikmatan (gastronomik), untuk menyatakan jati diri, fungsi religi
(magis), fungsi komunikasi, dan status ekonomi. Jumlah penduduk adalah kunci utama
yang menentukan tinggi rendahnya jumlah konsumsi bahan pangan di suatu daerah.
Demikian juga dalam hal keluarga, jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi pola
konsumsi anggota keluarga. Apalagi dengan pengetahuan, pendapatan yang rendah dan
jumlah anak yang banyak cenderung pola konsumsi berkurang pula (Khumaidi, 1994).
BAB III
KESIMPULAN
1. Dasar pengaturan gizi Ibu hamil adalah Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan
kalori, perubahan fungsi alat pencernaan, peningkatan fungsi ginjal, peningkatan volume
dan plasma darah.
2. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah buruknya
status gizi, usia ibu yang masih sangat muda, Kehamilan kembar, Jarak kehamilan yang
14
rapat, Tingkat aktivitas fisik yang tinggi, Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan
malabsorbsi, Konsumsi rokok dan alcohol, Konsumsi obat legal (antibiotik dan
phenytoin) maupun obat ilegal (narkoba).
3. Kenaikan berat badan pada ibu hamil trimester I adalah 1 kg, trimester II 3 kg (0.3
kg/minggu) dan trimester III 6 kg ( 0.3 0.5 kg/minggu).
4. Asupan kebutuhan gizi pada Ibu hamil adalah energi, protein,vitamin dan mineral (zat
besi,asam folat, dan kalsium)
5. Aspek aspek yang mempengaruhi pola makan ibu hamil adalah jumlah, jenis dan
frekuensi makanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pantiawati I. Bayi dengan berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
hal.6-20
2. UNICEF. A world fit for children. USA: United Nation General Assembly; 2002.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil
riset kesehatan dasar 2010. Jakarta;2010. Hal 140,170,187.
15
4. Arisman MB. Gizi dalam daur kehidupan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2009. hal 4-20.
5. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas (LLA) dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil
dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
Penelitian Sains & Teknologi 2005; 6(2): hal 114126.
6. Mitchell MK. Nutrition across the life span. 2nd ed. USA: Elsevier; 2003.p.145- 167.
7. Williamson CS. Nutrition in pregnancy. British Nutrition Foundation Nutrition Bulletin;
2006: 31, p.28-59.
8. Charles DHM, Ness AR, Campbell D, Smith GD, Whitley E, Hall MH. Folic acid
supplements in pregnancy and birth outcome: re-analysis of a large randomised
controlled trial and update of Cochrane review. Pediatric and Perinatal Epidemiology;
2005: 19, p.112-124.
9. Arkkola T. Diet during pregnancy:dietary pattern and weight gain rate among finnish
pregnant women. Universitasis Ouluensis : D medika 1037; 2009