PENDAHULUAN
Gagal jantung kongestif pada anak merupakan kegawat daruratan yang sering di
jumpain oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sering tidak khas dan
sangat beravariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain diluar
jantung.1
1
mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai
lapisan 3 kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium ( septum interatrium )
sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel ( septum
interventrikular ).
Katup-katup jantung
Diantara ventrikel kanan dan atrium kanan ada katup yang memisahkan
keduanya yaitu katup tricuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri
juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bicuspid. Kedua
katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada
saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
1. Katup tricuspid
2
Setelah katup tricuspid tertutup, darah akan mengalir dari
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Truncus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun,
katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari
ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
2. Katup pulmonal
3
3. Katup bikuspidalis
Katup bikuspidalis atau katup mitral mengatur aliran darah dari
atrium kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid menutup pada
saat kontraksi ventrikel. Katup bicuspid terdiri dari 2 daun katup.
4. Katup aorta
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi memompa
darah bersih ( kaya oksigen ) ke seluruh tubuh, sedangkan jantung kanan menanmpung darah
kotor ( rendah oksigen ) yang kemudian dialirkan ke paru-paru untuk dibersihkan. Jantung
berdenyut 60-80 kali per menit, denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi,
Andaikan denyutan jantung 70 kali per menit, maka dalam 1 jam jantung berdenyut 4200 kali
atau 100.800 kali sehari semalam. Tiap kali berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi
dalam 24 jam jantung memompakan darah sebanyak kira-kira 7000-7.571 liter.2
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kumpulan gejala yang komplek di mana seseorang harus memiliki tampilan berupa
gejala gagal jantung ( nafas pendek, terganggu saat melakukan aktifitas dan istirahat ).3
Gagal jantung di mana suatu keadaan yang mana curah jantung tidak dapat
menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.4
B. ETIOLOGI
congestif heart failure pada anak terbagi 2 :
Struktural
Sianotik, terbagi lagi menjadi :
TOF ( tetralogy of fallot )
Terjadi kebocoran sekat antara bilik kiri dan kanan yang disertai
penyempitan arteri pulmonal. Penyempitan arteri pulmonal ini
mengakibatkan tekanan di bilik kanan naik dan pada suatu titik
akan lebih tinggi dari bilik kiri, sehingga darah dari bilik kanan
sebagian akan mengalir ke bilik kiri, akibatnya darah yang di
pompakan ke seluruh tubuh merupakan percampuran darah yang
kandungan oksigennya rendah dengan darah yang kaya oksigen.
5
pulmonalis yang semestinya keluar dari bilik kanan, pada kasus ini
keluar dari bilik kiri dan sebaliknya aorta keluar dari bilik kanan.
Maka yang terjadi adalah darah yang kurang oksigen dari sistem
vena yang seharusnya dialirkan ke paru untuk mendapat oksigen,
dialirkan langsung kembali keseluruh tubuh karena yang keluar
dari bilik kanan adalah aorta. Dan sebaliknya degan arteri
pulmonalis keluar dari bilik kiri, sehingga darah yang sudah
mendapat oksigen, yang seharusnya mengalir keseluruh tubuh,
malah kembali lagi ke paru. Keadaan ini menyebabkan dua sistem
sirkulasi yang seharusnya bekerja secara paralel menjadi terpisah.
Akibatnya anak akan biru dan meninggal dengan cepat
Fungsional
Asianotik , terbagi lagi menjadi
VSD ( ventrikel septal defek )
ASD ( atrium septal defek )
PDA ( patent ductus arteriosus )
Peyakit jantung yang di sebabkan oleh faktor eksternal, akibat pola hidup yang
tidak sehat.
Kardiomiopati
Miokarditis6
6
C. EPIDEMIOLOGI
Gagal jantung merupakan masalah khusus pada anak berupa ketidakmampuan jantung
sebagai pompa darah untuk memenuhi secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh
termasuk pertumbuhan. Prevalensi dan insiden gagal jantung anak di dunia saat ini belum
ditemukan data pasti, karena belum terdapat klasifikasi universal yang diterapkan terhadap
gagal jantung anak. Gagal jantung anak terbanyak berasal dari anak yang lahir dengan
malformasi kongenital. Diperkirakan bahwa 15% sampai 25% anak-anak yang memiliki
penyakit jantung struktural menjadi gagal jantung dikemudian hari.
Dua studi dari gagal jantung pada anak masing-masing mencakup 10 tahun, telah
dilaporkan dari fasilitas tersier Eropa. Lebih dari setengah kasus gagal jantung anak
dilaporkan dalam kedua studi disebabkan oleh penyakit jantung bawaan. Hal ini
mencerminkan fakta bahwa penyakit jantung bawaan jauh lebih umum daripada penyebab
lain dari gagal jantung. Penyebab gagal jantung dominan yang dilaporkan diantara negara
berkembang ialah kardiomiopati primer. Kejadian dari kardiomiopati primer di negara-negara
berkembang dilaporkan antara 0,8 sampai 1,3 kasus per 100.000 anak di kelompok usai 0-18
tahun.
Di Indonesia sendiri masih sulit menemukan data prevalensi dan insiden gagal jantung
pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik gagal jantung
pada anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.7
Kelas I
Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas fisik, aktifitas fisik sehari-hari tidak
menimbulkan kelelahan.
7
Kelas II
Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun
aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas III
Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, tetapi
aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak.
Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istirahat,
keluhan meningkat saat melakukan aktifitas.3
E. PATOGENESIS
jantung dapat di pandang sebagai pompa dengan curah yang sebanding dengan
volume pengisiannya. Jantung sehat akan menaikkan curah jantung sampai suatu
maksimum. Kenaikan volume sekuncup yang di apai dengan cara ini di sebabkan oleh
serangan serabut-serabut miokardium, . jantung yang bekerja di bawah pengaruh berbagai
jenis stress akan berfungsi sepanjang kurva frank-starling yang berbeda. Otot jantung
dengan kontraktilitas intrinsik yang terganggu akan memerlukan derajat dilatasi yang
lebih besar untuk menghasilkan kenaikan volume sekuncup dan tidak akan mencapai
curah jantung yang maksimal. Jika rongga jantung dilatasi karena lesi yang menyebabkan
kenaikan pra beban ( preload ) misalnya, shunt dari kiri ke kanan atau insuiensi katup
hanya aka nada sedikit ruangan untuk dilatasi dan memperbesar curah jantung
selanjutnya. Adanya lesi yang menyebabkan kenaikan bean pasca ( afterload ) terhadap
ventrikel, akan mengurangi kinerja jantung, sehingga menyebabkan hubungan frank-
sterling tertekan.
Satu mekanisme kompensatoir utama untuk menaikkan curah jantung adalah naiknya
tonus simpatis, akibat bertambahnya sekresi epinefrin adrenal dalam sirkulasi dan
bertambahnya pelepasan noreppineprin saraf. Pengaruh manfaat awal rangsangan
simpatis adalah kenaikan frekuensi jantung dan kontraktilitas miokardium, yang
keduanya berperan menaikkan curah jantung. Kenaikan rangsangan simpatis yang lama
dapat mempunyai pengaruh merugikan juga, termasuk hipermetabolisme.4
8
F. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis ada 2.
Tipikal
Sesak nafas
Ortopneu
Paroxysmal nocturnal dypsnoe
Cepat lelah
Spesifik
Peningkatan jvp
Suara jantung S3 ( gallop )
Apek jantung bergeser ke lateral
Atipikal
Batuk malam hari
Mengi
Berat badan turun
Perasaan kembung
Nafsu makan menurun
Berdebar
Spesifik
Asites
Kaheksia
Nafas cepat3
9
G. DIAGNOSIS
Diagnosis di tegakkan berdasarkan 3 hal,yaitu :
ANAMNESA
Anamnesa merupakan bagaian dari anamnesis pediatric secara keseluruhan.
Anamnesis pediatric umum yang diteliti seharusnya telah mencakup anamnesis kardiologi
pediatric, kalaupun hendak dilakukan anamnesis khusus yang mengarah pada kelainan
kardiovaskular, hal ini harus dilakukan setelah anamnesis pediatric umum.
Dari orang tua penderita kita mengharapkan keterangan atau informasi terperinci tentang
keadaan anak sebagai manifestasi kelainan kardiovaskular.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik harus dilakukan sebaik-baik mungkin, pemeriksa harus
mlakukannya dengan tenang dan penuh kesabaran, segala cara harus dilakukan agar anak
merasa tenang dan kooperatif, sebab anak yang gelisah, menangis atau ketakutan sangat
menyulitkan pemeriksa, khususnya auskultasi jantug.
1) Keadaan Umum
Pertama harus di nilai keadaan umum penderita, termasuk kesadarannya,
kesan gizi dan penderita dalam keadaan distress atau tidak.
2) Inspeksi
Perhatikan apakah terdapat deformitas dada. Pembesara jantung yang lama
dapat menimbulkan penonjolan satu sisi dada, sehingga terjadi asimetris (
voussure cardiaque ). Perhatikan pula iktus kordis pada dinding dada.
3) Palpasi
Dengan palpasi kita memastika iktus kordis yang mungkin sudah terlihat pada
inspeksi. Di samping itu raba juga denyut jantung, serta getaran bising ( thrill ).
Dengan berdiri di sebelah kanan penderita yang terlentang, sambil melakukan
palpasi di bagian dada dengan cermat.
4) Perkusi
Melakukan perkusi untuk menentukan batas-batas jantung secara klini, juga
untuk menilai keadaan paru, khususnya terdapat efusi pleura.
10
5) Auskultasi
Harus dipelajari secara sistematis, seksama dan penuh perhatian. Menentukan
bunyi jantung I dan II, serta bila ada bunyi jantung III dan IV. Bising jantung serta
bunyi tambahan lainnya harus diperhatikan dan di atat dengan seksama.8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorak
Foto thorak penting sebgai pemeriksaan rutin untuk melihat besar dan bentuk
jantung. Pada gagal jantung hampir selalu ditemukan kardiomegali. Foto thorak
dapat dilakukan untuk memantau hasil terapi, juga dapat member informasi
berharga tentang kemungkinan penyebab sesak diluar jantung ( paru ).
Ekokardiografi
Memberi gambaran rinci dan kuantitatif tentang anatomi dan fungsi jantung.4
H. DIAGNOSIS BANDING
VSD
ASD
PDA5
I. DIAGNOSIS KERJA
Congestif Heart Failure
Gagal jantung di mana suatu keadaan yang mana curah jantung tidak dapat
menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh.4
J. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Vasodilator ( captopril )
Obat inotropik
11
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung
Diuretic
Furosemid yang paling sering digunakan pada penderita gagal jantung.9
K. Komplikasi
Gagal ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah pada ginjal sehingga akan
menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani.
Stroke
Disebabkan karena aliran darah pada jantung yang rendah, sehingga menyebabkan
terjadinya jendalan darah yang dapat menyebabkan resiko serangan jantung dan
stroke.4
L. Prognosis
Pada gagal jantung PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan terapi
medis adekuat, bila ini dapat menolong maka dapat di teruskan sambil menunggu koreksi
bedah. Pengobatan dengan profilaksi sekunder dapat memperbaiki keadaan jantung.6
12
BAB III
KESIMPULAN
Gagal jantung kongestif pada anak merupakan kegawat daruratan yang sering
dijumpain oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sering tidak khas
dan sangat beravariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain diluar
jantung.
Dua studi dari gagal jantung pada anak masing-masing mencakup 10 tahun, telah
dilaporkan dari fasilitas tersier Eropa. Lebih dari setengah kasus gagal jantung anak
dilaporkan dalam kedua studi disebabkan oleh penyakit jantung bawaan. Hal ini
mencerminkan fakta bahwa penyakit jantung bawaan jauh lebih umum daripada penyebab
lain dari gagal jantung. Penyebab gagal jantung dominan yang dilaporkan diantara negara
berkembang ialah kardiomiopati primer. Kejadian dari kardiomiopati primer di negara-negara
berkembang dilaporkan antara 0,8 sampai 1,3 kasus per 100.000 anak di kelompok usai 0-18
tahun.
Pada gagal jantung PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan terapi
medis adekuat, bila ini dapat menolong maka dapat di teruskan sambil menunggu koreksi
bedah. Pengobatan dengan profilaksi sekunder dapat memperbaiki keadaan jantung.6
13
DAFTAR PUSTAKA
4. Nelson LJ, Schneider E, Wells CD, and Moore M.Nelson Textbook of Pediatrics.
Chapter XX Gagal Jantung Kongestif : Section VII Gagal Jantung Kongestif:
15th edition. Vol. 2 Philadelphia: W.B.Saunders Company, 2007
7. Jurnal e-clinic. Gambaran Karakteristik Gagal Janung Pada Anak di RSUP. Prof,
DR. R. D. Kandou Manado. Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016
14
Uniersitas Indonesia. Jakarta :1985
10. Sucipto. Nur Ilhaini. Gagal jantung Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
jember : Jember : 2011.
15