BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
21
3.1.1 Alat
adapun dalam proses pembuatan alat pemeras tebu di butuhkan seperti Motor
3.1.2 bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ini yang di perlukan dari bahan yang
terbuat dari baja untuk pengilingan sendiri dan almunium salah sebagai penutup alas
Dengan mesin pemeras / penggiling tebu ini, Anda bisa memeras batang tebu dengan cara
mudah. Cukup masukkan 1 kali saja batang tebu ke mesin ini, maka Anda akan
mendapatkan sari tebu. Dengan kapasitas besar mesin ini cocok untuk usaha penggilingan
Spesifikasi:
21
22
Kelemahan pemerahan tebu pada pengrajin gula tebu tradisional adalah rendahnya efisiensi
pemerahan nira, hal ini karena pada pemerahan nira tebu hanya dilakukan satu kali giling
tanpa perlakuan awal dan dilakukan dengan system kering atau tanpa tambahan air
imbibisi, rendahnya efisiensi pemerahan berakibat langsung pada rendahnya rendemen gula
yang dihasilkan dan merupakan penyebab utama dari kerugian pengrajin gula merah
tradisional yang terjadi selama ini Perbaikan efisiensi: pemerahan nira tentu harus
diupayakan untuk meningkatkan rendemen, yang berarti akan meningkatkan daya saing,
mencontoh pabrik gula besar memang salah satu alternative tentu dengan beberapa
penyedehanaan, terapan pemerahan tebu pada pabrik gula mini di Kediri maupun di
Rembang sudah sejalan dengan teknologi pemerahan pada industry pabrik gula besar, yaitu
dengan melakukan penggilingan pada seri gilingan yang terdiri dari satu unit crusher
sebagai pemecah sel tebu diikuti dengan dua gilingan (PGM Rembang) Pada pabrik gula
besar dengan standart peralatan yang dilengkapi dengan timbangan nira memang sangat
mudah untuk memonitor volume air imbibisi yang ditambahkan, apabila pabrik gula mini
mengikuti scale down dari pabrik gula tersebut akan berakibat naiknya biaya investasi
maupun exploitasi (pabrik gula mini di design tanpa timbangan nira mentah) dan akan
1.) Lakukan pencatatan brix tebu yang akan digiling pagi, siang dan sore hari.
2.) Lakukan uji giling tiap hari 100 kg tebu dan di timbang berat ampas yang keluar,
hal ini belum tercapai dilakukan penyetelan besaran tambahan air imbibisi pada gilingan
tiga, dengan monitor brix gilingan akhir pada kisaran 2sd3 maka diyakini bahwa kehilangan gula
di ampas tebu sudah setara dengan kehilangan pada pabrik gula besar.
22
23
berat tebu, berat ampas selain dipengaruhi setelan bukaan gilingan juga sangat dipengaruhi
dari varitas tebu yang digiling, apabila terjadi penyimpangan perlu dilihat apa perlu
dilakukan penyetelan ulang dalam proses pengilingan agar memberikan hasil gilingan.
3.Brix gilingan akhir dengan tambahan imbibisi air panas dalam kisaran 2 sd 3 sedangkan
brix gilingan dua dengan imbibisi nira gilingan akhir harus dalam kisaran 8 sd 10, apabila
hal ini belum tercapai dilakukan penyetelan besaran tambahan air imbibisi pada gilingan
tiga, dengan monitor brix gilingan akhir pada kisaran 2sd3 maka diyakini bahwa
kehilangan gula di ampas tebu sudah setara dengan kehilangan pada pabrik gula besar
dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada
sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D
Cane cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong tebu menjadi serabut kasar,
proses ini untuk mempermudah pengambilan nira ketika penggilingan berlangsung atau
cane cutter ini berfungsi untuk membuka sel-sel tebu dengan proses pemotongan tebu
sampai ukurannya kurang lebih 80 mm. prinsip kerja cane cutter yaitu berdasarkan
perputaran pisau yang dipasang sejumlah 32 buah pisau secara melingkar dengan
pemotongan bahan menggunakan kecepatan tinggi yaitu 600 rpm sehingga bahan menjadi
23
24
Cane unigrator merupakan alat yang mempunyai fungsi untuk mencacah tebu menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil atau menjadi serabut yang lebih halus sehingga dapat
Prinsip kerja cane unigrator ini yaitu dengan cara menekan dan menggeser tebu atau
kecepatan putarnya sebesar 600 rpm Gambar cane unigrator dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini.
24
25
Juice heater1 dengan suhu 75 0C memiliki tujuan yaitu untuk mempercepat proses reaksi
pada defekasi, membunuh mikroorganisme dalam nira yang menyebabkan nira menjadi
asam, menggumpalkan koloid dalam nira karena koloid mudah menggumpal pada
temperatur tersebut, dan menghindari gangguan proses seperti terjadinya buih, karena
pergerakan yang tinggi dapat dihindari bila pada proses digunakan suhu tinggi. Pemanasan
pada juice heater 2 menggunakan kondisi dengan suhu yaitu 105 0C mempunyai tujuan yang
berbeda yaitu untuk menyempurnakan reaksi nira dari proses sufitasi, menyiapkan nira
sebelum diendapkan pada door clarifier karena temperature kurang dari 80 0C, membunuh
mikroorganisme yang mungkin masih hidup, dan membantu pengeluaran gas dalam nira.
25
26
26