Anda di halaman 1dari 7

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

20
21

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat

adapun dalam proses pembuatan alat pemeras tebu di butuhkan seperti Motor

pengerak,Poros,sabuk ,paibell ,puli,sprocket,roda gigi,bantalan ,roda pengilingan.

3.1.2 bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ini yang di perlukan dari bahan yang

terbuat dari baja untuk pengilingan sendiri dan almunium salah sebagai penutup alas

untuk mempermudah proses pembuatan.

3.2 Spesifikasi Pemeras Tebu

Dengan mesin pemeras / penggiling tebu ini, Anda bisa memeras batang tebu dengan cara

mudah. Cukup masukkan 1 kali saja batang tebu ke mesin ini, maka Anda akan

mendapatkan sari tebu. Dengan kapasitas besar mesin ini cocok untuk usaha penggilingan

tebu skala UKM.

Spesifikasi:

1) Dimesi Mesin: ( P x L x T) 1000 x 400 x 800 mm

2) Penggerak/Power: Motor bensin 4,5 Hp

3) Bahan Utama: Rol Stainlees Steel

4) Bahan Rangka: Besi Profil dan Plat Baja

5) Kapasitas: 100 - 150 kg/jam

6) Kelengkapan: Diameter Rool 200 mm

21
22

Kelemahan pemerahan tebu pada pengrajin gula tebu tradisional adalah rendahnya efisiensi

pemerahan nira, hal ini karena pada pemerahan nira tebu hanya dilakukan satu kali giling

tanpa perlakuan awal dan dilakukan dengan system kering atau tanpa tambahan air

imbibisi, rendahnya efisiensi pemerahan berakibat langsung pada rendahnya rendemen gula

yang dihasilkan dan merupakan penyebab utama dari kerugian pengrajin gula merah

tradisional yang terjadi selama ini Perbaikan efisiensi: pemerahan nira tentu harus

diupayakan untuk meningkatkan rendemen, yang berarti akan meningkatkan daya saing,

mencontoh pabrik gula besar memang salah satu alternative tentu dengan beberapa

penyedehanaan, terapan pemerahan tebu pada pabrik gula mini di Kediri maupun di

Rembang sudah sejalan dengan teknologi pemerahan pada industry pabrik gula besar, yaitu

dengan melakukan penggilingan pada seri gilingan yang terdiri dari satu unit crusher

sebagai pemecah sel tebu diikuti dengan dua gilingan (PGM Rembang) Pada pabrik gula

besar dengan standart peralatan yang dilengkapi dengan timbangan nira memang sangat

mudah untuk memonitor volume air imbibisi yang ditambahkan, apabila pabrik gula mini

mengikuti scale down dari pabrik gula tersebut akan berakibat naiknya biaya investasi

maupun exploitasi (pabrik gula mini di design tanpa timbangan nira mentah) dan akan

kehilangan filosophi kesederhanaannya, untuk hal itulah dibuatkan yaitu

1.) Lakukan pencatatan brix tebu yang akan digiling pagi, siang dan sore hari.

2.) Lakukan uji giling tiap hari 100 kg tebu dan di timbang berat ampas yang keluar,

hal ini belum tercapai dilakukan penyetelan besaran tambahan air imbibisi pada gilingan

tiga, dengan monitor brix gilingan akhir pada kisaran 2sd3 maka diyakini bahwa kehilangan gula

di ampas tebu sudah setara dengan kehilangan pada pabrik gula besar.

22
23

berat tebu, berat ampas selain dipengaruhi setelan bukaan gilingan juga sangat dipengaruhi

dari varitas tebu yang digiling, apabila terjadi penyimpangan perlu dilihat apa perlu

dilakukan penyetelan ulang dalam proses pengilingan agar memberikan hasil gilingan.

3.Brix gilingan akhir dengan tambahan imbibisi air panas dalam kisaran 2 sd 3 sedangkan

brix gilingan dua dengan imbibisi nira gilingan akhir harus dalam kisaran 8 sd 10, apabila

hal ini belum tercapai dilakukan penyetelan besaran tambahan air imbibisi pada gilingan

tiga, dengan monitor brix gilingan akhir pada kisaran 2sd3 maka diyakini bahwa

kehilangan gula di ampas tebu sudah setara dengan kehilangan pada pabrik gula besar

dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada

tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya

sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D

dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes gula).

3.3 Pisau Tebu (Cane Cutter)

Cane cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong tebu menjadi serabut kasar,

proses ini untuk mempermudah pengambilan nira ketika penggilingan berlangsung atau

cane cutter ini berfungsi untuk membuka sel-sel tebu dengan proses pemotongan tebu

sampai ukurannya kurang lebih 80 mm. prinsip kerja cane cutter yaitu berdasarkan

perputaran pisau yang dipasang sejumlah 32 buah pisau secara melingkar dengan

pemotongan bahan menggunakan kecepatan tinggi yaitu 600 rpm sehingga bahan menjadi

serabut kasar.Gambar cane cutter dapat di lihat di bawah ini

23
24

Gambar 3.2 Cane Cutter

3.4 Cane Unigrator

Cane unigrator merupakan alat yang mempunyai fungsi untuk mencacah tebu menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil atau menjadi serabut yang lebih halus sehingga dapat

mempermudah proses ekstraksi yang optimal serta dapat mengefisiensikan ekstaksinya.

Prinsip kerja cane unigrator ini yaitu dengan cara menekan dan menggeser tebu atau

menghantam-hantamkan tebu ke unigratornya dengan 60 buah palu yang memiliki

kecepatan putarnya sebesar 600 rpm Gambar cane unigrator dapat dilihat pada Gambar di

bawah ini.

24
25

Gambar 3.3 Cane Unigrator

3.5 Mesin Juice Heater

Juice heater1 dengan suhu 75 0C memiliki tujuan yaitu untuk mempercepat proses reaksi

pada defekasi, membunuh mikroorganisme dalam nira yang menyebabkan nira menjadi

asam, menggumpalkan koloid dalam nira karena koloid mudah menggumpal pada

temperatur tersebut, dan menghindari gangguan proses seperti terjadinya buih, karena

pergerakan yang tinggi dapat dihindari bila pada proses digunakan suhu tinggi. Pemanasan

pada juice heater 2 menggunakan kondisi dengan suhu yaitu 105 0C mempunyai tujuan yang

berbeda yaitu untuk menyempurnakan reaksi nira dari proses sufitasi, menyiapkan nira

sebelum diendapkan pada door clarifier karena temperature kurang dari 80 0C, membunuh

mikroorganisme yang mungkin masih hidup, dan membantu pengeluaran gas dalam nira.

Seperti gambar dibawah ini

25
26

Gambar 3.4 Juice Heater

26

Anda mungkin juga menyukai