Anda di halaman 1dari 2

1. Bacalah Teks dibawah ini!

Budaya Sains Perlu ditumbuhkan


Olimpiade Sains Nasional merupakan ajang kompetisi yang cukup bergengsi. Namun, ajang ini
masih dipandang sebagai kompetisi belaka. Kompetisi ini belum dipandang sebagai upaya untuk
mendorong tumbuhnya budaya mencintai sains. Akibatnya, kegiatan ini hanya sebatas mendulang medali
saja. Hal ini akan memberi rasa kebanggaan bagi provinsi yang diwakilinya.
Kegiatan ini terangkat dalam perbincangan dengan sejumlah guru, siswa, dan orang tua dalam
pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) VI di Surabaya, Rabu (5/9). "Semangat untuk unggul di
pelajaran sains memang masih untuk kompetisi. Untuk pembelajaran di kelas, masih terkendala sarana
dan prasarananya. Kesannya kegiatan ini hanya untuk anak-anak yang cerdas saja. Belajar sains itu harus
bisa disukai setiap anak-anak kata wakil komite sekolah di Makassar. "Persiapan untuk siswa yang ikut
OSN kan terbatas. Jika sains diajarkan dengan enak, alat-alat laboratoriumnya lengkap, belajar sains jadi
menyenangkan," kata Hana M. Aritonang, peserta dari Papua.
Selain itu, seorang guru pendamping dari daerah lain mengeluh bahwa siswanya yang ikut
terseleksi hingga tingkat provinsi belum mendapat pembinaan yang maksimal.
Sumber: Kompas, 6 September 2007

A. Jawablah pertanyaan berikut ini!


1. Di mana OSN berlangsung?
2. Mengapa olimpiade ini hanya sebagai ajang kompetisi?
3. Apa yang mereka harapkan dari kegiatan itu?
4. Adakah kendala yang dihadapi peserta?
5. Bagaimana agar belajar sains menyenangkan?
B. Sebutkan lima pokok-pokok berita tersebut!

2. Tentukan rima yang ada dalam puisi di bawah ini!


DO'A
Karya: Asdi Ayub

Ditengah terik
Angin berhembus menggelitik
Pasir terbang titik demi titik

Daun terbang mengucap salam


Batu besar hampir mematikan
Lantunan yang kuucapkan

Sebilah pedang terhunus


Mengeluarkan nada haus
Di depanku

Tak henti kulantunkan


Walau seakan nafas di ujung tangan
Muncul sesosok bayangan
Yang seolah memberi harapan
Tak henti do'a kupanjatkan
Atas sebuah pengharapan

3. Apa yang dimaksud dengan puisi?

4. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita pendek!

5. Tentukanlah dari cerpen di bawah ini!


a. Latar cerita tersebut.
b. Tokoh-tokoh dan wataknya yang ada dalam cerpen tersebut.
c. Amanat cerpen tersebut.
Kisah Seorang Penjual Koran

Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti
embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang. Siapakah gerangan
anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran, yang bernama Ipiin.

Menjelang pukul lima pagi, ia telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. Ambil berapa
Ipiin? tanya Bang Ipul. Biasa saja.jawab Ipiin. Bang Ipul mengambil sejumlah koran dan majalah yang
biasa dibawa Ipiin untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun berangkat.

Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan
Ipiin setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu dikerjakannya dengan
gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.

Ketika Ipiin sedang mengacu sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut
adalah sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Ipiin jadi gemetaran. Benda apakah itu? Ia ragu-ragu
dan merasa ketakutan karena akhir-akhir ini sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Ipiin khawatir
benda itu adalah bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut.
Tampak di dalam bungkusan itu terdapat sebuah kardus.

Wah, apa isinya ini?tanyanya dalam hati. Ipiin segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah
terkejutnya ia, karena di dalamnya terdapat kalung emas dan perhiasan lainnya. Wah apa ini?tanyanya
dalam hati. Milik siapa, ya? Ipiin membolak-balik cincin dan kalung yang ada di dalam kardus. Ia
makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di dalamnya. Lho,ini kan milik Pak Edison. Kasihan
sekali Pak Edison , rupanya ia telah kecurian.gumamnya dalam hati.

Apa yang diperkirakan Ipiin itu memamg benar. Rumah Pak Edison telah kemasukan maling tadi malam.
Karena pencuri tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya terjatuh. Ipiin
dengan segera memberitahukan Pak Edison. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa
senangnya Pak Edison karena perhiasan milik istrinya telah kembali. Ia sangat bersyukur, perhiasan itu
jatuh ke tangan orang yang jujur.

Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Edison memberikan modal kepada Ipiin untuk membuka kios di
rumahnya. Kini Ipiin tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia cukup menunggu
pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya,
Ipiin digantikan oleh saudaranya yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari sebuah
kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.

Anda mungkin juga menyukai