Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian merupakan hal pasti yang akan dialami oleh mahluk hidup tidak

terkecuali manusia, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, semuanya akan

mengalaminya. Banyak sekali penyebab seorang manusia menghadapi

kematiannya.

Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan 55 juta orang

meninggal di dunia pada tahun 2011. Sekitar dua per tiganya disebabkan oleh

penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan

penyakit paru kronik. Sisanya disebabkan oleh penyakit infeksi menular, masalah

maternal (ibu), perinatal (bayi/anak), nutrisi, dan kecelakaan lalu lintas.

Berikut ini adalah penyebab kematian terbanyak di dunia menurut WHO:

1. Penyakit jantung koroner

2. Stroke

3. Infeksi saluran napas bawah

4. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

5. Diare

6. HIV/AIDS

7. Kanker paru

1
2

8. Diabetes melitus

9. Kecelakaan lalu lintas

10. Prematuritas

Penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan stroke) telah membunuh

17 juta manusia di dunia, berarti 3 dari 10 kematian disebabkan oleh penyakit ini.

WHO menyebutkan bahwa rokok bertanggung jawab atas jumlah kematian

tersebut. Tidak hanya penyakit kardiovaskular, rokok juga menyebabkan penyakit

paru obstruktif kronik dan kanker paru. Dalam hal ini, rokok bertanggung jawab

atas 1 dari 10 kematian di dunia ( klikdokter.com).

Menurut data dari WHO menunjukan bahwa Indonesia merupakan

negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia dibawah China dan India.

Jumlah perokok aktif mulai dari usia 10 tahun ke atas berjumlah 58.750.592 orang

yang terdiri dari 56.860.457 perokok laki-laki dan 1.890.135 perokok perempuan.

Proporsi perokok dan pengguna tembakau >15 tahun mengalami peningkatan

berdasarkan (RISKESDAS) 2007 34,2%, (RISKESDAS) 2010 34,7%, dan

(RISKESDAS) 2013 36,3%.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menunjukan rata-rata

proporsi perokok di Indonesia saat ini yaitu 29,3%. Jawa barat menduduki jumlah

perokok terbanyak di Iindonesia peringkat ke dua dengan presentasi 27,1% sama

dengan Provinsi Bengkulu dengan presentasi 27,1% dibawah Kepulauan. Riau

dengan nilai presentasi 27,2%.


3

Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia sebanyak

46.497.175 Juta Jiwa. Penduduk ini tersebar di 26 Kabupaten/Kota, termasuk

salah satunya Kab Garut yang masuk kedalam 5 kota/kabupaten dengan jumlah

penduduk terbanyak di Jawa Barat dan juga merupakan Kabupaten dengan

persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang mempunyai kebiasaan merokok

berjumlah 26% yang aktif merokok setiap hari. Kabupaten Garut merupakan

kabupaten dengan persentase perokok tertinggi urutan ke tiga sebanyak 30%

setelah kabupaten Cianjur dan Ciamis. Perokok yang baru mulai merokok di usia

remaja muda 10 sampai dengan 14 tahun di kabupaten Garut yaitu 16,2% urutan

tertinggi dibandingkan dengan kabupaten yang lainnya (Riskesdas, 2007).

Menurut Armstrong 2007 dalam Ginting M 2014, merokok yaitu

menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh lalu menghembuskannya

keluar.

Lawrence Green (1980) mengatakan pengetahuan dan sikap seseorang

terhadap kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi

perilaku seseorang (dalam Notoatmodjo, 2007).

Tingginya jumlah perokok di kalangan remaja sangat

mengkhawatirkan,yang terus bertambah jumlahnya, ini semua karena kurangnya

pengetahuan siswa tentang rokok. Merokok merupakan masalah yang masih sulit

diselesaikan, banyaknya faktor yang mendorong kalangan siswa untuk meroko,

salah satu yang mempengaruhi kebiasaan tersebut adalah pengetahuan dan sikap

terhadap bahaya rokok itu sendiri. Pengetahuan dan sikap ini dapat diubah dengan

penyuluhan dan bimbingan kesehatan (Fitriani, 2011 dalam Santi, 2013).


4

Dari hasil studi pendahuluan di wilayah sekitar Kecamatan Singajaya

yang masuk kedalam 20 Kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kabupaten

Garut 10 orang remaja sekolah usia > 10 tahun mengaku sudah mulai merokok,

dan ketika ditanya mengenai bahaya dari rokok responden tidak mengetahui

akibat dan bahaya dari rokok tersebut.

Berdasarkan fenomena yang didapat maka peneliti tertarik untuk

mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap

siswa tentang rokok dengan prilaku merokok di SMAN 20 Garut.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap

siswa tentang rokok dengan prilaku merokok di SMAN 20 Garut?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa

tentang rokok dengan prilaku meroko di SMAN 20 Garut.

1.3.2 Tujuan khusus

a) Mendeskripsikan pengetahuan siswa tentang rokok meliputi

(pengertian rokok, dan bahaya rokok)

b) Mendeskripsikan sikap siswa tentang rokok

c) Mendeskripsikan presentase siswa yang merokok.


5

d) Mendeskripsikan hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa

tentang rokok dengan prilaku meroko di SMAN 20 Garut

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat manfaat berupa sumbangan pemikiran

bagi dunia kesehatan khususnya dan juga pemerintah untuk bisa

mengatasi masalah rokok dan mengetahui celah untuk bisa memutus

mata rantai rokok.

1.4.2 Manfaat Praktis

a) Bagi Lembaga pendidikan

Sebagai media informasi tentang hubungan pengetahuan dan sikap

dengan prilaku merokok, sehingga nantinya pendidikan bisa

mengembangkannya menuju hal yang lebih lua.

b) Bagi ilmu pengetahuan

Sebagai acuan dan sumber informasi penelitian selanjutnya

sehingga kedepannya dapat dikembangkan dan juga intervensi

yang dapat dilakukan sehingga nantinya Indonesia yang bebas

rokok guna terciptanya kehidupan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai