Bila oleh suatu sebab bayi tidak dapat memperoleh ASI, maka kepada bayi diberikan PAS1
(Pengganti Air Susu Ibu) ATAU SUSU FORMULA . PAS1 dibuat dari susu sapi yang susunan
gizinya sudah diubah, menjadi hampir sama dengan susunan zat gizi ASI, sehingga dapat
diberikan kepada bayi tanpa menyebabkan akibat sampingan. Akan tetapi belum ada PAS1 yang
tepat menyerupai susunan ASI.
Penggolongan PAS1
PASI, berdasarkan usia bayi, dibagi menjadi dua golongan yaitu yang disebut PAS1 Formula
Awal (FA) dan PAS1 Formula Tindak Lanjut (FTL). Formula Awal ini dibagi lagi
menjadi dua yaitu FA Lengkap dan FA Adaptasi.
FA merupakan formula yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi pada permulaan
kehidupannya (6 bulan pertama) sebelum mendapatkan makanan pelengkap.
FA Lengkap adalah formula yang dapat diberikan untuk bayi lahir cukup bulan hingga berumur
satu tahun.
FA Adaptasi adalah formula yang susunan zat gizinya disesuaikan dengan fisiologi bayi baru
lahir. (Disebut jugahumanized yang berarti mendekati susunan zat gizi ASI.)
Penggunaannya sama dengan FA Lengkap.
Formula Tindak Lanjut adalah formula yang diberikan setelah bayi mendapat makanan
pelengkap.
Beberapa contoh PAS1 yang beredar di Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Susunan
gizi ASI, PASI, dan susu sapi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
2
Tabel 2 Perbandingan Analisis Zat Gizi antara AS I, FA Lengkap, FA Adapted, dan Susu Sapi
Pengaturan makanan bayi dengan PAST sama dengan peng-aturan makanan bayi dengan ASI.
Pemberian PAS1 dilakukan
berdasarkan kebutuhan gizi bayi, terutama dalam ha1 kebu-tuhan air, energi, dan protein. Seperti
halnya dengan bayi yang diberi ASI, bayi yang diberi PAS1 akan menemukan sendiri jadwal
waktu dan banyak makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Skema makanan berikut hanya merupakan pedoman, yang tidak perlu diikuti dengan ketat.
Jumlah PAS1 yang diberikan tiap kali minum dihitung dari jumlah cairan yang diperlukan sehari
sesuai dengan umur (lihat Tabel 1.3) dibagi dengan frekuensi minum sehari. Jadwal pemberian
makanan pelengkap sama dengan jadwal pada bayi yang mendapat ASI.
Bila produksi AS1 tidak mencukupi kebutuhan bayi atau bila oleh suatu sebab ibu tidak dapat
menyusukan bayi secara lengkap (misalnya ibu bekerja), maka di samping AS1 perlu
diberikan juga PASI. PAS1 dapat diberikan secara berselang-seling sesuai dengan AS1 atau
sesuai dengan kebutuhan.
Pengaturan pemberian PAS1 pada bayi sama dengan peng-aturan pemberian ASI.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi yang lahir dengan keadaan berat
badan kurang dari 2500 gram. Keadaan ini dapat terjadi bila bayi lahir prematur murni
atau lahir kurang bulan dan bila pertumbuhan janin terham-bat (PJT) atau bila bayi lahir
dismatur.
Bayi BBLR
Bayi BBLR digolongkan menurut masa kehamilan dan berat badan lahir sebagai berikut:
(1) Neonatus Cukup Bulan, Berat Kecil untuk Masa Keha-milan (NCB-KMK).
(2) Neonatus Kurang Bulan, Berat Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).
(3) Neonatus Kurang Bulan, Berat Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK).
5
(4) Neonatus Kurang Bulan, Berat Besar untuk Masa Kehamilan (NKB-BMK)
Golongan 1 dinamakan juga bayi dismatur atau retardasi intrauterin atau malnutrisi intrauterin,
sedangkan golongan 2, 3, dan 4 dinamakan bayi prematur.
Pada keadaan refleks isap dan menelan masih lemah, pemberian minuman dilakukan melalui
sonde lambung setiap 2-3 jam.
6
TAMBAHAN
GOLONGAN BAYI DAN NEONATUS :
Neonatus adalah bayi umur 0 - 7 hari atau 0 - 1 Bulan.Pada waktu lahir, keadaan gizi bayi
terutama dipengaruhi diit ibu pada waktu hamil. Simpanan Lemak dan Protein pada foetus
jumlah-nya kurang, simpanan Vitamin A dan Fe (Besi) pada hepar foetus demikian pula
timbunan Calcium pada tulang jumlahnya kurang bila diit ibu miskin, akan zat-zat gizi.
Meskipun benarlah bisa dikatakan bahwa keperluan ibu dikorban kan untuk keperluan foetus,
tetapi ini hanya sebagian saja,karena si foetus akan menderita kekurangan gizi. Ternyata
bahwa diit ibu yang rendah zat gizi meningkatkan insidens kelainan perkembangan foetus,
abortus dan kelahiran mati (still birth).
Secara experimental pada binatang percobaan, defisiensi pada waktu tertentu menyebabkan
lesi khusus pada foetus. Lesi atau cacat ini terganting pada waktu terjadinya. Oleh karena itu
diit yang baik harus sudah ditekankan mulai saat kehamilan tidak semata-mata selama
trimester terakhir tatkala penimbunan zat gizi terutama terjadi.
Faktor-faktor yang menyebabkan kelahiran sebelum kehamilan 38 minggu, selain
menyebabkan prematuritas, juga berakibat kelainan bayi yang perkembangan gizinya immatur --
khususnya, hepar, yaitu rendahnya penimbunan Vitamin A dan Besi (Fe). Dengan alasan
serupa, pembentukkan Prothrombin juga tidak adekuat pada bayi prematur / immatur,
karenanya ada yang menganjurkan pemberian
Vitamin K intra muskuler pada ibu (5 mg) selama persalinan dan pada bayi (1 mg) segera
setelah lahir.
Beberapa macam infeksi (malaria, virus dan bakteri) dan keadaan-keadaan patologik lainnya
(pre-eklampsia, diabetes, hipertensi, nefritis, kehamilan kembar) dapat menyebabkan lahirnya
bayi immatur / prematur.
Pencegahan dan pengobatan yang sempurna terhadap kondisi-kondisi demikian dan diit yang
sesuai untuk ibu-ibu hamil tersebut akan memberikan bayi neonatus suatu keadaan gizi yang
baik pada permulaan kehidupan.
Inilah yang merupakan tujuan yang harus dicapai pada pendidikan gizi pada ibu hamil. Selain
itu si ibu juga akan memperoleh keuntungan yaitu pengurangan jaringan ibu untuk kepentingan
si foetus akan menjadi minimal.
Ada perbedaan antara bayi BB lahir rendah(BBLR) akibat prematuritas(Bayi Kurang
Bulan=BKB) dan akibat malnutrisi selama kehidupan foetus (Intra uterine Growth
retardation) Bayi ini termasuk Bayi Cukup Bulan=BCB tetapi Kecil untuk Masa
Kehamilan(KMK). Perbedaan yaitu bayi prematur dapat berkembang cepat dan menyusul
ketinggalannya, sedangkan bayi yang mengalami malnutrisi, setelah lahir ia akan menderita
cacat permanen termasuk gangguan pada perkembangan mental.
luar (makanan), tetapi bayi yang dilahirkan oleh ibu sehat, untuk beberapa bulan pertama telah
mendapat cukup cadangan zat gizi seperti Fe dan Vitamin A dalam hati.
Kebutuhan Energi :
Per kg Berat Badan bayi membutuhkan 2 - 3 kali lebih banyak daripada dewasa karena :
I. Metabolisme basal bayi tinggi, karena anatara lain :
1. Permukaan tubuh yang relatif lebih besar
2. Proporsi jaringan metabolik aktif lebih besar.
II. Kebutuhan Nutrien untuk aktivitas sangat besar. Menangis saja sudah meningkatkan
metabolic rate menjadi 2 kali.
Meskipun ada variasi individual dalam kebutuhan energi, tetapi FAO (1957) menetapkan
kebutuhan energi untuk bayi, sbb. :
1 - 3 Bulan : 120 Kalori/kg BB/hari
4 - 9 Bulan : 110 Kalori/kg BB/hari
10 - 12 Bulan : 100 Kalori/kg BB/hari
Dengan rata-rata untuk 0 - 1 Tahun : 110 Kalori/kg BB/hari.
WHO (1973) menetapkan, sbb. :
Kurang dari 3 Bulan : 120 Kalori/kg BB/hari
3 - 5 Bulan : 115 Kalori/kg BB/hari
6 - 8 Bulan : 110 Kalori/kg BB/hari
9 - 11 Bulan : 105 Kalori/kg BB/hari
Dengan rata-rata 112 Cal/kg BB/hari.
Kebutuhan Protein :
Protein dibutuhkan untuk : 1. Maintenance
2. Pertumbuhan
3. Pematangan jaringan (maturasi)
Dengan bertambahnya usia bayi, maka kebutuhan Protein lebih cepat berkurang dibandingkan
dengan kebutuhan energi, hal ini disebabkan karena sekarang fungsi utamanya adalah aktivitas.
Menurut WHO (1973) kebutuhan Protein sebagai berikut :
Kurang dari 3 Bulan : 2,4 g Protein (telur atau susu)kg/hari
3 - 5 Bulan : 1,85 g
6 - 8 Bulan : 1,62 g
9 - 11 Bulan : 1,44 g
Tetapi karena kualitas Protein makanan sehari-hari berbeda-beda untuk tiap negara, maka
tiap negara mempunyai Tabel RDA sendiri. Makin rendah kualitas Protein yang dimakan,
makin besar jumlah yang harus dianjurkan.
Atau kalau dalam bentuk ASI / susu sapi, maka kebutuhan Pro
8
Kebutuhan Lemak :
Poly unsaturated fatty acid hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Tetapi diit yang sama
sekali tidak mengandung Lemak akan menyebabkan defisiensi asam Lemak tak jenuh. Lemak
ini harus memberikan energi sebanyak 20 - 35% energi total per hari.
Kebutuhan Mineral :
Kecuali Fe, ASI memenuhi kebutuhan bayi akan mineral-mineral, apabila ibunya sehat dan
produksi ASI cukup. Bayi yang oleh karena sesuatu hal tak mandapat ASI, maka harus
diberikan susu formula yang mengandung mineral-mineral dalam jumlah seperti
dalam ASI. Baik ASI maupun susu sapi tak mengandung cukup Fe untuk kebutuhan bayi,
sedangkan cadangan Fe bayi yang didapat dari ibunya sebelum ia dilahirkan hanya cukup
untuk 6 Bulan saja, maka harus diberikan tambahan Fe dalam makanan tambahan.
Kebutuhan Vitamin :
Sesuai dengan angka-angka RDA Indonesia (yang terakhir yaitu dari Wydia Karya Pangan
dan Gizi, 1994).
9
Kebutuhan Air :
Bayi sangat rentan terhadap kekurangan air.
I. Bayi prematur : 200 ml/kg BB/hari
II. Bayi cukup bulan ( terme) :
kuartal I : 150-175 ml/kg BB/ hari
II : 140
III: 125
IV: 110
3. Daya tahan tubuh berkurang, sehingga lebih mudah terserang penyakit infeksi.
Sebaliknya peyakit infeksi akan membuat keadaan gizi bertambah buruk karena infeksi ini
meningkatkan metabolic rate dan penghancuran jaringan. Sebagai mekanisme penolak
terhadap infeksi timbuil demam. Meningkatnya suhu tubuh ini memerlukan energi,
demikian pula untuk penggantian jaringan yang hancur diperlukan pula zat-zat gizi antara lain
protein. Jadi jelaslah adanya suatu circulus vitiosus. Penyakit infeksi yang sering yaitu:
- Penyakit traktus digestivus
- Penyakit traktus respiratorius
4. Infestasi parasit
Infestasi parasit biasanya terjadi setelah bayi mulai turun dari gendongan dan merangkak
di lantai/tanah. Di negara-negara berkembang dengan lingkungan kesehatan dan keadaan
sosial ekonomi rendah, mak infestasi parasit banyak ditemukan pada golongan bayi dan anak
kecil dengan keadaan gizi yang kurang/buruk.
Keadaan gizi buruk memudahkan infestasi parasit, sebaliknya infestasi parasit memperburuk
keadaan gizi. Jadi disinipun terjadi circulus vitiosus.
5. Gangguan fungsi otak:
10
Perkembangan otak paling aktif terjadi dalam 2 tahun pertama. Keadaan gizi yang buruk ekali
dalm usia ini mengakibatkan pertumbuhan otak yang kurang sehingga ukurannya lebih kecil
dan akibatnya kecerdasan berkurang. Telah dibuktikan bahwa defisiensi salah satu nutrien
(niacin, riboflavin, thiamin, Vit.A, folic acid dan vitamin B12) pada manusia dapat
meyebabkan gangguan pada susunan saraf.
11