PENDAHULUAN
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah
biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan
kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika
tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah
ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama,
tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan
penelitian lanjutan.
Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi
penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan
demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga
harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai
calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada
teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan
menyanyi saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini
adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian
ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya
tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik
makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah.
Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi
lapangan ( Azwardi, 2008 : 111).
a. Karangan Ilmiah,
b. Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan
c. Karangan non ilmiah.
1
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah - karangan ilmiah antara lain makalah,
laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah
artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara
lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah
memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada
karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya.
Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah
terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal
ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
I.3 Tujuan
BAB II
2
PEMBAHASAN
Ada berbagai definisi yang ditulis oleh para ilmuwan tentang karya ilmiah. Salah satu
diantaranya dikemukakan oleh Brotowidjoyo (1985:8-9), Karya Ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam hal
ciri khusus karya ilmiah, dikatakannya pula, karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat
berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah itu adalah
kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan dan bukan
kebenaran yang normatif.
Ada beberapa jenis karya ilmiah yang biasa ditulis orang. Di samping makalah dan
skripsi, kita sering juga mendengar nama lain yang sekerabat dengan itu, seperti kertas kerja,
laporan penelitian, tesis dan disertasi. Istilah-istilah itu dipakai untuk memberi nama suatu
karya tulis yang bersifat ilmiah. Semua jenis karya ilmiah itu selalu menyajikan suatu hasil
kegiatan penelitian tentang suatu pokok masalah berdasarkan data dan fakta di lapangan.
Karya-karya ilmiah seperti itu sudah pasti disusun berdasarkan metode ilmiah yang
menyajikan suatu topik secara sistematis dan dilengkapi dengan fakta dan data yang sahih
dengan menggunakan bahasa yang khas. Dengan demikian, setiap pembaca karya ilmiah
tidak dapat menyalahkan atau menentang isi karya ilmiah yang berdasarkan fakta dan data
yang akurat.
a. Karya ilmiah berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
b. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
3
c. Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan
menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-
katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
d. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan.
Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data
yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini
menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara
ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah
berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah
timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang
dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan
penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan
menggunakan pendekatan metode ilmiah.
1. Makalah
2. Kertas Kerja
Seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan
sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Kertas kerja
ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi, tujuan utamanya
untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.
4
3. Skripsi
4. Tesis
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis
ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih. Dengan kata
lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau teori yang
didukung oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Disertasi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data atau fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Disertasi
ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinil. Ringkasnya,
disertasi adalah karya ilmiah yang mengemukakan satu atau beberapa dalil disertai
pembuktian berdasarkan data dan fakta yang diamatinya.
Adapun karya non ilmiah adalah karya yang ditulis tidak berdasarkan kenyataan dan
penalaran ilmiah. Semua jenis karya non ilmiah menyajikan fakta umum maupun pribadi,
namun disajikan tidak dengan metode yang baik dan benar. Ada beberapa jenis karya non
ilmiah yang ditulis orang, diantaranya adalah cerpen, novel, drama, roman, dongeng atau
puisi.
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di
lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut
ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan
5
atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti
pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah
alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data
digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau
hipotesis digunakan pola deduktif.
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual,
yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung,
perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang
bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
6
Syarat Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang
tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan),
deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal
ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis
ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya
ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu
ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi
mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
c. Skripsi
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
8
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi,
desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan
penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi
tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi
berhak menyandang gelar Doktor.
A. Makalah seminar.
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah
ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas
atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2. Naskah Bersambung
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis
ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam
tahap awal.
9
C. Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan
mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international
standard serial number).
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama,
dan roman.
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim
diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian
ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan
tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun
nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan
yang signifikan.
10
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama,
karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan
ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan
dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza
(2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-
ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-
istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan,
karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan
sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat
pada karangan semi-ilmiah.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya
bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan
populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
11
Karya non ilmiah bersifat :
a. Emotif: Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi.
b. Persuasif: Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
c. Deskriptif: Pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d. Jika kritik ada kalanya tanpa dukungan bukti.
Artikel merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar, dan
sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di muat dalam
media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam
masyarakat secara lugas (Tartono 2005:84). Artikel merupakan karya tulis atau karangan,
karangan non fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan yang bertujuan untuk
meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah,
dan lainnya. wujud karangan berupa berita atau kharkas (Pranata 2002: 120).
Jenis-jenis berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya
(Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum. Artikel
redaksi ialah tulisan yang di garap oleh redaksi dibawah tema tertentu yang menjadi isi
penerbit. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang ditulis oleh umum. Sedangkan
dari fungsinya atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus
adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangka artikel sponsor ialah artikel yang membahas
atau memperkenalkan sesuatu.
Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan
penelitian atau gagasan analitis kritis
Dimensi bahasa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis
dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan satuan
makna secara eksplisit..
Dimensi sistematika yang dijadikan unsur pembeda antara bentuk karya tulis
artikel dengan bentuk karya tulis lain.
12
Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal
(umum).
Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensayaratkan bahasa yang baku, ada
satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut di kenal dengan
penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini
mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun di sajikan dengan cara penuturan yang
mudah dimengerti (Soesono 1982:6 Creste 2005 : 171). Meskipun bersifat ilmiah (karena
memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang di hasilkan di tujukan kalangan akode
misi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer di tujukan kepada para pembaca umum, dan kita
perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer merupakan kata-
kata yang akan di pakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan kata-kata yang biasa di
pakai oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan ilmiah, pertemuan-peretmuan resm,
diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (Kepaf 2004 : 105-106).
1. Reproduktif, maksud yang ditulis oleh penulis diterima dengan makna yang
sama oleh pembaca. Maka dari itu penulis harus menggunakan bahasa yang
bermakna denotatif agar terdapat satu pemahaman dengan pembaca.
2. Menggunakan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
13
3. Menggunakan Istilah Keilmuan. Artinya, penulis harus menggunakan bahasa
keilmuwan dalam bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap
lmu tertentu yang dikuasai.
4. Rasional. Artinya, penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis,
alur pemikiran yang lancar dan kecermatan penulisan.
5. Bersifat straightforward atau langsung kesasaran.
6. Menggunakan kalimat yang efektif.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
1. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan,
deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
2. Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian
empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah
teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
1. Menguji gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis adalah menentukan atau
memasatikan topik atau gagasan apa yang hendak di bahas. Jika, sudah di tentukan
gagasannya, kita bisa melakukan sejumlah pengujian.
Ketika hendak menulis artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu
kemungkinan. Soesono (1982:16-17) memaparkan setidaknya lima pola yang bisa di
gunakan untuk menyajikan artikel tersebut. Pola pemecahannya antara lain:
14
Pola ini untuk memcah topik yang masih berada dalam lngkup pembicaraan
yang menjadi subtopik / bagian yang lebih sempit ligkupnya kemudian
di analisa.Pola dan pemecahannya : pola ini lebih da hulu mengemukakan masalah
yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang diberi dengan jelas. Kemudian
menganalisa pemecahan masalah yang di kemukakan.
Pola kronologi:
Pola ini menggambarkan topik yang menurut urut-urut dan peristiwa yang terjadi.
Pola pendapat:
Pola ini bisa di pakai jika penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang topik yang di kerjakan.
Pola perbandingan:
Pola ini dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan
perbedaannya. Pola pembandingan paling sering di gunkan untuk menyusun tulisan.
Untuk bagian pendahuluan, ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa
digunakan (Soesono 1982 : 42). Dengan dari tujuh bentuk pendahuluan dapat menjadi
alternatif untuk mengawali penulisan artikel.
Ringkasan
Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan isi tulisan secara garis
besar.
15
Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi
seolah-olah menjadi fiksi.
Pertanyaan
Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap
pendahuluan yang bagus / baik.
Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa si
pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan
dalam artikel itu.
Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca agar akan terasa lebih
akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorang-orangan.
4. Menutup artikel
Dalam sebuah artikel bagian yang menentukan adalah penutup. Bagian ini biasanya
memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa saja berupa saran, imbalan, ajakan
dan sebagainya (Tartono 2005:88).
Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah
melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan
kita baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan mengoreksikan artikel,
beberapa pertanyaan dapat membantu kita dalam menjawab.
16
pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa dan istilah sederhana
dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan mengakui kepintarannya. Tulisan
populer justru menuntut penulis untuk benar-benar menguasai persoalan. Penulis harus
belajar dan membaca lebih banyak serta lebih keras. Penulis juga dituntut untuk berusaha
menyederhanakan sajian, mencari analogi dan sebagainya.
Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah
terletak pada tujuan dan cara penulisannya. Dari tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang
penulisan populer dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah tulisan untuk meberikan
informasi atau wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus
berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan penggunaan
tat bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan istilah-istilah yang mudah dicerna
dan populer dimasyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan,
agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan (Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel ilmiah. Dalam penulisan
artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi-
informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan
metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca
oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci,
logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele), dengan menggunakan
17
bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan aturan main yang berlaku di dunia akademik.
sehingga pembahasan dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel
ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui
proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti,
dan latihan berkelanjutan. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian
dan kepercayaan diri yang tinggi. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus
dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena
keterpaksaan (Wiyata,2008).
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan
sebagai berikut:
2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas,
disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin
ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau
profesional dalam bidang lain.
2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia
bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer
menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
18
3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan dingin (tak-emosional)
demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal,
anekdot, personal, serta menghibur.
4. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang
serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan
kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
5. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar
pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer
umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
6. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan
ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Karya Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar
19
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak
didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau
biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Artikel merupakan karya tulis atau karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu
panjangnya, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur,
sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya.
Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah
terletak pada tujuan dan cara penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuroto, Totok. 2007. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung : Remaja Rosda
Karya
Indriyati, Etti. 2003. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
[http://sa-dan.blogspot.co.id/2014/04/perbedaan-karya-ilmiah-karya-ilmiah.html].
Diakses pada tanggal 16 Agustus 2016
20
21