Anda di halaman 1dari 11

I.

Judul Percobaan : Pengenalan Jenis Jenis Karbohidrat

II. Hari dan Tanggal Percobaan:

Mulai : Senin, 05 September 2016

Selesai : Senin, 05 September 2016

III. Tujuan Percobaan :

Pada percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami :

1. Menjelaskan prinsip prinsip dasar dalam reaksi pengenalan karbohidrat

2. Melakukan pengujian adanya mpnosakarida dan disakarida

3. Melakukan pengujian adanya gula pereduksi

4. Melakukan hidrolisis polisakarida dan disakarida

5. Menguji hasil hidrolisis disakarida dan polisakarida

IV. Tinjauan pustaka :

Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan ; senyawa ini memiliki

peran structural dan metabolic yang penting . pada tumbuhan , glukosa disintesis

dari karbon dioksida dan air melalui fotosistesis dan disimpan dalam bentuk pati

atau digunakan untuk mensintesis selulosa dinding sel tumbuhan . hewan dapat

mensintesiskarbohidrat dari asam amino , tetapi sebagian besar karbohidrat

hewan berasal dari karbohidrat dari tumbuhan . (murray & daryl k. granner, 2009)

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang

terdapat dalam alam . banyak karbohidrat mempunya rumus empiris CH 2O

(fessenden, 1992). Glukosa merupakan karbohidrat terpenting, kebanyakan

karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam aliran darahsebagai glukosa (murray &

daryl k. granner, 2009)

|1
Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida,

oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari bahasa latin (saccharum

= gula) dan mengacu pada rasa manis pada banyak senyawa karbohidrat

sederhana. (poedjiadi & supriyanti, 2012)

a. Monosakarida

Monosakarida atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tidak dapat

dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Monosakarida berasal dari

bahasa dari bahasa Yunani monos berarti tunggal dan sacchar berarti gula.

Umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O.

Reaksi-reaksi pada monosakarida :

1) Oksidasi menjadi asam-asam aldarat (sakarat)

Meskipun aldosa berada dalam bentuk siklik, yaitu bentuk hemiasetal, namun

bentuk siklik ini berada dalam kesetimbangan dengan sejumlah kecil aldehida rantai

terbuka, sehingga monosakarida mudah dioksidasi.

2) Reduksi menjadi alditol

Gugus aldehida dari aldosa dan gugus keto dati ketosa dapat direduksi oleh macam-

macam pereaksi. Hasilnya dinamakan poliol (polyol), atau secara umum dinamakan

alditol.

3) Esterifikasi

Monosakarida mengandung beberapa gugus hidroksil, sehingga memungkinkan

mengalami reaksi-reaksi alkohol.

|2
b. Oligosakarida

Oligosakarida yang paling banyak di alam adalah disakarida. Pada

disakarida, dua monosakarida bergabung melalui ikatan glikosida yang terbentuk

diantara karbon anomerik dari salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari

monosakarida lain.

Beberapa contoh disakarida adalah sebagai berikut :

1) Maltosa

Maltosa dapat diperoleh sebanyak 81% dari hidrolisis pati (starch) dengan

menggunakan enzim amilase. Maltosa dapat mereduksi pereaksi fehling/tollens,

oleh karena itu disebut gula pereduksi. Maltosa juga dapat bereaksi dengan

fenilhidrazina menghasilkan osazon. Selain itu, jika direaksikan dengan Br/H2O akan

membentuk asam monokarboksilat. Maltosa dapat mengalami mutarotasi, jika

dihidrolisis menghasilkan molekul - dan -D-glukopiranosa. Tingkat kemanisan -

maltosa adalah sepertiga dari gula pasir, sedangkan -maltosa merupakan bahan

pembuat bir.

2) Sukrosa

Sukrosa biasa dikenal sebagai gula meja, dapat diperoleh dari tanaman sugar

cane dan sugar beet (kentang/umbi manis). Di Indonesia dapat diperoleh dari

tanaman aren (air nira). Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi

tollens/fehling/benedict dan juga tidak dapat membentuk osazon. Selain itu, sukrosa

tidak melakukan mutarotasi, ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung C-

anomer pada ujungnya (ujung sukrosa bukan suatu hemiasetal, tidak mempunyai

gugus-OH). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sukrosa dibentuk oleh dua

|3
molekul monosakarida yang membentuk ikatan 1- 2--glikosida pada kedua

atom C-anomernya.

3) Laktosa (gula susu)

Laktosa merupakan suatu disakarida alamiah yang di jumpai hanya dalam

binatang menyusui (susu sapi) dan manusia mengandung kira-kira 5% laktosa.

Laktosa diperoleh di oerdagangan sebagai hasil samping pabrik keju. Dalam

metabolisme tubuh manusia yang normal, laktosa dihidrolisis secara enzimatis

menjadi D-galaktosa dan D-glukosa.

4) Selobiosa

Selobiosa merupakan disakarida yang kelimpahannya di alam cukup banyak

setelah sukrosa dan laktosa. Selobiosa didapatkan dari hidrolisis selulosa. Sifat

kimia dan strukturnya hampir mirip dengan sifat-sifat kimia dan struktur dari maltosa,

sedangkan perbedaanya adalah ikatan glikosida yang terbentuk bukanlah 1- 4-

melainkan 1- 4-. Selobiosa dapat dihidrolisis secara enzimatik menggunakan

enzim -glukosidase, menghasilkan 2 molekul -D-glukopiranosa.

c. Polisakarida

Polisakarida adalah polimer yang terbentuk dari pengulangan unit

monosakarida terikat bersama oleh ikatan glikogen. Amilun dan glikogen terbentuk

dari mata rantai molekul glukosa, dan sellulosa terbentuk dari mata rantai

glukosa.

Beberapa polisakarida yang sering ditemukan :

1) Selulosa

|4
merupakan komponen utama kayu dan serat tanaman, sedangkan katun

yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni. Selulosa tidak larut dalam air

dan bukan merupakan karbohidrat pereduksi. Selusosa tidak mempunyai karbon

hemiasetal dan tidak dapat mengalami mutarotasi atau dioksidasi oleh reagensia

seperti Tollens (mungkin terdapat suatu hemiasetal pada satu ujung dari tiap

molekul selulosa, tetapi ujung ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan dan

reaksinya dapat di amati).

2) Pati (Amilum)

Sumber utama pati adalah beras, singkong, dan lain-lain. Molekul pati

umumnya terdiri dari 20% amilosa dan 80% amilopektin. Namun demikian, ada juga

jenis pati yang hanya terdiri dari amilosa saja atau amilopektin saja. Molekul amilosa

terdiri dari ratusan monomer -D-glukopiranosa, berbentuk spiral (heliks), Hidrolisis

lengkap amilosa hanya menghasilkan D-glukosa sedangkan amilopektin merupakan

suatu polisakarida yang jauh lebih besar dari amilosa mengandung 1000 satuan

glukosa atau lebih per molekul. Amilosa adalah polimer linier dari -D-glukosa yang

dihubungkan secara -1,4, sedangkan rantai utama amilopektin mengandung 1,4--

D-glukosa. Amilopektin bercabang sehigga terdapat satu glukosa ujung untuk kira-

kira tiap 25 satuan glukosa. Ikatan pada titik percabangan adalah ikatan 1,6- -

glikosida.

Identifikasi Karbohidrat

Sifat-sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat

dalam molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton. Beberapa sifat

kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan

senyawa karbohidrat yang satu dengan yang lainnya. Monosakarida dan beberapa

|5
disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat

reduktor ini karena adanya gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat.

Pereaksi-pereaksi karbohidrat seperti:

a. Pereaksi Molisch

Pereaksi ini terdiri atas larutan naftol dalam alkohol 95%. Apabila pereaksi

ini ditambahkan pada larutan glukosa kemudian secara hati-hati ditambahkan asam

sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan

itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan

naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan

sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif

merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.

b. Peraksi Fehling

Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat

mereduksi, jug adapt direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua

larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. larutan fehling A adalah larutan

CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KNatartrat dan

NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan secara terpisah dan baru

dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.[19] Dalam

pereaksi ini ion Cu ++diredusi menjadi ion Cu +yang dalam suasana basa akan

diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi fehling

menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan

yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, larutan yamg terjadi berwarna hijau

kekuningan.

|6
c. Pereaksi Benedict

Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui reaksi gula

pereduksi.[20] Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kaprisulfat,

natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++dari

kaprisulfat menjadi ion Cu+yang kemudian mengendap sebagai CuO2.Adanya

natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah.

Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna

endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diuji.

d. Pereaksi Tollens

Uji tollens ini dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa yang

mengandung gugus karbonil, -CO-. Senyawa karbonil ini dapat berupa aldehid, -

CHO jika gugus karbonilnya terletak di ujung (atom C nomor 1), dan dapat berupa

keton, -CO- jika gugus karbonil berada di tengah rantai C, atau paling tidak pada

atom C nomor 2. Karena sifat pengoksidasinya lemah, maka tollens tidak dapat

mengoksidasi senyawa keton.

Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat, AgNO3. Mula-mula

larutan ini direaksikan dengan basa kuat, NaOH(aq), kemudian endapan coklat

Ag2O yang terbentuk dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk

kompleks perak amoniakal, Ag(NH3)2+(aq).

2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)

|7
Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) 2Ag(NH3)2NO3(aq) + 2NaOH(aq)

Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting

larutan ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak

inilah yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan

timbulnya cermin perak.Oleh sebab itu, larutan perak amoniakal ini sering ditulis

secara sederhana sebagai larutan Ag2O.

RCHO(aq) + Ag2O RCOOH(aq) + 2Ag(s)

Persamaan reaksi redoks yang sebenarnya adalah :

Ag(NH3)2+(aq) + e Ag(s) + 2NH3(aq)

RCHO(aq) + 3OH-(aq) RCOOH(aq) + 2H2O(l) + 2e

f. Uji Selliwanorf

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan

ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut.

Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia

mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa

ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.

g. Pereaksi Iodium

Iodium akan bereaksi dengan karbohidrat, akan terjadi perubahan warna dan

juga iodium akan bereaksi dengan polisakarida. Prinsip tes Iodium, Iodium

memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru

pada iodium, glikogen, dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin)

|8
memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Pada pemanasan, warna

biru akan hilang karena molekul pati meregang, sehingga iod lepas dari kumparan

pati, tetapi akan menjadi biru kembali bila didinginkan

Hidrolisis Polisakarida

Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks

daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak

molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida

saja disebut homopolisakarida, sedang yang mengandung senyawa lain disebut

heteropolisakaarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan

tidak berbentuk kristal dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Prinsip tes Hidrolisis

Polisakarida, polisakarida hanya mengandung satu gugusan reduksi dan beberapa

ratus atau lebih gugusan residu sehingga secara efektif gugusan residu tidak

mereduksi. Asam menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida.

V. Alat dan Bahan

1. Alat-alat

a. Tabung reaksi 20 buah

b. Rak 1 buah

c. Pembakar spiritus 1 buah

d. Gelas ukur 25 ml 1 buah

e. Beaker glass 250 ml 2 buah

f. Spatula 1 buah

g. Pipet tetes 10 buah

h. Kaki 3 1 buah

|9
2. Bahan

1. Larutan glukosa Barfoed

2. Sukrosa Seliwanof

3. Amilum Tollens

4. Laktosa 6. Amoniak encer

5. Reagen-reagen : 7. Asam sulfat pekat

Molish 8. HCl 6 M

Benedict 9. NaOH 3M

Fehling A dan B

| 10
VI. Analisis Pembahasan

VII. Diskusi

VIII. Kesimpulan :

IX. Daftar Pustaka

fessenden, f. d. (1992). Kimia Organik edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.

murray, R. k., & daryl k. granner, v. w. (2009). Biokimia Harper edisi 27 . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

poedjiadi, A., & supriyanti, T. (2012). Dasar - dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

X. Lampiran

A. Jawaban Pertanyaan

| 11

Anda mungkin juga menyukai