HIPOGLIKEMI
Tugas ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalan mengikuti Kepanitraan
Klinik di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr. Pirngadi Medan
Disusun oleh :
Harzalina Zilfi Amly
Nurhabibah Fitri Nasution
Yulin Mustika Sari
Pembimbing :
dr. Zulfahmi Nizardi
dr. Erny Erdoris
COW :
COW :
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga laporan kasus yang berjudulHIPOGLIKEMI
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik senior di
bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Pirngadi Medan.Terimakasih kami
ucapkankepada COW ruangan XXI dr. dr. , atas bimbingan dan arahannya sehingga
laporan kasus ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian
laporan kasus ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman kami.Maka dengan
segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sekaligus guna menyempurnakan laporan kasus ini
kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang............................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................... 3
1.3 TujuanPenelitian........................................................................................ 3
1.4 ManfaatPenelitian...................................................................................... 3
2.2 Epidemiologi............................................................................................. 5
2.5 Patogenesa................................................................................................. 7
2.6 Diagnosa.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 43
BAB I
PENDAHULUAN
dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada
tahun 2015 telah mencapai 415 juta orang. Jika tidak ada tindakan dilakukan,
diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta tahun 2040. 1 dari 11 orang
meninggal akibat diabetes, dan 673 milyar dolar yakni 12 % dari total
140.2 juta penderita pada tahun 2040. dari penderita diabetes hidup di
Data dari WHO tahun 2016, Indonesia menempati urutan kedua setelah India
di Asia Tenggara pada tahun 2010 jumlah penderita diabetes sebanyak 8.4
juta penderita dan akan meningkat sebanyak 21.3 juta pada tahun 2030
Provinsi Jambi sampai 21.8% di Provinsi Papua Barat (DepKes RI, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil dari tingkah laku, hal ini terjadi setelah
Rata-rata kejadian hipoglikemia meningkat 3.2 per 100 orang per tahun
menjadi 7.7 per 100 orang per tahun pada pennggunaan insulin.Pasien yang
darah normal, minimal terjadi sekali per tahun sebesar 27% pada pasien yang
pada sekitar 3% dari penderita diabetes mellitus yang bergantung pada insulin
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam laoran kasus ini adalah
mengalami hipoglikemi
2.1 Definisi
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah <70mg/dl, atau kadar
glukosa darah < 80 mg/dl dengan gejala klinis. Kasus hipoglikemi sering dijumpai
pada penderita diabetes mellitus, sehingga pada panduan pelayanan medis ini akan
dibatasi pada kondisi tersebut. Hipoglikemia pada penderita diabetes biasanya terjadi
karena, kelebihan obat atau dosis obat terutama insulin atau obat hipoglikemik oral,
kebutuhan tubuh akan insulin yang relative menurun seperti pada keadaan gagal
ginjal kronik dan pasca persalinan, asupan makanan tidak adekuat dimana jumlah
kalori atau waktu makan tidak tepat dan kegiatan jasmani yang berlebihan.
Namun demikian, sebagian kecil dari kejadian hipohlikemi disebabkan oleh
penyakit lainnya.termasuk tumor pankreas, penyakit hati kronis, penyakit ginjal
kronis, keganasan, konsumsi obat-obatan tertentu (selain obat diabetes), dan
beberapa kelainan yan jarang ditemukan. hipolikemi adalah suatu keadaan klinis yang
serius dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, baik para pelayan
kesehatan maupun mereka yang beresiko tinggi terhadap kejadian ini harus
memahaminya.
Hipoglikemi dapat dikalsifikasikan kedalam beberapa bagian terkait dengan
derajat keparahannya yaitu:
Hipoglikemia berat
2.2 Epidemiologi
Diantara hipoglikemi yang disebabkan oleh faktor luar (eksogen), obat-obatan
menjadi penyebab tersering, dan diatara obat-obatan tersebut, obat diabetes yang
berperan meningkatkan kadar insulin serum merupakan penyebab utama.
Berdasarkan penelitian, terjadi peningkatan insidensi hipoglikemi pada penderita
yang diobati dengan obat-obatan diabetes, sejalan dengan kebijakan pengendalian
kadar glukosa darah secara intensif (diabetes control and complication trial dan united
kingdom prospective diabetes study). Sebagai contoh, terjadi peningkatan angka
kejadian / episode hipoglikemia berat dari 20 episode per 100 penderita/ tahun
(dengan pengobatan konvensional menjadi 60 episode per penderita pertahun)
dengan pengobatan intensif pada diabetes tipe satu yang diobati dengan insulin.
Angka kejadian hipoglikemi pada DM1 lebih tinggi dari pada DM tipe 2, tapi dampak
yang ditimbulkannya justru lebih serius bila ini terjadi pada DM tipe 2. Pada DM tipe
2, apalagi dengan usia lanjut, hipoglikemi tak jarang mencetuskan gejala serius
seperti stroke, infark miokard, gagal jantung akut dan aritmia ventricular.
2.3 Etiologi
Etiologi hipolikemi dibedakan atas dua hal yaitu
1. Pada pasien DM
Defisiensi insulin endogen, yang sekaligus menandakan bahwa
telah terjadi penurunan respon glukagon
Terapi DM secara agresif, yang terlihat dari rendahnya target terapi,
baik glukosa darah, HbA1C atau keduanya
Riwayat hipoglikemia
Latihan jasmani dengan intensitas ringan-berat
Tidur
Gagal ginjal
Gaal hati
Pasca persalinan pada ibu yan mengunakan terapi insulin saat hamil
Asupan makanan tidak adekuat
2. Pada pasien non DM
Pasien yang sakit atau dalam pengobatan
Obat (alcohol, beta blockers, pentamidine, kombinasi
sulfametoksazole dan trimethopirm)
Penyakit kritis (gaal hati, gagal ginjal, gagal jantung, sepsis,
inanition)
Defisiensi hormone (kortisol, glucagon dan epinefrin)
Tumor non sel islet
Pasien yang tampak sehat
Hiperinsulinisme endoen (insulinoma, angguan sel beta
fungsional, hipoglikemia akibat insulin autoimun, Insulin
sekretagog
Hipoglikemia accidental, surreptitious,malicious
2.5 Patogenesis
Tubuh memerlukan kadar gula darah yang normal melalui regulasi gula darah
yang fisiologis untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Pada kejadian
hipoglikemi, mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi akan mengaktifasi
beberapa system neuroendokrin, tidak berlangsung secara adekuat atau menalami
angguan. Gangguan mekanisme tersebut menyebabkan keadaan hipolikemi karena
tubuh gagal gagal mempertahankan kadar normal gila darah baik oleh penyebab dari
luar maupun dalam tubuh sendiri. Kemampuan regulasi glukosa secara normal diatur
melalui rangkaian beberapa proses yan terjadi secara seimbang dalam tubuh. Terjadi
keseimbangan antara beberapa prosesnya diantaranya absorbs glukosa disaluran
cerna, uptake glukosa oleh jaringan, glikogenesis. Glukoneogenesis, yang secara
keseluruhan dipengaruhi oleh beberapa hormone.
Beberapa hormone utama yang berperan dalam mengatur keseimbangan
tersebut diantarany insulin, glucagon, epinefrin (adrenalin), kortisol, dan grouth
hormone. Ada tiga system neuroendokrin penting yang berperan dalam mengtasi
hipoglikemi, yang bekerja secara simultan:
1. Sel alfa pp. langerhans: member efek penekanan insulin (sel beta), serta
meningkatkan sekresi glucagon, yang kan meningkatkan kadar gula darah
melalui mekanisme glikogenolisis dan glukoneogenesis dihepar.
2. Hypotalamic glucose sensor diotak : mengaktifasi system saraf simpatis
untuk menghasilkan adrenalin yang aksinya dihepar akan meningkatkan kadar
glukosa darah melalui mekanisme yang sama dengan glucagon.
3. Hipofise anterior: mensekresikan hormone ACTH yang menstimulasi
kelenjar adrenal melepaskan kortisol kedalam sirkulasi darah, yang
menimbulkan efek yang sama seperti glucagon.demikian pula grouth
hormone, disekresikan oleh hipofise anterior yang juga berdampak pada
peningkatan produksi glukosa di hepar. Patut dicatat bahwa kasus untuk
hormone kortisol dan grouth hormone, dapat memberikan efek sebaliknya
yakni menurunkan kadar glukosa melalui mekanisme deposit glukosa
dijaringan perifer. Namun efek ini baru timbul setelah beberapa jam setelah
pemberian sehingga pada prolonged hipoglikemia, fenomena ini harus
difikirkan.
Regulasi gula darah yan normal diperlukan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
energy dijaringan. Pada keadaan normal, terjadi keseimbangan antara proses absorbsi
glukosa di saluran cerna, uptake glukosa oleh jaringan, glikogenesis, glikogenolisis,
glukoneogenesis, yang dipenaruhi oleh seperangkat hormone. Hipoglikemi terjadi
ketika tubuh agal mempertahankan kadar normal glukosa darah oleh penyebab dari
luar ataupun dalam tubuh. Keadaan ini disebabkan ketidak mampuan tubuh dalam
mengatur regulasi glukosa melalui rangkaian beberapa proses yang terjadi secara
seimbang. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hormone yang penting,
diantaranya insulin, glucagon, epinefrin (adrenalin), kortisol dan grouth hormone.
2.6 Diagnosis
Untuk membuat diagnosis hipoglikemi, berdasarkan definisi diperlukan
adanya trias dari whippel (whippel triad) yang terdiri atas:1. Adanya gejala klinis
hipoglikemi, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, 2. Kadar glukosa dalam
plasma yang rendah pada saat yang bersamaan, berdasarkan pemeriksaan penunjang/
laboratorium dan 3. Keadaan klinis segera membaik segera setelah kadar glukosa
plasma menjadi normal setelah diberikan pengobatan pemberian glukosa.
2.5.1 Anamnesa
Rasa gemetar
Perasaan lapar
Pusing
Keringat dingin
Jantung berdebar
Gelisah
Penurunan kesadaran sampai koma dengan atau tampa kejang
Pada pasien atau keluarga perlu ditanyakan adanya pemakaian preparat
insulin atau obat hipoglikemik oral, dosis terakhir, waktu pemakaian
terakhir, perubahan dosis, waktu makan terakhir, jumlah asupan makanan,
dan aktivitas fisik yan dilakukan.
Keringat dingin
Tekanan darah menurun
Penurunan kesadaran
h. Cari penyebab
2. Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia)
a. Diberika larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon ( = 50 mL) bolus
intravena
b. Diberikan cairan dektrosa 10% per infus, 8 jam per kolf bila tanpa
penyulit lain
f. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak tiga kali berturut-turut masing-masing
selang 2 jam, pemantauan GDs setiap 4 jam, dengan protokol sesuai di
atas. Bila GDs > 200 mg/dL pertimbangkan mengganti infus dengan
dekstrose 5% atau NaCl 0,9%
g. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak tiga kali berturut-turut masing-masing
selang 4 jam, pemeriksaan GDs dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
sampai efek obat penyebab hipoglikemia diperkirakan sudah habis dan
pasien sudah dapat makan seperti biasa.
h. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti glukagon 0,5-5-1 mg IV/IM atau kortison, adrenal
2.8 Pencegahan
Penting untuk memberikan pengertian mengenai penyebab kejadian
hipoglikemia, gejala yang ditimbulkannya dan penetahuan tentang cara mengatasi
keadaan tersebut kepada mereka yan beresiko. Edukasi terhadap penderita diabetes
dan apa efek yang ditimbulkan obat-obatan terhadap kadar glukosa darah, haruslah
termasuk dalam bagian dari pengobatan.
Selain itu pencegahan yang harus dilakukan anatara lain:
Pada pasien baru, sebaiknya dosis OHO dimulai dari dosis kecil
Pada pasien ganguan fungsi ginjal, dosis obat harus hati-hati karena terjadi
akumulasi
Hati-hati pemberian obat DM pada orang tua
Hati-hati pemakaian obat untuk penyakit penyerta DM, seperti derifat salisilat,
sulfa, fenibutazon obat-obat ini dapat menurunankan gula darah.
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESE PRIBADI
Nama : Suparto
Umur : 61 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : jln. Pasar tiga no141, kelurahan tegal rejo, kecamatan medan
perjuangan kota medan Sumatra utara
Tanggal Masuk : 13 mei 2017
ANAMNESE PENYAKIT
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Deskripsi : Hal ini dialami os sejak pagi ini, dialami secara
perlahan-lahan, tidak ada riwayat perdarahan,
epilepsi. Tidak ditemukan keringat dingin, badan
lemas riwayat tidak makan pada pagi hari ini, os
sebelumnya didiagnosa dengan DM sejak lebih
kurang 6 bulan ini dan tidak teratur minum obat DM.
os hanya menggunakan obat-obat herbal, sakit kepala
ditemukan, mual dan muntah tidak ada, nyeri dada
(-) riwayat darah tinggi (+) sejak lebih kurang 20
tahun yang lalu. Os menyatakan tekanan darahnya
pernah mencapai 200 mmHg dan tidak teratur minum
obat hipertensi, riwayat strok (-), riwayat kejang (-)
riwayat merokok (+) sampai saat ini, demam (+)
sejak satu hari ini, demam tiba-tiba tinggi, batuk (+)
tidak berdahak sejak lebih kurang satu minggu ini
RPT : Diabetes Melitus. Hipertensi
RPO : Obat herbal
Alergi obat :-
Alergi makanan :-
STATUS PRESENT
Keadaan Umum
Sensorium : somnolen
Tekanan Darah : 170/100mmHg
Nadi : 93 x/i
Pernapasan : 24 x/i
Suhu : 38,3C
KU/KP/KG : Sedang /Sedang /Cukup
Keaadan Penyakit
RBW = 70
x 100% = 107 %
165 100
Kesan: normoweight
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
Pertumbuhan rambut : dbn
Sakit kalau dipegang : -
Perubahan lokal :-
a. Muka
Sembab :-
Pucat :-
Kuning :-
Parese :-
Gangguan lokal :-
b. Mata
Stand mata : dbn Ikterus :-
Gerakan : dbn Anemia : (-/-)
Exoftalmus :- Reaksi pupil : Isokor, diameter 3mmx3mm
Ptosis :- Gangguan lokal: -
c. Telinga
Sekret : (+) N Bentuk : dbn
Radang :- Atrofi :-
d. Hidung
Sekret : (+) N Benjolan-benjolan : -
Bentuk : dbn
e. Bibir
Sianosis :- Kering :-
Pucat :- Radang :-
f. Gigi
Karies :- Jumlah : 32 buah
Pertumbuhan : (+) N Pyorre alveolaris :-
g. Lidah
Kering :- Beslag :-
Pucat :- Tremor :-
h. Tonsil
Merah :- Membrane :-
Bengkak :- Angina lacunaris : -
Beslag :-
2. Leher
Inspeksi
Struma :- Torticollis :-
Kelenjar bengkak :- Venektasi :-
Pulsasi vena :+
Palpasi
Posisi trakea : Medial
Tekanan Vena Jugularis : TVJ R-2cmH2O
Sakit/nyeri tekan :-
Kosta servikalis :-
3. Thorax depan
Inspeksi
Bentuk : simetris fusiformis Venektasi :-
Simetris/asimetris : simetris Pembengkakan : -
Bendungan vena :- Pylsasi verbal : -
Ketinggalan bernafas : - Mammae :-
Palpasi
Nyeri tekan :-
Fremitus suara : ka=ki, Kesan: normal
Fremissement : -
Iktus :+
a. Lokalisasi : -
b. Kuat angkat : -
c. Melebar :-
d. Iktus negatif: -
Perkusi
Suara perkusi paru : Sonor Gerakan bebas : -
Batas paru-hati : Batas jantung : dbn
a. Relatif : ICS V
b. Absolut : ICS VI
Auskultasi
Paru-paru
Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan :-
a. Ronchi basah :-
b. Ronchi kering :-
c. Krepitasi :-
d. Gesek pleura :-
Cor
Heart rate : 93x/menit, regular, Intensitas cukup
Suara katup : M1>M2, P2>P1, A2>A1, A2>P2
Suara tambahan
Desah jantung fungsional/organis :-
Gesek pericardial/pleurocardial :-
4. Thorax belakang
Inspeksi
Bentuk : simetris fusiformis Scapulae alta : +
Simetris/asimetris : simetris Ketinggalan bernafas : -
Benjolan-benjolan :- Venektasi :-
Palpasi
Nyeri tekan :- Penonjolan :-
Fremitus suara : ka=ki, Kesan: normal
Perkusi
Suara perkusi paru : sonor Gerakan bebas: -
Batas bawah paru : dbn
Auskultasi
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan :-
5. Abdomen
Inspeksi
Bentuk : simetris
Venektasi/ pembentukan vena :-
Gembung :-
Sirkulasikolateral :-
Pulsasi :-
Palpasi
Defens muscular :-
Nyeri tekan :-
Undulasi :-
Lien :-
Ren :-
Hepar :-
Perkusi
Pekak hati :+N
Pekak beralih :-
Auskultasi
Peristaltik usus : normo peristaltic
Double sound :-
6. Genitalia
Luka : tdp
Sikatriks : tdp
Nanah : tdp
Hernia : tdp
7. Ekstremitas
a. Atas
Bengkak : -/- Refleks
Merah : -/- Biceps : +/+
Stand abnormal : -/- Triceps : +/+
Gangguanfungsi : -/- Radioperiost : -/-
Tes rumple leed : -/-
b. Bawah
Bengkak : -/-
Merah : -/-
Edema : -/-
Pucat : -/-
Gangguanfungsi : -/- Pulsasi A. Dorsalispedis :ka=ki
Varises : -/- Pulsasi A. Femoralis :ka=ki
Reflex Pulsasi A. Poplitea :ka=ki
KPR : +/+
APR : +/+
Strumple : -/-
AnamnesaUmum
Badan kurang enak :+ Tidur : berkurang
Merasa capek/lemas : + Berat badan : tetap
Merasa kurang sehat : + Malas :+
Menggigil :- Demam :+
Nafsu makan : menurun Pening :+
Anamnesa organ
1. Cor
Dyspnoea de effort :- Sianosis :-
Dyspnoea derepos :- Angina pectoris: -
Oedema :- Palpitasi cordis: -
Nycturia :- Asma cardial : -
2. Sirkulasi perifer
Claudication intermitten :- Gangguan tropis: -
Sakit waktuistirahat :- Kebas-kebas :-
Rasa mati ujung jari :-
3. Traktus respiratorius
Batuk :+ Stridor :-
Pendarahan :- Sesak nafas :-
Haemaptoe :- Pernafasan cuping hidung : -
Sakit dada waktu bernafas: - Suara parau :-
4. Traktus digestivus
a. Lambung
Sakit di epigastrium : - Sendawa :-
sebelum/sesudahmakan Anoreksia :-
rasa panas di Epigastrium : - Mual-mual :-
Muntah :- Dysphagia :-
Haematemesis :- Foetor ex ore : -
Ructus :- Pyrosis :-
b. Usus
Sakit di abdomen :- Melena :-
Borborygmi :- Tenesmi :-
Defekasi :+ Normal Flatulensi :-
Obstipasi :- Haemorrhoid : -
Diare :-
6. Sendi
Sakit :- Sakit digerakkan :-
Sendi kaku :- Bengkak :-
Merah :- Stand abnormal :-
7. Tulang
Sakit :- Frakturspontan: -
Bengkak :- Deformasi :-
8. Otot
Sakit :- Kejang-kejang : -
Kebas-kebas :- Atrofi :-
9. Darah
Sakit di mulut dan lidah :- Mukapucat :-
Mata berkunang-kunang :- Bengkak :-
Pembengkakan kelenjar :- Penyakit darah: -
Merah di kulit :- Pendarahan sub kutan : -
10. Endokrin
a. Pankreas
Polidipsi :+ Pruritus :-
Polifagi :+ Pyorrhea :-
Poliuri :+
b. Tiroid
Nervositas :- Struma :-
Exoftalmus :- Miksodem :-
c. Hipofisis
Akromegali :- Distrofi adipos kongenital : -
14. Psikis
Mudah tersinggung :- Pelupa :-
Takut :- Lekas marah : -
Gelisah :-
Anamnesa Intoksikasi
Tidak ada.
Anamnesa Makanan
Nasi : frek 2-3x/hari Sayuran : cukup
Ikan : cukup Daging : cukup
Anamnesa famili
Penyakit famili :-
Penyakit seperti os :-
Anak anak :-
(Urinalisa)
Hasil Unit Nilai Normal
Warna Kuning - Kuning
Kekeruhan Jernih - Jernih
Reduksi Negatif - Negatif
Protein Negatif - Negatif
Bilirubin Negatif - Negatif
Sedimen-Eritrosit 0 /lpb <3 /lpb
Sedimen-Leukosit 0-3 /lpb <5 /lpb
Sedimen-Renal Epitel Negatif - Negatif
RESUME
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Deskripsi : Hal ini dialami os sejak pagi ini, dialami secara
perlahan-lahan, tidak ada riwayat perdarahan,
epilepsi. Tidak ditemukan keringat dingin, badan
lemas riwayat tidak makan pada pagi hari ini, os
sebelumnya didiagnosa dengan DM sejak lebih
kurang 6 bulan ini dan tidak teratur minum obat DM.
os hanya menggunakan obat-obat herbal, sakit kepala
ditemukan, mual dan muntah tidak ada, nyeri dada
(-) riwayat darah tinggi (+) sejak lebih kurang 20
tahun yang lalu. Os menyatakan tekanan darahnya
pernah mencapai 200 mmHg dan tidak teratur minum
obat hipertensi, riwayat strok (-), riwayat merokok
(+) sampai saat ini, demam (+) sejak satu hari ini,
demam tiba-tiba tinggi, batuk (+) tidak berdahak
sejak lebih kurang satu minggu ini
RPT : Diabetes Melitus, Hipertensi
RPO : Obat Herbal
Alergi obat :-
Alergi makanan :-
Pemeriksaan Fisik:
Kepala :
Mata : Konj. palpebra inferior anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
T/H/M : DBN
Leher :
Posisi trakea : medial
Tekanan Vena Jugularis : TVJ R-2cm H2O
Pembesaran KGB :-
Thoraks :
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : Stem Fremitus Ka=Ki
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : SP : vesikuler ST: -
Abdomen :
Inspeksi : simetris
Palpasi : Soepel, H/L/R : TTB, Nyeri tekan di Epigastrium (-)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Extremitas sup : akral hangat, CRT <3, nadi: 93x/i, edema (-)
Extremitas inf : edema pretibial (-/-), nyeri (-), ulkus (-), jar. Nekrotik (-),
Pulsasi A. Tibialis ant/post :ka=ki, Pulsasi A. Dorsalispedis : ka=ki, Pulsasi A.
Femoralis : ka=ki, Pulsasi A. Poplitea : ka=ki
DIAGNOSA SEMENTARA
- Penurunan kesadaran ec hipoglikemi
- Hipertensi std II
- Hiponatremi Hipoosmolar
- Hipokalemi
Terapi:
- Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
- IVFD Dextrose 10% 10gtt/i mikro
-inj bolus dextrose 40% 2 flakon 25 ml
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
- paracetamol 3x500 mg
- amlodipin 2x10 mg
- furosemid 1x40 mg
-valsartan 1x160 mg
-KSR 1x600mg
R/ cek KGD setelah setelah 15 menit pemberian dextrose 40%
P: - Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
- IVFD Dextrose 10% 10gtt/i mikro
-inj bolus dextrose 40% 25 ml iv
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
- paracetamol 3x500 mg
- amlodipin 2x10 mg
- furosemid 1x40 mg
-valsartan 1x160 mg
-KSR 1x600 mg
Protap penatalaksanaan hipoglikemi
1. Periksa GDS
a. Bila GDS dibawah 50 mg/dL tambahkan bolus dextrose 40%
50 ml IV
b. Bila GDS dibawah 100 mg/dl bolus dextrose 40% 25 ml IV
2. Periksa GDS setiap Periksa GDS setiap 15 menit setelah pemberian
dextrose 40% :
a. Nilai GDS dibawah 50 mg/dl ditambahka bolus dextrose 40%
50 ml IV
b. Bila GDS dibawah 100 mg/dl tambahkan bolus dextrose 40%
25 ml IV
c. Bila GDs 100-200 mg/dL, tanpa bolus dekstrose 40%
d. Bila GDs > 200 mg/dL, pertimbangkan menurunkan kecepatan
drip dekstrose 10%
PD:
Kepala : Mata : Anemis (-/-), Ikterik (-/-) Leher : TVJ R-2cmH2O
Thorax : SP : Vesikuler ST : -
Abdomen : Simetris, Soepel, H/L/R ttb, P(+)n
Ekstremitas : Edema -/-
A: - Hipoglikemi
- Hipertensi std II
- Hiponatremi Hipoosmolar
- Hipokalemi
P: - Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
- IVFD Dextrose 10% 10gtt/i mikro
-inj bolus dextrose 40% 25 ml iv (aff jika KGD >100 mg/dl)
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
- amlodipin 2x10 mg
- furosemid 1x40 mg
-valsartan 1x160 mg
-KSR 1x600 mg
PD:
Kepala : Mata : Anemis (-/-), Ikterik (-/-) Leher : TVJ R-2cmH2O
Thorax : SP : Vesikuler ST : -
Abdomen : Simetris, Soepel, H/L/R ttb, P(+)n
Ekstremitas : Edema -/-
- Hipoglikemi
- Hipertensi std II
- Hiponatremi Hipoosmolar
- Hipokalemi
- Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
- IVFD Dextrose 10% 10gtt/i mikro
-inj bolus dextrose 40% 25 ml iv (aff jika KGD >100 mg/dl)
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
- amlodipin 2x10 mg
- furosemid 1x40 mg
-valsartan 1x160 mg
-KSR 1x600 mg
PD:
Kepala : Mata : Anemis (-/-), Ikterik (-/-) Leher : TVJ R-2cmH2O
Thorax : SP : Vesikuler ST : -
Abdomen : Simetris, Soepel, H/L/R ttb, P(+)n
Ekstremitas : Edema -/-
- Hipoglikemi
- Hipertensi std II
- Hiponatremi Hipoosmolar
- Hipokalemi
- Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
- IVFD Dextrose 10% 10gtt/i mikro
-inj bolus dextrose 40% 25 ml iv (aff jika KGD >100 mg/dl)
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
- amlodipin 2x10 mg
- furosemid 1x40 mg
-valsartan 1x160 mg
-KSR 1x600 mg
P: - Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
- IVFD Dextrose 10% 20 gtt/i
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
- amlodipin 1x10 mg
-furosemide 1x400mg
-valsartan 1x160 mg
- KSR 1x600 mg
P: - Tirah Baring
- 02 2-4 L/i nasal canul
-ifvd dextrose 10% 20gtt
- inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/iv
-valsartan 1x160 mg
-captopril 25 mg
Protap penatalaksanaan hipoglikemi
1. Periksa GDS
a. Bila GDS dibawah 50 mg/dL tambahkan bolus dextrose 40%
50 ml IV
b. Bila GDS dibawah 100 mg/dl bolus dextrose 40% 25 ml IV
2. Periksa GDS setiap Periksa GDS setiap 15 menit setelah pemberian
dextrose 40% :
a. Nilai GDS dibawah 50 mg/dl ditambahka bolus dextrose 40%
50 ml IV
b. Bila GDS dibawah 100 mg/dl tambahkan bolus dextrose 40%
25 ml IV
c. Bila GDs 100-200 mg/dL, tanpa bolus dekstrose 40%
d. Bila GDs > 200 mg/dL, pertimbangkan menurunkan kecepatan
drip dekstrose 10%
BAB V
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
os. Laki-laki mengalami penurunan Hipoglikemi merupakan suatu
kesadaran. Hal ini terjadi sejak pagi hari terminology klinis yang digunakan untuk
dan terjadi secara perlahan-lahan. Saat ini keadaan yang disebabkan oleh
os sudah sadar dan badan terasa lemas. menurunnya kadar glukosa dalam darah
Riwayat tidak makan pada pagi hari ini. sampai pada tingkat tertentu sehingga
Kadar gula darah os saat masuk rumah memberikan keluhan (symptom) dan
sakit 35,00 mg/dl, riwayat DM dijumpai gejala (sign). Respon pertama dari tubuh
sejak 6 bulan ini, os tidak teratur minum adalah peningkatan hormone
obat DM dan hanya mengkonsumsi obat adrenalin/epinefrin,sehinga menimbulkan
herbal. Riwayat darah tinggi dijumpai gejala neurogenik seperti gemetaran,
sejak 20 tahun yang lalu tekanan darah kulit lembab dan pucat, rasa cemas,
tertinggi 200mmhg. Os tidak teratur keringat berlebih, rasa lapar, mudah
minum obat darah tinggi. Riwayat strok rangsang, pengelihatan kabur atau
tidak dijumpai. Riwayat kejangtidak kembar. Gejala klinis biasanya muncul
dijumpai Riwayat merokok dijumpai pada kadar glukosa darah <60 mg/dl.
sampai saat ini. Demam dijumpai sejak Pada tahap lanjut, hipoglikemi akan
satu hari ini. Demam tinggi secara tiba- memberikan gejala defisiensi glukosa
tiba. Batuk dijumpai dahak tidak pada jaringan serebral yaitu, sulit berfikir,
dijumpai. bingung, sakit kepala, kejang-kejang
hingga koma.
BAB VI
KESIPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tanto, Chris. Dkk. 2014. Kapita selekta kedokteran jilid II edisi IV. Jakarta: Media
Aesculapius
Setiawati, Siti. Dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi VI. Jakarta:
InternaPublishing
Simadibrata, Marcalius. Dkk. 2001. Pedoma Diagnosis dan Terapi di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Media aesculapius
Ikatan dokter indonesia. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer edisi revisi
Wirdasari. 2011. Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Diabetes Melitus. Jakarta:
Jurnal kedokteran
PERKENI. 2015. KOSENSUS Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2
di Indonesia. Jakarta: PERKENI