Anda di halaman 1dari 27

Traktus Urogenital Pria

Shania Natasha (102015099)


B6
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

ABSTRAK
Organ genital pria terdiri dari organ internal dan organ eksternal. Organ reproduksi
internal terdiri dari testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikulasi seminalis, kelenjar prostat, kelenjar
cowper) yang digunakan untuk mensekresikan esensial bagi kelangungan hidup dan
pergerakan sperma. Sedangkan dari organ reproduksi eksternal terdiri dari penis dan
skrotum. Spermatogenesis adalah proses di mana sel-sel germinal primordial pria
yang disebut spermatogonium menjalani meiosis, dan menghasilkan sejumlah sel
yang disebut spermatozoa. Salah satu sel awal dalam jalur ini disebut spermatosit
primer.
Kata Kunci : Organ Genital Pria, Penis, Testis, Spermatozoa

ABSTRACT
Male genital organs consist of internal organs and external organs. Internal
reproductive organs consist of the testicles, the channel expenditure (epididymis, vas
deferens, ejaculatory duct, urethra) and the accessory glands (seminal vesikulasi,
prostate gland, Cowper's glands) that used to secrete essential for life and sperm
motility.The external reproductive organs consist of the penis and scrotum.
Spermatogenesis is the process in which spermatozoa are produced from
spermatogonial stem cells by way of mitosis and meiosis. One of the initial cells in
this pathway called primary spermatocytes.
Keywords: Male Genital Organs, Penis, Testis, spermatozoa

PENDAHULUAN

Sesuai dengan ajaran Alkitab, Allah menyuruh kita untuk beranak cucu dan
bertambah banyak (Kej 1:28) . Maka oleh karena itu, organ reproduksi adalah yang

1
penting untuk melakukan proses membuat keturunan tersebut. Agar mampu
menjalankan prosesnya dengan baik, maka keadaan fungsi dan struktur alat kelamin
ini harus dalam keadaan normal. Kemampuan untuk bereproduksi juga diawali
dengan terjadinya pubertas.
Organ genital pria dibagi menjadi 2 bagian organ yaitu Interna (organ bagian
dalam) dan Eksterna (organ bagian luar/ terlihat oleh mata) . Bagian Interna sendiri
meliputi Testis, Epididimis, Vas deferens, Vesikula seminalis , kelenjar prostat,
Funiculus spermaticus dan Glandula bulbouretralis. Sedangkan organ eksterna terdiri
dari Penis dan Skrotum.
Tujuan dari pembuatan makalah ini sendiri adalah agar mahasiswa mampu
memahami alat reproduksi pria dalam keaadan normal dari susunan anatomis dan
mikroskropis beserta fungsinya. Dalam makalah ini, akan dijelaskan struktur dan
fungsi dari masing-masing organ genital pria secara makro dan mikro yang meliputi
vaskularisasi dan inervasinya.

Gambar 1. Organ Reproduksi Pria


Sumber: http://ikaayuagustin.blogspot.co.id/2011/10/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
reproduksi.html

I. STRUKTUR MAKROSKOPIS

A. ORGAN INTERNA GENITAL PRIA

TESTIS
Testis berbentuk ovoid, berat 10 n- 14 gram. Mempunyai ukuran panjang 4 cm,
ukuran anterior-posterior 3 cm, dan ukuran lebar 2,5 cm. Setiap testis mempunyai
facies medialis dan facies lateralis yang berbentuk konveks, bertemu di bagian

2
anterior dan posterior membentuk margo anterior dan margo posterior yang juga
berbentuk konveks bulat. Ujung-ujungnya berbentuk bulat dan disebut extremitas
superior dan extremitas inferior. Permukaan testis halus. Testis mempunyai capsula
yang terdiri atas tiga lembar lapisan, dan superficial ke profunda, yakni :1
Tunica vaginalis, merupakan bagian dan peritoneum, terdiri dari lamina
parietalis dan lamina visceralis; di bagian dorsal dari testis terjadi peralihan
dari lamina parietalis menjadi lamina visceralis.
Tunica albuginea, dibentuk oleh jaringan ikat, berwarna putih. Dibungkus oleh
tunica vaginalis, kecuali permukaan testis yang ditempati oleh epididymis.
Di bagian dorsal tunica albuginea menebal, membentuk mediatinum testis (=
corpus Highmori ).
Tunica vasculosa, dibentuk oleh anyaman pembuluh darah dan jaringan ikat,
berada pada facies profunda dari tunica albuginae dan mengikuti permukaan
septula testis.
Selain capsula diatas, testis juga dibungkus oleh Fascia spermatica interna dan
externa, M. cremaster , Tunika dartos dan Cutis scroti.

Gambar 2. Testis Pria Berbentuk Oval


Sumber: http://pria-medis.blogspot.com/2012/12/gangguan-pada-testis.html

Dari mediatinum testis terdapat beberapa septula testis ke arah tunica albuginea,
membagi testis kedalam 250 buah rongga-rongga kecil (= lobuli testis). Di dalam
setiap rongga tersebut terdapat dua buah tubuli seminiferi contorti atau lebih. Setiap
tubuli tadi mempunyai ukuran dua feet (60 cm). Ke arah mediatinum testis tubuli tadi
saling berhubungan dan berbentuk lurus, disebut tubuli seminiferi recti. Di dalam
mediatinum testis tubuli seminiferi recti mengadakan anastomose membentuk rete
testis. Dari rete testis terdapat 6 12 buah ductuli efferentes testis yang mengadakan

3
hubungan dengan epididymis.1

Gambar 3. Struktur Testis Pada Pria


Sumber: http://info--bloggue.blogspot.com/2012/12/proses-dan-organ-alat-reproduksi-
pada.html

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Arteria testicularis memberi beberapa percabangan, menuju ke margo posterior,
menembusi tunica albuginea, berjalan mengikuti septula testis menuju ke
mediastinum testis. Arteria testicularis mengadakan anastomose dengan arteria
deferentialis dan arteria spermatica externa, dan bersumber pada aorta abdominalis.1

Pembuluh-pembuluh vena berjalan ke posterior menuju ke margo posterior,


menembusi tunica albuginea dan bergabung dengan plexus pampiniformis.
Selanjutnya plexus pampiniformis menjadi vena testicularis di dekat anulus inguinalis
internus. Vena testicularis dextra bermuara kedalam vena cava inferior, dan vena
testicularis sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra.1

Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan mengikuti vasa testicularis menuju ke


lymphonodus lumbalis.1

Inervasi
Testis dipersarafi oleh serabut-serabut saraf dari plexus nervosus testicularis. Plexus
ini dibentuk oleh nervus spinalis thoracalis 6 9 dan nervus thoracalis 10 12, yang
turut mempersarafi dinding abdomen di sekitar umbilicus. Plexus nervosus testicularis
juga menerima serabut-serabut saraf yang dipercabangkan oleh nervus
genitofemoralis dan nervus scrotalis posterior. Serabut-serabut saraf sympathis
membawa komponen vasomotoris. 1
Referred pain (rasa nyeri) pada testis menyebar ke daerah inguinalis dan
daerah bagian caudal dinding abdomen. 1

4
EPIDIDIMIS
Epididymis berbentuk suatu saluran yang berkelok-kelok sepanjang kira-kira 5 6
meter. Secara keseluruhan bentuknya seperti sebuah koma, terletak pada margo
posterior testis dan menutupi extremitas superior serta facies lateralis testis. Terdiri
atas caput, corpus dan cauda epididymis. 1

Gambar 4. Epididimis Terletak Pada Belakang Testis


Sumber: http://epididymalhypertension.blogspot.com

Caput epididymis berada di bagian cranial, corpus epididymis berada di bagian


medial dan cauda epididymis berada di bagian caudal. Cauda epididymis melanjutkan
diri menjadi ductus deferens, berjalan ascendens pada sisi medial epididymis. Caput
epididymis dihubungkan oleh ductus efferentes testis dengan testis. 1

Epididymis mempunyai permukaan yang menghadap ke testis, dinamakan facies


testicularis yang berbentuk konkaf, dan permukaan posterior yang bundar dan bebas,
ditutupi oleh tunica vaginalis. Di antara corpus epididymis dan sisi lateral testis
terdapat sinus epididymis, suatu rongga kecil berbentuk agak oval. Rongga tadi berada
di bagian kanan pada testis dexter, dan berada di bagian kiri pada testis sinister. 1

Setiap ductuli efferentes testis membentuk lobuli epdidymis. Lobuli ini bersatu
membentuk caput epididymis, dan selanjutnya bermuara kedalam ductus
epididymidis. Ductus epididymidis membentuk corpus dan cauda epididymidis.
Ductus epididymidis berkelok-kelok, mempunyai ukuran kira-kira sepanjang
intestinum tenue. Cauda epididymidis berakhir pada ductus deferens,1

5
Gambar 5. Caput, Corpus dan Cauda Epididimis
Sumber: http://www.ansci.wisc.edu/jjp1/ansci_repro/lec/handouts/hd2.html

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Epididymis mendapat suplai darah dari cabang-cabng arteria testicularis. Pembuluh
vena bermuara kedalam plexus pampiniformis. Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan
bersama-sama dengan vasa testicularis menuju ke lymphonodus lumbalis.1

Inervasi
Diperoleh dari cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. 1

DUCTUS DEFERENS
Ductus deferens atau Vas deferens merupakan lanjutan dari cauda epididymidis, yang
berbentuk saluran, tempat mengalir spermatozoa dari testis sampai urethra.
Dindingnya mempunyai lapisan otot yang tebal, sedangkan lumennya sangat kecil.
Mula-mula berjalan ascendens di sebelah dorsal testis, pada sisi medial epididymis,
lalu meninggalkan scrotum dan masuk kedalam canalis inguinalis, berada di bagian
dorsal funiculus spermaticus. Kemudian membelok ke sebelah lateral arteria
epigastrica inferior, berjalan ascendens extra peritoneal menuju ke sisi postero-lateral
vesica urinaria, bermuara kedalam urethra. Ujung terminal ductus deferens membesar
dan berkelok-kelok, disebut ampulla ductus deferentis. 1

6
Gambar 6. Ampulla Merupakan Ujung Terminal Duktus Deferens
Sumber:http://www.taseerlabs.com/MarriageCourse/genitalorgans.html

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Arteria deferentialis merupakan salah satu cabang dari arteria vesicalis superior yang
memberi suplai darah kepada epididymis dan ductus deferens (= vas deferens ).
Arteria deferentialis mengadakan anastomose dengan arteria testicularis. 1

Ada sebagian dari vena bermuara kedalam vena testicularis dan ada sebagian lagi
yang menuju ke plexus pampiniformis. Pembuluh-pembuluh lymphe menuju ke
lymphonodus iliacus externus. 1

Inervasi
Kontraksi ductus deferens berada di bawah pengaruh serabut-serabut saraf sympathis.
Serabut-serabut parasympathis dibawa oleh nervi erigentes, yang berasal dari medulla
spinalis sacralis. 1

VESIKULA SEMINALIS
Ada dua buah yang terletak simetris, berada diantara vesica urinaria dan rectum.
Berupa kantong dengan ukuran 5 cm. Ujung cranial berbentuk bulat, buntu, dan ujung
caudal kecil, membentuk ductus excretorius. Volume dari vesicula kira-kira 1,5 5
cc. Sumbu panjang dari vesicula seminalis membentuk sudut 45 derajat dengan axis
vertikal, arahnya caudo-medio-ventral. Posisi ini dipengaruhi oleh isi dari vesica
urinaria dan rectum. Bentuk dan ukuran vesicula seminallis ditentukan oleh usia.
Vesicula yang kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Bagian cranial dari
vesicula ditutup oleh peritoneum, dan terletak di sebalah dorso-caudal pars terminalis
ureter. Di antara kedua vesicula seminalis terdapat kedua ampulla dari ductus
deferens yang letaknya saling berdekatan pada linea mediana. Ampulla ductus
deferentis bergabing dengan ductus ejaculatorius. 1

Di antara pars caudalis vesicula seminalis dan prostata di satu pihak dan rectum di
pihak lainnya terdapat penebalan jaringan ikat yang dinamakan fascia Denonvilliers.
Fascia ini adalah modifikasi dari peritoneum. 1

7
Gambar 7. Glandula Vesikulosa atau Vesicula Seminalis
Sumber: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/pinocytotic+v's

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Suplai darah diperoleh dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria
vesicalis media.Pembuluh ven abermuara kedalam plexus venosus vesicoprostaticus.
Pembuluh lymphe berjalan bersama-sama dengan pembuluh darah. 1

Inervasi
Vesicula seminalis dipersarafi oleh serabut-serabut sympathis dan para sympathis.
Pengosongna vesicula seminalis dipengaruhi oleh persarafan sympathis. 1

FUNICULUS SPERMATICUS
Funiculus spermaticus dibentuk oleh:
-ductus deferens, bersama-sama dengan vasa deferentialis dan serabut-serabut saraf
yang menuju ke epididymis; ductus deferens terletak di bagian posterior didalam
funiculus spermaticus, dan di dalam canalis inguinalis berada di baian caudal ;
-arteria testicularis, terletak di sebelah ventral ductus deferens, bersama-sama dengan
serabut-serabut saraf yang menuju ke testis;
-plexus pampiniformis, suatu anyaman pembuluh-pembuluh vena yang berasal dari
testis, epididymis dan ductus deferens;
-pembuluh-pembuluh lymphe;
-arteria cremasterica;
-ramus genitalis, suatu cabang dari nervus genitofemoralis;
processus vaginalis peritonei.

Funiculus spermaticus dibungkus dari superficial ke profunda oleh : 1

8
-fascia spermatica externa berbentuk tipis, melekat pada crus inferius (anulus
inguinalis externus), merupakan lanjutan dari fascia yang menutupi m.obliquus
externus abdominis ;
-fascia cremasterica bersama-sama dengan m.cremaster ;
-Fascia spermatica interna, tipis, berasal dari fascia transversalis abdominis, berada
bersama-sama dengan jaringan extra peritoneal.

Gambar 8. Funiculus Spermaticus Menggantung Testis Dalam Scrotum


Sumber: http://slideplayer.hu/slide/2155575/

M.cremaster merupakan myofibril dari m.obliquus internus abdominis. Mendapat


vascularisasi dari arteria cremasterica, dan innervasi dari ramus genitalis
n.genitofemoralis. stimulus di bagian cranial facies medialis regio femoris dapat
menimbulkan kontraksi m.cremaster sehingga testis terangkat, ini yang dinamakan
reflex cremaster. 1

Arteria cremasterica (= a.spermatica externa) adalah salah satu cabang dari arteria
epigastrica inferior. Mengadakan anastomose dengan arteria spermatica interna. 1

Funiculus spermaticus terletak mulai dari anulus inguinalis internus, berjalan melalui
danalis inguinalis sampai pada margo posterior testis. Di bagian caudalis dari anulus
inguinalis externus funiculus spermaticus terletak di sebelah ventral m.adductor
longus. Ditempat ini arteria pudenda externa superficialis menyilang funiculus
spermaticus di bagian anterior, dan arteria pudenda externa profunda berjalan

9
menyilang di sebelah dorsalnya. 1

PROSTAT
Terdiri atas kelenjar (50 %) dan jaringan ikat fibromuscular (25 % myofibril otot
polos dan 25 % jaringan ikat), membungkus yrethra pars prostatica. Mempunyai
bentuk seperti piramid terbalik dengan basis (= basis prostatae) mneghadap ke arah
collum vesicae dan apex (= apex prostatae) yang menghadap ke arah diaphragma
urogenitale. Facies anterior berbentuk konveks, facies posterior agak konkaf dan dua
buah facies infero-lateralis. Facies anterior berada 2,5 cm di sebelah dorsal facies
posterior symphysis osseum pubis. Celah yang terbentuk ini terisi oleh jaringan lemak
retropubica dan ligamentum puboprostaticum. Facies infero-lateralis difiksasi oleh
serabut-serabut m.pubococcygeus (m.levator ani). Facies posterior menghadap ke
arah rectum, dan dipisahkan oleh ligamentum Denonvilliers. 1

Gambar 9. Glandula Prostat Pada Bagian Atas Berbatasan Dengan Vesica


Urinaria
Sumber:http://www.aasthahealthcare.com/Benign-Prostatic-Hyperplasia-Treatment.html

Ukuran prostata adalah tinggi 3 cm, lebar 4 cm dan lebar anterior-posterior sebesar
1
2,5 cm. Fascia prostatica adalah bagian dari fascia pelvis, yang ke arah caudal
melanjutkan diri menjadi fascia diaphragmatis urogenitalis superior, dan difiksasi
pada symphysis osseum pubis oleh ligamentum puboprostaticum mediale (=
ligamentum pubovesicale). Fascia prostatica membi=ungkus capsula prostatica, yakni
jaringan ikat pada permukaan prostata.

Pada sisi lateral prostata, diantara fascia prostatica dan capsula prostatae terdapat
plexus venosus prostaticus.
Plexus venosus prostaticus menerima vena dorsalis penis, meneruskan aliran darah

10
venous kepada plexus venosus vesicalis, dan selanjutnya bermuara kedalam vena
iliaca interna. 1

Prostata selain difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum mediale, yang


mengandung m.puboprostaticus, juga difiksasi oleh ligamentum puboprostaticum
laterale pada arcus tendineus fascia pelvis. 1

Urethra berjalan vertikal menembus bagian anterior prostata. Basis prostatae


mempunyai hubungan erat dengan collum vesicae, kecuali di bagian lateral. Celah
yang terbentuk di antaranya terisi oleh plexus venosus vesicoprostaticus dan ductus
ejaculatorius. 1

Jaringan kelenjar membentuk tiga buah gugusan konsentris, yaitu : 1


-gugusan mucosal yang terletak paling profunda dengan saluran keluarnya yang
bermuara kedalam urethra di sebelah cranial dari colliculus seminalis;
-gugusan submucosal, terletak di bagian intermedia, saluran keluarnya bermuara
kedalam urethra setinggi colliculis seminalis;
-gugusan utama(gld.prostatica propria), bentuknya besar dan membungkus kedua
gugusan lainnya, kecuali di bagian anterior di mana kedua gugusan lainnya dihubungi
satu sama lain oleh isthmus prostatae (serabut otot polos).
Gugusan ini mempunyai saluran keluar yang bermuara kedalam sinus prostaticus.

Prostata membentuk tiga buah lobi, yakni dua buah lobus lateralis dan sebuah lobus
medius. Kedua lobus lateralis dihubungkan satu sama lain di sebelah ventral urethra
oleh isthmus prostatae, yang tampak dari luar. Lobus medius mempunyai ukuran yang
bervariasi, terletak m,enonjol kedalam urethra pars cranialis pada permukaan
posterior, dan menyebabkan terbentuknya uvula vesicae. Hyppertrophi lobus medius
dapat menghalangi pengeluara urine. 1

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Ramus prostaticus dipercabangkan oleh arteria vesicalis inferior. Prostata seringkali
juga mendapatkan suplai darah dari percabangan arteria rectalis superior. Apabila ada
arteria rectalis media maka ada percabangannya yang mensuplai prostata. Ramus
prostaticus memasuki prostata pada celah antara prostata dengan vesica urinaria.1

11
Pembuluh vena berjalan memasuki plexus venosus prostaticus, yang selanjutnya
bergabung dengan plexus venosus vesicalis, kemudian bermuara kedalam vena iliaca
interna.1
Pembuluh-pembuluh lymphe berjalan menuju ke lymphonodus iliacus internus. Ada
juga yang menuju ke lymphonodus iliacus externus dan lymphonodus sacralis. 1

Inervasi
Menerima serabut-serabut saraf sympathis dan parasympathis dari plexus nervosus
prostaticus. Serabut-serabut parasympathis berasal dari medulla spinalis segmental
sacralis.1
GLANDULA BULBOURETHRALIS
Kelenjar ini disebut juga glandula Cowperi. Ada buah yang terlatak di sebelah kiri
dan kanan linea mediana, berada didalam spatium perineum profundus, di antara pars
caudalis prostata dan bulbus penis. Terletak di sebelah dorsal urethra pars
membranacea. Mempunyai diameter 0,5 1,5 cm. Dibungkus oleh m.sphincter
urethrae membranaceae. Saluran keluar dari kelenjar ini berjalan menembusi fascia
inferior diaphragmatis urogenitalis, masuk di bagian caudal urethra pars spongiosa
pada dinding posterior.Berfungsi mengeluarkan secret yang belum jelas fungsinya.
Mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria bulbi penis. Pembuluh lymphe
berjalan menuju ke lymphonodus iliacus internus.1,2

Gambar 10. Glandula Bulbourethral atau Cowper's Glands

B. ORGAN EKSTERNA GENITAL PRIA

PENIS
Penis dibentuk oleh jaringan erectil, yang dapat mengeras (ereksi) dan dipakai untuk
melakukan copulasi. Ereksi terjadi oleh karena rongga-rongga di dalam jaringan

12
erectil terisi darah. Terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian yang difiksasi, disebut
radix penis, dan bagian yang mobil dan dinamakan corpus penis.1,2

Gambar 11. Struktur Penis


Sumber: http://healthosphere.com/male-reproductive-system-diagram/
Radix penis terletak pada trigonum urogenitale. Terdiri atas tiga buah batang jaringan
erectil. Bagian yang berada pada linea mediana disebut corpus spongiosum penis,
meluas ke dorsal menjadi bulbus penis. Bagian ini dibungkus oleh
m.bulbospongiosus. ujung posterior bulbus penis membesar dan ditembusi oleh
urethra, yang selanjutnya berjalan didalam corpus spongiosum penis. Corpus
cavernosum penis ada dua buah, masing-masing dibagian dorsal membentuk crus
penis. Crus penis difiksasi pada ramus pubo-ischiadicus dan pada membrana
perinealis, dibungkus oleh m.ischiocavernosus, berada di sebelah lateral dari bulbus
penis.1,2

Corpus penis terletak bebas dan mudah bergarak, dibungkus oleh kulit. Dorsum penis
adalah bagian dari penis yang menghadap ke arah ventral pada saat penis berada
dalam keadaan flaccid (lemas), dan menghadap ke arah cranial pada penis yang
ereksi. Urethra menghadap ke arah caudal pada penis yang ereksi. Pada permukaan
ini terdapat raphe penis, yang melanjutkan diri pada raphe scroti. Corpus penis
mengandung kedua buah corpus cavernosum penis dan corpus spongiosum penis.
Corpora cavernosa penis merupakan bagian yang utama dari corpus penis,
membentuk dorsum penis dan bagian lateral penis. Kedua corpora tersebut bersatu
pada facies urethralis, pada linea mediana, membentuk sebuah cekungan yang
ditempati oleh corpus spongiosum penis. Ujung anterior buntu dan dibungkus oleh
glans penis.1,2

13
Corpus spongiosum penis mempunyai bentuk yang lebih kecil daripada corpus
cavernosum penis, terletak di sepanjang corpus penis, dan ujung anterior membesar
membentuk glans penis. Antara glans penis dan corpus penis terdapat suatu
cekungan, disebut collum glandis. Tepi dari glans penis yang agak menonjol, berada
dekat pada collum glandis, disebut corona glandis.dekat ujung glans penis, pada linea
mediana, terdapat ostium urethrae externum. Kulit yang membungkus glans pemnis
disebut preputium penis, yang meluas dari collum glandis. Frenulum preputi adalah
lipatan kulit yang menonjol pada linea mediana, meluas dari permukaan interna
preputium menuju ke ostium urethrae externum.1,2

Kulit penis licin, halus, elastis, berwarna gelap. Dekat pada radix penis kulit
ditumbuhi rambut. Pada corpus penis kulit melekat longgar pada jaringan
subcutaneus, kecuali pada glans penis. Di daerah collum glandis dan corona glandis
terdapat sejumlah glandulae preputiales yang memproduksi smegma, mempunyai bau
yang khas.Penis dibungkus oleh fascia penis superficialis, yang merupakan jaringan
subcutaneus, mengandung beberapa myofibril, dan tidak mengandung jaringan lemak.
fascia ini melanjutkan diri pada tunica dertos (scrotum) dan fascia perinei
superficialis.1,2

Fascia penis profunda merupakan lanjutan dari fascia perinealis profunda, kuat,
membungkus kedua corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis secara
keseluruhan. Fascia ini hanya mencapai collum glandis dan tidak sampai pada glans
penis.Di sebelah profunda dari fascia penis profunda terdapat tunica albuginea.
Tunica albuginea corporum cavernosum terdiridari serabut jaringan ikat longitudinal
di sebelah superficial yang membungkus kedua corpora cavernosa penis, dan jaringan
ikat yang circular berada di bagian profunda membungkus setiap corpus cavernosum
penis. Jaringan ikat yang arahnya circular ini bertemu pada bidang mediana
membentuk septum penis, yang bentuknya tebal dan utuh dekat pada radix penis,
sedangkan makin ke arah terminal menjadi tipis sehingga terjadi hubungan antara
corpus cavernosum penis kiri dan kanan. Tunica albuginea corporis spongiosi
membungkus corpus spongiosum penis, berbentuk tipis dan bersifat elastis. Di dalam
corpus cavernosum penis terdapat trabeculae corporum cavernosum dan di dalam
corpus spongiosum penis terdapat juga trabeculae corporis spongiosi. Trabeculae ini

14
meluas mulai dari permukaan tunica albuginea ke arah medial, membatasi rongga-
rongga caverve yang dapat berisi darah. Trabecula ini dibentuk oleh jaringan ikat
collagen, elastin dan serabut otot polos, dilalui oleh pembuluh arteri dan serabut-
serabut saraf.1,2

Ligamentum fundiforme penis memfiksir penis pada batas antara radix dan corpus,
dibentuk oleh serabut-serabut jaringan ikat dari linea alba dan jaringan subcutaneus,
yang terpisah menjadi pars sinistra dan pars dextra, melekat pada sisi-sisi penis.
Kedua bagian ligamentum tersebut bersatu pada facies urethralis, dan meluas sampai
pada septum scroti.1,2

Di sebelah profunda ligamnetum fundiforme penis terdapat ligamentum suspensorium


penis, yang pada satu sisi melekat di bagian ventral symphysisosseum pubis dan pada
sisi lain melekat pada fascia penis profunda, di sisi lateral penis.1,2

Gambar 12. Ligamentum Suspensorium Merupakan Penggantung Penis


Sumber:http://www.ebay.ca/itm/penis-pump-cylinder-penis-enlarger-Penis-extender-Big-
penis-penis-extension-/171858263246

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Arteria bulbi penis, berjalan di dalam bulbus penis, lalu melanjutkan diri kedalam
corpus spongiosum penis.2
Arteria urethralis, berada di sebelah anterior a.bulbi penis, masuk kedalam corpus
spongiosum penis, melanjutkan diri sampai pada glans penis.2
Arteria profunda penis, setelah masuk kedalam crus penis, selanjutnya berjalan di
dalam corpus cavernosum penis.2

15
Arteria dorsalis penis, berjalan di sebelah profunda fascia penis profunda, berada pada
dorsum penis, terletak di sebelah medial dari nervus dorsalis penis dan di sebelah
lateral dari vena dorsalis penis. Percabangan dari arteri ini memberi suplai darah
kepada corpus cavernosum penis dan corpus spongiosum penis, mengadakan
anastomose dengan percabangan dari arteria profunda penis dan arteria bulbi penis.
gLans penis terutama mendapat vascularisasi dari arteria dorsalis penis.2
Keempat buah arteri tersebut tadi dipercabangkan oleh arteria pudenda interna.

Gambar 13. Arteri Yang Memperdarahi Penis


Sumber:http://clinicalgate.com/vasculogenic-erectile-dysfunction/
Vena dorsalis penis ada sebuah, menerima darah venous dari glans penis, preputium,
corpus spongiosum dan corpora cavernosa, lalu membentuk bifurcatio sebuah vena ke
kanan dan sebuah ke kiri, bermuara kedalam plexus venosus prostaticus. Vena
dorsalis penis cutanea (superficialis) membawa darah venous dari kulit dan jaringan
subcutaneus, bermuara kedalam vena saphena magna. Pembuluh-pembuluh lymphe
dari kulit dan preputium berjalan menuju ke lymphonodus inguinalis superficialis,
sedangkan yang berasal dari glans penis berjalan menuju ke lymphonodus inguinalis
profundus dan lymphonodus iliacus externus.1,2

Inervasi
Penis dipersarafi oleh :
- Nervus dorsalis penis, dipercabangkan oleh nervus pudendus, mempersarafi kulit,
terutama glans penis.2
- Ramus profundus nervi perinealis, berjalan masuk kedalam bulbus penis, lalu masuk
kedalam corpus spongiosum penis, terutama mempersarafi urethra.2
- Nervus ilioinguinalis, memberikan cabang-cabang yang mempersarafi kulit pada
radix penis.2

16
- Nervus cavernosus penis ( major et minor ) mempersarafi jaringan erectil pada
bulbus, crus, corpus spongiosum penis dan corpus cavernosum penis. Berasal dari
truncus sympathicus dan nervus sacralis 2 4 (parasympathis) melalui plexus
nervosus pelvicus. Beberapa cabang berjalan bersama-sama dengan nervus dorsalis
penis.2

Saraf-saraf tersebut di atas berfungsi membawa stimulus sensibel, termasuk rasa nyeri
dari kulit dan urethra, dan mengontrol circulasi darah penis.1,2

SCROTUM
Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh septum scroti,
ditempati oleh testis, epididymis dan bagian caudal funiculus sparmaticus beserta
pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix penis dan symphysis osseum
pubis.

Gambar 14. Kulit Scrotum Keriput & Ditutupi Rambut Halus


Sumber:https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Raphe_on_Male_Geniitalia_with_Labels.j
pg

Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai berikut1,2:


-Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak kelenjar
sebacea dan kelenjar keringat. Pada linea mediana terdapat raphe scroti, yang
ke arah anterior menjadi raphe penis dan ke arah posterior menjadi raphe
perinealis.
-Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang dinamakan
m.dartos. lapisan ini melekat pada kulit, tidak mengandung jaringan lemak
dan banyak mengadung pembuluh darah. Lapisan ini membentuk septum
scroti.

17
-Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut bersama-sama
dengan testis masuk kedalam scrotum.
-Fascia spermatica externa, suatu lembarab tipis yang membungkus funiculus
spermaticus dan testis. Pada anulus inguinalis externus lapisan ini
melanjutkan diri dengan fascia yang membungkus m.obliquus externus
abdominis.
-Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan serabut-serabut
m.cremaster, mempunyai hubungan dengan m.obliquus internus abdominis
bersama dengan fascianya.
-Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar dipisahkan dari
lamina cremasterica, tetapi mudah dilepaskan dan funiculus spermaticus dan
testis yang dibungkusnya.

Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut
kondisi. Pada waktu udara dingin, m.dartos berkontraksi membuat kulit
scrotum berkeriput. Sebaliknya pada suhu udara panas kulit scrotum menjadi
longgar. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi scrotum untuk
mempertahankan suhu yang optimal sehingga proses spermatogenesis dapat
berlangsung dengan baik dan sempurna.1,2

Vaskularisasi dan Aliran Limfe


Ada beberapa arteri yang memberi suplai darah kepada scrotum, sebagai berikut 1,2:
-Arteria pudenda externa, memberi vascularisasi ke bagian anterior scrotum.
-Ramus scrotalis arteriae pudendae internae, mensuplai scrotum bagian posterior.
-Cabang-cabang arteria testicularis.
-Cabang-cabang arteria cremasterica.
-Pembuluh-pembuluh vena berjalan bersama-sama dengan arteri terkait. Pembuluh
lymphe berjalan menuju ke lymphonodus inguinalis superficialis.2

Inervasi
Scrotum dipersarafi oleh1,2:
-Nervus ilioinguinalis, mempersarafi scrotum bagian ventral ;
-Ramus genitalis nervi genitofemoralis, juga mempersarafi bagian anterior scrotum ;
-Ramus scrotales mediales et laterales sebagai cabang dari nervus perinealis,

18
mempersarafi scrotum bagian posterior bersama-sama dengan saraf yang tersebut di
bawah ini ;
-Ramus perinealis n.cutaneus femoris posterior.

II.STRUKTUR MIKROSKOPIS

TESTIS
Testis adalah kelenjar penghasil gamet, sedikit cairan mani dan hormon. Karena itu,
alat ini disebut kelenjar utama. Manusia (pria) mempunyai dua testis yang dibungkus
dengan skrotum. Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila
berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan
diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh.
Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.3
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran
testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan
intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak
sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini
diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan
kanan. Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, yaitu :
memproduksi sperma (spermatozoa) dan memproduksi hormon seks pria seperti
testosteron.3

Gambar 15. Struktur Penis


Sumber: https://courses.lumenlearning.com/

19
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis
terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh
lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang. Spermatozoa (sel benih yang
sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis,
duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan
cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas
deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang
disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.3

Sawar darah testis Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam
tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli. Fungsi dari
sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat membuat
antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar. Bila sperma
bereaksi dengan antibodi akan menyebabkan radang testis dan menurunkan
kesuburan.3

Testis terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berbentuk tubulus, dibungkus oleh selaput
tebal yang disebut tunika albugenia. Pada sudut posterior organ ini terbungkus oleh
selaput atau kapsula yang disebut mediastinum testis. Septula testis merupakan
selaput tipis yang meluas mengelilingi mediastinum sampai ke tunika albugenia dan
membagi testis menjadi 250-270 bagian berbentuk piramid yang disebut lobuli testis.
Isi dari lobulus adalah tubulus seminiferus, yang merupakan tabung kecil panjang dan
berkelok-kelok memenuhi seluruh kerucut lobulus. Muara tubulus seminiferus
terdapat pada ujung medial dari kerucut. Pada ujung apikal dari tiap-tiap lobulus akan
terjadi penyempitan lumen dan akan membentuk segmen pendek pertama dari sistem
saluran kelamin yang selanjutnya akan masuk ke rete testis.3

Dinding tubulus seminiferus terdiri dari tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu tunika
propria, lamina basalis dan lapisan epitelium. Tunika propria terdiri atas beberapa
lapisan fibroblas, yang berfungsi sebagai alat transportasi sel spermatozoa dari
tubulus seminiferus ke epididimis dengan jalan kontraksi. Lapisan epitel pada tubulus
seminiferus terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong yang disebut sebagai sel
sertoli dan sel-sel spermatogonium. Sel-sel spermatogonium merupakan sel benih

20
sejati, karena sel-sel inilah dihasilkan spermatozoa melalui pembelahan sel. Sel-sel
spermatogonium tersusun dalam 4-8 lapisan yang menempati ruang antara membrana
basalis dan lumen tubulus.3

Sel sertoli berbentuk panjang, berdasar luas, melekat pada membrana basalis,
berfungsi merawat sel spermatozoa yang baru saja terbentuk, menghasilkan semacam
hormon (inhibin), menghasilkan protein pembawa hormon jantan (ABP = Androgen
Binding Protein) dan menghasilkan cairan testis. Diantara lobuli pada testis
didapatkan sel-sel yang berbentuk poliglonal disebut sebagai sel interstitiil atau sel
leydig yang merupakan sistem endokrin3

Spermatogonia
Spermatogonia terdapat diatas satu sampai dua lapis membran basal. Sel induk ini
bersifat mitosis aktif, jadi sering terlihat bentuk pembelahan sel. Menurut penelitian
dibedakan adanya spermatogonia tipe A dan B. Tipe A terdapat langsung pada
membran basal dan tipe B diatas tipe A. Tipe A membelah secara mitosis menjadi tipe
A dan tipe B, tipe B inilah yang menumbuhkan spermatosit primer.3,4

Sel pada lapis berikutnya lebih besar diameternya, intinya lebih besar serta lebih
banyak mengandung khromatin disebut : sprematosit primer. Selanjutnya sel ini
mengalami meiosis dan pada pembelahan pertama menghasilkan sel yang lebih kecil
disebut : spermatosit sekunder.3,4

Gambar 16. Sel Spermatogonia


Sumber:http://ocw.tufts.edu/Content/4/CourseHome/221084/221096

21
Umur sel tersebut pendek karena segera mengalami pembelahan kedua (mitosis)
menjadi spermatid, dari satu sel spermatozoa menjadi empat spermatid yang secara
morfologis identik, tetapi gen yang dikandung dapat berbeda. ukuran sel kecil inti
miskin kromatin dan sentriole masih tampak. Dalam tahap spermatositogenesis,
spermatid selanjutnya mengalami tahap transformasi, berubah dari bentuk sel menjadi
spermatozoa yang memiliki kepala, leher, badan dan ekor. Spermatozoa yang
berkembang ini tampak membenamkan kepalanya kedalam kutub bebas sel sertoli.3,4

Tubulus Seminiferus
Berupa saluran pendek yang terdapat pada lobuli testis, epithelnya kubis sebaris dan
berdiri pada membran basal. Pada daerah peralihan antara tubuli rekti terdapat daerah
dengan banyak modifikasi dari sel sertoli. Di daerah ini tidak lagi terdapat proses
spermatogenesis.3,4

Gambar 16 & 17. Tubulus Seminiferus Merupakan Produksi dan Transportasi


Sperma di Testis
Sumber: http://pt.slideshare.net/hartinisriutami/alat-reproduksi-pria

Rete Testis
Berupa saluran atau rongga saling berhubungan dalam mediastinum testis. Saluran
tersebut dibalut oleh epithel pipih selapis atau kubis rendah, sedangkan mediastinum
testis merupakan kondensasi dari stroma testis yang mengandung pembuluh darah dan
saraf. Otot polos belum terdapat pada mediastinum testis.3,4

22
Ductus Efferentes
Duktuli efferentes memiliki epithel silindris sebaris dengan dua macam sel, yakni : sel
basilia (kinocilia) dan sel tanpa silia dengan banyak butir sekreta di dalamnya, sel ini
menunjukkan aktivitas bersekresi. Epithel berdiri pada membran basal, bagian yang
telah ada dalam caput epididimis, mulai terdapat otot polos diluar membran basal.
Sekreta dari sel tersebut diatas diduga berperanan dalam proses pendewasaan dari

spermatozoa dalam epididimis.3,4


Gambar 17. Mikroskopis Duktus Eferens
Sumber:http://www.pathologyoutlines.com/topic/testisanatomy.html

Ductus Epididimis
Duktuli efferentes dalam epididimis secara perlahan memiliki epithel silindris banyak
lapis bersilia (stereocilia), lumen semakin besar dan dinding semakin tebal dengan
bertambahnya lapisan otot polos. sedangkan sel atas silindris tinggi dengan
stereosilia. Semakin menuju kauda epididimis, ukuran epithel semakin rendah, lumen
semakin berkelok-kelok dan otot polos semakin tebal.3,4

23
Gambar 18. Mikroskopis Duktus Epididimis
Sumber: https://www.tumblr.com/tagged/ductus-epididymis
Glandula Vesikularis
Struktur histologi glandula, terbagi dalam lobulus, dipisahkan satu dengan yang lain
dengan trabekula atau septa yang mengandung otot polos. Dalam tiap lobulus terdapat
ujung glandula yang paling luas lumennya. Epithel dari ujung kelenjar berbentuk
silindris sebaris, tetapi bagi saluran yang cukup besar dan terdapat diluar lobulus,
epithelnya banyak lapis.3,4

Gambar 19. Mikroskopis Glandula Vesikularis


Sumber:http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/histology/histo%20B%20male%20r
eproductive.htm

Glandula Prostat
Struktur histologi parenkhim glandula berbentuk tubulus majemuk. Stroma yang
terdiri dari kapsula, trabekula dan jaringan interstitial mengandung otot polos. Epithel
berbentuk silindris rendah tergantung pada aktivitas kelenjarnya. Sekresi kelenjar
bersifat apokrin adakalanya epithel terlepas bersama bercampur dengan sekreta, yang
diduga menyebabkan terjadinya konkermen. Pada umur 40 konkermen dapat
ditemukan di glandula prostat ini.3,4

24
Gambar 19. Mikroskopis Glandula Prostat
Sumber:https://instruction.cvhs.okstate.edu/histology/HistologyReference/hrmalers.htm
Glandula Bulbourethal
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang
uretra, dibawah prostat.Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar
yang salurannya langsung menuju uretra.Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa)3,4.

Gambar 20. Mikroskopis Glandula Bulboureteral


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Bulbourethral_gland

Testis dikontrol oleh dua hormone gonadotropik yang disekresikan oleh hipofisis
anterior (adenohipofisis), luteinizing hormone dan follicle-stimulating hormone
(FSH). Yang diberi nama sesuai dengan fungsi mereka pada wanita. Kedua hormone
ini bekerja pada komponen-komponen testis yang bekerja. Luteinizing hormone
bekerja pada sel leydig untuk mengatur sekresi testosterone, sehingga pada pria
hormone ini juga memiliki nama interstitial-cell-stimulating hormone (ICSH).
Follicle-stimulating hormone bekerja pada tubulus seminiferosa, terutama di sel
Sertoli, untuk meningkatkan spermatogenesis. Sebaliknya, sekresi LH dan FSHdari

25
hipofisis anterior dirangsang oleh sebuah hormone hipotalamus, gonadotropin-
releasing hormone (GnRH)5

Setiap dua sampai tiga jam sekali, GnRH dikeluarkan dari hipotalamus dalam
letupan-letupan sekretorik, tanpa terjadi sekresi di antara letupan-letupan tersebut.
Karena GnRH merangsang sel-sel sekretorik hormone gonadotropik di hipofisis
anterior, pola sekresi hipotalamus yang pulsatif ini menyebabkan sekresi LH dan FSH
juga berlangsung secara periodic. 5

Walaupun GnRH merangsang sekresi LH dan FSH, konsentrasi kedua hormone


gonadotropik tersebut dalam darah tidak selalu sejajar satu sama lain karena dua
alasan. Pertama, di antara letupan-letupan sekretorik LH dibersihkan dari darah lebih
cepat dibandingkan dengan FSH yang dimetabolisasi lebih lambat, sehingga variasi
pulsasi kadar LH dalam darah jauh lebih mencolok dibandingkan variasi kadar FSH.
Kedua, dua factor regularik selain GnRH testosterone dan inhibin secara berbeda
mempengaruhi kecepatan sekresi LH dan FSH.Testosteron, produk stimulasi LH
pada sel leydig, bekerja secara umpan-balik negative untuk menghambat sekresi LH
melalui dua cara. Efek umpan balik negative testosterone yang predominan adalah
menurunkan episode-episode pengeluaran GnRH dengan bekerja pada hipotalamus,
sehingga secara tidak langsung menurunkan pengeluaran LH dan FSH dari hipofisis
anterior. Kedua, testosterone bekerja secara langsung pada hipofisis anterior untuk
mengurangi kepekaan sel-sel sekretorik LH terhadap GnRH. Efek yang terakhir
menjelaskan mengapa testosterone menimbulkan pengaruh negative yang lebih besar
pada sekresi LH dibandingkan dengan sekresi FSH.5

Sinyal inhibitorik testis yang secara spesifik ditujukan untuk mengontrol sekresi FSH
adalah hormone peptide inhibin, yang disekresikan oleh sel Sertoli. Inhibin
diperkirakan bekerja secara langsung pada hipofisis anterior untuk menghambat
sekresi FSH. Inhibisi umpan balik terhadap FSH oleh produk sel Sertoli ini sesuai,
karena FSH merangsang spermatogenesis dengan bekerja pada sel Sertoli.5
Baik testosterone maupun FSH berperan penting dalam mengontrol spermatogenesis,
yang masing-masing melaksanakan efeknya dengan mempengaruhi sel Sertoli.
Testosteron esensial untuk mitosis dan meiosis sel-sel germinativum, sedangkan FSH
diperlukan untuk remodeling spermatid. Konsentrasi testosteron di testis jauh lebih

26
tinggi daripada di darah karena cukup banyak hormone yang diproduksi secara local
oleh sel Leydig ini ditahan di dalam cairan lumen karena berikatan dengan protein
pengikat androgen yang dikerluarkan oleh sel Sertoli. Kadar testosterone testis yang
tinggi ini diperlukan untuk mempertahankan pembentukan sperma.5

DAFTAR PUSTAKA
1. Razak Datu,H.Abdul. Diktat urogenitalia. Jakarta:Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Hassanudin; 2009.
2. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenital edisi 2. Jakarta : Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Ukrida; 2010
3. Luis Carlos Junquiera, Jose Carneiro.HISTOLOGI DASAR : Text &
Atlas.EGC;2007
4. Novi Eurika. Petunjuk Praktikum HISTOLOGI.Universitas Muhammadiyah
Jember;2009
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.

27

Anda mungkin juga menyukai