Anda di halaman 1dari 5

Transforming Growth Factor beta (TGF-)

Transforming Growth Factor beta (TGF-) adalah protein yang mengendalikan

proliferasi, diferensiasi selular, dan fungsi lain di sebagian besar sel. TGF- memainkan

peran dalam sistem kekebalan, kanker, penyakit jantung, diabetes, dan sindrom Marfan.

TGF- bertindak sebagai antiproliferative normal faktor dalam sel-sel epitel dan pada tahap

awal onkogenesis.

Dalam kaitannya dengan kesehatan gigi, Transforming Growth Factor beta (TGF-)

merupakan salah satu faktor pertumbuhan yang secara ketat mengatur rangkaian peristiwa

molekuler maupun seluler pada pembentukan dentin tersier. Dentin tersier adalah dentin yang

terbentuk pada proses patologis yang diklasifikasikan menjadi dentin reaksioner dan dentin

reparatif. Peranan TGF- dalam pembentukan dentin reaksioner adalah mempengaruhi

terbentuknya komponen matriks ekstraseluler termasuk kolagen pada dentin. Disolusi

jaringan gigi seperti pada lesi karies menyebabkan sekresi TGF-s oleh sel-sel odontoblas

yang mengawali aktivitasnya dalam mensintesis matriks dentin. TGF-1 berdifusi ke dalam

tubuli dentalis menuju daerah tanduk pulpa serta berfungsi untuk menginduksi matriks

dentin. TGF-1 juga menstimuli pembentukan komponen matriks dentin yang lain yaitu

dentin sialoprotein (DSP), proteoglycan dectorin dan byglican. TGF-2 diduga menstimuli

diferensiasi odontoblas pada proses pematangan dentin untuk meningkatkan laju aposisi

mineral. TGF-3 menstimulasi odontoblas secara in vitro untuk deposisi predentin dan

menstimulasi diferensiasi sel-sel pulpa. Pembentukan dentin reparatif jauh lebih kompleks

dibandingkan dengan pembentukan dentin reaksioner karena adanya keterlibatan progenitor

sel yang bermigrasi dan mengalami diferensiasi untuk membentuk odontoblast-like cell yang

mensintesis dentin reparatif.

TGF- bersama-sama dengan Bone Morphogenetic Protein (BMPs), Fibroblast

Growth Factor (FGFs), dan Insulin Growth Factor (IGF) membentuk TGF- Superfamily,
yang dengan reseptor permukaan selnya berperan dalam pengaturan perkembangan gigi dan

perbaikan kerusakan yang terjadi pada gigi. TGF- Superfamily merupakan kelompok faktor

pertumbuhan yang mempunyai aktivitas dalam meregulasi pertumbuhan sel, diferensiasi,

induksi embrional, dan morfogenesis pada sel-sel dan jaringan-jaringan. TGF- Superfamily

dibagi menjadi beberapa subdivisi yaitu TGF- subfamily: 1, 2, 3, dan s; activin

subfamily, BMP family, dan divergent genes. TGF-1, 2, 3 merupakan faktor pertumbuhan

yang berperan penting pada rangkaian proses pembentukan dentin tersier dengan cara

menstimuli diferensiasi sel-sel odontoblas dan odontoblast-like cell dan pembentukan

komponen matriks dentin organik maupun anorganik setelah terjadinya jejas.

Kelompok TGF- berperan penting dalam perkembangan dan perbaikan gigi. Pada

awal perkemnbangan gigi, TGF- kemungkinan disekresikan oleh sel-sel epitel untuk

menginduksi diferensiasi sel mesenkim. Pada gigi yang sudah dewasa TGF- diekspresikan

oleh odontoblas yang akan mengawali terbentuknya matriks dentin. TGF- dapat dilepaskan

selama proses demineralisasi jaringan dan berperan sebagai faktor stimuli pada regenerasi

jaringan gigi.

Pulpa dan dentin dapat mengalami jejas akibat adanya karies gigi, prosedur restoratif

maupun trauma. Selama terjadinya jejas ini, odontoblas akan terlokalisir pada daerah yang

mengalami kerusakan dan menaikkan regulasi aktivitas sekresi dentin. Jejas yang lebih parah

dapat mengakibatkan kematian sel odontoblas. Sel-sel ini akan digantikan oleh odontoblast-

like cells, yang berdiferensiasi dari sel progenitor pulpa dan mensekresi matriks dentin. TGF-

yang terdapat dalam matriks dentin menyediakan sumber endogen dari cell signalling

molecules untuk menstimuli dentinogenesis reaksioner maupun reparatif setelah terjadi jejas

pada gigi.
Dentin Bridge

Dentin bridge adalah deposit dentin reparatif atau zat kalsifikasi lain yang terberntuk

melewati jaringan pulpa gigi yang terbuka. Secara histologis area dentin bridge dinyatakan

sebagai area dentin tersier yang dibentuk oleh odontoblast-like cell pada daerah-daerah

dengan jaringan pulpa terbuka. Dentin bridge terbentuk secara langsung sebagai perlawanan

terhadap daerah nekrotik. Ketika sel bermigrasi ke daerah nekrotik, diferensiasi odontoblast-

like cell dimulai dan terjadi pembentukan dentin bridge reparatif yang termineralisasi.

Pembentukan dentin bridge timbul setelah kematian odontoblast dimana pada area tersebut

terjadi diferensiasi odontoblast-like cell dari sel-sel pregenitor. Kepadatan sel odontoblast

menjadi faktor yang paling mempengaruhi pembentukan dentin bridge, dimana faktor ini juga

bergantung pada beberapa faktor sebelum dan sesudah tindakan terapi, antara lain kondisi

pulpa, pencegahan infeksi bakteri, dan luas area pulpa yang terbuka. Pulpa gigi terlibat dalam

pembentukan dentin reparatif dan dentin bridge dalam kaitannya terhadap berbagai macam

rangsangan dari luar. Beberapa studi morfologi telah menyatakan bahwa pulpa gigi mampu

membentuk jaringan keras.

Kerusakan yang besar atau kerusakan dengan intensitas yang berkelanjutan pada gigi,

dapat menyebabkan kematian odontoblast. Namun jika kondisi menguntungkan, dapat terjadi

diferensiasi odontoblast-like cell dari sel-sel progenitor didalam pulpa dan menghasilkan

matrik dentin reparatif. Pada kasus cedera dengan pulpa terbuka, pembentukan dentin

reparatif dapat berkembang menjadi pembentukan dentin bridge. Kerusakan ini dapat

ditangani melalui teknik pulp capping dengan bahan calcium hydroxide atau menggunakan

MTA (mineral trioxide aggregate). Keberhasilan terapi pulp capping memiliki peranan

penting dalam mempertahankan fungsi gigi. Penggunaan bahan pengganti yang efektif

memungkinkan terbentuknya kembali dentin bridge dan mencegah masuknya bakteri.


Molekul-molekul matrik ekstraseluler (ECM) menginduksi pembentukan dentin

bridge dan juga menginduksi area mineralisasi yang luas pada atap pulpa. Molekul-molekul

ECM juga merangsang penutupan total pulpa pada saluran akar. Pada intinya, beberapa

molekul ECM yang ditemukan pada dentin memiliki potensi dalam terapi gigi sebagai agen

bioaktif perbaikan pulpa. Kegagalan pembentukan dentin bridge dapat mempengaruhi

penyembuhan pulpa. Selain itu proses penyembuhan pulpa juga dapat terganggu karena

ketidaksempurnaan pembentukan dentin bridge yang berdampak masuknya bakteri ke dalam

jaringan pulpa yang kemudian mempengaruhi proses penyembuhan dan pengobatan pulpa.

Pembentukan dentin bridge yang sempurna merupakan prasyarat bagi keberhasilan

jangka panjang terapi pulp capping untuk mempertahankan jaringan pulpa gigi. Transplantasi

turunan sel pulpa gigi dapat bertahan hidup dan meregenerasi struktur dentin bridge pada

pulpa gigi yang terbuka. Proses ini menjadi penting dalam pengembangan terapi pulp capping

di masa depan. Percobaan induksi pembentukan dentin reaksioner dan reparatif serta

pembentukan dentin bridge dengan faktor pertumbuhan menjadi pendekatan teraupetik baru

dalam perbaikan kerusakan jaringan gigi.


Daftar Pustaka

Akamine A, Kuhara S, Nakashima M, Toyono,T. Expression of TGF- Superfamily Receptor


in Dental Pulp. Journal Dent Res. 1997; 76 (9): 1555-1560
Ando Y, et al. The Induction of Dentin Bridge-Like Structures by Constructs of Subcultured
Dental Pulp-Derived Cells and Porous HA/TCP in Porcine Teeth. J. Med Sci. 2009;
71: 51-62
Goldberg M, Smith A.J. Cells and Extracellular Matrices of Dentin and Pulp: A Biological
Basis for Repair and Tissue. Critical Reviews in Oral Biology & Medicine. 2004; 15
(1): 13-27
Melin M, et al. Effects of TGF 1 on Dental Pulp Cells in Cultured Human Tooth Slices.
Journal Dent Res. 2000; 79 (9): 1689-1696
Rinastiti, M. Peranan Transforming Growth Factors-Beta (TGF-) dalam Pembentukan
Dentin Tersier. Ceril. 2005; 17 (8): 54-58
Smith, A.J. Vitality of the Dentin-Pulp Complex in Health and Disease: Growth Factors as
Key Mediators. Journal of Dent Edu. 2003; 67 (6): 678-689
Murray PE, Godoy FG. The Incidence of Pulp Healing Defects with Direct Capping
Materials. Am J Dent. 2006;19:171-177

Anda mungkin juga menyukai