Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN

JENIS JENIS PENELITIAN

KELOMPOK 3 :
DANIA NURUL AINI K8412014
DYAH AYU M K8412024
ELVITA NILA RATIH K8412025
INTAN MAHARANI K8412034
KARTIKA PRATAMA SARI K8412038

PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Latar belakang pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah
pengantar metodologi penelitian. Dimana dalam mata kuliah ini mahasiswa
diajarkan untuk melakukan penelitian. Dan di semester ini materi yang disajikan
berupa pengantar karena sebagai pendatang baru dalam dunia pendidikan tinggi
mahasiswa perlu diberikan pengenalan berupa pengantar sebelum menginjak ke
materi metodologi penelitian yang lebih kompleks.
Judul dari makalah ini adalah Jenis-jenis Penelitian maka yang akan diulas
dalam makalah ini adalah jenis dari penelitian. Karena mata kulah ini pengantar
metodologi pendidikan maka makalah ini merupakan pengenalan. Disini akan
dijelaskan jenis-jenis penelitian yang sudah terpampang dalam slide power point
yang sudah dibuat oleh kelompok ini. Mahasiswa sebagai peneliti perlu untuk
mengetahui apa saja jenis penelitian.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan
kepada rekan-rekan mahasiswa tentang jenis-jenis penelitian yang ada. Mulai dari
penelitian dasar dan penelitian terapan hingga membandingkan penelitian ilmu
sosial dengan ilmu alam.
Namun tujuan utamanya adalah menambah pengetahuan bagi mahasiswa
dan memperluas wawasan tentang penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu;
1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar adalah penelitian terhadap sesuatu karena adanya perhatian
dan keingintahuan pada hasil suatu aktivitas. Penelitian ini dikerjakan tanpa
harus memikirkan ujung praktis.
Penelitian dasar juga disebut sebagai penelitian murni. Penelitian murni tidak
dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk
khalayak umum. Perhatian utama dari penelitian ini adalah kesinambungan dan
integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni tidak memikirkan ada tidaknya
hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Jalan pikiran
peneliti bisa ke aman saja tanpa memikirkan sudut apa dan arah apa yang dituju
dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian dasar dalah pengetahuan umum dan pengertian-
pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini
merupakan alat untuk memecahkan maslah-masalah praktis walaupun tidak
memberikan jawaban menyeluruh bagi setiap masalah. Penelitian dasar
memecahkan masalah tanpa mempertimbangkan kehendak sosial atau ekonomi
ataupun masyarakat.
2. Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-
menerus terhadap suatu masalah. Hasil penelitian ini bukan penemuan baru tapi
aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti terapan akan merincikan
penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang
tertentu. Setiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan memiliki
keinginan agar hasil penelitiannya dapat digunakan dalam masyarakat.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan
kehendak masyarakat juga untuk memperbaiki praktik-praktik yang sudah ada.
Hasil penelitian harus segera diumumkan agar tidak kadaluwarsa.
Menurut Nasir penelitian terapan dapat dilakukan dengan lima langkah.
Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa
kelemahannya.
2) Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk
penelitian.
3) Kelemahan yang dipilih dipecahkan dalam laboratorium.
4) Setelah kelemahan dipecahkan kemudian dilakukan modifikasi
sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan.
5) Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan
sehingga ia menjadi bagian permanen dari satu sistem.
Perbedaan penelitian dasar dan terapan dari segi penerapannya adalah penelitian
dasar digunakan dalam jangka yang panjang. Sementara penelitian terapan
penerapannya harus segera digunakan agar tidak kadaluwarsa.
B. Penelitian Ilmu Sosial vs Ilmu Alam
Ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam merupakan suatu pengetahuan
yang bersifat umum.
Ilmu sosial adalah suatu proses yang terus-menerus mengadakan analisis dan
memberikan interpretasi secara kritis terhadap fenomena sosial yang mempunyai
hubungan. Ilmu sosial seperti halnya ilmu alam selalu dimulai dari satu premis bahwa
semua gejala maupun keadaan dapat dipecahkan dan diterangkan walaupun sangat
sulit. Ilmu sosial memiliki kerumitan pada interelasi antara fenomena dalam ilmu
sosial itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa peneliti harus mempunyai keterampilan
yang khas dan harus didukung oleh kerangka analitis dan teoritis yang agak berbeda
dalam menganalisis sebab-musabab dibandingkan penelitian ilmu alam.
Pembeda dalam ilmu sosial dan ilmu alam bukan saja karena fenomena-
fenomena yang ditangani ilmu sosial lebih kompleks dengan data non-eksak dan
tidak dapat dikontrol, tetapi permasalahan dalam ilmu sosial lebih banyak karena
orientasinya lebih luas daripada ilmu alam. Peneliti dalam ilmu alam merupakan
pengamat yang imparsial di luar alam, meneliti proses alam dan mencoba
menyempitkan prises tersebut ke dalam hubungan umum yang sederhana.
Sebaliknya, peneliti ilmu sosial tidak dapat menjadikan dirinya sebagai pengamat
yang imparsial. Peneliti ilmu sosial tidak dapat meneliti dan memperoleh pandangan
tentang proses sosial itu sendiri. Perhatiannya atau penilaiannya tertuju pada pada
tujuan akhir yang harus selalu berada di dalam proses sosial itu sendiri. Tujuan serta
hasil penelitian akan digunakan untuk melayani keperluan masyarakat itu sendiri
yang menjurus kepada modifikasi dari pengaturan-pengaturan sosial yang telah ada.
Fenomena-fenomena yang dihadapi ilmu sosial relatif lebih kompleks jika
dibandingkan dengan fenomena yang dihadapi oleh ilmu alam. Perubahan yang
terjadi pada obyek secara relatif dapat mengubah diri peneliti sendiri dalam waktu
cepat, sedangkan perubahan-perubahan ini tidak punya pengaturan yang lebih
nyata. Walaupun fenomena-fenomena ilmu alam lebih kompleks dan sulit diteliti,
tetapi ilmu alam telah memiliki alat-alat yang ampuh dan metode yang telah teruji
dalam memecahkan masalah dengan membagi fenomena menjadi bagian-bagian
yang wajar untuk dipecahkan satu per satu.
Ilmu alam mempunyai umur lebih tua dibandingkan dengan ilmu sosial
sehingga pengalaman peneliti ilmu alam sudah lebih mantap dan cukup trampil.
Dengan kelahiran lebih awal, ilmu alam mempuyai unit pengukur yang lebih
sempurna dibandingkan dengan unit pengukur dalam penelitian ilmu sosial. Metode
kuantitatif telah lazim penggunaannya dalam ilmu alam.
Masalah lain yang dihadapi penelitian ilmu-ilmu sosial ialah ketidak-
mungkinan melakukan eksperimentasi yang jelas terhadap fenomena-fenomena
sosial. Penelitian ilmu sosial tidak memungkinkan melakukan percobaan dengan
replikasi serta kontrol yang cukup terjamin ketepatannya. Dalam penelitian ilmu-
ilmu alam variabel-variabel serta fenomena-fenomena dapat diatur dalam bentuk
percobaan dan dapat dibandingkan dengan variabel kontrol secara akurat. Dengan
adanya kontrol ini, efek-efek dengan perlakuan berlainan dapat ditentukan dengan
presisi yang sangat tepat. Sementara itu, pengelompokkan dari fenomena sosial
dalam perlakuan dan kontrol secara umum tidak dapat dilakukan kecuali untuk
sebagian kecil cabang penelitian saja.
Kurangnya kemampuan prediksi dalam membuat ramalan terhadap masalah-
masalah sosial merupakan kesulitan lain yang dihadapi oleh peneliti-peneliti ilmu
sosial. setiap prediksi selalu terbentur dengan inferensi dari obyek-obyek penelitian
sendiri sehingga memungkinkan terjadinya salah prediksi lebih besar. Prediksi dalam
ilmu sosial lebih lanjut tidak setepat prediksi dalam ilmu alam.
Informasi yang diperoleh oleh peneliti ilmu sosial banyak disandarkan kepada
daya ingat atau memori dari obyek dalam mencari fakta. Disebabkan faktor maka
timbul lagi permasalahan dalam penelitian ilmu sosial tentang bagaimana cara
mengurangi bias dari informasi yang diterima. Hal ini merupakan tambahan kerja
yang membutuhkan kecermatan dari peneliti ilmu sosial yang jarang ditemui oleh
peneliti di bidang ilmu alam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian
secara umum terdiri atas dua penelitian yaitu penelitian dasar dan penelitian
terapan. Penelitian dasar menekankan pada hasil berupa ilmu pengetahuan dan
orientasinya yang tidak mempertimbangkan masyarakat di dalamnya. Penelitian
terapan adalah penelitian yang hasilnya berupa aplikasi baru dari penelitian yang
sudah ada dan mempertimbangkan masyarakat di dalamnya.
Perbandingan penelitian ilmu alam dan penelitian ilmu sosial. Jika ilmu alam
berumur lebih tua dan memiliki alat-alat serta metode yang teruji untuk
memecahkan masalah sesulit dan sekompleks apapun itu. Penelitian ilmu alam
menggunakan metode kuantitatif dan prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam
ilmu alam, peneliti sebagai pengamat yang imparsial. Sementara itu ilmu sosial
memiliki variabel yang lebih kompleks dan sulit jika diukur dengan metode
kuantitatif. Peneliti dalam ilmu sosial tidak bisa menjadi pengamat yang imparsial,
dia harus berada di dalam obyek yang membuat proses dan fenomena sosial itu
sendiri. Peneliti ilmu sosial susah mengadakan percobaan-percobaan dalam kerjanya
sehingga pengelompokan-pengelompokan dengan perlakuan dan kontrol tidak
mungkin dilakukan secara akurat.
B. Daftar Pustaka
Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik
University Pers.

Anda mungkin juga menyukai