PENDAHULUAN
menolak permintaan orang lain, menangis, dan merusak barang di sekitarnya. Hal
ini masih dianggap wajar namun jika kejadiannya berlangsung lama, menetap dan
dengan frekuensi tinggi maka anak tersebut dikategorikan anak dengan gangguan
pengalaman dan perilaku yang lebih terfokus ke dalam diri seperti depresi,
menarik diri dari pergaulan sosial, dan kecemasan, termasuk juga anxietas dan
ditemukan pada anak dan remaja dengan beberapa faktor resiko yang berbeda dan
laku termasuk dalam gangguan emosi dan perilaku, lebih sering terjadi pada anak
lelaki. Anak dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki karakteristik yang
komplek dan seringkali ciri-ciri perilakunya juga dilakukan oleh anak sebaya lain
1
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
Perilaku dan Emosional dengan onset biasanya pada masa anak dan remaja, yang
merupakan salah satu gangguan yang dapat terjadi pada masa anak, remaja, dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
conduct disorder adalah pola prilaku yang tetap yang melanggar hak-hak
dasar orang lain yang norma susila. Dalam bukunya Tingkah Laku Abnormal,
conduct disorder mengacu pada pola prilaku antisosial yang bertahan yang
masalah kesehatan mental yang paling sulit ditangani pada anak-anak dan
yaitu aggression to people and animal (agresi terhadap orang lain dan hewan)
yang serius).
III, gangguan perilaku pada masa anak dan remaja merupakan suatu golongan
yang disediakan untuk semua gangguan yang terjadi pada masa anak dan
3
remaja yang bersifat lebih menetap, mendalam, dan lebih sukar diatasi
lebih ringan dari psikosa, neurosa, dan gangguan kepribadian. Keadaan seperti
ini disebabkan karena perilaku pada usia tersebut masih berada dalam keadaan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai
pola perilaku yang berulang dan menetap dimana hak dasar orang lain,
peraturan atau norma sosial yang sesuai dengan usianya dilanggar, seperti
berulang, yang berlanjut selama 6 bulan atau lebih, yang sering ditemukan
B. EPIDEMIOLOGI
Gangguan tingkah laku lazim ditemukan di masa kanak dan remaja. Angka
4
hingga 10 persen. Gangguan ini lebih lazim ditemukan ditemukan pada anak
hingga 12:1. Gangguan tingkah laku lebih lazim ditemukan pada anak dari
tingkah laku dan prilaku antisosial secara signifikan terkait dengan faktor
sosioekonomi.
gangguan lain. Ada tingkat komorbiditas yang tinggi antara gangguan tingkah
laku dan ADHD. Sekitar 40% anak-anak dengan ADHD juga mengalami
gangguan tingkah laku. Hal ini terjadi pada anak laki-laki, namun jauh lebih
bersamaan dengan gangguan tingkah laku dimana dua kondisi tersebut saling
% anak perempuan, di bawah usia 18 tahun. Insiden pada usia sekolah adalah
Antisosial pada masa dewasanya. Terdapat bukti bahwa anak laki-laki yang
5
dengan penarikan diri dari pergaulan sosial. Bukti-bukti menunjukkan bahwa
C. ETIOLOGI
Menurut Wenar dan Kerig (dalam jurnal Rehani, 2011), faktor-faktor yang
a. Faktor Biologis
dan Lyman dalam Wenar dan Kerig mengatakan bahwa hal yang
melakukan suatu hal. Menurut Izard dalam Diane E. Papalia dan Sally
6
perbedaan temperamen yang membentuk bagian penting dari
temperamen yang muncul pada bayi setelah dilahirkan, yaitu (1) level
seperti rasa lapar, waktu tidur dan buang air, (3) Respons mendekat
dimodifikasi sesuai dengan situasi yang baru atau situasi yang berubah,
b. Faktor Individual
7
yaitu regulasi diri (self- regulation) yang kurang terbentuk sejak dini,
c. Faktor Keluarga
mereka, (2) Strategi disiplin orang tua yang tidak efektif dan tidak
rumah tangga, psikopatologi yang dialami orang tua, pola asuh yang
8
Tidak ada faktor tunggal yang dapat bertanggung jawab terhadap
sumber bagi perilaku kacau terkait tertentu dan penyalahgunaan zat psikoaktif
D. FAKTOR RESIKO
a. Faktor orang tua: pengasuhan orang tua yang kasar dan bersifat
9
juga anak dan remaja yang besar di lingkungan perkotaan. Orang tua yang
gangguan tingkah laku. Pada anak dengan gangguan tingkah laku, bias
kadar 5-HT darah berbanding terbalik dengan kadar metabolit 5-HT yaitu
yang lama, sering bertindak agresif. Anak seperti ini dapat memiliki
secara fisik. Disamping itu, anak dan remaja yang disiksa berat cenderung
situasi ringan dan berespon dengan kekerasan. Tidak semua perilaku fisik
10
sama dengan gangguan tingkah laku, tetapi anak dengan pola
lain (Kaplan)
f. Faktor lain: ADHD, disfungsi atau kerusakan system saraf pusat, serta
E. KRITERIA DIAGNOSA
meskipun ada larangan orang tua, dimulai sebelum usia 13 tahun. DSM-IV-
TR juga merinci bahwa bolos dari sekolah harus dimulai sebelum usia 13
tahun agar dapat dianggap sebagai gejala gangguan tingkah laku. Gangguan
ini dapat didiagnosis pada orang yang berusia lebih dari 18 tahun hanya jika
1. Pola perilaku yang berulang dan menetap yang melanggar hak dasar orang
lain, atau norma atau peraturan sosial utama yang sesuai usia, dan
11
ditunjukkan dengan adanya tiga (atau lebih) kriteria berikut ini dalam 12
bulan terakhir, dengan sedikitnya satu kriteria ada pada 6 bulan terakhir :
a. Agresi pada orang lain dan hewan
(1) sering menggertak, menakuti, atau mengintimidasi orang lain
(2) sering memulai perkelahian fisik
(3) menggunakan senjata yang dapat menyebabkan cedera serius
pada orang lain (misal, pentungan, batu bata, pecahan botol,
pisau, senjata)
(4) secara fisik kejam pada orang
(5) secara fisik kejam pada hewan
(6) mencuri saat menemukan korban (misalnya membegal,
merampas dompet, memeras, perampokan bersenjata)
(7) memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual
b. Perusakan barang kepemilikan
(8) secara sengaja menimbulkan kebakaran dengan maksud
menimbulkan kerusakan serius
(9) secara sengaja merusak barang kepemilikan orang lain (selain
dengan membakar)
c. Penipuan atau percurian
(10) masuk ke dalam rumah, gedung, atau mobil orang secara
paksa
(11) sering berbohong untuk mendapatkan barang atau pertolongan
atau untuk menghindari kewajiban (yaitu, menipu orang lain)
(12) mencuri barang yang bernilai tanpa menemui korban
(misalnya mencuri di toko, tetapi tanpa memecahkan dan
memasuki toko;pemalsuan)
d. Pelanggaran peraturan yang serius
(13) sering bergadang meskipun dilarang orang tua, dimulai
sebelum usia 13 tahun
12
(14) lari dari rumah menginap sedikitnya dua kali saat tinggal di
rumah orang tua atau orang tua angkat (atau sekali tanpa
kembali untuk periode waktu yang lama)
(15) sering bolos dari sekolah, dimulai sebelum usia 13 tahun
2. Gangguan perilaku menyebabkan hendaya di dalam fungsi sosial,
akademik, atau pekerjaan yang secara klinis bermakna.
3. Jika orang yang ini 18 tahun atau lebih, kriteria gangguan kepribadian
antisosial tidak terpenuhi.
13
Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang
diuraikan di atas berlanjut selama 6 bulan atau lebih.
14
Tindak kejahatan lazim (namun tidak mutlak) dilakukan sendirian.
Perilaku yang khas terdiri dari: tingkah lku menggertak, sangat sering
berkelahi, dan (pada anak yang lebih besar) pemerasan atau tidank
kekerasan; sikap membangkang secara berlebihan, perbuatan kasar, sikap
tidak mau kerja sama, dan melawan otoritas; mengadat berlebihan dan
amarah yang tidak terkendali; merusak barang orang lain, sengaja
membakar, perlakuan kejam terhadap hewan dan terhadap sesama anak.
Namun ada pula anak yang terisolasi, juga terlibat dalam tindak kejahatan
berkelompok. Maka jenis kejahatan yang dilakukan tidaklah penting
dalam menegakkan diagnosis, yang lebih penting adalah soal kualitas
hubungan personal-nya.
15
anak itu memang termasuk dalam kelompok sebaya dan ia merupakan
anggota yang setia dan mengadakan ikatan persahabatan yang langgeng.
16
F. DIFERENTIAL DIAGNOSIS
(ADHD))
dengan onset usia lebih muda dari gangguan tingkah laku. Anak dengan
ADHD lebih menunjukkan defisit pada perhatian dan fungsi kognitif, dan
G. PENATALAKSANAAN
A. Pendekatan Biofisikal
17
penanganannya. Dalam hal ini dokter berperan sebagai edukator dan
dilakukan dengan cara mengontrol zat-zat yang ada dalam otak. Pilihan
Dengan memberi obat terapi lain bisa lebih berhasil. Biasanya pengobatan
neurotransmeter.
B. Pendekatan Psikodinamik
18
atau AKU. Dari sudut pandang psikodinamik, maka dalam proses
inti yang terdiri dari kebutuhan psikologis dan biologis. Dalam hal ini
biologis. Terapi dalam hal ini bagaimana cara anak tunagrahita berusaha
C. Pendekatan Behavior
19
2. Assertive training adalah latihan mempertahankan diri akibat
3. Sexual education
mengompol.
20
BAB III
PENUTUP
berulang dan menetap dimana hak dasar orang lain, peraturan atau norma susila
yang sesuai dengan usianya dilanggar, seperti perkelahian atau pelecehan yang
selama 6 bulan atau lebih, yang sering ditemukan selama masa anak-anak
hingga remaja.
keluarga.
khas suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang, yang berulang
berlebihan; kejam terhadap hewan atau sesama manusia; perusakan yang hebat
atas barang milik orang; membolos dari sekolah dan lari dari rumah; sangat
sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak biasa; perilaku
provokatif yang menyimpang; dan sikap menentang yang berat serta menetap.
21
Penatalaksanaan gangguan tingkah laku meliputi pendekatan biofisikal
dilakukan dengan cara mengontrol zatzat yang ada dalam otak dengan
Gangguan tingkah laku secara umum dapat ditangani lebih mudah dan
efektif pada anak usia muda dibandingkan anak usia tua. Usaha preventif pada
22
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin J.S dan Virginia A.S, 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri
Klinis Edisi 2. Jakarta:EGC, hal. 602, 604-605, 638.
Brainstem E, B ettina, 2014, Conduct Disorder, California. Health Sciences
Clinical Pofessor of Psychiatry and Biobehavioral Sciences, University of
California. Diakses tanggal 9 Agustus 2015.
http://emedicine.madscape.com/article/918213-overview showall.
Sadock, Benjamin J. 2010 . Kaplan & sadocks buku ajar psikiatri
klinis/Benjamin J.
Diane E. Papalia dan Sally Wendkos Mubarok, 1995. Human Dvelopmenr USA :
Mc-Graw-Hill.
23