Anda di halaman 1dari 7

TUGAS GEOLOGI TEKNIK

Nama : Patricya Thenu

NIM : 710013176

SOAL!!!

1. Uraikan Sejarah RMR dan Modifikasinya !


2. Uraikan Sejarah Q System dan Modifikasinya !
3. Tentukan Perbedaan RMR dan Q System !
4. Apa Itu Q System ? Carilah persamaan yang menghubungan Q System dan RMR ?

JAWABAN!!!
1. Sebagian besar klasifikasi multi-parameter (Wickham et al (1972) Bieniawski (1973,
1989) dan Barton et al (1974)) yang dikembangkan dari teknik sipil sejarah kasus di
mana semua komponen dari karakter geologi rekayasa batu massa dimasukkan. Dalam
pertambangan hard rock underground, bagaimanapun, terutama di dalam tingkat batu
pelapukan massa dan pengaruh air biasanya tidak signifikan dan dapat diabaikan. Sistem
klasifikasi yang berbeda menempatkan penekanan yang berbeda pada berbagai
parameter, dan dianjurkan bahwa setidaknya dua metode digunakan di situs manapun
selama tahap awal proyek.
Bieniawski Rock Mass Rating (RMR) sistem awalnya didasarkan pada sejarah kasus
yang diambil dari teknik sipil. Akibatnya, industri pertambangan cenderung menganggap
klasifikasi sebagai modifikasi agak konservatif dan beberapa telah diusulkan untuk
membuat klasifikasi yang lebih relevan untuk aplikasi pertambangan. Ringkasan
komprehensif modifikasi ini disusun oleh Bieniawski (1989).
Laubscher (1977, 1984), Laubscher dan Taylor (1976) dan Laubscher dan Halaman
(1990) memiliki menggambarkan Modified Batu Mass Rating sistem untuk
pertambangan. Sistem mrmr ini mengambil nilai dasar RMR, seperti yang didefinisikan
oleh Bieniawski, dan menyesuaikan itu untuk memperhitungkan in situ dan tekanan
diinduksi, perubahan stres dan efek dari peledakan dan pelapukan. Satu set rekomendasi
dukungan dikaitkan dengan nilai mrmr yang dihasilkan. Dalam menggunakan sistem
mrmr Laubscher ini harus diingat bahwa banyak dari kasus sejarah atas mana hal itu
didasarkan berasal dari operasi caving. Awalnya, blok caving di tambang asbes di Afrika
membentuk dasar untuk modifikasi tapi, kemudian, sejarah kasus lainnya dari seluruh
dunia telah ditambahkan ke database.
Sistem Mass Rock Rating (RMR), atau sering juga dikenal sebagai Geomechanics
Classification telah dimodifikasi berulang kali begitu informasi baru dari studi-studi
kasus diperoleh dan menjadikannya sesuai dengan International Standard dan prosedur.
RMR terdiri dari 5 parameter utama dan 1 parameter pengontrol untuk massa batuan.
1. Kuat Tekan Batuan Utuh (UCS)
2. Rock Quality Designation (RQD)
3. Jarak diskontinue / kekar
4. Kondisi diskontinue / kekar
5. Kondisi air tanah
6. Koreksi dapat dilakukan bila diperlukan untuk orientasi diskontinue / kekar.
Sumber : https://id.scribd.com/document/334093910/Rmr
Slope mass rating (SMR) merupakan sistem klasifikasi massa batuan yang dirancang
khusus untuk lereng. Metode ini dikemukakan oleh Romana (1985). Sistem ini
mendasarkan pada hasil RMR dengan memberikan beberapa penyelarasan. Parameter
yang dibutuhkan untuk klasifikasi slope mass rating (SMR) adalah; Arah kemiringan (dip
direction) dari permukaan lereng (s), Arah kemiringan (dip direction) diskontinuitas
(j), sudut kemiringan diskontinuitas (j).
Romana (1985) mengembangkan suatu sistem klasifikasi slope mass rating (SMR)
yang memungkinkan sistem RMR diaplikasikan untuk menganalisis kemantapan lereng.
SMR menyertakan bobot parameter pengaruh orientasi kekar terhadap metode penggalian
lereng yang diterapkan. Hubungan antara slope mass rating (SMR) dengan rock mass
rating (RMR) ditunjukkan pada persamaan dibawah ini :

Untuk Longsoran Bidang dan Longsoran Baji;


F1 = j - s
F2 = j
F3 = j s
Sumber : tambangunp.blogspot.com/2015/11/slope-mass-rating-smr.html
2. Rock Mass Quality (Q) System atau disebut juga sebagai Tunneling Quality Index
pertama kali diusulkan oleh Barton, Lien dan Lunde pada tahun 1974 di Norwegian
Geotechnical Institute (NGI) sehingga disebut juga NGI Classification System. Q-
System sebagai salah satu dari klasifikasi massa batuan dibuat berdasarkan studi kasus
dilebih dari 200 kasus tunneling dan caverns. Q-system merupakan fungsi dari enam
parameter yang dinyatakan dengan
persamaan berikut:
Q=

Dimana:
RQD : Rock Quality Designation
Jn : Joint set number
Jr : Joint roughness number
Ja : Joint alteration number
Jw : Joint water reduction factor
SRF : Stress Reduction Factor
Dalam menjelaskan keenam parameter yang dipakai untuk menghitung Q, Barton (1974)
membagi enam parameter tersebut menjadi tiga bagian :

RQD/Jn merepresentasikan struktur dari massa batuan, menunjukkan ukuran blok batuan.
Jr/Ja menunjukkan kekasaran (roughness) dan karakteristik geser dari permukaan bidang
diskontinu atau filling material dari bidang diskontinu tersebut. Suatu bidang diskontinu
dengan permukaan yang kasar dan tidak mengalami alterasi dan mengalami kontak
dengan permukaan bidang lainnya, akan mempunyai kuat geser yang tinggi dan
menguntungkan untuk kestabilan lubang bukaan. Adanya lapisan mineral clay pada
permukaan kontak antara kedua bidang diskontinu tersebut, akan mengurangi kuat geser
secara signifikan. Selanjutnya kontak antar permukaan bidang diskontinu yang
mengalami pergeseran juga akan mempertinggi potensi failure pada lubang bukaan.
Dengan kata lain Jr/Ja menunjukkan shear strength atau kuat geser antar blok batuan.
Jw/SRF terdiri dari dua parameter stress. Parameter Jw adalah ukuran tekanan air yang
dapat mempengaruhi kuat geser dari bidang diskontinu. Sedangkan parameter SRF dapat
dianggap sebagai parameter total stress yang dipengaruhi oleh letak dari lubang bukaan
yang dapat mereduksi kekuatan massa batuan. Secara empiris Jw/SRF mewakili active
stress yang dialami batuan.

Menurut Barton, dkk parameter Jn, Jr dan Ja memiliki peranan yang lebih penting
dibandingkan pengaruh orientasi bidang diskontinu. Oleh karena itu dalam Q-system
tidak terdapat parameter adjustment terhadap orientasi bidang diskontinus.
Sumber : stfisika.blogspot.co.id/2015/11/rock-mass-quality-q-system.htm
Konsep RSR, model prediksi ground-support, dikembangkan di Amerika Serikat pada
tahun 1972 oleh Wickham, Tiodemann, dan Skinner. Konsepnya adalah metode
kuantitatif untuk mendeskripsi kualitas massa batuan dan untuk memilih penyangga yang
tepat. Ini merupakan sistern klasifikasi massa batuan yang lengkap yang diusulkan sejak
Terzaghi tahun 1946.
Konsep RSR merupakan satu langkah maju dalam beberapa aspek; pertama,
merupakan klasifikasi kuantitatif tidak seperti Terzaghi yang kualitatif; kedua,
merupakan klasifikasi massa batuan yang menggabungkan banyak parameter, tidak
seperti indeks RQD yang hanya dibatasi pada kualitas inti; ketiga, merupakan klasifikasi
yang lengkap yang mempunyai input dan output, tidak seperti tipe klasifikasi, Lauffer
yang menghubungkan pengalaman praktek untuk memutuskan kelas massa batuan dan
kemudian memberikan output berupa stand-up time dan span.
Konstribusi utama dari konsep RSR adalah mengenalkan sistem rating
untuk massa batuan. Ini adalah jumlah dari nilai bobot parameter individu di dalam
sistem klasifikasi.
Konsep RSR memandang dua kategori umum dari faktor yang mempunyai
perilaku massa batuan di dalam terowongan : parameter geologi dan parameter
konstruksi.
Parameter geologi adalah a) tipe batuan, b) pola kekar (jarak rata-rata kekar); c)
orientasi kekar (dip dan strike), d) tipe diskontinuitas; e) major fault, shears dan folds; f)
sifat-sifat material batuan dan q) pelapukan atau alterasi.
Pembuat konsep ini menekankan bahwa dalam beberapa hal dapat dimungkinkan
menentukan faktor-faktor di atas secara teliti, tetapi dilain hal, hanya dapat dibuat
pendekat.Parameter konstruksi adalah a) ukuran terowongan; b) arah penggalian; dan c)
metode penggalian. Semua faktor di atas dikelompokkan kedalam tiga parameter dasar A,
B dan C yang secara bersama-sama merupakan evaluasi efek relatif dari berbagai faktor
geologi pada syarat penyangga.
Ketiga parameter tersebut adalah :
Parameter A : Penilaian umum dari struktur batuan berdasarkan
i. Tipe batuan asal (beku, metamorf, sedimen).
ii. Kekerasan batuan (keras, medium, lunak, decomposed).
iii. Struktur geologi (masif, sedikit dipatahkan/ditipat, cukup dipatahkan/ dilipat, secara
intensif dipatahkan/dilipat).
Parameter B : Efek pola diskontinuitas terhadap arah penggalian terowongan
berdasarkan:
i. Jarak kekar.
ii. Orientasi kekar (strike dan dip).
iii. Arah penggalian terowongan.
Parameter C : Efek aliran air tanah berdasarkan :
i. Kualitas massa batuan total yang disebabkan oleh kombinasi parameter A dan B.
ii. Kondisi kekar (baik, sedang, jelek).
iii. Jumlah aliran air (dalam per minute per 1000 feet di dalam terowongan
Sumber: martapura-miner.blogspot.com/2015/02/diktat-mekanika-batuan-bab-viii.htm

3. Dari Pengertian-Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara Q System


dan RMR yaitu: RMR tidak memperhitungkan Tegangan sedangkan Q System
memperhitungkan Tegangan.

4. Q System dan hubungannya dengan RMR System


Beberapa ahli telah melakukan penelitian untuk mengetahui korelasi antara dua sistem
klasifikasi RMR dan Q system. Korelasi ini dikembangkan di lokasi yang bermacam-
macam dengan karakteristik batuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu hasil yang
didapat juga berbeda-beda.
Pada tabel dibawah terdapat beberapa korelasi antara RMR dan Q serta ahli yang
mengusulkannya dan daerah tempat korelasi tersebut diturunkan.
Korelasi antara RMR dan Q System
Correlation Author, Year Comments
RMR = 13.5 log Q + 43 - Tunnels
RMR = 9 ln Q + 44 Bieniawski, 1976 Tunnels
RMR = 12.5 log Q + 55.2 - Tunnels
RMR = 5 ln Q + 60.8 Cameeron, 1981 Tunnels
RMR = 5.9 ln Q + 43 Rutlege & Preston, 1978 -
RMR = 8.7 ln Q + 38 - Tunnels, sedimentary rock
RMR = 10 ln Q + 39 - Mining hard rock
RMR = 5.4 ln Q + 55.2 Moreno, 1980 -
RMR = 12.11 log Q + 50.81 - Mining hard rock
RMR = 10.5 ln Q + 41.8 - Mining soft rock
RMR = 43.89 - 9.19 ln Q - Mining soft rock

Rock Mass Quality (Q) System atau disebut juga sebagai Tunneling Quality Index
pertama kali diusulkan oleh Barton, Lien dan Lunde pada tahun 1974 di Norwegian
Geotechnical Institute (NGI) sehingga disebut juga NGI Classification System. Q-
System sebagai salah satu dari klasifikasi massa batuan dibuat berdasarkan studi kasus
dilebih dari 200 kasus tunneling dan caverns. Q-system merupakan fungsi dari enam
parameter yang dinyatakan dengan
persamaan berikut:
Q=

Dimana:
RQD : Rock Quality Designation
Jn : Joint set number
Jr : Joint roughness number
Ja : Joint alteration number
Jw : Joint water reduction factor
SRF : Stress Reduction Factor
Sumber: https://id.scribd.com/doc/299040148/Q-System
stfisika.blogspot.co.id/2015/11/rock-mass-quality-q-system.htm

Anda mungkin juga menyukai