Anda di halaman 1dari 4

INTERVENSI GIZI

Tujuan Diet :
1) Mencukupi asupan sesuai dengan kebutuhan gizi pasien, dan mencegah malnutrisi maupun over-
feeding
2) Mencegah atau menghambat katabolisme berlebihan
3) Menjaga dan mempertahankan keseimbangan cairan tubuh pasien
4) Membantu menormalkan profil darah terkait keadaan fisiologis pasien (glukosa, bilirubin, albumin,
pre-albumin, protein total)
5) Memberikan konseling dan edukasi untuk keluarga pasien untuk melakukan perawatan penyakit
sepsis
a. Intervensi 1: Meals and Snack

Syarat diet:
Jangka Pendek (penggunaan ventilator) :
1) Cukup energi sesuai dengan kebutuhan pasien sepsis di ICU dengan menggunakan ventilator yaitu
sebesar 1995 kkal/hari
2) Cukup protein sesuai dengan kebutuhan pasien : 1,5 gr/kg BB/hari, yaitu sebesar 113,4 gr/hari
3) Pemberian makanan dengan metode enteral feeding. Makanan enteral diberikan dalam kurun waktu 24
48 jam setelah pasien masuk ICU
4) Pemberian enteral feeding melalui gastric atau lambung
Perhitungan kebutuhan zat gizi :
Menggunakan rumus Penn State 2003 equation
REE = (0,85 x Value from Haris-Benedict Equation) + (175 x Tmax) + (33 x V) 6443
= (0,85 x 1685,12) + (175 x 38,9) + (33 x 6) 6443
= 1530,2 + 6807,5 + 198 6443
= 1995 kkal

Jangka Menengah :
1) Cukup energi sesuai kebutuhan pasien sepsis dengan status gizi obesitas yaitu sebesar 1588 kkal
2) Tinggi protein sesuai dengan kebutuhan pasien sebesar 77,9 gram
3) Cukup karbohidrat yaitu 60% dari energi pasien, sebesar 238,2 gram. Pemilihan jenis karbohidrat
kompleks dan rendah indeks glikemiks
4) Cukup lemak yaitu 20% dari energi pasien, sebesar 34,6. Dengan pemilihan sumber lemak menghindari
LCT (long chain trigliseride) atau lemak jenuh, dan lebih banyak memilih sumber lemak dengan omega-
3 atau lemak tak jenuh
5) Meningkatkan kebutuhan vitamin B khususnya thiamin dan niacin, untuk membantu metabolisme
glukosa dikarenakan peradangan akibat peningkatan metabolisme.
6) Meningkatkan nilai mineral yang berfungsi sebagai perbaikan kehilangan jaringan tubuh dan efek
katabolisme, mineral yang ditingkatkan yaitu kalium, magnesium, fosfor, dan zink
Perhitungan Kebutuhan
Menggunakan ADA Guidelines for Defining Energy Need in Critically Ill Patients (Obese)
Berat badan koreksi (tanpa edema):
BB = BBA 10%(BBA)
= 84 8,4
= 75,6 kg
Energy = 21 kkal / BB Actual = 21 x 75, 6 = 1588 kkal
Protein = 20% x 1558
= 311,6 / 4
= 77,9 gram
KH = 60% x 1588
= 952,8 / 4
= 238,2 gram
Lemak = 20% x 1558
= 311,6 / 9
= 34,6 gram
Intervensi Jangka Panjang
1) Tujuan : Mengoptimalkan status gizi pasien

2) Mampu menerima makanan secara oral dalam makanan biasa


3) Cukup energi sesuai dengan kebutuhan pasien masa pemulihan : 2200 kkal
4) Cukup protein sesuai dengan kebutuhan pasien : 2 gr/kg BB yaitu 150 gr
5) Cukup lemak 27% sesuai dengan kebutuhan pasien sebesar dengan pemilihan lemak tidak jenuh ganda
dan tidak jenuh tunggal sebesar 66 gr
6) Cukup karbohidrat sebesar 60% sesuai dengan kebutuhan pasien : 330 gram , dengan pemilihan jenis
karbohidrat kompleks dan Rendah Indeks Glikemiks
7) Pemberian edukasi dan konseling secara lanjut
8) Pemberian edukasi dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga secara
berkelanjutan.
Pemberian edukasi dan konseling mengenai prinsip dan syarat diet, pemilihan bahan makanan,
kebutuhan makronutrient dan mikronutrient pada penyakit sepsis.

9) Bekerja sama dengan tenaga medis lain


Kolaborasi dengan dokter dan perawat terkait dengan penyembuhan kondisi pasien dengan penyakit
sepsis agar tidak menjadi kritis.
Mengontrol berat badan

Perhitungan kebutuhan Jangka Panjang


BBI = (TB-100) 10% (TB-100)
= (167-100) 6,7
= 60,3 kg
Dengan Menggunakan Rumus Mifflin
REE = 10(W) + 6,25 (H) 5(A) + 5
= 10(60,3) + 6,25 (167) 5(37) + 5
= 1456,75
TEE = REE x Faktor Stress
= 1456,75 x 1,5
= 2185 kkal - 2200 kkal
Kebutuhan Makronutrien
Karbohidrat (60%) = 60% x 2200
= 1320 / 4
= 330 gr
Protein ( 2 g/kg bb) = 2 x BB = 2 x 60,3 = 120,6 gr
Lemak (27%) = 27% x 2200 = 594/9 = 66 gr

Preskripsi diet jangka menengah:


Setelah pasien menerima total enteral feeding, pasien menerima makanan secara oral dengan tahapan sebagai
berikut :
Tahap 1: bagian per oral (bentuk cair) dan bagian melalui enteral, selama 1 2 hari
Tahap 2: bagian per oral (bentuk saring) dan bagian melalui enteral
Tahap 3: Diet per oral (bentuk semi lunak dan lunak)
Tahap 4: Diet lengkap per oral (bentuk makanan biasa)
Peningkatan setiap tahap dipantau melalui jumlah makanan oral yang berhasil dihabiskan oleh pasien.

Jenis Diet : TETP


b. Intervensi 2: Konseling dan Edukasi
Tema : Penyakit Sepsis dan Gizi
Media : Leaflet Penyakit Sepsis dan Daftar Bahan Makanan Fungsional
Sasaran : Pasien
Waktu : 30 menit (3 kali pertemuan dalam seminggu)
Metode : Konseling, tanya jawab dan motivasi
Isi Materi:
1) Memberikan penjelasan tentang kaitan penyakit yang diderita dengan asupan gizi dan pola hidup
2) Penjelasan tentang tujuan, prinsip, syarat, dan tahapan pemberian diet sesuai kondisi pasien
3) Memberikan daftar tentang pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
4) Memberikan saran aktivitas fisik yang dapat dikerjakan pasien dan fungsinya (diberikan setelah pasien
sembuh dari operasi dan keluar dari ICU)
5) Memberikan motivasi makan sehat dan pola hidup yang sehat
6) Memberikan penyelesaian terkait problem gizi yang dialami pasien melalui komunikasi 2 arah dan secara
timbal balik hingga dapat merubah kebiasaan pasien yang salah terkait gizi

Anda mungkin juga menyukai