Anda di halaman 1dari 12

VISKOSITAS

I. Judul Percobaan : PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR

II. Prinsip Percobaan :


Mengalirkan cairan pipa ke dalam pipa kapiler dari viskometer Oswald dengan
mencatat waktunya.

III. Tujuan Prcobaan :


Untuk menentukan koefisien viskositas zat X.

IV. Teori :

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu


zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat
cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya
yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas
dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan
bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya
untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran
kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan
regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun
zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling
menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu
mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang
kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan
nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding
mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel
pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding
dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara
kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier
sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat
laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat.
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan
oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida.
Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat
cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda
padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang
berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak
karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas
menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar
molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yangtinggi.
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair
lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-
persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa
masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di
dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-
cairadalahviscometer.
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah,
tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur
tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya.
(Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam
suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah
satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena
pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v,
yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul
gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya
saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran
viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika
dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku
untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah
bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut.
Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida
setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak
seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan
beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang
bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian
atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan
lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan
tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan
fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling
bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di
suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan
fluida.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling
berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran
yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut
dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = A (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian
dan non newtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah
dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati.
Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya
pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara
proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva
hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung
shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu
fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut
Viscous dan yang viskositasnya rendah disebut Mobile.
2. Cairan Non-Newtonian
Cairan non-Newtonian yaitu cairan yang viskositasnya berubah
dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak
linear.

Metode Penentuan Kekentalan


Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan
cara :
1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu
yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda
tersebut.
Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.
= P r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan
dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan
yamg keluar perdetik.
2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya
archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat
dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola
maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya
berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan
tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak
bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju
perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan.
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan
dengan (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
= Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental,
walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada
sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan
kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir
melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu
fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang
simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik
permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan
tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola
menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol.
Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang
sejajar satu sama lain.Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di
atasnya bergerak dengan kecepatankonstan,sehingga setiap lapisan akan
bergerak dengan kecepatan yang berbanding langsung denganjaraknya
terhadap lapisan terbawah yang tetap.
Viskositas suatu zat dipengaruhi oleh suhu. Viskositas gas meningkat
dengan bertambah tingginya suhu, sedangkan viskositas zat cair menurun
dengan meningginya suhu. Hampir seluruh sistem dispersi termasuk
sediaan-sediaan farmasi yang berbentuk emulsi,suspense, dan sediaan
setengah padat tidak mengikuti hukum Newton. Viskosita cairan
semacamini bervariasi pada setiap kecepatan geser, sehingga untuk
mengetahui sifat alirannya dilakukan pengukuran pada beberapa
kecepatan geser. Untuk menentukan viskositasnya diper-gunakan
viscometer rotasi Stormer.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur viskosita dan rheologi suatu zat
cair disebut viskometer. Ada dua jenis viskometer, yaitu :
1. Viskosimeter Satu Titik
Viskosimeter ini bekerja pada titik kecepatan geser, sehingga hanya
dihasilkan satu titik pada rheogram. Ekstrapolasi dari titik tersebut ke titik
nol akan menghasilkan garislurus. Alat ini hanya dapat digunakan untuk
menentukan viskositas cairan Newton.Yang termasuk dalam jenis ini
misalnya viskosimeter kapiler, bola jatuh, penetrometer, plastometer ,dll.
2. Viskosimeter Banyak Titik
Dengan viskosimeter ini dapat dilakukan pengukuran pada beberapa harga
kecepatan geser sehingga diperoleh rheogram yang sempurna.
Viskosimeter jenis ini dapat jugadigunakan baik untuk menentukan
viskositas dan rheologi cairan Newton maupun nonNewton. Yang termasuk
ke dalam jenis viskosimeter ini adalah viskosimeter rotasi tipeStormer,
Brookfield, Rotovico, dll.
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan
tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser. Oleh karena
itu, viskositanya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser. Viskometer
yang dapat dipergunakan untuk keperluan itu adalah viskometer kapiler
atau bola jatuh. Apabila digambarkan antara kecepatan geser terhadap
tekanan geser, maka diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol seperti
gambar grafik dibawahini. Contoh cairan Newton adalah minyak jarak,
kloroform, gliserin, minyak zaitun, dan air.
Viskometer bola jatuh merupakan viskosimeter satu titik yang
digunakan untuk menentukan viskosita cairan newton. Viskosimeter ini
bekerja pada satu titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu
titik pada rheogram. Pada viskometer ini sampel dan bola diletakkan
dalam tabung gelas dan dibiarkan mencapai temperatur
keseimbangan dengan air yang berada dalam jaket di sekelilingnya pada
temperatur konstan. Tabung dan jaket air tersebut kemudian dibalik, yang
akan menyebabkan bola berada padapuncak tabung gelas dalam. Waktu
bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan
diulangi beberapa kali.
Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah mengukur kecepatan bola
jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap. Viskometer Hoeppler,
seperti terlihat pada Gambar, merupakan alat yang ada dalam
perdagangan berdasarkan pada prinsip ini. Pada viskosimeter Hoeppler
tabungnya dipasang miring sehingga kecepatan bola jatuh akan berkurang
sehingga pengukuran dapat dilakukan lebih teliti. Viskometer ini cocok
digunakan untuk cairan yang mempunyai viskositas yang sukar diukur
dengan viskosimeter kapiler.
V. Alat dan Bahan :

Alat : 1. Viskometer Oswald


2. Bulf
3. Stopwatch
4. Thermometer
Bahan : 1.Aquadest
2. Sample
3. Es batu
4. Air Panas

VI. Prosedur Kerja :

1. Cuci viskometer Oswald dengan HCl pekat dan K2Cr2O7 kemudian


dikeringkan dengan aseton.
2. Tentukan dari zat X dan H2O dengan piknometer.
3. Alirkan H2O sebagai larutan standar dalam Viskometer Oswald ini dari
garis a dan b,catat waktu yang diperlukan
4. Viskometer Oswald dibersihkan lagi dan dikeringkan lagi,kemudian
dialirkan zat X yang akan ditentukan viskositasnya.
5. Ulangi tiap-tiap zat beberapa kali dengan variasi tempertur.
6. Tentukan (viskositas) zat dengan menggunakan rumus
= x r4 x P x t
8xVxI

VII. Data Pengamatan :

Perhitungan Viskositas
Sebelum Percobaan
T0 (temperatur) = 28 C (temperatur ruangan)
0air = (pikno + air) (pikno kosong )/ volume pikno
= (49,53 24,26) : 25 = 1,0108
0sampel = (pikno + sampel)(pikno kosong )/ volume pikno
= (46,82 - 24,39) : 25 = 0,8972

Sesudah percobaan
T1(temperatur) = 29 C (temperatur ruangan)
1 air = (pikno + air) (pikno kosong )/ volume larutan
= (49,53 24,26) : 1,5 = 16,85
1 sampel = (pikno + sampel)(pikno kosong )/volume larutan
= (46,82 - 24,39) : 2,2 = 10,195
0 1,0108
1 1 1
16,85
air = = = 0,940
(T1T0) (2928)
0 0,8972
1 1 1
10,195
zat = = = 0,912
(T1T0) (2928)

Catatan :
a. pada30 C = 0,7975
b. pada25 C = 0,8904
c. pada20 C = 1,002
d. pada15 C = 1,139
e. pada10 C = 1,307

1. Perhitungan Viskositas

Tx (temperatur) = pada saat 30 C

t zat (waktu alir ) = 3,19 detik

t air (waktu alir ) = 4,50 detik

0 1,0108
air = = = 0,538
(1)+1 0,940(3029)+1

0 0,8972
zat = = = 0,492
(1)+1 0,912(3029)+1
0,492 3,19
zat = = 0,538 4,50 0,7975 = 0,517

2.Perhitungan Viskositas

Tx (temperatur) = pada saat 25 C


t zat (waktu alir ) = 3,19 detik
t air (waktu alir ) = 4,95 detik
0 1,0108
air = = = - 0,358
(1)+1 0,940(2529)+1
0 0,8972
zat = = = - 0,328
(1)+1 0,912(2529)+1
(0,328)3,19
zat = = (0,358)4,95 0,8904 = 0,526

3. Perhitungan Viskositas

Tx (temperatur) = pada saat 20 C


t zat (waktu alir ) = 3,15 detik
t air (waktu alir ) = 5,94 detik
0 1,0108
air = = = - 0,134
(1)+1 0,940(2029)+1
0 0,8972
zat = = = - 0,123
(1)+1 0,912(2029)+1
(0,123)3,15
zat = = (0,134)5,94 1,002 = 0,488

VIII. Pembahasan :

Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa


jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aquades dan larutan
dengan suhu 20oC,25oC dan 30oC dengan piknometer setelah itu
ditimbang sebagai berat piknometer kosong. Saat pengisian ke dalam
piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena akan mempengaruhi
hasil penimbangan. Dari hasil percobaan ini diperoleh massa jenis air 30oC
sebesar 0,538g/ ml 25o C sebesar -0,358/mL dan 20oC sebesar -
0,134g/mL. Untuk zat 30oC sebesar 0,492 g/mL 25oC sebesar -0,328 g/mL
dan 20oC sebesar -0,123 g/mL.
Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis
zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini
disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan
bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya
molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin
kecil.
Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya
dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada
gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak
terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang
diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.
Pada percobaan ini digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang
berbeda yaitu aquades 20oC,25oC dan 30oC. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair.

Setelah diperoleh waktu pada percobaan, koefisien viskositas dapat


dihitung dengan rumus :
= ( air x t air)/( zat x t zat )
Dari hasil analisis data diperoleh viskositas 20oC, 25oC, dan 30oC secara
berturut-turut adalah 0,488 Cp, 0,526 Cp dan 0,0,517 Cp.
Dari hasil analisis di atas, diperoleh bahwa bahwa semakin tinggi suhu
larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada
suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga
viskositasnya menurun.
VIII. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa suhu berbanding terbalik


dengan viskositas
Koefisien viskositas zat pada 20oC, 25oC, dan 30oC secara berturut-turut
adalah 0,488 Cp, 0,526 Cp dan 0,0,517 Cp.

X. Tugas :
1. Buatlah grafik vs variasi temperature!
Jawab :

2. Apa pengaruh temperature terhadap viskositas suatu zat !


Jawab : Suhu akan mempengaruhi viskositas suatu zat,tingkat kekentalan
suatu fluida berganttung pada suhu.semakin tinggi suhu zat cair maka
akan semakin berkurang kekentalan zat cair tersebut dan semakin tinggi
suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena
ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair
akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil.

3. Adakah hubungan antara viskositas dan bilangan Reynold (Re) !


Jawab : Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara
gaya inersia (vs) terhadap gaya viskos (/L) yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda,
misalnya laminar dan turbulen.
Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
- viskositas absolut fluida dinamis,
- viskositas kinematik fluida: = / ,
- kerapatan (densitas) fluida.

4. Buatlah penurunan satuan dari rumus viskositas!


Jawab :
SI simbol: ,
Pa s = kg /
Satuan SI :
(sm)
Turunan dari
=Gt
besaran lain:
DAFTAR PUSTAKA

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang

D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI. Indralaya.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya.


Inderalaya.

Anda mungkin juga menyukai