7 Cara Sederhana Agar Kegiatan Ukm Berjalan Maksimal
Dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas tentunya kita
memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran kegiatan UKM puskesmas. Melihat tujuan mulia diatas tentunya kerjasama tim di puskesmas sangat diperlukan menimbang semua sektor terkait di dalam elemen-elemen pokok kegiatan puskesmas.
Konsultasi dan arahan serta bimbingan dari pimpinan
puskesmas menjadi penting karena ini adalah bagian dari motivasi pimpinan kepada pelaksana yang nantinya akan melaksanakan kegiatan tersebut di lapangan. Apapun kegiatan itu perencanaan adalah satu tolak ukur keberhasilan. Berikut 7 cara sederhana menurut Saya agar kegiatan UKM dapat berjalan secara maksimal dilapangan :
1. Mengiventarisir semua kegiataan yang masuk dalam pokja
UKM. Dalam perannya pokja UKM terbagi dalam 2 bagian ( permenkes 75 tahun 2014 ). Ada yang esensial dan pengembangan. Sebaiknya inventarisir dahulu kegiatan yang esensial barulah yang pengembangan. Diantaranya yang esensial adalah Promkes, Kesling, KAI dan IKB, Gizi, Pencegahan dan pengendalian penyakit dan UKM pengembangan : upaya yang sifatnya inovatif dan / bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan sesuai prioritas masalah pelayanan dan potensi sumber daya di wilayah kerjanya. 2. Membagi habis tugas yang ada sesuai dengan kapasitas dan kemampuan pengelola program. Tidak ada satu orang pelaksana pun dalam pokja UKM yang tidak kebagaian tugas dalam menyelesaikan kegiatan UKM. Semua staf mendapat tugas yang sesuai dengan program dan kapasitas tanggung jawabnya. Ini memang sedikit sulit menimbang di beberapa puskesmas masih kekurangan SDM. Tetapi setidaknya bisa mensiasati dengan frekuensi waktu dan jadwal kegiatan yang berimbang. 3. Membuat jadwal kegiatan sesuai dengan agenda dalam rencana kegiatan induk puskemas. Jadwal kegiatan menjadi penting mengingat kelompok sasaran kita adalah masyarakat dengan beragam aktifitas. Penjadwalan disesuaikan dengan sasaran yang ada. Misal, untuk sasaran ibu-ibu bisa dilakukan pada sore hari seperti kelas ibu hamil. Untuk sasaran penyuluhan bisa dilaksanakan pada malam hari Pola penjadwalan ini juga tentunya di buat serinci mungkin sampai pada tempat dan siapa PJ nya. 4. Informasikan ke masyarakat ( bukti sosialisasi ). Setelah jadwal dibuat lalu sampaikan jadwal tersebut kepada sasaran yang akan dituju berikut dengan kontak person PJ UKM nya. Karena bila terjadi perubahan jadwal akan dengan mudah mengkonfirmasi nya. Teknis informasi jadwal ini bisa melalui surat kemudian sarankan di tempel pada papan pengumuman desa atau kantor desa setempat. Gunakan sistem informasi radio untuk disiarkan secara berkala. 5. Laksanakan kegiatan sesuai arahan program. Dalam pelaksanaan kegiatan apapun tentunya ada kerangka acuan dan SOP nya. Maka kerjakan sesuai dengan petunjuknya. Pun bila dilapangan terjadi hal-hal diluar panduan sebaiknya di kondisikan semaksimal mungkin sesuai jalur. Catat semua kendala dalam pelaksanaan guna dibahas dalam evaluasi kegiatan. 6. Rekap semua bukti pelaksanaan pokja UKM ( dokumentasikan ). Setelah kegiatan berjalan. Dokumentasikan semuanya secara menyeluruh. Seperti bila ada pertemuan hendaknya dilengkapi dengan surat undangan ( siapkan pula bukti tanda terima undangan ), daftar hadir, notulen rapat, jadwal agenda tentatif dan foto- foto kegiatan. Ini sebagai bukti otentik guna memenuhi elemen penilaian yang ada. 7. Evaluasi pelaksanaannya. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi. Sebetulnya evaluasi masih masuk dalam rangkaian kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari kegiatan pokoknya. Bahas semua kendala yang timbul dan langsung temukan solusi efektifnya guna perbaikan pelaksanaan kegiatan yang akan datang. Demikianlah cara sederhana dan sistematis agar pelaksanaan kegiatan UKM dapat berjalan semaksimal mungkin. Memang paparan ini sepertinya mudah tetapi dalam aplikasinya tentunya mengalami kendala. Setidaknya sudah menjadi tolak ukur yang sistematis, tersusun dan terarah guna efektifitas kegiatan UKM.