PGX - 09587
PGX - 09587
FARMAKOGENOMIK
ALIFATUL LULUAH
13/ 346102/ FA/ 09587
Farmasi Sains dan Teknologi
KELENGKAPAN REVIEW
1. Latar Belakang
Adanya hubungan antara variasi genetik dengan kenaikan angka prevalensi penyakit
DM dan obesitas di samping faktor gaya hidup. Variasi genetik pada gen FTO (Fat
mass and Obesity Associated Gene) yang terdapat pada individu pembawa DM
maupun obesitas mengakibatkan tingginya faktor resiko Diabetes Mellitus. Gen FTO
berperan dalam pengaturan aktivitas mitokondria dan pembentukan jaringan lemak.
Kemudian, adanya RFLP pada gen ANKK1 menyebabkan pengaturan downstream
gen tersebut terganggu. Mutasi yang terdapat pada gen ANKK1 mengakibatkan
pengaturan masukan makanan meningkat.
2. Tujuan
- Identifikasi hubungan gen FTO dan ANKK1 dengan reseptor dopamin D2 yang
berperan dalam pengaturan nafsu makan pada pasien DM yang memiliki
kelebihan berat badan
3. Metodologi
Pasien merupakan penduduk Jerman bagian selatan yang memiliki faktor resiko
DM tipe 2 tetapi tidak terlihat manifestasi kliniknya diambil sebagai sampel
dengan dilihat BMI yang kurang dari 40 kg/m2 serta sudah diminta inform consent
untuk menjadi pasien. Kriteria eksklusinya termasuk pasien yang sedang
menjalani terapi kontrol gula darah. Berdasarkan kriteria ADA untuk tingkat
toleransi glukosa, 1588 pasien normal, 224 pasien memiliki toleransi glukosa
puasa, 189 memiliki toleransi glukosa tidak berpasangan, 124 toleransi campuran
dan 120 pasien menderita DM tipe 2.
b. Partisipan MDC MA
Pasien merupakan warga yang hidup di Swedia. Data yang diambil dari tahun
2007 dan memeperoleh hasil 3734 pasien.
c. Genotyping
Dengan mengisolasi DNA lalu menggunakan spekrometri massa dilakukan uji
untuk melihat SNP pada rs8050136 di gen FTO dan SNP pada rs180497
pada gen ANKK1.
d. OGTT
e. Hyperinsulinaemiceuglycaemic clamp
f. Analisis
4. Hasil
Ada hubungan variasi genetik disebabkan SNP di 2 gen tersebut dengan lemak
tubuh, lebar bahu dan rasio bahu- pinggul sebagai index sensitivitas insulin dan
model insulin puasa yang berkaitan dengan umur dan jenis kelamin. Hasil yang lain
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variasi genetik dengan
lemak tubuh, kadar glukosa atau sekresi insulin. Pasien partisipan MDC yang
memiliki SNP di ANKK1 dan FTO diketahui ada hubungan antara lebar bahu dan
rasio bahu- pinggul. Kemudian untuk pasien partisipan TUEF memiliki perbedaan di
protein pengaturan gennya.
Variasi pada gen FTO dan ANKK1 mempengaruhi komposisi tubuh termasuk
sensitivitas insulin di pusat dan perifer. Tidak ada hubungan pada SNP gen FTO
terhadap distribusi lemak dan sensitivitas insulin pada gen ANKK1 tetapi individu
tersebut adalah pembawa polimorfi gen ANKK1. Polimorfi pada gen FTO
menunjukkan kemungkina bahwa tidak terlalu signifikan jika reseptor D2 cukup untuk
mengikat dopamin tetapi ada efek merugikan jika kekurangan dopamin. Individu yang
berperan sebagai pembawa gen akan lebih besar terkena resiko DM tipe 2, resistensi
insuin dan obesitas.
Menurut saya, paper ini kurang menunjukkan kesesuaian antara tujuan dengan
metodenya. Tujuan penelitiannya untuk melihat hubungan variasi genetik dengan
pengaturan keinginan asupan makanan oleh reseptor dopamin. Akan tetapi, metode
dan analisisnya kurang sesuai menggambarkan penelitannya.
Penulis menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, dapat dilihat dari penggunaan
bahas di metode yakni partisipannya. Sampel partisipan yang digunakan kurang
dimengerti dan masih banyak kata- kata yang menimbulkan banyak tafsir. Kemudian,
penulis sudah baik dalam kerangka berpikirnya karena metode yang digunakan
sudah cukup runtut dan baik. Referensi yang digunakan oleh penulis juga sudah
cukup baik dan banyak tetapi ada beberapa referensi dari penelitian yang sangat
lama (lebih dari 5 tahun yang lalu) .