PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut
World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat
yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan
bebas dari penyakit. Salah satu cara menjaga agar tubuh tetap dalam
keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat. Mencegah
lebih baik daripada mengobati (Anonim, 2009).
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Saat ini banyak penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh
kuman atau bakteri, tetapi lebih disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup
tidak sehat. Jantung koroner, kanker, stroke, diabetes, gigi keropos dan
tekanan darah tinggi merupakan contoh dari penyakit-penyakit tersebut
(Anonim, 2009).
Tujuan pembangunan kesehatan adalah guna meningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis (Anonim, 2009).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Rumah sakit merupakan suatu gabungan dari
berbagai unit kerja yang berkaitan satu sama lain dalam rangka
melaksanakan pelayanan kesehatan yang optimal (Siregar, 2004).
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan diperlukan berbagai
sarana kesehatan, seperti pabrik obat, rumah sakit, apotek, IFRS,
dilakukan pekerjaan kefarmasian yang mencakup pengadaan, pembuatan,
pengendalian mutu sediaan farmasi, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat (Siregar, 2004).
Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan aplikasi
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama proses belajar
mengajar sebagai penerapan teori yang sudah didapatkan. Dengan
demikian melalui program Praktek Kerja Lapangan di rumah sakit
diharapkan calon tenaga kefarmasian dapat mengetahui dan memahami
fungsi serta peran rumah sakit terutama IFRS dalam rangka menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga dapat dihasilkan
tenaga kefarmasian yang professional, handal, etis, serta mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap berpegang
teguh pada iman dan taqwa kepada Allah SWT.
A. Sejarah
Pada awal berdirinya, bangunan Rumah Sakit masih menumpang di
Rumah Sakit DKT Salatiga, RSUD Salatiga masih berstatus kelas D
berdasarkan SK Menkes RI Nomor 134/MENKES/SK/IV/1978. Pada tahun
1981 Gedung RSUD Salatiga mulai dibangun di Jalan Osamaliki No. 19,
Salatiga. Gedung baru ini mulai ditempati pada tanggal 1 Mei 1983, RSUD
terus melakukan upaya perubahan agar dapat melayani masyarakat lebih baik.
RSUD Kota Salatiga berdiri diatas tanah milik Pemerintah Kota Salatiga
seluas 33.600m2 dengan fasilitas bangunan induk 9.500m2, 6.500m2
diantaranya merupakan paket Inpres Tahun 1984. Aspek geografis, lokasi
RSUD sangat menguntungkan, karena kota Salatiga terletak di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Semarang, berjarak 47 km dari Kota Semarang, 53 km
dari Solo, dan 100 km dari Yogyakarta. RSUD Salatiga berada di jalan
Osamaliki yang merupakan jalur utama jalan Solo-Semarang dan tingkat
kepadatannya cukup tinggi. RSUD Salatiga sangat mudah dijangkau baik
dengan kendaraan pribadi maupun umum karena letaknya yang strategis.
Kondisi ini menguntungkan bagi pengembangan dan pemasaran RSUD
Salatiga.
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN
KEPALA INSTALASI
FARMASI
hhhbh SEKRETARIS IF
PENANGGUNG
PENANGGUNG PENANGGUNG
JAWAB JAWAB JAWAB PENANGGUNG
(Suharyanti) JAWAB
KOORDINATOR
KOORDINATOR ADMINISTRASI TTK
TTK
KOORDINATOR ADMINISTRASI
TTK
PENERIMA PENGURUS PENYIMPAN
BARANG BARANG
TTK BARANG
TTK
TTK
F. Fasilitas Pelayanan RSUD Salatiga
1. Pelayanan 24 jam, meliputi :
a. Pelayanan IGD
b. Pelayanan Laboratorium
c. Pelayanan Radiologi
2. Pelayanan Rawat Jalan
Waktu pendaftaran poliklinik
a. Poloklinik Reguler
Hari Senin s/d Kamis : pukul 07.30 10.00 WIB
Hari Jumat : pukul 07.30 09. 00 WIB
Hari Sabtu : pukul 07. 30 10.00 WIB
b. Poliklinik VIP Paviliun Wijaya Khusuma
Buka setiap hari Senin s/d Sabtu pukul 08.00 13.00 WIB
3. Pelayanan gudang perbekalan farmasi dilayani : jam 07.30 sampai jam
14.00 WIB
4. Pelayanan Rawat Inap 2 (shift):
a. jam 7.30 sampai jam14.00
I. Pelayanan
Pelayanan kefarmasian dilakukan pada instalasi farmasi rawat inap,
instalasi farmasi rawat jalan dan instalasi farmasi IGD. Instalasi farmasi rawat
inap melayani resep yang berasal dari ruang perawatan, IGD, poli eksekutif
rawat jalan dan melayani semua pasien baik umum, asuransindan BPJS serta
memberikan PIO bagi pasien rawat jalan poliklinik eksekutif. Sistem
distribusi untuk pasien rawat inap diselenggarakan dengan sistem floor stock
dan resep perorangan.
Pelayanan resep di instalasi farmasi rawat inap yang berawal dari resep
masuk sampai peyerahan obat ke pasien dilakukan dengan alur kerja yang
sistematis. Adanya prosedur tetap yang dijalankan instalasi rawat inap dalam
pelayanan resep kepada pasien juga berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan terutama yang terkait dengan asuhan kefarmasian. Untuk menjaga
kualitas pelayanan dan mencegah kesalahan atau medication error dalam
pelaksanaan pelayanan maka petugas farmasi sering melakukan controlling
dan checking. Sepeti halnya setelah resep selesai disiapkan dilakukan
pengecekan kembali obat-obat atau alkes sesuai dengan yang diresepkan.
Pengecekan akhir bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan
pemberian obat dan alat kesehatan. Adapun alur pelayanan di Instalasi
Farmasi Rawat Inap RSUD Kota Salatiga (Gambar 3).
Resep
Skrining Resep
Menyiapkan obat
Etiket
Penyerahan obat
Skrining Resep
Pasien Pulang
Entry Data pada SIM RS
Menyiapkan obat
Etiket
Penyerahan obat
Dokter menuliskan :
1. Permintaan Obat dan BMHP di lembar resep disertai nama pasien, jenis pasien, nomer
Rekam Medik
2. Resep Obat Non Parenteral (Obat untuk dibawa masuk bangsal perawat)
Cek Administrasi :
1. Nama pasien
2. Nomor RM
Petugas depo farmasi IGD 3. Tanggal periksa (jika
menyiapkan obat dan berbeda, konfirmasi ke
BMHP administrasi pendaftaran)
4. Jenis pasien
Dokter menuliskan :
1. Permintaan Obat dan BMHP di lembar resep disertai nama pasien, jenis pasien,
nomer Rekam Medik
2. Resep Obat Non Parenteral (Obat untuk dibawa pulang pasien )
Petugas depo farmasi entry obat Lembar resep permintaan obat dan
dan BMHP secara komputerisasi BMHP serta resep non parenteral
diserahkan oleh perawat kepada petugas
depo farmasi IGD
1. Telaah resep
Telaah resep bertujuan untuk menjamin obat yang diberikan rasional
dan aman.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam telaah resep adalah :
a. Ketepatan dari obat, dosis, frekuensi dan rute pemberian
b. Duplikasi terapi
c. Alergi
d. Interaksi
e. Berat badan pasien (anak)
f. Kontraindikasi
Jika terdapat masalah pada resep maka penelaah wajib konfirmasi
kepada dokter penulis resep dan memberikan rekomendasi terkait masalah
tersebut.
2. Dispensing
Dispensing adalah proses penyiapan obat yang diawali dengan
penerimaan resep sampai penyerahan obat kepada pasien. Dispensing
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dalam membaca resep,
menganalisis masalah-masalah yang terkait pengobatan pasien, penulisan
cara dan waktu pemberian obat yangtepat pada etiket, serta pengetahuan
dalam berbagai bentuk sediaan obat, cara pemakaian dan tempat
penyimpanan obat khusus.
3. Penyerahan ke perawat
Penyerahan obat ke perawat dilakukan di instalasi farmasi rawat inap
dengan di damping oleh petugas apotek untuk pengecekan ulang
obat/alkes sebelum dibawa ke ruang perawat. Mahasiswa PKL dilibatkan
dalam kegiatan penyerahan obat ke perawat dan menerima serta mengecek
obat atau alkes.
4. Penyerahan obat kepada pasien
5. Pelaksaan PIO
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk menerapkan penggunaan obat rasional agar dapat tercapai efek
terapeutik yang maksimal dengan efek samping yang minimal. PIO dapat
membantu dengan memberikan informasi atau konsultasi yang akurat,
tidak bias dan factual. Idealnya criteria pasien yang mendapatkan PIO
adalah :
a. Pasien yang memiliki 3 atau lebih masalah kesehatan
b. Pasien yang mendapatkan 5 macam obat atau lebih
c. Pasien yang mendapatkan obat dengan index terapi sempit
d. Pasien yang mendapatkan obat dengan perhatian khusu
e. Pasien yang mendapatkan obat dengan cara pakai khusus
f. Pasien geriatric
Mahasiswa PKL memperhatikan apoteker yang melakukan kegiatan
PIO tentang cara pendekatan terhadap pasien, penggalian informasi dari
pasien, mengedukasi pasien untuk meningkatkan kepatuhan dan efek
terapeutik serta meminimalkan efek samping yang mungkin terjadi.
6. Penyusunan Obat LASA (Look A Like Sound A Like) / NORUM (Nama
Obat Dan Rupa Mirip)
LASA atau Norum merupakan sediaan farmasi yang memiliki
kemiripan berupa pelafalan, bentuk sediaan dan kemasan. Dalam
penyimpanannya obat-obat ini memiliki tempat penyimpanan yang
tersendiri, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya kesalahan dalam
pengambilan. Dalam hal penulisan tanda obat LASA/NORUM
menggunakan huruf Tallman Letter yang mana huruf yang memiliki
pelafalan yang berbeda ditulis menggunakan huruf kapital, sedangkan
yang memiliki lafal yang sama ditulis menggunakan huruf kecil (Florida
Hospital, 2010)
K. Pengendalian Mutu
Merupakan kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadap
perbekalan farmasi untuk menjamin mutu, mencegah kehilangan,
kadaluwarsa, rusak dan mencegah ditarik dari peredaran serta keamanannya
sesuai dengan kesehatan.
a) Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan :
1) Unsur masukan (input) : tenaga/sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, ketersediaan dana.
2) Unsur proses : tindakan yang dilakukan oleh seluruh staf farmasi.
3) Unsur lingkungan : kebijakan-kebijakan, organisasi, manajemen.
4) Standar-standar yang digunakan
Standar yang digunakan adalah standar pelayanan farmasi minimal
yang ditetapkan oleh lembaga yang berwewenang dan standar lain ynag
relevan dan dikeluarkan oleh lembaga yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Tahapan program pengendalian mutu
1) Mendefinisikan kualitas pelayanan farmasi yang diinginkan dalam
bentuk kriteria.
2) Penilaian kualitas pelayanan farmasi yang sedang berjalan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
3) Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas pelayanan bila
diperlukan.
4) Penilaian ulang kualitas pelayanan farmasi.
5) Update kriteria.
c) Aplikasi program pengendalian mutu
Langkah-langkah :
1) Memilih subjek dari program
2) Karena banyaknya fungsi pelayanan yang dilakukan secara simultan
maka ditentukan jenis pelayanan farmasi yang akan dipilih
berdasarkan prioritas.
3) Mendefinisiakan krietria suatu pelayanan farmasi sesuai dengan
kualitas pelayanan yang diinginkan.
4) Mensosialisasikan kriteria pelayanan farmasi yang dikehendaki.
5) Dilakukan sebelum program dimulai dan disosialisasikan pada semua
personel serta menjalin konsensus dan komitmen bersama untuk
mencapainya.
6) Melakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang sedang berjalan
menggunakan citra.
7) Bila ditemukan kekurangan memastikan penyebab dari kekurangan
tersebut.
8) Merencanakan formula untuk menghilangkan kekurangan.
9) Implementasikan formula yang telah direncanakan.
10) Reevaluasi dari mutu pelayanan.
d) Indikator dan kriteria
untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkan
diperlukan indikator, suatu alat/tolak ukur yang hasil menunjuk pada
ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Makin sesuai
yang diukur dengan indikatornya maka semakin sesuai pula hasil suatu
pekerjaan dengan standarnya.
Indikator dibedakan menjadi :
1) Indikator persyaratan minimal yaitu indikator yang digunakan untuk
mengukur terpenuhi tidaknya standar masukan, proses dan lingkungan.
2) Indikator penampilan minimal yaitu indikator yang ditetapkan untuk
mengukur tercapai tidaknya standar penampilan minimal pelayanan
yang diselenggarakan.
Indikator atau kriteria yang baik sebagai berikut :
1) Sesuai dengan tujuan
2) Informasinya mudah di dapat
3) Singkat, jelas, lengkap dan tidak menimbulkan berbagai interprestasi
4) Rasional
BAB IV
PEMBAHASAN
D. Formularium
Dalam penyusunan Formularium di RSUD Salatiga dilakukan tiap
tahun dan selalu berorientasi pada penggunaan obat, metode konsumsi,
epidemologi, dan kombinasi metode konsumsi dan epidemologi, dan selalu
mempertimbangkan tingkat sosial ekonomi bagi pasien di RSUD Salatiga dan
juga dengan menghimpun usulan dari SMF.
Formularium Rumah sakit adalah himpunan obat yang diterima atau
disetujui oleh PFT untuk digunakan di RSUD Kota Salatiga, dapat membatasi
jumlah produk obat yang secara rutin harus disediakan di IFRS. Staf medis
harus dapat menerima dan menyesuaikan diri dengan sistem formularium
yang telah disepakati bersama dan disesuaikan dengan sistem yang berlaku di
tiap-tiap institusi staf medis fungsional masing-masing.
E. Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Pengadaan
perbekalan farmasi di instalasi farmasi RSUD Kota Salatiga dilaksanakan
oleh Panitia Pengadaan Barang dimana Apoteker menjadi salah satu
anggotannya /ketua pengadaan. Pengadaan dilaksanakan berdasarkan 3 sistem
yaitu pelelangan/ tender, penunjukan langsung dan pembelian langsung,
sumbangan atau dropping.
Pengadaan di apotek rawat jalan dan rawat inap dilakukan oleh
masing-masing koordinator dengan mencatat barang yang habis atau menipis
dalam persediaan pada buku permintaan setiap harinya kemudian buku
permintaan diserahkan ke bagian gudang penyimpanan. Pemesanan
perbekalan farmasi dilakukan dengan pembelian langsung untuk pengadaan
obat cito/emergensi, petugas pengadaan membuat pesanan perbekalan farmasi
pada surat pesanan untuk disampaikan kepada distributor baik secara
langsung atau telepon. Pesanan yang datang diterima oleh panitia penerima
barang sesuai dengan prosedur penerimaan perbekalan farmasi.
Penerimaan barang dilakukan oleh asisten panitia penerima barang.
Ketika barang datang petugas memeriksa kualitas dan kuantitas barang
dengan kesesuaian surat pesanan dan faktur. Petugas menyamakan no.batch,
tanggal kadaluarsa, obat yang dipesan, jumlah obatnya, fisik obat, dll.
Apabila ada obat yang mendekati tanggal kadaluarsa petugas membuat
perjanjian dengan PBF bila barang tersebut belum terjual sebelum tanggal
kadaluarsa maka barang akan diretur. Setelah semua barang diperiksa
kesesuaian dengan surat pesanan dan faktur petugas membubuhkan
tandatangan (disertai nama penerima dan SIK C Surat Ijinnya), stempel
instalasi farmasi sebagai bukti barang sudah diterima dan faktur asli
diserahkan kepada pemilik, sedangkan copy faktur sebagai arsip.
F. Gudang
Penyimpanan obat dan alat kesehatan di gudang ditata dan disusun
secara rapi berdasarkan alfabetis, golongan obat narkotik, psikotropik dan
bentuk sediaan, penyimpanan obat digudang menggunakan metode first in
first outdan first expired first out. Penyimpanan obat di rak penjualan di
apotek rawat jalan dan rawat inap juga disusun berdasarkan bentuk sediaan
dan menurut golongan obat. Penyimpanan obat golongan psikotropik
disimpan dalam lemari tersendiri menurut alfabetis. Penyimpanan obat
golongan narkotika disimpan dalam lemari khusus yang memiliki 2 pintu,
terbuat dari bahan kayu yang kuat, dan tidak terlihat oleh pasien dan hanya
petugas saja yang boleh melakukan pengambilan obat narkotika. Sehingga
dapat meminimalisasi penyalahgunaan obat. Obatobat dengan persyaratan
penyimpanan dibawah suhu ruangan, disimpan dalam lemari es (suppositoria,
insulin). Setiap pengambilan atau pengeluaran barang dari lemari stock
langsung dicatat dikartu stok untuk mengetahui barang yang keluar. Setiap
enam bulan sekali dilakukan stock opname untuk menyamakan jumlah obat
yang terdapat dalam kartu stok manual agar mengetahui pengeluaran obat,
barang yang laku terjual dan kadaluarsa obat. Perbekalan farmasi yang
kadaluarsa atau rusak akan dikembalikan ke distributor atau dimusnahkan,
pengembalian perbekalan farmasi dilakukan dengan dinformasikan kepada
distributror apakah barang dapat ditukar atau tidak. Pemusnahan dilakukan
bersama dengan petugas sanitasi dengan cara ditanam atau dibakar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kegiatan praktek kerja lapangan di Instalasi Farmasi RSUD Kota
Salatiga dapat disimpulkan :
1. Kegiatan Praktek Farmasi Rumah Sakit di RSUD Kota Salatiga
mempunyai nilai tambah yang cukup besar bagi mahasiswa yang
menyangkut berbagai aspek pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi
perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat.
2. Tugas dan fungsi dari Ahli Madya Farmasi/AA di Instalasi Farmasi RSUD
Kota Salatigaadalah merencanakan pengadaan, menerima barang,
melayani dan menyerahkan obat kepada pasien.
3. Perencanaan perbekalan farmasi di RSUD Kota Salatiga menggunakan
metode konsumsi dengan pertimbangan sisa stok bulan lalu
4. Proses penyimpanan di Instalasi Farmasi RSUD Kota Salatigadisimpan
sesuai bentuk sediaan, golongan obat yang disusun berdasarkan alfabetis
menggunakan sistem FIFO den FEFO
5. Proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Kota Salatiga melayani resep
rawat jalan, rawat inap pasien dan pasien IGD
6. Proses administrasi di Instalasi Farmasi RSUD Kota Salatiga adalah
membuat laporan bulanan narkotik/psikotropik, laporan stock, laporan
piutang, laporan pemesanan dan laporan bulanan lainya.
B. Saran
1. Penataan dan penyimpanan stok obat digudang sebaiknya ditata lebih rapi,
supaya memudahkan dalam pengambilan obat dan agar obat lebih terawat.
2. Perlu adanya pemeriksaan kesehatan terhadap semua tenaga kesehatan dan
karyawan rumah sakit untuk mengetahui tingkat kesehatan pegawai selama
bekerja di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Charles J.P. 2004. Teori dan Penerapan Farmasi Rumah Sakit. EGC.
Jakarta.
Florida Hospital. 2010. High Alert/ High Risk/ Hazardous/ Look A Like/ Sound A
Like Medication Police and Procedure. Florida Hospital Memoriam
Medication Center, Florida.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Resep di RSUD Kota Salatiga
Lampiran 2. Copy Resep
Lampiran 3. Etiket
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN
KEPALA INSTALASI
FARMASI
(Ika Gilar Hapsari)
SEKRETARIS IF
hhhbh
(Aulia Farah)
PENANGGUNG
PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB
JAWAB JAWAB (Oesman) (Rahmad)
PENANGGUNG
(Suharyanti) JAWAB (Ikha Bekti Y)
KOORDINATOR
KOORDINATOR ADMINISTRASI TTK
TTK (A. Heru S) (Sri Wahyuni)
KOORDINATOR ADMINISTRASI (Chandra)
TTK (Gandung) (Rina)
PENERIMA PENGURUS PENYIMPAN
BARANG (Aulia BARANG (Taufiq)
TTK BARANG (Mahda)
TTK Farah)
TTK
Lampiran 6. Kartu Obat Pasien Rawat Inap
Lampiran 7. Faktur
Lampiran 8. Form Medication Error
Lampiran 9. Denah Gudang Logistik Instalasi Farmasi
Keterangan :
1. Pintu masuk/keluar
10 7 4 2. Meja kerja
24
3. Meja kerja
4. Meja kerja
5 5. Toilet
11 6. Meja kerja
23 22 3
12 7. Lemari arsip
8. Lemari es
9. Lemari arsip
6 10. Rak obat (tab/kaps) paten
11. Rak obat injeksi generik
13
12. Rak obat injeksi generik
14
21 13. Rak obat injeksi paten
14. Rak obat sirup dan salep
15. Rak obat sediaan mata
16. Rak obat (tab/kaps) generik
20 17. Rak obat (tab/kaps) paten
15
18. Ruang transit
16
19. Lemari es
2 20. Rak alkes
21. Rak alkes
22. Lemari obat narkotik/
19 17 9 8 psikotropik
23. Meja kerja
24. Lemari es
18
Lampiran 10. Denah Instalasi Farmasi Depo IGD
Lampiran 11. Denah Instalasi Farmasi Depo Rawat Jalan
24 RUANG PIO
23
9 25 10 RUANG PERACIKAN
16 14
8 11
15
7 12 17
18
6
19
5
20
13
21
1 2 3 4
22
Keterangan :
1-12 : lemari penyimpan obat 19 : washtafel
5 : lemari ASKES 20 : lemari OKT
13-15 : meja kerja 23-25 : komputer set
16&21 : lemari arsip
17&18 : lemari penyimpan obat
Lampiran 12. Denah Instalasi Farmasi Depo Rawat Inap
Lampiran 13. Daftar Obat LASA/ NORUM
ADA PENYIMPANAN
No DRUG NAME CONFUSED DRUG NAME PERBEDAAN TERPISAH
Ya Tidak Ya Tidak
1 DUMIN RECTAL 125 MG DUMIN RECTAL 250 MG
2 GLIMEPIRID 1 MG GLIMEPIRID 2 MG
3 GLIMEPIRID 3 MG GLIMEPIRID 4 MG
3 GRISEOFULVIN 125 MG GRISEOFULVIN 500 MG
4 HALOPERIDOL 1,5 MG HALOPERIDOL 5 MG
5 HYPOBAC 100 INJ HYPOBAC 200 INJ
6 IRBESARTAN 150 MG KAPL IRBESARTAN 300 MG KAPL
KALIUM DIKLOFENAK 50 KALIUM DIKLOFENAK 100
7 MG TAB MG TAB
8 LAMESON 4 MG LAMESON 8 MG
9 LAPICEF 125 MG SYR LAPICEF 250 MG SYR
10 LASAL-2 KAPS LASAL-4 KAPS
11 LISINOPRIL 5 MG LISINOPRIL 10 MG
12 MELOXICAM 7,5 MG TAB MELOXICAM 15 MG TAB
METHYLPREDNISOLON 4 METHYLPREDNISOLON 8
13 MG MG
METRONIDAZOLE 250 MG METRONIDAZOLE 500 MG
14 TAB TAB
15 MOISDERM 10% MOISDERM 20%
NA DIKLOFENAK 25 MG NA DIKLOFENAK 50 MG
16 TAB TAB
17 OCTALBIN 20% INJ OCTALBIN 25% INJ
18 OFLOXACIN 200 MG OFLOXACIN 400 MG
19 ONDANSENTRON 4 MG ONDANSENTRON 8 MG
20 ACARBOSE 50 MG ACARBOSE 100 MG
21 ACYCLOVIR 200 MG ACYSLOVIR 400 MG
22 ADALAT OROS 20 MG ADALAT OROS 30 MG
23 ALGANAX 0,5 MG ALGANAX 1 MG
24 ALLOPURINOL 100 MG ALLOPURINOL 300 MG
25 AMLODIPINE 5 MG AMLODIPINE 10 MG
26 AMOXSAN-F SYR AMOXSAN SYR
27 ARICEPT 5 MG ARICEPT EVESS
28 BIOTHICOL FORTE SYR BIOTHICOL SYR
29 BRAFILEX 0,3% TM BRAFILEX PLUS TM
30 CANDESARTAN 8 MG CANDESARTAN 16 MG
31 CODEIN 10 MG CODEIN 15 MG
32 CONTINUS MST 10 MG CONTINUS MST 15 MG
33 PLETAAL 50 MG PLETAAL 100 MG
34 PROPANOLOL 10 MG PROPANOLOL 40 MG
35 RIFAMPISIN 450 MG RIFAMPISIN 600 MG
36 SEDROFEN FORTE SYR SEDROFEN SYR
37 SERETIDE DISKUS 100 SERETIDE DISKUS 250
38 SPIRONOLACTONE 25 MG SPIRONOLACTON 100 MG
39 STESOLID RECTAL 5 MG STESOLID RECTAL 10 MG
40 SIMVASTATIN 10 MG SIMVASTATIN 20 MG
41 VALSARTAN 80 MG VALSARTAN 160 MG
42 ZYCIN 250 MG ZYCIN 500 MG
BURNAZIN CREAM TUBE 35 BURNAZIN CREAM TUBE
43 GR 500 GR
44 CLYNDAMICIN 150 MG CLYNDAMICIN 300 MG
45 CODEIN 10 MG CODEIN 20 MG
46 CITICOLINE 125 MG CITICOLINE 250 MG
47 DECULIN 15 DECULIN 30
48 DEPAKOTE 250 MG DEPAKOTE ER 500 MG
DULCOLAX 5 MG SUPP. DULCOLAX 10 MG SUPP.
49 PEDIATRIK ADULT
50 DUROGESIC 12 MU DUROGESIC 25 MU
51 HYTROZ 1 MG HYTROZ 2 MG
52 KETOPROFEN 50 MG KETOPROFEN 100 MG
53 LOVENOX 4000 LOVENOX 6000
54 MGSO4 20 MGSO4 40
55 epeRISONE HCL epeXOL 30 MG TAB
56 ephEDRIN HCL INJ ephINEPHRIN INJ
57 hepAMAX KAPSUL hepTAMYL TAB
58 ketoPAIN INJ ketoPROFEN INJ
59 ketoPROFEN 50 MG TAB ketoROLAC 10 MG TAB
60 ketoRO ketoROLAC TAB
61 lactaFAR KAPSUL lactaMOR KAPLET
62 lacTRIN KAPSUL lacTAFAR KAPSUL
63 laMESON TAB laMIVUDIN TAB
64 lapiCEF KAPSUL lapiFLOX TAB
65 lapiFLOX TAB lapiSIV TAB
66 lesiCHOL KAPS lesiPAR KAPS
mecoBALAMIN 250 MG
67 KAPS mecoLA KAPL
68 mefinAL TAB mefinTER TAB
69 mefinAL TAB mefiX TAB
70 methylERGOTAMINE TAB methylPREDNISOLON TAB
71 myoNEP 50 MG TAB myoRES TAB
72 myoRES TAB myoRI TAB
73 nifuDIAR nifuRAL
74 nitRAL TAB nitROKAF KAPS
75 noVAX FORTE noVOMIX 3 ML
76 novoRAPID FLEXPEN 3 ML novoMIX 30 FLEXPEN
77 nyMIKO DROPS nySTATIN DROPS
78 ocuLEX KAPL ocuSON TAB
Papulex HYDRATING CREAM Papulex OIL FREE CREAM 40
79 50 ML ML
80 pehaTRIM FORTE TAB pehaCLOR TAB
81 analSIK analTRAM
82 ceDANTRON ceDOCARD
83 cefSPAN cefXON
84 cefAZOL cefSPAN
85 Cendo glaOPLUS Cendo glaUCON
86 Cendo myCETINE Cendo myCOS
87 Cendo polyDEX Cendo polyGRAN
88 q-CEF 500 MG q-TEN
89 proTOFEN proVELYN
90 recoFOL 10 MG recoRMON EPOETIN BETA
91 RenaLIN 100 GALON renaLYTE
92 rePLIGEN 300 MG reTAPHYL SR
93 scabiCID scabiMITE
94 urdaFALK urdaHEX
95 vaLDIMEX vaLISANBE
96 APINdra ARIXtra
97 Asam TRANEKSAMAT Asam MEFENAMAT
98 atroPIN atroVASTATIN
99 cefaDROXYL cefaZOLIN
100 ceFAZOLIN ceFOPERAZON
101 ceftaZIDIME ceftiZOXIME
102 depaKENE depaKOTE
103 diMENHYDRINATE diPHENHYDRAMINE
104 niFUDIAR niFEDIPIN
105 pehaCORT pehaTRIM
106 peRDIPINE INJ peTHIDIN INJ
Lampiran 14. Efisiensi Perhitungan Harga Obat
No Nama Rician Resep Jumlah Resep yang diambil Harga Harga Total Harga yang
Satuan diberikan
1 Agnes Setyo Ika Salbutamol 2mg 3 Salbutamol 2mg (3) Rp 90,7 Rp 272 Rp 1,197
Ambroxol 30mg 3 Ambroxol 30mg (3) Rp 137 Rp 411
Methylprednisolon 4mg 2 Methylprednisolon 4mg (2) Rp 257 Rp 514
Rp 1,197
2 Munifah Aryani Amlodipin 10mg 3 Amlodipin 10mg (2) Rp 413 Rp 1,239 Rp 9,060
Cyprofloxacine 500mg 6 Cyprofloxacine 500mg (3) Rp 434 Rp 2,604
Asam Tranexsamat 10 Asam Tranexsamat 500mg (4) Rp 1,733 Rp 17,330
500mg Rp 21,173
3 Sri Mariyatun Cyprofloxacine 500mg 10 Cyprofloxacine 500mg (3) Rp 130,2 Rp 1,302 Rp 2,842
Asam Mefenamat 10 Asam Mefenamat (4) Rp 154 Rp 1,540
Rp 2,842
5 Ratna Tuti R Clindamycin 300mg 10 Clindamycin 300mg (10) Rp 1,372 Rp 13,720 Rp 32,590
Asam Mefenamat 10 Asam Mefenamat (10) Rp 154 Rp 1,540
Asam Tranexsamat 10 Asam Tranexsamat (10) Rp 1,733 Rp 17,330
Rp32,590
6 Ariluna Dwi L Paracetamol syr 1 Paracetamol syr (1) Rp 1,798 Rp 1,798 Rp 9,371
Cefadroxyl syr 1 Cefadroxyl syr (1) Rp 6,121 Rp 6,121
Ondansetron 4mg 1 Ondansetron 4mg (1) Rp 895 Rp 895
Trifason 0,5mg 2 Trifason 0,5mg (2) Rp 88 Rp 176
Dexanta tab 1 Dexanta tab (1) Rp 244 Rp 244
Ambroxol 30mg 1 Ambroxol 30mg (1) Rp 137 Rp 137
Rp9,371
7 Catur Ambarwati Codein 10mg 10 Codein 10mg (10) Rp 688 Rp 6,880 Rp 21,270
CTM 4mg 10 CTM 4mg (10) Rp 64 Rp 640
Neurosanbe 10 Neurosanbe (10) Rp 1,375 Rp 13,750
Rp21,270
8 Yoseph Irwanto Ulsafate susp 1 Ulsafate susp (1) Rp 16,781 Rp 16,781 Rp 41,591
Ranitidin 150mg 6 Ranitidin 150mg (6) Rp 150 Rp 900
Gitas plus 10 Gitas plus (10) Rp 2,391 Rp 23,910
Rp41,591
9 Dimas Adi S Cefadroxyl syr 1 Cefadroxyl syr (1) Rp 6,121 Rp 6,121 Rp 7,919
Paracetamol syr 1 Paracetamol syr (1) Rp 1,798 Rp 1,798
Rp 7,919