Anda di halaman 1dari 7

Filtrasi Rumput Laut (Gracilaria sp.

) terhadap Kandungan Nitrat


(NO3) Kawasan Pertambakan Brebes

Seaweed Filtration (Gracilaria sp.) to Nitrate Content (NO3) in Brebes


Aquaculture Area

Wage Komarawidjaja
Pusat Teknologi Lingkungan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Puspiptek Area, Gedung 820 Geostek, Tangerang Selatan Banten 15314
Telp. 021-757 91381 Fax. 021-75791403
e-mail: wage.komarawidjaja@bppt.go.id

Abstrcts
According to some environmental experts who use flora and fauna as a tool in managing a friendly
environment, it was revealed that Gracilaria spp. As seaweed has other benefits in controlling the
excess of nutrients in certain ecosystems. To obtain data of seaweed's ability to absorb Nitrate (NO3)
and Ortofosfat nutrients, a laboratory scale study was conducted.
The results of the seawater filtration study on N and Orthophosphate showed that seaweed Gracilaria
spp. Capable of reducing the content of NO3 and Orthophosphate in aquatic marine medium in the
aquarium which ranged from 0.1219 - 0.1806 ppm / day for NO3 and 0.0082-0.0149 ppm / day for
orthophosphate.
Keywords: Gracilaria spp., Nutrient NO3 and orthophosphate

Abstrcts
Menurut beberapa pakar lingkungan yang memanfaatkan flora dan fauna sebagai alat dalam
mengelola lingkungan yang ramah, terungkap bahwa Gracilaria sp. sebagai rumput laut mempunyai
manfaat lain dalam mengendalikan kelebihan unsur hara dalam ekosistem tertentu. Untuk
mendapatkan data kemampuan rumput laut dalam menyerap unsur hara Nitrat (NO 3) dan Ortofosfat
dilakukan kajian skala laboratorium.
Hasil kajian laboratorium filtrasi rumput laut terhadap N dan Ortofosfat menunjukkan bahwa rumput
laut Gracilaria sp. mampu menurunkan kandungan NO3 dan Ortofosfat pada media air laut dalam
akuarium yang berkisar antara 0.1219 0.1806 ppm/hari untuk NO3 dan 0.0082-0.0149 ppm/hari
untuk ortofosfat.

Kata kunci : Gracilaria sp., nutrient NO3 dan ortofosfat

1. PENDAHULUAN media air laut dimana rumput itu tumbuh. Oleh


karena itu, pertumbuhannya sangat
1.1 Latar Belakang
tergantung pada ketersediaan unsur hara
Rumput laut jenis Gracilaria sp. adalah seperti Nitrogen (N), fosfor (P), karbon (C),
salah satu tanaman agar termasuk jenis alga dan lain-lain.
merah (Rhodophyta) yang tersebar di seluruh
Sementara itu pada lingkungan
dunia. Jenis alga ini tumbuh di daerah tropik
budidaya tambak, kelebihan unsur hara pada
dan subtropik tersebar lebih dominan tumbuh
saat pemberian pakan, sangat memungkinkan
di perairan laut dangkal.
untuk dimanfaatkan oleh rumput laut untuk
Di kawasan pertambakan dengan memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
pertukaran air yang baik, rumput laut jenis ini perkembangannya. Dan rumput laut ini dari
dapat tumbuh dengan baik. Hal ini beberapa literatur disebutkan sangat rakus
memungkinkan karena persyaratan untuk mengambil unsur hara yang tersedia
lingkungan budidaya udang dan bandeng dalam air sebanyak-banyaknya. Oleh karena
adalah pada rentang yang sama. Seperti itu dari aspek lain keberadaan rumput laut
kebutuhan kondisi pH, salinitas, dan lain-lain. Gracilaria sp. akan sangat berguna
diintegrasikan penanamannya dengan
Untuk pertumbuhan dan
budidaya tambak dengan maksud perbaikan
perkembangannya, rumput laut mendapatkan
kualitas air pertambakan.
pasokan dari unsur hara yang terlarut dalam
1.2 Tujuan Analisa laboratorium unsur hara Nitrat
(NO3) dan Ortofosfat dilakukan di
Mengetahui kemampuan rumput laut
Laboratorium Lingkungan, Fakultas Perikanan
dalam melakukan filtrasi unsur hara NO3 dan
IPB.
Ortofosfat dalam kondisi terkendali dalam
aquarium di laboratorium.
3. HASIL PEMBAHASAN
2. METODOLOGI 3.1 Kualitas Fisik-kimia Media Penelitian
Kajian ini dilakukan dengan
Suhu. Suhu air yang diukur diantara
menggunakan bahan-bahan antara lain
perlakuan relative sama dan diduga terjadi
rumput laut jenis Gracilaria sp., air laut dari
karena fluktuasi suhu harian lingkungan.
kawasan pertambakan Brebes, pupuk urea,
Suhu airlaut yang diukur berksiar antara 22-
dan TSP. Sedangkan peralatan yang
24OC. Perubahan suhu ini masih dalam
digunakan meliputi aquarium, aerator, lampu
selang pertumbuhan optimum Gracillaria sp.
penerangan, pH meter, SCT meter.
yakni pada selang suhu 20-28OC (Luning,
1990). Berdasarkan uji statistik suhu antar
perlakuan, menghasilkan kesimpulan bahwa
pada selang kepercayaan 95%, perlakuan
penelitian tidak berpengaruh terhadap
fluktuasi suhu (Tabel-1).

Tabel-1. Kondisi Suhu selama Pengamatan


Pengamatan Perlakuan A Perlakuan B
T1 22 22
T2 23 23
T3 23 23
Gambar-1. Rumput Laut Jenis Gracilaria spp T4 22 23
T5 23 24
Kegiatan kajian ini dilakukan dalam T6 24 24
waktu satu bulan, meliputi tahapan preliminary
experiment satu minggu dan dilanjutkan Derajat Keasaman (pH). Derajat keasaan
dengan tahap kajian utama. Pengambilan (pH), diukur sebagai indikator asam-basa
contoh air untuk pengukuran unsur hara medium percobaan. Perubahan pH perlu
dilakukan dalam selang waktu 3 hari. diketahui karena berperan penting terhadap
pertumbuhan organisme perairan. Nilai pH
sangat terkait dengan karbon dioksida didalam
air, dimana semakin tinggi kadar pH, maka
akans emakin sedikit kandungan karbon
dioksida bebas dalam air.
Berdasarkan hasil pengamatan pH air berkisar
antara 7-8. Adanya peningkatan kadar pH
dari awal pengamatan pada perlakuan A dan
B sampai pengamatan ke-6, diduga karena
adanya proses fotosintesis menggunakan
(a)
CO2, sehingga pH air turun (Tabel-2).

Tabel-2. Kondisi pH selama Pengamatan


Pengamatan Perlakuan A Perlakuan B
T1 7,61 7,58
T2 7,67 7,60
T3 7,68 7,65
T4 7,70 7,66
T5 7,69 7,68
T6 7,87 7,75
(b)
Gambar-1. Aquarium Kajian Rumput Laut (a)
dan (b).
Ditinjau dari uji stasistik perubahan nilai pH Sedangkan pada hari ke-3 sampai hari
tersebut tidak nyata pada selang kepercayaan ke-6 sampai hari ke-9 terjadi penurunan
95%, menunjukkan bahwa perlakuan kandungan nitrat, hal inidapat dilihat dari
penelitian tidak berpengaruh positih terhadap penurunan kandungan nitrat pada perlakuan
perubahan pH. sedangkan pada kontrol tidak terjadi
penurunan. Hasil analisa setiap pengamatan
Salinitas. Salinitas merupakan indikasi total disajikan pada Tabel-1 dan Tabel-2.
garam dalam medium penelitian. Salinitas
dinyatakand alam satuan g/kg atau promil
Tabel-2. Laju Penurunan Nitrogen NO3 pada
(o/oo). Berdasarkan hasil pengamatan,
Perlakuan B
salinitas mengalami peningkatan dari awal
hingga ahir pengamatan, ini terjadi karena
adanya penguapan mediu penelitian, sehingga Pengamatan
Awal Akhir Laju Penurunan
kadar garam media penelitian menjadi 1 2.403 4.2405 -0.6125 ppm/hari
semakin pekat (Tabel-3). 2 4.2405 2.512 0.5762 ppm/hari
3 2.512 6.0235 -1.1705 ppm/hari
4 6.0235 2.267 1.2522 ppm/hari
Tabel-2. Kondisi Salinitas selama Pengamatan
5 2.267 4.0805 -0.6045 ppm/hari
Pengamatan Perlakuan A Perlakuan B
T1 7,61 7,58
T2 7,67 7,60
T3 7,68 7,65 Peningkatan kandungan nitrat pada
T4 7,70 7,66 perlakuan A (100 ppm N dan 2 ppm P) terjadi
T5 7,69 7,68 pada hari 1 sampai hari 3 sebesar 0.9110
T6 7,87 7,75 ppm/hari, hari 6 sampai 9 sebesar 1.2042
ppm/hari dan hari 12 sampai hari 15 sebesar
Namun berdasarkan uji statistic, meskipun 0.1707 ppm/hari, penambahan nitrat ini
terjadi peningatan kadar garam, perlakuan disebabkan penambahan konsentrasi nitrat
penelitian tidak berengaruh terhadap yang berasal dari oksidasi nitrit lebih besar
pertumbuhan Gracillaria sp pada selang dibandingkan dengan jumlah yang diserap
kepercayaan 95%. oleh Gracilaria sp. Sedangkan pada hari 3
sampai hari 6 terjadi penurunan konsentrasi
3.2 Nitrat nitrat sebesar 1.0280 ppm/hari dan hari 9
sampai hari 12 sebesar 1.6805 ppm/hari.
Kandungan Nitrogen NO3+ (N_nitrat) awal
yang paling tinggi terdapat pada perlakuan A Pada konsentrasi B (13.09 ppm N dan 1
(aplikasi 100 ppm N dan 2 ppm P) yaitu ppm P) terjadi peningkatan konsentrasi nitrat
berada pada kisaran 4,251-5,25 ppm, dengan pola yang sama dengan konsentrasi A
sedangkan untuk perlakuan B (aplikasi 13.09 (100 ppm N dan 2 ppm P) yaitu pada hari 1
ppm N dan 1 ppm P) dan C (aplikasi 10.00 sampai hari 3 terjadi peningkatan sebesar
ppm N dan 0,528 ppm P) sedangkan 0.6125 ppm/hari, hari 6 sampai hari 9 sebesar
kandungan N awal pada konsentrasi B berada 1.1705 ppm/hari dan hari 12 sampai hari 15
pada kisaran 1,703-3,257 ppm. Terjadi sebesar 0.6045 ppm/hari. Penurunan
peningkatan konsentrasi nitrat pada hari ke-1 konsentrasi nitrat terjadi pada hari 3 sampai
sampai ke-3 dan hari ke-6 hingga ke-9 pada hari 6 sebesar 0.5762 ppm/hari dan hari 9
tiap perlakuan. Hal ini disebabkan karena sampai hari 12 sebesar 1.2522 ppm/hari.
jumlah nitrat yang diserap Gracilaria spp. lebih Penurunan yang terukur pada perlakuan
kecil jika dibandingkan dengan pembentukan A (100 ppm N dan 2 ppm P) sebesar 0.1806
nitrat. ppm/hari dan perlakuan B (13.09 ppm N dan 1
ppm P) sebesar 0.1219 ppm/hari disajikan
Tabel-1. Laju penurunan Nitrogen NO3 pada pada Tabel-3.
Perlakuan A
Tabel-3 Laju Penurunan Nitrogen NO3 pada
Pengamatan Tiap Perlakuan Sama Selama
Awal Akhir Laju Penurunan
1 4.7505 7.4835 -0,9110 ppm/hari
Pengamatan
2 7.4835 4.3995 1.0280 ppm/hari
3 4.3995 8.012 -1.2042 ppm/hari PERLAKUAN A PERLAKUAN B
4 8.012 2.9705 1.6805 ppm/hari Laju Penurunan
0.1806 0.1219
5 2.9705 7.3105 -1.4467 ppm/hari (ppm/hari)
Perlakuan A (100 ppm N dan 2 ppm P) kandungan ortofosfat pada tiap pengamatan,
memiliki laju penurunan yang lebih besar jika terutama pada kontrol A yang mengalami
dibandingkan dengan perlakuan yang lain kenaikan pada hari 6 sampai hari 12 sebesar
karena Gracilaria sp. memiliki kemampuan 0.167 ppm dan pada hari kontrol B sebesar
untuk menyerap nutrien secara besar dan 0.134 ppm pada hari 1 sampai hari 3.
mengakumulasikan nutrien tersebut di dalam Penurunan yang paling besar terjadi pada hari
sel. 1 sampai hari 3.
Diketahui bahwa aquarium berisi air Pada hari 12 sampai hari 15 pada
sebagai media tumbuh sebanyak 50 liter. masing-masing perlakuan terjadi kenaikan
Dengan demikian telah terjadi penurunan kandungan ortofosfat yang disebabkan oleh
N_nitrat sebanyak 50 x 0.1806 ppm = 9.30 mg dekomposisi dari sisa pupuk TSP yang belum
N/hari untuk Perlakuan A dan 50 x 0.1219 terdekomposisi sehingga meningkatkan
ppm = 6.095 mg N/hari untuk Perlakuan B. kandungan ortofosfat di dalam air.
Pada kontrol D konsentrasi ortofosfat
3.3 Ortofosfat tidak banyak terjadi perubahan, karena pada
kontrol D tidak ditambahkan pupuk TSP dan
Ortofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat Gracilaria sp. sehingga kandungan ortofosfat
yang dapat larut dalam air dan dapat di dalam air tidak terjadi penambahan dan
dimanfaatkan langsung oleh tanaman air. tidak terjadi penyerapan.
Ortofosfat pada konsentrasi A memiliki
Berdasarkan Tabel-4 dan Tabel-5 laju
konsentrasi yang lebih tinggi pada awal
penurunan ortofosfat pada perlakuan A
pengamatan jika dibandingkan dengan
memiliki penurunan sebesar 0.1348 ppm/hari
perlakuan B, hal ini disebabkan pemberian
pada hari 1 sampai 3 dan pada hari 3 sampai
pupuk TSP pada perlakuan A lebih besar jika
6 laju penurunan sebesar 0.0802 ppm/hari.
dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
Pada hari 9 sampai 12 perlakuan A laju
Data hasil analisa disajikan pada Tabel-4 dan
penurunan sebesar 0.0082 ppm/hari.
Tabel-5
Peningkatan kandungan ortofosfat pada
perlakuan A terjadi pada hari 6 sampai 9
Tabel-4. Laju Penurunan Ortofosfat pada dengan laju peningkatan sebesar 0.0012
Perlakuan A ppm/hari dan 0.0717 ppm/hari pada hari 12
sampai 15.
Pengamatan Pada perlakuan B penurunan ortofosfat
Awal Akhir Laju Penurunan
1 0.784 0.3795 0.1348 ppm/hari pada hari 1 sampai 3 sebesar 0.115 ppm/hari,
2 0.3795 0.139 0.0802 ppm/hari hari 3 sampai 6 sebesar 0.0002 ppm/hari dan
3 0.139 0.1425 -0.0012 ppm/hari pada hari 9 sampai 12 sebesar 0.0068
4 0.1425 0.118 0.0082 ppm/hari
5 0.118 0.333 -0.0717 ppm/hari
ppm/hari. Peningkatan ortofosfat pada
perlakuan B terjadi pada hari 6 sampai 9
Tabel-5. Laju Penurunan Ortofosfat pada sebesar 0.0042 ppm/hari dan hari 12 sampai
Perlakuan B 15 sebesar 0.0763 ppm/hari.
Laju penurunan kandungan ortofosfat
Pengamatan yang paling tinggi terjadi pada hari 1 sampai 3
Awal Akhir Laju Penurunan
untuk semua perlakuan, hal ini diduga terjadi
1 0.4595 0.113 0.1155 ppm/hari
2 0.113 0.1125 0.0003 ppm/hari karena ortofosfat yang terdapat dalam air
3 0.1125 0.125 -0.0042 ppm/hari langsung diserap oleh Gracilaria sp. dan
4 0.125 0.1045 0.0068 ppm/hari mengakumulasi ortofosfat tersebut di dalam
5 0.1045 0.3335 -0.0763 ppm/hari spp. Penyerapan ortofosfat secara cepat dan
dalam jumlah yang besar dapat dilakukan oleh
Gracilaria sp. ortofosfat diakumulasi dalam sel
Penurunan konsentrasi ortofosfat terjadi dan akan digunakan jika kandungan ortofosfat
dari hari 1 sampai hari 12 pada setiap di air dalam jumlah yang sedikit.
perlakuan, karena jumlah penambahan
ortofosfat dari dekomposisi pupuk TSP lebih Tabel-6 Laju Penurunan Ortofosfat pada Tiap
kecil jika dibandingkan dengan penyerapan Perlakuan Sama Selama Pengamatan
ortofosfat oleh Gracilaria sp. Penambahan PERLAKUAN A PERLAKUAN B
ortofosfat dari dekomposisi pupuk dapat Laju Penurunan
0.0149 0.0082
ditunjukkan dari kontrol masing-masing (ppm/hari)
perlakuan yang menunjukkan kenaikan jumlah
Laju penurunan yang paling tinggi Penerapan Teknologi Lingkungan_
sebagaiman disajikan pada Tabel-6 terdapat BPPT.
pada perlakuan A sebesar 0.0149 ppm/hari.
4. Lee T M, Y C Chang and Y H Lin. 1999.
Perlakuan B memiliki laju penurunan sebesar
Differences in Physyiological responses
0.0082 ppm/hari.
between winter and summer Gracilaria
Diketahui bahwa aquarium berisi air Tenuistipitata to Varying Temperature.
sebagai media tumbuh sebanak 50 liter. Bot. Bull. Acad. Sin.49 : 93-100.
Dengan demikian telah terjadi penurunan
5. Jones A B, N P Preston and W C
P_ortofosfat sebanyak 50 x 0.0149 ppm = 0.75
Dennison 2003. The Efficiency and
mg P/hari untuk Perlakuan A dan 50 x 0.0082
Condition of Oysters and Macroalgae
ppm = 0.41 mg P/hari untuk perlakuan B.
Used as Biological Filters of Shrimp
Pond Effluent. Aquaculture Research 33
: 1-19.
KESIMPULAN
6. Jones, A B. 1993. Macroalga Nutrient
Rata-rata penurunan Nitrat yang terukur pada
Realtiionships. Department of Botany,
Perlakuan A (100 ppm N dan 2 ppm P)
Univ. of Queensland. Unpublished.
sebesar 0.1806 ppm/hari dan perlakuan B
(13.09 ppm N dan 1 ppm P) sebesar 0.1219 7. Shpigel M, Neori A, Propper D M and
ppm/hari. Dengan laju penurunan semakin Gordin H. 1993. A Proposed Model for
besar pada Perlakuan A mengindikasikan Environmentally Clean Land Based
bahwa rumput laut Gracilaria sp memiliki Culture of Fish, Bivalves and
kemampuan yang tidak terbatas dalam Seaweeds. Aquaculture 117: 115-118.
menyerap unsur hara tersebut.
8. Msuya F E and A. Neori. 2002. Ulva
Reticulata and Gracilaria Crassa:
DAFTAR PUSTAKA Macroalgae that can Biofilter Effluent
1. Dahuri, R. 2002. Pemanfaatan from Tidal Fishponds in Tanzania.
Sumberdaya Perairan di Pesisir bagi Western Indian Ocean J. Mar. Sci 1(2):
Pembangunan yang Berkelanjutan 117-126.
melalui Pengembangan Industri
9. Costanzo S D, M J ODonohue and W C
Budidaya. Prosiding Seminar Nasional
Dennison. 2000. Gracilaria Edulis as a
Limnologi 2002. ISBN 979-8163-11-7 :
Biological Indicator of Pulsed Nutrients
1-22.
in Oligotrophic Waters. J. Phycol. 36 :
2. Komarawidjaja, W. 2005. Rumput Laut 680-685.
Gracilaria spp sebagai Fitoremedian
10. Soriano E M, C Morales & W S C
Bahan Organik Perairan Tambak
Moreira. 2002 Cultivation of Gracilaria
Budidaya. Jurnal Teknologi Lingkungan,
(Rhodophyta) in Shrimp Pond Effluents
Vol.6 No. 2, Hal: 410-415. Mei 2005.
in Brazil. Aquaculture Research.
ISSN 1411-318X. Penerbit Pusat
Volume 33, Issue 13. p, : 1081
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lingkungan_BPPT. 11. Nelson, S., Glen E., Moore D., Walsh T.
and Fitzsimmons K. 2001. Use of an
3. Komarawidjaja, W. 2003. Peluang
Edible Red Seaweed to Improve
Pemanfaatan Rumput Laut sebagai
Effluent from Shrimp Farms.
Agen Biofiltrasi pada Ekosistem
Environmental
Perairan Payau yang Tercemar. Jurnal
Teknologi Lingkungan, Vol.4, No. 3, Hal;
155-159. September 2003. ISSN 1411-
318X. Penerbit Pusat Pengkajian dan
Lampiran 1. Foto-Foto di Pollutan Control Laboratory SEAMEO BIOTROP

(a) (c)
Aquarium Kajian Rumput Laut Rumput Laut Kajian dalam
Aquarium

(b) Rumput Laut Kajian dalam


Aquarium

(d) (e)
Rumput Laut Jenis Gracilaria Gelas-gelas untuk Menguji
spp Efektifitas Maksimum Nutrient
yang Diberikan

(f)
Pengaruh Kelebihan Nutrient
menyebabkan Bleaching

(g) (h)
Pengaruh Kelebihan Nutrient Pameran yang Dihadiri oleh
menyebabkan Bleaching MENRISTEK dan Direktur PTL

Anda mungkin juga menyukai