Anda di halaman 1dari 13

TEKANAN DAN ANCAMAN

ISI / GARIS BESAR :

Tipe-tipe tekanan
Otak dalam keadaan darurat (stress berat)
- Keadaan darurat (stress berat) bagi peserta didik
- Reaksi-reaksi terhadap ancaman
Cara menyelesaikan ancaman-ancaman
Bagaimana relaksasi mempengaruhi proses pembelajaran
Pentingnya beristirahat
Menguatkan ide-ide

Tekanan (stress) merupakan reaksi tubuh anda terhadap persepsi, tidak kenyataan. Itu
terjadi saat anda mengalami situasi yang kurang baik atau ketika seseorang merasa diluar
kendali, kehilangan kendali dan tujuan anda tidak tercapai. Jika tujuan anda pulang dengan
selamat dan datang tepat waktu ketika anda membuat janji makan malam, tekanan (stress)
terjadi pada tubuh anda ketika ada kecelakaan lalu lintas di depan anda dan tujuan anda
pulang kerumah tepat waktu akan terancam atau gagal. Tidak ada tekanan (stress) di dalam
sekolah, kantor atau di tempat kerja, karena stress tidak terjadi di luar, melainkan terjadi pada
tubuh anda sendiri. Tapi pada lazimnya / kebenarannya tekanan (stress) terjadi dalam tubuh
anda sebagai hasil dari persepsi atau anggapan anda sendiri. Rubahlah persepsi anda, maka
anda akan merubah level stress (tekanan) anda.

TIPE TIPE TEKANAN

Kita semua mempunyai pengalaman tentang tekanan baik dan tekanan buruk.
Tekanan (stress) yang baik terjadi hanya beberapa saat saja, ini merupakan stress/tekanan
yang simpel, tidak kronis dan akut. Ini terjadi ketika kita sedang tertantang dan kita percaya
dapat menyelesaikan/mencapai tantangan tersebut. Pada keadaan yang seperti ini tubuh
mengeluarkan zat-zat kimia seperti cortisol, adrenaline, dan norepinephrine yang mana
membuat persepsi kita tinggi/memuncak, motivasi bertambah dan menguatkan tubuh kita
supaya dapat mencapai tujuan tersebut. Kondisi-kondisi seperti ini dapat meningkatkan
proses pembelajaran. Eustress (tekanan yang baik) terjadi jika kita :
Berperan aktif dalam menyelesaikan masalah khusus yang dihadapi.
Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
Mampu mengusai keadaan.
Mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat disela-sela tantangan/ masalah.
Dapat berfikir tentang solusi yang potensial dalam menyelesaikan masalah.

Bentuk negatif dari stress adalah (distress), keadaan ini terjadi saat kita merasa terancam
oleh beberapa hal yang berhubungan dengan physis atau emosi yang berbahaya, terintimidasi,
malu, kehilangan martabat, takut akan kegagalan, tidak mempunyai cukup waktu dan tidak
mempunyai pilihan, distress terjadi jika kita :

o Tidak ingin menyelesaikan masalah.


o Tidak merasa perlu menyelesaikan masalah
o Kurang sumber-sumber untuk menyelesaikan masalah.
o Merasakan tingkatan resiko yang akan dihadapi dan tidak dapat diterima.
o Tidak bisa mengontrol/menguasai keadaan.
o Mengalami pengulangan situasi yang buruk yang dapat memperpanjang stress
(tekanan).

KETIKA OTAK DALAM KEADAAN DISTRESS

Ancaman diidentifikasikan sebagai suatu rangsangan/dorongan yang memicu otak


merasakan ketakutan, kecurigaan, kecemasan atau ketidak berdayaan. Ini merupakan hasil
dari kerugian phycis atau dalam bahaya (biasanya dari para guru, orang tua, atau teman
sebayanya), kerugian secara intelektual (kinerja yang tidak sesuai harapan atau hambatan
waktu, kekurangan sumber-sumber, kekurangan support dan kekurangan teladan positif), atau
kekurangan secara emosional (rasa malu, penghinaan atau pengasingan). Selain tipe-tipe yang
berhubungan dengan ancaman, otak juga mengalami :

- Kehilangan kemampuannya untuk menginterpretasikan dengan benar clue/umpan dari


lingkungan.
- Kembali pada keramahan, mencoba dan berprilaku dengan benar.
- Kehilangan beberapa kemampuan untuk menjadi penunjuk, menyimpan dan
mengakses informasi.
- Menjadi lebih otomatis dan terbatas dalam merespon.
- Kehilangan beberapa kemampuan untuk merasakan kekeluargaan dan membuat
sesuatu sesuai contoh.
- Kurang mampu untuk menggunakan kemampuan secara tertib/sempurna.
- Kehilangan beberapa kapasitas memori jangka panjang.
- Cenderung memberi reaksi berlebihan dalam phobia/ketakutan terhadap sesuatu.

Di dalam otak, perubahan kondisi (seperti dari rasa nyaman ke rasa takut, terancam,
berbahaya) memfokuskan pada pemilihan perhatian dan investigasi pada urutan reaksi. Hal
ini merupakan pengenalan ketidakpastian kasus-kasus terhadap amygdala untuk mengirim
pesan ke hypothalamus, yang mana dimulai dengan bereaksinya bahan kimia ke adrenaline
dan glucocorticoids (seperti cortisol) dan amines (seperti noradrenaline), segera menyiapkan
anda untuk menghadapi peristiwa. Dari depan, kedua daun telinga juga memonitor peristiwa
tersebut. Cortisol adalah hormon sementara yang menjadi sumber energi selama setengah
atau beberapa jam saja, hormon ini dapat membantu dalam waktu yang sebentar. Akan tetapi
jika hormon ini menjadi sumber dalam beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan, tingkatan
yang tinggi pada cortisol akan menyebabkan bencana atau kerusakan pada otak.

Perbedaan antara positif atau stress yang sedang dan negatif stress (distress) atau ancaman
sangatlah berbeda. Positif atau stress yang sedang baik untuk proses pembelajaran, sedangkan
distress atau ancaman tidak baik. Stress yang kronik membuat siswa mudah terpengaruh
ataupun sakit. Di salah satu penelitian (Johson-Brooks, Lewis, Evans, & Whalen, 1998),
pelajar di uji untuk membuka sistem imun yang tertekan dan untuk mengetahui pentingnya
kelemahan antibody untuk memerangi infeksi. Hasilnya akan membantu untuk menjelaskan
suramnya siklus kinerja akademik yang mana sebagian besar dari kita telah mengenalnya
dengan baik : lebih banyak ujian, artinya lebih tertekan, lebih menyakitkan dan lebih banyak
meninggalkan kelas (absen), yang mana pada akhirnya menunjukkan nilai ujian yang rendah
dan siklus kegagalan yang terulang. Untuk meningkatkan level cortisol, penelitian baru-baru
ini (e.g., Casolini et al., 1993) hubungan antara stress yang kronis dengan rendahnya serotin
level, yang mana diduga sebagai faktor yang mempengaruhi kekerasan dan perilaku yang
agresif.

Amygdala merupakan pusat/sumber respon ketakutan dan ancaman yang kita rasakan. Itu
memfokuskan pada perhatian dan penerimaan input kita dari thalamus, dan indra lainnya
seperti cortex, hippocampus dan bagian depan daun telinga. Neural projection (ikatan serat)
dari amygdala dan di aktifkan ke seluruh sympathetic system. Dalam keadaan terpaksa,
sympathetic system memicu melepaskan adrenaline, vasopressin dan cortisol, yang mana
secara kimia langsung mengubah cara berfikir, perasaan, dan tindakan kita.

Bagian otak yang paling mudah terpengaruh oleh stress yang akut dan ancaman adalah
hippocampus, bagian ini sangat sensitif terhadap cortisol. Selama beberapa waktu, cortisol
dapat melemahkan memori lokal otak, menunjuk sistem dan dapat mempersempit
pemahaman pemetaan. Hippocampus juga merupakan pusat dari sistem immun pada tubuh
kita, oleh karena itu stress yang akut akan melepaskan cortisol yang melemahkan
kemampuan tubuh untuk memerangi penyakit.

Ketika pelajar mengalami keadaan takut atau terancam, tidak hanya


mengurangi kemampuan kognitifnya saja, akan tetapi melemahkan sistem
immunnya juga.

Pada keadaan kronis, cortisol akan lebih tinggi levelnya, dan akan mangarah pada
perubahan phycis yang significant di dalam otak. Ilmuan dari Stanford, Robert Sapolsky
(1992,1994,1996,1999) menemukan bahwa level atrophy 8 sampai 24% di dalam
hippocampus pada pejuang perang Vietnam dengan trauma pasca perang yang dialaminya.
Sapolsky mengungkapkan bahwa kita telah mengetahui dalam beberapa tahun jika stress
dapat mengganggu produksi neuron pada perkembangan otak, serta dapat merusak dan
bahkan membunuh neurons yang telah ada sebelum stress terjadi. Sekarang kita telah
menemukan buktinya bahwa ketika ada neurons yang berproduksi/berkembang di dalam otak
orang dewasa, stress juga akan mengganggu perkembangannya (2004, p. 137). level distress
yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada sel-sel otak di dalam hippocampus. Pada area
tersebut jelas terletak formasi memori. Stress yang kronis (distress) juga dapat merusak
kemampuan siswa untuk memilah mana yang penting dan mana yang tidak penting.

Pada kesimpulannya, otak dapat merespon terhadap pemaparan ancaman dengan cara
yang dapat diramalkan. Saat ancaman terdeteksi, otak bereaksi menanggapi ancaman
tersebut, dan penelitian terbaru membuka bahwa ancaman yang sedang berlangsung dapat
memicu ketidakseimbangan kimia dalam otak. Terutama saat kekhawatiran melanda, dapat
menurunkan level/tingkatan serotin, yang mana serotin merupakan rancangan yang kuat
dalam mengatur emosi dan rangkaian perilaku ; ketika level serotin menurun, kekerasan
meningkat. Ancaman juga meninggikan level vasopressin, yang mana berhubungan erat
dengan keagresifan seseorang. Ketidakseimbangan ini dapat memicu dorongan hati dan
perilaku yang agresif, yang mana menurut para ahli penelitian dapat mengarahkan seseorang
melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan.

NEGATIF STRESS (DISTRESS) YANG DIALAMI OLEH SISWA

Banyak hal yang berpotensi yang menyebabkan berbagai ancaman kepada pelajar dan
tidak akan ada habisnya, ancaman dapat ditemukan dimana saja, dari dalam rumah kita
sendiri, dari orang lain / tetangga, dari dalam dan luar kelas. Distress juga dapat disebabkan
oleh orang tua, kekasih, teman kelas yang kasar, dari guru yang memberikan ancaman kepada
siswa berupa penghinaan, hukuman yang memalukan bagi siswa. Ketika otak dalam keadaan
yang siaga/waspada, mempertahankan dan perilaku di aktifkan, yang mana itu semua bagus
untuk mempertahankan kehidupan, bukan untuk proses pembelajaran.

Banyak siswa yang kurang percaya diri akan mudah mengalami tekanan. Di level
sekolah dasar, siswa tidak seharusnya mempunyai masalah. Bagi kebanyakan siswa, untuk
mencapai level yang tinggi merupakan ketidakmungkinan. Jika kita semua telah mengetahui
kesulitan, contohnya ; kesulitan untuk menyadari cara alternatif yang penting dalam proses
pencapaian tujuan. Mengidentifikasi pusat stress, menciptakan kesadaran alternatif dan yang
terakhir bekerja keras untuk memenuhi keinginan yang akan di raih. Itu semua merupakan
pondasi yang kritis untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Ingatlah, jika otak dalam
keadaan bertahan hidup, itu tidak akan bertahan secara efektif dan mengulangi peristiwa yang
sederhana seperti dasar pelajaran kalkulasi matematika. Anda dapat bertaruh, dan dapat
mengingat informasi seperti Hari ini adalah hari ayah menerima gaji, yang mana artinya dia
akan pulang kerumah dengan mabuk. Saya lebih baik menghindar atau menjauhinya malam
ini. Anak yang menghadapi peristiwa seperti diatas merupakan contoh bahwa dia tidak akan
mengerjakan pekerjaan rumahnya karena emosi mereka (dan terkadang perhatian)
tergambar/terlihat dengan langsung.

Stress negatif (distress) yang dihadapi oleh anak mempunyai sesuatu yang khas yaitu
susah untuk bernafas, yang mana dapat berubah dengan cara bagaimana dia fokus dan
berkedip. Distress dapat mempengaruhi siswa dalam beberapa cara. Gambar 7.1
menunjukkan bermacam-macam tingkatan distress, termasuk peristiwa yang menyebabkan
trauma, yang dapat mempengaruhi ingatan. Stress yang berhubungan dengan lingkungan
phycis dapat menambah masalah. Kondisi yang ramai, ketakutan terhadap kekerasan atau
pembalasan dendam, dan peristiwa memberikan pantulan garis terang dapat mempengaruhi
tekanan kepada siswa. Semua dari faktor-faktor stress berkontribusi terhadap rendahnya
prestasi yang diraih / lemahnya pengendalian diri terhadap kegagalan yang terjadi dalam
menghalangi pencapaian IQ yang tinggi atau kecerdasan natural pada anak.

Di Amygdala menyimpan pengalaman berharga.

HPA terdiri dari Hypothalamus, Pituitary, dan Adrenals, otak yang stress merespon
peristiwa.

Hippocampus adalah bagian otak untuk mempelajari arti kata, bahasa dan
mengembalikan/mengingat masa lalu.

Tingkatan - tingkatan stress

Tingkatan stress yang tinggi (distress) atau trauma

- Merusak penyimpanan otak (memory).


- Mengaktifkan terlalu berlebihan amygdala terhadap trauma yang dihadapi, yang mana
dapat mencegah hippocampal berfungsi.
- Mengaktifkan stress yang kronis, yang mana biasanya dapat menyebabkan neuronal
mati di hippocampus.

Tingkatan stress yang sedang

Memfasilitasi secara umum penyimpanan pada otak.


Tingkatan stress yang rendah

- Netral atau minimal mempengaruhi memory.


- Tidak ada pengaktifan hormonal.

Pastikanlah bahwa siswa mempunyai sumber-sumber yang penting dan


dukungan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang anda berikan dan pada akhirnya,
dapat menyelesaikan isu stress yang tinggi yang mana dapat merugikan mereka di
luar kelas. Ingatlah bahwa siswa tidak akan mengalami stress, jika mereka 1)
merasa bahwa ada solusi didalam permasalahan, 2) mempunyai sumber-sumber
yang penting untuk menyelesaikan masalah, 3) mempunyai control meskipun
dalam keadaan yang buruk, 4) mempunyai waktu yang cukup untuk
mempelajarinya, 5) mempunyai kemampuan untuk menage stress yang dihadapi.
Meminta batuan jika anda mengira bahwa siswa menghadapi ancaman dan
tingkatan stress yang tinggi diluar kelas. Biasanya, menggabungkan rentangan
singkat, latihan pernafasan, dan permainan didalam kelas. Memperkenalkan
aktifitas yang akan dilalui dan menambahkan permainan dengan tantangan yang
sedang, menggembirakan/lucu, dan membebaskan stress dalam proses belajar
dalam kelas anda.

Beberapa orang yang mengalami stress, yang mana mereka tidak dapat
menghindarinya, baik pengaruh dari lingkup emosi. Untuk orang dewasa, kebisingan, supir
yang ugal ugalan, komplain dari costumer, teman yang keras kepala, bos yang egois, mesin
foto kopi yang rusak, ketidak pekaan anggota keluarga, kekhawatiran keuangan (keuangan
menipis), dan teriakan anak-anak yang menyebabkan stress emosional. Untuk para remaja,
sebenarnya tidak ada perbedaan yang berarti. Biasanya terjadi di sekolah, pengingkaran janji,
perasaan yang terluka, dan takut pada hal-hal yang tidak jelas / tidak diketahui. Proyek yang
gagal, nilai matematika yang rendah, nilai yang lebih rendah dari rata-rata, ketidak pekaan
guru, tekanan pada performa/penampilan, kontes ketenaran, keputusan tentang sesuatu yang
berharga, menentukan pilihan, dan juga masalah keuangan, itu semua merupakan/ menjadi
sumber stress yang mana otak meresponnya sebagai ancaman. Menerima segala perbedaan
dalam bermacam-macam situasi sosial merupakan hal yang sulit untuk para remaja.
Biarkanlah para remaja memulai untuk mencoba membuat keputusan pada masalah sesuai
dengan identitas diri mereka masing-masing. Akan tetapi jika kita mempunyai banyak
dukungan, kita akan dapat mengatur stress lebih efektif. Dukungan bisa datang dari banyak
tempat dan tidak selalu dimulai dari rumah yang mempengaruhi hal-hal positif siswa.
Berdasarkan penelitain dari Reis dan Diaz (1999), walaupun kelemahan keterlibatan
orang tua dalam hal akademik dalam pencarian 9 keanekaragaman dan kerugian ekonomi
pada sekolah perempuan yang bagus, para siswa terus berusaha keras dalam menggapai
prestasi yang baik pada tes dan kegiatan akademik lainnya. Siswa mencapai kesuksesannya
dengan cara berinteraksi dengan temannya yang pandai/mempunyai nilai yang tinggi, guru,
dan pembimbingnya yang membantunya dalam menambah kepercayaan dirinya. Oleh karena
itu, prestasi yang dicapai siswa kurang maksimal, karena kurang mendapat dukungan dari
orang tua dan dari sedikitnya yang mereka ketahui tentang hal-hal dalam bidang pendidikan.

Status sosial atau kepopuleran, terutama diantara para remaja, merupakan


sumber stress bagi siswa. Contohnya, siswa yang selalu terpenuhi kebutuhanya
dirumah tetapi di sekolah tidak, itu hanya salah satu contoh kecil dari 30 contoh yang
ada, mungkin merasa tertekan di luar sekolah. Bagaimanapun, siswa merasa
bersinar/terkenal jika diberi peran dalam kepemimpinan. Selama ikatan otak dapat
berganti dalam merespon salah satu persepsi di status sosial, itu merupakan hal yang
baik dalam peran kepemimpinan yang kerap/sering dipastikan bahwa semua siswa
berpeluang memimpin dengan baik. Dapat dibuktikan bahwa lingkungan pembelajaran
di sekolah dapat memberi efek yang sangat bagus terhadap dukungan siswa. Bila siswa
kekurangan dukungan dari rumah/orang tua, maka dia akan lebih membutuhkan
dukungan dari sekolah. Langkah yang simpel dan tepat yang anda bisa lakukan untuk
menghentikan siswa yang tertekan adalah dengan cara mengadakan kegiatan yang
bisa diprediksi oleh siswa baik di sekolah ataupun didalam kelas. Kegiatan yang dapat
diprediksi seperti mengembalikan lembar kerja siswa yang telah dinilai ketika mereka
mengerjakan tepat waktu, membantu menenangkan situasi yang membuat siswa tidak
fokus dalam mengerjakan tugasnya.

Kabar baiknya adalah tingkatan stress yang sedang rupanya memfasilitasi ruang
penyimpanan dan menemukan serta membawa kembali ingatan. Stress yang sedang, seperti
yang terjadi karena waktu telah mendekati deadline/tenggat, bisa juga memberikan motivasi
yang penting dalam menyelesaikan tantangan. Jika siswa merasa mampu menghadapi
tantangan sebelum mereka mempunyai dukungan untuk melewati waktu yang sulit, stress
dapat membantu dalam mencapai proses pembelajaran secara optimal. Di sisi lain, banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan stress yang rendah dapat meningkatkan
siswa mau menerima sesuatu yang sulit difahami dan pembelajaran tentang novel.

Menggabungkan antara rentangan tangan dan bernafas dengan bebas, berjalan


dengan perlahan-lahan, dukungan dari kelompok, mendengarkan musik, dan seni terapi
dalam kehidupan anda. Berilah siswa anda dan diri anda sendiri waktu untuk
berisirahat/refleksi untuk merasakan tingkatan stress yang anda alami. Mengurangi
asupan zat gula dan kafein dalam tubuh anda dapat membantu mengurangi stress sedang
yang anda alami. Ketika anda mengatur dengan efektif stress yang anda alami, maka anda
akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

REAKSI - REAKSI TERHADAP ANCAMAN


Siswa terkadang mudah terbuai pada sesuatu untuk mendapatkan peringkat dan
pengendalian. Misalnya jangan melihatku dengan cara seperti itu!. Untuk kepentingan
bertahan, tempat penerimaan otak harus beradaptasi pada hal-hal yang berbahaya pada
lingkungan yang normal. Tetapi kesalahan dalam membaca merupakan isyarat yang
berbahaya, akan tetapi merupakan hal biasa bagi siswa yang telah selesai mengalami stress.
Apa yang difahami dikenal sebagai gerak isyarat yang ramah/baik bagi seseorang yang
mempunyai tingkatan emosi stabil dan yang telah berpengalaman, dan dikenal sebagai
ancaman oleh seseorang yang mengalami ancaman yang kronis. Sementara itu, perilaku yang
seperti ini membuat guru frustasi, itu membuat siswa merasa sempurna dan tergantung pada
perilaku tersebut.

Ada beberapa cara yang baik untuk mengatasi ancaman, misalnya mempelajari
kekurangan/kelemahan pada diri sendiri, karena bertahan hidup selalu memperhatikan
motif/pola deteksi dan penyelesaian masalah yang complex/sulit, siswa yang tertekan
mempunyai kelemahan dalam memahami jaringan yang tajam, pola masalah yang dihadapi,
dan sesuatu yang di anjurkan untuk di nyatakan secara tidak langsung. Di bawah ancaman,
otak tidak terpakai secara maksimal sebagai pantulan dalam menyelesaikan pemikiran yang
berat, dibutuhkan kedua daun telinga dan beristirahat sejenak untuk mengefektifkan
kegunaan amygdala secara alami dengan cepat. Tambahannya, hanya konsekuensi langsung
seperti mempertimbangkan keputusan dalam proses pengambilan keputusan. Hasilnya
mempunyai efek yang luar biasa bagi siswa. Siswa yang tidak mengalami stress akan
menunjukkan pemikiran yang lebih baik dalam memahami sesuatu, perhatian, berkonsentrasi,
dan mengulanginya kembali. Pertimbangkanlah, seperti, pada saat anda beristirahat (dan
merasakan stress karena itu), jawabannya dari pertanyaan yang ditanyakan kepada anda
berada di ujung lidah dan tidak dapat di akses/ dipahami dengan baik. Akan tetapi saat
situasi tes, jawabannya muncul secara mendadak dalam kepala anda.

Lamanya ancaman yang berada didalam tubuh mencapai 48 jam. Para siswa yang
yang mengalami perlakuan kasar/siksaan di rumah pada hari sabtu malam akan terbawa dan
akan terbit/muncul di sekolah pada hari senin pagi.

Pergantian pada aliran darah ke otak dapat menimbulkan efek yang negatif pada siswa
yang merasa terancam. Berdasarkan Dreverts dan Raichle (1998), dari universitas Pittsburgh,
ketika terancam aliran darah kita akan meningkat pada bagian bawah dari ventral ke area
kedua daun telinga dan berkurang mengalir pada dorsal area dari kedua daun telinga. Ini
merupakan bahwa area pada otak yang memproses emosi telah mendapatkan darah yang
lebih, menciptakan seseorang merasa malu, ketika area tersebut digunakan untuk berfikir
kritis, memberi penilaian, dan kreatif tidak cukup menerima.

Hindarilah memanggil siswa kecuali jika mereka menjadi suka relawan.


Kurangilah kedisiplinan yang berdasarkan pada ketakutan dan ancaman. Hindarilah hanya
dengan memperhatikan nilai saja, terbukalah terhadap perbandingan atau situasi yang
menyebabkan timbulnya rasa malu pada siswa. Jangan pernah mengancam siswa dengan
berkata saya akan mengirimmu pada wewenang yang tinggi, hentikan dia atau panggil
orang tuanya. Sediakan lingkungan yang kaya akan banyak kesempatan untuk
berinteraksi dengan remaja atau siswa yang lainnya. Mengurangi tes dan kualitas stress
dengan cara memberikan banyak review, feedback/timbal balik, dan memperbaiki
dukungan. Membuat tugas-tugas lebih berarti dengan mengenali tantangan setiap
individu siswa dan mengetahui meskipun peningkatan yang sedikit.

CARA MENYELESAIKAN ANCAMAN-ANCAMAN

Stress yang tinggi/ancaman tidak mempunyai tempat disekolah. Ini merupakan


karunia. Di Militer yang bertujuan menciptakan lingkungan stress untuk mempercepat
pembelajaran, yang dikenal dengan memulai dari aturan-aturan. Inti pokok dari berkemah
adalah untuk menciptakan suasana tertekan, yang sesuai dengan suasana perang. Oleh karena
itu, ancaman dan hukuman merupakan hal yang wajar. Bagaimanapun, meskipun militer
diajarkan untuk berganti cara ketika tentara di traning untuk menjadi pemimpin yang
mewajibkan pemikiran yang kritis dan pemikiran yang strategis dari pada hanya sekedar
kepatuhan. Mengajarkan tentara untuk mematuhi komentar dalam berbagai situasi, pada
faktanya, sangatlah berbeda pembelajaran yang mengajari mereka untuk menunjukkan
penilaian yang baik dan menjadi pemikir yang kritis.

Siswa yang mempunyai pengalaman kronis terlalu dini yang di bagi menjadi ancaman
dan level stress yang tinggi, biasanya itu terjadi /datang dari kekerasan di latar belakangnya,
mempunyai kesulitan untuk mendapatkan perhatian. Perilaku yang bertahan, seperti
konsisten, terus-menerus bergeser pada mata, suara, dan perhatian, merupakan norma yang
tidak disadari oleh siswa.

Ada 4 cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi pengaruh ancaman pada siswa
anda:

1) Meningkatkan rasa keselamatan mereka disekolah. Menyemangati mereka supaya


tidak merasa takut, khawatir dan tertekan. Terkadang kesempatan untuk berbicara
tentang isu-isu tersebut membantu mengurangi kebosanan. Membentuk kelompok
kecil dalam kegiatan belajar dan menerapkan model komunikasi yang efektif dalam
menyelesaikan masalah. Menggunakan tim dan strategi lainnya untuk
mengembangkan identitas kelompok dan dukungan. Ketika anda membutuhkan
mintalah bantuan dan dukungan dari luar.

2) Saling menyemangati antar siswa. Memberi mereka waktu mengenal setiap siswa
diluar waktu pembelajaran. Biarkanlah mereka memilih kelompok mereka sendiri-
sendiri. Jika kelompok sudah terbentuk, biarkan mereka mengingat kelompok yang
sudah terbentuk dan menjadi kelompok dalam waktu yang lama supaya terbentuk
hubungan interpersonal. Bantulah siswa dalam menyelesaikan masalah dengan
memberi dukungan, tetapi anda tidak terlalu memberi pengaruh yang terlalu kuat.
Bantulah mereka dengan keputusan dan solusi yang telah mereka buat. Tetapi
janganlah menyelesaikan masalah dan memberi keputusan untuk mereka. Memulai
bersorak -
Pada tim, bertepuk tangan, dan yang lainnya yang dapat menguatkan dan memberi
mereka semangat.

3) menyediakan beberapa kesempatan untuk siswa dalam mengexpresikan diri


mereka. Hal ini bisa dimulai dengan menggunakan kesenian, menari, puisi, bernyanyi,
sharing, refleksi jurnal, olahraga, debat, dan kegiatan dalam kelompok kecil. Memberi
siswa kesempatan untuk mengatur peraturan dasar dan standar kelas. Dengan apa
yang mereka buat, mereka akan taatdan tidak memberikan penolakan.

4) Mengaktifkan lebih dulu proses belajar mengajar dengan mereview pelajaran yang
telah diajarkan. Menawarkan timbal balik dan menentukan cara untuk evaluasi diri
dan teman sepasangnya/sebangkunya. Jika tidak ada yang lainnya, strategi yang
simpel akan mengurangi tekanan padasiswa dan meningkatkan kepercayaan diri
mereka.

Ketika anda menciptakan rasa aman dan nyaman pada lingkungan kelas anda
dengan meniadakan ancaman dan stress yang berat, banyak siswa yang akan
mengagetkan anda. Mereka akan menunjukkan peningkatan dalam berfikir secara
cepat dan mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan sedikit
mempunyai masalah gangguan perilaku. Meskipun siapapun tidak akan bisa
menciptakan suasana kelas yang perfect/lengkap(tidak mempunyai masalah
sedikitpun), menciptakan rasa emotional dan physical pada lingkungan yang nyaman
dengan banyak kesempatan akan memperkaya dan meminimalisir
ketidaksempurnaan.

BAGAIMANA RELAKSASI MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN

Di dalam penelitian yang melibatkan 39 remaja yang diadakan di Universitas Stanford


di bidang pengobatan. Peneliti mengungkapkan bahwa penyimpanan materi dalam otak akan
efektif jika siswa merasa rileks. Penelitian itu di bagi menjadi 2 kelompok. Yang pertama,
mereka merilekskan setiap otot yang ada pada tubuh mereka, dari kepala hingga jari kaki.
Kelompok yang lainnya, mereka di beri ceramah/kuliah yang simpel dengan materi yang
positif. Kedua kelompok mengikuti 3 jam pelatihan dan mereka di uji dengan materi yang
telah mereka pelajari. Nilai rata-rata kelompok yang mendapatkan relaksasi 25% lebih tinggi
daripada yang biasa saja/kelompok kedua.

Relaksasi fisik merupakan hal yang penting dalam proses belajar tanpa anda sadari
sebelumnya. Ajarilah siswa anda tentang keuntungan berelaksasi. Dan lebih baik, jadikan
relaksasi menjadi bagian yang penting dari rutinitas harian.

PENTINGNYA BERISTIRAHAT

Otak bisa menjadi lemah/lelah ketika kondisi dalam proses pembelajaran kurang
optimal. Untuk mendapatkan otak dalam keadaan terbaiknya, istirahat fisik secara
mendalam/relaksasi sangatlah diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai