Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Operasional
Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik RSPP diselenggarakan secara rutin.
Adapun waktu pelaksanaannya yaitu :
a. Senin Jumat : 08.00 19.00
b. Sabtu : 08.00 17.00
1
E. Landasan Hukum
a. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
b. UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat
c. UU No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
d. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
e. UU No. 6 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Sosial Penyandang cacat
f. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1987 Jo SKB
No.48/MENKES/II/98 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah
dalam Bidang Kesehatan kepada Pemerintah daerah
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1045 Tahun 2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
h. Peraturan Menteri Kesehatan No. 867 Tahun 2004 tentang Registrasi
dan Praktek Terapis Wicara
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.104 Tahun 1999 tentang
Rehabilitasi Medik
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585 Tahun 1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medik
k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b Tahun 1988 tentang Rumah
Sakit
l. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a Tahun 1988 tentang Rekam
Medis/Medical Record
m. Kepmenkes No. 1363 2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapi
n. Kepmenkes No. 1333 Tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit
o. Kepmenkes No. 983 Tahun tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
p. Kepmenkes No.571/Menkes/SK/VI/2008 tentang Standar profesi
Okupasi Terapi
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KualifikasiSumberDayaManusia
Kegiatan Instalasi Rehabilitasi Medik RSPP harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta
memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang
yang menjadi tugas atau tanggungjawabnya.
Perawat D3 Keperawatan 1
Administrasi SMA 1
Kurir SMA 2
4
B. DistribusiKetenagaan
Distribusi ketenagaan disesuaikan dengan jumlah pasien yang dilayani di
Instalasi Rehabilitasi Medik.
Distribusi ketenagaan Instalasi Rehabilitasi Medik :
Perawat 1
Penunjang Operasional 3
Instalasi Rehabilitasi
Medik
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A Ruangan
01 Ruang Dokter +
02 Ruang Fisioterapi +
05 Ruang Administrasi +
06 Ruang Gymnasium +
07 Ruang VIP +
09 Ruang Tunggu +
10 Ruang Perawat +
B Listrik
Minimal Watt
C Mebel :
01 Meja kerja +
02 Meja tulis +
6
03 Lemari obat +
04 Lemari arsip +
D Peralatan kantor
01 Komputer +
02 Printer +
03 Papan Tulis +
04 Telepon +
05 Alat Tulis +
06 Televisi +
No Nama
A Fisioterapi
2 Microwave Diatermy
3 Ultrasonic Therapy
5 Infrared Radiation
7
6 Traction
7 Dyatermy
8 Nebulizer
9 Transmeter
10 Telting Table
11 Parafin Bath
12 Electrical stimulation
13 Ultraviolet Radiation
B Okupasi Terapi
1 Puzzel Donat
2 Cone Besar
3 Cone kecil
4 Stik
5 Hand Grip
6 Peg Board
8
8 Skateboard
10 Bola Bilateral
11 Sling Elbow
12 Kettler
13 Asah otak
15 Thrampolin
17 Boster swing
19 Barrel
20 Balance Board
21 Climbing wall
22 Bean Beg
23 Box Tactile
9
24 Wedge
25 Play Thunnel
26 Standing Table
27 Chair CP
28 Balance Board
29 Motor Planning
31 Kartu Buah
32 Kartu Huruf
33 Kartu Angka
34 Kartu Binatang
35 Biji2
37 Manik-manik (meronce)
C Rehabilitasi Medik
1 Treatmill
2 Laser
10
C. Denah Instalasi Rehabilitasi Medik
B. Denah IRM Lantai 2
Ruang
Pws.Rehab Tangga Darurat
Ruang
Terapi Wicara
Toilet
Adm VIP
Lift Pintu Masuk
Ruang
Ruang Dokter II
Traksi Ruang
Ruang Dokter I
OkupasiR
terapi T
R
p
T
p Toilet
Ruang Terapi 1 Pasien
Pasien
Ruang Gym/Terapi 4
R
T Ruang
Inhalasi
p
Ruang Terapi 3
R
T
p
Pantry
11
C. Denah IRM Lantai 3
LIFT
PENTRY
TOILET PRIA
TOILET WANITA
MUSOLAH
AUDITORIUM
RUANG
OKUPASI TERAPI
12
BAB IV
KEBIJAKAN PELAYANAN IRM
13
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN
14
B. Fisioterapi
Pelayanan kesehatan terhadap pasien sebagai individu maupun kelompok,
dalam memaksimalkan potensi gerak dan meminimalkan kesenjangan antar
gerak aktual dan gerak fungsi pada dimensi pelayanan pengembangan,
memelihara, memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan
masyarakat maka pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai kebutuhan
masyarakat, yaitu :
No Jenis Layanan
1 SWD (Short Wave Diatermi)
2 MWD (Microwave Diatermi)
3 US (Ultrasound)
4 TENS (Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulasi
5 ES (Elektrical Stimulasi)
6 IR (Infra Red)
7 UV (Ultraviolet)
8 Cervical Traction
9 Lumbal Traction
10 Paraffin Bath
11 Massage & Manipulation
12 General Exercise
13 Active / Pasive Exercise
14 Back / Neck Exercise
15 Shoulder Exercise
16 Knee Exercise
17 Walking Exercise / Gait training
18 Bledder Training
19 Chest Therapy
20 Vestibular Exercise
21 Pre / Post Op Exercise
22 Posture
15
C. Okupasi Terapi
Layanan kesehatan yang menangani pasien dengan gangguan fisik dan atau
mental yang bersifat sementara atau menetap.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan okupasi terapi dan tuntutan kebutuhan
masyarakat maka pelayanan okupasi terapi dikembangkan sesuai kebutuhan
masyarakat, yaitu :
No Jenis Layanan
1 Scaning / spatial neglect
2 Motor planning
3 Copy 2 dan 3 dimensi
4 Macam-macam Puzzel
5 Menggambar orang,rumah, mobil dll
6 Diskriminasi
7 Mengelompokkan warna dan bentuk
8 Propioceptive
10 Stereognosis
11 Memory
12 Orientasi orang, tempat dan waktu
13 Identifikasi bagian tubuh
14 Dexterity / pincing
15 Calculation
16 Latihan gerak fungsional
17 Latihan ADL (Activity Daily Living)
18 Behaviour Therapy
19 Sensori Integrasi
D. Terapi Wicara
Suatu profesi yang memberikan pelayanan pada gangguan komunikasi yang
berperan dalam mengidentifikasi, memeriksa, menangani dan mencegah
gangguan bahasa dan bicara baik secara reseptif dan ekspresif pada semua
16
modalitas (bicara, menulis, lambang dan gambar) memberikan pelayanan untuk
gangguan menelan.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan terapi wicara dan tuntutan kebutuhan
masyarakat maka pelayanan terapi wicara dikembangkan sesuai kebutuhan
masyarakat, yaitu :
No Jenis Layanan
1 Dysarthria (kelainan srtikulasi)
2 Dysglosia (sumbing)
3 Dyslalia (kesalahan lingkungan)
4 Aphasia (gangguan suara)
5 Dyslogia (retardasi mental)
6 Dysphonia (gangguan suara)
7 Dysphagia(gangguan menelan)
8 Aphonia (kelainan suara)
9 Stuttering (gagap)
10 Clattering (gangguan bicara)
11 Manipulation / Stimulation
A. Rawat Jalan
B. Rawat Inap
17
3. Petugas administrasi menyerahkan surat pengantar ke perawat Instalasi
Rehabilitasi Medik
10. Terapis (Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Terapi Wicara) memanggil pasien
dan melakukan tindakan terapi
18
7. Petugas adminitrasi mengentry data dan menyerahkan bukti pembayaran ke
pasien dan menginformasikan pembayaran ke kasir
2. Dr. Rehabilitasi Medik memeriksa pasien (bisa dilakukan di ruang rawat inap
atau poliklinik)
19
4. Perawat mendaftarkan pasien dokter dan memanggil pasien saat gilirannya
tiba
Penanganan Pasien
Fisioterapi :
Kemajuan pasien
20
Kelainan penyakit yang menyertainya
Okupasi Terapi :
Kemajuan pasien
Terapi Wicara :
21
7. Membuat catatan kegiatan Terapi Wicara dalam berkas / status Rehabilitasi
Medik
Kemajuan pasien
5. Mengantry data
Kejadian tidak terduga misalnya pasien belum selesai 1 paket terapi ada
keluhan (sakitnya bertambah) maka pasien dapat konsultasi kedokter tanpa harus
menyelesaikan 1 paket terapi
22
BAB VI
LOGISTIK
Investasi
BaranghabisPakai (BHP)
23
ML SOL; Pulmicort Respules 0,5 MG/ML;Ventolin Nebules 2,5 MG; Burnazin
cream 35GRAM; Counterpain 30 GRAM CREAM; Transpulmin-BB Balsem
10 GR; Otsu NS 25 ML Ampul;.
24
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian
S : Situasi
B : Background
A : Assesmen
R : Rekomendasi
25
3. Menurunkan risiko penularan infeksi pada pasien
26
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
27
c. Kebakaran.
i. Di dalam jam kerja.
1. Kebakaran kecil
a) Penemu kebakaran :
1) Padamkan kebakaran dengan menggunakan APAR.
2) Lapor kepada penanggung jawab (komandan lantai)
b) Penanggung jawab (komandan lantai) :
d) Regu evakuasi :
2. Kebakaran besar
Bilamana terjadi kebakaran besar dan membahayakan penghuni serta
asset perusahaan sehingga dinyatakan bencana oleh fire chief, maka
tindakan penanggulangan sebagai berikut :
28
a) Fire chief, para pejabat OPKD dan tim manajeen segera
mengambil posisi di lokasi kejadian untuk mengendalikan
penanggulangan bencana.
b) Sementara regu bantuan pemadam kebakaran belum tiba di lokasi
kejadian, usaha pemadaman, penyelamatan dan evakuasi tetap
dilaksanakan oleh petugas yang ada di lingkungan RSPP.
c) Pada saat bersamaan semua petugas pelaksana OPKD
melaksanakan upaya dan tindakan yang diperlukan sesuai tugas
dan tanggung jawabnya masing masing dengan pengawasan
dan pengendalian dari para pejabat OPKD terkait di lokasi
kejadian.
1. Kebakaran kecil
a) Penemu kebakaran :
1) Padamkan kebakaran dengan menggunakan APAR.
2) Laporkan kepada posko.
2. Kebakaran besar
d. Gempa bumi
29
4. Komandan gedung akan menginstruksikan kepada para komandan lantai
untuk melaksanakan evakuasi penghuni lantai masing masing secara
berurutan dimulai dari lantai tertinggi hingga terendah.
5. Bagi orang yang berada di lift pada waktu terjadi gemap bumi harus
segera keluar pada lantai terdekat.
6. Apabila lift mati, tetap tenang dan tekan tombol Panggilan Darurat.
7. Setelah kejadian gempa bumi selesai, komandan gedung, LK3, komandan
operasi teknik dan komandan operasi sekuriti melakukan pengkajian
terhadap kondisi gedung dan hasilnya dilaporkan pada fire chief.
8. Bilamana dari hasil pemeriksaan kondisi gedung tidak terdapat hal hal
yang membahayakan, maka fire chief menyatakan aman (bencana
berakhir).
30
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
31
laporan bulanan dan tahunan, kecepatan penanganan pasien IRM. Saat ini,
respon time pasien kita ukur untuk pasien rawat jalan dengan satu tindakan
terapi menggunakan treser.
Indikator Kinerja Unit IRM
Waktu Tunggu pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik.85% pasien
mendapatkan pelayanan kurang dari 30 menit.Survey kepuasan pelanggan
dilakukan dengan random sampling dan dimonitor setiap bulan sekali.
Ditetapkandi : Jakarta
Direktur,
32