Anda di halaman 1dari 29

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa X

1.1.1 Keadaan Umum Secara Geografis

Desa X terletak 0,5 km dari pusat Pemerintahan Kecamatan Y dengan jarak 10


menit dan 50 km dari pusat kota pemerintahan Kabupaten Z, dengan jarak 2 jam. Luas
wilayah Desa X 798,975 Ha yang terdiri dari lahan pertanian seluas 349,180 Ha dan lahan
pemukiman seluas 449,795 Ha. Desa X merupakan salah satu desa binaan dari Puskesmas
X. Terdapat tiga desa binaan Puskesmas X, yaitu sebagai berikut :

a) Desa X

b) Desa Y

c) Desa Z

Gambar 1.1 Peta Desa X

1
Batas batas wilayah Desa X adalah sebagai berikut (RPJM Desa Pangkalan, 2015):

1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Y

2) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Z

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa XX

4) Sebelah barat berbatasan dengan Desa YY

1.1.2 Keadaan Umum Secara Demografi

1.1.2.1 Kependudukan

Jumlah penduduk Desa X sampai akhir tahun 2016 terhitung sebanyak 16.247
jiwa yang terdiri dari 8.361 jiwa penduduk laki-laki dan 7.886 jiwa penduduk
perempuan.

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi

Lapangan pekerjaan penduduk di Desa X cukup beragam. Mata pencaharian


penduduk didominasi oleh petani, buruh, dan pedagang. Namun masih banyak
penduduk yang tidak memiliki pekerjaan.

Tabel 1.1 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa X (dalam KK/Jiwa)

Ekonomi Tinggi Ekonomi Sedang Ekonomi


Rendah

15% 35% 50%

1.1.2.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan


perilaku masyarakat terhadap program kesehatan, sehingga pendidikan sangat berperan
dalam pembangunan kesehatan.Tingkat pendidikan di Desa X masih tergolong rendah.
Dari 16.247 jiwa penduduk Desa X, hanya sedikit yang menyelesaikan jenjang
pendidikan sarjana.

Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan di Desa X

Tidak Tamat SD SD SMP SMA Sarjana

672 1.820 879 231 15

2
1.1.2.4 Sarana Kesehatan

Berikut adalah sarana kesehatan yang ada di Desa X :

Tabel 1.3 Sarana Kesehatan di Desa X

Kesehatan Jumlah

Apotek 1 Unit

Balai Pengobatan 2 Unit

Klinik Khitan 1 Unit

Poliklinik 3 Unit

Praktik Bidan 3 Unit

Praktik Dokter 2 Unit

1.2 Puskesmas X

1.2.1 Visi dan Misi

Dalam Mendukung terwujudnya Visi Kabupaten Z dan pembangunan


Pemerintah Z dan khususnya Kecamatan Y dalam bidang kesehatan maka
dirumuskannya Visi Pembangunan Kesehatan Puskesmas X yaitu:

MEMBERIKAN PELAYANAN OPTIMAL

Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, ditetapkan 4 Misi pembangunan


kesehatan sebagai berikut:

1) Menggerakkan pembangunan berwawasaan kesehatan di wilayah kerjanya.

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah


kerjanya.

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan


pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat


beserta lingkungannya.

1.2.2 Wilayah Kerja

3
Wilayah kerja Puskesmas X berada di wilayah Kecamatan Y bagian utara
yang terdiri dari 3 desa binaan yaitu Desa X, Y dan Z

1.2.3 Program Kerja

Program kerja dari Puskesmas X pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1) Upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan


lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, dan pengobatan.

2) Upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan puskesmas bersama dinas


kesehatan kabupaten sesuai dengan permasalahan, kebutuhan, dan
kemampuan Puskesmas Tegal Angus seperti lansia, napza, kesehatan
remaja, dan pengembangan gigi dan mulut.

3) Pelaksanaan manajemen puskesmas yang meliputi:

a) Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini, dan


pelaksanaan penilaian kinerja.

b) Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan,


dan lain lain.

4) Mutu pelayanan puskesmas yang meliputi: penilaian input pelayanan


berdasarkan standar yang ditetapkan, penilaian proses pelayanan kesehatan
dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan yang
ditetapkan, penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, dan penilaian outcome pelayanan antara lain pengukuran
kepuasan pengguna jasa puskesmas.

1.2.4 Kesehatan Ibu dan Anak

Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar.
Upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan salah satu
prioritas utama dalam penanganan bidang kesehatan. Dalam Rencana Strategis (Renstra)
jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir ini
difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk
menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang
dikenal dengan nama "Making Pregnancy Safer (MPS)". Strategi MPS ini mengacu pada 3
pesan kunci yaitu :

1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga bidan terlatih

2) Setiap komplikasi obstetrik neonatal mendapat pelayanan yang adekuat

4
3) Setiap wanita usia subur dapat akses terhadap pencegahan kehamilan serta penanganan
aborsi yang tidak aman.

Salah satu faktor penyebab kematian ibu selain karena perdarahan, preeklamsia /
eklamsia adalah tingginya paritas pada seorang ibu, yang diikuti dengan rendahnya akses
terhadap pelayanan kesehatan. Tingginya paritas seorang ibu, selain mempunyai dampak
terhadap angka kesakitan dan kematian ibu, juga meningkatkan jumlah penduduk yang tidak
terkendali. Hal ini penting untuk diperhatikan karena apabila penduduk tidak dikendalikan
maka dikhawatirkan bisa terjadi baby boom yang kedua setelah perang Dunia II. Salah satu
program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka pertumbuhan penduduk
yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Program KB memiliki peranan dalam
menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan
serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah Pasangan Usia Subur (PUS).
Sesuai dengan tuntutan perkembangan program, maka program KB telah berkembang
menjadi gerakan Keluarga Berencana Nasional yang mencakup gerakan masyarakat. Gerakan
Keluarga Berencana Nasional disiapkan untuk membangun keluarga sejahtera dalam rangka
membangun sumber daya manusia yang optimal, dengan ciri semakin meningkatnya peran
serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan KB. Salah satu
strategi dari pelaksanaan program KB sendiri adalah meningkatnya penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan
sterilisasi.

JUMLAH PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS


X
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
IUD IMPLANT PIL SUNTIK STERILISASI

JUMLAH PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS X

5
Data Pertambahan Penduduk Desa X tahun 2010-2016
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

JUMLAH PENDUDUK SECARA KESELURUHAN

1.3.Gambaran Keluarga Binaan


1.3.1. Lokasi Keluarga Binaan/

Ny. c Tn. A s

u
Tn. B

Rawa- rawa

Gambar 1.1 lokasi keluarga binaan

1.3.2. Keluarga Tn. A

Keluarga binaan pertama adalah keluarga Tn. A yang memiliki delapan


orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kedelapan anggota
keluarga tersebut tercantum dalam tabel.

Keluarga Tn. A tinggal di Kampung W, Desa X, Kecamatan X,


Kabupaten Y, Propinsi Z. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, empat
orang anak, satu orang mantu dan dua orang cucu yang tinggal serumah. Tn. A

6
sebagai kepala keluarga berusia 52 tahun dengan latar belakang pendidikan
sekolah dasar yang tidak lulus. Ny. A sebagai istri berusia 46 tahun dengan
latar pendidikan sekolah dasar yang tidak lulus. Tn. A dan Ny. A memiliki tiga
orang anak perempuan dan satu orang anak laki laki. Anak pertama bernama
berusia 26 tahun sudah menikah dengan suami berusia 34 tahun dan masih
tinggal satu rumah dengan Tn. A. Anak kedua Tn. A berusia 19 tahun, berhenti
sekolah pada kelas 2 SMP. Anak ketiga berusia 13 tahun, berhenti sekolah
pada kelas 2 SMP. Anak keempat berusia 6 tahun dan belum bersekolah.

Tabel 1.5 Anggota keluarga Tn. A

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluarga Kelamin

1 Tn.A Suami Laki laki 52 tahun 3 SD Pemulung Rp. 40.000


/hari

2 Ny.A Istri Perempuan 46 tahun 3 SD Buruh Rp.1.200.000


/bulan

3 Ny. 1 Anak Perempuan 26 tahun 2 SMP Ibu rumah -


tangga

4 Tn. 1 Mantu Laki laki 34 tahun 4 SD Buruh Rp.1.000.00/


bulan

5 Nn. 2 Anak Perempuan 19 tahun 2 SMP Tidak -


bekerja

6 Nn. 3 Anak Perempuan 13 tahun 2 SMP Tidak -


bekerja

-
7 An. 4 Anak Laki - laki 6 tahun - -
-
8 An. 5 Cucu Perempuan 4 tahun - -
-
9 An. 6 Cucu Perempuan 1 tahun - -

Tn. A berprofesi sebagai pemulung dengan pendapatan mencapai Rp.40.000


tiap bulan. Ny. A berprofesi sebagai buruh dengan penghasilan mencapai Rp.
1.200.000, dengan kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci
pakaian, dan membersihkan rumah.

7
Keluarga Tn. A tinggal disebuah rumah semi permanen diatas tanah seluas 6 x
2
8 m . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu berlantaikan setengah tanah dan
setengah keramik. Atap rumah menggunakan genteng tetapi tidak dibuat plafon.
Rumah Tn. A terdiri dari 1 buah ruang tamu, 3 buah kamar tidur, 1 buah dapur, dan 1
buah kamar mandi. Ruang tamu berukuran 2 x 1 m2 beralaskan setengah keramik dan
setengah tanah dimana terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga
berkumpul, diruangan tersebut tidak terdapat jendela hanya memiliki pintu yang
langsung mengakses ke bagian depan rumah.

Rumah keluarga Tn. A terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri. Di rumah Tn. A tidak terdapat
ventilasi jendela dan cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga
malam keluarga Tn. A menggunakan lampu sebagai penerangan.

Gambar 1.2. Denah Rumah Keluarga Tn. A

Tn. A tinggal bersama-sama dengan keluarganya pada satu rumah dan tinggal
berdesakan. Keluarga Tn. A mengaku kurang mengetahui tentang keluarga berencana
dan penggunaan alat kontrasepsi. Di rumah Tn. A terdapat WC (jamban) dan hanya
terdapar dapur yang berbentuk sekat bambu. Untuk buang air besar (BAB) mereka
melakukannya di jamban rumahnya. Dapur Tn. A hanya terdapat kompor yang
menggunakan gas. Sumber air bersih untuk minum didapatkan dari isi ulang galon.
Air untuk mandi dan masak keluarga Tn. A menggunakan sumur yang tidak ada
penutupnya yang terdapat di belakang rumah berjarak 1 meter. Saluran air limbah
rumah tangga di buang ke kali belakang rumah yang berjarak 5 meter dari rumahnya
karena ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga di
lingkungannya. Tn. A dan keluarga tidak mengetahui seharusnya untuk pembuangan
air limbah rumah tangga tidak dibuang ke dalam kali. Untuk pembuangan sampah
sendiri dibuang di ke halaman depan rumahnya. Sampah ditumpuk terlebih dahulu
hingga cukup banyak lalu dibakar.

Dalam segi kesehatan, Tn. A dan Ny. A tidak memiliki masalah kesehatan
dalam sebulan terakhir ini. Anak Tn. A, mengaku sedang mengalami demam tinggi
selama 3 hari. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat dari warung dan
apabila sakit tambah parah baru ke puskesmas atau klinik. Jarak puskesmas dari
rumah Tn. A cukup jauh. Keluarga Tn. A tidak memiliki alat trasportasi untuk pergi,
sehingga biasanya menggunakan angkot atau ojek.

Permasalahan Keluarga Tn.A

8
Masalah Medis
1. Demam tinggi selama 3 hari

Masalah Non Medis


1. Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah.

2. Kurangnya pengetahuan tentang keluarga berencana.

3. Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang baik.

4. Sumur yang tidak ada penutupnya.

5. Ketidaktersediaan air bersih.

6. Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat.

7. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.

8. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.

1.3.3. Keluarga Tn. B

Keluarga binaan kedua adalah keluarga Tn. B yang memiliki sembilan orang
anggota keluarga. Kesembilan anggota keluarga tersebut tercantum dalam tabel.

Keluarga Tn. B tinggal di Kampung X, Desa X, Kecamatan Y, Propinsi Z.


Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan sepuluh orang anak yang tinggal
serumah. Tn. B sebagai kepala keluarga berusia 60 tahun dengan latar belakang
pendidikan sekolah dasar. Ny. B sebagai istri berusia 50 tahun dan tidak
bersekolah. Tn. Rusli dan Ny. B memiliki sepuluh orang anak.

Tabel 1.8 Anggota keluarga Tn. B

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluar Kelamin
ga

1 Tn. B Suami Laki laki 60 tahun SD Montir Rp3.000.000

Per bulan

2 Ny. B Istri Perempuan 50 tahun - Juru Rp.


masak 3.000.000

Per bulan

3 Tn. 1 Anak Laki laki 28 tahun SMP Buruh Rp.


pabrik 1.000.000
Per bulan

9
4 Tn. 2 Anak Laki laki 25 tahun SMP Supir Rp. 500.000
Per bulan

5 Tn. 3 Anak Laki laki 21 tahun SMA Buruh Rp.


pabik 1.000.000
Per bulan

6 Tn. 4 Anak Laki laki 21 tahun SMA Buruh Rp.


pabik 1.000.000
Per bulan

7 Tn. 5 Anak Laki laki 19 tahun SMA Supir Rp.


1.500.000
Per bulan

8 Tn. 6 Anak Laki laki 18 tahun SMA Tidak -


bekerja

9 Nn.1 Anak Perempuan 16 tahun SMA Pelajar -

10 Tn. 7 Anak Laki laki 14 tahun SMP Pelajar -

11 Tn. 8 Anak Laki laki 12 tahun SD Pelajar -

12 Nn. 2 Anak Perempuan 10 SD Pelajar -

Tn. B berprofesi sebagai montir dengan pendapatan tidak menentu, namun


diperkirakan bisa mencapai Rp 3.000.000,- tiap bulan. Ny. B bekerja sebagai juru
masak dengan penghasilan Rp 3.000.000,- tiap bulan. Anak Tn.B bekerja sebagai
buruh pabrik dengan penghasilan Rp. 1.000.000,- tiap bulan. Anak kedua bekerja
sebagai supir dengan penghasilan Rp. 500.000,- tiap bulan, anak ketiga bekerja
sebagai buruh pabrik dengan penghasilan Rp 1.000.000,- tiap bulan, anak keempat
bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan Rp 1.000.000,- tiap bulan, anak
kelima bekerja sebagai supir dengan penghasilan Rp 1.500.000,- tiap bulan, anak
keenam tidak bekerja dan anak ketujuh, kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh
berstatus pelajar.

Keluarga Tn. B tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah


seluas 15 x 10 m2. Dinding rumah terbuat dari tembok, berlantai kan keramik. Atap
rumah menggunakan genteng. Rumah Tn. B terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 buah
kamar tidur dan sebuah dapur. Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2 beralaskan keramik
dimana terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, diruangan
tersebut terdapat jendela namun jendela tidak dapat dibuka. Kamar mandi terletak di
belakang rumah terdapat wc jongkok. Kamar mandi berdinding semen berwarna abu-
abu dengan 1 bak mandi tanpa penutup.

10
Rumah keluarga Tn. B terletak di daerah yang padat penduduk, sebelah kiri
menempel dengan rumah tetangga dan sebelah kanan berjarak 3 meter dengan
tetangga. Tn. B tinggal bersama-sama dengan keluarganya pada satu rumah dan
tinggal berdesakan. Keluarga Tn. B mengaku kurang mengetahui tentang keluarga
berencana dan penggunaan alat kontrasepsi sehingga tidak memakai alat kontrasepsi
selama ini. Di rumah Tn. B terdapat ventilasi jendela namun tidak pernah dibuka dan
cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn.
B menggunakan lampu sebagai penerangan.

S u

Gambar1.6 Denah Rumah Keluarga


Tn. B

Dapur Tn. B terdapat kompor yang menggunakan gas. Sumber air bersih
didapatkan dari air yang diambil dari sumur pribadi yang letaknya di belakang
rumah. Air untuk mandi keluarga Tn. B menggunakan air sumur sedangkan untuk
memasak membeli air galon karena air dari sumur berbau dan kadang berwarna
kuning. Saluran air limbah rumah tangga di buang ke rawa belakang rumah yang
berjarak hanya 2 meter dari rumahnya karena saluran pembuangan limbah rumah
tangga di lingkungannya tertumpuk oleh sampah. Untuk pembuangan sampah
sendiri dibuang di depan rumah hingga jumlahnya cukup banyak lalu dibakar.

Keluarga Tn. B memiliki pola makan sebanyak 2 kali sampai 3 kali dalam
sehari. Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur bayam, tahu, tempe,
telur, ayam dan ikan. Tn. B dan anaknya tidak memiliki kebiasaan merokok. Tn. B
mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan kadang mengggunakan
sabun. Tn. B mengaku melakukan olahraga seminggu 2 kali.

Dalam segi kesehatan, Tn. B sering mengeluhkan gula darah yang tinggi
dan sudah melakukan pengobatan. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan
obat dari warung dan apabila sakit tambah parah baru ke puskesmas aatau ke
dokter. Jarak puskesmas dari rumah Tn. B cukup jauh. Tn. B memiliki motor
untuk transportasi.

Permasalahan Keluarga Tn. B

Masalah Medis
1. Penyakit hipertensi yang diderita oleh Tn. B

11
Masalah Non Medis
1. saluran pembuangan limbah rumah tangga yang baik

2. Kurangnya pengetahuan tentang keluarga berencana.

3. Pengelolaan sampah yang kurang baik

4. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya menutup penampungan air.

5. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan

1.3.4. Keluarga Tn. C

Keluarga binaan ketiga adalah keluarga Ny.C yang memiliki tujuh anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketujuh anggota keluarga tersebut
tercantum dalam tabel.

Keluarga Tn.C tinggal di Kampung W, Desa X, Kecamatan X, Kabupaten


Y Propinsi Z. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri dan lima orang anak.
Tn. C sebagai kepala keluarga berusia 42 tahun dengan latar belakang pendidikan
tidak bersekolah. Tn. C memiliki istri, Ny Y berusia 40 tahun sebagai ibu rumah
tangga, Tn C dan Ny. Y memiliki dua orang anak perempuan dan tiga orang anak
laki laki. Anak pertama laki-laki bernama Tn. X berusia 25 tahun sudah
menikah dan bercerai dengan istri nya tahun yang lalu dan tinggal satu rumah
dengan Tn.C. Tn. C tidak bersekolah dan sekarang bekerja sebagai pengumpul
kertas. Anak kedua perempuan berusia 23 tahun sudah menikah dan tinggal
bersama suami. Pendidikan terakhir sekolah dasar dan tidak bekerja. Anak ketiga
perempuan berusia 20 tahun sudah menikah dan tinggal bersama suami.
Pendidikan terakhir sekolah dasar dan tidak bekerja. Anak keempat laki-laki
berusia 19 tahun belum menikah dan tinggal bersama Tn.C. Pendidikan terakhir
SMK dan bekerja sebagai pegawai swasta. Anak kelima berusia 7 tahun tinggal
bersama Ny.C dan sedang duduk di bangku sekolah kelas 1 sekolah dasar.

Tabel 1.11 Anggota keluarga Ny. C

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluar Kelamin
ga

1 Tn. C Suami Laki-laki 42 tahun - Pengumpu Rp 20.000


l kertas
Per hari

2 Ny. Y Istri Perempuan 40 tahun - Ibu -


Rumah
Tangga

12
3 Tn. X Anak Laki-laki 25 tahun SD - -

4 Ny. X Anak Perempuan 23 tahun SD Ibu -


Rumah
Tangga

5 Ny. X Anak Perempuan 20 tahun SD Ibu -


Rumah
Tangga

6 Tn. X Anak Laki-laki 19 tahun SMK Pegawai -


Swasta

-
7 Tn. X Anak Laki-laki 7 tahun - -

Tn. C berprofesi sebagai pemulung kertas dengan pendapatan tidak


menentu, namun diperkirakan mencapai Rp 20.000,- tiap bulan. Anak Ny. C tidak
bekerja, sehari-hari anaknya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian,
dan membersihkan rumah. Tn. X tidak bekerja. Tn. X bekerja sebagai buruh dan
penghasilan Rp. 2.400.000 ,- tiap bulan.

Keluarga Ny. C tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas


tanah seluas 6 x 8 m2. Dinding rumah sebagian terbuat dari semen dan batu bata
dan sebagian terbuat dari rotan, berlantai kan keramik. Atap rumah menggunakan
genteng tetapi tidak dibuat plafon. Rumah Ny. C terdiri dari sebuah ruang tamu
yang bersambungan dengan dapur, 2 buah kamar tidur. Ruang tamu berukuran 2 x
3 m2 beralaskan keramik dimana merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul,
diruangan tersebut terdapat jendela kaca yang permanen hanya memiliki pintu
yang langsung mengakses ke bagian belakang rumah.

Rumah keluarga Tn. C terletak di daerah yang padat penduduk dengan


jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri. Di rumah
Tn. C tidak terdapat ventilasi jendela dan cahaya masuk hanya bila
pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn. C
menggunakan lampu sebagai penerangan

13
Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Ny. C

Di rumah Tn. C terdapat WC jongkok dan hanya terdapat dapur dan kamar
mandi yang berbentuk sekat semen. Dapur Tn.C hanya terdapat kompor yang
menggunakan gas dan 1 buah dispenser. Sumber air bersih didapatkan dari pompa
sanyo. Air untuk mandi dan masak keluarga Tn. C menggunakan air pompa sanyo.
Saluran air limbah rumah tangga di buang ke belakang rumah karena
ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga di lingkungannya. Untuk
pembuangan sampah sendiri dibuang ke belakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih
dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

Keluarga Tn. C memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari. Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah sayur bayam, tahu, tempe, telur dan ikan asin. Tn. C
mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengggunakan sabun dan
Tn. C mengaku jarang melakukan olahraga.

Tn. C dan Ny. C mengatakan kurang mengetahui informasi mengenai keluarga


berencana, Ny. C mengaku meminum pil KB yang dibeli di warung untuk mencegah
kehamilan tetapi tidak mengetahui cara pemakaian yang benar, Ny. C hanya
meminum nya saja. Tn.C dan Ny.C tidak mengetahui berbagai macam jenis-jenis KB.

Dalam segi kesehatan, Tn. C memiliki masalah kesehatan dalam sebulan


terakhir ini, yaitu sering mengalam panas badan, batuk, dan pilek namun belum
berobat. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat dari warung dan apabila
sakit tambah parah baru ke puskesmas. Jarak puskesmas dari rumah Tn. C cukup jauh.

Permasalahan keluarga Tn C

Keluarga Tn.C

Masalah Medis
1. ISPA

Masalah Non Medis


1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang klasifikasi sampah dan proses
pemusnahannya.
2. Kurangnya pengetahuan mengenai keluarga berencana
3. Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang baik
4. Bangunan semi permanen dengan dinding berbahan bambu
5. Kurangnya pengetahuan akan mengubur sampah tempat sumber tergenangnya
air

14
6. Kurangnya pengetahuan akan resiko air yang menggenang.

1.3.5. Keluarga Tn. D

Keluarga binaan keempat adalah keluarga Tn. D yang memiliki sebelas orang
anggota keluarga. Kesebelas anggota keluarga tersebut tercantum dalam tabel.

Keluarga Tn. D tinggal di Kampung X, Desa X, Kecamatan Y, Propinsi Z.


Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan sembilan orang anak yang
tinggal serumah. Tn. D sebagai kepala keluarga berusia 64 tahun dengan latar
belakang pendidikan sekolah dasar. Ny. D sebagai istri berusia 52 tahun dan tidak
bersekolah. Tn. D dan Ny. D memiliki sembilan orang anak.

Tabel 1.8 Anggota keluarga Tn. B

No Nama Status Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan


Keluar Kelamin
ga

1 Tn. D Suami Laki laki 64 tahun SD Tukang Rp200.000


Parkir
Per bulan

2 Ny. D Istri Perempuan 52 tahun - Ibu -


Rumah
Tangga

3 Tn. 1 Anak Laki laki 26 tahun SMP Buruh Rp.


pabrik 1.000.000
Per bulan

4 Tn. 2 Anak Laki laki 25 tahun SMA Supir Rp. 400.000


Per bulan

5 Tn. 3 Anak Laki laki 21 tahun SMP Berjualan Rp.


1.000.000
Per bulan

6 Nn. 1 Anak Perempuan 20 tahun SMA - -

7 Nn. 2 Anak Perempuan 19 tahun SMA -

8 Tn. 4 Anak Laki laki 17 tahun SMA Pelajar -

9 Nn.3 Anak Perempuan 15 tahun SMP Pelajar -

10 Tn. 5 Anak Laki laki 10 tahun SD Pelajar -

11 Nn. 4 Anak Perempuan 3 tahun - - -

15
Tn. D berprofesi sebagai tukang parkir dengan pendapatan tidak menentu,
namun diperkirakan bisa mencapai Rp 200.000,- tiap bulan. Ny. D adalah seorang ibu
rumah tangga dengan. Anak Tn.B bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan
Rp. 1.000.000,- tiap bulan. Anak kedua bekerja sebagai supir dengan penghasilan Rp.
400.000,- tiap bulan, anak keempat dan kelima tidak bekerja, anak keenam ketujuh,
dan kedelapan, berstatus pelajar, dan anak kesembilan masih balita.

Keluarga Tn. D tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah


seluas 16 x 11 m2. Dinding rumah terbuat dari tembok, berlantai kan semen. Atap
rumah menggunakan genteng. Rumah Tn. B terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 buah
kamar tidur dan sebuah dapur. Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2 beralaskan lantai
semen dimana terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul.
Kamar mandi terletak di belakang rumah terdapat wc jongkok. Kamar mandi
berdinding semen berwarna abu-abu dengan 1 bak mandi tanpa penutup.

Rumah keluarga Tn. D terletak di daerah yang padat penduduk, sebelah kiri
berjarak 3 meter dengan rumah tetangga dan sebelah kanan berjarak 2 meter dengan
tetangga. Tn. D tinggal bersama-sama dengan keluarganya pada satu rumah dan
tinggal berdesakan. Keluarga Tn. D mengaku kurang mengetahui tentang keluarga
berencana dan penggunaan alat kontrasepsi sehingga tidak memakai alat kontrasepsi
selama ini. Di rumah Tn. D terdapat ventilasi jendela namun tidak pernah dibuka dan
cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn.
B menggunakan lampu sebagai penerangan.

S u

T
Gambar1.6 Denah Rumah Keluarga Tn. B

Dapur Tn. B terdapat kompor minyak tanah. Sumber air bersih didapatkan
dari air yang diambil dari sumur pribadi yang letaknya di belakang rumah. Air
untuk mandi dan memasak keluarga Tn. D menggunakan air sumur. Untuk
pembuangan sampah sendiri dibuang di depan rumah kemudain dibakar.

Keluarga Tn. D memiliki pola makan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam


sehari. Biasanya menu yang biasa dimakan adalah berbagai sayur, tahu, tempe,
telur, ayam dan ikan. Tn. D dan anaknya tidak memiliki kebiasaan merokok. Tn.
D mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan kadang
mengggunakan sabun. Tn. D tidak melakukan olahraga.

16
Dalam segi kesehatan, Tn. D mengaku memiliki penyakit darah tinggi dan
sudah melakukan pengobatan.Tn. D teratur kontrol ke dokter dan meminum obat
darah tinggi juga dengan teratur. Jarak puskesmas dari rumah Tn. D cukup jauh.
Tn. D memiliki motor untuk transportasi.

Permasalahan Keluarga Tn. D

Masalah Medis
1. Penyakit hipertensi yang diderita oleh Tn. D
Masalah Non Medis

2. saluran pembuangan limbah rumah tangga yang baik


3. Kurangnya pengetahuan tentang keluarga berencana.
4. Pengelolaan sampah yang kurang baik
5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya menutup penampungan air.
6. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan

1.2.1 Penentuan Area Masalah

Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing


keluarga binaan di Desa X terdapat berbagai area permasalahan, yaitu:

1. Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang baik.


2. Kurangnya pengetahuan akan keluarga berencana dan penggunaan alat
kontrasepsi.
3. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.
4. Kurangnya pengetahuan tentang mengubur sampah yang menjadi sumber tempat
tergenangnya air

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, maka diputuskan untuk
mengangkat permasalahan Pengetahuan Tentang Keluarga Berencana pada Keluarga
Binaan RT 003/ RW 004, Desa X, Kecamatan X, Kabupaten Y, Provinsi Z.

Dalam pengambilan sebuah masalah digunakan Metode Delphi. Metode Delphi


merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, di mana
anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan
Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.

1.2.2 Alasan Penentuan Area Masalah

17
Gambar.1.10 Prinsip Metode Delphi

Pemilihan area masalah ini didasarkan atas metode delphi dan melalui berbagai
pertimbangan yaitu :
Dalam kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan, ditemukan bahwa ketiga
keluarga binaan memiliki masalah tentang pengetahuan keluarga berencana. Dari
ketiga domain pembentuk perilaku, yaitu knowledge, attitude, dan practice, ketiga
keluarga binaan memiliki masalah pada knowledge nya. Sehingga, selama kunjungan
dengan waktu yang berbeda dan diobservasi, didapatkan bahwa kurangnya
pengetahuan tersebut yang berdasarkan dari hasil quesioner observasi. Pada hasil
presurvey dari 10 responden, terdapat 10 responden yang pengetahuannya kurang
mengenai pengetahuan keluarga berencana.
Kurangnya pengetahuan ini dapat menjadi salah satu sebab timbulnya ledakan
penduduk pada desa X
Pertumbuhan penduduk pada desa X terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tidak adanya penyuluhan / informasi mengenai pentingnya penggunaan alat
kontrasepsi pada pasangan usia produktif.

18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2010).

2.1.1. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai


intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6
tingkat pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu
sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.

2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
4. Analisa (analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau


memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau


meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen
pengetahuan yang dimiliki.

6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

19
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan


di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial.

Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh


kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu

2.1.3. Kategori pengetahuan Menurut Notoatmodjo


Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian menurut Machfoedz
(2009) yaitu:

1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh pernyataan.
2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh pernyataan.
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh pernyataan.

sumber:Notoatmodjo, S. (2005) Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke


Cipta. Jakarta.

20
2.2. Keluarga Berencana (KB)
2.2.1. Definisi KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran
anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk
mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

2.2.2. Tujuan Program KB


Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna,
untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan dalam
tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud dari kebijakaan
tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,
jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Hartanto, 2002).

2.2.3. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :


a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan

2.3. Kontrasepsi
2.3.1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-
usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi
yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama,
2014).

2.3.2. Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi


Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat
dinilai pada 2 tingkat, yakni:

21
Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara
kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
apabila kontrasepsi tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.
Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam
keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti
pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan
sebagainya.

2.3.3. Memilih Metode Kontrasepsi


Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).

2.3.4. Macam-macam Kontrasepsi


a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat
antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode
Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal
yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode
kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan
spermisida (Handayani, 2010).
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan
suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang
mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung
hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau
Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20
mengandung Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan
tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran
22
tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens 14 sehingga cairan sperma tidak
dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).

2.3.5. Kontrasepsi Hormonal


Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

1.3.5.1. Kontrasepsi Pil

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh
ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium 17 selama siklus haid yang
normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah
ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga
menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual,
muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).Efektivitas
Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97%
(Handayani, 2010).Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon
aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif,
dosis hormon bervariasi.
3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.

Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:


a. Tidak mengganggu hubungan seksual
b. Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c. Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
d. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
e. Mudah dihentikan setiap saat
f. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
g. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.

Keterbatasan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu:


a. Amenorhea
b. Kenaikan berat badan.

1.3.5.2. Kontrasepsi Suntik


2.3.5.1. Efektivitas kontrasepsi Suntik

23
Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai
efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per
tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
2.3.5.2. Keuntungan kontrasepsi Suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah
kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,,
tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu
menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35
tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium
dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan
mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati,
2013).
2.3.5.3. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013)
yaitu:
a) Gangguan haid
b) Leukorhea atau Keputihan
c) Jerawat
d) Perubahan Berat Badan

1.3.5.3..Kontrasepsi Implant
Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau
Implanon.
b. Nyaman
c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
d. Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
e. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak,
dan amenorea.
f. Aman dipakai pada masa laktasi.

Kerangka Teori

Sukmadinata (2007: 41) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang


dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1) Faktor internal Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah
tubuh orang itu sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitifnya.
2) Faktor eksternal
a. Tingkat pendidikan Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang
dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional
terhadap informasi yang datang.

24
b. Papan media masa Media masa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber
informasi yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga 9 seseorang yang lebih
sering mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak
pernah mendapat informasi dari media masa.
c. Ekonomi Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi
kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga
status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi
yang termasuk kebutuhan sekunder.
d. Hubungan sosial Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara
kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan
menurut model komunikasi.
e. Pengalaman Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang
berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih
baik dalam mengambil keputusan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh faktor
tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
10 seseorang. Pengaruh dari intelektual, afektif, kognitif dan pengalaman manusia
sebagai subjek akan mempengaruhi pengetahuannya terhadap suatu objek yang
terjadi melalui pengindraan.

25
Kerangka konsep

Pendidikan

Paparan Media
Massa Pengetahuan mengenai KB

Ekonomi

Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI ALAT CARA HASIL SKALA

OPERASIONAL

1. Pengetahuan Pemahaman Kuesioner Wawancara Baik : 70- Ordinal


tentang KB responden tentang 100
KB
Cukup : 50-
Jenis-jenis KB 70

Kelebihan dan Buruk : 0-


kekurangan KB 50

Orang yang perlu


melakukan KB

2. Pendidikan Jenjang pendidikan Kuesioner Wawancara Tinggi : Ordinal


formal terakhir yang Perguruan
dijalani oleh Tinggi
keluarga binaan.
Menengah :
SMP -
SMA

Rendah :
Tidak
Sekolah
SD

26
5. Ekonomi Pendapatan yang Data Wawancara Skor tiap Ordinal
didapatkan oleh identitas jawaban :
respondan setiap > Rp
bulannya 3.021.650/
bulan = 2
Rp.1.510.000-
3.021.650 /
bulan = 1
<Rp.1.510.000/
bulan = 0

27
KUISIONER

A. Pengetahuan

1. Apa yang anda ketahui tentang KB?

2. Apa kepanjangan KB?


a. Keluarga Besar
b. Keluarga Berencana
c. Keluarga Binaan
d. Tidak tahu

3. Menurut Anda, siapa saja yang dapat melakukan program KB?


a. Istri
b. Suami
c. Suami dan Istri
d. Tidak tahu

4. Menurut Anda, manakah yang merupakan KB alami?


a. Pantang Berkala
b. Tubektomi
c. Pil kombinasi
d. IUD (Spiral)

5. Menurut Anda, manakah KB yang mengandung ASI?


a. Koitus Interuptus
b. Tubektomi
c. Pil tunggal
d. A, B, dan C benar
e.
B. Pendidikan

1. Apakah pendidikan terakhir apa yang anda tempuh?

a. Tamat SMA

b. Tamat SMP

c. Tamat SD atau tidak sekolah

C. Paparan Media Masa

1. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai KB? Beri tanda pada jawaban yang
sesuai (boleh lebih dari 1)

28
a. Internet
b. Radio
c. Televisi
d. Poster
e. Lain-lain

INDIKATOR

PENGETAHUAN

Tingkat Pengetahuan Baik bila skor > 70 100

Tingkat Pengetahuan Cukupbila skor 50 - 70

Tingkat Pengetahuan Kurang bila skor < 50

PENDIDIKAN

Tidak sekolah/tamat SD : Pendidikan Rendah

Tamat SMP : Pendidikan Sedang

Tamat SMA : Pendidikan Tinggi

PAPARAN MEDIA MASA

Hasil TIDAK BAIK Bila jawaban YA : 0-3

Hasil BAIK bila jawaban YA : >3

29

Anda mungkin juga menyukai