Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Batik Mojokerto merupakan batik khas kota Mojokerto. Batik Mojokerto ini memiliki motif unik yang berasal
dari penggalian tradisi Kerajaan Majapahit, salah satu Kerajaan Hindu-Buddha terbesar di wilayah nusantara.
Batik Mojokerto memiliki dua karakteristik warna, yaitu sogan, dominan berwarna cokelat (klasik) dan
berwarna-warni (dinamis). Perlu diapresiasi bahwa batik Mojokerto saat ini mulai berkembang dengan sederet
nama motif yang unik dan khas mulai berkembang seperti Mrico Bolong, Sisik Gringsing, Pring Sedapur, Surya
Majapahit, dan masih banyak lagi. Namun demikian, batik Mojokerto belum begitu dikenal oleh masyarakat,
oleh karena itu perancangan buku ini dibuat agar batik Mojokerto dapat dikenal oleh masyarakat luas. Dengan
demikian diharapkan masyarakat akan mulai mengenal, mencintai, dan ikut melestarikan budaya dan kesenian
yang dimiliki bangsa kita, Indonesia.
Abstract
The Design of Mojokerto Batik Book
Mojokerto Batik is a authentic batik in Mojokerto. Mojokerto Batik has a unique motif which is derived from
cultural tradition of Majapahit Kingdom, one of the biggest Hindu-Buddha Kingdom in the Indonesian
archipelago. Mojokerto Batik has two color characteristic, which is sogan color that dominant with brown color
(classic) and colorful color (dynamic). It should be appreciated that Mojokerto Batik is developed with a list of
unique and distinctive names of a motif such as Mrico Bolong, Sisik Gringsing, Pring Sedapur, Surya Majapahit,
and much more, however Mojokerto Batik is not well known by the public. Therefore, the design of this book is
made so that Mojokerto Batik can be known by the public. It is expected that public will begin to know, to love,
and to preserve the art and culture of our nation possessed, Indonesia.
Pendahuluan
Batik merupakan ekspresi budaya yang memiliki
Indonesia adalah sebuah negara yang terkenal karena makna simbolis yang unik dan nilai estetika yang
keanekaragaman yang dimilikinya. Mulai dari tinggi bagi masyarakat Indonesia ("Menelusuri
keanekaragaman adat istiadat, bahasa, suku, budaya, Sejarah Batik Indonesia", par. 4). Dari timur sampai
maupun keseniannya. Salah satu kesenian yang ke barat, pulau-pulau di Indonesia memiliki corak
dimiliki oleh Indonesia adalah seni batik. Sebagai batik yang menjadi ciri khas masing-masing daerah.
bangsa Indonesia, patut berbangga diri karena Di Pulau Jawa sendiri, banyak daerah yang telah
memiliki batik yang merupakan salah satu menjadi daerah penghasil batik seperti Jogja, Solo,
kebudayaan bangsa Indonesia yang telah diakui Cirebon, Tegal, Banten, Indramayu, Pekalongan,
sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan Tulungagung, Sidoarjo, Madura, dan masih banyak
dan Non-Bendawi (Masterpieces of the Oral and lagi. Salah satunya adalah Mojokerto.
Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO
sejak Oktober 2009 (Musman & Arini 1) dan tanggal Mojokerto merupakan salah satu kota di provinsi
2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Jawa Timur yang terletak 50 km arah barat daya dari
Nasional. Surabaya. Mojokerto merupakan kota yang istimewa
1
2
dalam sejarah Indonesia karena kota ini dulunya akan ornamen dan sudah dimodifikasi untuk
merupakan ibukota dari Kerajaan Majapahit, yang menghilangkan kesan kaku berbeda dengan motif
merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha Pring Sedapur Magetan yang masih menggambarkan
terbesar di Indonesia. Kerajaan Majapahit bentukan motif menyerupai bentuk aslinya.
meninggalkan banyak peninggalan bersejarah, salah
satunya adalah seni membatik.
kecamatan Dawar Blandong, kecamatan Gedeg, motif yang berkembang dan populer di situ. Masalah
kecamatan Gondang, dan kecamatan Kutorejo. ini bukan hanya terjadi di Mojokerto saja, tetapi juga
merupakan kendala yang dihadapi di daerah lain
Sejarah pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto (Anshori & Kusrianto 195).
melalui suatu proses kesejahteraan yang diawali
melalui status sebagai staadsgemente, berdasarkan Namun demikian yang patut diapresiasi kalangan
keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor Batik Mojokerto saat ini sedang berkembang sederet
324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918. Pada masa nama motif batik seperti Gedheg Rubuh, Mrico
Pemerintahan Penduduk Jepang berstatus sedang Bolong, Gringsing, Surya Majapahit, Alas Majapahit,
diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 Lerek Kali, Bunga Matahari (kadang hanya disebut
sampai dengan 15 Agustus 1945. Pada zaman revolusi Matahari), Koro Kenteng, Rawan Inggek, Bunga
1945 - 1950, Pemerintah Kota Mojokerto di dalam Sepatu, Kawung Cemprot, dan Pring Sedapur
pelaksanaan pemerintah menjadi bagian dari (Anshori & Kusrianto 196).
Pemerintah kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh
seorang wakil walikota di samping Komite Nasional Ciri Khas Batik Mojokerto
Daerah ("Sejarah Kota Mojokerto" par. 1-3). Menurut Ernawati, salah satu pengrajin batik
Mojokerto, motif batik Mojokerto mengambil corak
Daerah Otonomi kota kecil Mojokerto berdiri atau motif dari alam sekitar kehidupan manusia yang
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, mampu memberikan gambaran mengenai ciri daerah
tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status Mojokerto. Beberapa corak atau motif yang
sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 digunakan antara lain motif berbentuk bunga teratai
Tahun 1957. Setelah dikeluarkan Undang-Undang yang merupakan lambang Kerajaan Majapahit, motif
Nomor 18 Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya berbentuk Surya Majapahit yang merupakan logo atau
Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya lambang dari Kerajaan Majapahit, motif berbentuk
Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang- buah maja yang merupakan buah khas Majapahit yang
Undang Nomor 5 Tahun 1974. Selanjutnya dengan menjadi asal kata Majapahit sendiri, tempat duduk
adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, sembilan dewa pada saat bersemedi, tempat duduk
tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah dewa-dewi saat turun ke bumi, dan masih banyak lagi.
Tingkat II Mojokerto seperti daerah-daerah yang lain Untuk ciri khas motifnya adalah motif Sisik Gringsing
berubah Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota dan motif Mrico Bolong. Dalam satu motif batik
Mojokerto ("Sejarah Kota Mojokerto" par. 4-5). Mojokerto, isen-isen yang biasa digunakan adalah
cecek, sawutan, kembang pacar, kembang suruh, dan
Batik Mojokerto ukel (Ernawati, Wawancara, 14 September 2013).
Salah satu batik Indonesia, yang konon terlahir di
Majapahit, awalnya adalah batik keraton. Namun Motif Batik Mojokerto
seiring runtuhnya kerajaan Hindu ini, batik keraton a. Motif Mrico Bolong
Majapahit menyingkir dari wilayah pusat kerajaan Motif ini diberi nama Mrico Bolong karena memiliki
terbesar di Nusantara ini. Mojokerto sendiri yang latar berupa bulatan-bulatan kecil seperti merica yang
merupakan petilasan Majapahit, ditinggalkan oleh tampak berlubang. Yang menjadi motif utama adalah
para nenek moyang mereka para empu batik (Anshori burung dan bunga sedangkan motif pelengkapnya
& Kusrianto 195). adalah kupu-kupu. Motif ini diberi warna sogan
(dominan berwarna cokelat) sehingga menimbulkan
Belakangan seni membatik mulai muncul lagi di kesan klasik.
Mojokerto yang dihidupkan oleh generasi baru. Dari
literatur lama diperoleh catatan bahwa pada tahun b. Motif Sisik Gringsing
1920-an di daerah Mojowarno, ada seorang Nyonya Motif ini diberi nama Sisik Gringsing karena memiliki
berkebangsaan Belanda (tertulis sebagai Mevrouw latar berbentuk seperti sisik ikan. Yang menjadi motif
Kats) yang membuka kursus batik cap di kalangan utama adalah burung dan bunga sedangkan motif
masyarakat setempat. Namun batik cap ini setelah pelengkapnya adalah kupu-kupu. Motif ini memiliki
ditelusuri hingga kini berkembangnya justru ke arah kesamaan dengan motif Mrico Bolong dari segi motif
Jombang (Anshori & Kusrianto 195). utama dan motif pelengkapnya namun yang
membedakan keduanya adalah latar dari kedua motif
Munculnya kembali seni membatik di Mojokerto ini. Motif ini diberi warna sogan (dominan cokelat)
justru berangkat dari berkembangnya seni kerajinan sehingga menimbulkan kesan klasik.
(craft) di wilayah ini. Pembatik Mojokerto sendiri
banyak yang tidak tahu apakah batik yang mereka c. Motif Pring Sedapur
kerjakan itu adalah asli digali dari Mojokerto atau Motif ini diberi nama Pring Sedapur yang diambil
justru motif-motif yang mereka kerjakan berdasarkan dari rumpun bambu yang menjadi motif utama
pesanan konsumen sejak bertahun-tahun yang lalu. sedangkan motif pelengkapnya adalah burung merak
Oleh karenanya sulit untuk mengetahui asal usul yang bertengger di rumpun bambu tersebut. Latar
5
dalam motif ini dibuat dengan cara meremukkan didominasi oleh isen-isen kembang pacar dan cecek
malam yang digunakan untuk menutup latar kain dengan warna biru.
sehingga warna lain bisa dimasukkan dan
menimbulkan kesan retak-retak. Motif ini diberi j. Motif Koro Renteng
warna sogan (dominan cokelat) sehingga Motif ini diberi nama Koro Renteng karena motif
menimbulkan kesan klasik. utamanya adalah buah koro yang ditunjukkan oleh
bulatan-bulatan kecil bewarna cokelat yang di
d. Motif Rawan Inggek dalamnya terdapat isen-isen cecek sebanyak tiga
Motif ini diberi nama Rawan Inggek karena memiliki cecek sedangkan renteng menunjuk pada daun yang
latar berupa garis yang berkelok-kelok. Garis yang di-renteng (disusun berjajar). Motif ini memiliki latar
berkelok-kelok ini disebut rawan, yang berasal dari polos bewarna putih yang terlihat seperti didominasi
kata "rawa" yang mendapat imbuhan "an". Yang oleh isen-isen sawutan yang terdapat pada tepian
menjadi motif utama adalah burung dan bunga setiap bentukan motif.
sedangkan motif pelengkapnya adalah kupu-kupu dan
surya majapahit. k. Motif Rantai Kapal Kandas
Motif ini diberi nama Rantai Kapal Kandas karena
e. Motif Kawung Rambutan motif utamanya adalah rantai dan motif pelengkapnya
Motif ini diberi nama Kawung Rambutan sesuai berupa bagian-bagian kapal yang sudah hancur
dengan latarnya, kawung cenderung berbentuk kotak (kandas). Motif ini memiliki latar polos dengan warna
dengan ujung yang agak membulat. Kawung tampak putih tanpa adanya isen-isen.
pada motif garis-garis berbentuk kotak yang terdapat
bulatan dengan srungut-srungut. Dengan adanya l. Motif Daun Talas
srungut-srungut itu maka diberi nama Kawung Motif ini diberi nama Daun Talas karena motif
Rambutan. Yang menjadi motif utama adalah utamanya berupa daun talas. Daun talas sendiri
rangkaian bunga beserta daun-daunnya sedangkan merupakan daun dari tanaman umbi-umbian yang
motif pelengkapnya adalah kupu-kupu. berdaun lebar yang sering dijumpai di Kota
Mojokerto. Motif pelengkap dari motif ini adalah
f. Motif Teratai Surya Majapahit buah talas. Untuk latarnya menggunakan warna biru
Motif ini diberi nama Teratai Surya Majapahit karena dengan isen-isen cecek.
menampilkan elemen-elemen yang merupakan
lambang dari Kerajaan Majapahit yang didominasi m. Motif Gerbang Mahkota Raja
oleh bunga teratai dan surya majapahit. Yang menjadi Motif ini diberi nama Gerbang Mahkota Raja karena
motif utamanya adalah ayam bekisar, bunga teratai, terdapat bentukan gerbang dan mahkota raja yang
tempat duduk dewa-dewi serta surya majapahit menjadi motif utama sedangkan motif pelengkapnya
sedangkan motif pelengkapnya adalah buah maja. adalah bunga teratai, buah maja, ayam bekisar, dan
Motif ini menggunakan isen-isen cecek pada latarnya. kupu-kupu. Gerbang disini merupakan pintu masuk ke
Kerajaan Majapahit yang di dalamnya terdapat
g. Motif Kembang Dilem beragam budaya, mahkota raja sebagai tanda
Motif ini diberi nama Kembang Dilem karena kebesaran yang dipakai oleh raja-raja Majapahit.
terinspirasi dari tanaman dilem, berupa daun dan tidak Bentukan motif yang ada di dalam kain batik ini
berbunga, yang digunakan untuk pewangi pada batik merupakan elemen-elemen dari Kerajaan Majapahit.
sedangkan kembang berasal dari bunga-bunga kecil Untuk latarnya didominasi oleh isen-isen kembang
yang tampak dari motif ini. Bunga-bunga kecil itu pacar dan cecek.
merupakan motif pelengkap dan motif utamanya
adalah daun dilem. n. Motif Surya Majapahit
Motif ini diberi nama Surya Majapahit karena motif
h. Motif Matahari utamanya berupa surya majapahit yang merupakan
Motif ini diberi nama Matahari karena didominasi lambang dari Kerajaan Majapahit yang sering
oleh motif berbentuk bunga matahari. Motif bunga dijumpai pada candi-candi peninggalan Kerajaan
matahari itu merupakan motif utama sedangkan kupu- Majapahit. Surya Majapahit berbentuk cakra segi
kupu di sini menjadi motif pelengkap saja. Untuk delapan ini merupakan gambaran dari 9 dewa yang
latarnya berupa warna hitam polos tanpa adanya isen- dipuja oleh penduduk Majapahit. Untuk motif
isen. pelengkapnya berupa buah maja. Latar dari motif ini
berwarna hitam polos tanpa adanya isen-isen.
i. Motif Merak Ngigel
Motif ini diberi nama Merak Ngigel karena motif o. Motif Rawan Klasa
utamanya adalah burung merak yang saling berhadap- Motif ini diberi nama Rawan Klasa karena latarnya
hadapan. Untuk motif pelengkapnya berupa kupu- berbentuk menyerupai anyaman tikar (klasa). Yang
kupu dan bunga-bunga. Latar dari motif ini menjadi motif utama adalah sepasang sawat yang
menyerupai sayap burung garuda yang memberi kesan
6
s. Motif Kembang Suruh Salah satu buku batik yang beredar di Indonesia:
Motif ini diberi nama Kembang Suruh karena motif
ini memiliki latar yang didominasi oleh isen-isen Batik, A Play of Light and Shades
kembang suruh. Motif utamanya adalah bunga dan Buku batik dengan pengarang Iwan Tirta ini
daun-daun sedangkan motif pelengkapnya adalah diterbitkan dalam dua versi, Bahasa Inggris dan
kupu-kupu. Motif ini diberi warna sogan (dominan Bahasa Indonesia. Namun kedua versi buku ini
cokelat) sehingga menimbulkan kesan klasik. memiliki perbedaan pada desain cover bukunya.
Dalam versi Bahasa Inggris, desain cover bukunya
t. Motif Ukel Cambah cenderung sederhana, terkesan kuna, dan mirip
Motif ini diberi nama Ukel Cambah karena motif ini dengan cover ensiklopedia. Cover buku itu
didominasi oleh latar dengan isen-isen ukel yang didominasi background dengan warna cokelat, dengan
menyerupai bentuk kecambah. Motif ini hampir judul buku di bagian atas dan nama pengarang di
serupa dengan motif Kembang Suruh, hanya terdapat bagian bawah pada posisi center. Pada bagian tengah
perbedaan pada isen-isen yang mendominasi latarnya. dari cover terdapat ilustrasi gambar wayang dalam
Motif ini diberi warna sogan (dominan cokelat) sebuah bentukan segi empat sedangkan dalam versi
sehingga menimbulkan kesan klasik. Bahasa Indonesianya, buku ini mengalami perubahan
desain cover menjadi lebih modern dan menarik
u. Motif Sekar Jagad Mojokerto dengan menonjolkan teknik fotografi dan digital
Motif ini diberi nama Sekar Jagad Mojokerto karena imaging. Cover buku yang didominasi warna cokelat,
motif utamanya berupa bunga teratai, buah maja, dan dengan kombinasi warna kuning keemasan dan merah
surya majapahit yang kesemuanya merupakan elemen membuat buku ini tampak menarik. Adanya unsur
dari Kota Mojokerto. Motif pelengkapnya adalah kain batik pada ilustrasi cover buku mencerminkan isi
motif di luar dari elemen-elemen Kota Mojokerto dari buku.
yang sudah ada. Motif ini terkesan padat dan ramai
seperti kondisi alam semesta (jagad raya). Dari segi isi buku, berisi tentang pergaulan hidup
Iwan dengan batik. Yang diawali dengan penjelasan
panjang lebar mengenai sejarah batik. Dari buku ini
7
bisa dipelajari soal kain simbut dari Jawa Barat yang - Isi buku
menurut Iwan merupakan cikal-bakal kain batik. Iwan Pembaca cenderung menyukai buku yang
juga membahas corak batik pedalaman seperti batik menyajikan informasi bukan hanya secara verbal
Yogyakarta dan Solo, batik pesisir seperti batik melainkan visual.
Pekalongan, serta pengaruh masuknya pengusaha - Gaya bahasa
batik Indonesia dan Perang Dunia II terhadap desain Pembaca menyukai buku yang menggunakan bahasa
kain batik. Amat disayangkan, dalam versi terbarunya yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
ini tidak disertakan 60 corak batik yang sebetulnya - Layout
salah satu dokumentasi terlengkap yang dibukukan Pembaca menyukai layout yang bervariasi sehingga
("Inilah Buku-Buku Batik di Indonesia", par. 6-7). tidak mudah jenuh ketika membaca buku tersebut.
- Pemilihan huruf
Pembaca menyukai jenis huruf yang membuat mata
tidak cepat lelah ketika membaca buku tersebut
dengan ukuran yang disesuaikan dengan usia
sasaran perancangan.
- Kelebihan
Di pasaran, buku batik yang beredar membahas secara
keseluruhan mengenai batik-batik yang ada di
Indonesia khususnya batik-batik yang berasal dari
Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, buku batik yang
beredar di pasaran cenderung membahas mengenai
trend fashion busana batik menggunakan batik-batik
yang berasal dari daerah tertentu. Untuk buku batik
yang membahas mengenai batik yang berasal dari satu
daerah tertentu terutama untuk batik yang berasal dari
Provinsi Jawa Timur sangat jarang dijumpai. Oleh
karena itu, dengan adanya buku batik mengenai batik
Gambar 6. Batik Sebuah Lakon Mojokerto ini mampu memberikan informasi dan
Sumber: http://www.ipelanggan.com/index.php/ pengetahuan mengenai batik Mojokerto ini.
books/pcgfp13440.html
Analisis Prediksi Dampak Positif
Analisa Profil Pembaca Perancangan Buku Tentang Batik Mojokerto ini
Pembaca utama yang menjadi sasaran perancangan diharapkan mampu memberikan informasi dan
dari buku yang akan dirancang ini berusia 20-35 pengetahuan mengenai batik Mojokerto untuk
tahun. Sasaran perancangan cenderung memiliki menjembatani keterbatasan informasi mengenai nilai
kegemaran membaca dikarenakan hobi maupun sejarah yang terkandung dalam batik tersebut. Dengan
tuntutan pekerjaan dan gemar mengoleksi buku adanya perancangan buku ini diharapkan dapat
terutama buku-buku yang berhubungan dengan menjadi media untuk memenuhi dan menjawab
kebudayaan dan kesenian sehingga memiliki rasa kebutuhan masyarakat khususnya pecinta batik dalam
ingin tahu yang tinggi terhadap kebudayaan dan rangka mengenal, memperluas wawasan mengenai
kesenian yang belum diketahui sebelumnya. Berikut batik ini, dan melestarikan batik ini.
adalah beberapa karakteristik buku yang diharapkan
oleh sasaran perancangan :
8
yang memiliki banyak variasi layout, warna, serta Cover buku menggunakan teknik die cut sehingga
memiliki karakter yang dinamis dan modern. mampu menampilkan kesan elegan dan eksklusif yang
disesuaikan dengan sasaran perancangan. Selain itu,
Teknik Visualisasi terdapat slip cover yang melindungi buku sehingga
Teknik visualisasi yang digunakan adalah fotografi. buku akan terlihat kokoh, tidak mudah kusut, dan
Penggunaan teknik fotografi ini dirasa lebih cocok tahan lama.
karena foto dapat memperlihatkan fakta yang ada
secara nyata, mampu memperlihatkan sesuatu secara Cover Buku dan Slip Cover
detail.
Gaya Layout
Gaya layout yang digunakan dalam buku ini
menggunakan prinsip manuscript grid dan column
grid untuk menampilkan kesan kontemporer, dinamis,
dan modern.
Tone Warna
Tone warna yang digunakan dalam buku ini
didominasi oleh warna merah dan hijau tosca karena
kedua warna ini merupakan warna yang sering
muncul dalam warna batik Mojokerto. Warna yang Gambar 7. Cover Buku Depan
digunakan dalam buku ini memiliki karakter warna
pastel yang disesuaikan dengan gaya desain
kontemporer yang dinamis dan modern.
Tipografi
Pemilihan tipografi dalam buku ini disesuaikan
dengan gaya desain kontemporer yang menampilkan
kesan dinamis namun masih ada sedikit kesan
tradisional. Untuk font judul buku menggunakan font
buatan sendiri yang mengadaptasi dari font
Kemasyuran Jawa sedangkan untuk sub-judul
digunakan perpaduan font Bebas Neue, Dense, dan
Parisienne. Untuk isi buku digunakan font jenis sans
serif yaitu Calibri. Pemilihan tipografi ini didasarkan
pada tingkat keterbacaan sehingga tidak menyusahkan
pembaca dan penikmat buku.
Cover Buku
Cover depan buku tentang batik Mojokerto ini
Gambar 8. Cover Buku Belakang
menggunakan teknik die cut pada judul buku sehingga
dapat memperlihatkan pattern dari batik Mojokerto
pada halaman dalam buku. Pada bagian punggung
buku dicantumkan judul buku dan nama penulis dan
cover belakang buku menampilkan sinopsis isi buku
sehingga pembaca dapat mengetahui secara singkat
mengenai apa yang diulas dalam di dalam buku
tersebut. Selain itu, pada cover belakang buku juga
dicantumkan logo penerbit.
Finishing
Proses finishing buku ini menggunakan soft cover
dengan teknik jilid jahit agar buku lebih tahan lama.
10
Layout Buku
Media Pendukung
Daftar Pustaka
Anshori, Yusak & Adi Kusrianto. (2011). Keeksotisan
Batik Jawa Timur: Memahami Motif dan
Keunikannya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.