Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN

BAKTI SOSIAL

CUCI TANGAN
PPNI KOMISARIAT RAJABASA LAMA

KOMISARIAT RAJABASA LAMA


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA ( PPNI )
LAMPUNG TIMUR
2017
LAPORAN KEGIATAN
BAKTI SOSIAL CUCI TANGAN

1. Pendahuluan

Mencuci tangan adalah tektik yang sangat mendasar dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada dikulit. ( Hidayat, 2005).
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan
menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan
menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin (Umar,2009). Kegagalan untuk melakukan
kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial
yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah
diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah. Mencuci tangan terbukti
lebih efektif mengontrol virus dibandingkan dengan obat (Ami, 2005). Temuan ini dipublikasikan
dalam jurnal Cochrane Library mengatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah
cara yang paling sederhana dan efektif untuk menahan penyebaran virus dan bakteri, mulai dari
virus penyebab flu, bakteri penyebab diare, hingga virus dan bakteri yang mematikan seperti
penyebab Hepatitis A ( Kamarudin, 2009).
Data WHO menunjukan perilaku cuci tangan bersih maupun mengurangi angka kejadian
diare sebanyak 45%. Telah dibuktikan juga bahwa cuci tangan yang bersih dapat mencegah
penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan
atas (ISPA) dan Flu Burung hinga 50%. Mencucian tangan yang menyeluruh dengan jumlah air
dan sabun yang memadai dapat menghilangkan lebih dari 90% kuman sementara, misalnya
kuman permukaan.
Di indonesia, terutama di daera-daerah yang terpencil yang memiliki akses terbatas
dalam mendapatkan informasi, kebiasaan higien masih dianggap hal remeh dan sering
diabaikan. Kebiasaan higiene yang kurang baik dan pengetahuan masyrakat yang kurang dapat
meningkatkan prevalensi terjadinya penyakit. Pengetahuan masyrakat yang minim akan
kesehatan seakan menjadi penyulit terbesar dalam meningkatkan taraf hidup dan kesehatan
masyrakat. Oleh karena itu, PPNI Komisariat Rajabasa Lama dalam rangka Hut PPNI ke 43
melakukan kegiatan sosialisasi dan pendidikan kesehatan kepada masyrakat di desa Labuhan
Ratu IX untuk menjaga kesehatan dengan cara yang minimal, murah, namun menimbulkan
dampak yang maksimal dalam menjaga kesehatan.

2. TUJUAN UMUM

Setelah diberikan sosialisasi diharapkan masyarakat memahami dan mampu melakukan cara
mencuci tangan yang baik dan benar.
TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan sosialisasi dan pendidikan kesehatan selama 10-30 menit diharapkan
masyarakat dapat

1. Menyebutkan pengertian dari cuci tangan


2. Menyebutkan alasan dari pentingnya mencuci tangan
3. Menyebutkan manfaat melakukan 6 lankah cuci tangan yang benar
4. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari.
5. Mampu menjelaskan dan memperagakan 6 langkah cuci tangan dengan benar
menggunakan sabun dan hand rub.

3. STRATEGI PELAKSANAAN

Topik : Sosialisasi Cara mencuci tangan yang baik dan benar

Hari / Tanggal :

Tempat Kegiatan : Desa Labuhan Ratu IX

Waktu kegiatan : 09.00 WIB

Peserta penyuluhan : Masyarakat desa Labuhan Ratu IX

4. PANITIA

Susunan panitia dan daftar hadir terlampir

5. PENUTUP

Demikianlah laporan kegiatan sosialisasi ini kami buat, semoga bermanfat dan dapat
meningkatkan kualitas kesehatan yang lebih baik.

Ketua PPNI
Komsariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN BAKTI SOSIAL CUCI TANGAN
KOMISARIAT RAJABASA LAMA

Ketua : Ns. Umi fajariah, S.Kep


Seketaris : Risa ringgalih, Amd.Kep
Pelaksana :
1. Agus Pinhar, SST
2. Munawar, S.KM, M.Kes
3. Rudiansyah, Amd.Kep
4. M. Sobur, Amd.Kep
5. Rasmiasih, Amd.Kep
6. Ns. Reidiansyah, S.Kep
7. Wiwik Winarti, Amd.Kep
8. Badriah, Amd.Kep
9. Dwi Puspita Sari, Amd.Kep
10. Nur Kumala Sari, Amd.Kep
11. Tri Lestari, Amd.Kep
12. Elis Stya Ninngsih
13. Nani Agus Stiawati, Amd, Kep
14. Novi Maya Septiana
15. Agus Munawaroh, Amd.Kep
16. Sumiyati, Amd. Kep

Ketua PPNI
Komisariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921
LAPORAN KEGIATAN

BAKTI SOSIAL
Sosialisai Penyakit TB
PPNI KOMISARIAT RAJABASA LAMA

KOMISARIAT RAJABASA LAMA


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA ( PPNI )
LAMPUNG TIMUR
2017
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI PENYAKIT TB

1. Pendahuluan

TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia
hingga saat ini, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. WHO
memperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh TB Paru. Hal ini dibuktikan
dengan masih banyaknya jumlah penderita TB Paru yang ditemukan di masyarakat dan sejak
tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB Paru merupakan kedaruratan global bagi
kemanusiaan. Setelah sebelumnya berada di peringkat 3 dengan prevalensi TB Paru tertinggi
setelah India dan Cina, berdasarkan laporan WHO, pada tahun 2007 peringkat Indonesia turun
ke peringkat 5 dengan prevalensi TB Paru tertinggi setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan
Nigeria. Di seluruh dunia, TB Paru merupakan penyakit infeksi terbesar nomor 2 penyebab
tingginya angka mortalitas dewasa sementara di Indonesia TB Paru menduduki peringkat 3 dari
10 penyebab kematian dengan proporsi 10% dari mortalitas total. Angka insidensi semua tipe TB
Paru Indonesia tahun 2010 adalah 450.000 kasus atau 189 per 100.000 penduduk, angka
prevalensi semua tipe TB Paru 690.000 atau 289 per 100.000 penduduk dan angka kematian TB
Paru 64.000 atau 27 per 100.000 penduduk atau 175 orang per hari. Meskipun memiliki beban
penyakit TB Paru yang tinggi, Indonesia merupakan negara pertama diantara High Burden
Country (HBC) di wilayah WHO South-East Asian yang mampu mencapai target global TB Paru
untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan pada tahun 2006.
Povinsi Lampung, terdetekdi kasus BTA Positif sebanyak 5139 kasus dari
7241 kasus (Profil Kesehatan Provisi Lampung, 2012). Sedangkan untuk angka kesembuhan pada
penderita TB Paru BTA positif pada tahun 2012 yaitu 88,5%. Jumlah penderita penyakit
tuberkolusis (TB) resisten atau kebal obat di Provinsi Lampung pada 2015 mencapai 15.246
orang.
Perkembangan penemuan kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung Timur Mencapain
49% pada tahun 2013 dari 80% target yang diharapkan, sedangkan angka kesembuhan di
Kabupaten Lampung Timur Mencapai 92,57% (Profil Dinas Kesehatan Lampung Timur, 2013).
Adapun penemuan di Puskesmas Rajabasa Lama Lampung Timur terdeteksi kasus TB dengan
BTA Positif sebanyak 39 kasus dari 42 kasus, sedangkan angka kesembuhan pada penderita TB
paru dengan BTA Positif tahun 2016 yaitu 81% (Profil Puskesmas Rajabasa Lama Lampung Timur
2016).
Berdasarkan cakupan data diatas PPNI Komesariat Rajabasa Lama dalam rangka HUT ke 43
melakukan kegiatan sosialisasi tentang penyakit TB guna membantu meningkatkan penemuan
kasusa TB paru di desa Labuhan Ratu IX.

2. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan sosialisasi diharapkan masyarakat memahami dan mengerti tentang penyakit
TB.
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan Sosialisasi diharapkan peserta dapat :
a. Memahami pengertian TB Menyebutkan tanda dan gejala penyakit TB
b. Memahami cara penularan TB dan penyebaran Kuman TB
c. Memahami cara mencegah penularan agar terhindar dari penyakit TB
d. Memahami cara pengobatan penderita TB

3. STRATEGI PELAKSANAAN

Topik : Sosialisasi Penyakit TB Paru

Hari / Tanggal : Selasa, 28 Maret 2017

Tempat Kegiatan : Desa Labuhan Ratu IX

Waktu kegiatan : 09.00 WIB

Peserta penyuluhan : Masyarakat desa Labuhan Ratu IX

4. PANITIA

Susunan panitia dan daftar hadir terlampir

5. PENUTUP

Demikianlah laporan kegiatan sosialisasi penyakit TB ini dibuat semoga dapat meningkatkan
angka penemuan kasus dan memutus mata rantai penularan TB di desa Labuhan Ratu IX

Ketua PPNI
Komsariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN SOSIALISASI PENYAKIT TB PARU
KOMISARIAT PPNI RAJABASA LAMA

Ketua : Ns. Reidiansyah, S.Kep


Seketaris : Dwi Puspita Sari, Amd.Kep
Pelaksana :
1. Agus Pinhar, SST
2. Munawar, S.KM, M.Kes
3. Rudiansyah, Amd.Kep
4. M. Sobur, Amd.Kep
5. Risa Ringgalih, Amd.Kep
6. Ns. Umi Fajariah, S.Kep
7. Wiwik Winarti, Amd.Kep
8. Badriah, Amd.Kep
9. Risa Ringgalih, Amd.Kep
10. Nur Kumala Sari, Amd.Kep
11. Tri Lestari, Amd.Kep
12. Elis Stya Ninngsih
13. Nani Agus Stiawati, Amd, Kep
14. Novi Maya Septiana
15. Agus Munawaroh, Amd.Kep
16. Sumiyati, Amd. Kep

Ketua PPNI
Komisariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921
LAPORAN KEGIATAN

BAKTI SOSIAL
Pemeriksaan Kesehatan Gratis
PPNI KOMISARIAT RAJABASA LAMA

KOMISARIAT RAJABASA LAMA


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA ( PPNI )
LAMPUNG TIMUR
2017
LAPORAN KEGIATAN
BAKTI SOSIAL CUCI TANGAN

1. Pendahuluan

Setiap orang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup. Mulai
dari kesejahteraan ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan. Pada dasarnya memperoleh
kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap orang tanpa memandang status ekonomi dan sosial
dari masyarakat itu sendiri. Namun dalam praktiknya, pelayanan kesehatan bagi masyarakat
masih ditemui banyak kendala. Pelayanan kesehatan belum mampu menjangkau seluruh warga
Negara, apalagi pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. Selain itu, keterbatasan
bagi masyarakat umum dalam mengakses informasi terkait isu-isu kesehatan masih sangat sulit.
Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran bagi kami PPNI Komisariat Rajabasa Lama untuk ikut
serta membangun kesehatan dimasyarakat melalui pemeriksaan kesehatan keratis di desa
Labuhan Ratu IX.

2. TUJUAN UMUM

Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan status kesehatan pasien,
mengidentifikasi masalah pasiendan mengambil data dasar untuk menenrukan rencana
tindakan keperawatan.

TUJUAN KHUSUS

1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.

2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.


3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawata

3. STRATEGI PELAKSANAAN

Topik : Pemeriksaan Kesehatan Geratis

Hari / Tanggal :

Tempat Kegiatan : Desa Labuhan Ratu IX

Waktu kegiatan : 09.00 WIB

Peserta penyuluhan : Masyarakat desa Labuhan Ratu IX

4. PANITIA

Susunan panitia dan daftar hadir terlampir


5. PENUTUP

Demikianlah laporan kegiatan pemeriksaan kesehatan geratis ini kami buat, semoga bermanfat
dan dapat meningkatkan kualitas serta derajat kesehatan yang lebih baik.

Ketua PPNI
Komsariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS
KOMISARIAT RAJABASA LAMA

Ketua : Agus Pinhar, SST


Seketaris : Rasmiasih, Amd.Kep
Pelaksana :
1. Munawar, S.KM, M.Kes
2. Rudiansyah, Amd.Kep
3. M. Sobur, Amd.Kep
4. Rasmiasih, Amd.Kep
5. Ns. Umi Fajariah, S.Kep
6. Ns. Reidiansyah, S.Kep
7. Wiwik Winarti, Amd.Kep
8. Badriah, Amd.Kep
9. Dwi Puspita Sari, Amd.Kep
10. Nur Kumala Sari, Amd.Kep
11. Tri Lestari, Amd.Kep
12. Elis Stya Ninngsih
13. Nani Agus Stiawati, Amd, Kep
14. Novi Maya Septiana
15. Agus Munawaroh, Amd.Kep
16. Sumiyati, Amd. Kep

Ketua PPNI
Komisariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921
LAPORAN KEGIATAN

BAKTI SOSIAL

SENAM LANSIA
PPNI KOMISARIAT RAJABASA LAMA

KOMISARIAT RAJABASA LAMA


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA ( PPNI )
LAMPUNG TIMUR
2017
LAPORAN KEGIATAN
BAKTI SOSIAL SENAM LANSIA

1. Pendahuluan

Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin
bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk
dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi
66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan
menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara
konsisten dari waktu ke waktu. Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula
faktor resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Masalah umum yang dialami para lansia
adalah rentannya kondisi fisik para lansia terhadap berbagai penyakit karena berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme
homeostatis, oleh karena hal tersebut lansia mudah terserang berbagai penyakit. Menurut
Jubaidi (2008) ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi lansia
terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas pembuluh
darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta
perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Terdapat beberapa macam
penyakit yang biasa menimpa para lansia antara lain hipertensi, diabetes mellitus, jatung
koroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya. Macam-macam masalah kesehatan tersebut yang
sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang bisa menjadi awitan dari berbagai masalah
kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
2 penderita hipertensi pada tahun 1992 yaitu sebanyak 16% dan pada tahun 2001 meningkat
menjadi 26,4%. Hal ini menunjukkan prevalensi angka kejadian hipertensi semakin meningkat.
Sekitar 80 - 90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Menurut kamus kedokteran, hipertensi
adalah tekanan darah tinggi. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer &
Bare, 2002). Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara kronis atau dalam jangka waktu yang lama. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
tekanan darah normal bagi setiap orang adalah 120/80 mmHg. Dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Prevalensi kejadian hipertensi sangat tinggi pada lansia, yaitu 60%-80% pada usia diatas 65
tahun. Tidak sedikit orang yang menganggap penyakit hipertensi pada lansia adalah hal biasa.
Sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh penyakit ini. Hipertensi dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain gagal jantung dan stroke (Muhammad,
2010). Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor, diantaranya yaitu gaya hidup dan pola
makan. Hipertensi juga dapat terjadi akibat obstruksi pada arteri dan kelemahan otot jantung
untuk memompa darah. Hal itu disebabkan karena pada usia lanjut terjadi penurunan massa
otot, kekuatan dari laju denyut jantung maksimal, dan terjadinya peningkatan kapasitas lemak
tubuh. Penyebab dari itu semua dapat dicegah dengan cara berolahraga secara teratur baik dari
semasa muda hingga masa tua. Olahraga dan latihan pergerakan secara teratur dapat
menanggulagi masalah akibat perubahan fungsi tubuh (Muhammad, 2010). 3 Olahraga sangat
berperan dalam meningkatkan kesehatan jasmani, diantara manfaat dari olahraga adalah
melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengroposan tulang, menurunkan
tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga
bermanfaat untuk membakan kalori, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot,
meningkatkan kekebalan tubuh. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan dan olah raga
pada usia lanjut dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut, bahkan
latihan yang teratur dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh
penyakit kardiovaskuler. Penelitian yang telah dilakukan di Jepang memberikan salah satu bukti
bahwa olahraga yang teratur sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah (Williams &
Wilkins, 2001). Latihan / olah raga pada usia lanjut harus disesuaikan secara individual untuk
tujuan yang khusus dapat diberikan pada jenis dan intensitas latihan tertentu. Latihan menahan
beban yang intensif, misalnya dengan berjalan merupakan cara yang paling aman, murah, dan
mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar usia lanjut. Salah satu olahraga yang aman
dan dapat menurunkan perubahan fisik pada lansia adalah senam. Aktivitas fisik seperti senam
pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara
tidak langsung senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah serta
mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga akan menjaga
elastisitasnya. Disisi lain akan melatih otot jantung dalam berkontraksi sehingga kemampuan
pemompaannya akan selalu terjaga. Penelitian yang dilakukan oleh Margiyati (2010)
menunjukkan bahwa senam yang dilakukan oleh lansia dapat memberi pengaruh pada
penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penelitian oleh Sukartini (2010)
tentang manfaat senam terhadap kebugaran lansia juga menunjukkan bahwa senam dapat
mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan darah sistolik dan
diastolik, pernafasan dan kadar immunoglobulin. 4 Studi pendahuluan yang telah dilakukan
didapatkan data tingginya angka kejadian hipertensi di Lampung Timur terutama di Puskesmas
Rajabasa Lama pada tahun 2016 yaitu sebanyak 5.129 penderita. Hipertensi terutama diderita
oleh lansia. Puskesmas Rajabasa Lama membawahi sekitar 43 posyandu lansia, dari posyandu
posyandu tersebut masih banyak yang belum merealisasikan dilakukannya senam lansia.
Padahal secara teoritis aktifitas seperti senam lansia dapat memberi pengaruh terhadap
penurunan tekanan darah jika dilakukan secara teratur. Oleh karena itu, PPNI komisariat
Rajabasa Lama mengajak para lansia untuk melakukan senam lansia.

2. TUJUAN UMUM

Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan
kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rokhani.
TUJUAN KHUSUS

3. Memperbaiki pasokan oksigen dan metabolism


4. Membangun kekuatan dan daya tahan tubuh
5. Menurunkan Lemak
6. Meningkatkan kondisi otot dan sendi.

3. STRATEGI PELAKSANAAN

Topik : Senam Lansia

Hari / Tanggal : Minggu, 02 April 2017

Tempat Kegiatan : Desa Labuhan Ratu IX

Waktu kegiatan : 08.00 WIB

Peserta Senam Lansia : Masyarakat desa Labuhan Ratu IX

4. PANITIA

Susunan panitia dan daftar hadir terlampir

5. PENUTUP

Demikianlah laporan kegiatan senam lansia ini kami buat, semoga bermanfat dan dapat
meningkatkan kualitas kesehatan yang lebih baik untuk para lansia.

Ketua PPNI
Komsariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN BAKTI SOSIAL SENAM LANSIA
KOMISARIAT RAJABASA LAMA

Ketua : Wiwik W, Amd.Kep


Seketaris : Risa ringgalih, Amd.Kep
Pelaksana :
1. Agus Pinhar, SST
2. Munawar, S.KM, M.Kes
3. Rudiansyah, Amd.Kep
4. M. Sobur, Amd.Kep
5. Ns. Umi Fajariah, S.Kep
6. Rasmiasih, Amd.Kep
7. Ns. Reidiansyah, S.Kep
8. Badriah, Amd.Kep
9. Dwi Puspita Sari, Amd.Kep
10. Nur Kumala Sari, Amd.Kep
11. Tri Lestari, Amd.Kep
12. Elis Stya Ninngsih
13. Nani Agus Stiawati, Amd, Kep
14. Novi Maya Septiana
15. Agus Munawaroh, Amd.Kep
16. Sumiyati, Amd. Kep

Ketua PPNI
Komisariat Rajabasa Lama

Ns. Umi Fajariah, S.Kep


NIRA. 18040107921

Anda mungkin juga menyukai