Anda di halaman 1dari 100

PERJANJIAN KERJA BERSAMA

PERIODE(PKB)
2014 2015

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


DENGAN
SEKARPURA II

KEP.03.15/01/2014
NOMOR: PERIODE 2014 2015

001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
KEP.03.15/01/2014
NOMOR:
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014

I
I
I
CORE VALUES
NILAI NILAI DASAR PT ANGKASA PURA II

Team Work PERIODE 2014 2015


Kooperatif dan mampu bekerja sama secara efektif
Saling menghargai dan dapat menerima perbedaan pendapat
Proaktif dalam memberikan masukan konstruktif
Hospitality
Ramah dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggan internal dan
eksternal
Harmonis dalam membina hubungan sinergetik dengan semua pemangku
Kepentingan
Peduli (care) terhadap lingkungan sekitar
Excellence
Selalu bersikap dan bertindak yang terbaik
Persisten melakukan perbaikan berkesinambungan
Zero Tolerance to Errors and Zero Complaints
Balance
KEP.03.15/01/2014
Seimbang dalam pencapaian tujuan (jangka pendek dan jangka panjang)
Adil dalam tindakan dan pengambilan keputusan
Seimbang dalam pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan internal dan

NOMOR:
eksternal
Effectiveness & Efficiency
Efektif dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan

001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
Efisien dalam pemakaian sumber daya serta sadar akan biaya dan profitabilitas (cost
and profitability concern)
Efektif dalam bekerja (3AS: Kerja KerAS, Kerja IkhlAS, Kerja CerdAS)
Satisfaction
Fokus pada kepuasan, kepentingan dan kebutuhan pelanggan
Komitmen penuh untuk senantiasa meningkatkan kepuasan pelanggan internal dan
eksternal
Teguh menerapkan prinsip PEDULI (Pelayanan Prima, Efektif & Efisien, Dedikasi
Tinggi, Unggul, Lingkungan
Trustworthy
Patuh terhadap kebijakan, peraturan, hukum dan undang-undang yang berlaku
Selaras antara kata dan perbuatan
Konsisten dalam penerapan jiwa/karakter
Keteladanan, Keberanian, Ketelitian, Kerahasiaan, Keadilan, Husnuzon (tidak
berburuk sangka), Loyalitas dan Tidak Pendendam (K5HLT)

I
IIII
HYMNE ANGKASA PURA II

YA TUHAN
BRILAH RAHMAT DAN HIDAYAH MU
BAGI KAMI DALAM TUGAS
BEKERJA DI ANGKASA PURA DUA

SEBAGAI PENGELOLA BANDARA


MELAYANI SEMUA PENGGUNA JASA
AGAR SLAMAT DAN LANCAR SERTA AMAN
TUHAN SENANTIASA YANG MELINDUNGI

ANGKASA PURA DUA, SELALU MENJAGA CITRA


PENGELOLA BANDAR UDARA
UNTUK KEJAYAAN INDONESIA

V
MARS ANGKASA PURA II

ANGKASA PURA DUA TEMPATKU BEKERJA


MENGABDIKAN DIRI UNTUK NEGARA
YANG HANDAL MENGELOLA BANDAR UDARA
PELAYANAN BAGI PENGGUNA JASA

KESLAMATAN ADALAH YANG UTAMA


KENYAMANAN SERTA KEPUASAN

BERKARYA MENCIPTAKAN MANFAAT BESAR


UNTUK BANGSA DAN NEGARA

BERGANDENG TANGAN MENUJU MASA DEPAN


ANGKASA PURA DUA TERDEPAN

VI
HYMNE
HYMNE SEKARPURA
SEKARPURA II
II

SATUKAN LANGKAH KITA


SATUKAN LANGKAH KITA
MENUJU SATU CITA
MENUJU SATU CITA
MAJU DAN SEJAHTERA
MAJU DAN SEJAHTERA
BERSAMA PERUSAHAAN
BERSAMA PERUSAHAAN

MARILAH KITA SEMUA


MARILAH KITA SEMUA
BULATKAN SATU TEKAD
BULATKAN SATU TEKAD
UNTUK MENJAGA CITRA
UNTUK MENJAGA CITRA
DEMI ANGKASAPURA DUA
DEMI ANGKASAPURA DUA

SEKARPURA DUA MENJADI MITRA


SEKARPURA DUA MENJADI
ANGKASAPURA DUA MITRA
ANGKASAPURA
SEKARPURA DUA CITRA
DUA MENJAGA
SEKARPURA DUA MENJAGA
DEMI INDONESIA RAYACITRA
DEMI INDONESIA RAYA

MARILAH KITA SEMUA


BULATKAN SATUSEMUA
MARILAH KITA TEKAD
UNTUK MENJAGA
BULATKAN CITRA
SATU TEKAD
DEMI ANGKASAPURA DUACITRA
UNTUK MENJAGA TETAP JAYA
DEMI ANGKASAPURA DUA TETAP JAYA
VII
MARS SEKARPURA II

SATUKANLAH LANGKAHMU PENUH SEMANGAT BERGELORA


PANTANG MENYERAH KARYAWAN BANGSA
MENGEMBAN AMANAH
MENGEMBAN AMANAH PANCASILA
PANCASILA
TULUS DAN
TULUS DAN IKHLAS
IKHLAS DALAM
DALAM BEKERJA
BEKERJA
HADAPILAH SEGALA
HADAPILAH SEGALA TANTANGAN
TANTANGAN YANG
YANG ADA
ADA

MARI MAJULAH KITA BERSAMA


MARI MAJULAH KITA BERSAMA
DI BAWAH PANJI SEKARPURA DUA
DI BAWAH PANJI SEKARPURA DUA
MARI MAJULAH KITA BERSAMA
MARI MAJULAH KITA BERSAMA
MEMBANGUN ANGKASA PURA DUA
MEMBANGUN ANGKASA PURA DUA

MENJALIN PERSAUDARAAN DENGAN SATU TUJUAN


MENJALIN PERSAUDARAAN DENGAN SATU TUJUAN
MENJUNJUNG TINGGI RASA PERSATUAN
MENJUNJUNG TINGGI RASA PERSATUAN
SELURUH INSAN PENERBANGAN
TUGASSELURUH INSAN LAKSANAKAN
DAN BAKTIMU PENERBANGANSLALU
TUGAS DANCITA-CITA
RAILAH BAKTIMU HARAPAN
LAKSANAKAN SLALU
SEMUA
RAILAH CITA-CITA HARAPAN SEMUA

MARI MAJULAH KITA BERSAMA


MARI MAJULAH
UNTUK KITA BERSAMA
KESEJAHTERAAN KITA
UNTUK
MARI KESEJAHTERAAN
MAJULAH KITA
KITA BERSAMA
JAYALAH
MARI SEKARPURA
MAJULAH DUA
KITA BERSAMA
JAYALAH SEKARPURA
VIII DUA
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
Assalamualaikum
Assalamualaikum wr.wb.wr.wb.
Salam
Salam sejahtera bagi bagi
sejahtera kita semua.
kita semua.
Dalam rangka menciptakan hubungan industrial yang harmonis bagi kemajuan
Dalam
dan rangka menciptakan
kesejahteraan PT Angkasa Pura hubungan industrial
II (Persero) yang harmonis
dan ketenangan bekerja bagi
bagi
kemajuan
karyawan, dan kesejahteraan
Perusahaan dan SekarpuraPT Angkasa
II dengan Pura
itikad baikIIbersepakat
(Persero)untuk
dan
ketenangan
mengatur tentangbekerja
hubunganbagikerja,
karyawan,
hak danPerusahaan dan Sekarpura
kewajiban masing-masing II
pihak
dengan
dalam suatuitikad baik Kerja
Perjanjian bersepakat
Bersamauntuk mengatur
atau PKB tentang hubungan
yang dilaksanakan setiap 2
kerja,
(dua) tahunhak dan kewajiban
dan momentum PKB kali masing-masing pihak
ini merupakan kegiatan yangdalam suatu
ke-6 kalinya.
Perjanjian Kerja Bersama atau PKB yang dilaksanakan setiap 2
Proses
(dua)perundingan
tahun dan Perjanjian
momentum Kerja
PKB Bersama
kali iniantara Manajemen
merupakan dan Serikat
kegiatan yang
ke-6 kalinya.
Karyawan juga merupakan forum komunikasi dan koordinasi untuk membahas
permasalahan strategis yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan
Prosesvisi
fungsi, perundingan Perjanjian
dan misi serta tujuan danKerja Bersama
sasaran Angkasaantara
Pura IIManajemen
melalui kerja dan Serikat
bersama Karyawan
dengan juga
Sekarpura II,
merupakan
sehingga akanforum komunikasi
menghasilkan danperubahan
berbagai koordinasi
ke untuk membahas
arah yang lebih baik.permasalahan strategis yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, visi dan misi serta tujuan dan sasaran
Hal yang paling
Angkasa Purapenting adalah,
II melalui bagaimana
kerja bersama setelah perundingan
dengan SekarpurayangII,dilaksanakan secaramenghasilkan
sehingga akan seimbang dan
masing-masing diwakili oleh
berbagai perubahan 9 (sembilan)
ke arah orang
yang lebih dari kedua belah pihak serta Penandatanganan Perjanjian
baik.
Kerja Bersama ini, harapannya tentu semua pihak yang terlibat dapat mematuhi dan segera
Hal yang paling penting
mengimplementasikan hasil adalah, bagaimana
Perundingan PKB Tahun setelah perundingan
2014-2015 yang dilaksanakan
yang menghasilkan 102 pasal secara
melalui
seimbang dan
kesepakatan yangmasing-masing diwakili
selaras dengan motto oleh 9II (sembilan)
Sekarpura orang
yaitu; Maju dan dari kedua
Sejahtera belah
Bersama pihak serta
Perusahaan.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama ini, harapannya tentu semua pihak yang terlibat
Lebih lanjut, guna meningkatan kinerja perusahaan selaku Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II
dapat mematuhi dan segera mengimplementasikan hasil Perundingan PKB Tahun 2014-2015
sangat memperhatikan 102
yang menghasilkan penerapan prinsip-prinsip
pasal melalui Good Corporate
kesepakatan Governance,
yang selaras dengankarena penerapan
motto GCG
Sekarpura II
secara benar dan
yaitu; Maju danbaik, baik dari
Sejahtera sisi etikaPerusahaan.
Bersama maupun peraturan, akan mendorong terciptanya persaingan
yang sehat dan iklim usaha yang kondusif.
Lebihkarena
Oleh lanjut,itu,
guna meningkatanPerjanjian
penandatangan kinerja perusahaan selaku
Kerja Bersama Badan
periode Usaha Milik
2014-2015 Negara,
antara AngaksaAngkasa
Pura II
Pura II sangat memperhatikan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, karena
dengan Sekarpura II hari ini sangat penting. Dengan ini, diharapkan PT Angkasa Pura II akan lebih yakin
penerapan GCG secara benar dan baik, baik dari sisi etika maupun peraturan, akan mendorong
dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG yang baik dan benar dalam hal ketenagakerjaan, untuk kemudian
terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif.
bisa memacu dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai visi misinya.
Oleh diketahui
Perlu karena itu, penandatangan
bahwa PT Angkasa Perjanjian
Pura II terusKerja Bersamasegala
memperbaiki periode 2014-2015
aspeknya untuk antara Angaksa
mencapai tujuan
Pura menjadi
untuk II dengan Sekarpura
World II hari
Class Airport ini sangat
pada penting.
tahun 2016. Dengan
Target penting ini, diharapkan
ini sudah PT Angkasa
seharusnya Pura
menjadi tugas
II akan
dan lebih yakin
tanggungjawab kitadalam
semua,menerapkan prinsip-prinsip
tidak hanya dari GCGmelainkan
jajaran manajemen, yang baik dan
juga daribenar
seluruhdalam hal
karyawan
ketenagakerjaan,
PT Angkasa Pura II, untuk kemudian
khususnya Serikat bisa memacu
Pekerja Angkasadan meningkatkan
Pura kinerja perusahaan
II. Dibutuhkan dukungan, kepedulian, dalam
energi
mencapai visi misinya.
dan etos kerja yang tinggi, serta komitmen untuk merealisasikannya. Oleh karena itu, saya berharap
melalui Perjanjian Kerja Bersama ini, Sekarpura II secara aktif menjadi ujung tombak untuk mendukung
Perlu diketahui bahwa PT Angkasa Pura II terus memperbaiki segala aspeknya untuk mencapai
pencapaian
tujuan untuk program-program
menjadi Worldperusahaan.
Class Airport pada tahun 2016. Target penting ini sudah seharusnya
menjadi tugas
Selanjutnya, sayadan
jugatanggungjawab
ingin menekankan kita semua,
bahwa tidakPura
Angkasa hanya dari memperingati
II akan jajaran manajemen, melainkan
hari jadinya yang ke-
juga
30 daritahun
pada seluruh karyawan
ini. Dengan PT Angkasa
demikian, saya jugaPura II, khususnya
berharap Serikatkepedulian
bahwa integritas, Pekerja Angkasa Pura
dan percepatan
II. Dibutuhkan
menjadi dukungan,
hal yang mutlak kepedulian,
dan diterapkan dalamenergi danseluruh
keseharian etos insan
kerja Angkasa
yang tinggi,
Pura II.serta komitmen
untuk merealisasikannya. Oleh karena itu, saya berharap melalui Perjanjian Kerja Bersama
Demikian sambutan
ini, Sekarpura yang dapat
II secara aktif saya sampaikan
menjadi ujung pada kesempatan
tombak ini. Saya mengucapkan
untuk mendukung pencapaianterimakasih
program-
kepada
program semua pihak yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga Perjanjian Kerja Bersama ini
perusahaan.
dapat terlaksana. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan, bimbingan serta petunjuk dalam
Selanjutnya,
setiap sayakita
langkah yang juga
binaingin
dalammenekankan
berkarya. bahwa Angkasa Pura II akan memperingati hari
jadinya yangwalhidayah.
Billahittaufik ke-30 pada tahun ini. Dengan demikian, saya juga berharap bahwa integritas,
kepedulian dan percepatan
Wassalamualaikum wr.wb. menjadi hal yang mutlak dan diterapkan dalam keseharian seluruh
insan Angkasa Pura II.

Demikian
TRI sambutan yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Saya mengucapkan
S. SUNOKO
terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga
XIII Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
Perjanjian Kerja Bersama ini dapat terlaksana.
kekuatan, bimbingan serta petunjuk dalam setiap langkah yang kita bina dalam berkarya.

Billahittaufik walhidayah.
Wassalamualaikum wr.wb.

TRI S. SUNOKO

IX
SAMBUTAN KETUA UMUM
DPP SEKARPURA II

Assalamualaikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.

Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah


SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan
sehingga proses Perundingan Perjanjian Kerja Bersama antara
Manajemen dan Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero)
dapat terlaksana dengan lancar dan tidak kurang satu apapun.
Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada jajaran Manajemen
dan Tim Perunding Sekarpura II atas terselesaikan dan ditanda
tanganinya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2015 ini.

Perundingan dan penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama ini merupakan ajang


silaturahmi yang baik untuk semua pihak, khususnya bagi manajemen dan karyawan PT
Angkasa Pura II (Persero), untuk menciptakan Sinergi dalam membangun Perusahaan
secara berkelanjutan. Tidak hanya itu, saya juga berharap dengan adanya kegiatan
ini maka kesepakatan yang telah terjadi merupakan bentuk transparansi antara pihak
manajemen dan karyawan serta saling memahami kepentingan perusahaan dan
kebutuhan masyarakat.

Dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2015 ini terdapat beberapa
perubahan yang berorientasi kepada kepentingan Perusahaan dan Karyawan PT
Angkasa Pura II (Persero) secara keseluruhan, antara lain adalah pasal 12 yang
mengatur tentang Penerimaan Karyawan, Pasal 52 yang mengatur tentang Tunjangan
Uang Transportasi, Pasal 58 yang mengatur tentang Sumbangan Uang Sewa Rumah
dan Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas, dan masih banyak lagi perubahan
dimaksud.

Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2015 ini


diharapkan seluruh Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) akan lebih giat lagi dalam
bekerja dan berkarya untuk kemajuan Perusahaan yang kita cintai ini serta terpenuhinya
hak dan kewajiban sebagai Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero). Serikat Karyawan
PT Angkasa Pura II (Persero) selalu berkomitmen untuk mendukung segala bentuk
perbaikan yang mengarah pada kemajuan Perusahaan dan kesejahteraan Karyawan.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Perunding Manajemen maupun
Tim Perunding SEKARPURA II dan seluruh pihak yang mendukung kegiatan mulai dari
persiapan, perundingan hingga tersusunnya buku PKB Periode 2014 2015 ini. Saya
juga berharap agar isi buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh karyawan PT Angkasa
Pura II (Persero) dalam bekerja dan berkarya dalam membangun Bangsa Indonesia
melalui Perusahaan yang kita banggakan ini selaras dengan Motto Sekarpura II yaitu
Maju dan Sejahtera Bersama Perusahaan.

Billahittaufik walhidayah.
Wassalamualaikum wr.wb.

WANDI ANHAR

X
DAFTAR ISI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)
PERIODE 2014-2015 PERIODE 2014 2015
NOMOR BUKU I
NILAI-NILAI DASAR II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN III
HYMNE & MARS ANGKASA PURA II V
HYMNE & MARS SEKARPURA II VII
SAMBUTAN IX
DAFTAR ISI XI

BAB I UMUM

Pasal 1 Pihak-Pihak Yang Membuat Perjanjian Kerja Bersama 1


Pasal 2 Pengertian 2
Pasal 3 Ruang Lingkup Kesepakatan 6
Pasal 4 Hak dan Kewajiban Perusahaan dan SEKARPURA II 6

BAB II
KEP.03.15/01/2014
FASILITAS, DISPENSASI, PERUBAHAN PENGURUS,
PENGUMPULAN IURAN ANGGOTA, JAMINAN PARA

NOMOR:
PIHAK, LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT

Pasal 5 Fasilitas Untuk SEKARPURA II 7


Pasal 6 Dispensasi Untuk Kegiatan SEKARPURA II 8
Pasal
Pasal
Pasal
7
8
9
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
Perubahan Pengurus
Pengumpulan Iuran Anggota
Jaminan Bagi SEKARPURA II
8
8
9
Pasal 10 Jaminan Bagi Perusahaan 9
Pasal 11 Lembaga Kerjasama Bipartit 9

BAB III HUBUNGAN KERJA

Pasal 12 Penerimaan Karyawan 10


Pasal 13 Karyawan Masa Percobaan 11
Pasal 14 Perkawinan Antar Karyawan 12
Pasal 15 Hak dan Kewajiban Karyawan 13
Pasal 16 Hak dan Kewajiban Perusahaan 14
Pasal 17 Masa Kerja dan Batas Usia Pensiun 15
Pasal 18 Nama dan Kelas Jabatan 16
Pasal 19 Penilaian Key Performance Indicator (KPI) Individu 16
Pasal 20 Perjalanan Dinas 16
Pasal 21
I
Pengangkatan Karyawan Menjadi Direktur Perusahaan / Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) 17

XI

XI
BAB IV WAKTU KERJA

Pasal 22 Hari Kerja 17

PERIODE 2014 2015


Pasal 23 Waktu Kerja 18
Pasal 24 Istirahat Mingguan dan Libur-Libur Nasional 18
Pasal 25 Administrasi Kehadiran Kerja 18
Pasal 26 Kerja Lembur 19
Pasal 27 Perhitungan Upah Kerja Lembur 20

BAB V CUTI KARYAWAN

Pasal 28 Cuti Bersama 20


Pasal 29 Cuti Tahunan 20
Pasal 30 Cuti Alasan Penting 21
Pasal 31 Cuti Besar 22
Pasal 32 Cuti Bersalin, Gugur Kandungan, dan Haid 23
Pasal 33 Cuti Sakit 23
Pasal 34 Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan 24

BAB VI POLA KARIR

Pasal 35 Lingkup Pola Karir 25

KEP.03.15/01/2014
Pasal 36 Pengangkatan dan Penempatan Dalam Jabatan 26
Pasal 37 Pendidikan dan Latihan 26
Pasal 38 Orientasi/Magang 28
Pasal 39 Penyesuaian Ijazah 28

NOMOR:
Pasal
Pasal
Pasal
40
41
42
Mutasi
Promosi
Rotasi
29
31
32

001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
Pasal 43 Demosi 32
Pasal 44 Jalur Karir 33
Pasal 45 Jenjang Karir Dan Persyaratan Jabatan 33
Pasal 46 Masa Persiapan Pensiun (MPP) 34
Pasal 47 Karir Karyawan Perusahaan Perbantuan 35
Pasal 48 Karir Pegawai Negeri Sipil 35

BAB VII PENGHASILAN

Pasal 49 Gaji Dasar 36


Pasal 50 Insentif Prestasi 37

BAB VIII KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Pasal 51 Penyelenggaraan Kesejahteraan Karyawan 37


Pasal 52 Tunjangan Uang Transportasi 38

I
XII
XII
Pasal 53 Tunjangan Uang Makan 38
Pasal 54 Tunjangan Licence dan Rating 39
Pasal 55 Tunjangan Kesejahteraan Keluarga 39
Pasal 56 Tunjangan Khusus 39
Pasal
Pasal
57
58
PERIODE 2014 2015
Tunjangan Cuti
Sumbangan Uang Sewa Rumah dan Tunjangan Perumahan
Akhir Masa Tugas
39

40
Pasal 59 Uang Pisah 41
Pasal 60 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 42
Pasal 61 Tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun 42
Pasal 62 Insentif Produksi 44
Pasal 63 Pakaian Seragam Dinas Dan Pakaian Olah Raga 44
Pasal 64 Sumbangan Perkawinan, Sumbangan Kelahiran dan Sumbangan
Kematian 44
Pasal 65 45

BAB IX FASILITAS, BANTUAN DAN PENGHARGAAN

Pasal 66 Fasilitas Jabatan Manajerial 45


Pasal 67 Fasilitas Kerohanian dan Fasilitas Olah Raga 46
Pasal 68 Bantuan Biaya Ke Tempat Menjalani Masa Pensiun 46
Pasal 69 Bantuan Beasiswa 47
Pasal 70 Bantuan Musibah dan Bencana Alam 47

KEP.03.15/01/2014
Pasal 71 Rekreasi 47
Pasal 72 Tanda Penghargaan 47

BAB X JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

NOMOR:
Pasal 73 Pelayanan Kesehatan 48

BAB XI

Pasal 74
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN

Kewajiban Karyawan 50
Pasal 75 Larangan Bagi Karyawan 51
Pasal 76 Hukuman Disiplin 53
Pasal 77 Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin 54
Pasal 78 Hukuman Disiplin Ringan 54
Pasal 79 Hukuman Disiplin Sedang 55
Pasal 80 Hukuman Disiplin Berat 56
Pasal 81 Pertimbangan Hukuman 58
Pasal 82 Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan hukuman Disiplin Tingkat
Ringan 60
Pasal 83 Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan Hukuman Disiplin Tingkat
Sedang dan Tingkat Berat 61
Pasal 84 Kewenangan Penjatuhan Hukuman dan Pengembalian Status 63
Pasal 85 Pengajuan Keberatan 63
Pasal 86 Berlakunya Hukuman Disiplin 64
Pasal
Pasal
87
88
Tindakan Sela
Pengurangan Hukuman Disiplin
I 65
66

XIII
XIII
BAB XII BANTUAN HUKUM

Pasal 89 Bantuan Hukum 67

PERIODE 2014 2015


Pasal 90 Hal-Hal Yang Mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja 67
Pasal 91 Rasionalisasi 68

BAB XIII PENYELESAIAN KELUH KESAH

Pasal 92 Penyelesaian Keluh Kesah dan Pengaduan 68


Pasal 93 Tata Cara Penyampaian Keluh Kesah 69

BAB XIV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 94 Manajemen K3 69
Pasal 95 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 70

BAB XV ANTI KORUPSI

Pasal 96 Larangan Berusaha/Berbisnis Bagi Direksi dan Karyawan 70

BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN DAN PELAKSANAAN

Pasal
Pasal
Pasal
97
98
99
Ketentuan Peralihan
Masa Peralihan
Sosialisasi
KEP.03.15/01/2014 71
71
72

NOMOR:
Pasal 100 Perubahan Perjanjian Kerja Bersama 72
Pasal 101 Penyelesaian Perselisihan 72

BAB XVII PENUTUP

Pasal 102 001/PKS.DPP-SP II / I / 2014


Ketentuan Penutup 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I Berita Acara Penjatuhan Hukuman Disiplin Teguran Lisan 75


Lampiran II Berita Acara Penjatuhan Hukuman Disiplin Surat Peringatan
Pertama/Kedua/Ketiga 76
Lampiran III Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin 77
Lampiran IV Kewenangan Pengembalian Status Karyawan Yang Telah
Menjalani Masa Hukuman 79

CATATAN

I
XIV
XIV
BAB I
UMUM

Pasal 1
Pihak-Pihak Yang Membuat Perjanjian Kerja Bersama

PT ANGKASA PURA II (PERSERO), -----------------------------------------------


berkedudukan di Tangerang, beralamat di Gedung 600, Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, dalam hal ini diwakili oleh
TRI S. SUNOKO, selaku Direktur Utama, oleh karena itu berdasarkan
Anggaran Dasar Perseroan PT Angkasa Pura II, sebagaimana telah
dituangkan dalam Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH.SpN, Nomor 38
tanggal 18 Nopember 2008, yang disetujui dan ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Hukum & HAM Nomor AHU-98879.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal
22 Desember 2008 (Berita Negara R.I. tahun 2009 Nomor 10, tambahan
Berita Negara R.I. Nomor 3214) secara sah bertindak untuk dan atas nama
PT Angkasa Pura II (Persero), yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerja
Bersama ini disebut Perusahaan----------------------------------------------------

SERIKAT PEKERJA PT ANGKASA PURA II (PERSERO), ---------------------


berkedudukan di Tangerang, beralamat di Gedung 600 Kantor Pusat
PT Angkasa Pura II (Persero), Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-
Hatta Tangerang, yang telah tercatat di Departemen Tenaga Kerja RI
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor
KEP.415/M/BW/2000 tanggal 30 Juni 2000 dan pencatatan ulang pada Dinas
Ketenagakerjaan dan Kependudukan Kota Tangerang berdasarkan surat
Nomor 560/211-DKK/OP/KOTA-TNG/VIII/2003 tanggal 4 Agustus 2003, dalam
hal ini diwakili oleh WANDI ANHAR selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan
Pusat Serikat Pekerja PT Angkasa Pura II (Persero), yang selanjutnya dalam
Perjanjian Kerja Bersama ini disebut SEKARPURA II----

Dalam rangka industrial yang harmonis bagi kemajuan dan kesejahteraan


PT Angkasa Pura II (Persero) dan ketenangan bekerja bagi karyawan,
Perusahaan dan SEKARPURA II dengan itikad baik bersepakat untuk
mengatur tentang hubungan kerja, hak dan kewajiban masing-masing pihak
dalam suatu Perjanjian Kerja Bersama, dengan syarat-syarat dan ketentuan
sebagai berikut:

PKB AP II -SP
SP IIII Page11ofof7979
Page
2014-2015
Pasal 2
Pengertian

Dalam Perjanjian Kerja Bersama ini yang dimaksud dengan:

1. Serikat Pekerja adalah Serikat Pekerja PT Angkasa Pura II (Persero)


yang terdaftar/tercatat di instansi pemerintah yang bertanggungjawab
di bidang ketenagakerjaan;

2. Anggota Serikat Pekerja adalah Karyawan PT Angkasa Pura II


(Persero) yang memenuhi persyaratan organisasi, dan telah
mendaftarkan diri menjadi anggota SEKARPURA II;

3. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah Perjanjian hasil perundingan


antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja dengan tetap berpedoman
pada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku;

4. Direksi adalah Direksi PT Angkasa Pura II (Persero);

5. Perusahaan adalah PT Angkasa Pura II (Persero) termasuk unit bisnis


di tingkat pusat maupun di tingkat cabang;

6. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero);

7. Kantor Cabang adalah Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero);

8. Unit Kerja adalah seluruh unit kerja yang ada dalam struktur organisasi
PT Angkasa Pura II (Persero) pada tingkat pusat dan cabang;

9. Karyawan Masa Percobaan adalah seseorang yang telah memenuhi


persyaratan penerimaan karyawan dan sedang menjalani masa
percobaan sebagai karyawan Perusahaan;

10. Karyawan adalah pegawai/pekerja sebagaimana dimaksud pada


peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, yang mempunyai
hubungan kerja dengan Perusahaan, dengan status karyawan
Perusahaan, karyawan diperbantukan, dan karyawan ditugaskan;

11. Karyawan Perusahaan adalah seseorang yang telah memenuhi


persyaratan yang ditentukan oleh Perusahaan, diangkat oleh Direksi dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan di Perusahaan atau diserahi tugas
lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan diberikan penghasilan sesuai peraturan yang berlaku di lingkungan
Perusahaan;

12. Karyawan Diperbantukan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang


diperbantukan pada Perusahaan setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Badan Kepegawaian Negara;
PKB AP II - SP
SP IIII Page22ofof7979
Page
2014-2015
13. Karyawan Ditugaskan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau
TNI/Polri baik yang dinas aktif maupun yang sudah diberhentikan
karena penugasan dari instansi induk ke Perusahaan;

14. Karyawan Perusahaan Perbantuan adalah karyawan yang berasal


dari PT Angkasa Pura I (Persero) atau instansi lain yang diperbantukan
ke Perusahaan atau karyawan Perusahaan yang diperbantukan ke afiliasi
Perusahaan atau anak Perusahaan atau instansi lain;

15. Karyawan Administrasi adalah karyawan yang berdinas sesuai


ketentuan waktu kerja administrasi;

16. Karyawan Operasional adalah karyawan yang karena sifat unit kerja
atau pekerjaannya bertugas berdasarkan waktu kerja operasional;

17. Isteri/Suami Karyawan adalah seorang isteri/suami yang sah dan


telah didaftarkan oleh karyawan bersangkutan pada Perusahaan;

18. Formasi Karyawan adalah jumlah dan susunan karyawan yang


dibutuhkan untuk menjalankan organisasi Perusahaan secara optimal;

19. Golongan Ruang adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat


susunan penggajian berdasarkan tingkat pendidikan yang digunakan
antara lain sebagai salah satu dasar perhitungan Gaji Dasar, Manfaat
Pensiun dan Tunjangan Hari Tua;

20. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan fungsi, tugas, kewajiban,


tanggung jawab dan wewenang serta hak karyawan dalam Perusahaan,
dengan jenis jabatan manajerial, administrasi atau profesi;

21. Jabatan Manajerial adalah posisi tugas yang membawahi beberapa


karyawan dan dibedakan atas:
a. Jabatan Struktural yaitu posisi tugas dalam struktur organisasi
Perusahaan yang mempunyai hubungan lini secara langsung dengan
jabatan lain secara vertikal atau horizontal;
b. Jabatan Non Struktural yaitu posisi tugas dalam struktur
organisasi Perusahaan yang tidak secara tegas mempunyai
hubungan lini dengan jabatan lain secara vertikal atau horizontal.

22. Jabatan Profesi adalah kelompok jabatan yang secara fungsional


dapat dilaksanakan oleh karyawan yang memiliki keahlian tertentu
dengan sertifikat keahlian tertentu dan ditetapkan Direksi sebagai
jabatan dalam jalur profesi;

23. Jabatan Administrasi adalah kelompok jabatan yang menjalankan


tugas-tugas administratif dan bekerja di bawah pengawasan atau
supervisi dari karyawan pada jabatan manajerial;

PKB AP II SP II Page 3 of 79
PKB AP II - SP II Page 3 of 79
2014-2015
2014-2015
24. Kelas Jabatan adalah kelompok jabatan yang memiliki bobot kegiatan
dan beban kerja relatif sama, dan digunakan sebagai salah satu dasar
penghitungan penghasilan karyawan yang melaksanakan pekerjaan
pada kelas jabatan tersebut;

25. Penghasilan adalah hak yang diberikan oleh Perusahaan kepada


karyawan, dalam bentuk uang sebagai imbalan atau balas jasa, dengan
didasarkan pada golongan pendidikan,kelas jabatan dan prestasi kerja,
berupa:
a. Gaji dasar;
b. Insentif Prestasi.

26. Gaji Dasar adalah salah satu komponen penghasilan yang diberikan
kepada karyawan berdasarkan golongan pendidikan yang telah diakui
Perusahaan;

27. Kesejahteraan Karyawan antara lain meliputi tunjangan, fasilitas,


sumbangan, bantuan, dan Insentif Produksi atau bentuk lain yang
diberikan Perusahaan berdasarkan kehadiran, prestasi, kriteria atau
kondisi tertentu;

28. Insentif Prestasi adalah komponen penghasilan yang didasarkan pada


Indeks Skala Prestasi, Harga Jabatan dan Koefisien Pembinaan Bandara
(KoPB);

29. Pembinaan Karyawan adalah suatu upaya yang ditujukan untuk


menegakkan disiplin karyawan, meningkatkan profesionalisme dan
produktivitas karyawan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam
rangka mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan Perusahaan;

30. Key Performance Indicator adalah indikator yang dipergunakan


untuk mengukur pencapaian kinerja bagi seorang karyawan yang terdiri
dari aspek performance dan aspek kompetensi sebagai pribadi atau
individu dalam menjalankan fungsi jabatannya di perusahaan yang
tertuang dalam bentuk aplikasi online;

31. Pola Karir adalah pedoman pelaksanaan pengelolaan karir karyawan,


semenjak yang bersangkutan diangkat sebagai karyawan, ditempatkan
dalam jabatan hingga berhenti atau menjalani pemutusan hubungan
kerja dengan Perusahaan yang diatur dalam peraturan pola karir;

32. Cuti adalah hak karyawan untuk tidak bekerja berdasarkan alasan yang
dibenarkan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan;

PKB AP II - SP
SP IIII Page44ofof7979
Page
2014-2015
33. Pendidikan Formal adalah kegiatan peningkatan ilmu pengetahuan
yang ditempuh pada lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
secara terstruktur dengan kurikulum yang baku dan mendapat legalisasi
serta akreditasi dari Departemen Pendidikan Nasional;

34. Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan yang bertujuan untuk


membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktifitas, dan kesejahteraan;

35. Perjalanan Dinas adalah tugas yang dilakukan karyawan di luar


tempat kedudukan dalam waktu tertentu, di dalam atau di luar wilayah
negara Republik Indonesia, atas perintah pejabat yang berwenang
untuk kepentingan Perusahaan;

36. Keluarga Karyawan adalah anggota keluarga yang terdiri dari


suami/isteri, anak yang sah dan tercatat di Perusahaan;

37. Ahli Waris adalah keluarga atau orang yang ditunjuk karyawan dan
terdaftar di Perusahaan untuk menerima setiap pembayaran dalam hal
kematian. Dalam hal tidak ada ahli waris yang ditunjuk karyawan, maka
penetapannya mengikuti ketentuan hukum yang berlaku;

38. Peraturan Disiplin adalah ketentuan yang mengatur kewajiban,


larangan dan sanksi;

39. Mutasi adalah pemindahan karyawan dengan tujuan promosi, rotasi


atau demosi, yang dilakukan atas perintah pejabat yang berwenang
untuk kepentingan Perusahaan, sehingga mengakibatkan atau tidak
mengakibatkan yang bersangkutan beserta keluarganya pindah;

40. Fasilitas adalah kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh


Perusahaan kepada karyawan, berupa sarana kebutuhan atau
penggantinya yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

41. Penghargaan adalah pengakuan yang diberikan oleh Perusahaan


kepada karyawan, atas prestasi tertentu atau hal khusus lainnya yang
telah dicapai;

42. Jaminan Hari Tua adalah jaminan kesejahteraan, yang diberikan


secara berkala dan sekaligus oleh Perusahaan kepada karyawan atau
keluarganya yang berhak, pada saat pemutusan hubungan kerja;

43. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan


kerja antara Perusahaan dengan karyawan, yang disebabkan karena
pensiun atau hal lain, baik yang bersifat sementara maupun tetap;

PKB AP II - SP
SP IIII Page55ofof7979
Page
2014-2015
44. Keluh Kesah adalah adanya suatu kondisi yang menunjukkan adanya
ketidakpuasan karyawan dan adanya ketidakharmonisan pada hubungan
antara karyawan atau SEKARPURA II dengan Perusahaan yang
berakibat terganggunya ketenangan kerja dan produktivitas Perusahaan;

45. Insentif Produksi adalah komponen biaya karyawan dengan


pemberian sejumlah uang kepada karyawan sebagai balas jasa produksi
dari Perusahaan yang perhitungannya didasarkan atas pencapaian laba
yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

46. Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah


perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang disusun berdasarkan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), sebagai dasar dan acuan
dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pelaksanaan program
pengembangan tenaga kerja Perusahaan secara berkesinambungan.

Pasal 3
Ruang Lingkup Kesepakatan

(1) Perjanjian Kerja Bersama ini secara umum mengatur hubungan kerja,
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban Perusahaan dan karyawan
sehingga merupakan kesepakatan yang mengikat antara Perusahaan
dengan karyawan dan seluruh SEKARPURA II dan anggotanya.

(2) Perjanjian Kerja Bersama merupakan pedoman yang berlaku bagi


seluruh karyawan dan Perusahaan.

(3) Kedua pihak yang bersepakat mengakui bahwa disamping hak dan
kewajiban yang ditentukan, masih terdapat hal lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Perusahaan dan SEKARPURA II

(1) Perusahaan dan SEKARPURA II berkewajiban menaati dan


melaksanakan isi Perjanjian Kerja Bersama, saling kerjasama yang baik,
hormat-menghormati, saling mempercayai sehingga hubungan industrial
benar-benar terbina, terpelihara dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

(2) Perusahaan berhak untuk mengajukan keberatan atas tindakan Serikat


Pekerja yang bertentangan dengan isi Perjanjian Kerja Bersama ini.

(3) SEKARPURA II dan anggotanya berkewajiban membantu Perusahaan


untuk menjaga ketenangan kerja, serta kelancaran jalannya Perusahaan
dan peningkatan produktivitas kerja.
PKB AP II - SP
SP IIII Page66ofof7979
Page
2014-2015
(4) SEKARPURA II berhak untuk :
a. Mewakili, membela dan melindungi anggotanya dalam
menyelesaikan perselisihan antara karyawan dengan Perusahaan
dalam hubungan kerja;
b. Mengatur organisasi SEKARPURA II sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Mengajukan keberatan atas tindakan Perusahaan yang
bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama ini;
d. Membuat Perjanjian Kerja Bersama dengan Perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
e. Mewakili karyawan dalam lembaga ketenagakerjaan;
f. Memberikan saran kepada Perusahaan karena merasa ikut memiliki
Perusahaan untuk berusaha memajukan, mengamankan, menjaga,
memelihara dan meningkatkan nama baik Perusahaan.

BAB II
FASILITAS, DISPENSASI, PERUBAHAN PENGURUS, PENGUMPULAN
IURAN ANGGOTA, JAMINAN PARA PIHAK, LEMBAGA KERJASAMA
BIPARTIT

Pasal 5
Fasilitas Untuk SEKARPURA II

(1) Perusahaan dapat menyediakan fasilitas perkantoran dan peralatan


pendukung kesekretariatan SEKARPURA II atau koalisi serikat karyawan
yang memiliki anggota lebih 50% (lima puluh persen) dari karyawan
Perusahaan dan tersebar di sebagian besar kantor cabang Perusahaan.

(2) Perusahaan dapat membantu/memfasilitasi kegiatan SEKARPURA II yang


memiliki mayoritas anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pendanaan kegiatan Musyawarah Nasional dan Cabang yang
diselenggarakan sesuai ketentuan Anggaran Dasar SEKARPURA II;
b. Pendanaan kegiatan Rapat Kerja Nasional dan Rapat Kerja Cabang;
c. Pendanaan kegiatan rutin lainnya yang telah disetujui dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);
d. Pendanaan kegiatan lainnya yang disetujui oleh Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page77ofof7979
Page
2014-2015
(3) Perusahaan mengalokasikan dana pembinaan SEKARPURA II dan
anggotanya yang ditampung dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), dengan mempertimbangkan usulan yang diajukan
sebelumnya oleh SEKARPURA II.

(4) Bantuan atau fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


direalisasikan pada saat kegiatan akan dilaksanakan dan harus
dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

Pasal 6
Dispensasi Untuk Kegiatan SEKARPURA II

(1) Perusahaan memberikan dispensasi kepada SEKARPURA II untuk


melakukan kegiatan SEKARPURA II di dalam atau di luar lingkungan
Perusahaan pada jam kerja terutama untuk kegiatan Musyawarah
Nasional/Cabang, Rapat Kerja Nasional/Cabang, atau kegiatan lainnya
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SEKARPURA II.

(2) Pengurus atau anggota yang terlibat dalam kegiatan SEKARPURA II,
akan diberikan izin oleh atasannya sepanjang tidak mengganggu
kepentingan kedinasan.

Pasal 7
Perubahan Pengurus

(1) Setiap terjadi perubahan pengurus SEKARPURA II, akan diberitahukan


kepada Perusahaan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
ditetapkan atau dilantik.

(2) Perjanjian Kerja Bersama tetap berlaku walaupun terjadi perubahan


Pengurus SEKARPURA II maupun perubahan manajemen Perusahaan.

Pasal 8
Pengumpulan Iuran Anggota

Perusahaan dapat membantu pelaksanaan pengumpulan iuran anggota


SEKARPURA II di lingkungan kantor/cabang setempat, melalui pemotongan
gaji atas dasar surat kuasa dari karyawan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page88ofof7979
Page
2014-2015
Pasal 9
Jaminan Bagi SEKARPURA II

(1) Perusahaan tidak dibenarkan melakukan tekanan baik langsung maupun


tidak langsung terhadap karyawan yang terpilih menjadi Pengurus
SEKARPURA II, atau melakukan tindakan lain yang merugikan
kepentingan karyawan yang bersangkutan dan SEKARPURA II.

(2) Perusahaan mengikutsertakan SEKARPURA II yang memiliki jumlah


anggota lebih dari 50% (lima puluh persen) dari karyawan Perusahaan
dan tersebar di sebagian besar kantor cabang Perusahaan, atau
gabungan SEKARPURA II yang memiliki jumlah anggota lebih dari 50 %
(lima puluh persen) dari karyawan Perusahaan dan tersebar di sebagian
besar kantor cabang Perusahaan, dalam setiap perumusan
aturan-aturan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.

Pasal 10
Jaminan Bagi Perusahaan

(1) SEKARPURA II mengakui bahwa Direksi berhak untuk memimpin dan


mengurus Perusahaan.

(2) SEKARPURA II mengakui bahwa Direksi atau pejabat yang ditunjuk


mewakili berhak sepenuhnya dalam menentukan kebijakan Perusahaan
di luar hal-hal yang mengatur hubungan kerja, syarat-syarat kerja, hak
dan kewajiban karyawan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 11
Lembaga Kerjasama Bipartit

(1) Lembaga Kerjasama Bipartit adalah suatu lembaga yang berfungsi


sebagai forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah untuk
peningkatan produktifitas kerja Perusahaan.

(2) Lembaga Kerjasama Bipartit bertujuan:


a. Mewujudkan ketenangan kerja, disiplin kerja dan ketenangan
usaha;
b. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan perkembangan serta
kelangsungan Perusahaan;
c. Mengembangkan motivasi dan partisipasi karyawan sebagai mitra
kerja Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page99ofof7979
Page
2014-2015
(3) Lembaga Kerjasama Bipartit mempunyai tugas:
a. Menampung, menanggapi dan memecahkan masalah
ketenagakerjaan serta menghindari secara dini kemungkinan
timbulnya kesalahpahaman atau perbedaan pendapat dalam
permusyawaratan yang menyangkut kepentingan bersama;
b. Menunjang dan mendorong terciptanya disiplin, ketenangan dan
kegairahan kerja;
c. Menegakkan eksistensi dan peranan fungsi di Perusahaan yang
berkaitan dengan kepentingan ketenagakerjaan.

(4) Susunan keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit terdiri dari unsur


Perusahaan yang ditunjuk oleh Direksi dan unsur karyawan yang dipilih
oleh SEKARPURA II.

(5) Lembaga Kerjasama Bipartit terdiri dari Lembaga Kerjasama Bipartit


Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

(6) Susunan keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit Kantor Pusat dan


Kantor Cabang dievaluasi setiap 2 (dua) tahun.

(7) Pergantian antar waktu anggota Lembaga Kerjasama Bipartit


dilaksanakan sesuai kebutuhan.

(8) Bagi Kantor Cabang yang belum membentuk Lembaga Kerjasama


Bipartit, harus membentuk selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ini berlaku.

BAB III
HUBUNGAN KERJA

Pasal 12
Penerimaan Karyawan

(1) Penerimaan karyawan merupakan hak dan wewenang Perusahaan


dengan memperhatikan kepentingan Perusahaan, namun dalam
pelaksanaannya wajib memperhatikan segala ketentuan dalam PKB ini
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam penerimaan karyawan, Perusahaan wajib berpedoman kepada:


a. Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia;
b. Formasi jabatan;
c. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page10
10 of 79
79
2014-2015
(3) Pengisian formasi dapat dilakukan secara internal dan eksternal, dengan
lebih mengutamakan sumber daya manusia yang ada dalam
Perusahaan.

(4) Dalam hal tertentu Perusahaan dapat mempekerjakan karyawan tidak


tetap dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

(5) Dalam hal tidak terdapat sumber internal untuk memenuhi kebutuhan
dengan kualifikasi tertentu dan/atau untuk jabatan manajerial satu level
di bawah Direksi sampai dengan level Asisten
Deputi/Manager/Setingkat, Perusahaan dapat mempekerjakan
seseorang, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Melalui tahapan seleksi;
b. Karyawan yang diterima harus profesional dibidangnya;
c. Dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu dan tidak untuk diangkat
sebagai Karyawan Perusahaan;
d. Perusahaan menetapkan target yang jelas dan terukur, yang hasil
capaian kinerjanya dilaporkan secara tertulis dan berkala kepada
Direksi;
e. Dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja apabila target yang
ditetapkan tidak tercapai;
f. Jabatan yang akan diisi merupakan bisnis baru atau bisnis yang
masih lemah bagi perusahaan.

(6) Ketentuan mengenai penerimaan karyawan diatur lebih lanjut dengan


Keputusan Direksi.

Pasal 13
Karyawan Masa Percobaan

(1) Karyawan masa percobaan dapat diangkat sebagai karyawan dengan


melalui masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan.

(2) Pengangkatan karyawan yang berasal dari Perjanjian Kerja Waktu


Tertentu (PKWT) tidak melalui masa percobaan.

(3) Karyawan masa percobaan wajib menandatangani pernyataan


kesanggupan untuk ditempatkan di seluruh wilayah kerja Perusahaan
serta persyaratan lain yang disepakati sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page11
11 of 79
79
2014-2015
(4) Pengangkatan karyawan masa percobaan menjadi karyawan didasarkan
pada antara lain:
a. Penilaian kinerja;
b. Pelatihan orientasi;
c. Rekomendasi atasan langsung.

(5) Karyawan masa percobaan wajib mengikuti seluruh peraturan yang


berlaku bagi karyawan.

(6) Karyawan masa percobaan tidak berhak:


a. Pakaian seragam dinas (kecuali pada unit kerja yang berhubungan
dengan pelayanan publik);
b. Pakaian olah raga;
c. Jaminan rawat inap kecuali akibat kecelakaan kerja;
d. Tunjangan khusus dan tunjangan kesejahteraan keluarga;
e. Program jaminan hari tua;
f. Cuti;
g. Pesangon;
h. Sumbangan uang sewa rumah;
i. Kenaikan gaji dasar berkala;
j. Insentif produksi.

(7) Karyawan masa percobaan yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat
menjadi karyawan Perusahaan diberhentikan tanpa syarat apapun
dengan pemberitahuan terlebih dahulu.

(8) Karyawan masa percobaan yang memenuhi syarat diangkat sebagai


karyawan Perusahaan, ditetapkan dalam surat pengangkatan yang
diterbitkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak berakhirnya masa
percobaan.

(9) Dalam hal telah lewat waktu sebagaimana diatur dalam ayat (1) dan
ayat (8), sedangkan karyawan masa percobaan yang bersangkutan tidak
diberikan surat pengangkatan, namun tetap dipekerjakan, maka yang
bersangkutan dengan serta merta telah menjadi karyawan Perusahaan
dan mendapatkan hak-hak sebagai karyawan Perusahaan.

Pasal 14
Perkawinan Antar Karyawan

(1) Dalam hal terjadi perkawinan antar karyawan, maka salah satu dari
karyawan tersebut akan diproses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah perkawinan.

PKB AP
PKB AP IIII - SP
SP IIII Page
Page12
12 of
of 79
79
2014-2015
2014-2015
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditentukan sebagai
berikut:
a. berlaku bagi karyawan yang telah menandatangani Kontrak Kerja
Perorangan;
b. tidak berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil eks bandara UPT Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara yang telah menikah sebelum
pelaksanaan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Perusahaan.

Pasal 15
Hak dan Kewajiban Karyawan

(1) Karyawan berhak atas:


a. Penghasilan sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan;
b. Pembayaran upah kerja lembur untuk kelebihan jam kerja dari
waktu kerja yang telah disetujui oleh Perusahaan;
c. Cuti, dengan ketentuan cuti tersebut telah mendapat persetujuan
sebelumnya dari Perusahaan;
d. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
e. Keikutsertaan dalam kegiatan organisasi karyawan yang tidak
bertentangan dengan ketentuan Pemerintah dan dengan
memperhatikan kelancaran operasional Perusahaan;
f. Ganti rugi atas gangguan/cacat badan akibat kecelakaan kerja;
g. Kesempatan mengemukakan pendapat, usul, dan saran-saran
kepada atasannya pada waktu melakukan tugas Perusahaan;
h. Manfaat pensiun sesuai ketentuan yang berlaku;
i. Pengajuan permohonan pemutusan hubungan kerja;
j. Hak-haknya untuk diserahkan kepada ahli waris karyawan, dalam
hal karyawan yang bersangkutan meninggal dunia pada waktu
melakukan tugas Perusahaan.

(2) Karyawan wajib untuk:


a. Melaksanakan semua isi yang tertuang dalam Perjanjian Kerja
Bersama ini;
b. Melaksanakan setiap ketentuan peraturan yang berlaku di
lingkungan Perusahaan;
c. Melakukan pekerjaan dengan baik dan dengan penuh tanggung
jawab di bawah pimpinan yang ditunjuk oleh Perusahaan;
d. Melaksanakansemua tugas/perintah yang diberikan oleh Perusahaan
yang berkenaan dengan pekerjaannya;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page13
13 of 79
79
2014-2015
e. Menjaga dan memelihara kebersihan serta kerapihan dirinya dan
lingkungan kerja selama melakukan pekerjaan untuk Perusahaan;
f. Menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku selama
melakukan pekerjaan.

Pasal 16
Hak dan Kewajiban Perusahaan

(1) Perusahaan berhak:


a. Memberikan perintah/pekerjaan yang layak kepada karyawan
selama waktu kerja;
b. Menugaskan karyawan melakukan kerja lembur dengan
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Menuntut suatu prestasi kerja yang sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Perusahaan;
d. Menetapkan tata tertib/aturan kerja dalam Perusahaan dengan
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Menarik kembali semua fasilitas yang diberikan dengan terlebih
dahulu memberitahukannya kepada karyawan yang bersangkutan
sesuai ketentuan yang berlaku;
f. Menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada
karyawan yang melakukan pelanggaran.

(2) Perusahaan wajib untuk:


a. Melaksanakan semua isi yang tertuang dalam Perjanjian Kerja
Bersama ini dengan komitmen yang sungguh-sungguh;
b. Memberikan penghasilan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
c. Memperhatikan dan memelihara keselamatan dan kesehatan
karyawan;
d. Menaati segala peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan;
e. Memperhatikan kesejahteraan karyawan yang sesuai dengan
Perjanjian Kerja Bersama;
f. Memberikan hak-hak karyawan dengan berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Perjanjian Kerja
Bersama;
g. Memberikan jawaban atas permohonan pemutusan hubungan kerja
yang diajukan karyawan ke Perusahaan.

PKB AP
PKB AP IIII - SP
SP IIII Page
Page14
14 of
of 79
79
2014-2015
2014-2015
Pasal 17
Masa Kerja dan Batas Usia Pensiun

(1) Masa kerja terdiri dari:


a. Masa kerja pengabdian adalah masa kerja yang dihitung sejak
karyawan mulai bekerja di Perusahaan sampai dengan pemutusan
hubungan kerja;
b. Masa kerja pensiun adalah masa kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun yang dihitung sejak menjadi karyawan yang diakui oleh
Perusahaan sampai dengan pemutusan hubungan kerja.

(2) Penghitungan masa kerja pengabdian sebagaimana tersebut pada ayat


(1) huruf a adalah terhitung sejak karyawan diangkat sebagai Calon
Pegawai/Karyawan Masa Percobaan di Perusahaan.

(3) Masa kerja PKWT tidak dihitung sebagai masa kerja karyawan.

(4) Penghitungan masa kerja pensiun sebagaimana tersebut pada ayat (1)
huruf b adalah :
a. Bagi karyawan yang murni berasal dari Perusahaan maka
penghitungan masa kerja pensiun terhitung sejak karyawan diangkat
sebagai Calon Pegawai/Karyawan Masa Percobaan Perusahaan; atau
b. Bagi karyawan Perusahaan yang semula berstatus PNS atau Karyawan
Diperbantukan maka :
1) apabila bekerja di Perusahaan sebelum 1 Januari 2006,
penghitungan masa kerja terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam SK Direksi, atau sejak SK pengangkatan calon pegawai di
instansi induk;
2) apabila bekerja di Perusahaan sejak 1 Januari 2006, penghitungan
masa kerja pensiun terhitung sejak karyawan alih status menjadi
karyawan Perusahaan.

(5) Apabila sebelum menjadi calon pegawai di instansi induk, karyawan


sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf b 1) yang bekerja sebelum 1
Januari 2006, pernah berstatus sebagai pegawai organik yang
dicantumkan/diakui dalam Surat Keputusan Calon Pegawai karyawan
yang bersangkutan, maka masa kerja tersebut dihitung sebagai masa
kerja pensiun.

(6) Apabila sebelum menjadi calon pegawai di instansi induk, karyawan


sebagaimana tersebut pada ayat (4) b 2) yang bekerja setelah
1 Januari 2006, pernah berstatus sebagai pegawai organik yang
dicantumkan/diakui dalam Surat Keputusan Calon Pegawai karyawan
yang bersangkutan, maka masa kerja tersebut tidak dihitung sebagai
masa kerja pensiun.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page15
15 of 79
79
2014-2015
(7) Batas usia pensiun normal untuk karyawan yang bekerja pada
Perusahaan adalah 56 (lima puluh enam) tahun termasuk Masa Persiapan
Pensiun (MPP) selama 1 (satu) tahun.

(8) Pensiun dipercepat adalah sekurang-kurangnya berusia 46 (empat puluh


enam) tahun.

(9) Jangka waktu selama karyawan menjalankan cuti di luar tanggungan


Perusahaan, tidak diperhitungkan sebagai masa kerja, kecuali apabila cuti
tersebut dalam rangka melaksanakan tugas negara.

Pasal 18
Nama dan Kelas Jabatan

(1) Setiap karyawan memiliki nama dan kelas jabatan tertentu yang diatur
sesuai dengan kebutuhan formasi jabatan Perusahaan.

(2) Perusahaan memberikan prioritas kepada karyawan di lingkungan


Perusahaan yang memenuhi kompetensi dan persyaratan jabatan untuk
mengisi formasi jabatan yang kosong.

(3) Pengisian formasi jabatan sebagaimana tersebut pada ayat (2)


dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan perusahaan, yang
akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

(4) Setiap karyawan diberi kesempatan yang sama untuk meningkatkan


prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya untuk dapat menduduki
jabatan yang lebih tinggi.

Pasal 19
Penilaian Key Performance Indicator (KPI) Individu

(1) Kepada setiap karyawan dilakukan Penilaian Key Performance Indicator


(KPI) Individu yang dilaksanakan secara obyektif dan bersifat kuantitatif
serta terukur yang digunakan sebagai salah satu kriteria dari pola karir.

(2) Ketentuan mengenai tata cara Penilaian Key Performance Indicator (KPI)
Individu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.

Pasal 20
Perjalanan Dinas

(1) Demi lancarnya kegiatan Perusahaan, Perusahaan dapat menugaskan


karyawan untuk melakukan perjalanan dinas.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page16
16 of 79
79
2014-2015
(2) Karyawan yang ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas akan
diberikan Surat Perintah Tugas (SPT) dan Rincian Biaya Perjalanan
Dinas (RBPD).

(3) Karyawan yang melakukan perjalanan dinas diberikan biaya perjalanan


dinas dan akomodasi serta biaya lain yang diperlukan, sesuai ketentuan
yang berlaku.

(4) Ketentuan mengenai perjalanan dinas akan dievaluasi paling lambat


triwulan II tahun 2014 dan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

Pasal 21
Pengangkatan Karyawan Menjadi Direktur Perusahaan / Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)

(1) Jabatan Direktur merupakan amanat dari Rapat Umum Pemegang


Saham (RUPS) dengan memperhatikan aspirasi dari Perusahaan.

(2) Karyawan yang diangkat sebagai direktur Perusahaan atau BUMN lain,
maka yang bersangkutan diberhentikan dari status karyawan
Perusahaan, dengan diberikan hak pensiun berdasarkan gaji dasar
tertinggi dengan kolom pendidikan tertinggi.

BAB IV
WAKTU KERJA

Pasal 22
Hari Kerja

(1) Hari kerja adalah hari karyawan melakukan pekerjaannya sesuai jadwal
yang ditentukan oleh perusahaan dengan berpedoman pada peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Hari kerja ditentukan sebagai berikut:


a. Hari kerja administratif sebanyak 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu yaitu hari Senin sampai dengan Jumat;
b. Hari kerja operasional sesuai dengan operasional bandara;

(3) Bagi karyawan yang karena sifat pekerjaannya, dapat dilakukan


penyimpangan hari kerja dan jam kerjanya dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page17
17 of 79
79
2014-2015
Pasal 23
Waktu Kerja

(1) Waktu kerja Perusahaan adalah 8 (delapan) jam kerja dalam 1 (satu)
hari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.

(2) Waktu kerja Perusahaan dibedakan menjadi waktu kerja administrasi dan
waktu kerja operasional.

(3) Waktu dimulai dan berakhirnya jam kerja administrasi ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan Kantor Pusat dan masing-masing Kantor Cabang,
dengan lama jam kerja mengacu pada ayat (1).

(4) Waktu istirahat antara jam kerja tidak dihitung sebagai waktu kerja dan
pelaksanaan waktu istirahat bagi karyawan yang bekerja pada waktu
kerja operasional, diatur oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

(5) Waktu kerja operasional ditentukan secara tersendiri sesuai kebutuhan


operasional masing-masing bandara yang pengaturannya ditentukan oleh
Kantor Pusat dan diketahui oleh General Manager serta SEKARPURA II.

(6) Pengaturan tentang waktu kerja administrasi dan waktu kerja operasional
akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

Pasal 24
Istirahat Mingguan dan Libur-Libur Nasional

(1) Istirahat mingguan diberikan selama 2 (dua) hari yaitu :


a. Untuk karyawan administrasi adalah hari Sabtu dan Minggu;
b. Untuk karyawan operasional disesuaikan dengan jadwal dinas yang
ditetapkan perusahaan.

(2) Karyawan yang bekerja pada hari libur nasional diperhitungkan sebagai
kerja lembur sesuai dengan ketentuan Perusahaan.

Pasal 25
Administrasi Kehadiran Kerja

(1) Setiap karyawan wajib masuk kerja pada waktunya sesuai pasal 22 dan
pasal 23 Perjanjian Kerja Bersama ini.

(2) Data kehadiran/presensi waktu masuk dan pulang kerja setiap karyawan
disimpan oleh Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page18
18 of 79
79
2014-2015
(3) Karyawan harus melaksanakan pengisian daftar hadir/presensi melalui
sarana yang telah disediakan oleh Perusahaan pada setiap masuk dan
pulang kerja.

(4) Karyawan yang karena sesuatu hal, baik untuk keperluan dinas ataupun
keperluan pribadi mengakibatkan yang bersangkutan datang terlambat
atau pulang lebih awal, atau tidak hadir harus dengan izin atasan
langsung.

Pasal 26
Kerja Lembur

(1) Kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan lebih dari 8 (delapan) jam
sehari.

(2) Pelaksanaan pekerjaan lembur oleh karyawan administrasi dilaksanakan


atas perintah atasan yang berwenang dan dengan persetujuan
karyawan.

(3) Pelaksanaan pekerjaan lembur oleh karyawan operasional yang


melaksanakan tugas melebihi waktu kerja 8 (delapan) jam per hari,
berdasarkan jadwal dinas yang dibuat oleh atasan atau atas perintah
atasan dengan mengacu ketentuan waktu kerja operasional yang telah
ditentukan oleh Kantor Pusat.

(4) Apabila pada hari istirahat atau waktu cuti karyawan diminta untuk
bekerja, maka Perusahaan wajib memberikan pengganti hari cuti untuk
melaksanakan istirahat atau waktu cuti tersebut.

(5) Pengganti hari cuti sebagaimana tersebut pada ayat (4) dilaksanakan
selambat-lambatnya sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya
dan harus disetujui oleh atasan karyawan yang bersangkutan.

(6) Dalam kondisi tertentu karyawan dapat bekerja lembur lebih dari 3 (tiga)
jam per hari antara lain untuk melakukan pekerjaan yang tidak boleh
tertunda atau harus diselesaikan pada saat itu, dan kepada yang
bersangkutan diberikan uang makan sebanyak 1 (satu) kali per hari.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page19
19 of 79
79
2014-2015
Pasal 27
Perhitungan Upah Kerja Lembur

(1) Pengaturan perhitungan upah kerja lembur sesuai peraturan perundang-


undangan yang berlaku.

(2) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari libur nasional, maka cara
perhitungan sebagai berikut :
a. Untuk setiap jam dalam jangka waktu 1 - 8 jam dibayar upah sebesar
2 (dua) kali premi lembur per jam;
b. Untuk lembur jam ke 9 (sembilan) dibayar 3 (tiga) kali premi lembur
per jam;
c. Untuk lembur jam ke 10 (sepuluh) dan jam ke 11 (sebelas) atau lebih
dibayar 4 (empat) kali premi lembur per jam.

(3) Diberikan pengganti uang transportasi untuk karyawan administrasi dan


operasional yang bekerja pada hari liburnya.

(4) Upah kerja lembur sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Direksi.

BAB V
CUTI KARYAWAN

Pasal 28
Cuti Bersama

(1) Perusahaan tidak wajib mengikuti penetapan jumlah hari cuti bersama
yang ditetapkan Pemerintah.

(2) Dalam hal Perusahaan melaksanakan cuti bersama maka Perusahaan


menetapkan sisa cuti tahunan minimal 6 hari kerja.

Pasal 29
Cuti Tahunan

(1) Pemberian cuti tahunan ditentukan sebagai berikut :


a. Untuk karyawan baru yang telah bekerja sekurang-kurangnya
1 (satu) tahun secara terus menerus terhitung sejak pengangkatan
sebagai Karyawan Masa Percobaan, berhak atas cuti tahunan
selama 12 (dua belas) hari kerja dan kepada yang bersangkutan
diberikan tunjangan cuti.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page20
20 of 79
79
2014-2015
b. Karyawan Perusahaan yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS),
dapat diberikan cuti sejak yang bersangkutan bekerja di
Perusahaan, namun tidak diberikan tunjangan cuti. Tunjangan cuti
dapat diberikan pada saat yang bersangkutan menjalani cuti pada
tahun anggaran berikutnya.
c. Karyawan Perusahaan setelah menjalani penugasan, dapat diberikan
cuti sejak yang bersangkutan bekerja kembali di Perusahaan
sepanjang yang bersangkutan masih memiliki hak cuti di anak
Perusahaan, dengan diberikan tunjangan cuti sesuai ketentuan.

(2) Pelaksanaan cuti sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat diambil
maksimal dalam 2 (dua) tahap.

(3) Selama menjalankan cuti tahunan penghasilan karyawan yang


bersangkutan tetap dibayarkan secara penuh sesuai ketentuan yang
berlaku.

(4) Karyawan yang tidak menjalankan cuti tahunan sampai dengan akhir
tahun berjalan, maka cuti tahunan wajib dilaksanakan paling lambat
bulan Januari tahun berikutnya dan tetap berhak atas tunjangan cuti.

(5) Cuti tahunan hanya diperhitungkan berdasarkan hari kerja administrasi.

(6) Tata cara pelaksanaan cuti tahunan untuk selanjutnya diatur dalam
Keputusan Direksi.

Pasal 30
Cuti Alasan Penting

Karyawan dapat memperoleh cuti alasan penting dalam hal:


a. Isteri atau suami atau anak atau orang tua atau mertua menderita sakit,
selama 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) hari kerja;
b. Isteri atau suami atau anak atau orangtua atau mertua menderita sakit
dan harus dirawat di rumah sakit, selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
hari kerja;
c. Isteri atau suami atau anak atau orangtua atau mertua atau saudara
kandung meninggal dunia, selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) hari
kerja;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page21
21 of 79
79
2014-2015
d. Melaksanakan pernikahan, selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) hari
kerja;
e. Isteri melahirkan, selama 2 (dua) hari kerja;
f. Mendapat musibah atau bencana alam, selama 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) hari kerja;
g. Menunaikan kewajiban agama (melaksanakan ibadah haji yang pertama/
ibadah bagi agama lain) memperoleh cuti selama 10 (sepuluh) sampai
dengan 45 (empat puluh lima) hari kalender;
h. Terdapat alasan penting lainnya yang telah mendapat persetujuan Direksi
atau Kepala Cabang, dapat diberikan cuti selama 1 (satu) sampai dengan
5 (lima) hari kerja.

Pasal 31
Cuti Besar

(1) Karyawan yang telah bekerja di Perusahaan sekurang-kurangnya 6


(enam) tahun secara terus menerus berhak memperoleh cuti besar
untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan dan tidak berhak lagi atas cuti
tahunan pada saat permohonan cuti besar yang bersangkutan disetujui
oleh Perusahaan.

(2) Dalam hal cuti besar tidak dilaksanakan secara sekaligus maka cuti
besar tersebut dapat dilaksanakan pada tahun ke 7 (tujuh) dan ke 8
(delapan) masing-masing 1 (satu) bulan dan 2 (dua) bulan atau
sebaliknya, dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan tidak
berhak lagi atas cuti tahunan dalam 2 (dua) tahun berjalan.

(3) Karyawan yang menjalani cuti besar sebagaimana tersebut pada ayat
(2) maka pemberian tunjangan cuti diberikan pada setiap tahun yang
bersangkutan menjalani cuti besar.

(4) Pengajuan cuti besar selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa
kerja 6 (enam) tahun, sejak pelaksanaan cuti besar terakhir.

(5) Karyawan yang menjalankan cuti besar, tidak berhak mendapatkan


tunjangan cuti tahunan namun kepada yang bersangkutan diberikan
uang kompensasi hak istirahat tahunan, yang besarannya sama dengan
tunjangan cuti tahunan.

(6) Karyawan yang akan menggunakan hak cuti besar harus mengajukan
permohonan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya.

(7) Selama cuti besar karyawan berhak atas penghasilan, sesuai ketentuan
yang berlaku.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page22
22 of 79
79
2014-2015
Pasal 32
Cuti Bersalin, Gugur Kandungan, dan Haid

(1) Karyawan wanita berhak memperoleh cuti bersalin selama 3 (tiga)


bulan yaitu selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan
1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan.

(2) Karyawan wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak


memperoleh istirahat selama 45 (empat puluh lima) hari atau sesuai
dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan yang disahkan
oleh dokter Perusahaan.

(3) Selama menjalankan cuti bersalin, karyawan wanita yang bersangkutan


tetap mendapatkan penghasilan.

(4) Karyawan wanita yang waktu haid merasakan sakit dapat mengambil
cuti haid pada hari pertama dan kedua dengan pemberitahuan tertulis
kepada atasan langsung.

Pasal 33
Cuti Sakit

(1) Karyawan yang menderita sakit sampai dengan 2 (dua) hari berhak
mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan
harus memberitahukan kepada atasannya secara tertulis.

(2) Karyawan yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan
14 (empat belas) hari berhak mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan
karyawan yang bersangkutan harus memberitahukan kepada atasannya
dengan melampirkan surat keterangan dokter.

(3) Karyawan yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari kerja berhak
mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan
harus memberitahukan kepada atasannya dengan melampirkan surat
keterangan dokter yang disahkan oleh dokter Perusahaan.

(4) Karyawan yang dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari mengajukan
cuti sakit lebih dari 3 (tiga) kali wajib memeriksakan diri kepada dokter
Perusahaan.

(5) Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 12 (dua belas) bulan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page23
23 of 79
79
2014-2015
(6) Apabila setelah jangka waktu 12 (dua belas) bulan yang bersangkutan
masih belum dapat bekerja kembali, maka diadakan pengujian
kesehatan oleh majelis penguji kesehatan yang ditunjuk oleh dokter
Perusahaan dan apabila hasil uji kesehatan dinyatakan belum dapat
bekerja kembali, cuti sakit dapat diperpanjang untuk paling lama
6 (enam) bulan.

(7) Apabila setelah jangka waktu 18 (delapan belas) bulan yang


bersangkutan belum dapat bekerja kembali, maka diadakan pengujian
kesehatan kembali oleh majelis penguji kesehatan yang ditunjuk oleh
dokter Perusahaan. Apabila dari hasil uji kesehatan menyatakan bahwa
yang bersangkutan tidak dapat bekerja maka yang bersangkutan
diberhentikan sebagai karyawan.

Pasal 34
Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan

(1) Karyawan yang mengajukan permohonan cuti di luar tanggungan


Perusahaan dapat dipenuhi apabila telah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus
menerus;
b. Mengajukan permohonan tertulis disertai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan antara lain meliputi:
1) Melaksanakan tugas negara;
2) Mendampingi anggota keluarga yang sakit atau mendampingi
suami atau istri menjalankan tugas negara;
3) Penyelesaian studi karyawan yang bersangkutan;
4) Menyelesaikan urusan keluarga yang tersangkut masalah
pengadilan;
5) Kepentingan-kepentingan lain yang perlu, setelah mendapat
pertimbangan Direksi.

(2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan, maka:


a. Karyawan yang bersangkutan tidak menerima penghasilan dari
Perusahaan kecuali menjalankan tugas negara bukan atas
permintaan sendiri;
b. Iuran asuransi (Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan, dana pensiun,
THT) dan iuran Perusahaan menjadi tanggungjawab karyawan yang
bersangkutan, pelaksanaannya dibayar terlebih dahulu oleh
Perusahaan dan diperhitungkan sebagai utang karyawan terhadap
Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page24
24 of 79
79
2014-2015
(3) Karyawan yang menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan karena
menjalankan tugas negara bukan atas permintaan sendiri tetap
diperhitungkan sebagai masa kerja dan menerima penghasilan dari
Perusahaan dengan ketentuan:
a. Negara tidak melakukan pembayaran atau;
b. Apabila negara membayar kurang dari penghasilan terakhir,
Perusahaan wajib membayar selisih kekurangannya.

(4) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan, karyawan


yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya.

(5) Cuti di luar tanggungan Perusahaan diberikan untuk paling lama 3 (tiga)
tahun dengan tetap memperhatikan ketentuan ayat (6) pasal ini.

(6) Karyawan yang tidak melapor diri kepada Perusahaan setelah


menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya cuti di luar
tanggungan Perusahaan, diberhentikan dengan hormat sebagai
karyawan.

(7) Setelah menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan maka:


a. Bagi karyawan yang menjalankan cuti di luar tanggungan
Perusahaan karena menjalankan tugas negara bukan atas
permintaan sendiri maka penempatan kembali karyawan setelah
tidak menjalankan tugas negara, sesuai dengan kelas jabatan
terakhir (sebagai masa transisi) sampai dengan tersedianya formasi
atau penugasan di luar Perusahaan.
b. Bagi karyawan yang menjalankan cuti diluar tanggungan
Perusahaan atas permintaan sendiri:
1) Apabila ada formasi dapat ditempatkan kembali pada jabatan
Perusahaan;
2) Apabila tidak ada formasi maka karyawan yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat sebagai karyawan dengan
mendapatkan kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB VI
POLA KARIR

Pasal 35
Lingkup Pola Karir

(1) Pola karir merupakan perjalanan tugas karyawan dimulai sejak yang
bersangkutan diangkat menjadi karyawan, ditempatkan dalam jabatan
hingga berhenti atau menjalani pemutusan hubungan kerja dengan
Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page25
25 of 79
79
2014-2015
(2) Pola karir antara lain terdiri dari :
a. Pengangkatan dan penempatan dalam jabatan;
b. Pendidikan dan pelatihan;
c. Magang atau orientasi;
d. Penyesuaian ijazah;
e. Mutasi (promosi, rotasi, demosi);
f. Jalur karir (manajerial, profesi, administrasi);
g. Jenjang karir dan persyaratan jabatan;
h. Masa persiapan pensiun (MPP).

Pasal 36
Pengangkatan dan Penempatan Dalam Jabatan

(1) Pengangkatan karyawan merupakan hak dan kewenangan Perusahaan


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Kepada pelamar yang lulus seleksi atau telah memenuhi persyaratan
untuk diangkat sebagai calon karyawan atau karyawan Perusahaan akan
diangkat dan ditempatkan dalam suatu nama jabatan sesuai formasi.

(3) Bagi karyawan yang diperbantukan atau ditugaskan di Perusahaan,


pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan setelah yang bersangkutan
dinyatakan memenuhi persyaratan dan kebutuhan Perusahaan.

(4) Dalam jangka waktu masa percobaan atau PKWT, Perusahaan membekali
karyawan dengan pendidikan dan latihan dalam rangka memenuhi
persyaratan jabatan.

(5) Untuk kepentingan pembinaan karir, Perusahaan melakukan evaluasi


terhadap nilai jabatan.

Pasal 37
Pendidikan dan Latihan

(1) Perusahaan merencanakan dan melaksanakan program pendidikan dan


pelatihan yang efektif bagi karyawan sebagai pemenuhan persyaratan
jabatan dan pengayaan wawasan.

(2) Tujuan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah untuk


meningkatkan profesionalisme dan produktivitas karyawan dalam
rangka pencapaian visi dan misi Perusahaan serta mendukung daya
saing Perusahaan secara berkesinambungan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page26
26 of 79
79
2014-2015
(3) Karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan Perusahaan dengan pola
yang ditentukan oleh Direktur yang membidangi SDM.

(4) Sasaran penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah:


a. Mengembangkan kompetensi karyawan agar sesuai dengan tuntutan
kualifikasi jabatan yang sedang dipangkunya dalam mendukung
perkembangan bisnis Perusahaan;
b. Meningkatkan kompetensi karyawan agar sesuai dengan kualifikasi
jabatan yang direncanakan akan dipangkunya;
c. Mempersiapkan karyawan sejak dini agar memiliki kompetensi
dalam mengelola bisnis Perusahaan di masa depan.

(5) Karyawan yang diutamakan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan


manajerial, formal, dan teknis lanjut, memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Track record, antara lain meliputi: disiplin kehadiran, ada tidaknya
pelanggaran disiplin, perilaku dalam dinas;
b. Kriteria lainnya yang akan ditetapkan dalam Keputusan Direksi
tersendiri.

(6) Program pelatihan substantif yang dikelola kantor cabang wajib


diinformasikan oleh unit yang membidangi fungsi kepegawaian kepada
seluruh karyawan.

(7) Karyawan yang mengikuti pendidikan formal yang merupakan tugas


belajar dari Perusahaan, maka setelah lulus:
a. Pendidikan yang bersangkutan secara otomatis diakui oleh
Perusahaan tanpa melalui proses penyesuaian ijazah;
b. Karyawan yang bersangkutan berhak atas penyesuaian gaji dasar
sesuai ijazah/pendidikan yang diakui;
c. Mengisi formasi yang tersedia apabila telah sesuai dengan kualifikasi
jabatan yang dipersyaratkan.

(8) Dengan pertimbangan penyempurnaan pola pengembangan karyawan,


Perusahaan dapat melakukan penyesuaian atas pola diklat berdasarkan
hasil evaluasi pola diklat yang ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan
Direksi.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page27
27 of 79
79
2014-2015
Pasal 38
Orientasi/Magang

(1) Orientasi/magang bertujuan untuk pengayaan wawasan dan/atau


rencana pengisian formasi.

(2) Karyawan atas inisiatif sendiri dapat mengajukan untuk melaksanakan


orientasi/magang dengan ketentuan:
a. Tidak menuntut mutasi setelah menyelesaikan magang;
b. Segala biaya yang timbul menjadi beban sendiri, kecuali SPJ selama
2 (dua) hari untuk orientasi/magang lintas kantor cabang non
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma
dan Kantor Pusat.

(3) Persyaratan orientasi/magang akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan


Direksi.

Pasal 39
Penyesuaian Ijazah

(1) Penyesuaian ijazah pendidikan formal dimaksudkan untuk memenuhi


persyaratan jabatan, persiapan kaderisasi yang diselenggarakan atas
dasar kesesuaian disiplin ilmu yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan
Perusahaan c.q. unit kerja yang bersangkutan.

(2) Karyawan yang akan melaksanakan penyesuaian ijazah, harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:

a. Nilai Prestasi Individu tertinggi dengan nilai minimal baik di unit


kerja dan kelompok jabatannya;
b. Track record, antara lain meliputi: disiplin kehadiran, ada tidaknya
pelanggaran, perilaku dalam dinas.

(3) Penyesuaian ijazah dilakukan terhadap karyawan yang memiliki ijazah


pendidikan formal yang lebih tinggi dari ijazah yang diakui oleh
Perusahaan, dengan ketentuan:

a. Untuk pemenuhan persyaratan jabatan:


1) Karyawan yang bersangkutan sudah menduduki jabatan yang
mensyaratkan pendidikan formal lebih tinggi dari ijazah yang
diakui oleh Perusahaan;
2) Kualifikasi pendidikan/ijazah yang dimiliki, sesuai dengan
persyaratan jabatan/bidang pekerjaan yang dipangku oleh
karyawan yang bersangkutan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page28
28 of 79
79
2014-2015
b. Penyesuaian ijazah dilaksanakan sesuai dengan formasi lowong di
Perusahaan dengan mengacu pada Rencana Induk Pengembangan
SDM.

c. Relevansi antara ijazah yang dimiliki karyawan dengan jabatan atau


bidang tugas yang akan dipangkunya sesuai dengan persyaratan
jabatan yang ditetapkan dalam Keputusan Direksi.

d. Dalam hal karyawan memiliki ijazah yang lebih tinggi akan tetapi
tidak sesuai dengan kebutuhan unit kerja yang bersangkutan, maka
dimungkinkan untuk alih tugas ke unit kerja yang membutuhkan
disiplin ilmu tersebut dengan terlebih dahulu mengikuti proses seleksi
atau proses magang.

e. Dalam hal karyawan menjalankan pendidikan formal atas perintah


Perusahaan, maka pendidikan yang bersangkutan secara otomatis
akan diakui oleh Perusahaan tanpa melalui proses penyesuaian
ijazah.

f. Usia maksimal bagi karyawan yang menjalankan pendidikan formal


atas perintah Perusahaan adalah 45 tahun, kecuali untuk memenuhi
persyaratan perolehan Surat Tanda Kecakapan Personil (STKP).

g. Dalam hal karyawan memiliki ijazah yang lebih tinggi dari yang
dipersyaratkan, maka yang diakui adalah yang sesuai dengan
persyaratan jabatan.

h. Untuk karyawan yang telah menduduki jabatan


manajerial/supervisi/pelaksana dan telah memiliki Ijazah S.1 namun
belum diakui Ijazahnya, maka ijazah S.1 tersebut akan diakui oleh
Perusahaan sepanjang sesuai dengan persyaratan jabatan yang
dipangkunya yang akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

(4) Tujuan diselenggarakannya Penyesuaian Ijazah adalah untuk memenuhi


persyaratan jabatan sesuai Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya
Manusia.

(5) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat penyesuaian ijazah


diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.

Pasal 40
Mutasi

(1) Untuk kepentingan Perusahaan dan pengembangan karir karyawan,


Perusahaan berhak dan berwenang untuk melaksanakan mutasi
karyawan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page29
29 of 79
79
2014-2015
(2) Mutasi karyawan dapat berupa:
a. Promosi yaitu alih tugas karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain
yang lebih tinggi kelas jabatannya baik dalam satu lingkungan unit
kerja/cabang, maupun antar unit kerja/cabang atau afiliasi
Perusahaan atau anak Perusahaan;
b. Rotasi yaitu alih tugas karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain
yang mempunyai tanggung jawab dan beban tugas relatif
sama/setara dan tidak berdampak pada perubahan kelas jabatan,
baik dalam satu lingkungan unit kerja/cabang, maupun antar unit
kerja/cabang atau afiliasi Perusahaan atau anak Perusahaan;
c. Demosi yaitu alih tugas karyawan dari suatu posisi tugas ke posisi
tugas lain yang mempunyai tanggung jawab dan beban tugas lebih
rendah dan berdampak pada penurunan, kelas jabatan baik dalam
satu lingkungan unit kerja/cabang, maupun antar unit kerja/cabang
atau afiliasi Perusahaan atau anak Perusahaan.

(3) Dalam mengatur mutasi berupa promosi dan rotasi, Perusahaan


mempertimbangkan kepentingan karyawan.

(4) Dalam hal terjadi mutasi antar wilayah kerja bukan atas permintaan
sendiri, Perusahaan memberikan biaya pindah karyawan yang komponen
biaya, besaran dan syarat-syaratnya akan dievaluasi dan diatur dalam
Keputusan Direksi.

(5) Bagi karyawan yang dikenakan sanksi hukuman disiplin berat, maka
Biaya pindah hanya diberikan kepada yang bersangkutan, tidak termasuk
keluarganya dan diberikan biaya akomodasi selama masa transisi untuk
paling lama 6 (enam) bulan.

(6) Apabila karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) telah selesai
menjalani sanksi hukuman disiplin, diatur sebagai berikut :
a. Apabila yang bersangkutan kembali ke tempat asal, diberikan biaya
pindah hanya untuk karyawan yang bersangkutan tanpa akomodasi
selama masa transisi untuk paling lama selama 6 (enam) bulan;
b. Apabila yang bersangkutan tidak kembali ke tempat asal dan tetap
di tempat menjalani sanksi hukuman disiplin, maka keluarga yang
bersangkutan berhak mendapatkan biaya pindah;
c. Apabila yang bersangkutan tidak kembali ke tempat asal dan
ditempatkan di Kantor Cabang lain, maka kepada yang
bersangkutan dan keluarganya berhak mendapatkan biaya pindah
serta akomodasi selama masa transisi untuk paling lama selama 6
(enam) bulan.

(7) Penempatan untuk karyawan yang berstatus suami istri diatur untuk
tidak dalam satu fungsi kerja.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page30
30 of 79
79
2014-2015
(8) Biaya pindah sekolah anak sebagaimana tersebut dalam ayat (4) adalah
penggantian atas biaya yang dikeluarkan dengan bukti pembayaran yang
sah berdasar azas kewajaran.

(9) Yang dimaksud antar wilayah kerja sebagaimana tersebut dalam ayat (4)
tidak termasuk antar Kantor Pusat, Bandara Soekarno-Hatta dan
Bandara Halim Perdanakusuma.

(10) Ketentuan mengenai mutasi (rotasi, demosi, promosi) berikut biaya


pindah dimaksud pada ayat (4), (5) dan (6) diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Direksi dengan prinsip akuntabilitas.

Pasal 41
Promosi

(1) Setiap karyawan mendapat kesempatan yang sama untuk promosi.

(2) Promosi dilakukan dalam rangka:


a. Pengisian formasi;
b. Optimalisasi tugas unit kerja.

(3) Promosi dapat dilaksanakan melalui seleksi internal maupun seleksi


terbuka. Seleksi terbuka dilakukan apabila SDM internal tidak tersedia,
yang dinyatakan oleh unit SDM Kantor Pusat setelah mendapatkan
konfirmasi dari pimpinan unit yang bersangkutan.

(4) Persyaratan masa kerja minimal untuk mengikuti seleksi internal/terbuka


jabatan Supervisor/Junior Manager/setingkat untuk fungsi Mandatory
dan Non Mandatory adalah selama 3 (tiga) tahun.
(5) Pengisian formasi jabatan setingkat Supervisor/Junior Manager/setingkat
dengan pola seleksi terbuka diikuti oleh karyawan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Berpendidikan S.1; atau
2) Memiliki pengalaman/kelas jabatan sesuai persyaratan pada fungsi
jabatan sasaran.

(6) Persyaratan promosi dan seleksi internal tetap berpedoman pada


Keputusan Direksi tentang Pola Karir dan bagi peserta yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi dan belum diakui serta dinyatakan lulus
seleksi, maka otomatis akan diakui ijazahnya.

(7) Pelaksanaan promosi dengan memperhatikan pola diklat sebagaimana


tersebut pada pasal 37.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page31
31 of 79
79
2014-2015
Pasal 42
Rotasi

(1) Setiap karyawan mendapat kesempatan yang sama untuk rotasi.

(2) Rotasi dilakukan dalam rangka:


a. Pengisian formasi;
b. Penambahan pengetahuan dan ketrampilan;
c. Optimalisasi tugas unit kerja;
d. Pembinaan berkaitan dengan penilaian prestasi atau kompetensi
dan/atau disiplin;
e. Memenuhi kebutuhan Perusahaan atau atas permintaan karyawan
sendiri.

(3) Rotasi karyawan dapat berupa:


a. Rotasi non manajerial atau rotasi dari manajerial ke manajerial;
b. Rotasi dari manajerial ke non manajerial.

(4) Dalam hal terjadi restrukturisasi organisasi, dimungkinkan untuk


pelepasan jabatan karyawan.

(5) Rotasi untuk kelompok jabatan manajerial dilakukan setelah 6 (enam)


bulan dan paling lama 5 (lima) tahun kerja, kecuali kepentingan dinas
menghendaki lain.

(6) Rotasi non manajerial dilakukan untuk kepentingan pengembangan karir


yang bersangkutan.

(7) Karyawan diperbolehkan mengajukan permohonan rotasi/alih tugas


sebanyak 1 (satu) kali sepanjang formasi jabatan tersedia, dan dapat
mengajukan kembali sepanjang belum disetujui oleh Perusahaan.

Pasal 43
Demosi

(1) Demosi dilakukan karena:


a. Nilai prestasi/kompetensi karyawan rendah yang dibuktikan
dengan penilaian tertulis dari pimpinan unit kerja; atau
b. Pelanggaran terhadap disiplin tingkat berat sesuai rekomendasi
Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK) atau
Tim Pertimbangan Karyawan (TPK) atau Pemeriksaan Khusus
(Riksus) yang telah mendapatkan persetujuan Direksi; atau
c. Rotasi atas permintaan sendiri karena tidak tersedia formasi
jabatan setara; atau
d. tidak tersedia formasi jabatan setara bagi karyawan yang telah
menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan; atau

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page32
32 of 79
79
2014-2015
(2) Untuk hal-hal tersebut pada ayat (1), kecuali untuk ketentuan
sebagaimana butir 1 huruf b dan c, demosi dilakukan maksimal 3 (tiga)
tingkat dan paling lama untuk jangka waktu 2 tahun.

(3) Karyawan yang menjalani demosi dan selama masa hukuman berkinerja
baik serta tidak melakukan pelanggaran disiplin lain, maka setelah
berakhirnya jangka waktu hukuman dapat ditempatkan kembali ke kelas
jabatan semula.
(4) Dalam hal terjadi demosi, Perusahaan wajib memberitahukan alasan
dalam suatu Keputusan Direksi.

Pasal 44
Jalur Karir

Jalur karir karyawan ditetapkan dalam 3 jalur yaitu :

a. Administrasi yaitu jalur karir bagi karyawan yang menjalankan tugas-


tugas administratif. Dalam kelompok ini karyawan yang bersangkutan
bekerja di bawah pengawasan/supervisi karyawan lain dari kelompok
jabatan manajerial.

b. Profesi yaitu jalur karir bagi karyawan yang menjalankan tugas-tugas


operasional baik dari unit kerja operasi atau teknik. Dalam kelompok ini
karyawan yang bersangkutan menjalankan tugas pada jabatan yang
menjamin kelancaran operasional unit sesuai standar atau ketentuan
yang berlaku.

c. Manajerial yaitu jalur karir bagi karyawan yang menjalankan tugas-


tugas manajerial, baik struktural maupun non struktural dalam rangka
menunjang kelancaran tugas manajemen Perusahaan.

Pasal 45
Jenjang Karir Dan Persyaratan Jabatan

(1) Perjalanan karir karyawan dari suatu posisi tugas ke posisi tugas lain
dalam jenjang karir dimungkinkan, sepanjang formasi tersedia dan yang
bersangkutan memenuhi persyaratan jabatan yang ditetapkan untuk
menempati jabatan sasaran serta pertimbangan lain yang berkaitan
dengan penilaian performansi kerja dan pelatihan.

(2) Pengembangan karir dilaksanakan dengan mempertimbangkan


kesesuaian kelompok keluarga jabatan (job family) dan atau kualifikasi
persyaratan jabatan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page33
33 of 79
79
2014-2015
(3) Pembinaan karir karyawan berakhir pada waktu yang bersangkutan
berhenti dari perusahaan baik karena memasuki usia pensiun atau
mengajukan permohonan pengunduran diri maupun karena sebab-sebab
lain yang sah menurut hukum.

(4) Jenjang karir dan persyaratan sesuai jalur diatur lebih lanjut dalam
keputusan Direksi.

(5) Dengan pertimbangan penyempurnaan pada pola karir serta


memberikan kesempatan karir karyawan dengan sebaik-baiknya,
Perusahaan dapat mengubah sistem pola karir sesuai dengan hasil
evaluasi sistem manajemen SDM.

Pasal 46
Masa Persiapan Pensiun (MPP)

(1) Batas usia pensiun normal untuk karyawan yang bekerja di Perusahaan
adalah 56 tahun termasuk MPP selama 1 (satu) tahun.

(2) Karyawan yang telah memasuki usia MPP atau 55 tahun dan menduduki
jabatan manajerial dan non manajerial, dapat menjalankan MPP atau
tidak menjalankan MPP.

(3) Karyawan yang menduduki jabatan manajerial dan tidak menjalankan


MPP, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. Pejabat Manajerial dengan Kelas Jabatan 1 sampai dengan 4 dapat


diperpanjang jabatannya maksimal sampai dengan 3 (tiga) bulan
sebelum usia pensiun normal dengan terlebih dahulu dilakukan
evaluasi oleh Direksi;
b. Pejabat Manajerial setingkat Supervisor/Junior Manager dan setingkat
Manager secara otomatis akan diberhentikan dari jabatannya, namun
dalam hal khusus Direksi dapat memperpanjang jabatan tersebut
atas permintaan direktur terkait dan mendapat persetujuan dari
Direksi.

(4) Karyawan yang menduduki jabatan manajerial dan tidak menjalankan


MPP tetapi tidak diperpanjang jabatannya, tetap diberikan penghasilan
setara dengan kelas jabatan terakhir tanpa tunjangan/fasilitas jabatan.

(5) Karyawan yang menduduki jabatan manajerial dan non manajerial yang
menjalankan MPP, tetap diberikan penghasilan setara dengan kelas
jabatan terakhir tanpa tunjangan/fasilitas jabatan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur MPP diatur lebih lanjut
dengan keputusan Direksi.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page34
34 of 79
79
2014-2015
Pasal 47
Karir Karyawan Perusahaan Perbantuan

(1) Perusahaan dapat menugaskan karyawannya di luar Perusahaan, dalam


rangka:
a. Mengisi formasi jabatan atau melaksanakan pekerjaan pada Instansi
Penerima; atau
b. Memenuhi kepentingan lain yang disepakati oleh Direksi dan Direksi
Instansi Penerima.

(2) Karyawan Perusahaan mempunyai kesempatan yang sama untuk


diperbantukan pada afiliasi Perusahaan atau anak Perusahaan atau
instansi lain.

(3) Selama masa perbantuan, karyawan Perusahaan wajib melaporkan


kepada Perusahaan setiap mutasi jabatan yang bersangkutan di instansi
penerima.

(4) Dalam hal karyawan yang diperbantukan pada Instansi Penerima ditarik
kembali ke Perusahaan baik atas keinginan sendiri atau atas kebutuhan
Perusahaan, maka penempatan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan:
a. Formasi yang akan ditempati tidak lebih rendah dari kelas jabatan
pada waktu ditinggalkan;
b. Pengalaman jabatan yang bersangkutan sebagai pemenuhan
kualifikasi pada jabatan yang akan diisi.

(5) Ketentuan mengenai prosedur Karyawan Perusahaan Perbantuan diatur


lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.

Pasal 48
Karir Pegawai Negeri Sipil

(1) Perusahaan menerima pegawai negeri sipil yang diperbantukan atau


ditugaskan pada Perusahaan, dalam rangka:
a. mengisi formasi jabatan atau melaksanakan pekerjaan pada
Perusahaan; atau
b. memenuhi kepentingan lain yang disepakati oleh Direksi dan
Pimpinan Instansi Induk.

(2) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan atau ditugaskan dalam
jabatan di Perusahaan, pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan
setelah yang bersangkutan memenuhi persyaratan dan kebutuhan
Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page35
35 of 79
79
2014-2015
(3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diperbantukan pada Perusahaan
sebagai teknisi penerbangan, pembinaan karirnya dilakukan pada jalur
profesi sesuai fungsi penugasannya.

(4) Dalam hal pegawai yang bersangkutan akan dimutasikan pada jalur
administrasi atau manajerial, harus dimintakan permohonan monostatus
yang bersangkutan kepada instansi induknya.
(5) Bagi karyawan diperbantukan dengan masa kerja minimal 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun diperbantukan maka dapat dimonostatuskan
dalam hal karyawan bersangkutan mengajukan permohonan mono
status dan oleh Kementrian Perhubungan telah ditetapkan
pemberhentiannya sebagai PNS, kecuali PNS yang beralih status/mono
status sebagai akibat Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Perusahaan.

(6) Karyawan Diperbantukan yang telah memperoleh ijazah yang lebih


tinggi dari ijazah yang tercatat resmi di Perusahaan dapat mengikuti
program penyesuaian ijazah setelah mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari instansi induknya.

(7) Dalam hal alih status dari karyawan diperbantukan menjadi karyawan
Perusahaan maka Perusahaan dapat menerima yang bersangkutan,
sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku.

BAB VII
PENGHASILAN

Pasal 49
Gaji Dasar

(1) Perusahaan menaikkan gaji dasar karyawan pada setiap awal bulan
Januari sekurang-kurangnya sebesar 5 % (lima persen).

(2) Dalam hal Perusahaan memiliki kemampuan untuk menaikkan


penghasilan karyawan maka akan diutamakan menaikkan gaji dasar.

(3) Karyawan yang mendapat pengakuan tingkat pendidikan yang lebih


tinggi dari tingkat pendidikan terakhir, gaji dasarnya langsung
disesuaikan dengan besaran gaji dasar sesuai golongan pendidikan yang
baru.

(4) Gaji dasar karyawan masa percobaan diberikan sebesar 80 % (delapan


puluh persen) dari besaran gaji dasar sesuai dengan golongan
pendidikan yang diakui Perusahaan dengan masa kerja 0 (nol) tahun
dengan ketentuan gaji dasar ditambah insentif prestasi tidak lebih
rendah dari upah pokok minimum setempat yang berlaku.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page36
36 of 79
79
2014-2015
(5) Karyawan Perusahaan perbantuan yang baru bekerja di Perusahaan, gaji
dasarnya ditetapkan pada golongan pendidikan yang diakui Perusahaan
dengan masa kerja 0 (nol) tahun.

(6) Karyawan yang diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun


karena telah mencapai usia pensiun normal diberikan kenaikan gaji dasar
pengabdian sebesar 1 (satu) kali kenaikan berkala yang berlaku dengan
syarat-syarat yang diatur dalam suatu Keputusan Direksi.

(7) Gaji dasar dipergunakan untuk perhitungan :


a. Iuran peserta pensiun dan manfaat pensiun;
b. Iuran peserta THT dan manfaat THT;
c. Iuran Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) atau Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; dan
d. ketentuan lain yang diatur oleh Perusahaan.

Pasal 50
Insentif Prestasi

(1) Kepada setiap karyawan diberikan insentif prestasi sesuai dengan nama
dan kelas jabatan yang diduduki.

(2) Setiap faktor dalam formula insentif prestasi dilakukan penyesuaian


sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai kemampuan
Perusahaan.

(3) Ketentuan mengenai insentif prestasi diatur lebih lanjut dengan


keputusan Direksi.

BAB VIII
KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Pasal 51
Penyelenggaraan Kesejahteraan Karyawan

(1) Penyelenggaraan kesejahteraan karyawan dilakukan sesuai dengan


kemampuan Perusahaan, antara lain meliputi:
a. Tunjangan uang transportasi/ tunjangan bahan bakar minyak
(BBM);
b. Tunjangan uang makan;
c. Tunjangan license & rating;
d. Tunjangan kesejahteraan keluarga;
e. Tunjangan khusus;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page37
37 of 79
79
2014-2015
f. Tunjangan cuti;
g. Sumbangan Uang Sewa Rumah dan Tunjangan perumahan akhir
masa tugas;
h. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) atau Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan;
i. Tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun;
j. Insentif Produksi;
k. Pakaian Seragam Dinas & Pakaian Olahraga;
l. Sumbangan Perkawinan, Kelahiran dan Kematian.

(2) Dalam hal terjadi kondisi dan waktu kerja tertentu, seperti dalam
keadaan perang dan bahaya, Perusahaan memberikan
bantuan/tunjangan/sumbangan selain tersebut di atas pada ayat (1).

Pasal 52
Tunjangan Uang Transportasi

(1) Perusahaan memberikan tunjangan uang transportasi kepada karyawan


sebagai bantuan biaya perjalanan dari tempat tinggal menuju kantor
dan sebaliknya, yang dibayarkan pada awal bulan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. setiap karyawan mendapatkan tunjangan uang transportasi sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. karyawan yang mendapat fasilitas kendaraan dinas jabatan atau
kendaraan dinas operasional unit, tidak diberikan tunjangan uang
transportasi, tetapi mendapat penggantian biaya Bahan Bakar
Minyak (BBM).

(2) Tunjangan transportasi bagi karyawan, dan penggantian biaya BBM bagi
pejabat Manajerial diberikan sebesar 90% (sembilan puluh persen)
dalam hal Pejabat atau karyawan yang bersangkutan tidak masuk kerja
karena mangkir selama 2 (dua) hari atau lebih dalam 1 (satu) bulan.

(3) Ketentuan mengenai tunjangan uang transportasi diatur lebih lanjut


dengan Keputusan Direksi.

Pasal 53
Tunjangan Uang Makan

(1) Perusahaan memberikan tunjangan uang makan kepada karyawan


sebesar Rp 35.000 (tiga puluh lima ribu rupiah) per hari atau dalam
bentuk natura terhitung mulai Januari 2014 sampai dengan Desember
2014.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page38
38 of 79
79
2014-2015
(2) Terhitung mulai Januari 2015 dan selanjutnya Perusahaan memberikan
tunjangan uang makan kepada karyawan sebesar Rp 50.000 (lima puluh
ribu rupiah) per hari atau dalam bentuk natura.

(3) Tunjangan uang makan dibayarkan sesuai kehadiran karyawan dalam


setiap bulannya.

Pasal 54
Tunjangan Licence dan Rating

(1) Tunjangan license dan rating berlaku bagi karyawan yang karena
tuntutan tugasnya mensyaratkan license dan rating yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJU).

(2) Ketentuan mengenai tunjangan license dan rating diatur lebih lanjut
dalam keputusan Direksi.

Pasal 55
Tunjangan Kesejahteraan Keluarga

Tunjangan kesejahteraan keluarga diberikan kepada karyawan Perusahaan,


karyawan diperbantukan, dan karyawan ditugaskan sekurang-kurangnya
sebesar 1 (satu) kali penghasilan ditambah Tunjangan transportasi/
Tunjangan bahan bakar minyak (BBM) bulan terakhir dan diberikan pada
minggu kedua bulan Mei setiap tahun.

Pasal 56
Tunjangan Khusus

Tunjangan khusus diberikan kepada karyawan Perusahaan, karyawan


diperbantukan, dan karyawan ditugaskan sekurang-kurangnya sebesar 1
(satu) kali penghasilan ditambah Tunjangan transportasi/Tunjangan bahan
bakar minyak (BBM) bulan terakhir yang dibayarkan 2 (dua) minggu sebelum
hari raya.

Pasal 57
Tunjangan Cuti

(1) Kepada karyawan yang menjalankan cuti tahunan sesuai ketentuan pada
pasal 29 diberikan tunjangan cuti sebesar 1 (satu) kali penghasilan
ditambah Tunjangan transportasi/Tunjangan bahan bakar minyak
(BBM).

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page39
39 of 79
79
2014-2015
(2) Tunjangan cuti sebagaimana tersebut pada ayat (1) dibayarkan
bersamaan dengan persetujuan cuti.

(3) Ketentuan mengenai tunjangan cuti diatur lebih lanjut dengan


keputusan Direksi.

Pasal 58
Sumbangan Uang Sewa Rumah dan Tunjangan Perumahan Akhir
Masa Tugas

(1) Perusahaan memberikan sumbangan uang sewa rumah kepada


karyawan yang tidak menempati rumah dinas dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Besaran sumbangan uang sewa rumah untuk karyawan Kantor
Pusat dan Kantor Cabang diatur sebagai berikut :
1) Kelas jabatan 1 s.d. 4 sebesar Rp 2.000.000,- per bulan
2) Kelas jabatan 5 s.d. 7 sebesar Rp 1.750.000,- per bulan
3) Kelas jabatan 8 s.d. 9 sebesar Rp 1.500.000,- per bulan
4) Kelas jabatan 10 s.d.13 sebesar Rp 1.250.000,- per bulan
5) Kelas jabatan 14 s.d. 16 sebesar Rp 1.000.000,- per bulan
b. Sumbangan uang sewa rumah dibayarkan pada awal tahun dan
bersifat final, yaitu tidak dipengaruhi oleh perubahan kelas jabatan,
mutasi, pensiunnya karyawan atau penempatan rumah dinas.
c. Karyawan yang memiliki Surat Izin Penempatan Rumah Dinas
Operasional dan Rumah Dinas Jabatan tidak diberikan sumbangan
uang sewa rumah, namun karyawan yang bersangkutan
dibebaskan dari kewajiban membayar kompensasi sewa rumah.
d. Karyawan yang ditunjuk untuk menempati rumah dinas oleh
pejabat yang berwenang namun tidak bersedia menempatinya,
karyawan yang bersangkutan tidak diberikan sumbangan uang
sewa rumah.
e. Dalam hal terdapat perkawinan antar karyawan dalam Perusahaan,
sumbangan uang sewa rumah hanya diberikan kepada salah satu
pihak yang menduduki kelas jabatan tertinggi.
f. Pemberian sumbangan uang sewa rumah akan diatur lebih lanjut
dalam Keputusan Direksi.
(2) Tunjangan perumahan akhir masa tugas diberikan kepada karyawan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Karyawan yang diberikan tunjangan perumahan akhir masa tugas
adalah karyawan yang memiliki masa kerja di Perusahaan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun dan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Berhenti karena pensiun normal/dipercepat;
2) Diberhentikan karena sakit atau meninggal dunia;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page40
40 of 79
79
2014-2015
b. Pemberian tunjangan perumahan akhir masa tugas diperhitungkan
dari kelas jabatan tertinggi yang pernah diduduki.
c. Besaran tunjangan perumahan sebagaimana dimaksud diatur
sebagai berikut:
1) Kelas jabatan 1 s.d. 4 sebesar Rp 44.000.000,00
2) Kelas jabatan 5 s.d. 7 sebesar Rp 41.250.000,00
3) Kelas jabatan 8 s.d. 9 sebesar Rp 38.500.000,00
4) Kelas jabatan 10 s.d. 13 sebesar Rp 35.750.000,00
5) Kelas jabatan 14 s.d. 16 sebesar Rp 33.000.000,00

d. Bagi karyawan yang berasal dari bandara-bandara yang dilimpahkan


ke PT Angkasa Pura II (Persero), besaran pemberian tunjangan
perumahan akhir masa tugas akan diatur kemudian dalam
Keputusan Direksi.
e. Tunjangan perumahan akhir masa tugas untuk karyawan yang
menempati rumah dinas, diberikan setelah yang bersangkutan
mengosongkan dan menyerahkan kembali rumah dinas ke
Perusahaan, yang besarannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada saat karyawan yang bersangkutan pensiun.
f. Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas (TPAMT) bagi karyawan
Perusahaan perbantuan, diberikan berdasarkan kelas jabatan
terakhir di Perusahaan.
g. Dalam hal terdapat perkawinan antar karyawan dalam Perusahaan,
tunjangan perumahan akhir masa tugas hanya diberikan kepada
salah satu pihak yang menduduki kelas jabatan tertinggi.
h. Ketentuan tentang mekanisme penempatan dan pengosongan
rumah dinas akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

Pasal 59
Uang Pisah

(1) Uang pisah diberikan kepada karyawan yang mangkir sehingga


diberhentikan tidak dengan hormat atau diberhentikan dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri dan kepada karyawan yang diberhentikan
dengan hormat atas permintaan sendiri dikarenakan mengundurkan diri.

(2) Besaran uang pisah sebagaimana tersebut dalam ayat (1) sebesar
Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page41
41 of 79
79
2014-2015
Pasal 60
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(1) Karyawan Perusahaan yang masih aktif diikutsertakan dalam program


Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan terdiri


dari :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
b. Jaminan Kematian;
c. Jaminan Hari Tua.

(3) Ketentuan teknis tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)


Ketenagakerjaan akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

Pasal 61
Tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun

(1) Karyawan berhak atas Tunjangan Hari Tua dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Karyawan yang telah mencapai masa kerja 10 (sepuluh) tahun dan
kelipatan 5 (lima) tahun berikutnya berhak mendapat uang muka
tunjangan hari tua secara periodik sebesar 5 (lima) kali gaji dasar
(GD) terakhir dan akan diperhitungkan dengan pemberian jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus.
b. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun normal berhak
mendapatkan jaminan hari tua sesuai masa kerja dengan formula
perhitungan: indeks masa kerja dikalikan GD terakhir dikurangi uang
muka THT yang telah diterima.
c. Karyawan yang meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun,
ahli warisnya berhak mendapatkan tunjangan hari tua dengan
formula perhitungan: indeks masa kerja berhenti dengan hormat
pensiun normal dikalikan GD terakhir pada saat meninggal tanpa
dikurangi uang muka THT yang telah diterima.
d. Karyawan yang menderita sakit yang berkelanjutan sehingga tidak
dapat bekerja lagi berhak mendapatkan tunjangan hari tua dengan
formula perhitungan: indeks masa kerja berhenti dengan hormat
pensiun normal dikalikan GD terakhir pada saat berhenti karena
sakit tanpa dikurangi uang muka THT yang telah diterima.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page42
42 of 79
79
2014-2015
e. Karyawan yang mengundurkan diri atas permintaan sendiri atau
yang dikualifikasikan mengundurkan diri atau diberhentikan oleh
Perusahaan sebelum mencapai usia pensiun normal berhak
mendapatkan tunjangan hari tua dengan formula perhitungan:
indeks masa kerja pengabdian dikalikan GD terakhir dikurangi uang
muka THT yang telah diterima.
f. Apabila Perusahaan melakukan rasionalisasi atau pengurangan
karyawan secara massal maka formula perhitungan manfaat THT
adalah: indeks masa kerja waktu pensiun normal dikalikan GD waktu
pensiun normal dikurangi uang muka THT yang telah diterima.

(2) Karyawan berhak atas manfaat pensiun dengan ketentuan sebagai


berikut:
a. Bagi Karyawan yang diangkat sebagai Karyawan Perusahaan sebelum
1 Januari 2009 berhak atas manfaat pensiun dari Dana Pensiun
Pemberi Kerja (DPPK) /DAPENDA dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Karyawan yang berhenti bekerja dan telah memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun berhak atas manfaat pensiun
normal atau manfaat pensiun dipercepat atau manfaat pensiun
cacat atau manfaat pensiun ditunda.
2) Karyawan yang berhenti bekerja dan telah mencapai usia
pensiun dipercepat tetapi belum mencapai usia pensiun normal,
berhak atas manfaat pensiun dipercepat.
3) Karyawan yang berhenti bekerja karena cacat, berhak atas
manfaat pensiun cacat.
4) Karyawan yang berhenti bekerja dan belum mencapai usia
pensiun dipercepat dan telah memiliki masa kerja sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun berhak atas pensiun ditunda.
5) Karyawan yang berhenti bekerja dan memiliki masa kerja kurang
dari 3 (tiga) tahun, tidak mendapat manfaat pensiun tetapi
berhak atas iuran peserta dan hasil pengembangannya yang
dibayarkan sekaligus.
6) Karyawan aktif berhak menunjuk perwakilan sebagai salah satu
anggota Dewan Pengawas Dana Pensiun yang ditunjuk oleh
SEKARPURA II.
7) Ketentuan mengenai manfaat pensiun diatur lebih lanjut dengan
keputusan Direksi.
b. Bagi Karyawan Perusahaan yang diangkat sejak tanggal 1 Januari
2009 memperoleh manfaat pensiun dari Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam DPLK
yang ditunjuk.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page43
43 of 79
79
2014-2015
Pasal 62
Insentif Produksi

(1) Insentif Produksi diberikan kepada karyawan yang masih bekerja di


Perusahaan dalam tahun yang bersangkutan sebagai balas jasa
produktivitas, yang pembayarannya dilaksanakan sesuai ketentuan
Perusahaan.

(2) Dalam hal diberikan uang muka insentif produksi, pelaksanaannya pada
bulan November tahun berjalan.

(3) Pemberian insentif produksi dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu)


bulan setelah diterbitkannya Laporan Keuangan Perusahaan (audited)
yang telah disetujui oleh Pemegang Saham.

Pasal 63
Pakaian Seragam Dinas Dan Pakaian Olah Raga

(1) Perusahaan memberikan pakaian dinas kepada karyawan setiap 1 (satu)


tahun sekali sekurang-kurangnya 3 (tiga) stel pakaian dan sepasang
sepatu, selambat-lambatnya pada akhir Triwulan III tahun berjalan.

(2) Perusahaan memberikan pakaian olah raga kepada karyawan setiap


2 (dua) tahun sekali sekurang-kurangnya 1 (satu) stel pakaian dan
sepasang sepatu olah raga selambat-lambatnya pada akhir Triwulan III
tahun kedua.

Pasal 64
Sumbangan Perkawinan, Sumbangan Kelahiran dan
Sumbangan Kematian

(1) Perusahaan memberikan sumbangan perkawinan kepada karyawan


yang melangsungkan perkawinan secara sah, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Besarnya sumbangan perkawinan diberikan kepada karyawan
sebesar 1 (satu) kali penghasilan;
b. Sumbangan perkawinan hanya diberikan 1 (satu) kali, dan berlaku
bagi perkawinan pertama.

(2) Perusahaan memberikan sumbangan kelahiran kepada karyawan yang


melakukan persalinan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Besarnya sumbangan kelahiran diberikan kepada karyawan sebesar
1 (satu) kali penghasilan untuk kelahiran anak pertama;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page44
44 of 79
79
2014-2015
b. Besarnya sumbangan kelahiran diberikan kepada karyawan sebesar
50 % (lima puluh perseratus) dari penghasilan untuk kelahiran anak
kedua.
(3) Perusahaan memberikan sumbangan kematian kepada karyawan atau
ahli waris dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Besaran sumbangan kematian adalah sebagai berikut :
1) Apabila karyawan yang meninggal, ahli waris diberikan sebesar
5 (lima) kali penghasilan.
2) Apabila pasangan/anak karyawan yang meninggal, karyawan
diberikan sebesar 3 (tiga) kali penghasilan.
b. Perusahaan dapat memberikan santunan selama 12 (dua belas)
bulan berturut-turut sebesar 1 (satu) kali penghasilan terakhir yang
diterima, dalam hal karyawan yang meninggal dunia belum
mencapai usia pensiun dipercepat dan keluarga yang ditinggalkan
dalam kondisi memerlukan bantuan finansial berdasarkan
keterangan dari pimpinan unit kerja karyawan yang bersangkutan.

(4) Ketentuan mengenai sumbangan perkawinan, sumbangan kelahiran dan


sumbangan kematian diatur lebih lanjut dalam keputusan Direksi.

Pasal 65

Dengan pertimbangan perbaikan kesejahteraan Karyawan, Perusahaan dapat


melakukan penyesuaian atas sistem remunerasi, kompensasi dan benefit
berdasarkan hasil evaluasi sistem manajemen SDM, dengan prinsip efektif
dan efisien.

BAB IX
FASILITAS, BANTUAN DAN PENGHARGAAN

Pasal 66
Fasilitas Jabatan Manajerial

(1) Kepada pejabat manajerial atau pejabat tertentu yang ditetapkan oleh
Perusahaan diberikan fasilitas sebagai berikut :
a. Tunjangan fasilitas telepon dibayarkan diawal bulan;
b. Fasilitas kendaraan dinas jabatan dan uang pengganti Bahan Bakar
Minyak (BBM);

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page45
45 of 79
79
2014-2015
c. Fasilitas kendaraan operasional unit dan uang pengganti BBM yang
besarnya setara dengan tunjangan transportasi yang seharusnya
diterima.

(2) Ketentuan mengenai fasilitas jabatan manajerial diatur lebih lanjut


dalam keputusan Direksi.

Pasal 67
Fasilitas Kerohanian dan Fasilitas Olah Raga

(1) Untuk menunjang pembinaan rohani bagi karyawan, Perusahaan


melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyediakan fasilitas ibadah yang memadai di lingkungan
Perusahaan sehingga memungkinkan karyawan menjalankan
kewajiban pada waktunya menurut agama dan kepercayaan
masing-masing;
b. Memberikan bantuan dana untuk kegiatan-kegiatan keagamaan
yang diadakan oleh karyawan di lingkungan Perusahaan;
c. Memberikan ijin kepada karyawan meninggalkan pekerjaan untuk
menjalankan ibadah menurut agamanya.

(2) Untuk menunjang pengembangan kegiatan olah raga, Perusahaan


menyediakan fasilitas olah raga di Perusahaan agar dapat dimanfaatkan
oleh karyawan.

Pasal 68
Bantuan Biaya Ke Tempat Menjalani Masa Pensiun

(1) Karyawan yang telah purna tugas dan hendak kembali ke tempat
menjalani masa pensiun bersama keluarga, diberikan bantuan biaya ke
tempat menjalani masa pensiun sepanjang masih dalam wilayah
Republik Indonesia yang besarannya diatur dalam Keputusan Direksi.

(2) Tempat menjalani pensiun sebagaimana dimaksud dalam pasal ini


adalah tempat karyawan yang telah purna tugas menjalani masa
pensiun.

(3) Pengajuan bantuan biaya ke tempat menjalani masa pensiun, dalam


jangka waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah pensiun.

(4) Ketentuan mengenai bantuan biaya kembali ke tempat menjalani masa


pensiun diatur dalam Keputusan Direksi.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page46
46 of 79
79
2014-2015
Pasal 69
Bantuan Beasiswa

(1) Dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa, Perusahaan memberikan


bantuan beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi di kelasnya.

(2) Ketentuan mengenai bantuan beasiswa diatur lebih lanjut dalam


Keputusan Direksi.

Pasal 70
Bantuan Musibah dan Bencana Alam

(1) Karyawan yang tertimpa kemalangan secara langsung dikarenakan


bencana alam atau musibah yang berskala nasional sesuai ketetapan
pemerintah yang berwenang, diberikan bantuan sekurang-kurangnya
1 (satu) kali penghasilan.

(2) Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (1) juga berlaku dalam hal
karyawan mengalami musibah atau bencana alam bukan dalam skala
nasional namun mengakibatkan kerugian material yang sangat besar
(total loss).

Pasal 71
Rekreasi

(1) Dengan mempertimbangkan kondisi Perusahaan, dalam 1 (satu) tahun


sekali Perusahaan dapat menyelenggarakan rekreasi bagi karyawan dan
keluarganya.

(2) Untuk keperluan rekreasi tersebut Perusahaan memberikan biaya sesuai


dengan kemampuan Perusahaan.

Pasal 72
Tanda Penghargaan

(1) Karyawan yang akan memasuki masa persiapan pensiun atau


menunjukkan kesetiaan dan mencapai prestasi luar biasa, dapat
diberikan penghargaan.

(2) Penghargaan yang diberikan kepada karyawan dapat berupa material


dan non material.

(3) Setiap tahun sekali atau sesuai kemampuan keuangan Perusahaan,


Perusahaan dapat melaksanakan acara seremonial melepas karyawan
purna tugas.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page47
47 of 79
79
2014-2015
(4) Kepada karyawan yang menjalani Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan
belum mendapatkan tunjangan cuti pada tahun pelaksanaan MPP,
diberikan penghargaan sebesar 1 (satu) kali penghasilan ditambah
Tunjangan transportasi/Tunjangan bahan bakar minyak (BBM) bulan
terakhir.

(5) Karyawan berhak mendapatkan Uang Tanda Penghargaan, dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Karyawan yang memiliki masa kerja minimal 25 tahun atau lebih
diberikan sebesar 1 x THP (Gaji dasar + IP + Tunjangan
Transportasi/BBM + Tunjangan Jabatan bagi karyawan manajerial);
b. Karyawan yang memasuki masa pensiun normal sebelum masa kerja
25 tahun, dengan masa kerja minimal 20 tahun s.d. 24 tahun
diberikan secara proporsional berdasarkan perhitungan pada huruf
a.

(6) Pemberian uang tanda penghargaan sebagaimana tersebut pada


ayat (5) diberlakukan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2015.

(7) Ketentuan mengenai pemberian uang tanda penghargaan diatur lebih


lanjut dalam Keputusan Direksi.

BAB X
JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

Pasal 73
Pelayanan Kesehatan

(1) Perusahaan menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi


karyawan dan keluarganya yang terdiri dari:
a. Rawat jalan tingkat pertama meliputi:
1) Konsultasi pemeriksaan dan pengobatan termasuk pengobatan
gigi;
2) Pemeriksaan penunjang diagnostik yang meliputi laboratorium
dan pemeriksaan radiologi;
3) Pelayanan rehabilitasi medis ringan;
4) Pemberian obat sesuai kebutuhan medis;
5) Pemberian rujukan ke dokter spesialis/Rumah Sakit Rujukan
sesuai indikasi medis.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page48
48 of 79
79
2014-2015
b. Rawat jalan tingkat lanjutan oleh dokter spesialis meliputi:
1) Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan;
2) Pemeriksaan penunjang diagnostik;
3) Tindakan medis poliklinik dari yang ringan sampai yang
memerlukan keterampilan khusus dan mengandung resiko;
4) Pelayanan rehabilitasi medis;
5) Pemberian obat dan atau vitamin sesuai kebutuhan
medis/indikasi medis.
c. Rawat Inap di Rumah Sakit sesuai dengan kelas perawatan yang
menjadi haknya, meliputi:
1) Fasilitas kamar perawatan;
2) Pemeriksaan/perawatan oleh dokter spesialis;
3) Pemeriksaan penunjang diagnostik;
4) Perawatan intensif bila diperlukan;
5) Pelayanan rehabilitasi medis;
6) Pemberian obat dan atau vitamin sesuai kebutuhan
medis/indikasi medis;
7) Pelayanan operasi termasuk bedah gigi dan mulut, kecuali
tindakan yang bersifat kosmetik.

(2) Perusahaan menanggung biaya perawatan karyawan dan keluarganya,


sepanjang karyawan yang bersangkutan menggunakan fasilitas sesuai
hak yang ditentukan Perusahaan.

(3) Keluarga karyawan sebagaimana tersebut pada ayat (2) adalah suami,
istri dan maksimum 2 (dua) anak dengan usia maksimum 21 (dua
puluh satu) tahun yang dapat diperpanjang sampai dengan usia 25
(dua puluh lima) tahun sepanjang belum menikah dan masih dalam
pendidikan formal.

(4) Dalam hal salah satu anak yang ditanggung tidak memenuhi syarat
(usia di atas 25 tahun atau menikah) atau meninggal dunia maka hak
tersebut dapat disubstitusi dengan batasan usia maksimum
sebagaimana tersebut pada ayat (3).

(5) Karyawan dan keluarganya yang masuk dalam tanggungan


Perusahaan yang meninggal dunia pada saat menjalani perawatan di
rumah sakit, dibebaskan dari seluruh biaya rumah sakit, sepanjang
sesuai dengan hak perawatan yang telah ditetapkan.

(6) Anak karyawan yang sudah tidak menjadi tanggungan orang tua,
belum menikah dan belum mempunyai penghasilan sendiri yang
memerlukan perawatan di rumah sakit dapat diberikan pinjaman
dengan jaminan penghasilan/uang THT orang tuanya.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page49
49 of 79
79
2014-2015
(7) Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, manajemen bersama
dengan SEKARPURA II akan melakukan kajian tentang Pelayanan
kesehatan yang akan diselenggarakan oleh Asuransi, paling lambat
dilaksanakan pada tahun 2014.

(8) Segala sesuatu yang terkait dengan Pensiunan akan diatur dalam
Keputusan Direksi, meliputi:
a. Kesehatan Pensiunan dan keluarganya yang masih dalam
tanggungan perusahaan;
b. Santunan Kematian.

(9) Ketentuan mengenai pemberian pelayanan kesehatan diatur lebih


lanjut dengan Keputusan Direksi.

BAB XI
PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN

Pasal 74
Kewajiban Karyawan

Setiap Karyawan wajib:


a. Melaksanakan dan mematuhi semua peraturan, baik yang dibuat oleh
Perusahaan maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan dan mentaati semua isi Perjanjian Kerja Bersama dan
peraturan serta tata tertib kerja yang berlaku di Perusahaan;
c. Menaati janji jabatan atau janji karyawan/pakta integritas berdasarkan
peraturan yang berlaku;
d. Mengisi daftar hadir (melaksanakan presensi), menaati ketentuan waktu
kerja dan menjalankan tugasnya sesuai ketentuan waktu kerja;
e. Melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggung-jawabnya secara
optimal sesuai standar operasi dan prosedur;
f. Mendukung tercapainya sinergi dan koordinasi antar unit kerja;
g. Membuat KPI individu bawahan secara obyektif;
h. Mematuhi dan melaksanakan kode etik/code of conduct Perusahaan;
i. Memberitahukan kepada Perusahaan atas terjadinya perubahan status
dan atau susunan keluarga serta tempat tinggalnya dalam waktu
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah penerbitan bukti tertulis dari
instansi yang berwenang;
j. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Perusahaan baik yang
dipercayakan secara khusus kepadanya maupun yang harus dipegang
teguh oleh karyawan pada umumnya;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page50
50 of 79
79
2014-2015
k. Menjaga, menyimpan dan atau memelihara barang milik atau yang
berada dalam penguasaan Perusahaan, atau barang milik orang/instansi
lain yang ada di lingkungan Perusahaan yang digunakan atau
dipercayakan kepadanya sehingga selalu dalam keadaan aman dan/atau
berfungsi baik;
l. Menjaga, memelihara dan meningkatkan nama baik Perusahaan di dalam
maupun di luar Perusahaan;
m. Menghindari perbuatan tercela antara lain membuat keributan, keonaran,
pertengkaran, perkelahian serta perbuatan yang menganggu ketertiban,
kelancaran tugas dan ketenangan bekerja;
n. Bekerja dengan jujur, kreatif, tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan Perusahaan;
o. Melaporkan kepada atasannya atau pejabat yang berwenang, apabila
mengetahui ada hal yang merugikan atau dapat merugikan Perusahaan;
p. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang harmonis, tertib dan
aman;
q. Menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik di lingkungan Unit
Kerja/Perusahaan/masyarakat;
r. Merasa ikut memiliki Perusahaan serta bertanggungjawab dan berusaha
untuk memajukan, mengamankan dan menjaga nama baik Perusahaan;
s. Memakai pakaian dinas/kerja dan atribut kerja sesuai ketentuan;
t. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
pelanggan/masyarakat;
u. Melaksanakan dan mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan
kerja.

Pasal 75
Larangan Bagi Karyawan

Dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang


berlaku, karyawan dilarang melakukan perbuatan yang disebut di bawah ini :
a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat
negara atau Perusahaan atau karyawan;
b. Melakukan atau membantu melakukan pencurian dan/atau penggelapan
uang, surat berharga, peralatan atau barang milik Perusahaan atau
peralatan/barang yang dipercayakan oleh Perusahaan;
c. Menyalahgunakan wewenangnya;
d. Dengan sengaja atau lalai membocorkan hal-hal yang menjadi rahasia
Perusahaan kepada orang yang tidak berkepentingan dan/atau
mengakibatkan kerugian atau permasalahan bagi Perusahaan;
e. Memperkaya diri sendiri atau orang lain dengan cara yang tidak sah
(korupsi);

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page51
51 of 79
79
2014-2015
f. Membujuk atau mempengaruhi siapapun untuk melakukan perbuatan
yang mengakibatkan kerugian atau permasalahan bagi Perusahaan;
g. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau surat
lainnya yang dapat menimbulkan kerugian Perusahaan;
h. Memanipulasi data yang mengakibatkan kerugian atau permasalahan
bagi Perusahaan;
i. Dengan sengaja menolak atau melalaikan perintah, peraturan-peraturan
dan/atau norma-norma Perusahaan, atau tugas yang diberikan, kecuali
dalam keadaan tertentu yang dapat membahayakan keselamatan jiwa
dan badan;
j. Mengabaikan ketentuan K3 dalam pelaksanaan tugas;
k. Membiarkan bawahan melakukan kesalahan atau tidak melaksanakan
tugas kedinasan sesuai ketentuan yang berlaku;
l. Menghalangi atau menghambat bawahan untuk berprestasi atau
memberikan kontribusi positif terhadap Perusahaan;
m. Melakukan intimidasi atau penghinaan terhadap Perusahaan, pimpinan
Perusahaan dan/atau karyawan;
n. Menipu, memfitnah, menghasut, berbohong yang mengakibatkan
kerugian moril maupun materiil terhadap Perusahaan atau
karyawan/orang lain;
o. Tidak masuk kerja tanpa izin atasan langsung (mangkir/bolos);
p. Meninggalkan tugas tanpa izin dalam jam kerja yang ditentukan;
q. Tidur di lingkungan tempat kerja pada saat sedang menjalankan tugas;
r. Merokok di tempat kerja dan tempat lain di lingkungan Perusahaan yang
terdapat tanda larangan merokok;
s. Melanggar ketentuan profesi atau melanggar pakta integritas/pernyataan
jabatan;
t. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku
antara lain:
1) Menelantarkan atau tidak menggunakan peralatan/perlengkapan K3
sebagaimana mestinya;
2) Melalaikan untuk melaporkan kecelakaan yang mengakibatkan
cedera terhadap seseorang;
3) Mengabaikan petunjuk Perusahaan mengenai pelaporan kecelakaan
atau terjadinya cidera.
u. Melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau di lingkungan
tempat kerja Perusahaan, kecuali terbukti bahwa tindakan itu dilakukan
untuk membela diri atau orang lain;
v. Berkelahi, membuat kegaduhan atau kekacauan di lingkungan tempat
kerja;
w. Menghalang-halangi karyawan lainnya masuk kerja dan atau bekerja;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page52
52 of 79
79
2014-2015
x. Melakukan tindakan pemerasan, percaloan dan tindakan lain yang
sejenis;
y. Melakukan tindakan dan atau menerima suap dari pihak manapun;
z. Mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang terlarang
lainnya di lingkungan kerja;
aa. Bekerja atau terikat pekerjaan dengan pihak lain atau badan hukum lain
tanpa izin dari Perusahaan yang bertentangan dengan kepentingan
Perusahaan;
bb. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
cc. Mengadakan rapat/pertemuan di tempat kerja dan atau lingkungan kerja
tanpa izin yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan Perusahaan;
dd. Membawa senjata api, senjata tajam dan barang-barang berbahaya
lainnya kecuali untuk kepentingan dinas;
ee. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan
aset inventaris, barang-barang, dokumen, surat-surat berharga,
milik/yang dikuasai/yang di bawah tanggung jawab Perusahaan atau
melakukan perbuatan hukum lainnya, secara tidak sah;
ff. Melakukan unjuk rasa/provokasi tanpa konfirmasi dari pejabat yang
berwenang;
gg. Menolak menandatangani Berita Acara pemeriksaan yang dilakukan
sesuai prosedur, obyektif dan akurat;
hh. Melakukan perbuatan lain yang melanggar norma-norma kepatutan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 76
Hukuman Disiplin

(1) Setiap perbuatan atau sikap dan perilaku karyawan yang melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau larangan
sebagaimana dimaksud pada pasal 74 atau tidak melaksanakan
kewajiban sebagai karyawan, merupakan pelanggaran disiplin dan dapat
dikenakan sanksi hukuman disiplin.

(2) Dalam hal pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
juga merupakan tindak pidana yang dapat dijatuhi sanksi hukuman oleh
pihak yang berwajib atau oleh pejabat yang berwenang maka tidak
menutup kemungkinan dijatuhkannya hukuman disiplin terhadap
karyawan yang bersangkutan.

(3) Apabila pelanggaran disiplin yang dilakukan karyawan mengakibatkan


kerugian material terhadap Perusahaan, maka penjatuhan hukuman
disiplin dapat disertai pengembalian kerugian material yang dialami
Perusahaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page53
53 of 79
79
2014-2015
Pasal 77
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin

(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:


a. Hukuman disiplin ringan;
b. Hukuman disiplin sedang;
c. Hukuman disiplin berat.

(2) Jenis hukuman disiplin ringan sekurang-kurangnya berupa Peringatan


lisan dibuktikan dengan berita acara tertulis dan maksimal berupa Surat
Peringatan pertama dan pemotongan insentif prestasi setinggi-tingginya
10% (sepuluh persen) untuk 2 (dua) bulan.

(3) Jenis hukuman disiplin sedang sekurang-kurangnya berupa Surat


Peringatan kedua dan pemotongan insentif prestasi sebesar 10%
(sepuluh persen) untuk 3 (tiga) bulan dan maksimal berupa Surat
peringatan ketiga dan pemotongan insentif prestasi sebesar 30% (tiga
puluh persen) paling lama 6 (enam) bulan.

(4) Jenis hukuman disiplin berat sekurang-kurangnya penempatan pada


tingkat jabatan 2 (dua) tingkat lebih rendah selama 7 (tujuh) bulan dan
maksimal pemberhentian tidak dengan hormat.

(5) Dalam hal karyawan yang menduduki jalur karir manajerial dikenakan
hukuman disiplin tingkat berat, maka akan ditempatkan pada jalur karir
administrasi atau jalur karir profesi.

(6) Pemberian hukuman diberikan sesuai tingkat pelanggaran dan tidak


harus berjenjang dari awal.

Pasal 78
Hukuman Disiplin Ringan

Pelanggaran yang dapat dikenakan Hukuman Disiplin Ringan antara lain


adalah sebagai berikut :
a. Meninggalkan tugas pekerjaan tanpa izin atasan atau tidak masuk kerja
tanpa alasan yang sah maksimal selama 1 (satu) hari dalam 1 (satu)
bulan atau 2 (dua) hari berturut-turut atau 2 s.d 3 hari tidak berturut-
turut dalam satu bulan;
b. Tidak menjalankan tugas dan tidak menggunakan waktu kerja sebaik-
baiknya dalam jam kerja;
c. Datang terlambat lebih dari 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
d. Tidak berpakaian rapi atau sopan dengan kelengkapan sesuai ketentuan
Perusahaan;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page54
54 of 79
79
2014-2015
e. Bersikap tidak sopan terhadap rekan sekerja atau atasan atau bawahan
dan masyarakat;
f. Merokok di ruangan kerja atau Public Area yang diberi tanda Dilarang
Merokok;
g. Tidur atau bermalas-malasan selama jam kerja;
h. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang ditentukan
oleh Perusahaan.

Pasal 79
Hukuman Disiplin Sedang

(1) Pelanggaran yang dapat dikenakan Hukuman Disiplin Sedang antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Pengulangan terhadap pelanggaran disiplin ringan;
b. Tidak masuk kerja atau meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah
maksimal selama 3 (tiga) hari berturut-turut atau 4 (empat) s.d 5
(lima) hari tidak berturut-turut dalam sebulan;
c. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung
jawabnya sebaik mungkin (mengabaikan tugas kedinasan),
termasuk tidak melaporkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
karyawan yang menjadi tanggung jawabnya;
d. Tidak memperhatikan dan melaksanakan segala keputusan
Perusahaan baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya
atau yang berlaku secara umum;
e. Bekerja dengan tidak jujur, tidak tertib, dan tidak cermat sehingga
merugikan Perusahaan;
f. Melakukan pelanggaran ketentuan profesi tingkat ringan.
g. Melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan;
h. Tidak menaati peraturan dan tata tertib kerja Perusahaan;
i. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuh
tanggung jawab;
j. Menggunakan aset/inventaris milik Perusahaan untuk keperluan
pribadi tanpa izin Perusahaan sehingga menyebabkan kerugian
Perusahaan;
k. Mengadakan rapat/pertemuan di tempat kerja dan atau lingkungan
Perusahaan tanpa ijin dan dapat merugikan Perusahaan;
l. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau
dalam lingkungan tempat kerja Perusahaan atau di tempat
manapun kecuali untuk pembelaan diri;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page55
55 of 79
79
2014-2015
m. Melakukan intimidasi atau penghinaan terhadap Perusahaan,
pimpinan Perusahaan dan/atau karyawan lain;
n. Membujuk siapapun untuk melakukan perbuatan yang
mengakibatkan kerugian Perusahaan;
o. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau
surat penting lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan
yang keliru;
p. Memanipulasi data sehingga merugikan Perusahaan;
q. Menghalangi bawahan untuk berprestasi/memberikan kontribusi
positif terhadap Perusahaan;
r. Melakukan perbuatan yang dinilai dan terbukti telah melecehkan
martabat karyawan lainnya;
s. Melakukan perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
t. Dengan sengaja menolak atau melalaikan perintah, peraturan-
peraturan dan/atau norma-norma Perusahaan, atau tugas yang
diberikan, kecuali dalam keadaan tertentu yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa dan badan;
u. Tidak memberikan teladan terhadap bawahan atau menghalangi
bawahan untuk berprestasi/memberikan kontribusi positif terhadap
Perusahaan;
v. Merokok di ruang kerja yang berlokasi di Restricted Public Area yang
terdapat tanda larangan merokok.

(2) Pemberian peringatan kedua tidak harus melalui peringatan pertama


atau pemberian peringatan ketiga tidak harus melalui peringatan
pertama dan kedua.

Pasal 80
Hukuman Disiplin Berat

(1) Pelanggaran yang dapat dikenakan Hukuman Disiplin Berat antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Pengulangan terhadap perbuatan disiplin Sedang;
b. Tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari
berturut-turut atau 7 (tujuh) sampai dengan 8 (delapan) hari tidak
berturut-turut dalam satu bulan;
c. Tidak melaksanakan dan tidak mematuhi peraturan Perusahaan
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page56
56 of 79
79
2014-2015
d. Sengaja melakukan perbuatan tercela antara lain membuat
keributan, keonaran, pertengkaran, perkelahian serta perbuatan yang
mengganggu ketertiban, kelancaran tugas dan ketenangan kerja;
e. Menipu, memfitnah, menghasut, berbohong yang mengakibatkan
kerugian moril maupun materiil terhadap Perusahaan atau
karyawan/orang lain;
f. Melakukan atau membantu melakukan pencurian dan atau
penggelapan uang, surat berharga, peralatan atau barang milik
Perusahaan atau peralatan/barang yang dipercayakan oleh
Perusahaan;
g. Menghilangkan atau merusak perkakas, peralatan atau
aset/inventaris milik Perusahaan yang dipercayakan kepada
karyawan guna membantu atau melindungi karyawan tersebut dalam
menjalankan tugas;
h. Menyalahgunakan wewenang yang mengakibatkan kerugian
Perusahaan atau orang lain;
i. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau
surat penting lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan yang
keliru;
j. Memanipulasi data sehingga merugikan Perusahaan;
k. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
l. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan
rusak/hilangnya barang milik Perusahaan atau barang milik
orang/instansi lain yang ada di lingkungan Perusahaan;
m. Mabuk karena minuman beralkohol, mengkonsumsi narkoba, dan
atau berjudi;
n. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau
dalam lingkungan tempat kerja Perusahaan atau di tempat manapun
kecuali untuk pembelaan diri atau orang lain;
o. Melakukan pelanggaran ketentuan profesi tingkat berat berdasarkan
keputusan dari tim investigasi yang dibentuk untuk itu;
p. Merokok di area airside;
q. Bekerja atau terikat pekerjaan dengan pihak lain atau badan hukum
lain tanpa izin dari Perusahaan yang bertentangan dengan
kepentingan Perusahaan;
r. Tidak menaati pernyataan jabatan berdasarkan peraturan yang
berlaku;
s. Tidak menjaga, memelihara dan meningkatkan nama baik
Perusahaan di dalam maupun di luar Perusahaan;
t. Melakukan perbuatan asusila;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page57
57 of 79
79
2014-2015
u. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan
rusak/hilangnya barang milik Perusahaan atau barang milik
orang/instansi lain yang ada di lingkungan Perusahaan atau yang
mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan;
v. Tidak segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau yang merugikan Perusahaan;
w. Tidak menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Perusahaan;
x. Mencuri dan atau menggelapkan uang, bahan, peralatan atau barang
milik Perusahaan atau yang dipercayakan oleh Perusahaan atau
secara langsung terlibat dalam pencurian/penggelapan;
y. Melakukan tindakan pemerasan, percaloan dan tindakan lain yang
sejenis;
z. Berkelahi, membuat kegaduhan atau kekacauan di tempat kerja atau
menghalang-halangi karyawan lainnya masuk kerja dan atau
bekerja;
aa. Memerintahkan bawahan untuk melakukan pekerjaan yang patut
diduga dapat membahayakan keselamatan dan keamanan jiwa atau
badan kecuali sesuai sifat dan fungsi tugasnya;
bb. Membawa, mempergunakan atau mengedarkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif yang terlarang lainnya;
cc. Membawa senjata api atau senjata tajam tanpa izin yang berwenang
atau barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan jiwa;
dd. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
meminjamkan aset atau inventaris, barang-barang, dokumen, surat-
surat berharga, milik/yang dikuasai/yang di bawah tanggung jawab
Perusahaan atau melakukan perbuatan hukum lainnya, secara tidak
sah;
ee. Memperkaya diri sendiri atau orang lain secara tidak sah;
ff. Melakukan tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan tugas
pekerjaan/jabatan;
gg. Melakukan perbuatan yang menurut ketentuan perundang-undangan
merupakan perbuatan kriminal atau kejahatan yang dikenakan
ancaman hukuman penjara.

Pasal 81
Pertimbangan Hukuman

(1) Hukuman disiplin dikenakan terhadap pelaku pelanggaran disiplin


berdasarkan berat atau ringannya pelanggaran yang dilakukan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page58
58 of 79
79
2014-2015
(2) Faktor-faktor yang dapat meringankan dalam penjatuhan hukuman
disiplin antara lain:
a. Tidak terbukti beritikad buruk dalam perbuatan;
b. Mengakui, menyadari dan menyesali pelanggaran yang dilakukan;
c. Dapat dibuktikan tidak adanya kesengajaan dalam perbuatan;
d. Menunjukkan prestasi kerja atau kondite yang baik;
e. Menunjukkan sikap loyal kepada Perusahaan;
f. Bersikap sopan terhadap sesama karyawan maupun atasan;
g. Belum pernah dijatuhi hukuman disiplin oleh Perusahaan atau
hukuman pidana oleh pengadilan;
h. Tidak mempersulit jalannya pemeriksaan.

(3) Faktor-faktor yang dapat memberatkan dalam penjatuhan hukuman


disiplin adalah sebagai berikut:
a. Beritikad buruk;
b. Akibat perbuatan menimbulkan kerugian atau menurunkan
martabat atau nama baik Perusahaan atau menimbulkan
keresahan karyawan;
c. Tidak mengakui, tidak menyadari dan tidak menyesali pelanggaran
yang dilakukan;
d. Dapat dibuktikan adanya kesengajaan dalam perbuatan;
e. Prestasi kerja dan kondite tidak baik;
f. Menunjukkan sikap tidak loyal kepada Perusahaan;
g. Bersikap tidak sopan terhadap sesama karyawan maupun atasan;
h. Pernah melakukan pelanggaran disiplin atau peraturan umum
lainnya;
i. Pengulangan pelanggaran disiplin yang sama;
j. Mempersulit jalannya pemeriksaan;
k. Akibat perbuatan menimbulkan kerugian pada Perusahaan.

(4) Berdasarkan pertimbangan yang memberatkan dan meringankan maka :


a. KP2DK atau TPK dapat mengajukan saran hukuman lebih ringan
atau lebih berat;
b. Direksi dapat menjatuhkan hukuman lebih berat/ringan.

(5) Berdasarkan pertimbangan khusus dan bukti-bukti lain yang dapat


dipertanggungjawabkan serta mendengarkan saran/pertimbangan dari
TPK, Direksi dapat menjatuhkan hukuman disiplin secara lain.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page59
59 of 79
79
2014-2015
(6) Dalam hal pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan
menimbulkan kerugian materiil bagi Perusahaan, maka selain dikenakan
jenis hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam pasal 77 sampai
dengan pasal 79, dapat dikenakan hukuman tambahan berupa
pembayaran ganti rugi.

Pasal 82
Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan hukuman Disiplin
Tingkat Ringan

(1) Atasan langsung karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin


tingkat ringan melakukan konfirmasi dan klarifikasi terlebih dahulu
sebelum menjatuhkan sanksi.

(2) Proses penjatuhan sanksi berupa teguran lisan sebagai berikut :


a. Atasan langsung karyawan yang bersangkutan menjatuhkan sanksi
teguran lisan yang dituangkan dalam berita acara;
b. Tembusan berita acara tersebut pada huruf a disampaikan kepada
Deputi Direktur Pengembangan SDM di Kantor Pusat atau Senior
Manager/Manager fungsi Kepegawaian di Kantor Cabang;
c. Berita acara tersebut pada huruf a, sebagaimana tercantum pada
Lampiran I Keputusan ini.

(3) Proses penjatuhan sanksi berupa surat peringatan pertama dan


pemotongan insentif prestasi sebagai berikut :
a. Atasan langsung karyawan yang bersangkutan menjatuhkan sanksi
berupa surat peringatan pertama dan pemotongan insentif prestasi
yang dituangkan dalam surat peringatan pertama;
b. Tembusan surat peringatan tersebut pada huruf a disampaikan
kepada Deputi Direktur Pengembangan SDM di kantor pusat atau
Senior Manager/Manager fungsi kepegawaian di kantor cabang;
c. Deputi Direktur Pengembangan SDM di kantor pusat atau Senior
Manager/Manager fungsi kepegawaian di kantor cabang melakukan
pemotongan insentif prestasi pada bulan berikutnya setelah
diterimanya surat peringatan pertama oleh unit kerja fungsi
kepegawaian;
d. Surat peringatan sebagaimana tersebut pada huruf a, sebagaimana
tercantum pada Lampiran II Keputusan ini.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page60
60 of 79
79
2014-2015
Pasal 83
Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Tingkat Sedang dan Tingkat Berat

(1) Dalam hal terdapat indikasi pelanggaran disiplin tingkat sedang sampai
dengan berat, dapat dilakukan pemeriksaan oleh:
a. Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK);
b. Tim Pemeriksaan Khusus (Riksus);
c. Tim Pertimbangan Kepegawaian (TPK).

(2) Perbedaan fungsi/tingkatan KP2DK, TPK, dan Riksus:


a. KP2DK untuk pemeriksaan terhadap karyawan yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin;
b. Riksus untuk pemeriksaan terhadap karyawan yang diduga melakukan
penyimpangan terhadap aset dan keuangan perusahaan, atau hal-hal
lainnya yang dianggap khusus berdasarkan perintah Direksi;
c. TPK untuk banding apabila pekerja tidak setuju dengan keputusan
manajemen atau apabila Direktur Utama memandang perlu dilakukan
pemeriksaan ulang dari hasil pemeriksaan riksus atau KP2DK
sebelumnya.

(3) KP2DK melakukan pemeriksaan berdasarkan perintah pejabat serendah-


rendahnya setingkat Senior General Manager untuk di Kantor Cabang
Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta, General Manager untuk di
Kantor Cabang dan Deputi Direktur Pengembangan SDM di Kantor
Pusat.

(4) Riksus dan TPK melakukan pemeriksaan berdasarkan perintah Direksi.

(5) KP2DK dan Tim Pemeriksa Khusus (Riksus) sebagaimana tersebut pada
ayat (1) wajib memeriksa secara tertutup dan mengajukan saran
hukuman disiplin selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja, kepada:
a. Deputi Direktur Pengembangan SDM/Senior General
Manager/General Manager untuk hukuman disiplin tingkat sedang;
b. Direksi untuk hukuman disiplin tingkat berat.

(6) TPK dalam melakukan pemeriksaan banding maupun pemeriksaan ulang


wajib memeriksa secara tertutup dan mengajukan jawaban atas banding
maupun saran atas pemeriksaan ulang selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja.

(7) KP2DK, Riksus, dan TPK dapat memanggil/memeriksa pihak-pihak lain


yang diperlukan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page61
61 of 79
79
2014-2015
(8) Pemeriksaan oleh KP2DK atau Tim Pertimbangan Karyawan (TPK)
dilakukan dengan jumlah sekurang-kurangnya lebih dari setengah
jumlah anggota KP2DK atau TPK.

(9) Dalam setiap tingkat pemeriksaan/pemanggilan, karyawan berhak


mengajukan pembelaan yang didukung dengan bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan dan berhak didampingi oleh Serikat Pekerja.

(10) Dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Riksus, karyawan berhak


didampingi oleh SEKARPURA II sejak pemeriksaan awal.

(11) Pendapat Serikat Pekerja disampaikan setelah selesainya pemeriksaan


yang dilakukan oleh KP2DK/Tim Pertimbangan Karyawan/Tim Pemeriksa
Khusus tanpa mengganggu/mengintervensi proses pemeriksaan,
sepanjang pemeriksaan dilakukan secara patut sesuai ketentuan.

(12) Dalam hal sudah dilakukan pemanggilan tertulis terhadap Terperiksa


lebih dari 2 (dua) kali dan yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan
tersebut maka dilakukan pemeriksaan tanpa kehadiran Terperiksa
(pemeriksaan in absentia) dengan saksi-saksi termasuk keterangan dari
atasan langsung Terperiksa.

(13) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus dibuatkan


Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan Resume Pendapat Pemeriksa (RPP).

(14) Dalam hal di pemeriksaan tersebut karyawan didampingi oleh Serikat


Pekerja, maka pendamping atau wakil dari Serikat Pekerja harus
menandatangani BAP.

(15) Dalam hal Terperiksa tidak mau menandatangani BAP atas pemeriksaan
oleh KP2DK, Riksus, atau TPK yang dilakukan secara sah, maka KP2DK,
Riksus dan atau TPK tetap dapat melakukan resume/evaluasi atas hasil
pemeriksaan yang dituangkan dalam Resume Pendapat Pemeriksa atau
Berita Acara Evaluasi.

(16) Dalam hal Terperiksa terindikasi melakukan perbuatan yang


menimbulkan kerugian Perusahaan secara materiil maka untuk
menghindari sulitnya proses eksekusi penggantian kerugian, maka
Terperiksa harus membuat surat pernyataan pengalihan hak kepada
Perusahaan.

(17) Deputi Direktur Pengembangan SDM/Senior General Manager/General


Manager, atau Direksi wajib memberikan keputusan selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari kerja sejak laporan tertulis atau rekomendasi
diterima lengkap.

(18) Hukuman disiplin disampaikan secara tertutup dan langsung kepada


karyawan yang bersangkutan oleh pejabat yang berwenang.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page62
62 of 79
79
2014-2015
(19) Dalam hal penyampaian hukuman disiplin tidak dapat dilakukan secara
langsung harus disebutkan tenggang waktu pemberlakuan hukuman
disiplin dimaksud.

Pasal 84
Kewenangan Penjatuhan Hukuman dan Pengembalian Status

(1) Kewenangan penjatuhan hukuman disiplin berupa tindakan sela atau


hukuman disiplin adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran III
Keputusan ini.

(2) Kewenangan pengembalian status karyawan yang telah menjalani masa


hukuman adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran IV Keputusan
ini.

(3) Prosedur pengembalian status karyawan yang dikenakan sanksi


penurunan Kelas Jabatan, yaitu sebagai berikut:
a. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo habisnya
masa hukuman, Unit fungsi SDM pada kantor pusat atau kantor
cabang meminta rekomendasi atasan yang bersangkutan untuk
penempatan kembali yang bersangkutan pada kelas jabatan semula;
b. Atasan yang bersangkutan memberikan verifikasi atau rekomendasi
kepada unit fungsi SDM Kantor Pusat/kantor cabang didukung
dengan data berupa KPI atau track record yang bersangkutan selama
masa hukuman untuk kemudian dianalisa untuk pengembalian kelas
jabatan yang bersangkutan;
c. Dalam hal verifikasi dan rekomendasi dari atasan yang bersangkutan
minimal baik, maka Unit fungsi SDM Kantor Pusat/Kantor Cabang
menganalisa formasi yang bersangkutan untuk penetapan kembali ke
kelas jabatan semula atau setara.
d. Dalam hal verifikasi dan rekomendasi dibawah kategori baik dan/atau
karyawan masih melakukan pelanggaran disiplin maka kepada yang
bersangkutan harus dilakukan pemeriksaan kembali untuk
menentukan status masa hukuman yang bersangkutan.

Pasal 85
Pengajuan Keberatan

(1) Karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin ringan tidak dapat


mengajukan keberatan.

(2) Karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin sedang dan berat dapat
mengajukan keberatan disertai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja
terhitung sejak tanggal keputusan hukuman disiplin diterima.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page63
63 of 79
79
2014-2015
(3) Apabila keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) pasal ini sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja belum diterima
oleh karyawan dimaksud karena hal-hal sebagai berikut:
a. Karyawan tersebut menolak menandatangani tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan;
b. Karyawan tersebut tidak mematuhi panggilan berdasarkan surat
perusahaan yang telah disampaikan kepada yang bersangkutan
secara patut;
c. Karyawan tersebut tidak diketahui keberadaannya, maka
penjatuhan hukuman disiplin tersebut berlaku dan memiliki
kekuatan hukum terhitung sejak tanggal ditetapkan.

(4) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan


kepada atasan dari pejabat yang berhak menghukum, setinggi-tingginya
Direktur Utama.

(5) Direktur Utama wajib memberikan keputusan tertulis tentang pengajuan


keberatan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
pengajuan diterima.

(6) Dalam hal keberatan karyawan atas sanksi berupa Pemutusan


Hubungan Kerja (PHK) tidak diterima oleh Perusahaan, maka
penyelesaian atas keberatan tersebut ditempuh dengan musyawarah
mufakat secara Bipartit yang hasilnya dituangkan dalam Risalah Bipartit.

(7) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian sebagaimana


tersebut pada ayat (5), maka penyelesaian dilakukan dengan merujuk
pada ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).

Pasal 86
Berlakunya Hukuman Disiplin

(1) Hukuman disiplin ringan dan sedang berlaku sejak tanggal surat
keputusan hukuman disiplin diterima oleh karyawan yang bersangkutan.

(2) Hukuman disiplin berat berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dalam
surat keputusan hukuman disiplin atau sejak tanggal surat keputusan
banding diterima oleh karyawan yang bersangkutan.

(3) Khusus untuk hukuman disiplin berat berupa Pemutusan Hubungan


Kerja (PHK) yang memerlukan penetapan dari Lembaga Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial, berlakunya hukuman terhitung sejak
ditetapkannya keputusan Direksi sebagai tindak lanjut penetapan dari
Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page64
64 of 79
79
2014-2015
(4) Karyawan yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pensiun
dalam menjalani hukuman disiplin dianggap telah selesai menjalani
hukuman disiplin.

(5) Karyawan diperbantukan/ditugaskan yang melakukan pelanggaran


disiplin berat dikembalikan ke instansi induk.

(6) Karyawan dalam masa percobaan yang dijatuhi hukuman disiplin sedang
atau berat, dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi
karyawan Perusahaan.

Pasal 87
Tindakan Sela

(1) Tindakan sela adalah pembebasan sementara dari tugas dan jabatan
untuk kepentingan pemeriksaan karena:
a. karyawan diduga melakukan tindak pidana dalam pelaksanaan tugas
Perusahaan dan/atau dikenakan penahanan oleh instansi yang
berwenang; atau
b. karyawan terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan
pengadilan tingkat pertama atau melakukan pelanggaran disiplin;
atau
c. Karyawan melakukan perbuatan yang diduga menyimpang dari
ketentuan profesi.

(2) Pembebasan sementara sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat


berupa alih tugas jabatan/pembebasan dari jabatan, demosi, pencabutan
license, dan/atau skorsing (dirumahkan).

(3) Kewenangan penetapan jenis tindakan sela sebagaimana tersebut pada


ayat (2) dilakukan oleh pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman
dengan memperhatikan saran dari KP2DK atau dari Tim Pemeriksa
Khusus atau Tim Pertimbangan Kepegawaian (TPK).

(4) Khusus untuk pemeriksaan pelanggaran tersebut pada ayat (1) huruf c
dilakukan oleh tim investigasi profesi unit kerja terkait, dengan tindakan
sela berupa pencabutan license (STKP/SKP) dan rating karyawan yang
bersangkutan.

(5) Dalam hal karyawan tersebut tidak dikenakan penahanan lagi oleh yang
berwajib, namun proses pemeriksaan oleh yang berwajib tetap
dilanjutkan, karyawan yang bersangkutan dapat tetap dikenakan
tindakan sela.

PKB AP
PKB AP IIII - SP
SP IIII Page
Page65
65 of
of 79
79
2014-2015
2014-2015
(6) Karyawan yang dikenakan tindakan sela tidak dapat mengajukan
keberatan. Dalam hal dikenakan tindakan sela berupa skorsing
(dirumahkan) maka kepada yang bersangkutan hanya diberikan gaji
dasar, dalam hal gaji dasar lebih kecil dari UMP, maka diberikan
sekurang-kurangnya sesuai UMP bandar udara setempat dan tidak
diberikan insentif prestasi, serta tunjangan-tunjangan lain yang berkaitan
dengan kehadiran dan kewenangannya.

(7) Jangka waktu tindakan sela untuk kepentingan sebagaimana tersebut


pada ayat (1) di atas adalah 200 (dua ratus) hari, kecuali untuk ayat (1)
huruf a jangka waktu tindakan sela dapat diperpanjang maksimal
400 (empat ratus) hari kerja atau sampai ada putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.

(8) Jangka waktu dan sanksi selama menjalani tindakan sela diperhitungkan
dengan masa penjatuhan sanksi hukuman, dalam hal hukuman disiplin
tidak berupa PHK.

(9) Dalam hal karyawan yang bersangkutan tidak terbukti melakukan


kesalahan maka semua hak-hak karyawan direhabilitasi.

(10) Karyawan yang meninggal dunia pada waktu menjalani tindakan sela
dianggap telah selesai menjalani tindakan sela dan dinyatakan tidak
bersalah serta diberikan hak-haknya pada posisi sebelum tindakan sela
diberikan.

Pasal 88
Pengurangan Hukuman Disiplin

(1) Pengurangan hukuman disiplin tidak berlaku untuk hukuman disiplin


tingkat ringan dan sedang.

(2) Karyawan yang dikenai hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan
hubungan kerja tidak dapat diberikan pengurangan hukuman disiplin.

(3) Direktur SDM & Umum dapat memberikan pengurangan hukuman disiplin
tingkat berat kecuali hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan
hubungan kerja.

(4) Sebelum memberikan pengurangan hukuman disiplin tingkat berat,


Direktur SDM & Umum terlebih dahulu mempertimbangkan dan meminta
saran tertulis dari Tim Pertimbangan Kepegawaian dilengkapi cacatan
Penilaian Kinerja Karyawan sekurang-kurangnya 1 (satu) periode
penilaian terakhir sejak dijatuhi hukuman disiplin berat.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page66
66 of 79
79
2014-2015
BAB XII
BANTUAN HUKUM

Pasal 89
Bantuan Hukum

(1) Bantuan Hukum diberikan oleh Perusahaan kepada karyawan dan


mantan karyawan sepanjang terkait dengan pelaksanaan tugas untuk
kepentingan Perusahaan.

(2) Dalam hal karyawan diduga melakukan pelanggaran disiplin berat,


karyawan berhak didampingi oleh SEKARPURA II sejak pemeriksaan
awal. Khusus untuk pemeriksaan oleh Tim Pertimbangan Kepegawaian,
pendampingan oleh SEKARPURA II dilakukan pada saat proses
pemeriksaan Tim Pertimbangan Kepegawaian.

(3) Karyawan dan Mantan Karyawan yang mendapat panggilan untuk


dilakukan pemeriksaan oleh Instansi yang berwenang, sepanjang terkait
dengan pelaksanaan tugas, berhak mendapat bantuan hukum dari
Perusahaan.

(4) Ketentuan mengenai teknis pendampingan dan bantuan hukum diatur


lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.

Pasal 90
Hal-Hal Yang Mengakibatkan Pemutusan
Hubungan Kerja

(1) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan sesuai ketentuan dan


prosedur yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003.

(2) Pemutusan Hubungan Kerja dapat dilakukan karena:


a. Karyawan mencapai usia pensiun;
b. Karyawan meninggal dunia;
c. Karyawan dikenakan hukuman disiplin tingkat berat berupa
pemutusan hubungan kerja;
d. Karyawan tidak dapat menjalankan tugas karena menderita sakit
lebih dari 18 (delapan belas) bulan secara terus menerus, kecuali
sakit karena kecelakaan kerja atau hubungan kerja;
e. Karyawan dijatuhi hukuman pidana;
f. Karyawan mengajukan permohonan mengundurkan diri;
g. Golden shake hand;

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page67
67 of 79
79
2014-2015
h. Restrukturisasi Perusahaan yang berakibat rasionalisasi;
i. Karyawan masa percobaan tidak memenuhi persyaratan untuk
diangkat sebagai karyawan;
j. Tidak melapor setelah menjalani cuti di luar tanggungan
Perusahaan.
(3) Pemutusan Hubungan Kerja karena karyawan mengajukan permohonan
mengundurkan diri harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran
diri;
b. Tidak terikat dalam ikatan dinas;dan
c. Tetap melaksanakan kewajibannnya sampai tanggal mengundurkan
diri.
(4) Tata cara PHK diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.

Pasal 91
Rasionalisasi

(1) Rasionalisasi/pemutusan hubungan kerja dilakukan apabila Perusahaan


dengan segala daya upaya telah mengusahakan untuk tidak terjadi
pemutusan hubungan kerja atau dengan memperbaiki kondisi Perusahaan
dengan melakukan langkah-langkah efisiensi untuk menyelamatkan
Perusahaan.

(2) Karyawan yang terkena rasionalisasi/pemutusan hubungan kerja diberikan


uang pesangon yang besarnya diatur berdasarkan kesepakatan antara
Perusahaan dengan SEKARPURA II.

(3) Uang pesangon adalah sejumlah uang yang diberikan sekaligus oleh
Perusahaan kepada karyawan, sebagai akibat adanya pemutusan
hubungan kerja karena rasionalisasi/restrukturisasi Perusahaan.

BAB XIII
PENYELESAIAN KELUH KESAH

Pasal 92
Penyelesaian Keluh Kesah dan Pengaduan

(1) Masalah ketenagakerjaan diselesaikan dengan menjunjung tinggi azas


kekeluargaan dan prinsip-prinsip musyawarah mufakat, dengan
memperhatikan kesetaraan kepentingan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan dalam proses produksi, yaitu karyawan, Perusahaan dan
pemerintah.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page68
68 of 79
79
2014-2015
(2) Apabila terjadi keluh kesah karyawan, maka sedapat mungkin
diselesaikan dengan seadil-adilnya secara musyawarah.

(3) Apabila terjadi perselisihan ketenagakerjaan yang tidak dapat


diselesaikan secara musyawarah, maka persoalan tersebut diselesaikan
bersama-sama secara Bipartit.

Pasal 93
Tata Cara Penyampaian Keluh Kesah

(1) Setiap keluh kesah dan pengaduan karyawan yang menyangkut


pekerjaannya terlebih dahulu disampaikan dan diselesaikan oleh
atasannya langsung.

(2) Jika permasalahan tersebut pada ayat (1) tidak terselesaikan maka
permasalahan tersebut dapat disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi.

(3) Apabila hal tersebut pada ayat (2) tidak mendapatkan penyelesaian
maka karyawan dapat meneruskan dan melimpahkannya kepada
SEKARPURA II.

(4) Apabila setelah dirundingkan tidak menghasilkan kata mufakat, maka


perbedaan tersebut dapat dianggap sebagai perselisihan
ketenagakerjaan dan untuk penyelesaiannya mengacu kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(5) Selama permasalahan belum terselesaikan maka kedua belah pihak


wajib menjaga supaya kegiatan operasional Perusahaan berlangsung
dengan aman dan lancar.

BAB XIV
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 94
Manajemen K3

(1) Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3), sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(2) Setiap karyawan berhak untuk memperoleh perlindungan atas :


a. Perlindungan atas Keselamatan Kerja;
b. Perlindungan atas Kesehatan kerja;
c. Lingkungan/kondisi kerja yang memadai sesuai bidang tugas.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page69
69 of 79
79
2014-2015
Pasal 95
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(1) Perusahaan wajib mengklasifikasikan lingkungan kerja berdasarkan


tingkat risiko kerja.

(2) Perusahaan wajib menyediakan perlengkapan perlindungan keselamatan


kerja sesuai dengan tingkat resiko kerja antara lain :
a. Pakaian kerja;
b. Alat pelindung diri;
c. Fasilitas keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan lingkungan
kerja.

(3) Perusahaan wajib melakukan evaluasi kesehatan karyawan, fasilitas


keselamatan dan lingkungan kerja karyawan setiap sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun sekali dan wajib menindaklanjuti hasil evaluasi,
(kecuali untuk memenuhi persyaratan kerja).

(4) Perusahaan wajib menanggung risiko akibat dari kecelakaan dan


kesehatan kerja karyawan.

(5) Setiap karyawan wajib mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan


kerja dan segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui
adanya berbagai hal yang dapat membahayakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

(6) Karyawan yang karena sifat tugas atau lingkungan kerja, wajib
memakai/menggunakan alat dan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja yang telah disediakan oleh Perusahaan sesuai ketentuan
yang berlaku.

(7) Karyawan yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana ayat (5) dan
ayat (6) Pasal ini dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB XV
ANTI KORUPSI

Pasal 96
Larangan Berusaha/Berbisnis
Bagi Direksi dan Karyawan

(1) Dalam melaksanakan kegiatan operasional dan usaha Perusahaan, Direksi


dan karyawan wajib memperhatikan dan melaksanakan prinsip-prinsip
tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page70
70 of 79
79
2014-2015
(2) Guna menghindari benturan kepentingan (conflict of interest), Direksi dan
karyawan/keluarga termasuk suami/istri dan anak dilarang
berusaha/berbisnis di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura
II (Persero), Anak Perusahaan dan Afiliasi baik secara langsung maupun
tidak langsung, kecuali karena penugasan dari Perusahaan.

(3) Direksi dan karyawan yang karena jabatannya dan berlawanan dengan
tugas dan kewajibannya, dan atau anggota keluarga inti (suami/istri,
anak) DILARANG untuk menerima atau meminta secara langsung atau
tidak langsung gratifikasi dari setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis
atau pesaing PT Angkasa Pura II (Persero).

(4) Hal-hal terkait larangan berusaha/berbisnis bagi Direksi dan Karyawan


akan diatur lebih lanjut dalam keputusan Direksi.

BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN DAN PELAKSANAAN

Pasal 97
Ketentuan Peralihan

(1) Hal-hal yang tidak tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama ini,
tetapi telah diatur dan ditetapkan dalam keputusan Perusahaan yang
ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Perjanjian Kerja Bersama ini.

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini akan
diatur kemudian atas kesepakatan kedua belah pihak.

(3) Ketentuan yang memerlukan pengaturan lebih lanjut akan dibuat


secara bersama antara Perusahaan dengan SEKARPURA II dan
diberlakukan terhitung sejak PKB ini berlaku.

Pasal 98
Masa Peralihan

(1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnyaPerjanjian


Kerja Bersama ini, kedua belah pihak harus sudah menyiapkan bahan-
bahan dan materi yang akan dirundingkan untuk Perjanjian Kerja
Bersama yang baru.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page71
71 of 79
79
2014-2015
(2) Apabila Perjanjian Kerja Bersama ini telah berakhir masa berlakunya,
dan Perjanjian Kerja Bersama yang baru belum disepakati, maka
Perusahaan bersama-sama dengan SEKARPURA II sepakat untuk
memberlakukan isi Perjanjian Kerja Bersama ini sampai tercapainya
kesepakatan yang baru, untuk paling lama 1 (satu) tahun.

Pasal 99
Sosialisasi

(1) Untuk pemahaman terhadap materi Perjanjian Kerja Bersama ini,


Perusahaan dengan SEKARPURA II secara bersama-sama wajib
mensosialisasikan kepada seluruh karyawan selambat-lambatnya
4 (empat) bulan setelah PKB ini berlaku.

(2) Kepada setiap karyawan diberikan 1 (satu) eksemplar Perjanjian Kerja


Bersama ini dalam bentuk buku saku.

Pasal 100
Perubahan Perjanjian Kerja Bersama

(1) Apabila selama masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini ada
ketentuan yang oleh salah satu pihak dianggap perlu untuk
diperbaiki/diubah, maka hal tersebut dapat dilakukan atas dasar
kesepakatan kedua belah pihak.

(2) Ketentuan mengenai penghasilan dan kesejahteraan karyawan akan


ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kondisi keuangan Perusahaan
untuk RKA tahun 2014.

Pasal 101
Penyelesaian Perselisihan

(1) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Perusahaan dengan


SEKARPURA II tentang isi dari Perjanjian Kerja Bersama ini, maka hal
tersebut akan dimusyawarahkan.

(2) Apabila penyelesaian musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) tidak tercapai, maka penyelesaiannya dapat diserahkan kepada
Kantor/Lembaga yang membidangi ketenagakerjaan.

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page72
72 of 79
79
2014-2015
BAB XVII
PENUTUP

Pasal 102
Ketentuan Penutup

(1) Perjanjian Kerja Bersama berlaku dan mengikat kedua belah pihak untuk
waktu 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014.

(2) Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, lembar pertama untuk
Perusahaan dan lembar kedua untuk Serikat Pekerja.

(3) Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat berdasarkan hasil perundingan yang
telah disepakati bersama antara kedua belah pihak yang masing-masing
diwakili oleh Tim Perunding sebagai berikut :
No Tim Perunding Perusahaan Jabatan
1. Erwin Syahputra Ketua
2. Indah Suryandari Wakil Ketua
3. Didi Kristianto Sekretaris
4. Rini Indrawati Anggota
5. Luthfy Edrus Anggota
6. Jaya Tahoma Sirait Anggota
7. Sudarto Anggota
8. Zulfahmi Anggota
9. Sukesta Ganewati Anggota

No Tim Perunding SEKARPURA II Jabatan


1. Surahmat Ketua
2. Indrawansyah Wakil Ketua
3. Slamet Priyanto Sekretaris
4. Yudi Mangku Alam Anggota
5. Robby Saputra Anggota
6. Fahroji Anggota
7. Achmad Syahir Anggota
8. Agung Brahmantyo Anggota
9. Febri Toga Simatupang Anggota

PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page73
73 of 79
79
2014-2015
PKB AP II - SP II Page 74 of 79
2014-2015
Lampiran I Perjanjian Kerja Bersama

BERITA ACARA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN TEGURAN LISAN


NOMOR :

Pada hari ini, .. tanggal bulan ..


tahun.., yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
NIK :
Jabatan :

Telah menjatuhkan hukuman disiplin ringan berupa Teguran Lisan, kepada:

Nama :
NIK :
Jabatan :

Karena yang bersangkutan telah melakukan perbuatan:


...........................

Demikian Berita Acara ini dibuat pada hari dan tanggal tersebut di atas, untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Karyawan ybs Atasan Langsung

Dalam hal karyawan yang bersangkutan menolak menandatangani Berita Acara ini,
maka Berita Acara ini harus disahkan oleh atasan langsung pejabat yang
memberikan sanksi.

Mengetahui
Atasan Langsung Pemberi Sanksi

..
Salinan Berita Acara ini disampaikan kepada Yth :
Deputi Direktur Pengembangan SDM/ Pers. & GA Senior Manager/ Manager fungsi
Kepegawaian

SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

WANDI ANHAR TRI S. SUNOKO


KETUA UMUM DIREKTUR UTAMA

PKB AP II - SP
SP IIII Page75
Page 75 of 79
79
2014-2015
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
Lampiran II Perjanjian Kerja Bersama

BERITA ACARA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN SURAT PERINGATAN


PERTAMA/KEDUA/KETIGA *)
NOMOR :

Pada hari ini, .. tanggal bulan ..


tahun.., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIK :
Jabatan :

Telah menjatuhkan hukuman disiplin ringan / sedang* berupa Surat Peringatan


Pertama/Kedua/Ketiga*, kepada:
Nama :
NIK :
Jabatan :

Karena yang bersangkutan telah melakukan perbuatan / mengulangi melakukan


perbuatan *) . untuk itu yang bersangkutan
dikenakan sanksi berupa . selama

Demikian Berita Acara ini dibuat pada hari dan tanggal tersebut di atas, untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Karyawan ybs Atasan Langsung

Dalam hal karyawan yang bersangkutan menolak menandatangani Berita Acara ini,
maka Berita Acara ini harus disahkan oleh atasan langsung pejabat yang
memberikan sanksi.

Mengetahui
Atasan Langsung Pemberi Sanksi

..
Salinan Berita Acara ini disampaikan kepada Yth :
Deputi Direktur Pengembangan SDM/ Pers. & GA Senior Manager/ Manager fungsi
Kepegawaian

SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

WANDI ANHAR TRI S. SUNOKO


KETUA UMUM DIREKTUR UTAMA

PKB AP II - SP
SP IIII Page76
Page 76 of 79
79
2014-2015
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
Lampiran III Perjanjian Kerja Bersama

KEWENANGAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

2014-2015
PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI

PKB AP II - SP II
NO JENIS HUKUMAN DISIPLIN KANTOR CABANG KANTOR PUSAT
DIREKTUR DIREKTUR
UTAMA SDM & UMUM KEPALA ATASAN MANAGER/ ATASAN ASDEP/
DD PSDM
CABANG LANGSUNG SETINGKAT LANGSUNG SETINGKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Tingkat Ringan
Bawahan dari Bawahan dari
a. Teguran Lisan - - - - - -
Pejabat ybs Pejabat ybs
Karyawan
b. Surat Peringatan Pertama Karyawan Karyawan
Karyawan Kantor
& Pemotongan Insentif Kantor Pusat Kantor Pusat
- kelas jabatan - Cabang ybs - -
Prestasi sebesar 10% kelas jabatan kelas jabatan
1 s.d. 4 kelas jabatan
selama 2 (dua) bulan 5 s.d. 8 9 s.d. 16
2 s.d. 8
2. Tingkat Sedang
Karyawan
a. Surat Peringatan II dan
Karyawan Karyawan Kantor
pemotongan Insentif
- kelas jabatan Kantor - - Pusat kelas - -
Prestasi sebesar 10%
1 s.d. 4 Cabang ybs jabatan 5
selama 3 (tiga) bulan
s.d. 16
Karyawan
b. Surat Peringatan III dan
Karyawan Karyawan Kantor
pemotongan Insentif
- kelas jabatan Kantor - - Pusat kelas - -
Prestasi sebesar 30%
1 s.d. 4 Cabang ybs jabatan 5
selama 6 (enam) bulan
s.d. 16
3. Tingkat Berat
Karyawan Karyawan
a. Hukuman disiplin Karyawan Karyawan Kantor Kantor
sebagaimana tercantum kelas jabatan 1 kelas jabatan Cabang ybs - - Pusat kelas - -
pada Pasal 80 ayat (1) s.d. 5 6 s.d. 9 kelas jabatan jabatan 10
10 s.d. 16 s.d. 16

Page 77 of 79
PKB AP II SP II Page 77 of 79
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI

NO JENIS HUKUMAN DISIPLIN KANTOR CABANG KANTOR PUSAT


DIREKTUR DIREKTUR

2014-2015
UTAMA SDM & UMUM KEPALA ATASAN MANAGER/ ATASAN ASDEP/
DD PSDM

PKB AP II - SP II
CABANG LANGSUNG SETINGKAT LANGSUNG SETINGKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b. Pemberhentian Dengan Karyawan Karyawan


Hormat Tidak Atas kelas jabatan 1 kelas jabatan - - - - - -
Permintaan Sendiri s.d. 5 6 s.d. 16

Karyawan Karyawan
c. Pemberhentian Tidak
kelas jabatan 1 kelas jabatan - - - - - -
Dengan Hormat
s.d. 5 6 s.d. 16

SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

WANDI ANHAR TRI S. SUNOKO


KETUA UMUM DIREKTUR UTAMA

Page 78 of 79
PKB AP II SP II Page 78 of 79
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
Lampiran IV Perjanjian Kerja Bersama

KEWENANGAN PENGEMBALIAN STATUS KARYAWAN YANG TELAH MENJALANI MASA HUKUMAN

2014-2015
PEJABAT YANG BERWENANG MENGEMBALIKAN STATUS KARYAWAN YANG TELAH MENJALANI MASA HUKUMAN

PKB AP II - SP II
NO JENIS HUKUMAN DISIPLIN KANTOR CABANG KANTOR PUSAT
DIREKTUR DIREKTUR
UTAMA SDM & UMUM KEPALA ATASAN MANAGER/ ATASAN ASDEP/
DD PSDM
CABANG LANGSUNG SETINGKAT LANGSUNG SETINGKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat Berat
Karyawan Karyawan
Hukuman disiplin Karyawan Karyawan Kantor Kantor
sebagaimana tercantum kelas jabatan 1 kelas jabatan Cabang ybs - - Pusat kelas - -
pada Pasal 80 ayat (1) s.d. 5 6 s.d. 9 kelas jabatan jabatan 10
10 s.d. 16 s.d. 16

SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO)


PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

WANDI ANHAR TRI S. SUNOKO


KETUA UMUM DIREKTUR UTAMA

Page 79 of 79
PKB AP II SP II Page 79 of 79
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
CATATAN

PKB AP II - SP II Page 80 of 79
2014-2015
CATATAN

PKB AP II - SP II Page 81 of 79
2014-2015
PKB AP II - SP II Page 82 of 79
2014-2015

Anda mungkin juga menyukai