PERIODE(PKB)
2014 2015
KEP.03.15/01/2014
NOMOR: PERIODE 2014 2015
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
KEP.03.15/01/2014
NOMOR:
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
I
I
I
CORE VALUES
NILAI NILAI DASAR PT ANGKASA PURA II
NOMOR:
eksternal
Effectiveness & Efficiency
Efektif dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
Efisien dalam pemakaian sumber daya serta sadar akan biaya dan profitabilitas (cost
and profitability concern)
Efektif dalam bekerja (3AS: Kerja KerAS, Kerja IkhlAS, Kerja CerdAS)
Satisfaction
Fokus pada kepuasan, kepentingan dan kebutuhan pelanggan
Komitmen penuh untuk senantiasa meningkatkan kepuasan pelanggan internal dan
eksternal
Teguh menerapkan prinsip PEDULI (Pelayanan Prima, Efektif & Efisien, Dedikasi
Tinggi, Unggul, Lingkungan
Trustworthy
Patuh terhadap kebijakan, peraturan, hukum dan undang-undang yang berlaku
Selaras antara kata dan perbuatan
Konsisten dalam penerapan jiwa/karakter
Keteladanan, Keberanian, Ketelitian, Kerahasiaan, Keadilan, Husnuzon (tidak
berburuk sangka), Loyalitas dan Tidak Pendendam (K5HLT)
I
IIII
HYMNE ANGKASA PURA II
YA TUHAN
BRILAH RAHMAT DAN HIDAYAH MU
BAGI KAMI DALAM TUGAS
BEKERJA DI ANGKASA PURA DUA
V
MARS ANGKASA PURA II
VI
HYMNE
HYMNE SEKARPURA
SEKARPURA II
II
Demikian
TRI sambutan yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Saya mengucapkan
S. SUNOKO
terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga
XIII Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
Perjanjian Kerja Bersama ini dapat terlaksana.
kekuatan, bimbingan serta petunjuk dalam setiap langkah yang kita bina dalam berkarya.
Billahittaufik walhidayah.
Wassalamualaikum wr.wb.
TRI S. SUNOKO
IX
SAMBUTAN KETUA UMUM
DPP SEKARPURA II
Assalamualaikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode 2014-2015 ini terdapat beberapa
perubahan yang berorientasi kepada kepentingan Perusahaan dan Karyawan PT
Angkasa Pura II (Persero) secara keseluruhan, antara lain adalah pasal 12 yang
mengatur tentang Penerimaan Karyawan, Pasal 52 yang mengatur tentang Tunjangan
Uang Transportasi, Pasal 58 yang mengatur tentang Sumbangan Uang Sewa Rumah
dan Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas, dan masih banyak lagi perubahan
dimaksud.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Perunding Manajemen maupun
Tim Perunding SEKARPURA II dan seluruh pihak yang mendukung kegiatan mulai dari
persiapan, perundingan hingga tersusunnya buku PKB Periode 2014 2015 ini. Saya
juga berharap agar isi buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh karyawan PT Angkasa
Pura II (Persero) dalam bekerja dan berkarya dalam membangun Bangsa Indonesia
melalui Perusahaan yang kita banggakan ini selaras dengan Motto Sekarpura II yaitu
Maju dan Sejahtera Bersama Perusahaan.
Billahittaufik walhidayah.
Wassalamualaikum wr.wb.
WANDI ANHAR
X
DAFTAR ISI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)
PERIODE 2014-2015 PERIODE 2014 2015
NOMOR BUKU I
NILAI-NILAI DASAR II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN III
HYMNE & MARS ANGKASA PURA II V
HYMNE & MARS SEKARPURA II VII
SAMBUTAN IX
DAFTAR ISI XI
BAB I UMUM
BAB II
KEP.03.15/01/2014
FASILITAS, DISPENSASI, PERUBAHAN PENGURUS,
PENGUMPULAN IURAN ANGGOTA, JAMINAN PARA
NOMOR:
PIHAK, LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT
XI
XI
BAB IV WAKTU KERJA
KEP.03.15/01/2014
Pasal 36 Pengangkatan dan Penempatan Dalam Jabatan 26
Pasal 37 Pendidikan dan Latihan 26
Pasal 38 Orientasi/Magang 28
Pasal 39 Penyesuaian Ijazah 28
NOMOR:
Pasal
Pasal
Pasal
40
41
42
Mutasi
Promosi
Rotasi
29
31
32
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
Pasal 43 Demosi 32
Pasal 44 Jalur Karir 33
Pasal 45 Jenjang Karir Dan Persyaratan Jabatan 33
Pasal 46 Masa Persiapan Pensiun (MPP) 34
Pasal 47 Karir Karyawan Perusahaan Perbantuan 35
Pasal 48 Karir Pegawai Negeri Sipil 35
I
XII
XII
Pasal 53 Tunjangan Uang Makan 38
Pasal 54 Tunjangan Licence dan Rating 39
Pasal 55 Tunjangan Kesejahteraan Keluarga 39
Pasal 56 Tunjangan Khusus 39
Pasal
Pasal
57
58
PERIODE 2014 2015
Tunjangan Cuti
Sumbangan Uang Sewa Rumah dan Tunjangan Perumahan
Akhir Masa Tugas
39
40
Pasal 59 Uang Pisah 41
Pasal 60 Jaminan Sosial Tenaga Kerja 42
Pasal 61 Tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun 42
Pasal 62 Insentif Produksi 44
Pasal 63 Pakaian Seragam Dinas Dan Pakaian Olah Raga 44
Pasal 64 Sumbangan Perkawinan, Sumbangan Kelahiran dan Sumbangan
Kematian 44
Pasal 65 45
KEP.03.15/01/2014
Pasal 71 Rekreasi 47
Pasal 72 Tanda Penghargaan 47
NOMOR:
Pasal 73 Pelayanan Kesehatan 48
BAB XI
Pasal 74
001/PKS.DPP-SP II / I / 2014
PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN
Kewajiban Karyawan 50
Pasal 75 Larangan Bagi Karyawan 51
Pasal 76 Hukuman Disiplin 53
Pasal 77 Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin 54
Pasal 78 Hukuman Disiplin Ringan 54
Pasal 79 Hukuman Disiplin Sedang 55
Pasal 80 Hukuman Disiplin Berat 56
Pasal 81 Pertimbangan Hukuman 58
Pasal 82 Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan hukuman Disiplin Tingkat
Ringan 60
Pasal 83 Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan Hukuman Disiplin Tingkat
Sedang dan Tingkat Berat 61
Pasal 84 Kewenangan Penjatuhan Hukuman dan Pengembalian Status 63
Pasal 85 Pengajuan Keberatan 63
Pasal 86 Berlakunya Hukuman Disiplin 64
Pasal
Pasal
87
88
Tindakan Sela
Pengurangan Hukuman Disiplin
I 65
66
XIII
XIII
BAB XII BANTUAN HUKUM
Pasal 94 Manajemen K3 69
Pasal 95 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 70
Pasal
Pasal
Pasal
97
98
99
Ketentuan Peralihan
Masa Peralihan
Sosialisasi
KEP.03.15/01/2014 71
71
72
NOMOR:
Pasal 100 Perubahan Perjanjian Kerja Bersama 72
Pasal 101 Penyelesaian Perselisihan 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CATATAN
I
XIV
XIV
BAB I
UMUM
Pasal 1
Pihak-Pihak Yang Membuat Perjanjian Kerja Bersama
PKB AP II -SP
SP IIII Page11ofof7979
Page
2014-2015
Pasal 2
Pengertian
8. Unit Kerja adalah seluruh unit kerja yang ada dalam struktur organisasi
PT Angkasa Pura II (Persero) pada tingkat pusat dan cabang;
16. Karyawan Operasional adalah karyawan yang karena sifat unit kerja
atau pekerjaannya bertugas berdasarkan waktu kerja operasional;
PKB AP II SP II Page 3 of 79
PKB AP II - SP II Page 3 of 79
2014-2015
2014-2015
24. Kelas Jabatan adalah kelompok jabatan yang memiliki bobot kegiatan
dan beban kerja relatif sama, dan digunakan sebagai salah satu dasar
penghitungan penghasilan karyawan yang melaksanakan pekerjaan
pada kelas jabatan tersebut;
26. Gaji Dasar adalah salah satu komponen penghasilan yang diberikan
kepada karyawan berdasarkan golongan pendidikan yang telah diakui
Perusahaan;
32. Cuti adalah hak karyawan untuk tidak bekerja berdasarkan alasan yang
dibenarkan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan;
PKB AP II - SP
SP IIII Page44ofof7979
Page
2014-2015
33. Pendidikan Formal adalah kegiatan peningkatan ilmu pengetahuan
yang ditempuh pada lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
secara terstruktur dengan kurikulum yang baku dan mendapat legalisasi
serta akreditasi dari Departemen Pendidikan Nasional;
37. Ahli Waris adalah keluarga atau orang yang ditunjuk karyawan dan
terdaftar di Perusahaan untuk menerima setiap pembayaran dalam hal
kematian. Dalam hal tidak ada ahli waris yang ditunjuk karyawan, maka
penetapannya mengikuti ketentuan hukum yang berlaku;
PKB AP II - SP
SP IIII Page55ofof7979
Page
2014-2015
44. Keluh Kesah adalah adanya suatu kondisi yang menunjukkan adanya
ketidakpuasan karyawan dan adanya ketidakharmonisan pada hubungan
antara karyawan atau SEKARPURA II dengan Perusahaan yang
berakibat terganggunya ketenangan kerja dan produktivitas Perusahaan;
Pasal 3
Ruang Lingkup Kesepakatan
(1) Perjanjian Kerja Bersama ini secara umum mengatur hubungan kerja,
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban Perusahaan dan karyawan
sehingga merupakan kesepakatan yang mengikat antara Perusahaan
dengan karyawan dan seluruh SEKARPURA II dan anggotanya.
(3) Kedua pihak yang bersepakat mengakui bahwa disamping hak dan
kewajiban yang ditentukan, masih terdapat hal lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Perusahaan dan SEKARPURA II
BAB II
FASILITAS, DISPENSASI, PERUBAHAN PENGURUS, PENGUMPULAN
IURAN ANGGOTA, JAMINAN PARA PIHAK, LEMBAGA KERJASAMA
BIPARTIT
Pasal 5
Fasilitas Untuk SEKARPURA II
PKB AP II - SP
SP IIII Page77ofof7979
Page
2014-2015
(3) Perusahaan mengalokasikan dana pembinaan SEKARPURA II dan
anggotanya yang ditampung dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), dengan mempertimbangkan usulan yang diajukan
sebelumnya oleh SEKARPURA II.
Pasal 6
Dispensasi Untuk Kegiatan SEKARPURA II
(2) Pengurus atau anggota yang terlibat dalam kegiatan SEKARPURA II,
akan diberikan izin oleh atasannya sepanjang tidak mengganggu
kepentingan kedinasan.
Pasal 7
Perubahan Pengurus
Pasal 8
Pengumpulan Iuran Anggota
PKB AP II - SP
SP IIII Page88ofof7979
Page
2014-2015
Pasal 9
Jaminan Bagi SEKARPURA II
Pasal 10
Jaminan Bagi Perusahaan
Pasal 11
Lembaga Kerjasama Bipartit
PKB AP II - SP
SP IIII Page99ofof7979
Page
2014-2015
(3) Lembaga Kerjasama Bipartit mempunyai tugas:
a. Menampung, menanggapi dan memecahkan masalah
ketenagakerjaan serta menghindari secara dini kemungkinan
timbulnya kesalahpahaman atau perbedaan pendapat dalam
permusyawaratan yang menyangkut kepentingan bersama;
b. Menunjang dan mendorong terciptanya disiplin, ketenangan dan
kegairahan kerja;
c. Menegakkan eksistensi dan peranan fungsi di Perusahaan yang
berkaitan dengan kepentingan ketenagakerjaan.
BAB III
HUBUNGAN KERJA
Pasal 12
Penerimaan Karyawan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page10
10 of 79
79
2014-2015
(3) Pengisian formasi dapat dilakukan secara internal dan eksternal, dengan
lebih mengutamakan sumber daya manusia yang ada dalam
Perusahaan.
(5) Dalam hal tidak terdapat sumber internal untuk memenuhi kebutuhan
dengan kualifikasi tertentu dan/atau untuk jabatan manajerial satu level
di bawah Direksi sampai dengan level Asisten
Deputi/Manager/Setingkat, Perusahaan dapat mempekerjakan
seseorang, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Melalui tahapan seleksi;
b. Karyawan yang diterima harus profesional dibidangnya;
c. Dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu dan tidak untuk diangkat
sebagai Karyawan Perusahaan;
d. Perusahaan menetapkan target yang jelas dan terukur, yang hasil
capaian kinerjanya dilaporkan secara tertulis dan berkala kepada
Direksi;
e. Dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja apabila target yang
ditetapkan tidak tercapai;
f. Jabatan yang akan diisi merupakan bisnis baru atau bisnis yang
masih lemah bagi perusahaan.
Pasal 13
Karyawan Masa Percobaan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page11
11 of 79
79
2014-2015
(4) Pengangkatan karyawan masa percobaan menjadi karyawan didasarkan
pada antara lain:
a. Penilaian kinerja;
b. Pelatihan orientasi;
c. Rekomendasi atasan langsung.
(7) Karyawan masa percobaan yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat
menjadi karyawan Perusahaan diberhentikan tanpa syarat apapun
dengan pemberitahuan terlebih dahulu.
(9) Dalam hal telah lewat waktu sebagaimana diatur dalam ayat (1) dan
ayat (8), sedangkan karyawan masa percobaan yang bersangkutan tidak
diberikan surat pengangkatan, namun tetap dipekerjakan, maka yang
bersangkutan dengan serta merta telah menjadi karyawan Perusahaan
dan mendapatkan hak-hak sebagai karyawan Perusahaan.
Pasal 14
Perkawinan Antar Karyawan
(1) Dalam hal terjadi perkawinan antar karyawan, maka salah satu dari
karyawan tersebut akan diproses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah perkawinan.
PKB AP
PKB AP IIII - SP
SP IIII Page
Page12
12 of
of 79
79
2014-2015
2014-2015
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditentukan sebagai
berikut:
a. berlaku bagi karyawan yang telah menandatangani Kontrak Kerja
Perorangan;
b. tidak berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil eks bandara UPT Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara yang telah menikah sebelum
pelaksanaan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Perusahaan.
Pasal 15
Hak dan Kewajiban Karyawan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page13
13 of 79
79
2014-2015
e. Menjaga dan memelihara kebersihan serta kerapihan dirinya dan
lingkungan kerja selama melakukan pekerjaan untuk Perusahaan;
f. Menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku selama
melakukan pekerjaan.
Pasal 16
Hak dan Kewajiban Perusahaan
PKB AP
PKB AP IIII - SP
SP IIII Page
Page14
14 of
of 79
79
2014-2015
2014-2015
Pasal 17
Masa Kerja dan Batas Usia Pensiun
(3) Masa kerja PKWT tidak dihitung sebagai masa kerja karyawan.
(4) Penghitungan masa kerja pensiun sebagaimana tersebut pada ayat (1)
huruf b adalah :
a. Bagi karyawan yang murni berasal dari Perusahaan maka
penghitungan masa kerja pensiun terhitung sejak karyawan diangkat
sebagai Calon Pegawai/Karyawan Masa Percobaan Perusahaan; atau
b. Bagi karyawan Perusahaan yang semula berstatus PNS atau Karyawan
Diperbantukan maka :
1) apabila bekerja di Perusahaan sebelum 1 Januari 2006,
penghitungan masa kerja terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam SK Direksi, atau sejak SK pengangkatan calon pegawai di
instansi induk;
2) apabila bekerja di Perusahaan sejak 1 Januari 2006, penghitungan
masa kerja pensiun terhitung sejak karyawan alih status menjadi
karyawan Perusahaan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page15
15 of 79
79
2014-2015
(7) Batas usia pensiun normal untuk karyawan yang bekerja pada
Perusahaan adalah 56 (lima puluh enam) tahun termasuk Masa Persiapan
Pensiun (MPP) selama 1 (satu) tahun.
Pasal 18
Nama dan Kelas Jabatan
(1) Setiap karyawan memiliki nama dan kelas jabatan tertentu yang diatur
sesuai dengan kebutuhan formasi jabatan Perusahaan.
Pasal 19
Penilaian Key Performance Indicator (KPI) Individu
(2) Ketentuan mengenai tata cara Penilaian Key Performance Indicator (KPI)
Individu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.
Pasal 20
Perjalanan Dinas
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page16
16 of 79
79
2014-2015
(2) Karyawan yang ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas akan
diberikan Surat Perintah Tugas (SPT) dan Rincian Biaya Perjalanan
Dinas (RBPD).
Pasal 21
Pengangkatan Karyawan Menjadi Direktur Perusahaan / Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)
(2) Karyawan yang diangkat sebagai direktur Perusahaan atau BUMN lain,
maka yang bersangkutan diberhentikan dari status karyawan
Perusahaan, dengan diberikan hak pensiun berdasarkan gaji dasar
tertinggi dengan kolom pendidikan tertinggi.
BAB IV
WAKTU KERJA
Pasal 22
Hari Kerja
(1) Hari kerja adalah hari karyawan melakukan pekerjaannya sesuai jadwal
yang ditentukan oleh perusahaan dengan berpedoman pada peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page17
17 of 79
79
2014-2015
Pasal 23
Waktu Kerja
(1) Waktu kerja Perusahaan adalah 8 (delapan) jam kerja dalam 1 (satu)
hari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.
(2) Waktu kerja Perusahaan dibedakan menjadi waktu kerja administrasi dan
waktu kerja operasional.
(3) Waktu dimulai dan berakhirnya jam kerja administrasi ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan Kantor Pusat dan masing-masing Kantor Cabang,
dengan lama jam kerja mengacu pada ayat (1).
(4) Waktu istirahat antara jam kerja tidak dihitung sebagai waktu kerja dan
pelaksanaan waktu istirahat bagi karyawan yang bekerja pada waktu
kerja operasional, diatur oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
(6) Pengaturan tentang waktu kerja administrasi dan waktu kerja operasional
akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direksi.
Pasal 24
Istirahat Mingguan dan Libur-Libur Nasional
(2) Karyawan yang bekerja pada hari libur nasional diperhitungkan sebagai
kerja lembur sesuai dengan ketentuan Perusahaan.
Pasal 25
Administrasi Kehadiran Kerja
(1) Setiap karyawan wajib masuk kerja pada waktunya sesuai pasal 22 dan
pasal 23 Perjanjian Kerja Bersama ini.
(2) Data kehadiran/presensi waktu masuk dan pulang kerja setiap karyawan
disimpan oleh Perusahaan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page18
18 of 79
79
2014-2015
(3) Karyawan harus melaksanakan pengisian daftar hadir/presensi melalui
sarana yang telah disediakan oleh Perusahaan pada setiap masuk dan
pulang kerja.
(4) Karyawan yang karena sesuatu hal, baik untuk keperluan dinas ataupun
keperluan pribadi mengakibatkan yang bersangkutan datang terlambat
atau pulang lebih awal, atau tidak hadir harus dengan izin atasan
langsung.
Pasal 26
Kerja Lembur
(1) Kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan lebih dari 8 (delapan) jam
sehari.
(4) Apabila pada hari istirahat atau waktu cuti karyawan diminta untuk
bekerja, maka Perusahaan wajib memberikan pengganti hari cuti untuk
melaksanakan istirahat atau waktu cuti tersebut.
(5) Pengganti hari cuti sebagaimana tersebut pada ayat (4) dilaksanakan
selambat-lambatnya sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya
dan harus disetujui oleh atasan karyawan yang bersangkutan.
(6) Dalam kondisi tertentu karyawan dapat bekerja lembur lebih dari 3 (tiga)
jam per hari antara lain untuk melakukan pekerjaan yang tidak boleh
tertunda atau harus diselesaikan pada saat itu, dan kepada yang
bersangkutan diberikan uang makan sebanyak 1 (satu) kali per hari.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page19
19 of 79
79
2014-2015
Pasal 27
Perhitungan Upah Kerja Lembur
(2) Apabila kerja lembur dilakukan pada hari libur nasional, maka cara
perhitungan sebagai berikut :
a. Untuk setiap jam dalam jangka waktu 1 - 8 jam dibayar upah sebesar
2 (dua) kali premi lembur per jam;
b. Untuk lembur jam ke 9 (sembilan) dibayar 3 (tiga) kali premi lembur
per jam;
c. Untuk lembur jam ke 10 (sepuluh) dan jam ke 11 (sebelas) atau lebih
dibayar 4 (empat) kali premi lembur per jam.
(4) Upah kerja lembur sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Direksi.
BAB V
CUTI KARYAWAN
Pasal 28
Cuti Bersama
(1) Perusahaan tidak wajib mengikuti penetapan jumlah hari cuti bersama
yang ditetapkan Pemerintah.
Pasal 29
Cuti Tahunan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page20
20 of 79
79
2014-2015
b. Karyawan Perusahaan yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS),
dapat diberikan cuti sejak yang bersangkutan bekerja di
Perusahaan, namun tidak diberikan tunjangan cuti. Tunjangan cuti
dapat diberikan pada saat yang bersangkutan menjalani cuti pada
tahun anggaran berikutnya.
c. Karyawan Perusahaan setelah menjalani penugasan, dapat diberikan
cuti sejak yang bersangkutan bekerja kembali di Perusahaan
sepanjang yang bersangkutan masih memiliki hak cuti di anak
Perusahaan, dengan diberikan tunjangan cuti sesuai ketentuan.
(2) Pelaksanaan cuti sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat diambil
maksimal dalam 2 (dua) tahap.
(4) Karyawan yang tidak menjalankan cuti tahunan sampai dengan akhir
tahun berjalan, maka cuti tahunan wajib dilaksanakan paling lambat
bulan Januari tahun berikutnya dan tetap berhak atas tunjangan cuti.
(6) Tata cara pelaksanaan cuti tahunan untuk selanjutnya diatur dalam
Keputusan Direksi.
Pasal 30
Cuti Alasan Penting
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page21
21 of 79
79
2014-2015
d. Melaksanakan pernikahan, selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) hari
kerja;
e. Isteri melahirkan, selama 2 (dua) hari kerja;
f. Mendapat musibah atau bencana alam, selama 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) hari kerja;
g. Menunaikan kewajiban agama (melaksanakan ibadah haji yang pertama/
ibadah bagi agama lain) memperoleh cuti selama 10 (sepuluh) sampai
dengan 45 (empat puluh lima) hari kalender;
h. Terdapat alasan penting lainnya yang telah mendapat persetujuan Direksi
atau Kepala Cabang, dapat diberikan cuti selama 1 (satu) sampai dengan
5 (lima) hari kerja.
Pasal 31
Cuti Besar
(2) Dalam hal cuti besar tidak dilaksanakan secara sekaligus maka cuti
besar tersebut dapat dilaksanakan pada tahun ke 7 (tujuh) dan ke 8
(delapan) masing-masing 1 (satu) bulan dan 2 (dua) bulan atau
sebaliknya, dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan tidak
berhak lagi atas cuti tahunan dalam 2 (dua) tahun berjalan.
(3) Karyawan yang menjalani cuti besar sebagaimana tersebut pada ayat
(2) maka pemberian tunjangan cuti diberikan pada setiap tahun yang
bersangkutan menjalani cuti besar.
(4) Pengajuan cuti besar selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa
kerja 6 (enam) tahun, sejak pelaksanaan cuti besar terakhir.
(6) Karyawan yang akan menggunakan hak cuti besar harus mengajukan
permohonan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya.
(7) Selama cuti besar karyawan berhak atas penghasilan, sesuai ketentuan
yang berlaku.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page22
22 of 79
79
2014-2015
Pasal 32
Cuti Bersalin, Gugur Kandungan, dan Haid
(4) Karyawan wanita yang waktu haid merasakan sakit dapat mengambil
cuti haid pada hari pertama dan kedua dengan pemberitahuan tertulis
kepada atasan langsung.
Pasal 33
Cuti Sakit
(1) Karyawan yang menderita sakit sampai dengan 2 (dua) hari berhak
mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan
harus memberitahukan kepada atasannya secara tertulis.
(2) Karyawan yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan
14 (empat belas) hari berhak mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan
karyawan yang bersangkutan harus memberitahukan kepada atasannya
dengan melampirkan surat keterangan dokter.
(3) Karyawan yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari kerja berhak
mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan
harus memberitahukan kepada atasannya dengan melampirkan surat
keterangan dokter yang disahkan oleh dokter Perusahaan.
(4) Karyawan yang dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari mengajukan
cuti sakit lebih dari 3 (tiga) kali wajib memeriksakan diri kepada dokter
Perusahaan.
(5) Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 12 (dua belas) bulan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page23
23 of 79
79
2014-2015
(6) Apabila setelah jangka waktu 12 (dua belas) bulan yang bersangkutan
masih belum dapat bekerja kembali, maka diadakan pengujian
kesehatan oleh majelis penguji kesehatan yang ditunjuk oleh dokter
Perusahaan dan apabila hasil uji kesehatan dinyatakan belum dapat
bekerja kembali, cuti sakit dapat diperpanjang untuk paling lama
6 (enam) bulan.
Pasal 34
Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page24
24 of 79
79
2014-2015
(3) Karyawan yang menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan karena
menjalankan tugas negara bukan atas permintaan sendiri tetap
diperhitungkan sebagai masa kerja dan menerima penghasilan dari
Perusahaan dengan ketentuan:
a. Negara tidak melakukan pembayaran atau;
b. Apabila negara membayar kurang dari penghasilan terakhir,
Perusahaan wajib membayar selisih kekurangannya.
(5) Cuti di luar tanggungan Perusahaan diberikan untuk paling lama 3 (tiga)
tahun dengan tetap memperhatikan ketentuan ayat (6) pasal ini.
BAB VI
POLA KARIR
Pasal 35
Lingkup Pola Karir
(1) Pola karir merupakan perjalanan tugas karyawan dimulai sejak yang
bersangkutan diangkat menjadi karyawan, ditempatkan dalam jabatan
hingga berhenti atau menjalani pemutusan hubungan kerja dengan
Perusahaan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page25
25 of 79
79
2014-2015
(2) Pola karir antara lain terdiri dari :
a. Pengangkatan dan penempatan dalam jabatan;
b. Pendidikan dan pelatihan;
c. Magang atau orientasi;
d. Penyesuaian ijazah;
e. Mutasi (promosi, rotasi, demosi);
f. Jalur karir (manajerial, profesi, administrasi);
g. Jenjang karir dan persyaratan jabatan;
h. Masa persiapan pensiun (MPP).
Pasal 36
Pengangkatan dan Penempatan Dalam Jabatan
(2) Kepada pelamar yang lulus seleksi atau telah memenuhi persyaratan
untuk diangkat sebagai calon karyawan atau karyawan Perusahaan akan
diangkat dan ditempatkan dalam suatu nama jabatan sesuai formasi.
(4) Dalam jangka waktu masa percobaan atau PKWT, Perusahaan membekali
karyawan dengan pendidikan dan latihan dalam rangka memenuhi
persyaratan jabatan.
Pasal 37
Pendidikan dan Latihan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page26
26 of 79
79
2014-2015
(3) Karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan Perusahaan dengan pola
yang ditentukan oleh Direktur yang membidangi SDM.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page27
27 of 79
79
2014-2015
Pasal 38
Orientasi/Magang
Pasal 39
Penyesuaian Ijazah
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page28
28 of 79
79
2014-2015
b. Penyesuaian ijazah dilaksanakan sesuai dengan formasi lowong di
Perusahaan dengan mengacu pada Rencana Induk Pengembangan
SDM.
d. Dalam hal karyawan memiliki ijazah yang lebih tinggi akan tetapi
tidak sesuai dengan kebutuhan unit kerja yang bersangkutan, maka
dimungkinkan untuk alih tugas ke unit kerja yang membutuhkan
disiplin ilmu tersebut dengan terlebih dahulu mengikuti proses seleksi
atau proses magang.
g. Dalam hal karyawan memiliki ijazah yang lebih tinggi dari yang
dipersyaratkan, maka yang diakui adalah yang sesuai dengan
persyaratan jabatan.
Pasal 40
Mutasi
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page29
29 of 79
79
2014-2015
(2) Mutasi karyawan dapat berupa:
a. Promosi yaitu alih tugas karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain
yang lebih tinggi kelas jabatannya baik dalam satu lingkungan unit
kerja/cabang, maupun antar unit kerja/cabang atau afiliasi
Perusahaan atau anak Perusahaan;
b. Rotasi yaitu alih tugas karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain
yang mempunyai tanggung jawab dan beban tugas relatif
sama/setara dan tidak berdampak pada perubahan kelas jabatan,
baik dalam satu lingkungan unit kerja/cabang, maupun antar unit
kerja/cabang atau afiliasi Perusahaan atau anak Perusahaan;
c. Demosi yaitu alih tugas karyawan dari suatu posisi tugas ke posisi
tugas lain yang mempunyai tanggung jawab dan beban tugas lebih
rendah dan berdampak pada penurunan, kelas jabatan baik dalam
satu lingkungan unit kerja/cabang, maupun antar unit kerja/cabang
atau afiliasi Perusahaan atau anak Perusahaan.
(4) Dalam hal terjadi mutasi antar wilayah kerja bukan atas permintaan
sendiri, Perusahaan memberikan biaya pindah karyawan yang komponen
biaya, besaran dan syarat-syaratnya akan dievaluasi dan diatur dalam
Keputusan Direksi.
(5) Bagi karyawan yang dikenakan sanksi hukuman disiplin berat, maka
Biaya pindah hanya diberikan kepada yang bersangkutan, tidak termasuk
keluarganya dan diberikan biaya akomodasi selama masa transisi untuk
paling lama 6 (enam) bulan.
(6) Apabila karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) telah selesai
menjalani sanksi hukuman disiplin, diatur sebagai berikut :
a. Apabila yang bersangkutan kembali ke tempat asal, diberikan biaya
pindah hanya untuk karyawan yang bersangkutan tanpa akomodasi
selama masa transisi untuk paling lama selama 6 (enam) bulan;
b. Apabila yang bersangkutan tidak kembali ke tempat asal dan tetap
di tempat menjalani sanksi hukuman disiplin, maka keluarga yang
bersangkutan berhak mendapatkan biaya pindah;
c. Apabila yang bersangkutan tidak kembali ke tempat asal dan
ditempatkan di Kantor Cabang lain, maka kepada yang
bersangkutan dan keluarganya berhak mendapatkan biaya pindah
serta akomodasi selama masa transisi untuk paling lama selama 6
(enam) bulan.
(7) Penempatan untuk karyawan yang berstatus suami istri diatur untuk
tidak dalam satu fungsi kerja.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page30
30 of 79
79
2014-2015
(8) Biaya pindah sekolah anak sebagaimana tersebut dalam ayat (4) adalah
penggantian atas biaya yang dikeluarkan dengan bukti pembayaran yang
sah berdasar azas kewajaran.
(9) Yang dimaksud antar wilayah kerja sebagaimana tersebut dalam ayat (4)
tidak termasuk antar Kantor Pusat, Bandara Soekarno-Hatta dan
Bandara Halim Perdanakusuma.
Pasal 41
Promosi
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page31
31 of 79
79
2014-2015
Pasal 42
Rotasi
Pasal 43
Demosi
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page32
32 of 79
79
2014-2015
(2) Untuk hal-hal tersebut pada ayat (1), kecuali untuk ketentuan
sebagaimana butir 1 huruf b dan c, demosi dilakukan maksimal 3 (tiga)
tingkat dan paling lama untuk jangka waktu 2 tahun.
(3) Karyawan yang menjalani demosi dan selama masa hukuman berkinerja
baik serta tidak melakukan pelanggaran disiplin lain, maka setelah
berakhirnya jangka waktu hukuman dapat ditempatkan kembali ke kelas
jabatan semula.
(4) Dalam hal terjadi demosi, Perusahaan wajib memberitahukan alasan
dalam suatu Keputusan Direksi.
Pasal 44
Jalur Karir
Pasal 45
Jenjang Karir Dan Persyaratan Jabatan
(1) Perjalanan karir karyawan dari suatu posisi tugas ke posisi tugas lain
dalam jenjang karir dimungkinkan, sepanjang formasi tersedia dan yang
bersangkutan memenuhi persyaratan jabatan yang ditetapkan untuk
menempati jabatan sasaran serta pertimbangan lain yang berkaitan
dengan penilaian performansi kerja dan pelatihan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page33
33 of 79
79
2014-2015
(3) Pembinaan karir karyawan berakhir pada waktu yang bersangkutan
berhenti dari perusahaan baik karena memasuki usia pensiun atau
mengajukan permohonan pengunduran diri maupun karena sebab-sebab
lain yang sah menurut hukum.
(4) Jenjang karir dan persyaratan sesuai jalur diatur lebih lanjut dalam
keputusan Direksi.
Pasal 46
Masa Persiapan Pensiun (MPP)
(1) Batas usia pensiun normal untuk karyawan yang bekerja di Perusahaan
adalah 56 tahun termasuk MPP selama 1 (satu) tahun.
(2) Karyawan yang telah memasuki usia MPP atau 55 tahun dan menduduki
jabatan manajerial dan non manajerial, dapat menjalankan MPP atau
tidak menjalankan MPP.
(5) Karyawan yang menduduki jabatan manajerial dan non manajerial yang
menjalankan MPP, tetap diberikan penghasilan setara dengan kelas
jabatan terakhir tanpa tunjangan/fasilitas jabatan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur MPP diatur lebih lanjut
dengan keputusan Direksi.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page34
34 of 79
79
2014-2015
Pasal 47
Karir Karyawan Perusahaan Perbantuan
(4) Dalam hal karyawan yang diperbantukan pada Instansi Penerima ditarik
kembali ke Perusahaan baik atas keinginan sendiri atau atas kebutuhan
Perusahaan, maka penempatan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan:
a. Formasi yang akan ditempati tidak lebih rendah dari kelas jabatan
pada waktu ditinggalkan;
b. Pengalaman jabatan yang bersangkutan sebagai pemenuhan
kualifikasi pada jabatan yang akan diisi.
Pasal 48
Karir Pegawai Negeri Sipil
(2) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan atau ditugaskan dalam
jabatan di Perusahaan, pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan
setelah yang bersangkutan memenuhi persyaratan dan kebutuhan
Perusahaan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page35
35 of 79
79
2014-2015
(3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diperbantukan pada Perusahaan
sebagai teknisi penerbangan, pembinaan karirnya dilakukan pada jalur
profesi sesuai fungsi penugasannya.
(4) Dalam hal pegawai yang bersangkutan akan dimutasikan pada jalur
administrasi atau manajerial, harus dimintakan permohonan monostatus
yang bersangkutan kepada instansi induknya.
(5) Bagi karyawan diperbantukan dengan masa kerja minimal 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun diperbantukan maka dapat dimonostatuskan
dalam hal karyawan bersangkutan mengajukan permohonan mono
status dan oleh Kementrian Perhubungan telah ditetapkan
pemberhentiannya sebagai PNS, kecuali PNS yang beralih status/mono
status sebagai akibat Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Perusahaan.
(7) Dalam hal alih status dari karyawan diperbantukan menjadi karyawan
Perusahaan maka Perusahaan dapat menerima yang bersangkutan,
sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku.
BAB VII
PENGHASILAN
Pasal 49
Gaji Dasar
(1) Perusahaan menaikkan gaji dasar karyawan pada setiap awal bulan
Januari sekurang-kurangnya sebesar 5 % (lima persen).
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page36
36 of 79
79
2014-2015
(5) Karyawan Perusahaan perbantuan yang baru bekerja di Perusahaan, gaji
dasarnya ditetapkan pada golongan pendidikan yang diakui Perusahaan
dengan masa kerja 0 (nol) tahun.
Pasal 50
Insentif Prestasi
(1) Kepada setiap karyawan diberikan insentif prestasi sesuai dengan nama
dan kelas jabatan yang diduduki.
BAB VIII
KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Pasal 51
Penyelenggaraan Kesejahteraan Karyawan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page37
37 of 79
79
2014-2015
f. Tunjangan cuti;
g. Sumbangan Uang Sewa Rumah dan Tunjangan perumahan akhir
masa tugas;
h. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) atau Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan;
i. Tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun;
j. Insentif Produksi;
k. Pakaian Seragam Dinas & Pakaian Olahraga;
l. Sumbangan Perkawinan, Kelahiran dan Kematian.
(2) Dalam hal terjadi kondisi dan waktu kerja tertentu, seperti dalam
keadaan perang dan bahaya, Perusahaan memberikan
bantuan/tunjangan/sumbangan selain tersebut di atas pada ayat (1).
Pasal 52
Tunjangan Uang Transportasi
(2) Tunjangan transportasi bagi karyawan, dan penggantian biaya BBM bagi
pejabat Manajerial diberikan sebesar 90% (sembilan puluh persen)
dalam hal Pejabat atau karyawan yang bersangkutan tidak masuk kerja
karena mangkir selama 2 (dua) hari atau lebih dalam 1 (satu) bulan.
Pasal 53
Tunjangan Uang Makan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page38
38 of 79
79
2014-2015
(2) Terhitung mulai Januari 2015 dan selanjutnya Perusahaan memberikan
tunjangan uang makan kepada karyawan sebesar Rp 50.000 (lima puluh
ribu rupiah) per hari atau dalam bentuk natura.
Pasal 54
Tunjangan Licence dan Rating
(1) Tunjangan license dan rating berlaku bagi karyawan yang karena
tuntutan tugasnya mensyaratkan license dan rating yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJU).
(2) Ketentuan mengenai tunjangan license dan rating diatur lebih lanjut
dalam keputusan Direksi.
Pasal 55
Tunjangan Kesejahteraan Keluarga
Pasal 56
Tunjangan Khusus
Pasal 57
Tunjangan Cuti
(1) Kepada karyawan yang menjalankan cuti tahunan sesuai ketentuan pada
pasal 29 diberikan tunjangan cuti sebesar 1 (satu) kali penghasilan
ditambah Tunjangan transportasi/Tunjangan bahan bakar minyak
(BBM).
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page39
39 of 79
79
2014-2015
(2) Tunjangan cuti sebagaimana tersebut pada ayat (1) dibayarkan
bersamaan dengan persetujuan cuti.
Pasal 58
Sumbangan Uang Sewa Rumah dan Tunjangan Perumahan Akhir
Masa Tugas
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page40
40 of 79
79
2014-2015
b. Pemberian tunjangan perumahan akhir masa tugas diperhitungkan
dari kelas jabatan tertinggi yang pernah diduduki.
c. Besaran tunjangan perumahan sebagaimana dimaksud diatur
sebagai berikut:
1) Kelas jabatan 1 s.d. 4 sebesar Rp 44.000.000,00
2) Kelas jabatan 5 s.d. 7 sebesar Rp 41.250.000,00
3) Kelas jabatan 8 s.d. 9 sebesar Rp 38.500.000,00
4) Kelas jabatan 10 s.d. 13 sebesar Rp 35.750.000,00
5) Kelas jabatan 14 s.d. 16 sebesar Rp 33.000.000,00
Pasal 59
Uang Pisah
(2) Besaran uang pisah sebagaimana tersebut dalam ayat (1) sebesar
Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page41
41 of 79
79
2014-2015
Pasal 60
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pasal 61
Tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun
(1) Karyawan berhak atas Tunjangan Hari Tua dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Karyawan yang telah mencapai masa kerja 10 (sepuluh) tahun dan
kelipatan 5 (lima) tahun berikutnya berhak mendapat uang muka
tunjangan hari tua secara periodik sebesar 5 (lima) kali gaji dasar
(GD) terakhir dan akan diperhitungkan dengan pemberian jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus.
b. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun normal berhak
mendapatkan jaminan hari tua sesuai masa kerja dengan formula
perhitungan: indeks masa kerja dikalikan GD terakhir dikurangi uang
muka THT yang telah diterima.
c. Karyawan yang meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun,
ahli warisnya berhak mendapatkan tunjangan hari tua dengan
formula perhitungan: indeks masa kerja berhenti dengan hormat
pensiun normal dikalikan GD terakhir pada saat meninggal tanpa
dikurangi uang muka THT yang telah diterima.
d. Karyawan yang menderita sakit yang berkelanjutan sehingga tidak
dapat bekerja lagi berhak mendapatkan tunjangan hari tua dengan
formula perhitungan: indeks masa kerja berhenti dengan hormat
pensiun normal dikalikan GD terakhir pada saat berhenti karena
sakit tanpa dikurangi uang muka THT yang telah diterima.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page42
42 of 79
79
2014-2015
e. Karyawan yang mengundurkan diri atas permintaan sendiri atau
yang dikualifikasikan mengundurkan diri atau diberhentikan oleh
Perusahaan sebelum mencapai usia pensiun normal berhak
mendapatkan tunjangan hari tua dengan formula perhitungan:
indeks masa kerja pengabdian dikalikan GD terakhir dikurangi uang
muka THT yang telah diterima.
f. Apabila Perusahaan melakukan rasionalisasi atau pengurangan
karyawan secara massal maka formula perhitungan manfaat THT
adalah: indeks masa kerja waktu pensiun normal dikalikan GD waktu
pensiun normal dikurangi uang muka THT yang telah diterima.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page43
43 of 79
79
2014-2015
Pasal 62
Insentif Produksi
(2) Dalam hal diberikan uang muka insentif produksi, pelaksanaannya pada
bulan November tahun berjalan.
Pasal 63
Pakaian Seragam Dinas Dan Pakaian Olah Raga
Pasal 64
Sumbangan Perkawinan, Sumbangan Kelahiran dan
Sumbangan Kematian
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page44
44 of 79
79
2014-2015
b. Besarnya sumbangan kelahiran diberikan kepada karyawan sebesar
50 % (lima puluh perseratus) dari penghasilan untuk kelahiran anak
kedua.
(3) Perusahaan memberikan sumbangan kematian kepada karyawan atau
ahli waris dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Besaran sumbangan kematian adalah sebagai berikut :
1) Apabila karyawan yang meninggal, ahli waris diberikan sebesar
5 (lima) kali penghasilan.
2) Apabila pasangan/anak karyawan yang meninggal, karyawan
diberikan sebesar 3 (tiga) kali penghasilan.
b. Perusahaan dapat memberikan santunan selama 12 (dua belas)
bulan berturut-turut sebesar 1 (satu) kali penghasilan terakhir yang
diterima, dalam hal karyawan yang meninggal dunia belum
mencapai usia pensiun dipercepat dan keluarga yang ditinggalkan
dalam kondisi memerlukan bantuan finansial berdasarkan
keterangan dari pimpinan unit kerja karyawan yang bersangkutan.
Pasal 65
BAB IX
FASILITAS, BANTUAN DAN PENGHARGAAN
Pasal 66
Fasilitas Jabatan Manajerial
(1) Kepada pejabat manajerial atau pejabat tertentu yang ditetapkan oleh
Perusahaan diberikan fasilitas sebagai berikut :
a. Tunjangan fasilitas telepon dibayarkan diawal bulan;
b. Fasilitas kendaraan dinas jabatan dan uang pengganti Bahan Bakar
Minyak (BBM);
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page45
45 of 79
79
2014-2015
c. Fasilitas kendaraan operasional unit dan uang pengganti BBM yang
besarnya setara dengan tunjangan transportasi yang seharusnya
diterima.
Pasal 67
Fasilitas Kerohanian dan Fasilitas Olah Raga
Pasal 68
Bantuan Biaya Ke Tempat Menjalani Masa Pensiun
(1) Karyawan yang telah purna tugas dan hendak kembali ke tempat
menjalani masa pensiun bersama keluarga, diberikan bantuan biaya ke
tempat menjalani masa pensiun sepanjang masih dalam wilayah
Republik Indonesia yang besarannya diatur dalam Keputusan Direksi.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page46
46 of 79
79
2014-2015
Pasal 69
Bantuan Beasiswa
Pasal 70
Bantuan Musibah dan Bencana Alam
(2) Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (1) juga berlaku dalam hal
karyawan mengalami musibah atau bencana alam bukan dalam skala
nasional namun mengakibatkan kerugian material yang sangat besar
(total loss).
Pasal 71
Rekreasi
Pasal 72
Tanda Penghargaan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page47
47 of 79
79
2014-2015
(4) Kepada karyawan yang menjalani Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan
belum mendapatkan tunjangan cuti pada tahun pelaksanaan MPP,
diberikan penghargaan sebesar 1 (satu) kali penghasilan ditambah
Tunjangan transportasi/Tunjangan bahan bakar minyak (BBM) bulan
terakhir.
BAB X
JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasal 73
Pelayanan Kesehatan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page48
48 of 79
79
2014-2015
b. Rawat jalan tingkat lanjutan oleh dokter spesialis meliputi:
1) Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan;
2) Pemeriksaan penunjang diagnostik;
3) Tindakan medis poliklinik dari yang ringan sampai yang
memerlukan keterampilan khusus dan mengandung resiko;
4) Pelayanan rehabilitasi medis;
5) Pemberian obat dan atau vitamin sesuai kebutuhan
medis/indikasi medis.
c. Rawat Inap di Rumah Sakit sesuai dengan kelas perawatan yang
menjadi haknya, meliputi:
1) Fasilitas kamar perawatan;
2) Pemeriksaan/perawatan oleh dokter spesialis;
3) Pemeriksaan penunjang diagnostik;
4) Perawatan intensif bila diperlukan;
5) Pelayanan rehabilitasi medis;
6) Pemberian obat dan atau vitamin sesuai kebutuhan
medis/indikasi medis;
7) Pelayanan operasi termasuk bedah gigi dan mulut, kecuali
tindakan yang bersifat kosmetik.
(3) Keluarga karyawan sebagaimana tersebut pada ayat (2) adalah suami,
istri dan maksimum 2 (dua) anak dengan usia maksimum 21 (dua
puluh satu) tahun yang dapat diperpanjang sampai dengan usia 25
(dua puluh lima) tahun sepanjang belum menikah dan masih dalam
pendidikan formal.
(4) Dalam hal salah satu anak yang ditanggung tidak memenuhi syarat
(usia di atas 25 tahun atau menikah) atau meninggal dunia maka hak
tersebut dapat disubstitusi dengan batasan usia maksimum
sebagaimana tersebut pada ayat (3).
(6) Anak karyawan yang sudah tidak menjadi tanggungan orang tua,
belum menikah dan belum mempunyai penghasilan sendiri yang
memerlukan perawatan di rumah sakit dapat diberikan pinjaman
dengan jaminan penghasilan/uang THT orang tuanya.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page49
49 of 79
79
2014-2015
(7) Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, manajemen bersama
dengan SEKARPURA II akan melakukan kajian tentang Pelayanan
kesehatan yang akan diselenggarakan oleh Asuransi, paling lambat
dilaksanakan pada tahun 2014.
(8) Segala sesuatu yang terkait dengan Pensiunan akan diatur dalam
Keputusan Direksi, meliputi:
a. Kesehatan Pensiunan dan keluarganya yang masih dalam
tanggungan perusahaan;
b. Santunan Kematian.
BAB XI
PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN
Pasal 74
Kewajiban Karyawan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page50
50 of 79
79
2014-2015
k. Menjaga, menyimpan dan atau memelihara barang milik atau yang
berada dalam penguasaan Perusahaan, atau barang milik orang/instansi
lain yang ada di lingkungan Perusahaan yang digunakan atau
dipercayakan kepadanya sehingga selalu dalam keadaan aman dan/atau
berfungsi baik;
l. Menjaga, memelihara dan meningkatkan nama baik Perusahaan di dalam
maupun di luar Perusahaan;
m. Menghindari perbuatan tercela antara lain membuat keributan, keonaran,
pertengkaran, perkelahian serta perbuatan yang menganggu ketertiban,
kelancaran tugas dan ketenangan bekerja;
n. Bekerja dengan jujur, kreatif, tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan Perusahaan;
o. Melaporkan kepada atasannya atau pejabat yang berwenang, apabila
mengetahui ada hal yang merugikan atau dapat merugikan Perusahaan;
p. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang harmonis, tertib dan
aman;
q. Menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik di lingkungan Unit
Kerja/Perusahaan/masyarakat;
r. Merasa ikut memiliki Perusahaan serta bertanggungjawab dan berusaha
untuk memajukan, mengamankan dan menjaga nama baik Perusahaan;
s. Memakai pakaian dinas/kerja dan atribut kerja sesuai ketentuan;
t. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
pelanggan/masyarakat;
u. Melaksanakan dan mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pasal 75
Larangan Bagi Karyawan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page51
51 of 79
79
2014-2015
f. Membujuk atau mempengaruhi siapapun untuk melakukan perbuatan
yang mengakibatkan kerugian atau permasalahan bagi Perusahaan;
g. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau surat
lainnya yang dapat menimbulkan kerugian Perusahaan;
h. Memanipulasi data yang mengakibatkan kerugian atau permasalahan
bagi Perusahaan;
i. Dengan sengaja menolak atau melalaikan perintah, peraturan-peraturan
dan/atau norma-norma Perusahaan, atau tugas yang diberikan, kecuali
dalam keadaan tertentu yang dapat membahayakan keselamatan jiwa
dan badan;
j. Mengabaikan ketentuan K3 dalam pelaksanaan tugas;
k. Membiarkan bawahan melakukan kesalahan atau tidak melaksanakan
tugas kedinasan sesuai ketentuan yang berlaku;
l. Menghalangi atau menghambat bawahan untuk berprestasi atau
memberikan kontribusi positif terhadap Perusahaan;
m. Melakukan intimidasi atau penghinaan terhadap Perusahaan, pimpinan
Perusahaan dan/atau karyawan;
n. Menipu, memfitnah, menghasut, berbohong yang mengakibatkan
kerugian moril maupun materiil terhadap Perusahaan atau
karyawan/orang lain;
o. Tidak masuk kerja tanpa izin atasan langsung (mangkir/bolos);
p. Meninggalkan tugas tanpa izin dalam jam kerja yang ditentukan;
q. Tidur di lingkungan tempat kerja pada saat sedang menjalankan tugas;
r. Merokok di tempat kerja dan tempat lain di lingkungan Perusahaan yang
terdapat tanda larangan merokok;
s. Melanggar ketentuan profesi atau melanggar pakta integritas/pernyataan
jabatan;
t. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku
antara lain:
1) Menelantarkan atau tidak menggunakan peralatan/perlengkapan K3
sebagaimana mestinya;
2) Melalaikan untuk melaporkan kecelakaan yang mengakibatkan
cedera terhadap seseorang;
3) Mengabaikan petunjuk Perusahaan mengenai pelaporan kecelakaan
atau terjadinya cidera.
u. Melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau di lingkungan
tempat kerja Perusahaan, kecuali terbukti bahwa tindakan itu dilakukan
untuk membela diri atau orang lain;
v. Berkelahi, membuat kegaduhan atau kekacauan di lingkungan tempat
kerja;
w. Menghalang-halangi karyawan lainnya masuk kerja dan atau bekerja;
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page52
52 of 79
79
2014-2015
x. Melakukan tindakan pemerasan, percaloan dan tindakan lain yang
sejenis;
y. Melakukan tindakan dan atau menerima suap dari pihak manapun;
z. Mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang terlarang
lainnya di lingkungan kerja;
aa. Bekerja atau terikat pekerjaan dengan pihak lain atau badan hukum lain
tanpa izin dari Perusahaan yang bertentangan dengan kepentingan
Perusahaan;
bb. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
cc. Mengadakan rapat/pertemuan di tempat kerja dan atau lingkungan kerja
tanpa izin yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan Perusahaan;
dd. Membawa senjata api, senjata tajam dan barang-barang berbahaya
lainnya kecuali untuk kepentingan dinas;
ee. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan
aset inventaris, barang-barang, dokumen, surat-surat berharga,
milik/yang dikuasai/yang di bawah tanggung jawab Perusahaan atau
melakukan perbuatan hukum lainnya, secara tidak sah;
ff. Melakukan unjuk rasa/provokasi tanpa konfirmasi dari pejabat yang
berwenang;
gg. Menolak menandatangani Berita Acara pemeriksaan yang dilakukan
sesuai prosedur, obyektif dan akurat;
hh. Melakukan perbuatan lain yang melanggar norma-norma kepatutan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 76
Hukuman Disiplin
(1) Setiap perbuatan atau sikap dan perilaku karyawan yang melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau larangan
sebagaimana dimaksud pada pasal 74 atau tidak melaksanakan
kewajiban sebagai karyawan, merupakan pelanggaran disiplin dan dapat
dikenakan sanksi hukuman disiplin.
(2) Dalam hal pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
juga merupakan tindak pidana yang dapat dijatuhi sanksi hukuman oleh
pihak yang berwajib atau oleh pejabat yang berwenang maka tidak
menutup kemungkinan dijatuhkannya hukuman disiplin terhadap
karyawan yang bersangkutan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page53
53 of 79
79
2014-2015
Pasal 77
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
(5) Dalam hal karyawan yang menduduki jalur karir manajerial dikenakan
hukuman disiplin tingkat berat, maka akan ditempatkan pada jalur karir
administrasi atau jalur karir profesi.
Pasal 78
Hukuman Disiplin Ringan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page54
54 of 79
79
2014-2015
e. Bersikap tidak sopan terhadap rekan sekerja atau atasan atau bawahan
dan masyarakat;
f. Merokok di ruangan kerja atau Public Area yang diberi tanda Dilarang
Merokok;
g. Tidur atau bermalas-malasan selama jam kerja;
h. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang ditentukan
oleh Perusahaan.
Pasal 79
Hukuman Disiplin Sedang
(1) Pelanggaran yang dapat dikenakan Hukuman Disiplin Sedang antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Pengulangan terhadap pelanggaran disiplin ringan;
b. Tidak masuk kerja atau meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah
maksimal selama 3 (tiga) hari berturut-turut atau 4 (empat) s.d 5
(lima) hari tidak berturut-turut dalam sebulan;
c. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung
jawabnya sebaik mungkin (mengabaikan tugas kedinasan),
termasuk tidak melaporkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
karyawan yang menjadi tanggung jawabnya;
d. Tidak memperhatikan dan melaksanakan segala keputusan
Perusahaan baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya
atau yang berlaku secara umum;
e. Bekerja dengan tidak jujur, tidak tertib, dan tidak cermat sehingga
merugikan Perusahaan;
f. Melakukan pelanggaran ketentuan profesi tingkat ringan.
g. Melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan;
h. Tidak menaati peraturan dan tata tertib kerja Perusahaan;
i. Tidak melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuh
tanggung jawab;
j. Menggunakan aset/inventaris milik Perusahaan untuk keperluan
pribadi tanpa izin Perusahaan sehingga menyebabkan kerugian
Perusahaan;
k. Mengadakan rapat/pertemuan di tempat kerja dan atau lingkungan
Perusahaan tanpa ijin dan dapat merugikan Perusahaan;
l. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau
dalam lingkungan tempat kerja Perusahaan atau di tempat
manapun kecuali untuk pembelaan diri;
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page55
55 of 79
79
2014-2015
m. Melakukan intimidasi atau penghinaan terhadap Perusahaan,
pimpinan Perusahaan dan/atau karyawan lain;
n. Membujuk siapapun untuk melakukan perbuatan yang
mengakibatkan kerugian Perusahaan;
o. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau
surat penting lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan
yang keliru;
p. Memanipulasi data sehingga merugikan Perusahaan;
q. Menghalangi bawahan untuk berprestasi/memberikan kontribusi
positif terhadap Perusahaan;
r. Melakukan perbuatan yang dinilai dan terbukti telah melecehkan
martabat karyawan lainnya;
s. Melakukan perbuatan yang jelas-jelas bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
t. Dengan sengaja menolak atau melalaikan perintah, peraturan-
peraturan dan/atau norma-norma Perusahaan, atau tugas yang
diberikan, kecuali dalam keadaan tertentu yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa dan badan;
u. Tidak memberikan teladan terhadap bawahan atau menghalangi
bawahan untuk berprestasi/memberikan kontribusi positif terhadap
Perusahaan;
v. Merokok di ruang kerja yang berlokasi di Restricted Public Area yang
terdapat tanda larangan merokok.
Pasal 80
Hukuman Disiplin Berat
(1) Pelanggaran yang dapat dikenakan Hukuman Disiplin Berat antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Pengulangan terhadap perbuatan disiplin Sedang;
b. Tidak masuk bekerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari
berturut-turut atau 7 (tujuh) sampai dengan 8 (delapan) hari tidak
berturut-turut dalam satu bulan;
c. Tidak melaksanakan dan tidak mematuhi peraturan Perusahaan
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page56
56 of 79
79
2014-2015
d. Sengaja melakukan perbuatan tercela antara lain membuat
keributan, keonaran, pertengkaran, perkelahian serta perbuatan yang
mengganggu ketertiban, kelancaran tugas dan ketenangan kerja;
e. Menipu, memfitnah, menghasut, berbohong yang mengakibatkan
kerugian moril maupun materiil terhadap Perusahaan atau
karyawan/orang lain;
f. Melakukan atau membantu melakukan pencurian dan atau
penggelapan uang, surat berharga, peralatan atau barang milik
Perusahaan atau peralatan/barang yang dipercayakan oleh
Perusahaan;
g. Menghilangkan atau merusak perkakas, peralatan atau
aset/inventaris milik Perusahaan yang dipercayakan kepada
karyawan guna membantu atau melindungi karyawan tersebut dalam
menjalankan tugas;
h. Menyalahgunakan wewenang yang mengakibatkan kerugian
Perusahaan atau orang lain;
i. Memberikan keterangan palsu dan atau memalsukan dokumen atau
surat penting lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesimpulan yang
keliru;
j. Memanipulasi data sehingga merugikan Perusahaan;
k. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
l. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan
rusak/hilangnya barang milik Perusahaan atau barang milik
orang/instansi lain yang ada di lingkungan Perusahaan;
m. Mabuk karena minuman beralkohol, mengkonsumsi narkoba, dan
atau berjudi;
n. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang di waktu kerja atau
dalam lingkungan tempat kerja Perusahaan atau di tempat manapun
kecuali untuk pembelaan diri atau orang lain;
o. Melakukan pelanggaran ketentuan profesi tingkat berat berdasarkan
keputusan dari tim investigasi yang dibentuk untuk itu;
p. Merokok di area airside;
q. Bekerja atau terikat pekerjaan dengan pihak lain atau badan hukum
lain tanpa izin dari Perusahaan yang bertentangan dengan
kepentingan Perusahaan;
r. Tidak menaati pernyataan jabatan berdasarkan peraturan yang
berlaku;
s. Tidak menjaga, memelihara dan meningkatkan nama baik
Perusahaan di dalam maupun di luar Perusahaan;
t. Melakukan perbuatan asusila;
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page57
57 of 79
79
2014-2015
u. Dengan sengaja dan atau karena kelalaiannya mengakibatkan
rusak/hilangnya barang milik Perusahaan atau barang milik
orang/instansi lain yang ada di lingkungan Perusahaan atau yang
mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan;
v. Tidak segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau yang merugikan Perusahaan;
w. Tidak menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Perusahaan;
x. Mencuri dan atau menggelapkan uang, bahan, peralatan atau barang
milik Perusahaan atau yang dipercayakan oleh Perusahaan atau
secara langsung terlibat dalam pencurian/penggelapan;
y. Melakukan tindakan pemerasan, percaloan dan tindakan lain yang
sejenis;
z. Berkelahi, membuat kegaduhan atau kekacauan di tempat kerja atau
menghalang-halangi karyawan lainnya masuk kerja dan atau
bekerja;
aa. Memerintahkan bawahan untuk melakukan pekerjaan yang patut
diduga dapat membahayakan keselamatan dan keamanan jiwa atau
badan kecuali sesuai sifat dan fungsi tugasnya;
bb. Membawa, mempergunakan atau mengedarkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif yang terlarang lainnya;
cc. Membawa senjata api atau senjata tajam tanpa izin yang berwenang
atau barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan jiwa;
dd. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
meminjamkan aset atau inventaris, barang-barang, dokumen, surat-
surat berharga, milik/yang dikuasai/yang di bawah tanggung jawab
Perusahaan atau melakukan perbuatan hukum lainnya, secara tidak
sah;
ee. Memperkaya diri sendiri atau orang lain secara tidak sah;
ff. Melakukan tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan tugas
pekerjaan/jabatan;
gg. Melakukan perbuatan yang menurut ketentuan perundang-undangan
merupakan perbuatan kriminal atau kejahatan yang dikenakan
ancaman hukuman penjara.
Pasal 81
Pertimbangan Hukuman
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page58
58 of 79
79
2014-2015
(2) Faktor-faktor yang dapat meringankan dalam penjatuhan hukuman
disiplin antara lain:
a. Tidak terbukti beritikad buruk dalam perbuatan;
b. Mengakui, menyadari dan menyesali pelanggaran yang dilakukan;
c. Dapat dibuktikan tidak adanya kesengajaan dalam perbuatan;
d. Menunjukkan prestasi kerja atau kondite yang baik;
e. Menunjukkan sikap loyal kepada Perusahaan;
f. Bersikap sopan terhadap sesama karyawan maupun atasan;
g. Belum pernah dijatuhi hukuman disiplin oleh Perusahaan atau
hukuman pidana oleh pengadilan;
h. Tidak mempersulit jalannya pemeriksaan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page59
59 of 79
79
2014-2015
(6) Dalam hal pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan
menimbulkan kerugian materiil bagi Perusahaan, maka selain dikenakan
jenis hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam pasal 77 sampai
dengan pasal 79, dapat dikenakan hukuman tambahan berupa
pembayaran ganti rugi.
Pasal 82
Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan hukuman Disiplin
Tingkat Ringan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page60
60 of 79
79
2014-2015
Pasal 83
Proses Pemeriksaan dan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Tingkat Sedang dan Tingkat Berat
(1) Dalam hal terdapat indikasi pelanggaran disiplin tingkat sedang sampai
dengan berat, dapat dilakukan pemeriksaan oleh:
a. Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK);
b. Tim Pemeriksaan Khusus (Riksus);
c. Tim Pertimbangan Kepegawaian (TPK).
(5) KP2DK dan Tim Pemeriksa Khusus (Riksus) sebagaimana tersebut pada
ayat (1) wajib memeriksa secara tertutup dan mengajukan saran
hukuman disiplin selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja, kepada:
a. Deputi Direktur Pengembangan SDM/Senior General
Manager/General Manager untuk hukuman disiplin tingkat sedang;
b. Direksi untuk hukuman disiplin tingkat berat.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page61
61 of 79
79
2014-2015
(8) Pemeriksaan oleh KP2DK atau Tim Pertimbangan Karyawan (TPK)
dilakukan dengan jumlah sekurang-kurangnya lebih dari setengah
jumlah anggota KP2DK atau TPK.
(15) Dalam hal Terperiksa tidak mau menandatangani BAP atas pemeriksaan
oleh KP2DK, Riksus, atau TPK yang dilakukan secara sah, maka KP2DK,
Riksus dan atau TPK tetap dapat melakukan resume/evaluasi atas hasil
pemeriksaan yang dituangkan dalam Resume Pendapat Pemeriksa atau
Berita Acara Evaluasi.
Pasal 84
Kewenangan Penjatuhan Hukuman dan Pengembalian Status
Pasal 85
Pengajuan Keberatan
(2) Karyawan yang dijatuhi hukuman disiplin sedang dan berat dapat
mengajukan keberatan disertai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja
terhitung sejak tanggal keputusan hukuman disiplin diterima.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page63
63 of 79
79
2014-2015
(3) Apabila keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) pasal ini sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja belum diterima
oleh karyawan dimaksud karena hal-hal sebagai berikut:
a. Karyawan tersebut menolak menandatangani tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan;
b. Karyawan tersebut tidak mematuhi panggilan berdasarkan surat
perusahaan yang telah disampaikan kepada yang bersangkutan
secara patut;
c. Karyawan tersebut tidak diketahui keberadaannya, maka
penjatuhan hukuman disiplin tersebut berlaku dan memiliki
kekuatan hukum terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 86
Berlakunya Hukuman Disiplin
(1) Hukuman disiplin ringan dan sedang berlaku sejak tanggal surat
keputusan hukuman disiplin diterima oleh karyawan yang bersangkutan.
(2) Hukuman disiplin berat berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dalam
surat keputusan hukuman disiplin atau sejak tanggal surat keputusan
banding diterima oleh karyawan yang bersangkutan.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page64
64 of 79
79
2014-2015
(4) Karyawan yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pensiun
dalam menjalani hukuman disiplin dianggap telah selesai menjalani
hukuman disiplin.
(6) Karyawan dalam masa percobaan yang dijatuhi hukuman disiplin sedang
atau berat, dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi
karyawan Perusahaan.
Pasal 87
Tindakan Sela
(1) Tindakan sela adalah pembebasan sementara dari tugas dan jabatan
untuk kepentingan pemeriksaan karena:
a. karyawan diduga melakukan tindak pidana dalam pelaksanaan tugas
Perusahaan dan/atau dikenakan penahanan oleh instansi yang
berwenang; atau
b. karyawan terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan
pengadilan tingkat pertama atau melakukan pelanggaran disiplin;
atau
c. Karyawan melakukan perbuatan yang diduga menyimpang dari
ketentuan profesi.
(4) Khusus untuk pemeriksaan pelanggaran tersebut pada ayat (1) huruf c
dilakukan oleh tim investigasi profesi unit kerja terkait, dengan tindakan
sela berupa pencabutan license (STKP/SKP) dan rating karyawan yang
bersangkutan.
(5) Dalam hal karyawan tersebut tidak dikenakan penahanan lagi oleh yang
berwajib, namun proses pemeriksaan oleh yang berwajib tetap
dilanjutkan, karyawan yang bersangkutan dapat tetap dikenakan
tindakan sela.
PKB AP
PKB AP IIII - SP
SP IIII Page
Page65
65 of
of 79
79
2014-2015
2014-2015
(6) Karyawan yang dikenakan tindakan sela tidak dapat mengajukan
keberatan. Dalam hal dikenakan tindakan sela berupa skorsing
(dirumahkan) maka kepada yang bersangkutan hanya diberikan gaji
dasar, dalam hal gaji dasar lebih kecil dari UMP, maka diberikan
sekurang-kurangnya sesuai UMP bandar udara setempat dan tidak
diberikan insentif prestasi, serta tunjangan-tunjangan lain yang berkaitan
dengan kehadiran dan kewenangannya.
(8) Jangka waktu dan sanksi selama menjalani tindakan sela diperhitungkan
dengan masa penjatuhan sanksi hukuman, dalam hal hukuman disiplin
tidak berupa PHK.
(10) Karyawan yang meninggal dunia pada waktu menjalani tindakan sela
dianggap telah selesai menjalani tindakan sela dan dinyatakan tidak
bersalah serta diberikan hak-haknya pada posisi sebelum tindakan sela
diberikan.
Pasal 88
Pengurangan Hukuman Disiplin
(2) Karyawan yang dikenai hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan
hubungan kerja tidak dapat diberikan pengurangan hukuman disiplin.
(3) Direktur SDM & Umum dapat memberikan pengurangan hukuman disiplin
tingkat berat kecuali hukuman disiplin tingkat berat berupa pemutusan
hubungan kerja.
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page66
66 of 79
79
2014-2015
BAB XII
BANTUAN HUKUM
Pasal 89
Bantuan Hukum
Pasal 90
Hal-Hal Yang Mengakibatkan Pemutusan
Hubungan Kerja
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page67
67 of 79
79
2014-2015
h. Restrukturisasi Perusahaan yang berakibat rasionalisasi;
i. Karyawan masa percobaan tidak memenuhi persyaratan untuk
diangkat sebagai karyawan;
j. Tidak melapor setelah menjalani cuti di luar tanggungan
Perusahaan.
(3) Pemutusan Hubungan Kerja karena karyawan mengajukan permohonan
mengundurkan diri harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran
diri;
b. Tidak terikat dalam ikatan dinas;dan
c. Tetap melaksanakan kewajibannnya sampai tanggal mengundurkan
diri.
(4) Tata cara PHK diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.
Pasal 91
Rasionalisasi
(3) Uang pesangon adalah sejumlah uang yang diberikan sekaligus oleh
Perusahaan kepada karyawan, sebagai akibat adanya pemutusan
hubungan kerja karena rasionalisasi/restrukturisasi Perusahaan.
BAB XIII
PENYELESAIAN KELUH KESAH
Pasal 92
Penyelesaian Keluh Kesah dan Pengaduan
Pasal 93
Tata Cara Penyampaian Keluh Kesah
(2) Jika permasalahan tersebut pada ayat (1) tidak terselesaikan maka
permasalahan tersebut dapat disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi.
(3) Apabila hal tersebut pada ayat (2) tidak mendapatkan penyelesaian
maka karyawan dapat meneruskan dan melimpahkannya kepada
SEKARPURA II.
BAB XIV
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 94
Manajemen K3
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page69
69 of 79
79
2014-2015
Pasal 95
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(6) Karyawan yang karena sifat tugas atau lingkungan kerja, wajib
memakai/menggunakan alat dan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja yang telah disediakan oleh Perusahaan sesuai ketentuan
yang berlaku.
(7) Karyawan yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana ayat (5) dan
ayat (6) Pasal ini dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB XV
ANTI KORUPSI
Pasal 96
Larangan Berusaha/Berbisnis
Bagi Direksi dan Karyawan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page70
70 of 79
79
2014-2015
(2) Guna menghindari benturan kepentingan (conflict of interest), Direksi dan
karyawan/keluarga termasuk suami/istri dan anak dilarang
berusaha/berbisnis di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura
II (Persero), Anak Perusahaan dan Afiliasi baik secara langsung maupun
tidak langsung, kecuali karena penugasan dari Perusahaan.
(3) Direksi dan karyawan yang karena jabatannya dan berlawanan dengan
tugas dan kewajibannya, dan atau anggota keluarga inti (suami/istri,
anak) DILARANG untuk menerima atau meminta secara langsung atau
tidak langsung gratifikasi dari setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis
atau pesaing PT Angkasa Pura II (Persero).
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN DAN PELAKSANAAN
Pasal 97
Ketentuan Peralihan
(1) Hal-hal yang tidak tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama ini,
tetapi telah diatur dan ditetapkan dalam keputusan Perusahaan yang
ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Perjanjian Kerja Bersama ini.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini akan
diatur kemudian atas kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 98
Masa Peralihan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page71
71 of 79
79
2014-2015
(2) Apabila Perjanjian Kerja Bersama ini telah berakhir masa berlakunya,
dan Perjanjian Kerja Bersama yang baru belum disepakati, maka
Perusahaan bersama-sama dengan SEKARPURA II sepakat untuk
memberlakukan isi Perjanjian Kerja Bersama ini sampai tercapainya
kesepakatan yang baru, untuk paling lama 1 (satu) tahun.
Pasal 99
Sosialisasi
Pasal 100
Perubahan Perjanjian Kerja Bersama
(1) Apabila selama masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini ada
ketentuan yang oleh salah satu pihak dianggap perlu untuk
diperbaiki/diubah, maka hal tersebut dapat dilakukan atas dasar
kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 101
Penyelesaian Perselisihan
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page72
72 of 79
79
2014-2015
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 102
Ketentuan Penutup
(1) Perjanjian Kerja Bersama berlaku dan mengikat kedua belah pihak untuk
waktu 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014.
(2) Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, lembar pertama untuk
Perusahaan dan lembar kedua untuk Serikat Pekerja.
(3) Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat berdasarkan hasil perundingan yang
telah disepakati bersama antara kedua belah pihak yang masing-masing
diwakili oleh Tim Perunding sebagai berikut :
No Tim Perunding Perusahaan Jabatan
1. Erwin Syahputra Ketua
2. Indah Suryandari Wakil Ketua
3. Didi Kristianto Sekretaris
4. Rini Indrawati Anggota
5. Luthfy Edrus Anggota
6. Jaya Tahoma Sirait Anggota
7. Sudarto Anggota
8. Zulfahmi Anggota
9. Sukesta Ganewati Anggota
PKB AP II - SP
SP IIII Page
Page73
73 of 79
79
2014-2015
PKB AP II - SP II Page 74 of 79
2014-2015
Lampiran I Perjanjian Kerja Bersama
Nama :
NIK :
Jabatan :
Nama :
NIK :
Jabatan :
Demikian Berita Acara ini dibuat pada hari dan tanggal tersebut di atas, untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dalam hal karyawan yang bersangkutan menolak menandatangani Berita Acara ini,
maka Berita Acara ini harus disahkan oleh atasan langsung pejabat yang
memberikan sanksi.
Mengetahui
Atasan Langsung Pemberi Sanksi
..
Salinan Berita Acara ini disampaikan kepada Yth :
Deputi Direktur Pengembangan SDM/ Pers. & GA Senior Manager/ Manager fungsi
Kepegawaian
PKB AP II - SP
SP IIII Page75
Page 75 of 79
79
2014-2015
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
Lampiran II Perjanjian Kerja Bersama
Demikian Berita Acara ini dibuat pada hari dan tanggal tersebut di atas, untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Karyawan ybs Atasan Langsung
Dalam hal karyawan yang bersangkutan menolak menandatangani Berita Acara ini,
maka Berita Acara ini harus disahkan oleh atasan langsung pejabat yang
memberikan sanksi.
Mengetahui
Atasan Langsung Pemberi Sanksi
..
Salinan Berita Acara ini disampaikan kepada Yth :
Deputi Direktur Pengembangan SDM/ Pers. & GA Senior Manager/ Manager fungsi
Kepegawaian
PKB AP II - SP
SP IIII Page76
Page 76 of 79
79
2014-2015
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
Lampiran III Perjanjian Kerja Bersama
2014-2015
PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI
PKB AP II - SP II
NO JENIS HUKUMAN DISIPLIN KANTOR CABANG KANTOR PUSAT
DIREKTUR DIREKTUR
UTAMA SDM & UMUM KEPALA ATASAN MANAGER/ ATASAN ASDEP/
DD PSDM
CABANG LANGSUNG SETINGKAT LANGSUNG SETINGKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Tingkat Ringan
Bawahan dari Bawahan dari
a. Teguran Lisan - - - - - -
Pejabat ybs Pejabat ybs
Karyawan
b. Surat Peringatan Pertama Karyawan Karyawan
Karyawan Kantor
& Pemotongan Insentif Kantor Pusat Kantor Pusat
- kelas jabatan - Cabang ybs - -
Prestasi sebesar 10% kelas jabatan kelas jabatan
1 s.d. 4 kelas jabatan
selama 2 (dua) bulan 5 s.d. 8 9 s.d. 16
2 s.d. 8
2. Tingkat Sedang
Karyawan
a. Surat Peringatan II dan
Karyawan Karyawan Kantor
pemotongan Insentif
- kelas jabatan Kantor - - Pusat kelas - -
Prestasi sebesar 10%
1 s.d. 4 Cabang ybs jabatan 5
selama 3 (tiga) bulan
s.d. 16
Karyawan
b. Surat Peringatan III dan
Karyawan Karyawan Kantor
pemotongan Insentif
- kelas jabatan Kantor - - Pusat kelas - -
Prestasi sebesar 30%
1 s.d. 4 Cabang ybs jabatan 5
selama 6 (enam) bulan
s.d. 16
3. Tingkat Berat
Karyawan Karyawan
a. Hukuman disiplin Karyawan Karyawan Kantor Kantor
sebagaimana tercantum kelas jabatan 1 kelas jabatan Cabang ybs - - Pusat kelas - -
pada Pasal 80 ayat (1) s.d. 5 6 s.d. 9 kelas jabatan jabatan 10
10 s.d. 16 s.d. 16
Page 77 of 79
PKB AP II SP II Page 77 of 79
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN SANKSI
2014-2015
UTAMA SDM & UMUM KEPALA ATASAN MANAGER/ ATASAN ASDEP/
DD PSDM
PKB AP II - SP II
CABANG LANGSUNG SETINGKAT LANGSUNG SETINGKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karyawan Karyawan
c. Pemberhentian Tidak
kelas jabatan 1 kelas jabatan - - - - - -
Dengan Hormat
s.d. 5 6 s.d. 16
Page 78 of 79
PKB AP II SP II Page 78 of 79
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
Lampiran IV Perjanjian Kerja Bersama
2014-2015
PEJABAT YANG BERWENANG MENGEMBALIKAN STATUS KARYAWAN YANG TELAH MENJALANI MASA HUKUMAN
PKB AP II - SP II
NO JENIS HUKUMAN DISIPLIN KANTOR CABANG KANTOR PUSAT
DIREKTUR DIREKTUR
UTAMA SDM & UMUM KEPALA ATASAN MANAGER/ ATASAN ASDEP/
DD PSDM
CABANG LANGSUNG SETINGKAT LANGSUNG SETINGKAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat Berat
Karyawan Karyawan
Hukuman disiplin Karyawan Karyawan Kantor Kantor
sebagaimana tercantum kelas jabatan 1 kelas jabatan Cabang ybs - - Pusat kelas - -
pada Pasal 80 ayat (1) s.d. 5 6 s.d. 9 kelas jabatan jabatan 10
10 s.d. 16 s.d. 16
Page 79 of 79
PKB AP II SP II Page 79 of 79
2014-2015 SEKARPURA II _________________ Manajemen __________________
CATATAN
PKB AP II - SP II Page 80 of 79
2014-2015
CATATAN
PKB AP II - SP II Page 81 of 79
2014-2015
PKB AP II - SP II Page 82 of 79
2014-2015