Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PRIORITAS PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR 2016
DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA BAPPENAS

21 APRIL 2015
TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN
2005-2025

Menata kembali dan Memantapkan penataan Memantapkan Mewujudkan


membangun Indonesia kembali Indonesia di pembangunan secara masyarakat Indonesia
di segala bidang yang segala bidang dengan menyeluruh di berbagai yang mandiri, maju, adil,
ditujukan untuk menekankan upaya bidang dengan dan makmur melalui
menciptakan Indonesia peningkatan kualitas menekankan percepatan
yang aman dan damai, SDM termasuk pencapaian daya pembangunan di
(2005-2009)

(2010-2014)

(2015-2019)

(2020-2025)
RPJMN 1

RPJMN 2

RPJMN 3

RPJMN 4
yang adil dan pengembangan saing kompetitif berbagai bidang dengan
demokratis dan yang kemampuan ilmu perekonomian menekankan
tingkat kesejahteraan dan teknologi serta berlandaskan terbangunnya struktur
rakyatnya meningkat penguatan daya keunggulan sumber perekonomian yang
saing perekonomian daya alam dan sumber kokoh berlandaskan
daya manusia keunggulan kompetitif
berkualitas serta di berbagai wilayah yang
kemampuan IPTEK yang didukung oleh SM
terus meningkat. berkualitas dan berdaya
saing.

Slide - 2
VISI, MISI dan NAWACITA (Agenda Prioritas)

VISI MISI NAWACITA 9 Agenda Prioritas


1. Keamanan nasional yang mampu menjaga 1. Akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenapbangsa dan
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian memberi rasa aman pada seluruh warga negara
ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara 2. Akan membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
kepulauan. Pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
TERWUJUD-
NYA 2. Masyarakat maju, berkeimbangan dan 3. Akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
INDONESIA demokratis berlandaskan negara hukum. dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
YANG 3. Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati 4. Akan menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem penegakan
BERDAULAT, diri sebagai negara maritim hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
MANDIRI DAN
BERKEPRIBA- 4. Kualitas hidup manusian Indonesia yang 5. Akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia Pintar,
DIAN tinggi, maju dan sejahtera Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
BERLANDAS-
5. Bangsa berdaya saing 6. Akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
KAN GOTONG
ROYONG 7. Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
6. Indonesia menjadi negara maritim yang strategis ekonomi domestik
mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional 8. Akan melakukan revolusi karakter bangsa

7. Masyarakat yg berkepribadian dalam


9. Akan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.
kebudayaan.

Slide - 3
Dengan Visi, 7 Misi dan 9 Nawa Cita Presiden,
yang dituju adalah Indonesia yang:

Memiliki kedaulatan atas pengelolaan pangan, energi dan sumber daya


maritim dan kelautan;
Rakyatnya menikmati peningkatan kesejahteraan berkelanjutan dan makin
merata;
Warganya menjadi manusia-manusia unggul dan berkepribadian dan berjiwa
gotong royong, dan masyarakatnya hidup dalam keharmonisan
antarkelompok sosial, antarsektor ekonomi dan antarwilayah; dan
Menjadi poros maritim dunia.

4
STRATEGI PEMBANGUNAN
NORMA PEMBANGUNAN

1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;


2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan
ketimpangan yang makin melebar;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan
keseimbangan ekosistem

3 DIMENSI PEMBANGUNAN

DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN &


MANUSIA SEKTOR UNGGULAN KEWILAYAHAN

Kedaulatan Pangan Antarkelompok


Pendidikan Pendapatan
Kedaulatan Energi &
Kesehatan Ketenagalistrikan Antarwilayah: (1)
Kemaritiman dan Desa, (2) Pinggiran,
Perumahan
Kelautan (3) Luar Jawa, (4)
Mental / Karakter Pariwisata dan Industri Kawasan Timur

KONDISI PERLU
Kepastian dan Keamanan dan
Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Penegakan Hukum Ketertiban

QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA


Slide - 5
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-PU-AN
DALAM DIMENSI PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR DASAR
Meningkatkan akses Air Minum Layak 100%
DIMENSI Meningkatkan akses Sanitasi Layak 100%
PEMBANGUN Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 0 Ha
AN MANUSIA

INFRASTR
UKTUR
KETAHANAN PANGAN KONEKTIVITAS
Pembangunan dan Peningkatan KE-PU-AN Meningkatkan Kondisi mantap
Jaringan irigasi air permukaan , jalan nasional mencapai 98%,
air tanah dan rawa 9,89 Juta Ha DIMENSI jalan provinsi 75% dan jalan
DIMENSI
Rehabililtasi jariangan irigasi SEKTOR
PEMERATAAN kabupaten 65%
permukaan, air tanah dan rawa UNGGULAN
DAN
Pengembangan jalan nasional
KEWILAYAHAN
3,01 Juta Ha sepanjang 45.592 km
Pembangunan dan Peningkatan Pembangunan jalan baru
irigasi tambak 304,75 Ribu Ha sepanjang 2.650 km
Pembangunan 49 Waduk Pengembangan jalan tol
sepanjang 1.000 km

6
TARGET BESAR
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KE-PU-AN
7
TARGET OUTCOME INFRASTRUKTUR DALAM RPJMN 2015-2019
TERKAIT BIDANG KE-PU-AN

INDIKATOR Kondisi 2014 Target Akhir 2019


INFRASTRUKTUR DASAR

Akses Air Minum layak 68,5% 100%


Akses Sanitasi Layak 60,5% 100%

Kawasan Kumuh Perkotaan 37.407 Ha 0 Ha


Backlog Kebutuhan Rumah 13,5 Juta 6,8 Juta

KONEKTIVITAS
Kemantapan Jalan Nasional 94% 98 %
Waktu Tempuh Rata-Rata (Koridor Utama) 2.6 Jam / 100 Km 2.2 Jam / 100 Km

KETAHANAN AIR

Kapasitas Air Baku 51.4 M3/Detik 118.6M/Detik

Storage Per Kapita 62.3 M3/Kapita 78.36 M3/Kapita


Irigasi yang diairi waduk 11% 20%
Jaringan Irigasi Permukaan 7.145 Juta Ha 7.914 Juta Ha
Kapasitas Desain Banjir 5-25 Tahunan 10-100 Tahunan

Slide - 8
PEMBANGUNAN 65 WADUK DALAM MENCAPAI TARGET
KETAHANAN AIR

= BENDUNGAN BARU 2015-2019

=Kawasan Lindung

=Kawasan Konservasi
Sumber: Kementerian PU, 2015(diolah)

1. Pembangunan waduk baru (serta pemanfaatannya untuk irigasi, air baku, dan listrik) akan berdampak pada
perubahan fungsi lahan (contoh: perubahan kawasan lindung menjadi kawasan produksi).
2. Di sisi lain, perubahan fungsi lahan (di hulu) akan berdampak langsung terhadap keberlanjutan fungsi
waduk, terutama di pulau Jawa.
PEMBANGUNAN 49 WADUK BARU DAN KETAHANAN AIR

Peningkatan Kapasitas Air Baku


Nasional (m3/detik)
150

100 118,6

50
51,44
0
2014 2019
Pembangunan/
Peningkatan Kapasitas/Daya peningkatan 1
Tampung Air (miliar m3/tahun) juta ha layanan
20,0 jaringan irigasi
15,0 3.2 19,0 Rehabilitasi 3 juta
10,0
ha jaringan irigasi
5,0 15,8
- Pembangunan 49 Waduk
2014 2019

Percepatan
pemanfaatan
sumber daya
Pembangunan flood management di 33 WS air sebagai
Peningkatan rata-rata kapasitas desain sumber energi
pengendalian Banjir menjadi 10 100 tahun listrik (PLTA)
DAS YANG AKAN DIPULIHKAN 2015-2019

1. DAS Asahan Toba DAS Kapuas


2. DAS Siak
3. DAS Musi
4. DAS Way Sekampung
5. DAS Way Seputih 1. DAS Jeneberang
2. DAS Saddang

1. DAS Citarum
2. DAS Ciliwung
3. DAS Cisadane
4. DAS Serayu
5. DAS Solo DAS Moyo
6. DAS Brantas
RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL 2015-2019

Status :
HGH Sumatera Fase 1 beroperasi pada tahun 2019, sedangkan fase lainnya pada tahap persiapan penyusunan dokumen
FS/Basic Design/ROW Plan, AMDAL, LARAP, DED dan pengadaan tanah
Pembangunan jalan bebas hambatan di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Bali dalam tahap persiapan, berupa penyusunan studi
jaringan jalan dan dokumen kesiapan lainnya.
Total kebutuhan anggaran untuk pembangunan jalan tol adalah sebesar Rp128.727,11 Milyar.
Target :
Trans Jawa dan Non-Trans Jawa direncanakan akan beroperasi pada tahun 2019
PANJANG STATUS 2014 TARGET
NO PULAU 2015 2016 2017 2018 2019
(KM) SELESAI TIDAK 2015-2019
1 Sumatera 496.19 - 496.19 1.23 16.81 38.52 73.52 44.92 174.99
2 Jawa 1,348.81 256.18 1,092.63 123.78 67.78 173.19 327.08 83.93 775.75
3 Kalimantan 99.02 - 99.02 - 19.80 29.71 29.71 19.80 99.02
4 Bali 9.70 9.70 - - - - - - -
5 Sulawesi 39.00 - 39.00 - - 11.70 27.30 - 39.00
TOTAL 1,992.72 265.88 1,726.84 125.01 104.39 253.12 457.61 148.65 1,088.76
TARGET TARGET TARGET
NO RUAS NO RUAS NO RUAS
2015-2019 2015-2019 2015-2019
A. Trans Jawa 3 Akses Tanjung Priok 16.67 23 Pasirkoja-Soreang 10.57
1 Cikampek-Palimanan 37.78 5 Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran 14.19 24 Pekanbaru-Kandis-Dumai 47.25
3 Pejagan-Pemalang 57.50 6 Kunciran-Serpong 11.19 28 Sunter-Rawa Buaya-Batuceper 20.23
4 Pemalang-Batang 39.20 7 Serpong-Cinere 10.14 29 Sunter - Pulo Gebang 9.45
5 Batang-Semarang 75.00 8 Cinere-Jagorawi 10.44 32 Kayu Agung - Palembang - Betung 28.24
6 Semarang-Solo 49.69 9 Cimanggis-Cibitung 25.39 33 Balikpapan-Samarinda 99.02
7 Solo-Ngawi 76.30 10 Cibitung-Cilincing 34.02 SUB TOTAL B 608.45
8 Ngawi-Kertosono 87.02 11 Depok-Antasari 17.23 TOTAL 1,088.76
9 Kertosono-Mojokerto 9.90 12 Bekasi-Cawang-Ku Melayu 21.04
10 Mojokerto-Surabaya 17.40 13 Bogor Ring Road 5.20
11 Gempol-Pasuruan 21.13 14 Ciawi-Sukabumi 18.36
12 Pasuruan-Probolinggo 9.39 15 Gempol-Pandaan 1.56
SUB TOTAL A 480.31 19 Medan Binjai 15.80
B. Non Trans Jawa 20 Palembang-Indralaya 22.00
1 Cileunyi-Sumedang-Dawuan 32.14 21 Manado-Bitung 39.00
2 Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 61.70 22 Pandaan-Malang 37.62
Slide - 12
RENCANA PEMBANGUNAN
PENGUSAHAAN JALAN
JALAN TOL 1.000 KM
TOL SELANJUTNYA

2 1

11
3

4
5
6
7 9
8
10
*) dalam proses tender
**) proyek prakarsa

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Ruas Medan- Medan-Binjai Pekanbaru- Palembang- Kayuagung- Bakauheni- Serpong-Balaraja *) Pasirkoja- Cileunyi- Pandaan- Manado-
Kualanamu-Lubuk
Pakam-Tebing
Tinggi *)
Kandis-Dumai Indralaya Palembang-
Betung **)
Terbanggi
Besar JALAN TOL PRIORITAS Soreang Sumedang-
Dawuan
Malang Bitung

Panjang (km) 61,8 15,80 135,00 22,00 111,65 150,00 30,00 10,57 58,50 37,62 39,00

Biaya 6,277 2,295 17,347 2,313 13.298 17.389 5.177 1.786 10.033 2.968 2,166
Investasi
(Rp. Milyar)

Biaya Tanah 441 116 974 156 410 1,033 1.751 696 1.295 294 365
(Rp. Milyar)

Status Pengadaan Persiapan Pengadaan Pengadaan Persiapan Persiapan Pengadaan tanah Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan
tanah (81,36%) pengadaan tanah Tanah Pengadaan pengadaan (Seksi I Serpong- tanah tanah tanah tanah oleh
& tahap tanah (7,72%) (13,89%) tanah tanah Legok 10 km (38,11%) (28,58%) & (14,90%) Pemda
pelelangan sudah bebas)& konstruksi (33%)
persiapan Slide - 13
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KE-PU-AN UNTUK MENDUKUNG
PELABUHAN, BANDARA, KEK, KAWASAN INDUSTRI, DAN PARIWISATA

PEMBANGUNAN 24 PELABUHAN STRATEGIS MENDUKUNG PEMBANGUNAN 14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR PULAU


TOL LAUT JAWA

Dukungan Infrastruktur ke-PU-an meliputi:

Pembangunan jalan dan jembatan (akses)


Pembangunan infrastruktur sanitasi dan air
bersih
Pengendalian banjir
Pembangunan infrastruktur air baku
PEMBANGUNAN 15 BANDARA BARU Pembangunan infrastruktur perumahan untuk DESTINASI WISATA DALAM RPJMN 2015-2019
DAN PENGEMBANGAN 9 BANDARA KARGO
kawasan strategis
Pembinaan Jasa Konstruksi dan Konsultansi

14
Dukungan Infrastruktur untuk Pembangunan
Kawasan Industri
KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI KAWASAN INDUSTRI LANDAK-KALBAR
KAWASAN INDUSTRI SEIMANGKE
KIM
POWER
STATION PENGELOLAAN
AIR
BERSIH

MEDIA
CENTER

INOVATION
CENTER
KANTOR
MANAJEMEN

PERKANTORAN
EXHIBITION
CENTER PERKANTORAN

FUEL
STATION
AREA

KIM
KOMERSIAL

II
CONVENTION
CENTER
PARKIR PERDAGANGAN
ANGKUTAN
KARYAWAN

MEDICAL
CENTER SARANA
PERIBADATAN

PERUMAHAN

COMMUNITY
CENTER

I
PUSAT
PENGEPAKAN
07
PEMAKAMAN

INDUSTRI
KECIL
MENENGAH

INDUSTRI
KECIL
MENENGAH

INDUSTRI
KARET

INDUSTRI
KARET

INDUSTRI
KARET

ANEKA
INDUSTRI

ANEKA
INDUSTRI

ANEKA
INDUSTRI

ANEKA
INDUSTRI

PEMADAM
KEBAKARAN

INDUSTRI
SEDANG

INDUSTRI
SEDANG

KAWASAN INDUSTRI BITUNG INDUSTRI


SEDANG

INDUSTRI KARET
INDUSTRI KECIL MENENGAH
ANEKA INDUSTRI
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI BESAR
PERUMAHAN
INDUSTRI
PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN
INDUSTRI
BESAR
BESAR
SARANA OLAH RAGA
SARANA PERIBADATAN
COMMUNITY CENTER
KANTOR MANAJEMEN
PERKANTORAN
PUSAT INOVASI
MEDIA CENTER
CONVENTION CENTER
EXHIBITION CENTER
AREA KOMERSIAL
PERDAGANGAN
MEDICAL CENTER
PENGELOLAAN PEMADAM KEBAKARAN
LIMBAH
KERING
IPAL
POWER STATION
FUEL STATION
PENGELOLAAN AIR BERSIH
IPAL
PENGELOLAAN LIMBAH KERING
PUSAT PENGEPAKAN

KAWASAN INDUSTRI MANDOR II TAMAN


PEMAKAMAN

KAWASAN INDUSTRI JORONG-KALSEL


KABUPATEN LANDAK RTH/BUFFER

15
Kebutuhan Pendanaan INFRASTRUKTUR
RPJMN 2015-2019

dalam Rp Triliun
SEKTOR APBN1 APBD BUMN2 Swasta3 Total 1 Dukungan pendanaan APBN yang
Jalan 340.0 200.0 65.0 200.0 805.0 diharapkan
2 Dukungan pendanaan BUMN yang
Kereta Api 150.0 - 11.0 122.0 283.0
Perhubungan Laut4 498.0 - 238.2 163.8 900.0 diharapkan.
3 Kemampuan maksimal swasta
Perhubungan Udara 85.0 5.0 50.0 25.0 165.0
melalui percepatan kerjasama
Darat (termasuk ASDP) 50.0 - 10.0 - 60.0
pemerintah dan swasta termasuk
Transportasi Perkotaan5 90.0 15.0 5.0 5.0 115.0
business to business
Ketenagalistrikan6 100.0 - 445.0 435.0 980.0 4 Kenaikan karena pertambahan
Energi (Migas) 3.6 - 151.5 351.5 506.6 komponen tol laut serta biaya rutin
Teknologi Komunikasi dan 5 Alokasi tersebut terdiri untuk
12.5 15.3 27.0 223.0 277.8
Informatika
kegiatan Angkutan Perkotaan
Sumber Daya Air 275.5 68.0 7.0 50.0 400.5
Berbasis Rel dan Jalan.
Air Minum dan Limbah 227.0 198.0 44.0 30.0 499.0 6 Kemampuan PT PLN hanya sekitar
Perumahan 384.0 44.0 12.5 87.0 527.5 250 T, selebihnya memerlukan
TOTAL INFRASTRUKTUR 2,215.6 545.3 1,066.2 1,692.3 5,519.4 PMN
Persentase 40.1% 9.9% 19.3% 30.7% 100%

Kebutuhan pendanaan Infrastruktur ke-PU-an mencapai


Rp.2.232,0 Triliun atau 40% dari Total infrastruktur sebesar
Rp.5.519,4 Triliun.
Slide - 16
PENINGKATAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR
DALAM ALOKASI INDIKATIF RPJMN 2005-2009 s.d 2015-2019

Anggaran Infrastruktur, terutama Kementerian PU terus meningkat tajam.


Peningkatan dari Periode I RPJM ke Periode II sebesar 223% dan diperkirakan terus meningkat.

RPJMN
RPJMN RPJMN Kenaikan
No Kementerian/ Lembaga 2015 -2019
2005 -2009 2010 -2014 2010 - 2019
(Indikatif)
1 Pekerjaan Umum 123.006,0 398.784,61 657.733,80 64,9%
2 Perhubungan *) 57.123,0 188.046,94 494.045,00 162,7%
3 Perumahan Rakyat 2.585,0 22.622,92 0,00 -100,0%
4 ESDM 27.990,0 83.991,35 97.306,10 15,9%
5 Kominfo 9.529,0 21.795,20 23.696,40 8,7%
6 BPLS 2.294,0 8.054,20 4.523,80 -43,8%
7 Basarnas - 9.116,51 10.339,10 13,4%
8 BPWS - 1568,8 1437,8 -8,4%
9 LPP RRI - 2872,7 1511,7 -47,4%
10 LPP TVRI - 2806,3 2350,6 -16,2%
Total Infrastruktur 221.929,0 739.659,53 1.292.944,30 74,8%

Slide - 17
RPI2JM Sebagai Alat Koordinasi dan Sinkronisasi
Prioritas Pusat (RPJMN) dan Daerah
PERAN BAPPENAS
Melakukan Koordinasi Nasional Penyusunan RPI2-JM
Indentifikasi arahan spasial mengacu Pada : Mengindentifikasi dan Menetapkan Kegiatan-Kegiatan Dalam
Rencana Tata Ruang Nasional dan Wilayah
1 ARAHAN SPASIAL Dokumen RPI2-JM Berdasarkan Kesesuaian dengan:
Rencana Pembangunan Wilayah Dalam Buku III
RPJMN 2015 1. Agenda dan Sub Agenda Nawacita
Rencana Induk Sektroral 2. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang
3. Strategi Pembangunan Bidang
Indentifikasi Prioritas Program Infrastruktur mengacu 4. Rencana Induk Sektoral
Pada : 5. RPJMD Propinsi, Kab/Kota
PRIORITAS PROGRAM
Sasaran, Arahan dan Strategi Pembagunan 6. Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria)
2 INFRASTRUKTUR Infrastruktur dalam Buku II RPJMN 2015 7. Waktu Penyelesaian Tahun 2019
NAS/PROV/KAB/KOTA Sasaran, Arahan dan Strategi Pembagunan Melakukan Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan
Infrastruktur dalam RPJMD Propinsi dan Kab/kota Prioritas dalam Dokumen RPI2-JM

PERAN KL
Melakukan pemuktahiran draft daftar kegiatan RPI2JM dengan
3 memperhatikan dan mengindentifikasi:
Melakukan integrasi arahan spasial pengembangan
1. Kesesuaian Kewenangan
RENCANA TERPADU wilayah dengan program prioritas pembangunan
infrastruktur di provinsi dan/atau kabupaten/kota. 2. Kondisi Eksisting Kegiatan
3. Kebutuhan Pembiayaan
4. Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria)
5. Perkiraan waktu pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan
SINKRONISASI Penyerasian program prioritas pembangunan
6. Indentifikasi dukungan pemerintah daerah yang dibutuhkan
4 Melakukan indentifikasi kegiatan yang akan diusulkan berdasarkan
PROGRAM infrastruktur dari aspek lokasi, waktu, dan kebutuhan
indikatif pembiayaan. kesesuaian dengan:
1. Agenda dan Sub Agenda Nawacita
2. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang
3. Strategi Pembangunan Bidang
IDENTIFIKASI SUMBER Mengidentifikasian bentuk atau wujud pembiayaan
4. Rencana Induk Sektoral
5 PEMBIAYAAN penganggaran RPI2-JM. 5. Kewenangan
PEMBANGUNAN 6. Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria)
7. Waktu Penyelesaian Tahun 2019
Melakukan Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan
Prioritas dalam Dokumen RPI2-JM
PELAKSANAAN Inisiasi pelaksanaan RPI2-JM ke dalam penganggaran
PERAN PEMERINTAH PROVINSI
6 PEMBANGUNAN publik tahunan, yaitu Kementerian/Lembaga, SKPD,
atau pembiayaan kerjasama (dengan swasta) Melakukan koordinasi pembahasan kegiatan RPI2-JM di daerahnya
bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
Mengindentifikasi dan mengkonfirmasi dukungan pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan RPI2-JM di daerahnya.
PRIORITAS INFRASTRUKTUR
DALAM RKP 2016

19
TEMA RKP 2016
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur
untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan
yang Berkualitas

Permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi adalah adanya


keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus
dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas :
Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan
mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah.
Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan
keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang
berkelanjutan.
Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan,
kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran kelompok sosial
yang luas dan sasaran wilayah yang meningkatkan pemerataan.

20
KEBUTUHAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR 2016

300,00

250,00 Kebutuhan Pendanaan APBN Infrastruktur


121,41
Tahun 2016 mencapai 291,72 Triliun.
200,00
Sementara alokasi pagu indikatif hanya
150,00 291,72 Rp. 170,3 Triliun
Terdapat Gap pendanaan sebesar Rp.
100,00
170,30 121,4 Triliun
50,00 Dimungkinkan adanya Mekanisme
Inisiatif Baru
-
Kebutuhan Prioritas Pagu Indikatif 2016 Gap Pembiayaan

No Kementerian/Lembaga Kebutuhan Prioritas Pagu Indikatif 2016 Gap Pembiayaan


1 Kemen ESDM 19.107,2 13.295,9 5.811,3
2 Kemen Perhubungan 98.259,4 49.635,9 48.623,5
3 Kemen PU Pera 164.776,8 99.311,0 65.465,8
4 Kemen Kominfo 4.410,8 4.221,2 189,6
5 BPLS 901,4 821,2 80,2
6 Basarnas 2.056,9 2.056,9 -
7 BPWS 265,8 260,2 5,6
8 LPP RRI 567,2 274,4 292,8
9 LPP TVRI 1.371,5 426,7 944,8
TOTAL 291.717,0 170.303,4 121.413,6
Potensi Permasalahan/Tantangan:

KETERBATASAN KETERSEDIAAN DAN KEMAMPUAN SDM (KONTRAKTOR, KONSULTAN, DLL)


Dalam Tahap Penyiapan Proyek
Penyusunan Prastudi Kelayakan meliputi Outline Business Case (OBC) dan Final Business Case
(FBC) dibutuhkan sekurang-kurangnya:
Tenaga Ahli Bidang Hukum, Tenaga Ahli Bidang Teknis (Engineering), Tenaga Ahli Bidang
Ekonomi, dan Keuangan, Tenaga Ahli Bidang Lingkungan, Tenaga Ahli Bidang Sosial.

Dalam Tahap Transaksi Proyek


Penyusunan Dokumen Lelang dan Pendampingan Tim Lelang dibutuhkan sekurang-kurangnya:
Tenaga Ahli Pengadaan (Transaction Advisor), Tenaga Ahli Hukum, Tenaga Ahli Bidang
Teknis (Engineering), Tenaga Ahli Bidang Ekonomi, dan Keuangan.

Dalam Tahap Perjanjian Kerjasama


Finalisasi dan Negosiasi Dokumen Perjanjiann Kerjasama dibutuhkan sekurang-kurangnya:
Tenaga Ahli Hukum (Transaction Advisor), Tenaga Ahli Bidang Teknis (Engineering), Tenaga
Ahli Bidang Ekonomi, dan Keuangan.

Dalam Tahap Manajemen Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama


Konsultan Manajemen Konstruksi (CM), serta Konsultan Pengawasan dan Evaluasi

22
Dimana ada gula SIAPKAH INSINYUR KITA
MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL?
disitu ada semut... BISAKAH KITA MENJADI TUAN RUMAH
DI NEGERI SENDIRI?

Rencana pembangunan Hal ini tentunya akan


infrastruktur pada periode RPJM menarik minat para insinyur PDB GCI
2015-2019 memerlukan dana manca negara, khususnya (Atas dasar harga (Indeks Kompetisi Global
Negara berlaku thn 2012) 2013-14 dari 148 negara)
sekitar Rp 5.500 triliun. MEA, untuk bekerja di
Indonesia $ miliar % Total Ukuran Pasar
Indonesia 876.72 38% 38 15
Thailand 365.97 16% 37 22
Malaysia 305.26 13% 24 26
Singapore 286.91 12% 2 34
Philippines 250.24 11% 59 33
BCLMV 242.91 10% - -
ASEAN 2,328.01 100%

BCLMV: Brunei Darussalam, Cambodia, Lao, Myanmar, Vietnam


Sumber:
AKTIVITAS EKONOMI TERBESAR: Seberapa besar daya tarik tersebut PDB diolah dari WDI, Bank Dunia, Des. 2014;
dapat dilihat pada tabel PDB yang menunjukkan 38% aktivitas ekonomi GCI dikutip dari ASEAN GCI 2014
ASEAN berada di Indonesia.
PELUANG PASAR LUAS: Di samping itu juga dapat dilihat dari sisi Indeks Kompetisi Global untuk Pilar Ukuran Pasar, Indonesia
menempati ranking 15 dari 148 negara. Bandingkan dengan negara ASEAN lain yang pada posisi ranking > 22.
Tetapi KURANG MAMPU BERKOMPETISI: Namun di sisi lain, Indonesia (38) dianggap kurang mampu berkompetisi dibanding
Singapura (2), Malaysia (24) dan Thailand (37).
Slide - 23
Hal-Hal yang Menjadi Pemikiran:
Untuk memastikan pencapaian target-target besar diperlukan pemikiran baru terkait
dengan:
Outsourcing untuk Pengadaan Barang melalui Procurement Agent tanggung jawab dan
pengawasan oleh Kemen PU Pera
Dalam hal Pengadaan: untuk menghindari adanya re-tender dapat dimungkinkan adanya
Prakualifikasi dari awal.
Pembentukan Project Management Office (PMO) dan Project Management Unit (PMU)
Procurement Agent
Engineering Procurement and Construction (EPC)
Desain and Build

Creative Financing, seperti PPP, Hibah, DAK, dan Sumber pendanaan lain di luar APBN.
Perkuatan Koordinasi dengan Donor untuk mengantisipasi permasalahan tata kelola
Proyek PHLN (NOL Proyek, dll)
Perkuatan Kerjasama antara Pusat dan Pemda baik dalam Pendanaan maupun kebijakan
lainnya.
Perkuatan DAK Infrastruktur (Transportasi, Sumberdaya Air, Perumahan, dan Air Minum
dan Sanitasi) baik untuk penanganan Jalan provinsi, kabupaten/kota dan non status serta
rehabilitasi jaringan irigasi, air minum dan sanitasi melalui peningkatan alokasi dan
fokus pada upaya mendukung prioritas nasional.
24
Hal-Hal yang menjadi perhatian:

Arah pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 berorientasi Kewilayahan dan


Pemerataan:
Dukungan pembangunan jalan dan jembatan tidak hanya jalan nasional, tetapi
juga jalan strategis dan Sub Nasional
Target pembangunan infrastruktur besar memerlukan ketersediaan lahan,
diperlukan dukungan pendanaan dari APBN Kementerian PUPera untuk
penyediaan lahan.
Kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk penyediaan lahan dan masalah
sosial dalam pembangunan infrastruktur ke-PU-an
Perkuatan sinergi dan integrasi perencanaan lintas sektor (pelabuhan, bandara,
kawasan industri, pariwisata, maritim, dan infrastruktur dasar)
Efisiensi dan efektifitas implementasi pembangunan infrastruktur berdasarkan
kebutuhan wilayah dan target pencapaian output (bukan pemerataan alokasi per
wilayah)

25
TERIMA KASIH

26
LAMPIRAN

27
28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai